Anda di halaman 1dari 8

Majalah Farmaseutik Vol. 13 No.

1 : 1 – 8
ISSN-p : 1410-590x
ISSN-e : 2614-0063

Kajian Keanekaragaman Jenis Tumbuhan Obat di Daerah


Aliran Sungai Opak, Daerah Istimewa Yogyakarta

The Study of Medicinal Plant Diversity at Opak Watershed, Special Region


Yogyakarta

Djoko Santosa1, Subagus Wahyuono1, Sugeng Riyanto1, dan SM Widyastuti2


1. Fakultas Farmasi UGM; 2. Fakultas Kehutanan UGM

Corresponding author: Djoko Santosa: email: djoko5346@ugm.ac.id

ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian tentang keanekaragaman jenis tumbuhan obat di daerah
aliran sungai Opak. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui komposisi jenis-jenis
tumbuhan obat, distribusi dan potensi pengembangan sebagai bahan baku herbal. Area
kajian dibagi menjadi 6 lokasi berdasarkan ketinggian tempat, yaitu wilayah Kecamatan
Cangkringan (CNK), Ngemplak (NPL), Prambanan (PRB), Kalasan (KLS), Imogiri (IMO),
dan Pundong (PDO). Setiap lokasi diletakkan plot kuadrat berukuran 2x1 m sebanyak 30
plot. Di dalam plot kuadrat dihitung jenis tumbuhan dan cacah individu setiap jenis
tumbuhan. Hasil penelitian menunjukkan terdapat sebanyak 79 jenis tumbuhan yang
dikelompokkan dalam 27 suku. Berdasarkan kontribusi jenis di dalam lingkungan dan
studi literatur Eupatorium riparium, Andrographis paniculata, dan Scoparia dulcis
merupakan jenis-jenis tumbuhan yang potensial untuk dikembangkan sebagai bahan baku
obat herbal.
Kata kunci : Tumbuhan obat, indeks diversitas, bahan baku, Scoparia dulcis

ABSTRACT
Research on the diversity of medicinal plant at Opak watershed has been done. The
purpose of this study is to determine the composition of medicinal plants, distribution and
development potential as herbs raw materials. The study area is divided into 6 locations,
namely Cangkringan subdistrict (CNK), Ngemplak (NPL), Prambanan (PRB), Kalasan
(KLS), Imogiri (IMO), and Pundong (PDO). Each location is placed 30 plots by squares
measuring 2x1 m. In the plot is calculated the number of species and individual of each
species. The results showed there were 79 speies of plants are grouped into 27 families.
Based on the type contribution in the environment and the literature study of Eupatorium
riparium, Andrographis paniculata, and Scoparia dulcis are potential plants to be
developed as raw materials of herbs medicine.
Keywords: Medicinal plants, diversity index, raw materials, Scoparia dulcis

PENDAHULUAN memelihara kesehatan warga masyarakat.


Indonesia merupakan negara dengan Sejalan dengan hal tersebut banyak
jumlah keanekaan hayati tumbuhan yang industri jamu attau herbal yang
melimpah. Menurut Heyne (1987), lebih berkembang dengan pesat. Hal ini perlu
dari 900 jenis tumbuhan telah digunakan didukung dengan pasokan bahan baku
oleh masyarakat sebagai tumbuhan obat. yang besar pula. Salah satu kelemahan
Sejak tahun 1997 pemerintah yang terjadi adalah proses penambangan
mengkampanyekan untuk memanfaatkan tumbuhan obat secara insidental
kembali tumbuhan obat dalam upaya memunculkan persoalan tergerusnya
meningkatkan kualitas kesehatan dan biodiversitas tumbuhan obat tertentu.

MF Vol 13 No 1, 2017 1
Djoko Santosa

Salah satu lokasi yang menyimpan 1990). Selama ini pendekaatan ekologis
keanekaragaman hayati tumbuhan di jarang dimanfaatkan untuk mengetahui
wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta potensi tumbuhn obat yang di dalam suatu
adalah daerah aliran sungai Opak. Aliran kawasan. Penelitian yang sering dilakukan
sungai Opak memiliki hulu di Gunung hanya memandang kepada satu jenis yang
Merapi dan muara di Laut Hindia. Suatu diteliti tetapi kurang memadukan interaksi
jenis tumbuhan merupakan penyusun antar jenis di dalam komunitas termasuk
vegetasi. Tumbuhan yang hidup bersama kontribusi atau nilai penting tiap-tiap jenis
komunitasnya akan berada dalam tumbuhan kepada habitatnya.
lingkungan yang kompleks. Lingkungan
merupakan anasir biotik maupun abiotik METODOLOGI
yang dapat mempengaruhi organisme Daerah aliran sungai Opak dibagi
(Barbour dkk., 1987). Interaksi antar jenis menjadi 6 wilayah kajian, yaitu wilayah
tumbuhan dalam lingkungan juga menjadi Cangkringan, Ngemplak, Prambanan,
unsur biotik lingkungan itu sendiri Kalasan, Imogiri, dan Pundong. Di setiap
sehingga kompleksitas dalam lingkungan wilayah diletakkan plot kuadrat berukuran
memerlukan pendekatan tersendiri untuk 2x1 m sebanyak 30 plot. Di dalam setiap
menganalisis keberadaan suatu jenis plot dicatat semua jenis tumbuhan dan
tumbuhan atau vegetasi yang lebih luas. cacah individu setiap jenis. Data yang
Analisis vegetasi menurut Cox diperoleh kemudian ditabulasikan untuk
(1976) merupakan suatu cara untuk dihitung kerapatan dan kekerapan tiap
mengungkap informasi ekologi vegetasi. jenis di semua lokasi penelitian. Untuk
Salah satu cara untuk analisis vegetasi menghitung kerapatan (densitas)
adalah dengan metode plot kuadrat. Plot digunakan rumus:
kuadrat adalah suatu luasan tertentu yang Densitas = jumlah individu jenis
di dalamnya dapat dicatat jenis tumbuhan luas area (m2)
yang hadir dan dihitung cacah individu Densitas relataif =
setiap jenis. Berdasarkan nilai kerapatan densitas setiap jenis x 100
dan kehadiran suatu jenis tumbuhan akan densitas seluruh jenis
Untuk menghitung kekerapan (frekuensi)
diperoleh indeks nilai penting, yaitu angka
digunakan rumus :
yang menunjukkan kontribusi jenis Frekuensi =
tumbuhan dalam vegetasi. Pola jumlah kehadiran suatu jenis dalam plot
pengelompokan jenis-jenis di dalam suatu jumlah plot
ekosistem yang luas juga dapat diketahui Frekuensi relatif =
dari tipe pola ordinasinya (Odum, 1993). frekuensi setiap jenis x 100
Di dalam suatu komunitas, setiap jenis frekuensi seluruh jenis
tumbuhan cenderung berkelompok dengan Nilai penting (NP) setiap jenis dihitung
jenis lain yang dapat beraosiasi dengan dengan rumus :
dirinya. Setiap tumbuhan akan berusaha NP = Densitas relatif setiap jenis +
mempertahankan ciri khas. Sifat Frekuensi relatif tiap jenis
individualistik jenis di dalam lingkungan
menentukan dinamika di dalam Data yang diharapkan selain data-
komunitasnya (Odum, 1993). Genom yang data analisis vegetasi adalah keterangan
sama akan hidup lebih lama pada habitat empiris yang dimiliki oleh penduduk di
yang stabil, hal ini akan mengurangi sekitar daerah aliran sungai Opak. Data ini
kecenderungan terjadinya variasi genetik diperoleh dengan cara menggali informasi
akibatnya jenis-jenis tersebut kurang atau pengetahuan warga terhadap jenis-
mampu merespon perubahan lingkungan jenis tumbuhan obat yang telah
(Barbour dkk., 1987; Mc Naughton & Wolf, dimanfaatkanoleh masyarakat.

2 MF Vol 13 No 1, 2017
Kajian Keanekaragaman Jenis Tumbuhan Obat

Gambar 1. Komposisi floristik tumbuhan obat

HASIL DAN PEMBAHASAN Poaceae tidak kalah dalam model


Hasil penelitian menunjukkan adaptasi terhadap lingkungan. Jenis-jenis
terdapat 79 jenis tumbuhan yang tumbuhan anggota suku ini mampu
dikategorikan dalam 27 suku. Adapun 79 menghasilkan biji dalam jumlah besar
jenis tumbuhan yang dikelompokkan (contoh seperti padi). Selain berkembang
dalam 27 suku tersebut terdapat pada biak dengan biji, Imperata cylindrica
diagram 1 berikut. berkembang biak secara vegetatif dengan
Jenis-jenis tumbuhan yang dominan stolon. Organ ini merupakan batang,
dijumpai selama penelitian adalah angota menjalar di atas tanah dengan perakaran
suku Compositae (18 jenis), Poaceae (8 serabut yang kuat. Menurut Tjitrosoepomo
jenis), Leguminosae (7 jenis), dan (1994), salah satu kerabat Cyperaceae,
Lamiaceae (5 jenis). Dominansi jenis-jenis yaitu Cyperus rotundus dilengkapi dengan
tersebut disebabkan jenis-jenis anggota caudex, berupa rimpang sebagai modifikasi
suku tersebut memiliki cara adaptasi yang batang dan daun. Rimpang berfungsi untuk
baik terhadap lingkungan. Hal ini tidak mengatasi kala buruk saat terjadi kemarau
lepas dari struktur morfologi jenis-jenis panjang (Jones & Luchsinger, 1986;
tumbuhan itu sendiri. Compositae Bhandari, 1990). Caudex berperan penting
merupakan suku dengan ciri dan sifat untuk pergiliran keturunan secara
bunga yang khas. Bunga terdiri atas vegetatif (Baskin & Baskin, 2001).
bunga majemuk, terbagi dalam Kemampuan persebaran jenis-jenis
bunga pita (bunga tepi) dan bunga tumbuhan dipengaruhi oleh faktor internal
cakram (bunga tengah). Setiap dan eksternal. Faktor internal dapat
jenis bunga tersebut terdiri atas berupa morfologi biji dan faktor
banyak bunga (Jones & Luchsinger, eksternal dapat berupa air, angin,
1986; Tjitrosoepomo, 1996; Backer & ataupun binatang. Tabel I menunjukkan
van den Brink, 1965; Bhandari, distribusi tumbuhan yang dijumpai
1990). di lokasi penelitian.

MF Vol 13 No 1, 2017 3
Djoko Santosa

Tabel Ia. Distribusi kehadiran jenis-jenis tumbuhan

Kehadiran di Lokasi
Nama Jenis Tumbuhan
Cangkringan Ngemplak Prambanan Kalasan Imogiri Pundong
Acalypha indica Ѵ Ѵ Ѵ
Ageratum conyzoides Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ
Alternanthera phyloxeroides Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ
Alternanthera sessilis Ѵ
Amaranthus spinosus Ѵ
Andrographis paniculata Ѵ Ѵ
Barleria cristata Ѵ Ѵ
Bidens pilosa Ѵ Ѵ Ѵ
Bidens tridentata Ѵ
Biophytum reinwardtii Ѵ Ѵ
Blumea lacera Ѵ
Blumea mollis Ѵ
Boerhavia erecta Ѵ
Borreria laevis Ѵ
Cassia mimosoides Ѵ Ѵ
Cleome aspera Ѵ
Coleus tuberosus Ѵ Ѵ
Commelina nodiflora Ѵ Ѵ
Cosmos sulfureus Ѵ Ѵ
Crotalaria striata Ѵ
Cyathula prostrata Ѵ
Cyperus iria Ѵ
Cyperus kyllinga Ѵ
Cyperus rotundus Ѵ Ѵ
Desmodium heterocarpon Ѵ Ѵ
Desmodium triflorum Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ
Dolichos falcatus Ѵ
Drymaria cordata Ѵ
Eclipta prostrata Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ
Elephantopus scaber Ѵ Ѵ Ѵ
Eleusine indica Ѵ Ѵ
Emilia sonchifolia Ѵ Ѵ Ѵ
Erigeron sumatrensis Ѵ
Eupatorium inulifolium Ѵ
Eupatorium odoratum Ѵ Ѵ Ѵ
Eupatorium riparium Ѵ
Euphorbia hirta Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ
Euphorbia pulcherrhima Ѵ
Euphorbia thymifolia Ѵ

Berdasarkan Tabel I, jenis-jenis dkk., 1999). Menurut Funk dkk. (2005),


Compositae, Leguminosae, Poaceae, dan sifat alelokemi merupakan sifat alami
Euphorbiaceae paling tidak terdistribusi suatu jenis tumbuhan untuk menekan
pada 3 lokasi penelitian. Selain didukung pertumbuhan jenis-jenis lain di sekitarnya.
oleh struktur morfologi tumbuhan dengan Eupatorium, Synedrella, Lantana, dan
banyak biji, Compositae dan Poaceae Imperata merupakan contoh tumbuhan
termasuk jenis-jenis yang bersifat bersifat alelokemi kuat (Vilai-Santopasri,
alelokemi (Dongre dkk., 2003; Reigosa 2003).

4 MF Vol 13 No 1, 2017
Kajian Keanekaragaman Jenis Tumbuhan Obat

Tabel Ib. Distribusi kehadiran jenis-jenis tumbuhan

Kehadiran di Lokasi
Nama Jenis Tumbuhan
Cangkringan Ngemplak Prambanan Kalasan Imogiri Pundong
Gynandropsis gynandra Ѵ
Hedyotis corymbosa Ѵ
Hyptis brevipes Ѵ Ѵ
Hyptis suaveolens Ѵ
Imperata cylindrica Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ
Ipomoea triloba Ѵ
Jussieua linifolia Ѵ
Lantana camara Ѵ Ѵ
Leucas lavandulifolia Ѵ Ѵ
Lindernia anagalis Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ
Lindernia ciliata Ѵ Ѵ Ѵ
Mimosa invisa Ѵ Ѵ
Mimosa pudica Ѵ Ѵ
Oplismenus burmanni Ѵ Ѵ
Oxalis barrelieri Ѵ
Oxalis corniculata Ѵ
Panicum barbatum Ѵ Ѵ Ѵ
Panicum repens Ѵ Ѵ
Paspallum conjugatum Ѵ Ѵ Ѵ
Paspallum scrobiculatum Ѵ Ѵ
Peperomia pellucida Ѵ
Phyllanthus niruri Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ
Phyllanthus urinaria Ѵ Ѵ
Physalis angulata Ѵ
Polygala paniculata Ѵ Ѵ
Porophyllum ruderale Ѵ
Portulaca oleracea Ѵ Ѵ
Pteris ensiformis Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ
Ruellia tuberosa Ѵ Ѵ Ѵ
Salvia riparaia Ѵ Ѵ Ѵ
Scoparia dulcis Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ
Sida rhombifolia Ѵ Ѵ
Spiegelia anthelmia Ѵ Ѵ Ѵ
Stachytarpheta indica Ѵ Ѵ Ѵ
Synedrella nodiflora Ѵ Ѵ Ѵ
Themeda arguens Ѵ
Tridax procumbens Ѵ Ѵ Ѵ
Vernonia cinerea Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ
Waltheria indica Ѵ
Wedelia calendulacea Ѵ Ѵ

Salah satu parameter suatu jenis kekerapan tiap jenis tumbuhan.


tumbuhan di dalam komunitas atau Berdasarkan indeks nilai penting untuk
ekosistem adalah sumbangan yang setiap wilayah kajian, tampak ada
diberikan oleh jenis tersebut kepada segmentasi berdasarkan vegetasi yang
ekosistemnya. Nilai untuk mengukur dominan. Wilayah Cangkringan jenis-jenis
kontribusi suatu jenis tumbuhan kepada yang dominan adalah Eupatorium riparium
ekosistem disebut dengan indeks nilai (19,72), Polygala paniculata (18,52) dan
penting (INP). Nilai ini merupakan Scoparia dulcis (16,58). Wilayah Ngemplak,
penjumlahan relatif dari kerapatan dan Prambanan dan Kalasan merupakan

MF Vol 13 No 1, 2017 5
Djoko Santosa

Gambar 2. Tumbuhan obat yang potensial dikembangkan

daerah dengan interaksi jenis-jenis yang tumbuhan yang digunakan oleh sebagian
mulai beragam. Jenis Eupatorium odoratum penduduk untuk melancarkan buang air
mendominasi bersama dengan Scoparia kecil. Fakhrudin dkk. (2007), berhasil
dulcis, Phyllanthus niruri, pAgeratum mengisolasi senyawa aktif di dalam
conyzoides, dan Salvia riparia. Segementasi tumbuhan Eupatorium riparium yaitu metil
ke arah muara (Imogiri dan Pundong) ripariokromen.
didominasi oleh Elephantopus scaber Scoparia dulcis yang banyak terdapat
(28,28), Andrographis paniculata (22,44) di semua lokasi penelitian daerah aliran
dan Imperata cylindrica (30,78). Jenis-jenis sungai Opak dikenal dengan nama lokal
yang dominan berpeluang besar untuk ginje menir atau jaka tuwa. Penduduk di
mempertahankan pertumbuhan dan daerah tropis dan subtropis menggunakan
kelesstarian di komunitasnya. Jenis Scoparia dulcis secara tradisional untuk
dominan merupakan jenis tumbuhan yang mengobati sakit perut (Satyanarayana,
memanfaatkan lingkungan yang ditempati 1969; Heyne, 1987), menurunkan tekanan
secara efisien dibandingkan jenis lain darah (Chow dkk., 1974), menurunkan
dalam suatu ekosistem yang sama kadar gula dalam darah (Perry, 1980),
(Barbour dkk., 1987). gangguan saluran pernafasan dan batuk
Berdasarkan komposisi floristik dan (Gonzales-Torres, 1986; Heyne, 1987), dan
nilai penting tiap jenis di lokasi penelitian, sebagai bahan untuk mengurangi rasa sakit
keterangan empirik masyarakat di sekitar serta menurunkan panas badan (De Farias
daerah aliran sungai Opak, serta studi Freire dkk., 1993). Di Taiwan, S. dulcis
pustaka maka ada beberapa jenis digunakan oleh masyarakat untuk obat
tumbuhan yang potensial sebagai bahan sakit bengkak dan antidiabet (Ehiabhi dkk.,
baku herbal atau jamu. Jenis-jenis tersebut 2010). Senyawa yang memiliki bioaktivitas
adalah Eupatorium riparium, Scoparia dalam S.dulcis juga telah dilaporkan
dulcis dan Andrographis paniculata. beberapa peneliti diantaranya adalah
Eupatorium riparium merupakan golongan terpenoid, polifenolik, flavonoid
jenis tumbuhan di dataran tinggi. β-karoten dan likopen (Coulibaly dkk.,
Masyarakat di sekitar Cangkringan 2011; Hayashi dkk., 1993). Likopen
mengenal jenis tumbuhan ini dengan nama merupakan senyawa hidrokarbon yang
lokal suket irengan atau panji wulung. tersusun dari 8 unit isopren, sehingga
Selama ini warga masyarakat tidak likopen tergolong sebagai tetra terpenoid.
memanfaatkan tumbuhan ini selain untuk Likopen memiliki aktivitas sebagai
pakan ternak. Eupatorium riparium antioksidan. Likopen dilaporkan memiliki
menurut Heyne (1987) merupakan potensi mengurangi dampak substansial

6 MF Vol 13 No 1, 2017
Kajian Keanekaragaman Jenis Tumbuhan Obat

pada penderita gagal jantung (Biddle dkk., Bhandari, M.M., 1990, Flora of the Indian
2009), memiliki potensi kardioprotektif desert., Pbl. MP Repros, Jodhpur,
yang signifikan dan dapat berfungsi India.
sebagai adjuvan pada infark myocard (Ojha Biddle, M., Payne-Emerson, H.P.., Heo, S..,
dkk., 2013). Song, E.., Lennie, T.A.., dan Moser,
Penduduk di sekitar Imogiri dan D.K.M., 2009. 'Lycopene improves
Pundong menyebut Andrographis event free survival in patients with
paniculata dengan nama sambiloto. heart failure', . Dipresentasikan pada
Andrografolid merupakan senyawa the 9th Annual Spring Meeting on
bioaktif yang terdapat di dalam Cardiovascular Nursing, European
Andrographis paniculata (Panossian dkk., Journal of Cardiovascular Nursing 8.
2002). Tanaman ini mempunyai aktivitas Chow, S.Y., S.M. Chen., C.M. Yang & H. Hsu,
sebagai antibakteri dan antifungi terhadap 1974, Pharmacological studies on
Bacillus subtilis, Staphylococcus aureus, Chinese herb. I. Hypotensive effects
Escherechia coli, dan Candida albicans of 30 Chinese herbs, Taiwan Yi Xue
(Singha dkk., 2003). Dilaporkan juga Hui Za Zhi, 73:729-739.
bahwa Andrographis paniculata memiliki Coulibaly, A.Y., Kiendrebeogo, M., Kehoe,
ativitas anti-inflamasi dan antidiabetik P.G., Sombie, P.A.E.D., Lamien, C.E.,
(Okhuarobo dkk., 2014). Menurut Hossain Millogo, J.F., dkk., 2011. Antioxidant
dkk. (2014), ekstrak etanolik Andrographis and Anti-Inflammatory Effects of
paniculata memiliki aktivitas anti-HIV. Scoparia dulcis L ., Journal of
Medicinal Food, 14: 1576–1582.
KESIMPULAN Cox, CW., 1976, Laboratory Anual of
Hasil penelitian menunjukkan General Ecology, WMC Brown
terdapat sebanyak 79 jenis tumbuhan yang Company Publisher, Iowa.
dikelompokkan dalam 27 suku. De Farias Freire, S.M., J.A., da Silva Emim,
Berdasarkan kontribusi jenis di dalam A.J. Lapa, C. Souccar & L.M.B. Torres,
lingkungan dan studi literatur Eupatorium 1993, Analgesic and
riparium, Andrographis paniculata, dan antiinflammatory properties of
Scoparia dulcis merupakan jenis-jenis Scoparia dulcis L. extract and glutinol
tumbuhan yang potensial untuk in rodents, Phytother. Res., 7:408-
dikembangkan sebagai bahan baku obat 414.
herbal. Dongre PN, Singh AK, Chaube KS, 2003,
Allelopathic effect of weed leaf
DAFTAR PUSTAKA leachates on seed germination of
Backer, C.A. & van den Brink, B., 1965, black gram (Phaseolus mungo L.),
Flora of Java (Spermatophytes Only), Allelopathy Journal, 14, 65 – 70.
Volume II, hal. 512, Wolters- Ehiabhi, O.S., Amanabo Mercy Omachonu,
Noordhoff, N.V., Groningen, The Jegede Ibikunle Adeola, Egharevba
Netherlands. Henry Omoregie, Muazzam Ibrahim
Barbour, M. G., J. H. Burk., & W. D. Pitts, Wudil, Kunle Oluyemisi Folashade,
1987, Terrestrial plant ecology. The 2010, Phytochemical and
Benjamin/Cummings Publishing Pharmacognostic Investigation of
Company. California. Antidiabetic Scoparia dulcis Linn
Baskin CC & Baskin JM, 2001, Seeds – Scrophulariaceae Whole Plant Grown
Ecology, Biogeography and Evolution in Nigeria, Researcher, 2(6):7-16.
of Dormancy and Germination, Fakhrudin, N., Wahyuono, S., dan Santosa,
Academic Press, New York. D., 2007, Isolasi dan Identifikasi

MF Vol 13 No 1, 2017 7
Djoko Santosa

Senyawa metil-ripariokromen di & Experimental Toxicology, 32: 492–


dalam Eupatorium Riparium Reg., 503.
Majalah Obat Tradisional (MOT). Okhuarobo, A., Falodun, J.E., Erharuyi, O.,
Funk, VA., RJ Bayer RJ., S Keeley, R Chan, L Imieje, V., Falodun, A., dan Langer, P.,
Watson, B Gemeinholzer, E. Schilling, 2014, Harnessing teh medicinal
J Panero, L Baldwin, N garcia, A properties of Andrographis
Suzanna & RK Jansen, 2005, panculata for disease and beyond; a
Everywhere but Antartica: using a review of its phytochemistry and
supertree to undrtand the diversity pharmacology, Asian Pacific Journal
and distribution of the Compositae, of Tropical Disease, 4: 213-222.
Biol. Skr., 55:343-374. Panossian, A., Davtyan, T., Gukassyan, N.,
Gonzales-Torres, D.M., 1986, Catalogo de Gukasova, G., Mamikonyan, G.,
plantas medicinales, Usada en Garielian E., dan Wikman, G., 2002,
Paraguay, Asuncion. Effect of Andrographolide and Kan
Hayashi, T., Okamura, K., Kawasaki, M., dan Jang Combination of extract SHA-10
Morita, N., 1993. Production of and extract SHE-3 Proliferation of
diterpenoids by cultured cells from human lymphocytes, production of
two chemotypes of Scoparia dulcis. cytokines and immune activation
Phytochemistry, 33: 353–356. markers in the whole blood cells
Heyne, K., 1987, De Nuttige Planten Van culture, Phytomed. 9: 598-605
Nederland Indie, diterjemahkan oleh Perry, L.M., 1980, Medicinal Plants of East
Balitbang Kehutanan, Departemen and South East Asia: Attributed
Kehutanan RI Properties and Uses, MIT Press,
Hossain, M.S., Urbi, Z., Sule, A., dan Rahman, Cambridge, USA.
H.K., 2014, Andrographis paniculata Satyanarayana, K., 1969, Chemical
(Burm.f.) Wall. ex Nees; a review of examination of Scoparia dulcis
ethnobotany, phytochemistry and (Linn.), Part I, J. Indian Chem. Soc.,
pharmacology, The Scientific World 46:765-766.
Journal. Singha, P.K., Roy, S., dan Dey, S., 2003,
Jones, S.B., & Luchsinger, A.E., 1986, Plant Antimicrobial activity of
Systematics, 2nd ed., hal. 481, Mc Andrographis paniculata, Fitoterapia,
Graw-Hill Book, Company, New York. 74: 692-694.
McNaughton, SJ & LL Wolf, 1990, General Tjitrosoepomo, G., 1996, Taksonomi
Ecology, John Wiley & Sons, Toronto. Tumbuhan (Spermatophyta), Gadjah
Odum, EP., 1993, Fundamental of Ecology, Mada University Press, Yogyakarta.
WB Saunders Coy., London. Vilai-Santisopasri, 2003, Allelopathic
Ojha, S., Goyal, S., Sharma, C., Arora, S., effects of Eupatorium adenophorum
Kumari, S., dan Arya, D., 2013. Spreng. on growth of some crops and
Cardioprotective effect of lycopene weeds, Record 2 of 146 in AGRIS
against isoproterenol-induced 1999-2003 / 09, Kasetsart University
myocardial infarction in rats. Human Research and Development Institute,
Bangkok, Thailand.

8 MF Vol 13 No 1, 2017

Anda mungkin juga menyukai