Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Keanekaragaman jenis adalah suatu ciri komunitas di suatu wilayah yang
digunakan untuk mengetahui struktur komintas yang membentuk wilayah
tersebut. Keanekaragaman jenis juga menunjukkan kemampuan suatu
komunitas untuk dapat bertahan pada suatu lingkungan meskipun mendapat
gangguan dari luar. Nilai keanekaragaman jenis yang tinggi menunjukkan
tingginya kemampuan interaksi suatu tumbuhan dengan lingkungan sekitarnya
(Saputra, 2016).
Indeks similaritas atau index of similarity (IS) digunakan untuk
mengetahui tingkat kesamaan antar komunitas yang dijadikan sebagai sampling.
Nilai indeks similaritas menggambarkan tingkat kesamaan spesies penyusun di
antara beberapa komunitas (Indriyanto, 2006). Semakin kecil nilai indeks
similaritas untuk setiap kombinasi stasiun pengamatan maka semakin rendah
tingkat kemiripannya. kondisi lingkungan relatif homogen akan mengakibatkan
tingginya nilai indeks similaritas, karena kondisi yang homogen biasanya
ditempati mengemukakan bahwa kondisi yang relatif homogen akan ditempati
oleh individu dari jenis yang sama (Setiadi, 2005).
Adapun korelasi antara indeks keanekaragaman jenis dengan indek
similaritas adalah berbanding terbalik. Semakin tinggi nilai indeks
keanekaragaman jenis, maka indeks similaritas rendah. Namun sebaliknya,
semakin rendah nilai keanekaragaman jenis, maka nilai indeks similaritas
semakin tinggi. Maka dari itulah dilakukan praktikum “Analisis Keanekaragaman
Jenis” dan “Analisis Kemiripan Komunitas” yang berfungsi untuk mengetahui
tingkat keanekaragaman jenis dan tingkat similaritas antara beberapa komunitas
pada suatu area.

1.2. Tujuan
Tujuan dari praktikum “Analisis Keanekaragaman Jenis” dan “Analisis
Kemiripan Komunitas” adalah untuk mengetahui tingkat keanekaragaman jenis
suatu wilayah dan menganalisis kemiripan dua komunitas tumbuhan yang
sedbag diamati.
BAB II
METODE PERCOBAAN

2.1. Tempat dan Waktu


Praktikum ini akan dilaksanakan di lingkungan gedung AAC, Universitas
Syiah Kuala, Banda Aceh.
Waktu pelaksanaan praktikum ini adalah tanggal 5 Desember 2016,
dimulai dari pukul 14.00 – 16.00 WIB.

2.2. Alat dan Bahan


Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah tali rafia, patok, gunting,
notes, dan alat tulis. Tidak ada bahan yang digunakan pada praktikum ini.

2.3. Metode Percobaan


2.3.1. Analisis keanekaragaman jenis
Data Indeks Nilai Penting (INP) yang diperoleh dari praktikum “Analisis
Struktur Vegetasi dengan Menggunakan Metode Kuadran” sebelumnya diambil.
Kemudian dihitung nilai keanekaragaman jenisnya dengan menggunakan indeks
Shannon-Wiener.
2.3.2. Analisis kemiripan komunitas
Data nilai penting yang diperoleh pada praktikum “Analisis Struktur
Vegetasi dengan Menggunakan Metode Kuadran” ditabulasi datanya secara
berdampingan sesuai dengan tipe komunitasnya. Kemudian dihitung nilai
kemiripan antara dua komunitas tersebut dengan menggunakan indeks
kemiripan menurut Sorensen.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. Hasil

Tabel 3.1.1 data indeks keanekaragaman jenis


Spesies (i) INP pi H’
Areca catechu 18.85 0.063 0.174
Azadirachta indica 83.01 0.277 0.356
Casuarina sp. 74.71 0.249 0.346
Cocos nucifera 14.74 0.049 0.148
Mimusops elengi 37.39 0.125 0.259
Terminalia catappa 71.35 0.238 0.342
300.0
Total 5 1.625

Tabel 3.1.2 data indeks similaritas


Komunitas IS
A B (%)
Areca catechu Azadirachta indica
Azadirachta indica Mangifera indica
Casuarina sp. Terminalia catappa
200
Cocos nucifera  
%
Mimusops elengi  
  Terminalia catappa  
Jumlah 6 3

3.2. Pembahasan
Indeks keanekaragaman jenis berfungsi untuk mengetahui tingkat
keanekaragaman jenis di suatu wilayah. Nilai indeks keanekaragaman jenis
diperoleh dari nilai indeks nilai penting yang telah dihitung sbelumnya.
Berdasarkan tabel 3.1.1 nilai indeks keanekaragaman jenis yang diperoleh
adalah sebesar 1.625 yang digolongkan dalam kategori sedang. Hal ini
dikarenakan tempat pelaksanaan praktikum yang kurang mendukung akibat
terbatasnya lahan dan vegetasi yang ada. Terdapat 3 kategori dalam
pengelompokkan tingkat keaneragaman jenis pada suatu wilayah, jika H’ kurang
dari 1 digolongkan ke dalam kategori keanekargaman rendah, jika H’ lebih besar
atau sama dengan 1 lebih kecil dari 3 digolongkan ke dalam kategori
keanekargaman sedang, dan jika H’ lebih besar atau sama dengan 3
digolongkan ke dalam kategori keanekargaman tinggi. Menurut (Indriyanto,
2006), suatu komunitas dikatakan memiliki tingkat keanekaragaman yang tinggi
jika wilayah tersebut disusun oleh banyak spesies. Sebaliknya suatu komunitas
dikatakan memiliki tingkat keanekaragaman rendah jika wilayah tersebut disusun
oleh sedikit spesies.
Indeks similaritas berfungsi untuk menganalisis kemiripan vegetasi pada
beberapa komunitas. Berdasarkan tabel 3.1.2 indeks similaritas yang diperoleh
yaitu sebesar 200%. Namun berdasarkan teori indeks similaritas yang terbesar
adalah 100%. Penggolongan nilai indeks similaritas adalah sebgai berikut:
IS < 25% : sangat tidak mirip
25 ≤ IS ≤ 50% : tidak mirip
50% < IS ≤ 75% : mirip
75% < IS ≤ 100% : sangat mirip
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi perolehan angka ini yaitu, luas
transek yang tidak sama antara komnitas A dan komunitas B, terbatasnya
ukuran, dan vegetasi pada tempat dilakukannya praktikum. Semakin tinggi nilai
indeks keanekaragaman jenis, menandakan wilayah tersebut memiliki banyak
sekali jenis tumbuhan yang berbeda-beda yang mengkibatkan rendahnya nilai
indeks similaritas. Namun sebaliknya, semakin rendah nilai keanekaragaman
jenis,menandakan bahwa wilayah tersebut dihuni oleh kebayakkan spesies yang
sama yang mengakibatkan tinginya nilai indeks similaritas.
BAB IV
KESIMPULAN

Kesimpulan dari praktikum “Analisis Keanekargaman Jenis” dan “Analisis


Kemiripan Komunitas” adalah sebagai berikut:
1. Nilai indeks keanekargaman yang diperoleh adalah sebesar 1.625 yang
dikategorikan ke dalam keanekaragaman sedang.
2. Nilai indeks similaritas yang diperoleh adalah sebesar 200%.
3. Beberapa faktor yang memicu kesalah di dalam praktikum yang telah
dilakukan adalah luas transek yang tidak sama antara komnitas A dan
komunitas B, terbatasnya ukuran, dan vegetasi pada tempat dilakukannya
praktikum.
DAFTAR PUSTAKA

Indriyanto. 2006. Ekologi Hutan. PT. Bumi Aksara, Jakarta.

Saputra, A. D. 2016. Komposisi, Struktur, Dan Keanekaragaman Jenis Vegetasi


di Jalur Wisata Air Terjun Wiyono Atas Taman Hutan Raya Wan Abdul
Rachman Provinsi Lampung. Skripsi. Universitas Lampung, Bandar
Lampung.

Setiadi, D. 2005. Keanekaragaman Spesies Tingkat Pohon di Taman Wisata


Alam Ruteng, Nusa Tenggara Timur. Biodiversitas. 6(2): 118-122.
LAMPIRAN

 Indeks keanekaragaman jenis (H’)


Indeks Sahnnon-Wiener
H’ = - Ʃ pi ln pi
H’ = - {(0.063 ln 0.063) + (0.277 ln 0.277) + (0.249 ln 0.249) + (0.049 ln
0.049) + (0.125 ln 0.125) + (0.238 ln 0.238)
H’ = - (-0.174) + (-0.356) +(-0.346) + (-0.148) + (-0.259) + (-0.342)
= 1.625
Keterangan:
pi = ni/N atau pi = nilai penting
ni = nilai penting spesies ke-i
N = total nilai penting semua spesies

 Indeks similaritas (IS)


Indeks Sorensen
2C
IS= ×100%
A+B
2× 9
IS= × 100 %
6+ 3
IS=200 %
Keterangan:
IS = indeks similaritas
A = jumlah spesies yang terdapat pada komunitas A
B = jumlah spesies yang terdapat pada komunitas B
C = jumlah spesies yang terdapat pada komunitas A dan B

Anda mungkin juga menyukai