Anda di halaman 1dari 11

IMBIBISI BIJI KACANG MERAH ( Phaceolus valgaris I )

DAN BIJI PADI (Orica sativa )

LAPORAN

OLEH :

CHESI HARDIANA MANALU

220301068

AGROTEKNOLOGI-2

LAPORAN FISIOLOGI TUMBUHAN

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


2023

IMBIBISI BIJI KACANG MERAH ( Phaceolus valgaris I )

DAN BIJI PADI (Orica sativa )

LAPORAN

OLEH:
CHESI HARDIANA MANALU
220301068
AGROTEKNOLOGI II

Jurnal sebagai Salah Satu Syarat untuk dapat Memenuhi Komponen Penilaian
di Laboratorium Fisiologi Tumbuhan Program Studi Agroekoteknologi
Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara

LABORATORIUM FISIOLOGI TUMBUHAN


PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2023
Judul : Imbibisi Biji

Nama : Chesi Hardiana Manalu

Nim : 220301068

Kelas : Agroteknologi-2

Mengetahui
Dosen Penanggung jawab

(Ir. Meiriani MP)


196505181992032001
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Tujuan Praktikum

Kegunaan Penulisan

TINJAUAN PUSTAKA

BAHAN DAN METODE

Tempat dan Waktu Praktikum

Bahan dan Alat Prosedur Praktikum

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Pembahasan

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Saran

DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah

memberikan ahmat dan karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan  laporan

praktikum ini tepat pada waktunya.

Adapun laporan ini berjudul “Imbibisi Biji” yang merupakan salah satu

syarat untuk memenuhi komponen penilaian di Laboratorium Fisiologi Tumbuhan

Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.

Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terimakasih kepada Ir. Meiriani

MP, selaku dosen mata kuliah Fisiologi Tumbuhan dan kepada abang dan kakak

asisten yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan laporan ini.

Penulis juga menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan.

Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi

kesempurnaan laporan ini.

Akhir kata saya mengucapkan terimakasih. Semoga laporan ini  bermanfaat

bagi kita semua.

Medan, Maret 2023

Chesi Hardiana Manalu


PENDAHULUAN

Latar Belakang

Proses perkecambahan biji diawali dengan penyerapan air dari lingkungan

sekitarnya, baik dari tanah, udara, maupun media lainnya. Perubahan yang dapat

dilihat adalah membesarnya ukuran biji.Tahap ini disebut imbibisi, yaitu

membesarnya ukuran biji karena sel-sel embrio membesar dan biji melunak.

Terjadinya prosesperkecambahan pada tahap imbibisi dikarenakan adanya aktivitas

enzim ά-amilase. Amilase merupakan enzim kunci yang memainkan peran penting

dalam menghidrolisis cadangan pati dalam biji untuk memasok gula pada embrio

yang sedang berkembang (Sumartini, 2014).

Proses perkecambahan mengalami proses penyerapan air dengan cara

osmosis ataupun imbibisi. Pada proses penyerapan air oleh biji biasanya terjadi

sampai ke jaringan pada tahap pertama. Pada tahap kedua penyerapan air pada benih

tidak sama, dikarenakan kulit pada benih biji tersebut mengandung suatu lapisan atau

substrat yang mudah larut dalam air sehingga air yang diserap lebih banyak. Jika

suatu tekanan pada benih kecil dari tekanan larutan maka dapat meningkatkan proses

imbibisi.

(Wusono & Matinahoru,2015).

Proses yang terjadi pada perendaman biji ini menyebabkan air yang masuk

kedalam biji sehingga menyebabkan biji menjadi membengkak. Biji kacang yang

membengkak tersebut mengakibatkan struktur didalam biji menjadi lebih renggang,

sehingga Ketika dikeringkan air yang terdapat didalam biji tersebut menjadi lebih
mudah keluar sehinggamenyebabkan kadar air yang ada di kecambah menjadi lebih

rendah dibandingkan dengan kacang yang tidak dikecambahkan. Jumlah air terikat

dan air bebas mempengaruhi kadar air pada bahan. Tinggi rendahnya kadar air suatu

bahan sangat ditentukan oleh air terikat dan air bebas yang terdapat dalam bahan .

(Ferdiawan, et al.,2019).

Adaptasi morfologi yang didasarkan pada penghambatan atau pencegahan

masuknya senyawa berbahaya kedalam tubuh tumbuhan ini seperti lignin. Dengan

adanya lignin pada dinding biji dapat mencegah masuknya senyawa alelopati pada

membran, sehingga sistem membran tidak akan mengalami kerusakan. Adanya sifat

permeabilitas pada benih juga ditentukan oleh aktor umur jika semakin tua benih

tersebut maka kadar lignin dapat meningkat dan rendah pula tingkat imbibisinya

(Cahyanti, 2019).

Pada tumbuhan kemampuan menyerap mineral dan air yang ada didalam

tanah dengan menggunakan akar dan gas-gas seperti karbondioksida dan oksigen

diambil oleh stomata daun dari udara yang ada disekelilingnya. Air dan garam

mineral yang masuk ke akar melalui epidermis akan ini secara osmosis dan difusi.

Hal ini dapat terjadi dikarenakan terdapat perbedaan antara konsentrasi sel-sel akar

dan tanah di lingkungannya (Yahya,2015).

Tujuan Percobaan

Adapun tujuan praktikum ini adalah untuk menetukan daya hisap biji

terhadap air dan membandingkan daya hisap air beberapa biji tanaman
Kegunaan Penulisan

Sebagai salah satu syarat untuk dapat memenuhi komponen penilaian di

Laboratorium Fisiologi Tumbuhan Program Studi Agroekoteknologi Fakultas

Pertanian Universitas Sumatera Utara Medan dan sebagai bahan informasi bagi  pihak

yang membutuhkan

 
TINJAUAN PUSTAKA

IMBIBISI BIJI

Imbibisi adalah peristiwa penyerapan air oleh permukaan zat-zat yang

hidrofilik, seperti protein, pati, selulosa, agar-agar, gelatin, dan lain-lain, yang

menyebabkan zat tersebut dapat mengembang setelah menyerap air. Kata imbibisi

berasal dari kata Latin imbibere yang berarti “menyelundup”. Air yang menyelundup

disebut air imbibisi, sedangkan zat yang kemasukan air disebut imbiban. Air yang

berimbibisi menyebabkan biji mengembang dan memecahkan kulit pembungkusnya

dan jugamemicu perubahan metabolik pada embrio yang menyebabkan biji tersebut

melanjutkan pertumbuhan (Advinda, 2018).

Proses perkecambahan biji diawali dengan penyerapan air dari lingkungan

sekitarnya, baik dari tanah, udara, maupun media lainnya. Perubahan yang dapat

dilihat adalah membesarnya ukuran biji.Tahap ini disebut imbibisi ,yaitu

membesarnya ukuran biji karena sel dan sel embrio membesar dan biji melunak.

Terjadinya proses perkecambahan pada tahap imbibisi dikarenakan adanya aktivitas

enzim dan amilase. Amilase merupakan enzim kunci yang memainkan peran penting

dalam menghidrolisis cadangan pati dalam biji untuk memasok gula pada embrio

yang sedang berkembang

( Sumartini et al.,2014 ).
Banyaknya air yang dihisap selama proses imbibisi umumnya kecil ,cepat

dan tidak boleh lebih dari 2-3 kali berat kering dari biji. Kemudian pertumbuhan biji

tampak terhadap pertumbuhan akar dan sistem yang cepat lebih luas dan banyak

menampung sumber air yang diterima. Proses imbibisi air oleh benih sangat

dipengaruhi oleh komposisi kimia benih, permeabilitas benih dan jumlah air yang

tersedia, baik air dalam bentuk cairan maupun uap air disekitar benih (Juhanda,2013).

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Imbibisi

Pada proses imbibisi juga dipengaruhi oleh kadar atau konsentrasi larutan

sama seperti pada proses difusi dan osmosis. Beberapa faktor yang mempengaruhi

kecepatan penyerapan air oleh biji diantaranya adalah, konsentrasi air, tekanan

hidrostatik, daya inter molecular, luas permukaan biji yang kontak dengan air, suhu,

kulit biji, umur, tingkat kemasakan biji, komposisi kimia dalam biji (Lestari, 2013).

Kecepatan penyerapan air oleh biji berbanding lurus dengan luas

permukaan. Pada keadaan tertentu, bagian khusus pada biji dapat menyerap air lebih

cepat. Oleh karena itu jumlah air yang diserap biji dipengaruhi oleh luas  permukaan

biji yang kontak langsung dengan air (Lestari, 2013).

Tingginya kadar protein menyebabkan kemampuan menyerap air menjadi

lebih tinggi. Biji yang mengandung protein tinggi menyerap air lebih cepat sampai

tingkat tertentu dari pada biji dengan kadar karbohidrat tinggi. Biji dengan kadar

minyak tinggi tetapi kadar proteinnya rendah, kecepatan serapnya sama dengan  biji

berkadar karbohidrat tinggi (Handoko, 2014).


Apabila air dipanaskan maka energi dipakai. Sebagian energi ini dipakai

untuk meningkatkan difusi air. Oleh sebab itu, apabila suhu ditingkatkan maka

kecepatan penyerapan juga naik sampai batas tertentu, di mana tiap 100C suhu

dinaikkan kecepatan penyerapan kira –  kira dua kali lipat pada waktu permulaan

(Wahab, 2013).

Anda mungkin juga menyukai