Anda di halaman 1dari 12

Laporan Ekologi Tumbuhan – Pendidikan Biologi 2016 1

Indeks Diversitas Tumbuhan di Hutan Dayu Gondangrejo

Puput Try Kurniasari*

K4316050 / Kelas B / Pendidikan Biologi 2016


*) Email: puputtry.kurniasari@student.uns.ac.id

Abstract: Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui indeks diversitas di lokasi Hutan Dayu
Gondangrejo. Parameter yang diukur adalah kehadiran spesies serta jumlah
masing-masing spesies di Hutan Gondangrejo. Hasil perhitungan menunjukkan
bahwa indeks keragaman atau diversitas di Hutan Dayu Gondangrejo sebesar
3,51982208. Menurut Shanon-Wiener, nilai indeks keanekaragaman yang
diperoleh berada pada kategori H’> 3. Berdasarkan nilai tersebut,
keanekaragaman atau diversitas di lokasi Hutan Dayu Gondangrejo berada pada
kategori keanekaragaman tinggi. Indeks margalef sebesar 14,69202191 dan
indeks kemerataan spesies (Eveness) sebesar 0,708240304 yang menunjukkan
spesies di Hutan Dayu merata.

Keywords: indeks diversitas, Shannon-Weinner, keanekaragaman, diversitas

1. PENDAHULUAN

Dasar Teori
dari jenis vegetasi yang ada dalam suatu
Diversitas adalah suatu keragaman atau
komunitas (Gunawan et al., 2011).
perbedaan di antara anggota-anggota suatu
Keanekaragaman spesies merupakan
kelompok. Diversitas umumnya mengarah
karakteristik tingkatan komunitas
ke diversitas spesies dengan pengukuran
berdasarkan organisasi biologi.
melalui jumlah individu dalam komunitas
Keanekaragaman spesies digunakan untuk
dan kelimpahan relatif. Diversitas
menyatakan struktur komunitas dan
menggambarkan struktur organisme dari
mengukur stabilitas komunitas yaitu
suatu komunitas. Diversitas spesies
kemampuan suatu komunitas untuk
tumbuhan menunjukkan tingkat
menjaga dirinya tetap stabil meskipun ada
kompleksitas dari struktur komunitas.
gangguan terhadap komponen-komponen
Diversitas spesies tumbuhan dapat
abiotik (Kasim, 2012). Tinggi rendahnya
menunjukkan dua elemen fungsi yaitu
indeks keanekaragaman suatu komunitas
menunjukkan jumlah spesies atau
tumbuhan tergantung pada banyaknya
kelimpahan jenis dan keseimbangan
jumlah spesies dan jumlah individu masing-
komunitas (Soedarti & Jayanti, 2006).
masing jenis. Suatu komunitas dikatakan
Vegetasi adalah komunitas tumbuhan
memiliki keanekaragamn spesies yang
yang hidup pada suatu wilayah dengan
tinggi apabila disusun oleh banyak spesies,
fungsi sebagai area penutup lahan dan bisa
sebaliknya suatu komunitas dikatakan
melakukan interaksi dengan lingkungan
memiliki keanekaragaman spesies yang
(Maridi, Saputra, & Agustina, 2015).
rendah apabila disusun oleh sedikit spesies
Komposisi vegetasi sebagai daftar floristik
dan hanya ada sedikit spesies yang
Laporan Ekologi Tumbuhan – Pendidikan Biologi 2016 2

dominan (Irawati, 2014). Keanekaragaman diperoleh. Semakin kecil jumlah spesies


jenis penyusun komunitas tumbuhan pada dan variasi jumlah individu tiap spesies
satu tempat merupakan interaksi dari maka keanekaragaman suatu ekosistem
beberapa faktor. Faktor – factor dari semakin kecil (Nugroho, 2015). Semakin
interaksi adalah waktu, heterogenitas luas areal sampel dan banyak spesies yang
ruang, persaingan diantara individu dalam ditemukan, maka nilai indeks
suatu komunitas yang merupakan salah satu keanekaragaman spesies cenderung lebih
bagian dari seleksi alam, predasi stabilisasi tinggi. Nilai indeks keanekaragaman yang
lingkungan dan produktivitas (Estaranti, relatif rendah umum dijumpai pada
Ulistyani, & Ani, 2017). komunitas yang telah mencapai klimaks.
Keanekaragaman suatu komunitas Komunitas yang sangat stabil, meluas
tumbuhan dapat ditentukan menggunakan secara regional, dan homogen, mempunyai
teori Shannon-Wienner (H’). Tujuan teori indeks keanekaragaman lebih rendah
Shannon-Wienner untuk mengukur tingkat dibandingkan bentuk hutan mosaik atau
keteraturan dan ketidakaturan dalam suatu secara regional diganggu secara periodik
sistem. Keanekaragaman spesies dapat oleh api, angin, banjir, hama, dan intervensi
ditentukan dengan menggunakan rumus manusia (Setiadi, 2005). Tinggi atau
Shannon-Wienner H’ = -Σ (pi) Ln (pi). H’ rendahnya tingkat keanekaragaman suatu
= Indeks keragaman jenis, pi = ni/N, ni = komunitas dapat dilihat dari nilai indeks
nilai penting jenis ke-i dan N = jumlah nilai keanekaragaman jenis (Shannon-Wiener)
penting semua jenis (Limbong, sebagai berikut :
Rahmawaty, & Afifuddin, 2015). a. H’ < 1 menunjukkan bahwa
Keanekaragaman spesies keanekaragaman spesies sedikit atau
dipengaruhi oleh keberadaan komponen rendah
jenis tumbuhan yang ditemukan. b. H’ 1-3 menunjukkan bahwa
Keanekaragaman spesies disebabkan oleh keanekaragaman spesies sedang
perubahan vegetasi yang terjadi secara c. H’ > 3 menunjukkan bahwa
terus-menerus dan ditunjang oleh keanekaragaman spesies tinggi
keberadaan unsur hara, cahaya dan air yang (Baloari et al., 2013; Odum &
diperoleh vegetasi sehingga terjadi susunan Barrett, 1971).
tumbuhan, baik bentuk maupun jumlah Jika nilai H’ semakin besar maka
jenis sesuai tempat tumbuhnya (Baloari, menunjukkan keanekaragaman jenis
Linda, & Mukarlina, 2013). yang semakin tinggi (Limbong et al.,
Keanekaragaman jenis dalam komunitas 2015).
dapat diketahui dengan Indeks diversitas Selain itu keanekaragaman juga dapat
(Natalia & Handayani, 2013). dihitung menggunakan indeks margalef.
Indeks diversitas merupakan parameter Persamaan indeks margalef yang digunakan
vegetasi yang digunakan untuk mem- adalah sebagai berikut:
bandingkan berbagai komunitas tumbuhan, 𝑆−1
𝑅1 =
terutama untuk mempelajari pengaruh 𝐿𝑁(𝑆)
gangguan faktor-faktor lingkungan atau Sedangkan nilai kemerataan
abiotik terhadap komunitas (Natalia & tumbuhan dapat dihitung dengan
Handayani, 2013). Nilai indeks menggunakan indeks kemerataan spesies
keanekaragaman tergantung dari variasi (Eveness) dengan rumus sebagai berikut:
jumlah spesies dan jumlah individu yang
Laporan Ekologi Tumbuhan – Pendidikan Biologi 2016 3

𝐻′ buah rafia masing-masing berukuran 8 m


𝐸=
𝐿𝑁(𝑆) sebagai pembatas plot, meteran dan
penggaris untuk mengukur diameter
Gondangrejo adalah wilayah yang kanopi, pasak untuk membuat plot,
terletak di Kabupaten Karanganyar serta penggaris untuk mengukur coverage
memiliki struktur tanah yang kering karena tanaman, plastik bening sebagai tempat
berada di dataran rendah. Wilayah tanaman yang belum teridentifikasi, label
Gondangrejo terbagi menjadi ladang, untuk melabeli tanaman, kompas untuk
sawah, pemukiman warga, area terbuka menentukan arah, protaktor untuk
serta hutan. Di dalam hutan ditemukan menentukan derajat menuju titik plot, peta
berbagai macam tumbuhan yang untuk visualisasi Hutan wilayah
membentuk suatu vegetasi. Kondisi Gondangrejo dan titik plot, dan alat tulis
lingkungan Gondangrejo masih alami dan untuk mencatat hasil pengamatan.
termasuk dalam area terbuka terbuka
karena sebagian besar dikelilingi oleh hutan Peta
sehingga masih banyak terdapat spesies- Praktikum diawali dengan
spesies flora dan fauna (Suparto, C, D, A, menentukan lokasi yang memiliki
& Ritonga, 2002). Wilayah Gondangrejo heterogenitas spesies. Mencari peta lokasi
memiliki kondisi tanah yang subur yaitu peta citra daerah Gondangrejo melalui
(Suwarno, Dwiastuti, & Sajidan, 2015) google earth dengan luas daerah kurang
lebih 20 hektar. Menentukan batas daerah
Rumusan Masalah berupa titik–titik yang dapat diamati
Bagaimanakah indeks diversitas tanaman di dengan menggunakan GPS dan
Hutan Gondangrejo? memasukannya ke dalam google earth.
Kemudian menyimpan gambar citra
Tujuan wilayah hutan Gondangrejo yang sudah
Mengetahui indeks diversitas tanaman di diberi pin dengan resolusi maksimal.
Hutan Gondangrejo. Gambar wilayah Gondangrejo dimasukkan
ke dalam aplikasi arcGis dengan skala 1 :
Hipotesis 1500. Empat titik koordinat yang telah
H0 = Indeks diversitas tanaman di Hutan ditentukan dimasukkan ke dalam aplikasi
Gondangrejo tidak terindentifikasi. arcGis. Memasukkan koordinat 40 titik plot
dan koordinat tanda medan. Dalam
H1 = Indeks diversitas tanaman di Hutan menentukan layout dilakukan dengan cara
Gondangrejo tergolong tinggi memasukkan grid interval x:0,2” ; y:0,2”.
Selanjutnya menambahkan judul, legenda,
arah mata angin, sudut azimuth dan back
2. METODE PENELITIAN
azimuth, pembuat peta, tujuan pembuatan
Praktikum dilaksanakan di wilayah peta, skala angka dan skala batang pada
Gondangrejo Karanganyar pada hari Sabtu- peta
Minggu, 3-4 Mei 2019, dengan 27 titik
pada hari Sabtu dan 13 titik pada hari Menghitung Releve
Minggu. Releve merupakan metode yang
Alat-alat yang digunakan untuk digunakan sebelum praktikum kontribusi
menunjang proses penelitian antara lain 4 dimulai, dengan tujuan untuk mengetahui
Laporan Ekologi Tumbuhan – Pendidikan Biologi 2016 4

ukuran dan jumlah plot yang akan kompas, selanjutnya protaktor diletakkan di
digunakan untuk praktikum ini. Releve tengah titik reseksi, kemudian menentukan
dilakukan terlebih dahulu dengan ploting sudut ke titik plot dengan bantuan tali
sampel luasan di Gondangrejo, dari plot protaktor. Dengan cara tersebut ditemukan
0.25 m x 0.25 m hingga ukuran plot 4 m x 4 azimuth titik plot, untuk menentukan jarak
m. Proses ploting juga disertai dengan titik reseksi ke titik plot diukur
perhitungan jumlah spesies, dan ketika ada menggunakan penggaris lalu berdasarkan
3 plot dengan jumlah spesies yang sama, hasil dari ukuran penggaris, dikalikan skala
maka dianggap jumlah spesies telah jenuh peta yang berupa cm, diubah menjadi
dan praktikan bisa memulai perhitungan meter. Selanjutnya berjalan menuju titik
releve. Hasil perhitungan data memberikan sesuai azimuth dan jarak yang telah
hasil nilai titik singgung kurva X adalah dihitung, jarak dapat menggunakan roll
3,34, yang selanjutnya dibulatkan ke atas meter agar lebih akurat. Untuk pindah ke
menjadi 4 (karena luasan plot yang titik selanjutnya, cara yang dilakukan sama
memungkinkan adalah 4 m2, dengan ukuran saat menentukan posisi titik reseksi ke titik
2 m x 2 m). Nilai X titik singgung sendiri plot. Perbedaannya terletak dari titik awal,
merupakan ukuran luas plot yang akan yaitu menggunakan titik sebelumnya,
dipakai pada praktikum kontribusi (luas bukan reseksi. Dalam menentukan titik plot
plot = 4 m2) (Penghitungan releve selain dari titik reseksi, juga dapat
terlampir). memperhatikan tanda medan yang telah
dibuat. Membuat plot pada titik lokasi
Menentukan jumlah titik sampling dengan ukuran 2x2 meter menggunakan
Penentuan jumlah titik sampling pasak dan tali rafia. Mengidentifikasi
dilakukan dengan urutan sebagai berikut : spesies-spesies yang ditemukan dalam plot.
Perhitungan Plot Menghitung coverage masing-masing
1. Luas daerah total tanaman dalam plot. Memasukan data yang
= 19,2 ha diperoleh pada tabel pengamatan.
= 192.000 m2 Untuk titik yang tidak
2. Luas area cuplikan memungkinkan untuk dilakukan ploting
= 1% x luas wilayah total baik karena track dan medan yang tidak
= 1% × 192.000 m2 = 1920 m2 memungkinkan maupun karena kondisi
3. Luas plot vegetasi yang kurang heterogen, maka titik
= 2 m x 2 m = 4 m2 dipindahkan dengan memperhatikan hal-hal
4. Jumlah plot berikut :
= (luas area cuplikan)/(luas plot) - Memindahkan plot menuju area yang
19250/4 = 480 plot lebih baik dan cocok untuk dilakukan
ploting (medah dan track tempat
Navigasi Di lapangan ploting)
Untuk menentukan lokasi titik - Mencari lokasi pindahan dengan
koordinat plot, praktikan berdiri di titik vegetasi yang lebih beragam – lebih
reseksi kelompok masing-masing yang heterogen.
telah ditentukan. Menentukan titik dengan Memindahkan titik plot dengan
bantuan peta, kompas dan protaktor. memperhatikan garis horizontal dan
Langkah yang harus dilakukan adalah vertical sesuai dengan yang tertera pada
mengutarakan peta dengan bantuan peta. Cara memindahkan garis ini bisa
Laporan Ekologi Tumbuhan – Pendidikan Biologi 2016 5

dilakukan dengan mengutarakan peta menurut Shannon-Weinner. Berikut adalah


terlebih dahulu, kemudian menyesuaikan rumus diversitas menurut Shannon-Wiener:
posisi titik pada peta dengan posisi pada H’ = -Σ(ni/N) ln (ni/N)
praktikan berada dan diperkirakan jarak Keterangan:
pemindahan titik, bisa dengan bantuan
kompas dan protaktor sesuai dengan N: Total individu dari seluruh spesies
prosedur penggunaannya di atas (untuk ni: Banyak individu pada spesies ke-i
mencari titik, menentukan lokasi dan
menentukan arah). Hasil kemudian dimasukkan dalam
kategori keanekaragaman menurut
Mengidentifikasi Tumbuhan Shannon-Wiener. Berikut adalah kategori
Mengidentifikasi spesies-spesies keanekaragaman menurut Shanon-Wiener
yang ditemukan dalam plot dengan berdasarkan nilai indeks diversitas:
menyesuaikan ciri-ciri morfologi dengan H’<1 = keanekaragaman rendah
katalog yang sudah tersedia. Identifikasi 1<H’<3 = keanekaragaman sedang
tumbuhan dilakukan dengan mencatat H’> = keanekaragaman tinggi
tumbuhan apabila tumbuhan sudah (Odum & Barrett, 1971)
diketahui nama latinnya. Namun apabila Kemudian dilakukan penghitungan
belum diketahui nama latinnya, membawa indeks margalef dengan rumus sebagai
sampel tumbuhan dari lapangan untuk berikut:
diidentifikasi lebih lanjut. Identifikasi 𝑆−1
𝑅1 =
dilakukan dengan menggunakan aplikasi 𝐿𝑁(𝑆)
Plantsnap dan Plantlet dan dengan studi Sedangkan nilai kemerataan
lierasi melalui jurnal. Dokumentasi tumbuhan dapat dihitung dengan
tumbuhan dilakukan untuk katalog ataupun menggunakan indeks kemerataan spesies
mendokumentasikan habitusnya, agar saat (Eveness) dengan rumus sebagai berikut:
identifikasi terdapat informasi mendetail
mengenai keadaan tempat hidup 𝐻′
𝐸=
lingkungan. 𝐿𝑁(𝑆)
Pengolahan Data
Analisis data dilakukan dengan Jika hasil (E) adalah 0 maka tingkat
menggunakan rumus indeks diversitas kemerataan spesies disuatu wilayah sangat
tidak merata. Jika hasil (E) mendekati 1
maka tingkat kemerataan spesies disuatu
wilayah adalah merata.
Ageratum conyzoides 1391
3. HASIL DAN PEMBAHASAN Alysicarpus vaginalis 5
Amaranthus viridis 1
Data Pengamatan Amorphophallus paeonifolius 51
Tabel 3.1 Jumlah individu dan total spesies Amorphophallus variabilis 2
yang ditemukan Ananas comosus 1
Spesies Jumlah Individu
Arachis hypogea 85
Abrus precatorius 20
Axonopus compressus 91
Acmella paniculata 18
Asystasia gangetica 7
Achyranthes aspera 33
Bidens pilosa 11
Aeschynomeni indica 94
Biophytum sensitivum 62
Laporan Ekologi Tumbuhan – Pendidikan Biologi 2016 6

Borreria alata 24 Euphorbia hirta 238


Borreria laevis 51 Euphatorium oderatum 21
Bracharia decumbens 316 Fymbristilis globulosa 44
Caladium bicolor 3 Fymbristilis littoralis 30
Canna indica 1 Galeopsis tetrahit 264
Centotheca lappacea 4 Gomphrena globosa 4
Centrosema molle 5 Hedyotis corymbosa 109
Centrosema pubescens 77 Hibiscus aculeatus 62
Centrosema virginianum 18 Hibiscus mutabilis 7
Chloris verticulata 32 Hyptis capitata 50
Chromolaema odorata 1506 Hyptis suaveolens 6
Cleome aculeata 4 Imperata cylindrica 1198
Cleome rutidosperma 6 Ipomoea lacunosa 3
Clidemia hirta 11 Impatiens parviflora 13
Clitoria ternatea 3 Ipomoea triloba 76
Clotalaria pallida 1 Ipomoea quamoclit 24
Clotalaria retusa 11 Jasminum sambac 2
Colocasia esculenta 19 Kaempferia rotunda 2
Colocasia gigantea 8 Lantana camara 126
Colopognium muconoides 205 Lantana montevidensis 5
Commelina benghalensis 5 Lepistemon binectariferum 66
Corchorus aestuans 349 Lippia javanica 6
Corchorus olitorius 9 Lindernia crustacea 153
Cosmos caudatus 1 Ludwigia octovalis 1
Cyanotis cristata 4 Manihot utilissima 15
Cyanthillium cinereum 189 Melastoma candidum 7
Cynodon dactylon 4 Mercurialis annua 4
Cyperus articulatus 5 Mikania micrantha 3
Cyperus edulis 14 Mimosa diplotica 12
Cyperus iris 40 Mimosa imvisa 587
Cyperus kyllinga 34 Mimosa pudica 316
Cyperus rotundus 270 Mimosa quadrivalvis 23
Desmodium ovalifolium 15 Mimosa strigillosa 7
Desmodium triflorum 31 Microlaena stipoides 21
Digitaria eriantha 350 Miriabilis jalapa 16
Digitaria sanguinalis 306 Mitracarpus hirtus 6
Diodia ocymifolia 14 Mucuna conchinchinensis 20
Dioscorea hispida 23 Oldenlandia corymbosa 5
Eclipta alba 4 Oplismenus burmanii 360
Eclipta prostate 12 Oplismenus hirtellus 2091
Elephantopus scaber 199 Oplismenus undulatifolius 12
Eleusine indica 38 Ottochloa nodosa 177
Eleutheranthera ruderalis 170 Oxalis barrelIeri 435
Emilia sonchifolia 19 Paedaria foetida 403
Eragrotis amabilis 15 Panicum capilare 99
Erechtites valerianifolia 7 Panicum repens 48
Laporan Ekologi Tumbuhan – Pendidikan Biologi 2016 7

Panicum virgatum 9 Acmella 18 -(18/16868)ln(18/16868) 0,007302018


paniculata
Passiflora foetida 37 Achyranthes 33 -(33/16868)ln(33/16868) 0,012201208
aspera
Pennisetum purpureum 20
Aeschynomeni 94 -(94/16868)ln(94/16868) 0,028921544
Phyllanthus amarus 2 indica
Ageratum 1391 - 0,205779881
Phyllanthus niruri 45 conyzoides (1391/16868)ln(1391/16868
)
Phyllanthus urinaria 52
Alysicarpus 5 -(5/16868)ln(5/16868) 0,002408032
Phylanthus virgatus 6 vaginalis
Amaranthus 1 -(1/16868)ln(1/16868) 0,00057702
Physallis angulata 29 viridis
Piperomia pellucida 50 Amorphophallu 51 -(51/16868)ln(51/16868) 0,017540239
s paeonifolius
Psopocarphus polustris 9 Amorphophallu 2 -(2/16868)ln(2/16868) 0,001071855
s variabilis
Pueraria javanica 5
Ananas 1 -(1/16868)ln(1/16868) 0,00057702
Pueraria phascoloides 1 comosus
Arachis 85 -(85/16868)ln(85/16868) 0,026659616
Ruellia tuberosa 12 hypogea
Axonopus 91 -(91/16868)ln(91/16868) 0,028173499
Salvia divinorum 17
compressus
Setaria palmifolia 19 Asystasia 7 -(7/16868)ln(7/16868) 0,003231613
gangetica
Sicyos angulatus 10 Bidens pilosa 11 -(11/16868)ln(11/16868) 0,004783499
Sida rhombifolia 51 Biophytum 62 -(62/16868)ln(62/16868) 0,020605551
Sonchus arvensis 16 sensitivum
Borreria alata 24 -(24/16868)ln(24/16868) 0,009326706
Spigelia anthelmia 6
Borreria laevis 51 -(51/16868)ln(51/16868) 0,017540239
Spilanthes acmella 43
Bracharia 316 -(316/16868)ln(316/16868) 0,074511994
Sphagneticola trilobata 5 decumbens
Caladium 3 -(3/16868)ln(316/16868) 0,00153567
Stachytarpheta jamaicensis 279 bicolor
Stellaria media 35 Canna indica 1 -(1/16868)ln(1/16868) 0,00057702

Sydrenella nodiflora 18 Centotheca 4 -(4/16868)ln(4/16868) 0,001979341


lappacea
Tridax procumbens 48 Centrosema 5 -(5/16868)ln(5/16868) 0,002408032
molle
Urena lobata 1899
Centrosema 77 -(77/16868)ln(77/16868) 0,024601693
Urena sinuata 176 pubescens
Centrosema 18 -(18/16868)ln(18/16868) 0,007302018
Verbena urticifolia 19 virginianum
Vernonia albicans 4 Chloris 32 -(32/16868)ln(32/16868) 0,011889851
verticulata
Vernonia cinerea 3 Chromolaema 1506 - 0,215700591
odorata (1506/16868)ln(1506/16868
Vigna cylindrica 1 )
Vigna sinensis 13 Cleome 4 -(4/16868)ln(4/16868) 0,001979341
aculeata
Vigna unguiculata 13 Cleome 6 -(6/16868)ln(6/16868) 0,002824786
rutidosperma
Zingiber montanum 1
Clidemia hirta 11 -(11/16868)ln(11/16868) 0,004783499
Zingiber officinale 5
Clitoria 3 -(3/16868)ln(3/16868) 0,00153567
Zingiber purpureum 12 ternatea
Clotalaria 1 -(1/16868)ln(1/16868) 0,00057702
Zingiber spectabilis 417 pallida
Clotalaria 11 -(11/16868)ln(11/16868) 0,004783499
Total 16868
retusa
Colocasia 19 -(19/16868)ln(19/16868) 0,007646784
esculenta
Pembahasan Colocasia 8 -(8/16868)ln(8/16868) 0,003629942
gigantea
Analisis Kuantitatif Colopognium 205 -(205/16868)ln(205/16868) 0,053597554
muconoides
a. Indeks diversitas Shanon-Wiener
Commelina 5 -(5/16868)ln(5/16868) 0,002408032
Tabel 3.2 Perhitungan indeks diversitas benghalensis
Corchorus 349 -(349/16868)ln(349/16868) 0,080238172
144 spesies yang ditemukan aestuans
Spesies ni -(ni/N)ln(ni/N) H' Corchorus 9 -(9/16868)ln(9/16868) 0,004020841
olitorius
Abrus 20 -(20/16868)ln(20/16868) 0,007988429
Cosmos 1 -(1/16868)ln(1/16868) 0,00057702
precatorius
caudatus
Laporan Ekologi Tumbuhan – Pendidikan Biologi 2016 8

Cyanotis 4 -(4/16868)ln(4/16868) 0,001979341 Jasminum 2 -(2/16868)ln(2/16868) 0,001071855


cristata sambac
Cyanthillium 189 -(189/16868)ln(189/16868) 0,050324853 Kaempferia 2 -(2/16868)ln(2/16868) 0,001071855
cinereum rotunda
Cynodon 4 -(4/16868)ln(4/16868) 0,001979341 Lantana 126 -(126/16868)ln(126/16868) 0,036578631
dactylon camara
Cyperus 5 -(5/16868)ln(5/16868) 0,002408032 Lantana 5 -(5/16868)ln(5/16868) 0,002408032
articulatus montevidensis
Cyperus edulis 14 -(14/16868)ln(14/16868) 0,005887931 Lepistemon 66 -(66/16868)ln(66/16868) 0,021690316
binectariferum
Cyperus iris 40 -(40/16868)ln(40/16868) 0,014333161
Lippia javanica 6 -(6/16868)ln(6/16868) 0,002824786
Cyperus 34 -(34/16868)ln(34/16868) 0,012510769
Lindernia 153 -(153/16868)ln(153/16868) 0,042655831
kyllinga
crustacea
Cyperus 270 -(270/16868)ln(270/16868) 0,06618348
Ludwigia 1 -(1/16868)ln(1/16868) 0,00057702
rotundus
octovalis
Desmodium 15 -(15/16868)ln(15/16868) 0,006247146
Manihot 15 -(15/16868)ln(15/16868) 0,006247146
ovalifolium
utilissima
Desmodium 31 -(31/16868)ln(31/16868) 0,011576641
Melastoma 7 -(7/16868)ln(7/16868) 0,003231613
triflorum
candidum
Digitaria 350 -(350/16868)ln(350/16868) 0,080408712
Mercurialis 4 -(4/16868)ln(4/16868) 0,001979341
eriantha
annua
Digitaria 306 -(306/16868)ln(306/16868) 0,072737378
Mikania 3 -(3/16868)ln(3/16868) 0,00153567
sanguinalis
micrantha
Diodia 14 -(14/16868)ln(14/16868) 0,005887931
Mimosa 12 -(12/16868)ln(12/16868) 0,005156462
ocymifolia
diplotica
Dioscorea 23 -(23/16868)ln(23/16868) 0,008996124
Mimosa imvisa 587 -(587/16868)ln(587/16868) 0,116862304
hispida
Eclipta alba 4 -(4/16868)ln(4/16868) 0,001979341 Mimosa pudica 316 -(316/16868)ln(316/16868) 0,074511994

Eclipta 12 -(12/16868)ln(12/16868) 0,005156462 Mimosa 23 -(23/16868)ln(23/16868) 0,008996124


prostate quadrivalvis
Elephantopus 199 -(199/16868)ln(199/16868) 0,052379292 Mimosa 7 -(7/16868)ln(7/16868) 0,003231613
scaber strigillosa
Eleusine indica 38 -(38/16868)ln(38/16868) 0,013732056 21 -(21/16868)ln(21/16868) 0,008327109
Microlaena
Eleutheranther 170 -(170/16868)ln(170/16868) 0,046333518 stipoides
a ruderalis
16 -(16/16868)ln(16/16868) 0,006602404
Emilia 19 -(19/16868)ln(19/16868) 0,007646784 Miriabilis
sonchifolia jalapa
Eragrotis 15 -(15/16868)ln(15/16868) 0,006247146 Mitracarpus 6 -(6/16868)ln(6/16868) 0,002824786
amabilis hirtus
Erechtites 7 -(7/16868)ln(7/16868) 0,003231613 Mucuna 20 -(20/16868)ln(20/16868) 0,007988429
valerianifolia conchinchinens
Euphorbia 238 -(238/16868)ln(238/16868) 0,060119451 is
hirta Oldenlandia 5 -(5/16868)ln(5/16868) 0,002408032
Euphatorium 21 -(21/16868)ln(21/16868) 0,008327109 corymbosa
oderatum Oplismenus 360 -(360/16868)ln(360/16868) 0,082104876
Fymbristilis 44 -(44/16868)ln(44/16868) 0,015517862 burmanii
globulosa Oplismenus 2091 - 0,25880599
Fymbristilis 30 -(30/16868)ln(30/16868) 0,011261518 hirtellus (2091/16868)ln(2091/16868
littoralis )
Galeopsis 264 -(264/16868)ln(264/16868) 0,065064458 Oplismenus 12 -(12/16868)ln(12/16868) 0,005156462
tetrahit undulatifolius
Gomphrena 4 -(4/16868)ln(4/16868) 0,001979341 Ottochloa 177 -(177/16868)ln(177/16868) 0,047817953
globosa nodosa
Hedyotis 109 -(109/16868)ln(109/16868) 0,032579974 Oxalis 435 -(435/16868)ln(435/16868) 0,094329796
corymbosa barrelIeri
Hibiscus 62 -(62/16868)ln(62/16868) 0,020605551 Paedaria 403 -(403/16868)ln(403/16868) 0,089216121
aculeatus foetida
Hibiscus 7 -(7/16868)ln(7/16868) 0,003231613 Panicum 99 -(99/16868)ln(99/16868) 0,030155758
mutabilis capilare
Hyptis capitata 50 -(50/16868)ln(50/16868) 0,017255011 Panicum 48 -(48/16868)ln(48/16868) 0,016680975
repens
Hyptis 6 -(6/16868)ln(6/16868) 0,002824786
suaveolens Panicum 9 -(9/16868)ln(9/16868) 0,004020841
virgatum
Imperata 1198 - 0,18783663
cylindrica (1198/16868)ln(1198/16868 Passiflora 37 -(37/16868)ln(37/16868) 0,013429183
) foetida
Ipomoea 3 -(3/16868)ln(3/16868) 0,00153567 Pennisetum 20 -(20/16868)ln(20/16868) 0,007988429
lacunosa purpureum
Impatiens 13 -(13/16868)ln(13/16868) 0,005524479 Phyllanthus 2 -(2/16868)ln(2/16868) 0,001071855
parviflora amarus
Ipomoea 76 -(76/16868)ln(76/16868) 0,024341087 Phyllanthus 45 -(45/16868)ln(45/16868) 0,015810588
triloba niruri
Ipomoea 24 -(24/16868)ln(24/16868) 0,009326706 Phyllanthus 52 -(52/16868)ln(52/16868) 0,017824304
quamoclit urinaria
Laporan Ekologi Tumbuhan – Pendidikan Biologi 2016 9

Phylanthus 6 -(6/16868)ln(6/16868) 0,002824786 144 − 1


virgatus 𝑅1 = = 14,69202191
Physallis 29 -(29/16868)ln(29/16868) 0,010944419 𝐿𝑁(144)
angulata
Piperomia 50 -(50/16868)ln(50/16868) 0,017255011
pellucida c. Indeks kemerataan spesies (Eveness)
Psopocarphus 9 -(9/16868)ln(9/16868) 0,004020841
polustris 𝐻′
Pueraria 5 -(5/16868)ln(5/16868) 0,002408032 𝐸=
javanica
𝐿𝑁(𝑆)
Pueraria 1 -(1/16868)ln(1/16868) 0,00057702 3,51982208
phascoloides 𝐸= = 0,708240304
Ruellia 12 -(12/16868)ln(12/16868) 0,005156462 𝐿𝑁(144)
tuberosa
Salvia 17 -(17/16868)ln(17/16868) 0,006953956
Analisis Kualitatif
divinorum Berdasarkan penghitungan analisis
Setaria 19 -(19/16868)ln(19/16868) 0,007646784
palmifolia kuantitatif, diperoleh hasil bahwa indeks
Sicyos 10 -(10/16868)ln(10/16868) 0,004405139
angulatus
diversitas di lokasi Hutan Gondangrejo
Sida 51 -(51/16868)ln(51/16868) 0,017540239 sebesar 3,51982208. Nilai indeks diversitas
rhombifolia
Sonchus 16 -(16/16868)ln(16/16868) 0,006602404 tersebut masuk dalam kategori
arvensis
Spigelia 6 -(6/16868)ln(6/16868) 0,002824786
keanekaragaman tinggi menurut Shannon-
anthelmia Wiener karena H’>3 (Odum & Barrett,
Spilanthes 43 -(43/16868)ln(43/16868) 0,015223788
acmella 1971).
Sphagneticola 5 -(5/16868)ln(5/16868) 0,002408032
trilobata
Nilai indeks keanekaragaman shannon-
Stachytarpheta 279 -(279/16868)ln(279/16868) 0,067847246 Wiener yang tinggi menunjukkan bahwa
jamaicensis
Stellaria media 35 -(35/16868)ln(35/16868) 0,012818585 keanekaragaman spesies tinggi pada area
Sydrenella 18 -(18/16868)ln(18/16868) 0,007302018 tersebut (Baloari et al., 2013).
nodiflora
Tridax 48 -(48/16868)ln(48/16868) 0,016680975
Sedangkan menurut perhitungan indeks
procumbens kekayaan spesies dengan rumus indeks
Urena lobata 1899 - 0,245885026
(1899/16868)ln(1899/16868 margalef menunjukkan hasil bahwa nilai
)
Urena sinuata 176 -(176/16868)ln(176/16868) 0,047606911
indeks kekayaan spesies sebesar
Verbena 19 -(19/16868)ln(19/16868) 0,007646784 14,69202191. Angka tersebut menunjukkan
urticifolia bahwa kekayaan jenis spesies dalam area
Vernonia 4 -(4/16868)ln(4/16868) 0,001979341
albicans tersebut tinggi (Odum & Barrett, 1971).
Vernonia 3 -(3/16868)ln(3/16868) 0,00153567
cinerea Indeks Shannon-Wiener dan Indeks
Vigna 1 -(1/16868)ln(1/16868) 0,00057702 margalef berbanding lurus. Apabila indeks
cylindrica
Vigna sinensis 13 -(13/16868)ln(13/16868) 0,005524479 Shannon-Wiener memperoleh hasil pada
Vigna 13 -(13/16868)ln(13/16868) 0,005524479 kategori yang tinggi, maka perhitungan
unguiculata
Zingiber 1 -(1/16868)ln(1/16868) 0,00057702 keanekaragaman menggunakan indeks
montanum
Zingiber 5 -(5/16868)ln(5/16868) 0,002408032
margalef juga menunjukkan tingkat
officinale keanekaragaman yang tinggi. Hal ini
Zingiber 12 -(12/16868)ln(12/16868) 0,005156462
purpureum disebabkan karena dalam indeks margalef,
Zingiber 417 -(417/16868)ln(417/16868) 0,091471214
spectabilis
kekayaan jenis dikombinasikan dengan
Total Individu 16868 3,51982208 kelimpahan individu pada satuan unit
(N)
Kategori TINGGI (Rachman & Hani, 2017).
Berdasarkan hasil penghitungan indeks
kemerataan spesies menggunakan indeks
b. Indeks kekayaan spesies (Indeks
Eveness didapatkan nilai sebesar
margalef)
𝑆−1 0,708240304. Nilai indeks Eveness tersebut
𝑅1 = mendekati angka 1 yang menunjukkan
𝐿𝑁(𝑆)
bahwa hampir seluruh spesies yang ada
mempunyai kelimpahan yang sama atau
Laporan Ekologi Tumbuhan – Pendidikan Biologi 2016 10

penyebarannya merata (Ahlunnisa, Zuhud, tinggi juga dibuktikan dengan indeks


& Yanto, 2016). Nilai kemerataan spesies margalef yang diperoleh nilai sebesar
yang tinggi menunjukkan bahwa pada suatu 14,69202191. Angka tersebut berbanding
komunitas, jumlah individunya relatif sama lurus dengan luas plot yang digunakan serta
atau merata, sehingga tidak ada spesies banyaknya titik sampel yang digunakan.
yang sangat mendominasi. Apabila hasil Semakin luas plot yang digunakan serta
perhitungan nilai kemerataan mendekati semakin banyak titik sampel yang
nol, maka hal tersebut diasumsikan terdapat digunakan maka nilai indeks margalef
spesies yang mendominasi dan jumlah semakin besar. Kemudian berdasarkan
individunya banyak (Ahlunnisa et al., perhitungan kemerataan spesies
2016). menggunakan inndeks Evenes diperoleh
Faktor yang mempengaruhi angka sebesar 0,708240304 yang berarti
keanekaragaman adalah kondisi hampir seluruh spesies yang ada
lingkungan, jumlah jenis tumbuhan, dan mempunyai kelimpahan atau kemerataan
sebasaran individu masing-masing jenis. yang sama. Hipotesis diterima.
Keanekaragaman suatu jenis yang Faktor yang mempengaruhi
diperoleh berkaitan dengan iklim mikro, keanekaragaman adalah kondisi
ketinggian tempat, dan tipe tanah (Noor & lingkungan, jumlah jenis tumbuhan, dan
Saridan, 2013). sebasaran individu masing-masing jenis.
Diversitas juga dipengaruhi oleh Keanekaragaman suatu jenis yang
beberapa factor, yaitu: 1) Waktu, diperoleh berkaitan dengan iklim mikro,
keanekaragaman jenis suatu komunitas ketinggian tempat, dan tipe tanah.
tumbuhan merupakan hasil evolusi. 2)
Heterogenitas ruang, komunitas tumbuhan 5. UCAPAN TERIMAKASIH
dipengaruhi oleh lingkungan, semakin Terimakasih kepada Tuhan Yang Maha
heterogen dan komples suatu lingkungan Esa, kedua orang tua, dosen pembimbing,
maka keanekaragaman semakin meningkat. teman-teman, dan semua pihak yang
3) Stabilitas lingkungan, lingkungan yang terlibat dalam praktikum dan pembuatan
stabil menghasilkan jenis spesies yang lebih paper.
banyak sehingga memiliki keanekaragaman
jenis yang lebih tinggi. 4) Faktor lain 6. DAFTAR PUSTAKA
seperti ketersediaan unsur hara, suhu dan Ahlunnisa, H. A. N., Zuhud, E. A. M., &
pH (Maisyaroh, 2010). Yanto, D. (2016). Keanekaragaman
Spesies Tumbuhan di Areal Nilai
Konservasi Tinggi (NKT) Perkebunan
4. SIMPULAN
Kelapa Sawit Provinsi Riau. Media
Berdasarkan hasil praktikum Konservasi, 21(1), 91–98.
menunjukkan bahwa indeks diversitas Baloari, G., Linda, R., & Mukarlina, M.
Hutan Dayu Gondangrejo berada dalam (2013). Keanekaragaman jenis dan
tingkat tinggi. Indeks diversitas yang tinggi pola distribusi Nepenthes spp di
dibuktikan berdasarkan hasil perhitungan Gunung Semahung Kecamatan Sengah
menggunakan indeks Shanon-Wiener Temila Kabupaten Landak.
Protobiont, 2(1), 1–6. Retrieved from
dengan nilai sebesar 3,51982208 dan jika
http://jurnal.untan.ac.id/index.php/jprb
diinterpretasikan termasuk dalam kategori /article/view/1346/1538
H' > 3 yang merupakan tingkatan yang Estaranti, N. A. D., Ulistyani, S., & Ani, E.
tinggi. Selain itu kekayaan tumbuhan yang D. Y. Y. (2017). Pinus Di Rph
Laporan Ekologi Tumbuhan – Pendidikan Biologi 2016 11

Kalirajut dan Rph Baturraden v1i1.4095


Banyumas.. Scripta Biologica, Noor, M., & Saridan, A. (2013).
4(September), 155–160. Keanekaragaman Fungi Makro pada
Gunawan, W., Basuni, S., Indrawan, A., Tegakan Benih Dipterocarpaceae di
Prasetyo, L. B., Soedjito, H., Taman Nasional Sebangau Kalimantan
Pascasarjana, S., … Dramaga, K. I. P. Tengah. Jurnal Penelitian
B. (2011). Analisis Komposisi dan Dipterokarpa, 7(1), 53–62.
Struktur Vegetasi Terhadap Upaya Nugroho, A. S. (2015). Analisis
Restorasi Kawasan Hutan Taman keanekaragaman jenis tumbuhan
Nasional Gunung Gede Pangrango ( berbuah di hutan lindung Surokonto,
Analysis of Vegetation Structure and Kendal, Jawa Tengah dan potensinya
Composition toward Restoration sebagai kawasan konservasi burung.
Efforts of Gunung Gede Pangrango Prosiding Seminar Nasional
National Park Forest Area ) Departe. Masyarakat Biodiversitas Indonesia,
JPSL, 1(2), 93–105. 1, 472–476.
Irawati, H. (2014). Analisis Vegetasi Strata Odum, E. P., & Barrett, G. W. (1971).
Pohon di Sepanjang Sempadan Sungai Fundamentals of ecology (Vol. 3).
Code Yogyakarta. Jurnal Philadelphia: Saunders.
Bioedukatika, 2(1), 10. Rachman, E., & Hani, A. (2017). Potensi
https://doi.org/10.26555/bioedukatika. Keanekaragaman Jenis Vegetasi untuk
v2i1.4104 Pengembangan Ekowisata di Cagar
Kasim, S. (2012). Nilai Penting Dan Alam Situ Panjalu. Jurnal Wasian,
Keanekaragaman Hayati Hutan 4(1).
Lindung Wakonti Das Baubau. Setiadi, D. (2005). Keanekaragaman
Agriplus, 22(2), 231–240. Spesies Tingkat Pohon di Taman
Limbong, J. D. P., Rahmawaty, & Wisata Alam Ruteng, Nusa Tenggara
Afifuddin, Y. (2015). Timur. Biodiversitas, 6(April), 118–
Keanekaragaman Jenis Tumbuhan 122.
Obat Di Hutan Kemasyarakatan https://doi.org/10.13057/biodiv/d0602
Kesatuan Pengelolaan Hutan Unit XIV 10
Toba Samosir (Diversity of Medicinal Soedarti, T., & Jayanti, A. (2006).
Plants in Community Forest at Toba Diversitas Fitoplankton pada
Samosir Forest Management Unit). Ekosistem Perairan Waduk Sutami,
Biodiversitas, 1–3. Malang. Berk. Penel. Hayati, 11(1),
Maisyaroh, W. (2010). Struktur Komunitas 93–103.
Tumbuhan Penutup Tanah di Taman Suparto, T., C, S., D, I., A, P., & Ritonga, I.
Hutan Raya R . Soerjo Cangar , (2002). Atlas Peta Pengembangan
Malang Structure of Ground Cover Kawasan Padi Kabupaten
Plant Community R . Soerjo Grand Karanganyar, Provinsi Jawa Tengah
Forest Malang. Pembangunan Dan (Vol. 52). Karanganyar: Sekretariat
ALam Lestari, 1(1), 1–9. Jenderal Kementerian Pertanian.
Maridi, Saputra, A., & Agustina, P. (2015). Suwarno, Dwiastuti, S., & Sajidan. (2015).
Analisis Struktur Vegetasi di Hubungan Kepadatan Cacing Tanah
Kecamatan Ampel Kabupaten dan Kascing pada berbagai
Boyolali. Bioedukasi, 8(1)(2012), 28– Penggunaan Lahan di Gondangrejo,
42. Kabupaten Karanganyar, Jawa
Natalia, D., & Handayani, T. (2013). Tengah. Prosiding Seminar Biologi,
Analisis Vegetasi Strata Semak Di 12(1), 838–842.
Plawangan Taman Nasional Gunung
Merapi Pasca Erupsi Merapi 2010. 7. LAMPIRAN
Jurnal Bioedukatika, 1(1), 62. 1. Peta Kontribusi Angkatan
https://doi.org/10.26555/bioedukatika.
Laporan Ekologi Tumbuhan – Pendidikan Biologi 2016 12

Lampiran 1. Peta Kontribusi Angkatan

Anda mungkin juga menyukai