Anda di halaman 1dari 20

INTERAKSI MUTUALISME DI ZONA 2 DAN 3 KEBUN BOTANI UPI

LAPORAN
disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Ekologi Umum yang
diampu oleh
Drs. H. Yusuf Hilmi Adisendjaja, M.Sc., Drs. Amprasto, M.Si.,
dan Rini Solihat, S.Pd. M.Si.

oleh:
Kelas A
Kelompok 6
Agustina Nur Fauziah

1303761

Norma Fauziah

1303682

Rivani Dwi Nurrachmani

1300388

Rizki Akbar

1202476

Septiani Khaerunnisa

1300557

Siti Nurroniah

1300552

DEPARTEMEN PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUANALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2016

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Interaksi organisme-organisme hidup (biotik) dengan segala aspek lingkungan
tidak hidupnya (abiotik) berhubungan erat tak terpisahkan dan saling mempengaruhi satu
sama lain. Interaksi adalah hubungan antara makhluk hidup yang satu dengan yang
lainnya. Ada dua macam interaksi berdasarkan jenis organisme yaitu intraspesies dan
interspesies. Interaksi intraspesies adalah hubungan antara organisme yang berasal dari
satu spesies, sedangkan interaksi interspesies adalah hubungan yang terjadi antara
organisme yang berasal dari spesies yang berbeda Hubungan dua organisme dimana
kedua pihak sama-sama mendapat keuntungan disebut mutualisme.
Kebun Botani UPI memiliki beranekaragam makhluk hidup yang memungkinkan
terjadinya interaksi. Oleh karena itu, kami ingin mengetahui berbagai interaksi
mutualisme yang terjadi di Kebun Botani UPI.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah makalah ini adalah: Apa
saja interaksi mutualisme yang terjadi di Kebun Botani UPI?
C. Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka pertanyaan penelitian

makalah ini

adalah:
1. Apakah interaksi mutualisme organisme di zona 3 dan 2 itu faktual?
2. Organisme apa saja yang melakukan interaksi mutualisme di zona 3 dan 2 kebun
botani UPI?
3. Bagaimana interaksi mutualisme yang terjadi di zona 3 dan 2 kebun botani UPI?
4. Bagaimana distribusi interaksi mutualisme di zona 3 dan 2 kebun botani UPI?
5. Bagaimana pola distribusi populasi semut Pseudomyrmex. di pohon Acasia
auriculiformis di zona 2 kebun botani UPI?
6. Bagaimana kelimpahan populasi semut Pseudomyrmex. di pohon Acasia
auriculiformis di zona 2 kebun botani UPI?
D. Tujuan
1. Untuk mengetahui interaksi mutualisme organisme di zona 3 dan 2 itu factual.
2. Untuk memahami organisme yang melakukan interaksi mutualisme di zona 3 dan 2
kebun botani UPI.

3. Untuk mengetahui interaksi mutualisme yang terjadi di zona 3 dan 2 kebun botani
UPI.
4. Untuk memahami distribusi interaksi mutualisme di zona 3 dan 2 kebun botani UPI.
5. Untuk mengetahui pola distribusi populasi semut Pseudomyrmex. di pohon Acasia
auriculiformis di zona 2 kebun botani UPI.
6. Untuk mengetahui kelimpahan populasi semut Pseudomyrmex. di pohon Acasia
auriculiformis di zona 2 kebun botani UPI.
E. Batasan Masalah
1. Hanya mengamati di zona 3 dan 2 kebun botani UPI
2. Hanya mengamati interaksi mutualisme tumbuhan dan hewan.
3. Hanya mengamati interaksi pada tumbuhan dengan ketinggian 2 m.
4. Hanya menghitung pola distribusi dan kerapatan semut Pseudomyrmex di pohon
Acasia auriculiformis di zona 2 kebun botani UPI.

BAB II
KAJIAN TEORITIS
A. Interaksi Antarspesies
Interaksi antar individu dapat terjadi dalam hal mendapatkan makanan,
mempertahankan diri, menjaga lingkungannya, dan melakukan perkawinan. Pertumbuhan
suatu populasi ditentukan oleh daya biak spesies, kondisi faktor lingkungan dan
kemampuan adaptasi (Master, 2009).

Di dalam komunitas terdapat hubungan antara populasi dan juga spesies. Dalam
hubungan ini bisa terjadi interaksi positif ataupun negatif. Interaksi positif, jika hubungan
yang terjadi saling menguntungkan. Interaksi negatif, jika hubungan timbal balik
merugikan satu pihak atau keduanya (bemusuhan) (Master, 2009). Hubungan ini ada
yang menguntungkan tetapi ada juga yang merugikan spesies lain. Jenis dan Tipe
Interaksi antara spesies dapat digolongkan sebagai berikut :
Tabel 1. Interaksi Antarspesies (Campbell, 2004)
Interaksi
Predasi/Pemangsaan (+/-)
(termasuk Parasitisme)

Pengaruh pada kepadatan Populasi


Interaksi itu menguntungkan bagi satu spesies dan

Kompetisi (-/-)
Komensalisme (+/0)

merugikan bagi spesies yang lain


Interaksi itu merugikan bagi kedua spesies
Satu spesies diuntungkan dari interaksi itu akan

Mutualisme (+/+)

tetapi spesies yang lainnya tidak terpengaruh


Interaksi itu menguntungkan bagi kedua spesies

B. Interaksi Mutualisme
Simbiosis mutualisme adalah hubungan antara dua jenis makhluk hidup yang
saling menguntungkan. Dua spesies yang hidup bersama saling mendapatkan keuntungan
dari interaksi tersebut (Dwidjoseputro, 1994).
Menurut Campbell (2004), hubungan mutualisme mensyaratkan evolusi adaptasi
pada kedua spesies yang terlibat, karena perubahan dalam salah satu spesies
kemungkinan besar mempengaruhi daya tahan hidup dan reproduksi spesies yang lain.
Banyak diantara adaptasi mutualistik yang berko-evolusi misalnya: fiksasi nitrogen oleh
bakteri dalam bintil akar legum; pencernaan selulosa oleh mikroorganisme dalam saluran
pencernaan rayap dan mamalia ruminansia; fotosintesis oleh Protista uniseluser dalam
jaringan karang; asosiasi fungi dengan akar tumbuhan; dan interaksi spesifik penyerbuk
tertentu dengan tumbuhan berbunga.

Gambar 1. Menggambarkan interaksi mutualistik: hubungan antara spesies tertentu akasia


dengan semut yang melindungi pohon dari herbivor dan kompetitor.
(Yahya, 2013)
Banyak tumbuhan yang memiliki bunga dengan warna mencolok dan amat
mempesona. Warna tersebut sebenarnya tidak diperuntukkan bagi makhluk lain yang
sangat diharapkan dapat membantunya dalam proses penyebukan. Pada bunga terdapat
calon biji. Biji baru akan terbentuk setelah terjadi pembuahan antar sel kelamin jantan
(dalam sebuk sari) dan sel kelamin betina (dalam putik). Proses pembuahan ini akan
diawali oleh penyerbukan terlebih dahulu, yaitu peristiwa menempelnya serbuk sari di
atas kepala putik. Umumnya, serbuk sari dapat menempel di atas kepala putik dengan
bantuan angin atau makluk hidup yang lainnya, seperti lebah madu. Warna yang
mencolok pada bunga merupakan cara tumbuhan untuk menarik perhatian serangga
penyerbuk, yaitu lebah madu. Apabila lebah datang untuk mengisap madu bunga (nektar),
tubuhnya akan menyentuh kepala sari. Akibatnya, sebuk sari akan menempel pada kaki
atau bagian tubuhnya yang lain. Bila bagian tubuh lebah yang ditempeli sebuk sari
menyentuh kepala putik maka terjadilah penyerbukan. Hal yang sama juga dapat terjadi
pada saat lebah madu hinggap pada bunga lain. Dengan demikian, antara lebah madu dan
bunga terjadi simbiosis yang saling menguntungkan. Lebah madu beruntung karena
mendapatkan

makanan,

sedangkan

bunga

terbantu

proses

penyerbukannya

(Dwidjoseputro, 1994).
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan merupakan penelitian deskriptif karena hanya

mendeskripsikan suatu keadaan dengan cara observasi di lapangan. Metode yang


digunakan adalah Cruising (jelajah) yaitu metode berjalan dengan menjelajahi untuk
melihat berbagai interaksi mutualisme yang terjadi di zona 2 dan 3 kebun botani UPI.
B. Desain Penelitian
Titik pengambilan sampel pada zona 2 dan 3 di kebun botani UPI. Berikut
merupakan peta zona 2 dan 3 dari google maps.

Gambar 2. Lokasi pengambilan data di zona 2 dan 3 kebun botani UPI


(Google maps, 2016)
C. Variabel Penelitian
1. Variabel bebas (yang diatur) : zona 2 dan 3 kebun botani UPI
2. Variabel terikat (yang diukur) : Interaksi mutualisme
3. Variabel kontrol
: Rona lingkungan yang sama

D. Waktu dan Tempat


1. Hari/tanggal
2. Waktu
3. Tempat

: Sabtu, 02 April 2016


: 08.00 WIB s/d selesai
: Zona 2 dan 3 Kebun botani UPI

E. Instrumen Penelitian
Alat yang digunakan
Tabel 2. Daftar alat yang digunakan
No
1.
2.
3.
4.
5.

Nama alat
Alat tulis
Camera
Meteran
Kompas bidik
Buku identifikasi species

Spesifikasi
-

Jumlah
1 set
2 buah
1 buah
1 buah
1 buah

F. Langkah Kerja
1. Sebelum Pengamatan

lokasi yang
akan diteliti
ditentukan

observasi
dilakukan
untuk
menentukan
masalah di
kebun botani
UPI

rancangan
penelitian
disusun

alat yang
dibutuhkan
untuk
pengamatan
disiapkan

rancangan
penelitian
dipresentasika
n

Diagram alir 1. Langkah kerja sebelum pengamatan


2. Pengamatan
Pengamatan
dilakukan dengan
cara menjelajah
sepanjang zona 2
dan 3

hasil interaksi
mutualisme
didokumentasikan
dan dicatat

pemetaan dibuat
dengan cara rotasi
baik di zona 2
atau 3.

Diagram alir 2. Langkah kerja saat pengamatan


3. Cara menentukan pola distribusi dan kerapatan semut Pseudomyrmex
Kapas disiapkan
dan diberi larutan
gula

kapas yang telah


diberi larutan
gula disimpan di
beberapan titik
pohon

dilakukan
penghitungan
berdasarkan
rumus pola
distribusi dan
kerapatan

dihitung luas
kapas dan
banyaknya semut
setiap kapas

Diagram alir 3. Langkah kerja penentuan pola distribusi dan


kerapatan semut Pseudomyrmex
4. Cara melakukan pemetaan distribusi interaksi mutualisme di zona 2 dan 3
kebun botani UPI
titik pengukuran
ditentukan baik
di zona 2 dan 3

setiap titik yang telah


ditentukan dicari derajatnya
dengan dibidik
menggunakankompas

pemetaan
interaksi
mutualisme
disetiap zona
dibuat dalam
kertas milmeter
blok

jarak antar satu


titik ke titik lain
diukur lalu
dicatat

Diagram alir 4. Langkah kerja pemetaan distribusi interaksi mutualisme


di zona 2 dan 3 kebun botani UPI
5. Setelah pengamatan

Data hasil
pengamatan diolah
dan dianalisis

laporan hasil
penngamatan
disusun

data yang kurang


tepat direvisi

hasil pengamatan
dipresentasikan

Diagram alir 5. Langkah kerja setelah pengamatan


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan
1. Pemetaan distribusi interaksi mutualisme
Tabel 3. Pemetaan distribusi interaksi mutualisme di zona 2 dan 3 kebun botani UPI
Zona 2

Kupu-kupu dengan bunga


Semut dengan Terminalia catapa

Semut dengan pohon X


Semut Pseudomyrmex dengan pohon Acacia auriculiformis

Gambar 3. Potret pemetaan zona 2


(Dokumentasi kelompok 6A, 2016)
Zona 3
Kupu-kupu dengan bunga
Kupu-kupu dengan bunga

Semut dengan bunga,


Kumbang dengan bunga

Gambar 4. Potret pemetaan zona 3

(Dokumentasi kelompok 6A, 2016)


Dalam potret pemetaan di kedua zona diatas dapat terlihat distribusi interaksi
mutualisme yang acak (random). Interaksi mutualismenya terbilang sedikit untuk
zona dengan ukuran luas yang cukup besar.

Tabel 4. Hasil Pengamatan Interaksi Mutualisme


Zona

Interaksi

Keterangan

Semut merah
(Pseudomyrmex) Acacia

Semut = Melindungi Acacia dari serangan luar


Acacia = Memberikan tempat/sarang dan makanan untuk
semut
Semut = Melindungi Terminalia catapa
Terminalia catapa = memberikan tempat/sarang dan
makanan untuk semut
Semut = Melindungi pohon X
Pohon X= memberikan tempat/sarang dan makanan untuk
semut
Kupu-kupu = membantu polinasi bunga
Bunga = memberikan nektar

Semut hitam Terminalia


catapa
Semut hitam Pohon X

Kupu-kupu Bunga
Semut - Ficus sp.

Semut bunga tapak dara


3

Semut = Melindungi Ficus sp. dari serangan luar


Ficus sp.= Memberikan tempat/sarang dan makanan untuk
semut
Semut = membantu polinasi bunga
Tapak dara = memberikan nektar untuk makanan

Kumbang bunga tapak


dara

Kumbang = membantu polinasi bunga tapak dara


Tapak dara = memberikan nektar

Kupu-kupu Bunga

Kupu-kupu = membantu polinasi bunga


bunga= memberikan nektar

Tabel 5. Dokumentasi Interaksi Mutualisme di Zona 2 dan Zona 3

Gambar 5. Nymphalidae :

Gambar 6. Nymphalidae :

Bibildinae

Nymphalinae

(Doleschallia bisaltide)

(Hypolimnas bolina)

(Dokumentasi kelompok 6A, 2016)

(Dokumentasi kelompok 6A, 2016)

Gambar 7. Leptosia nina

Gambar 8. Hesperiidae :

(Dokumentasi kelompok 6A, 2016)

(Pelopidas agna)
(Dokumentasi kelompok 6A, 2016)

Gambar 9. Asteraceae
(Dokumentasi kelompok 6A, 2016)

Gambar 10. Lady Bug, famili


Coccinellidae
(Dokumentasi kelompok 6A, 2016)

Gambar 11. Bunga tapak dara

Gambar 12. Semut merah

(Dokumentasi kelompok 6A, 2016)

(Pseudomyrmex)
(Dokumentasi kelompok.6A, 2016)

Tabel 6. Pola Persebaran semut Pseudomyrmex sp. di pohon Acasia auriculiformis


Semut
Pseudomyrmex sp.
Kuadrat (Trap)
Jumlah species
1
321
2
176
3
160
4
56
5
60
Total
773
2. Pola distribusi/ persebaran :
Indeks Morista

N
(

5 (3212 + 1762 +1602 + 562 + 602) (773)


(773)2 (773)

5 (103041 + 30976 +25600 + 3136 +3600) (773)


597529 773

830992
596756

1,39

Indeks = 1 : Pola persebaran acak


Indeks > 1 : Pola persebaran berkelompok
Indeks < 1 : Pola persebaran merata
1,39 > 1 : Pola persebaran berkelompok
Jadi, pola persebaran semut Pseudomyrmex sp. di pohon Acasia auriculiformis yaitu
berkelompok

3. Luas area perangkap:


0,05 x 0,06 = 3 x 10-3 m2

Gambar 16. Perangkap gula dan kapas untuk mengetahui persebaran semut Pseudomyrmex sp. di
pohon Acasia auriculiformis
(Dokumentasi kelompok 6A, 2016)
4. Kelimpahan populasi semut Pseudomyrmex
N = (S) =
A

(146,6) = 48.867 ind/m2


3 x 10-3 m2

N = individu per m2
S = jumlah rata-rata individu yang didapat (773 dibagi 5 = 146,6)
A = luas area perangkap
Jadi, diperkirakan jumlah individu semut Pseudomyrmex pada pohon
auriculiformis 48.867 ind/m2.

Acacia

B. Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan pada praktikum populasi yang berjudul Interaksi
Mutualisme di zona 2 dan 3 Kebun Botani UPI, didapatkan hasil bahwa pada zona 2 dan
3 terdapat beberapa interaksi diantaranya :
1 Simbiosis Mutualisme antara Bunga dengan Kupu-kupu atau Kumbang
Menurut Sedgley & Griffin (dalam Fajarwati, Atmowidi dan Dorly, 2009), dari
simbiosis mutualismenya dengan tanaman, serangga mendapat keuntungan berupa
nektar dan serbuk sari sebagai sumber makanan, tempat berlindung, dan tempat
berkembang biak bagi serangga. Bagi tumbuhan, interaksi dengan serangga memberi
keuntungan, yaitu membantu dalam proses polinasi atau terjadinya penyerbukan yang
merupakan bertemunya serbuk sari dengan kepala putik.
Menurut Gulland dan Cranston (dalam Fajarwati dkk, 2009), di alam, serangga
membantu penyerbukan sekitar dua per tiga dari total tanaman berbunga dan sekitar
400 spesies tanaman pertanian. Serangga yang berperan dalam penyerbukan tanaman
adalah kumbang (ordo Hymenoptera), kupu-kupu, dan lain-lain.
Berdasarkan kajian Fajarwati dkk (2009), beberapa faktor yang mempengaruhi
kedatangan serangga pada bunga, diantaranya :
a Kandungan nectar
b Konsentrasi gula
c Kandungan senyawa kimia
d Kelimpahan bunga.
Menurut Plowright et al. (dalam Fajarwati, 2009), keragaman serangga
berkaitan dengan melimpahnya sumber daya tanaman, terutama serbuk sari dan nektar.
Bagi serangga, serbuk sari digunakan sebagai sumber protein, sedangkan nektar
sebagai sumber gula yang sangat dibutuhkan untuk kehidupannya. Kombinasi gula
dalam nektar menentukan keanekaragaman serangga yang mengunjungi. Selain serbuk
sari dan nektar, morfologi bunga berpengaruh terhadap keanekaragaman serangga
pengunjungnya. Keragaman serangga yang mendatangi suatu bunga bergantung dari
serbuk sari dan nektarnya yang terbuka dan mudah diakses oleh serangga.
Menurut Atmowidi dkk (dalam Fajarwati, 2009), pada saat serangga
mengunjungi suatu tanaman, mereka mampu menggetarkan kerucut benang sari,
sehingga serbuk sari jatuh di kepala putik yang menyebabkan terjadinya penyerbukan.
Serta ketika mengambil nektar dari suatu bunga, tanpa sengaja serbuk sari dari bunga

menempel di tungkai belakangnya. Kemudian ketika mereka pindah ke bunga lain,


serbuk sari tersebut akan jatuh di putik bunga lain, sehingga proses penyerbukan
terjadi (Hastuti, 2013).
Menurut Gombert et al. (dalam Fajarwati, 2009), serangga akan tertarik
mendatangi bunga sebagai sumber nektar atau makananya berdasarkan tiga
karakteristik yaitu bentuk bunga, warna, dan aroma. Sedangkan menurut Shodiq
(dalam Fajarwati, 2009), tiga karakteristik visual tumbuhan yang menyebabkan suatu
tumbuhan dipilih oleh serangga untuk meletakkan telur maupun makan adalah ukuran,
bentuk dan kualitas warna. Pemilihan bunga oleh serangga dilakukan dengan beberapa
cara seperti melalui penglihatan (visual), penciuman (olfaktori), pencicipan
(gustatory), dan perabaan (taktil).
Ketertarikan serangga pada tumbuhan selain karena kemampuanya untuk
mengenali tumbuhan dengan beberapa indra juga dikarenakan adanya interaksi yang
dilakukan tumbuhan itu sendiri. Hal ini dilakukan tumbuhan untuk menarik serangga
agar mendekat. Tumbuhan dapat menarik kehadiran serangga termasuk juga kupukupu, kumbang, lebah dengan warna dari bunga, aroma dan bentuknya. Warna-warna
yang cerah dapat menarik perhatian serangga agar mendekat, selain itu aroma khas
pada bunga maupun tumbuhan serta bentuknya. (Fajarwati dkk, 2009).
Untuk pola distribusi atau persebaran dari kupu-kupu dan kumbang yaitu pola
distribusi secara acak. Penyebaran acak (random dispersion) sangat jarang terjadi
dialam. Penyebaran semacam ini biasanya terjadi apabila faktor lingkunganya sangat
seragam unuk seluruh daerah dimana populasi berada, selain itu tidak ada sifat-sifat
untuk berkelompok dari organisme tersebut.
2

Simbiosis Mutualisme Semut dan Pohon


Di zona 2 ditemukan simbiosis mutualisme antara pohon Acacia dengan Semut
Pseudomyrmex (semut merah), tanaman Terminalia catapa dengan semut hitam,
pohon X dengan semut hitam. Sedangkan di zona 3 terdapat simbiosis mutualisme
antara semut dengan pohon Ficus sp. dan semut dengan bunga tapak dara. Namun
diantara semut-semut yang telah disebutkan ada semut yang berperan sebagai
pelindung pohon dan ada pula semut yang berperan sebagai polinator (membantu
penyerbukan bunga).

Semut yang berperan sebagai polinator yaitu hanya semut yang bersimbiosis
mutualisme dengan bunga tapak dara. Semut tersebut mendapatkan nectar dari bunga
tapak dara, dan bunga tapak dara pun mendapatkan bantuan dari semut dalam proses
penyerbukan bunga. Prosesnya sama dengan serangga yang lain sebagaimana yang
telah dijelaskan pada pembahasan interaksi bunga dengan kupu-kupu atau kumbang.
Sedangkan semut-semut yang berperan dalam melindungi pohon yaitu semut
Pseudomyrmex sp. (semut merah) dan semut hitam. Menurut Teuber (2014), semut
menjadikan pohon sebagai tempat hidup atau tempat tinggal serta sebagai sumber
makanan (semut mengkonsumsi nectar berupa cairan gula dan beltian berupa struktur
kecil dari tumbuhan tersebut yang kaya akan protein dan mengandung gula). Semut
berperan dalam melindungi pohon dari serangan serangga herbivor dan organismeorganisme parasit. Semut akan membunuh dan memakan serangga yang mengganggu
pohon tersebut serta merusak tanaman yang berusaha menyaingi pohon dalam dalam
ruang, nutrisi, dan sinar matahari.
Berdasarkan penelitian para ilmuwan di Institut Max Planck tentang Ekologi
Kimia, yaitu mereka membandingkan tanaman akacia yang bersimbiosis mutualisme
dengan semut Pseudomyrmex dengan tanaman Acacia auriculiformis yang tidak
bersimbiosis dengan semut Pseudomyrmex. Berdasarkan penelitian tersebut, tanaman
Acacia auriculiformis yang tidak bersimbiosis dengan semut mengalami banyak
kerusakan pada daun disebabkan serangga herbivor dan patogen mikroba. Jumlah
patogen tanaman dan luka dari jaringan tanaman meningkat pesat pada pohon Acacia
auriculiformis yang tidak bersimbiosis dengan semut Pseudomyrmex sp. Serta
tanaman ini menunjukkan respon imun yang kuat dalam bentuk peningkatan
konsentrasi asam salisilat, yaitu hormon yang mengatur pertahananan melawan
patogen. Penelitian telah menunjukkan bahwa hubungan ini sangat penting untuk
pohon ini bahwa apabila koloni semut dihilangkan dari pohon, maka pohon akasia
tidak akan mampu untuk bersaing dengan sukses dalam lingkungan dan akhirnya mati
(Teuber, 2014).
Pada pengamatan simbiosis mutualisme di zona 2 dan 3 Kebun Botani UPI,
kami memfokuskan dalam meneliti pola distribusi semut Pseudomyrmex sp. yang
bersimbiosis mutualisme dengan Pohon Acacia auriculiformis. Berdasarkan hasil
pengamatan, didapatkan hasil yang dihitung atau diuji dengan perhitungan Indeks

Morista yaitu sebesar 1,39. Nilai tersebut menunjukkan bahwa pola persebaran atau
distribusi semut Pseudomyrmex sp. adalah berkelompok (clumped). Sedangkan untuk
karakteristik pohon-pohon yang dijadikan semut sebagai tempat tinggal dan pohon
yang mereka lindungi yaitu batangnya berkayu, kaya akan nektar dan beltian,
mempunyai tinggi lebih dari 6 meter. Untuk kelimpahan populasi semut
Pseudomyrmex pada pohon Acasia auriculiformis sendiri adalah sekitar 48.867 ind/m2.

BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
1. Interaksi mutualisme di zona 2 dan 3 itu faktual (benar-benar ada dan terjadi).
2. Interaksi mutualisme yang terjadi di zona 2 kebun botani UPI yaitu Semut merah
(Pseudomyrmex) dengan Acacia auriculiformis, semut hitam dengan Terminalia
catapa, semut hitam dengan Pohon X dan kupu-kupu dengan Bunga, sedangkan
pada zona 3 nya terdapat interaksi mutualisme di antaranya semut dengan Ficus sp.,
semut dengan bunga tapak dara, kumbang (lady bug) dengan bunga tapak dara, dan
kupu-kupu dengan bunga.

3. Untuk tumbuhan hewan-hewan yang melakukan interaksi mutualisme dapat


membantu polinasi/ penyerbukan dan memberikan proteksi terhadap tumbuhan dari
serangan luar. Sedangkan untuk hewan, tumbuhan memberikan tempat hidup/ sarang
juga nektar untuk mereka makan.
4. Distribusi interaksi mutualisme di zona 2 dan 3 kebun botani UPI dilihat dari
pemetaan termasuk terdistribusi secara acak (random).
5. Pola distribusi populasi semut Pseudomyrmex. di pohon Acasia auriculiformis di
zona 2 kebun botani UPI adalah berkelompok (clumped).
6. Kelimpahan populasi semut Pseudomyrmex. di pohon Acasia auriculiformis di zona
2 kebun botani UPI adalah sekitar 48.867 ind/m2.

DAFTAR PUSTAKA
Campbell. (2004). Biologi (jilid III). Jakarta: Erlangga
Dwidjoseputro. (1994). Ekologi manusia dengan lingkungannya. Jakarta: Erlangga.
Fajarwati, M. R., Atmowidi, Tri dan Dorly. (2009). Keanekaragaman erangga pada
bunga tomat (Lycopersicon esculentum Mill.) di lahan pertanian organik. Jurnal
Entomologi Indonesia, 6 (2), hlm. 77-85
Master. (2009). Pola Interaksi organisme dalam Ekosistem. [Online]. Tersedia:
http://www.berpendidikan.com/2015/06/pola-interaksi-organisme-dalam-ekosistem.html
[Diakses tanggal 16 April 2016]
Teuber, M. G. (2014). Ants Protect Acacia Plants Against Pathogens. [Online]. Tersedia:
https://www.mpg.de/7747062/ants-acacia-plants-pathogens. [Diakses tanggal 16 April
2016]

DAFTAR GAMBAR
Gambar 1: Yahya, Harun. (2013). Pohon Akasia dan Semut. [Online]. Tersedia:
id.harunyahya.com [Diakses tanggal 15 April 2016]
Gambar 2: Google Maps. (2016). Lokasi pengambilan data di zona 2 dan 3 kebun botani UPI.
[Online]. Tersedia: https://maps.google.com/ [Diakses tanggal 1 April 2016]

Anda mungkin juga menyukai