Anda di halaman 1dari 38

LAPORAN PRAKTIKUM

BIOLOGI DASAR 2

“SAMPLING DAN ANALISIS VEGETASI DENGAN METODE PLOT”

oleh :

Nama : ARISTA PURNAMA SARI

Nim : 180210104037

Kelas :B

Kelompok : 1

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA

JURUSAN PENDIDIKAN MIPA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS JEMBER

2019
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ekologi merupakan salah satu ilmu dasar bagi ilmu
pengetahuan. Dalam ilmu lingkungan, seperti halnya dalam ekologi
jasad hidup (organisme) pada dasarnya dipelajari dalam unit
populasi. Populasi adalah sekelompok individu-individu jasad hidup
(organisme) yang sejenis yang hidup dalam suatu lingkungan
tertentu. Respon terhadap rangsangan merupakan salah satu ciri
utama kehidupan sehingga dengan adanya ciri ini organisme mampu
untuk memberikan respons (tanggapan) terhadap berbagai faktor
lingkungan dan perubahan sekitarnya.

Untuk mengetahui unit penyusun suatu vegetasi dapat


dilakukan dengan mengambil sampel minimum dari suatu wilayah.
Cara yang dilakukan untuk mengetahui unit penyusun suatu vegetasi
yaitu dengan cara menentukan jumlah minimum dari vegetasi
tersebut. Untuk mengetahui unit penyusun dari suatu vegetasi
sangatlah sulit karena adanya pertimbangan kompleksitas, luas area
dan biaya yang sangat mahal. Oleh karena itu cara pengambilan
sampling atau melakukan pencuplikan banyak dilakukan. Unit
cuplikan atau unit sampling dalam analisis vegetasi dapat berupa
bidang (plot, kuadrat, garis atau titik). Dalam perkembangannya unit
cuplikan yang dipergunakan untuk suatu analisis vegetasi
menggambarkan metode yang di gunakan. Dengan demikian dalam
pencuplikan mengenai suatu vegetasi digunakan berbagai alternatif
metode diantaranya: metode kuadrat, metode garis dan metode titik.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Bagaimana pengetahuan tentang teknik sampling
tumbuhan dengan menggunakan metode plot?
1.2.2 Bagaimana analisis data vegetasi dari hasil sampling?
1.3 Tujuan
1.3.1 Memberikan pengetahuan tentang teknik sampling
tumbuhan dengan menggunakan metode plot
1.3.2 Melakukan analisis data vegetasi dari hasil sampling
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
Alasan paling penting mengapa teknik sampling plot
digunakan disuatu lahan atau wilayah adalah relative mudah
dibandingan dengan metode lainya. Hal ini mencerminkan trade-off
antara akurasi maksimum dan waktu minimum wajib diketahui.
Karena metode plotless memberikan bias terbesar ketika vegetasi
memiliki tingkat tinggi non-keacakan, sebaiknya tidak menggunakan
metode ini ketika vegetasi tidak diketahui sebelumnya (Hijbeek,et
all, 2013 : 342).

Analisis vegetasi juga dilakukan untuk menghitung nilai


penting index. Nilai penting index dapat dilakukan dengan
menggunakan rumus berikut dimana relative density merupakan
kepadatan relative, relative frequency merupakan frekuensi
relative dan relative dominan merupakan dominan relative, (Sjafani,
dkk. 2015 : 2).
Pada dasarnya suatu Analisis Vegetasi adalah suatu analisis
dalam Ekologi Tumbuhan yang untuk mengetahui berbagai jenis
vegetasi dalam suatu komunitas atau populasi tumbuhan yang
berkembang dalam skala waktu dan ruang. Bagaimana keadaan
vegetasi tumbuhan dimasa sekarang dan menduga -duga
kemungkinan perkembangan dimasa depan, (Supeksa, 2015 : 2).
Struktur vegetasi dapat didefinisikan seba- gai organisasi
individu-individu tumbuhan dalam ruang yang membentuk tegakan
dan secara lebih luas membentuk tipe vegetasi atau asosiasi tumbu-
han. Bahwa bentuk vegetasi dibatasi oleh tiga komponen pokok
yaitu stratifikasi yang adalah lapisan penyusun vegetasi (strata) yang
dapat terdiri dari pohon, tiang, perdu, sapihan, semai dan herba,
sebaran horisiontal dari jenis penyusun vegetasi tersebut yang
menggambarkan kedudukan antar individu Banyaknya individu
(abundance) dari jenis penyusun vegetasi tertentu. Selanjutnya
dikatakan bahwa penguasaan suatu jenis terhadap spesies lainnya
ditentukan berdasarkan Indeks Nilai Penting (INP), yang merupakan
penjumlahan dari kerapatan relatif, dominansi relatif dan fekuensi
relatif, (Kainde, 2011 : 2).
Metode kuadrat adalah suatu peta contoh yang berbentuk
bujur sangkar yang merupakan unit terlengkap dari analisis vegetasi
petak contoh dapat berupa peta contoh tunggal atau beberapa sub
peta contoh misalnya untuk studi komunitas hutan luas peta
contohnya antara 1-1/5 are sedang untuk semak dan rumput luas
letaknya lebih kecil yaitu misalnya 1 m2 dengan ukuran 50 cm x 50
cm atau 20 cm x 20 cm. Bentuk kuadrat biasanya bujur sangkar
tetapi dapat juga berbentuk empat persegi panjang atau lingkaran.
Perbandingan panjang dan lebar yang umumnya untuk contoh
berbentuk empat persegi panjang adalah 1:2 atau 1:4 atau 1:8.
Penyebaran dari kuadrat dalam suatu kawasan yang dipelajari dapat
ditentukan secara statistik atau pot acak atau secara sistematis
sedangkan besar besarnya luas minimum suatu peta contoh dapat
dihitung. Metode lingkar atau loop metode cara ini cukup sederhana
teliti dan cepat untuk sampling padang rumput dan komunitas
rumput cara ini digunakan untuk menentukan komposisi komunitas
frekuensi spesies dan tingkat keadaannya atau kondisinya metode ini
menggunakan 100 lingkaran kecil yang ditempatkan pada garis tali
meteran yang digunakan sebagai titik pengamat metode titik atau
tanpa titik metode ini mengamati dilakukan pada suatu titik titik yang
diberi tanda atau patok pasak penentuan titik ini dapat secara acak
atau sistematis, (Hariyanto, 2008 : 139-142).
Banyak kegiatan di masa depan akan didasarkan pada data
survei cakupannya akan jauh lebih luas dari hasil yang disajikan.
Dalam laporan ini verifikasi daftar spesies masih tetap berlangsung
dan hasil hasil sementara dan beberapa aspek survei harus ditinjau
kembali setelah pemeriksaan kritis. Ini dilakukan masih ada minat
untuk memperluas analisis vegetasi untuk mempelajari hubungan
dengan karakter lokasi lain kami juga bermaksud untuk mengaitkan
pola-pola PDM dengan faktor-faktor biofisik penentu untuk
mengetahui seberapa jauh kami dapat menggunakan PDM berbasis
spesies sebagai dasar untuk menilai kepentingan berbagai produk
berdasarkan komposisinya. Ada juga kebutuhan untuk
mengembangkan analisis analisis spasial untuk mengidentifikasi
faktor spesial penentu utama dari vegetasi dan kepentingan lokal
aspek-aspek lain yang perlu dijajaki adalah membuat penilaian
kepentingan menjadi lebih pragmatis dan menentukan pendekatan-
pendekatan efisien yang cukup jelas sekali dan bermanfaat selain
untuk peneliti, (Sheil, 2004 : 59-60).
Hal ini dikarenakan untuk penelitian yang memerlukan
kedua metode analisis selain diperlukan uraian mengenai metode
penemuan sampel yang harus mengikuti kaidah sampling acak juga
memerlukan uraian metode pengumpulan data serta metode analisis
data yang akan dihasilkan data angka angka yang selanjutnya
mengarah pada deskripsi hasil sesuai dengan rumus parameter yang
dipakai dan hasil analisis statistik untuk pengujian hipotesis yang
diajukan, (Fandeli, 2017 : 92).
Frekuensi jenis merupakan salah satu parameter vegetasi
yang dapat menunjukan pola distribusi atau sebaran jenis tumbuhan
dalam ekosistem atau memperlihatkan pola distribusi tumbuhan.
Nilai frekuensi dipengaruhi oleh nilai petak dimana ditemukannya
spesies. Penutupan jenis dan Penutupan relatif digunakan untuk
mengetahui pemusatan dan penyebaran jenis-jenis dominan. Jika
dominasi lebih terkonsentrasi pada satu jenis, nilai indeks dominasi
akan meningkat dan sebaliknya jika beberapa jenis mendominasi
secara bersama-sama maka nilai indeks dominasi akan rendah,
(Parmadi, 2016 : 87).
BAB 3. METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Tempat, Hari dan Waktu Penelitian


Tempat : Ruang Laboratorium 2 Ruang 19 – 35E 2014 Gedung E3
Hari : Jumat, 29 Maret 2019
Waktu : 08.50 – 11.30 WIB
3.2 Alat dan Bahan
1. Patok kayu atau bambu 7. Bambu atau kayu
2. Tali raffia atau tali plastik 8. Buku identifikasi
3. Pisau besar (bedung)
4. Gergaji
5. Palu
6. counter
3.3 Prosedur Percobaan
Menentukan daerah pengamatan analisis vegetasi yang
dilakukan di kebun Biologi gedung 3, FKIP UNEJ

Mengukur area pengamatan seluas 10 x 10 m2, pada daerah


yang telah ditentukan

Melakukan proses plotting secara acak, dengan menempatkan


suatu plot berukuran 1 x 1 m2.

Melakukan pengamatan jenis vegetasi, kepadatan, kepadatan


relatif, frekuensi relative suatu spesies, luas penutupan, luas
penutupan relative, dan nilai vegetasi tersebut.

Melakukan pengambilan plot sebanyak 3 kali secara acak,


sehingga data dianalisis merupakan hasil rerata
3.4 Desain Percobaan
BAB 4. HASIL DAN PENGAMATAN
4.1 Data Sampling Tumbuhan

Plot ke Kotak Nama Tumbuhan Luas penutupan


Tumbuhan A1 24 cm
Tumbuhan B1 25 cm
Tumbuhan B2 30 cm
Tumbuhan B3 26 cm
Tumbuhan B4 18 cm
Tumbuhan B5 20 cm
Tumbuhan B6 23 cm
Tumbuhan B7 10 cm
Tumbuhan B8 16 cm
Tumbuhan B9 14 cm
Tumbuhan C1 14 cm
1
Tumbuhan C2 13 cm
1 Tumbuhan C3 12 cm
Tumbuhan C4 12,5 cm
Tumbuhan C5 10 cm
Tumbuhan C6 17 cm
Tumbuhan C7 14 cm
Tumbuhan C8 7 cm
Tumbuhan C9 11 cm
Tumbuhan C10 9,5 cm
Tumbuhan D1 2 cm
Tumbuhan D2 5 cm
Tumbuhan B1 29 cm
2 Tumbuhan B2 11 cm
Tumbuhan B3 23 cm
Tumbuhan C1 14 cm
Tumbuhan C2 17 cm
Tumbuhan C3 12 cm
Tumbuhan C4 16,5 cm
Tumbuhan C5 19 cm
Tumbuhan D1 5 cm
Tumbuhan D2 6 cm
2
Tumbuhan D3 7 cm
Tumbuhan D4 12,5 cm
Tumbuhan D5 5 cm
Tumbuhan E1 8 cm
Tumbuhan E2 5 cm
Tumbuhan E3 9 cm
Tumbuhan B1 12 cm
Tumbuhan B2 14 cm
1 Tumbuhan B3 15 cm
Tumbuhan B4 12 cm
Tumbuhan B5 8 cm
Tumbuhan C1 10 cm
Tumbuhan C2 13 cm
Tumbuhan C3 10 cm
3 Tumbuhan C4 16 cm
Tumbuhan C5 17 cm
Tumbuhan C6 15 cm
Tumbuhan C7 9 cm
Tumbuhan C8 11 cm
Tumbuhan C9 12 cm
Tumbuhan C10 14 cm
Tumbuhan C11 12 cm
Tumbuhan C12 16 cm
Tumbuhan C13 13 cm
Tumbuhan D1 6 cm
Tumbuhan D2 7 cm
Tumbuhan D3 4 cm
Tumbuhan E1 9 cm
3
Tumbuhan E2 7 cm
Tumbuhan E3 6 cm
Tumbuhan F1 15 cm
Tumbuhan G1 6 cm
Tumbuhan A1 19 cm
Tumbuhan B1 16,5 cm
Tumbuhan B2 11 cm
Tumbuhan C1 30 cm
Tumbuhan C2 19 cm
Tumbuhan C3 20 cm
4
1 Tumbuhan C4 11 cm
Tumbuhan C5 8 cm
Tumbuhan D1 11 cm
Tumbuhan D2 6 cm
Tumbuhan D3 3 cm
Tumbuhan D4 7 cm
Tumbuhan A1 23 cm
Tumbuhan A2 11 cm
Tumbuhan B1 17 cm
Tumbuhan B2 11 cm
5 Tumbuhan B3 15 cm
Tumbuhan C1 22 cm
Tumbuhan C2 18 cm
Tumbuhan C3 11 cm
Tumbuhan D1 5 cm
Tumbuhan D2 10 cm
Tumbuhan D3 4 cm
5 Tumbuhan D4 8 cm
Tumbuhan D5 4 cm
Tumbuhan A1 16 cm
Tumbuhan A2 14 cm
Tumbuhan B1 16 cm
Tumbuhan B2 13 cm
Tumbuhan B3 11 cm
Tumbuhan B4 9 cm
Tumbuhan B5 10 cm
6
Tumbuhan B6 12 cm
Tumbuhan C1 13 cm
Tumbuhan C2 7 cm
Tumbuhan D1 20 cm
1 Tumbuhan D2 2 cm
Tumbuhan D3 2 cm
Tumbuhan D4 5 cm
Tumbuhan A1 15 cm
Tumbuhan B1 27 cm
Tumbuhan B2 20 cm
Tumbuhan B3 19 cm
Tumbuhan C1 12 cm
7 Tumbuhan C2 9 cm
Tumbuhan D1 8 cm
Tumbuhan D2 13 cm
Tumbuhan D3 29 cm
Tumbuhan D4 25 cm
Tumbuhan D5 6 cm
8 Tumbuhan A1 23 cm
Tumbuhan A2 25 cm
Tumbuhan A3 14 cm
Tumbuhan B1 26 cm
Tumbuhan B2 21 cm
Tumbuhan B3 17 cm
Tumbuhan C1 21 cm
Tumbuhan C2 12 cm
Tumbuhan C3 13 cm
Tumbuhan C4 12 cm
Tumbuhan C5 9 cm
Tumbuhan C6 10 cm
Tumbuhan C7 7 cm
Tumbuhan C8 6 cm
8
Tumbuhan C9 5 cm
Tumbuhan D1 9 cm
1 Tumbuhan D2 12 cm
Tumbuhan D3 4 cm
Tumbuhan D4 5 cm
Tumbuhan D5 9 cm
Tumbuhan D6 5 cm
Tumbuhan D7 16 cm
Tumbuhan D8 4 cm
Tumbuhan D9 2 cm
Tumbuhan D10 7 cm
Tumbuhan D11 6 cm
Tumbuhan A1 12 cm
Tumbuhan A2 11 cm
9 Tumbuhan A3 5 cm
Tumbuhan A4 4 cm
Tumbuhan A5 8 cm
Tumbuhan B1 15 cm
Tumbuhan B2 11 cm
Tumbuhan B3 10 cm
Tumbuhan B4 12 cm
Tumbuhan B5 16 cm
Tumbuhan B6 9 cm
Tumbuhan B7 7 cm
Tumbuhan B8 17 cm
Tumbuhan B9 13 cm
Tumbuhan C1 18 cm
Tumbuhan C2 14 cm
Tumbuhan C3 16 cm
Tumbuhan C4 15 cm
Tumbuhan C5 10 cm
Tumbuhan C6 11 cm
1 9
Tumbuhan C7 13 cm
Tumbuhan C8 5 cm
Tumbuhan C9 3 cm
Tumbuhan C10 7 cm
Tumbuhan C11 9 cm
Tumbuhan C12 20 cm
Tumbuhan C13 22 cm
Tumbuhan C14 4 cm

Tumbuhan C15 12 cm
Tumbuhan D1 6 cm
Tumbuhan D2 5 cm
Tumbuhan D3 11 cm
Tumbuhan D4 8 cm
Tumbuhan D5 30 cm
2 1 Tumbuhan A1 30 cm
Tumbuhan B1 20 cm
Tumbuhan B2 44 cm
Tumbuhan B3 15 cm
1
Tumbuhan B4 10 cm
Tumbuhan D1 8 cm
Tumbuhan B1 22 cm
Tumbuhan B2 9 cm
Tumbuhan B3 7 cm
Tumbuhan C1 15 cm
Tumbuhan C2 10 cm
2 Tumbuhan C3 8 cm
Tumbuhan C4 6 cm
Tumbuhan D1 4 cm
Tumbuhan D2 3 cm
Tumbuhan E1 9 cm
2 Tumbuhan E2 4 cm
Tumbuhan A1 24 cm
Tumbuhan B1 16 cm
Tumbuhan B2 14 cm
Tumbuhan C1 9 cm
3 Tumbuhan C2 5 cm
Tumbuhan C3 13 cm
Tumbuhan C4 14 cm
Tumbuhan D1 2 cm
Tumbuhan D2 15 cm
Tumbuhan B1 30 cm
Tumbuhan B2 14 cm
4 Tumbuhan C1 6 cm
Tumbuhan C2 9 cm
Tumbuhan C3 9 cm
Tumbuhan D1 8 cm
Tumbuhan D2 12 cm
4
Tumbuhan D3 8 cm

Tumbuhan A1 20 cm
Tumbuhan B1 23 cm
Tumbuhan B2 17 cm
5
Tumbuhan B3 13 cm
Tumbuhan C1 8 cm
Tumbuhan D1 6 cm
Tumbuhan B1 21 cm
Tumbuhan B2 8 cm
Tumbuhan B3 13 cm
Tumbuhan B4 14 cm
Tumbuhan C1 15 cm
Tumbuhan C2 16 cm
2 Tumbuhan C3 10 cm
Tumbuhan C4 8 cm
Tumbuhan C5 4 cm
6
Tumbuhan C6 9 cm
Tumbuhan C7 11 cm
Tumbuhan C8 12 cm
Tumbuhan D1 5 cm
Tumbuhan D2 4 cm
Tumbuhan D3 6 cm
Tumbuhan D4 7 cm
Tumbuhan D5 10 cm
Tumbuhan D6 3 cm
Tumbuhan A1 21 cm
7 Tumbuhan A2 15 cm
Tumbuhan B1 17 cm
Tumbuhan B2 15 cm
Tumbuhan C1 17 cm
7 Tumbuhan D1 4 cm
Tumbuhan D2 8 cm
Tumbuhan B1 20 cm
Tumbuhan B2 16 cm
Tumbuhan B3 9 cm

Tumbuhan B4 8 cm
Tumbuhan B5 14 cm
Tumbuhan B6 6 cm
Tumbuhan B7 8 cm
8 Tumbuhan B8 7 cm
Tumbuhan C1 21 cm
Tumbuhan C2 15 cm
Tumbuhan C3 17 cm
2 Tumbuhan C4 7 cm
Tumbuhan C5 9 cm
Tumbuhan C6 11 cm
Tumbuhan C7 6 cm
Tumbuhan B1 8 cm
Tumbuhan B2 9 cm
Tumbuhan B3 11 cm
Tumbuhan C1 12 cm
Tumbuhan C2 13 cm
9 Tumbuhan C3 10 cm
Tumbuhan C4 8 cm
Tumbuhan C5 7 cm
Tumbuhan C6 9 cm
Tumbuhan C7 14 cm
Tumbuhan C8 5 cm
Tumbuhan C9 3 cm
Tumbuhan C10 4 cm
Tumbuhan C11 18 cm
Tumbuhan D1 6 cm
Tumbuhan D2 7 cm
Tumbuhan D3 9 cm
2 9
Tumbuhan D4 11 cm
Tumbuhan D5 5 cm
Tumbuhan D6 3 cm
Tumbuhan D7 8 cm
Tumbuhan D8 7 cm

Tumbuhan B1 15 cm
Tumbuhan B2 16 cm
Tumbuhan B3 6 cm
Tumbuhan C1 7 cm
Tumbuhan C2 8 cm
Tumbuhan C3 8 cm
1 Tumbuhan C4 4 cm
Tumbuhan D1 6 cm
Tumbuhan D2 5 cm
3 Tumbuhan D3 7 cm
Tumbuhan D4 6 cm
Tumbuhan D5 10 cm
Tumbuhan E1 8 cm
Tumbuhan A1 19 cm
Tumbuhan B1 23 cm
Tumbuhan B2 10 cm
2
Tumbuhan C1 13 cm
Tumbuhan C2 10 cm
Tumbuhan C3 7 cm
Tumbuhan C4 6 cm
Tumbuhan D1 5 cm
Tumbuhan D2 2 cm
2 Tumbuhan D3 3 cm
Tumbuhan D4 4 cm
Tumbuhan D5 5 cm
Tumbuhan A1 13 cm
Tumbuhan A2 9 cm
Tumbuhan B1 11 cm
Tumbuhan B2 13 cm
Tumbuhan C1 15 cm
Tumbuhan C2 14 cm
Tumbuhan C3 7 cm
Tumbuhan C4 5 cm
Tumbuhan C5 4 cm
3 Tumbuhan C6 10 cm
3
Tumbuhan C7 8 cm
Tumbuhan C8 11 cm
Tumbuhan C9 9 cm
Tumbuhan C10 12 cm
Tumbuhan D1 3 cm
Tumbuhan D2 6 cm
Tumbuhan D3 4 cm
Tumbuhan D4 2 cm
Tumbuhan D5 7 cm
Tumbuhan D6 5 cm
Tumbuhan B1 17 cm
Tumbuhan B2 16 cm
4
Tumbuhan B3 8 cm
Tumbuhan B4 21 cm
Tumbuhan B5 9 cm
Tumbuhan C1 14 cm
Tumbuhan C2 10 cm
Tumbuhan C3 11 cm
Tumbuhan C4 8 cm
Tumbuhan C5 5 cm
4 Tumbuhan C6 17 cm
Tumbuhan C7 9 cm
Tumbuhan D1 5 cm
Tumbuhan D2 4 cm
Tumbuhan D3 6 cm
Tumbuhan D4 5 cm
Tumbuhan B1 33 cm
Tumbuhan B2 15 cm
Tumbuhan B3 20 cm
3 Tumbuhan B4 21 cm
Tumbuhan C1 10 cm
Tumbuhan C2 11 cm
Tumbuhan C3 9 cm
Tumbuhan C4 12 cm
5
Tumbuhan C5 15 cm
Tumbuhan C6 9 cm
Tumbuhan C7 13 cm
Tumbuhan D1 5 cm
Tumbuhan D2 8 cm
Tumbuhan D3 6 cm
Tumbuhan D4 6 cm
Tumbuhan D5 4 cm
Tumbuhan A1 8 cm
6
Tumbuhan B1 12 cm
Tumbuhan B2 14 cm
Tumbuhan B3 11 cm
Tumbuhan B4 15 cm
Tumbuhan B5 10 cm
Tumbuhan B6 9 cm
Tumbuhan B7 7 cm
Tumbuhan B8 8 cm
Tumbuhan B9 4 cm
Tumbuhan C1 12 cm
Tumbuhan C2 8 cm
Tumbuhan C3 6 cm
Tumbuhan C4 5 cm
Tumbuhan C5 13 cm
6
Tumbuhan C6 15 cm
Tumbuhan C7 11 cm
3 Tumbuhan C8 9 cm
Tumbuhan C9 7 cm
Tumbuhan C10 3 cm
Tumbuhan C11 17 cm
Tumbuhan D1 2 cm
Tumbuhan D2 3 cm
Tumbuhan D3 5 cm
Tumbuhan D4 7 cm
Tumbuhan D5 8 cm
Tumbuhan D6 10 cm
Tumbuhan A1 5 cm

Tumbuhan A2 11 cm
7 Tumbuhan B1 9 cm
Tumbuhan B2 13 cm
Tumbuhan B3 11 cm
Tumbuhan B4 11 cm
Tumbuhan C1 13 cm
Tumbuhan C2 9 cm
Tumbuhan D1 8 cm
Tumbuhan D2 5 cm
7
Tumbuhan D3 4 cm
Tumbuhan D4 5 cm
Tumbuhan E1 4 cm
Tumbuhan E2 11 cm
Tumbuhan A1 22 cm
Tumbuhan A2 18 cm
Tumbuhan A3 20 cm
Tumbuhan B1 13 cm
Tumbuhan B2 14 cm
Tumbuhan B3 11 cm
8
3 Tumbuhan C1 11 cm
Tumbuhan C2 16 cm
Tumbuhan C3 7 cm
Tumbuhan C4 9 cm
Tumbuhan D1 4 cm
Tumbuhan E1 10 cm
Tumbuhan A1 19 cm
Tumbuhan A2 16 cm
Tumbuhan A3 11 cm
Tumbuhan B1 15 cm
9 Tumbuhan B2 11 cm
Tumbuhan B3 9 cm
Tumbuhan B4 17 cm
Tumbuhan B5 10 cm
Tumbuhan B6 12 cm
Tumbuhan B7 8 cm
Tumbuhan C1 8 cm
Tumbuhan C2 14 cm
Tumbuhan C3 12 cm
Tumbuhan C4 10 cm
Tumbuhan C5 9 cm
Tumbuhan C6 7 cm
Tumbuhan C7 11 cm
Tumbuhan C8 5 cm
3 9
Tumbuhan C9 4 cm
Tumbuhan D1 7 cm
Tumbuhan D2 8 cm
Tumbuhan D3 6 cm
Tumbuhan D4 4 cm
Tumbuhan D5 10 cm
Tumbuhan D6 5 cm
Tumbuhan D7 9 cm

4.2 Hasil Perhitungan


Plot Jenis
ke Tumbuhan Jumlah D RD F RF C RC
A 15 0.02 0,08 0,48 0,10 0,00 0,10
1 7 5 02 41 4
B 43 0,07 0,25 0,38 0,07 0,01 0,32
8 93 25
C 64 0,11 0,37 0,4 0,21 0,01 0,32
6 71 25
D 44 0,08 0,25 0,39 0,08 0,00 0,17
14 68
E 6 0,01 0,03 0,5 0,10 0,00 0,002
1 5 43 08 03
F 1 0,00 0,00 1 0,20 0,00 0,00
2 63 87 27 68
G 1 0,00 0,00 1 0,20 0,00 0,00
2 63 87 011 28
A 5 0,00 0,03 0,13 0,12 0,00 0,09
7 8 74 2 5
2. B 31 0,05 0,31 0,27 0,26 0,00 0,41
6 47 86
C 39 0,07 0,39 0,24 0,23 0,00 0,34
1 52 72
D 25 0,04 0,25 0,22 0,21 0,00 0,15
5 5 31
E 2 0,00 0,02 0,17 0,15 0,00 0,01
4 2 68 024 1
A 12 0,02 0,07 0,39 0,26 0,00 0,11
1 4 93 31
3. B 39 0,07 0,25 0,35 0,24 0,00 0,34
1 52 72
C 58 0,10 0,37 0,36 0,25 0,01 0,16
5 53 02
D 43 0,07 0,28 0,38 0,25 0,00 0,16
8 95 43
E 4 0,00 0,02 0,33 0,23 0,00 0,02
7 5 4 06 2
BAB 5. PEMBAHASAN
Metode plot adalah prosedur yang paling umum digunakan
untuk sampling berbagai tipe organisme. Plot biasanya berbentuk
segiempat atau persegi (kuadran) ataupun lingkaran. Untuk keperluan
sampling tumbuhan, terdapat dua cara penerapan metode plot (petak)
yaitu metode petak tunggal dan metode petak ganda.
Dalam praktikum ini, metode plot yang digunakan berupa
metode petak tunggal dan metode petak ganda. Metode petak tunggal
hanya satu petak sampling yang mewakili satu areal luas. Sedangkan
metode petak ganda dilakukan dengan menggunakan banyak petak
yang letaknya merata dan secara sistematis. Adapun cara lain yang
dapat digunakan dalam pencarian sampling ini berupa metode jalur,
metode berpetak, metode kombinasi antara jalur dan berpetak,
metode tanpa petak, metode titik pusat kuadran dan metode titik
sentuh. Pada metode jalur dibagi menjadi 2 yaitu jalur dengan contoh
dan jalur tanpa contoh. Metode dengan jalur dengan contoh dibuat
memotong garis kontur (garis tinggi atau garis topografi) dan sejajar
satu dengan yang lainnya. Pendekatan, cara itu untuk aplikasi di
lapangan misalnya jalur-jalur contohnya dibuat tegak lurus garis
pantai, memotong sungai, atau naik/turun lereng gunung. Metode
garis atau rintisan, adalah petak contoh memanjang, misalnya untuk
inventarisasi gulma di suatu perkebunan muda, yang mempunyai
gulma terdiri atas populasi yang rapat, rendah, dan berkelompok
dengan batas kelompok yang jelas. metode petak ganda atau metode
jalur, yaitu dengan cara melompati satu atau lebih petak-petak dal
jalur, sehingga sepanjang garis rintis terdapat petak-petak pada jarak
tertentu yang sama. Teknik sampling tanpa petak pada dasarnya
metode tersebut menggunakan pengukuran jarak antar tumbuhan
yang satu dengan tumbuhan yang lain, yang dipilih secara acak
dengan individu-individu tumbuhan yang terdekat dengan asumsi
tumbuhan tersebar secara acak.
Bahwa untuk melakukan analisis vegetasi ada beberapa
rumus yang penting diperhatikan dalam menghitung hasil analisa
vegetasi, menggunakan metode plot sebagai berikut Kerapatan atau
densitas (D) adalah jumlah individu per unit luas, dengan kata lain
merupakan jumlah individu organisme persatuan ruangan. Adapun
rumusnya 𝑫𝒊 = 𝒏𝒊/𝑨 dengan ni adalah jumlah total individu spesies
dan A luas total habitat. Kepadatan relative atau Relative Density
adalah jumlah individu per kotak per plot yang digunakan dan ditulis
dengan rumus 𝑹𝑫𝒊 = 𝒏𝒊/ ∑ 𝒏 dengan ni adalah total individu spesies
i dan ∑ 𝒏 adalah total individu seluruh spesies. Frekuensi
dipergunakan untuk menyatakan proporsi antara jumlah sampel yang
berisi suatu spesies tertentu terhadap jumlah total sampel dengan
rumus 𝑭𝒊 = 𝑱𝒊/𝑲 dengan Ji adalah jumlah sampel spesies i dalam 1
plot dan K adalah jumlah sample yang di dapat. Frekuensi relatif
adalah berapa kali sebuah kejadian tertentu terjadi dibagi dengan total
jumlah kejadian dengan rumus 𝑹𝒇𝒊 = 𝑭𝒊/ ∑ 𝑭dengan Fi adalah
frekuensi spesies i dan ∑ F adalah jumlah frekuensi untuk semua
spesies. Luas Penutupan adalah proporsi antara luas bidang dasar
yang ditempati oleh spesies tumbuhan dengan luas total habitat
dengan rumus 𝑪𝒊 = 𝑨𝒊/𝑨 dengan Ai adalah luas penutupan total oleh
spesies i dalam 1 plot dan A adalah luas habitat sampling. Luas
penutupan relatuif adalah perbandingan antara penutupan individu
spesies i dengan jumlah total penutupan seluruh jenis dengan rumus
𝑪𝒊
𝑹𝑪𝒊 = 𝑻𝑪 = 𝑪𝒊/ ∑ 𝑪 dengan Ci adalah luas penutupan spesies i, ∑ C

adalah jumlah luas penutupan dari seluruh plot. Nilai penting adalah
jumlah dari ketiga pengukuran relative yang dikenal sebagai
Importance Value dengan rumus 𝑰𝑽𝒊 = 𝑹𝑫𝒊 + 𝑹𝑭𝒊 + 𝑹𝒄𝒊.
Setiap organisme dalam komunitas memiliki perannya
masing-masing, hanya beberapa spesies dari ratusan atau ribuan
spesies yang hidup pada suatu ekosistem memiliki peran sebagai
pengendali utama berdasarkan jumlahnya, besarnya, produksi atau
kegiatan lainnya. Spesies yang berperan besar dalam mengendalikan
arus energi dan mengendalikan lingkungan disebut dominansi
ekologi. Kelimpahan dan kerapatan merupakan faktor penting dalam
menentukan struktur komunitas. Sedangkan faktor fisik lingkungan
secara umum tidak mempengaruhi kerapatan makhluk hidup,
pengaruh faktor biotik dimodifikasi oleh kerapatan spesies dalam
komunitas.
Untuk menentukan dominansi dari seluruh plot 1,2 dan 3
maka dapat ditentukan dengan menganalisis dari jumlah banyaknya
spesies yang mendominasi. Pada plot 1,2 dan 3 spesies yang
mendominasi adalah rumput C yaitu dengan jumlah di dalam plot 1
sebanyak 64, dalam plot 2 sebanyak 39 dan di plot 3 sebanyak 58.
Alasan spesies yang mendominasi plot adalah berkaitan dengan
adaptasi dan toleransinya terhadap lingkungan tempat tinggalnya.
Ketika suatu spesies dominan pada suatu lingkungan, berarti dia
memiliki toleransi yang lebih lebar dibandingkan dengan spesies yang
lain. Suatu spesies atau individu yang mampu beradaptasi dengan
kondisi lingkungan disebut sebagai spesies atau individu yang toleran.
BAB 6. PENUTUP
6.1. Kesimpulan
6.1.1 Teknik sampling tumbuhan menggunakan metode plot. Terdapat
dua cara dalam penerapan metode plot (petak), yaitu metode
petak tunggal dan metode petak ganda. Data yang didapat dari
praktikum ini merupakan data dengan pengambilan sampling
tumbuhan menggunakan metode plot tunggal.
6.1.2 Hasil data vegetasi dari hasil sampling yang paling mendominasi
adalah rumput teki, hal ini dikarenakan wilayah yang digunakan
sebagai tempat pengamatan memiliki karakteristik tanah yang
cukup subur, sehingga banyak ditemui pula jenis spesies lainya.

6.2 Saran
Ada baiknya praktikan lebih menguasai dan cepat dalam proses
perhitungan agar praktkum berjalan lancer dan kawasan yang
dipakai alangkah baiknya untuk menyamaratakan banyak
sedikitnya spesies setiap kelompok.
DAFTAR PUSTAKA

Fandeli, Chafid., dkk. 2017. Audit Lingkungan. Yogyakarta : Gadjah Mada


University Press.

Hariyanto, Sucipto., dkk. 2008. Teori dan Praktik Ekologi. Surabaya : Airlangga
University Press.

Hijbeek,et all.2014. An Evaluation of Plotes Sampling Using Vegetation


Simulations and Field Data from a Mangrove Forest. Jurnal An Evaluation
of Plotless Sampling 8(6) : 342.

Kainde, R. P., dkk. 2011. Analisis Vegetasi Hutan Lindung Gunung Tumpa.
Jurnal Ilmu Pertanian 17(3) : 2

Parmadi, E.H., dkk. 2016. Indeks Nilai Penting Vegetasi Mangrove di Kawasan
Kuala Idi, Kabupaten Aceh Timur. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kelautan
dan Perikanan Unsyiah. 1(1) : 87.

Sheil, Douglas., dkk. 2004. Mengeksplorasi Keanekaragaman Hayati,Lingkungan


dan Pandangan Masyarakat Lokal Mengenai Berbagai Lanskap Hutan.
Jakarta : Censer for International Forestry Research.

Sjafani, Hakim, dkk.2015.The Habitat and Estimation Population of Mamoa Bird


(Eulipoa wallacei) in Galela Halmahera. Jurnal of Biodeversity and
Enviromental Sciences 7(2) : 2.

Supeksa, Ketut, dkk.2015 Analisis Vegetasi Dengan Metode Kuadrat Pada Plot
yang Dibuat Dalam Bentuk Lingkaran di Kebun Raya Eka Karya Bali.
Jurnal of Sciences.6(1) : 2
LAMPIRAN GAMBAR
NO Jenis Tumbuhan Gambar
1. Tanaman A

2. Tanaman B

3. Tanaman C

4. Tanaman D
5. Tanaman E

6. Tanaman F

7. Tanaman G
LAMPIRAN ABSTRAK JURNAL + COVER BUKU

Anda mungkin juga menyukai