Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Vegetasi yaitu kumpulan dari beberapa jenis tumbuh-tumbuhan yang
tumbuh bersama-sama pada satu tempat dimana terdapat interaksi yang erat,
baik diantara tumbuh-tumbuhan maupun dengan hewan-hewan yang hidup
dalam vegetasi dan lingkungan tersebut. Vegetasi tidak hanya kumpulan dari
beberapa jenis tumbuhan melainkan membentuk suatu kesatuan dimana
individu-individunya saling tergantung satu sama lain, yang disebut sebagai
suatu komunitas tumbuh-tumbuhan. Analisis vegetasi merupakan cara yang
dilakukan untuk mengetahui seberapa besar sebaran berbagai spesies dalam
suatu area melalui pengamatan langsung. Analisis vegetasi dilakukan dengan
membuat petak contoh dan mengamati morfologi serta identifikasi vegetasi yang
ada (Fahmi, 2015).
Keadaan vegetasi yang beragam akan memberi pengaruh yang beragam
terhadap suatu ekosistem. Kehadiran vegetasi pada suatu ekosistem akan
memberikan dampak positif bagi keseimbangan ekosistem dalam jangkauan
yang luas. Secara umum peranan vegetasi dalam suatu ekosistem terkait
dengan pengaturan keseimbangan karbon dioksida dan oksigen dalam udara,
perbaikan sifat fisik, kimia dan biologis tanah, pengaturan tata air tanah dan lain-
lain (Aprijani, 2006).
Analisis vegetasi merupakan cara yang dilakukan untuk mengetahui
komposisi jenis dan struktur suatu ekosistem. Analisis vegetasi dilakukan dengan
membuat petak contoh dan mengamati morfologi serta identifikasi vegetasi yang
ada. Data tersebut berguna untuk mengetahui kondisi keseimbangan suatu
komunitas di dalam ekosistem dan mengetahui seberapa besar sebaran
berbagai spesies dalam suatu area melalui pengamatan langsung (Ismaini,
2015).
Luas minimum atau kurva spesies area merupakan langkah awal yang
digunakan untuk menganalisis suatu vegetasi yang menggunakan petak contoh.
Maka dilakukanlah praktikum “Kurva Spesies Area” untuk memperoleh luas petak
contoh yang dianggap representative dengan suatu tipe vegetasi pada suatu
area tertentu.
1.2 Tujuan
Tujuan dari dilakukannya praktikum ini adalah untuk menentukan luas
petak minimum yang dapat mewakili tipe komunitas yang sedang dianalisis.
BAB II
METODE PENELITIAN

2.1 Tempat dan Waktu


Praktikum ini akan dilaksanakan di lingkungan Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh.
Waktu pelaksanaan praktikum ini adalah tanggal 26 November 2016,
dimulai dari pukul 14.00 – 16.00 WIB.

2.2 Alat dan Bahan


Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah tali rafia, patok, gunting,
notes, dan alat tulis. Tidak bahan yang digunakan pada praktikum ini.

2.3 Metode Penelitian


Tipe vegetasi dipilih salah satu yang dapat dipakai sebagai contoh dan
ditentukan batas-batasnya, di tengah komunitas tersebut ditentukan petak contoh
1. Petak contoh yang lazim digunakan adalah 1x1 m atau sebuah lingkaran
dengan jari-jari 0.56 m. jumlah jenis yang terdapat pada petak contoh 1 dicatat
dalam tabel lembaran data. Petak contoh 1 kemudian diperluas menjadi dua kali
lipatnya (petak contoh 2) dan dicatat pertambahan jenis yang terdapat pada
petak contoh 2.
Petak contoh 2 kemudian diperluas menjadi dua kali lipatnya (petak
contoh 3)dan dicatat pertambahan jenis pada petak contoh tiga dan demikian
seterusnya. Penambahan petak contoh dihentikan apabila tidak ada kenaikan
jumlah jenis atau penambahan jenis kurang dari 10%.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil
Tabel data hasil pengamatan 3.1 kurva spesies area

N Petak contoh
Jenis 1 1
o
1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1
1 Samanea saman                    
2 Casuarina sp.                 
3 Phyllanthus acidus                     
4 Swietenia mahagoni                     
Melaleuca
5 leucadendra                     

Tabel data hasil pengamatan 3.2 jumlah spesies tumbuhan pada setiap petak
contoh
Ukuran Jumlah spesies Penambahan jumlah spesies
Petak
petak (kumulatif Persentase
contoh Penambahan
contoh (m) spesies) (%)
1 1 0   0
2 2 1 1 100
3 4 1 0 0
4 8 1 0 0
5 16 1 0 0
6 32 2 1 50
7 64 2 0 0
8 128 2 0 0
9 256 2 0 0
10 512 3 1 33.3
11 1024 5 2 40

Kurva spesies area 3.1


kurva spesies area
12
10
jumlah spesies

8
6
4
2
0
0 200 400 600 800 1000 1200
luas petak contoh

3.2 Pembahasan
Kurva spesies area adalah merupakan langkah awal yang untuk
mendapat luas petak contoh minimum. Luas petak contoh minimum ini kemudian
digunakan data acuan untuk analisis vegetasi tumbuhan. Berdasarkan data hasil
pengamatan pada tabel 3.1 terlihat bahwa terdapat 5 jenis tumbuhan yang
terdapat di lingkungan FMIPA Universitas Syiah Kuala dengan jumlah kehadiran
pada setiap petak contoh yang juga berbeda. Petak contoh 1, petak contoh 3,
petak contoh 4, dan petak contoh 5 menunjukkan tidak terdapatnya tumbuhan di
dalam masing-masing petak contoh, pada petak contoh 7, petak contoh 8, petak
contoh 9 dan petak contoh 10 mengalami penambahan terhadap jenis vegetasi
yang sama seperti pada petak contoh 6 yaitu Casuarina sp., dan petak contoh 10
juga mengalami penambahan terhadap jenis vegetasi yang sama seperti di
petak contoh 2 yaitu Samanea saman. Penambahan jenis vegetasi terdapat pada
petak contoh 6 yaitu Casuarina sp., Phyllanthus acidus pada petak contoh 10,
dan penambahan jenis Swietenia mahagoni dan Melaleuca leucadendra pada
petak contoh 11.
Hal ini menunjukkan bahwa kurang keanekaragaman jenis vegetasi pada
lokasi tempat dilaksanakannya praktikum yang ditandai dengan banyaknya petak
contoh yang tidak memiliki vegetasi tumbuhan di dalamnya, banyaknya
penambahan jenis vegetasi yang sama pada setiap petak contoh sehingga
hanya terdapat sedikit penambahan jenis vegetasi. Kekayaan jenis adalah jumlah
jenis (spesies) dalam suatu komunitas. Semakin banyak jumlah jenis yang
ditemukan maka indeks kekayaannya juga semakin besar (Ismaini, 2015) dan
faktor-faktor yang mempengaruhi kekayaan suatu vegetasi adalah Vegetasi yang
paling kaya, baik jumlah jenis makhluk hidup yang membentuk suatu area dan
tingginya nilai sumber daya lahan seperti tanah, air, cahaya matahari yang
dimiliki suatu area (Supeksa, 2012).
Tabel 3.2 dan kurva spesies area 3.1 merupakan dasar untuk membuat
luas petak contoh yang digunakan untuk analisis vegetasi. Berdasarkan
persentase penambahan jenis tumbuhan pada tabel 3.2 diharuskan untuk terus
melakukan perluasan petak contoh dikarenakan persentase penambahan jenis
tumbuhan masih berada di atas 5%, sehingga dapat dilihat pada kurva yang
terbentuk, garis kurva yang dihasilkan terus naik ke atas, sementara menurut
(Indriyanto, 2006) perluasan petak contoh pada analisis kurva spesies area
dapat dihentikan apabila persentase penambahan jenis suatu tumbuhan dibawah
5% dan garis kurva spesies area akan mengalami keadaan konstan.
Ketidaksesuaian ini terjadi karena kondisi tempat dilakukannya praktikum tidak
memungkinkan untuk melakukan perluasan petak contoh karena dibatasi oleh
luas area praktikum dan jumlah vegetasi yang ada.
BAB III
KESIMPULAN

Kesimpulan dari praktikum kurva spesies area adalah sebagai berikut:


1. Terdapat 5 jenis tumbuhan yang terdapat di lokasi praktikum yaitu Casuarina
sp., Phyllanthus acidus, Samanea saman, Swietenia mahagoni dan
Melaleuca leucadendra.
2. Kurangnya keanekaragaman jenis vegetasi pada lokasi tempat
dilaksanakannya praktikum yang ditandai dengan banyaknya petak contoh
yang tidak memiliki vegetasi tumbuhan di dalamnya dan banyaknya
penambahan jenis vegetasi yang sama pada setiap petak contoh
3. Perluasan petak contoh untuk praktikum kurva spesies area tidak dapat
terus dilakukan karena dibatasi oleh luas area praktikum dan jumlah vegetasi
yang ada.
DAFTAR PUSTAKA

Aprijani, Setiadi, D, Guhardja, E, dan Qayim, I. 2006. Analisis Vegetasi Hulu DAS
Cianjur Taman Nasional Gunung Gede-Pangrango. Biodiversitas. 7 (2):
147-153.

Fahmi, A. N, Pantiwati, Y, dan Rofieq, A. 2015. Keanekaragaman Flora Pada


Ekosistem Hutan Rakyat Di Desa Prancak Kabupaten Sumenep. Peran
Biologi dan Pendidikan Biologi dalam Menyiapkan Generasi Unggul dan
Berdaya Saing Global. 328-338.

Indriyanto. 2006. Ekologi Hutan. Bumi Aksara, Jakarta.

Ismaini, L, Lailati, M. Rusatandi, dan Sunandar, D. 2015. Analisis Komposisi dan


Keanekaragaman Tumbuhan di Gunung Dempo, Sumatera Selatan. Pros
Sem Nas Masy Biodiv Indon. 1 (6):1397-1402.

Supeksa, K, Deviana, N. P. E, Dewi, N. L. G. K, Ratmini, N. M, dan Karolina, Y.


Analisis Vegetasi dengan Metode Kuadrat pada Petak contoh yang dibuat
dalam Bentuk Lingkaran di Kebun Raya Eka Karya Bali. 1-6.

Anda mungkin juga menyukai