IMBIBISI BIJI
LAPORAN
OLEH:
JULIAN ALEKSANDROS SARAGIH
220301057
AGROTEKNOLOGI 2
LABORATORIUM FISIOLOGI
TUMBUHAN PROGRAM STUDI
AGROTEKNOLOGI FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA
UTARA 2023
1
2 2
IMBIBISI BIJI
LAPORAN
OLEH:
JULIAN ALEKSANDROS SARAGIH
220301057
AGROTEKNOLOGI 2
Laporan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Dapat Memenuhi Komponen Penilaian di3
Laboratorium Fisiologi Tumbuhan Program Studi Agroteknologi Fakultas
Pertanian Universitas Sumatera Utara
Mengetahui
Dosen Penanggung Jawab
Puji dan syukur penulis ucapkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan laporain ini tepat pada waktunya.
Adapun judul laporan ini adalah “Imbibisi Biji” yang merupakan salah satu syarat
Pada kesempatan ini, penulis juga mengucapkan terimakasih kepada Ir.Meiriani, MP;
selaku dosen mata kuliah Fisiologi Tumbuhan serta kepada abang dan kakak asisten
laporan ini.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu,
penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan laporan ini.
Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih. Semoga laporan ini bermanfaat bagi
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................................................ii
PENDAHULUAN............................................................................................................................1
Latar Belakang...............................................................................................................................1
Tujuan Percobaan..........................................................................................................................3
Kegunaan Penulisan.......................................................................................................................3
TINJAUAN PUSTAKA..................................................................................................................4
KESIMPULAN..............................................................................................................................12
II
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Benih atau biji merupakan hasil dari fase generatif tanaman yang dapat
menjadi tanaman normal pada keadaan alam yang menguntungkan (Wahab, 2013)
kadar air benih, kegiatan enzim dalam benih serta kegiatan fisik dan biokimia dari
kulit benih. Sedangkan faktor lingkungan yang sangat berpengaruh adalah air,
cahaya, gas, suhu, dan oksigen. Air merupakan faktor yang sangat berperan dalam
oleh benih adalah kulit pelindung biji dan jumlah air yang tersedia pada medium
kecil serta masih hidup berasal persediaan makanan yang berada pada biji. Ada
empat bagian krusial pada biji yang berkecambah, yaitu batang lembaga
radikal dari kulit biji. Selama proses ini berlangsung terjadi mobilisasi cadangan
makanan dari jaringan penyimpanan atau keping biji ke bagian vegetatif yaitu
makanan cadangan diubah menjadi bentuk yang dapat digunakan (Hanifah, 2020).
osmosis ataupun imbibisi. Pada proses penyerapan air oleh biji biasanya terjadi
sampai ke jaringan pada tahap pertama. Pada tahap kedua penyerapan air pada
benih tidak sama, dikarenakan kulit pada benih biji tersebut mengandung suatu
lapisan atau substrat yang mudah larut dalam air sehingga air yang diserap lebih
banyak. Jika suatu tekanan pada benih kecil dari tekanan larutan maka dapat
Pada tumbuhan kemampuan menyerap mineral dan air yang ada didalam
tanah dengan menggunakan akar dan gas-gas seperti karbondioksida dan oksigen
diambil oleh stomata daun dari udara yang ada disekelilingnya. Air dan garam
mineral yang masuk ke akar melalui epidermis akan ini secara osmosis dan difusi.
Hal ini dapat terjadi dikarenakan terdapat perbedaan antara konsentrasi sel-sel
2
3
Tujuan Percobaan
Adapun tujuan praktikum ini adalah untuk menentukan daya hisap biji
tanaman terhadap air dan membandingkan daya hisap air terhadap biji tanaman.
Kegunaan Penulisan
Pertanian Universitas Sumatera Utara Medan dan sebagai bahan informasi bagi
TINJAUAN PUSTAKA
`Peristiwa imbibisi pada hakekatnya tak lain tak bukan suatu proses difusi
belaka, sebab sel-sel biji kacang kering itu mempunyai nilai osmokak tinggi dan
oleh karena itu memiliki tekanan deficit osmosis yang besar pula, jika molekul-
molekul air berdifusi dari konsentrasi yang rendah ke konsentrasi yang tinggi.
Peristiwa imbibisi sebenarnya juga peristiwa osmosis, sebab dinding sel-sel kulit
cepat serta tidak boleh lebih dari 2-3 kali berat kering dari biji. Lalu pertumbuhan
biji tampak terhadap pertumbuhan akar serta sistem yang cepat, lebih luas serta
mempengaruhi imbibisi biji. Kecepatan dalam menyerap air yang dilakukan oleh
biji berbanding lurus dengan luas permukaan. Pada kondisi tertentu, terdapat
bagian khusus pada biji yang memiliki kemampuan dalam menyerap air yang
lebih cepat. Oleh sebab itu, jumlah air yang diserap biji dipengaruhi oleh luas
Biji yang mengandung protein tinggi menyerap air lebih cepat sampai
tingkat tertentu daripada biji dengan kadar karbohidrat tinggi. Biji dengan kadar
minyak tinggi tetapi kadar proteinnya rendah, kecepatan serapnya sama dengan
4
5
ketika dikeringkan air yang terdapat di dalam biji tersebut menjadi lebih mudah
keluar sehingga menyebabkan kadar air yang ada di kecambah menjadi lebih
rendah dibandingkan dengan benih yang tidak dikecambahkan. Jumlah air terikat
dan air bebas mempengaruhi kadar air pada bahan. Tinggi rendahnya kadar air
suatu bahan sangat ditentukan oleh air terikat dan air bebas yang terdapat dalam
Banyaknya air yang dihisap selama proses imbibisi umumnya kecil, cepat
dan tidak boleh lebih dari 2-3 kali berat kering dari biji. Kemudian pertumbuhan
biji tampak terhadap pertumbuhan akar dan sistem yang cepat, lebih luas dan
banyak menampung sumber air yang diterima (Bewley and Black, 2020).
penjumlahan volume zat mula-mula, dengan zat yang diimbibisikan apabila dalam
keadaan bebas. Perbedaan ini diduga karena zat atau molekul yang diimbibisikan
sehingga volume zat yang diimbibisikan tertekan lebih kecil daripada bila dalam
pukul 10.00 WIB pada Kamis, 9 Maret 2023 sampai dengan selesai dengan
ketinggian 25 mdpl.
analitik sebagai penimbang berat biji yang akan direndam, gelas ukur untuk
mengukur air rendaman, alat tulis (kertas, pulpen, pensil, penghapus) sebagai alat
pendukung dalam praktikum dan pinset sebagai alat untuk meniriskan biji yang
sudah direndam.
Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah 5 gram biji
padi (Oryza sativa L.) dan 5 gram biji kacang merah (Phaseolus vulgaris L.)
sebagai objek yang akan diteliti, air sebagai perendam biji, wadah plastik sebagai
Prosedur Praktikum
4. Ditimbang berat biji yang telah direndam sesuai perlakuan dan sisa air.
Hasil
Selisih Air yg
Lama Pertum
Berat Berat Berat Air yg diabsorbsi
Peren buhan Kadar
Awal Akhir Air diabsorbsi dgn
daman Berat Air (%)
Biji (g) Biji(g) Sisa (g) (g) Pertambahan
(jam) Biji (g) Berat Biji (g)
1 5 7,54 2,54 33,68 21,4 3,6 1,06
2 5 7,19 2,19 30,34 17,65 7,35 5,16
3 5 9,66 4,66 48,24 15,44 9,56 4,9
4 5 10,79 5,79 53,66 17,13 7,87 2,08
5 5 11 6 54,54 15 10 4
6 5 12 7 58,33 13 12 5
8 5 10,43 5,43 52,06 17,73 7,27 1,84
12 5 10,38 5,38 51,83 13,58 11,42 6,04
24 5 10,27 5,27 51,31 15,49 9,51 4,24
48 5 10,54 5,54 52,56 15,19 9,81 3,64
Pembahasan
hidrofilik, seperti protein, pati, selulosa, agar-agar, gelatin, liat dan lainnya yang
untuk menyerap air misalnya pada biji biasa disebut dengan potensial imbibisi dan
prosesnya disebut dengan imbibisi. Imbibisi merupakan suatu proses difusi yang
terjadi pada tanaman yang merupakan masuknya air pada ruang intraseluler dari
proses imbibisi oleh kulit. biji tanaman tersebut. Proses imbibisi juga memiliki
kecepatan penyerapan air yang berbeda-beda untuk setiap jenis biji tanaman hal
Kacang merah dan padi mengandung zat zat yang hidrofilik seperti kacang
merah mengandung protein dan padi mengandung zat tepung (pati). Zat tepung
lebih mudah larut, tetapi padi memiliki kulit yang keras, sehingga susah untuk
mengabsorbsi air, sebaliknya kacang merah memiliki kulit yang tipis, sehingga
lebih banyak menyerap air dan biji bertambah besar. Hal ini sesuai dengan
protein tinggi menyerap air lebih cepat sampai tingkat tertentu daripada biji
dengan kadar karbohidrat tinggi. Biji dengan kadar minyak tinggi tetapi kadar
tinggi.
Proses yang terjadi pada perendaman biji kacang merah ini menyebabkan
air yang masuk ke dalam biji sehingga mengakibatkan biji menjadi membengkak.
Hal ini sesuai dengan penelitian Ferdiawan (2019) yang menyatakan bahwa
masuknya air ke dalam biji dapat menyebabkan biji tersebut mengembang. Biji
8
9
menjadi lebih mudah keluar sehingga menyebabkan kadar air yang ada di
dikecambahkan. Jumlah air terikat dan air bebas mempengaruhi kadar air pada
bahan. Tinggi rendahnya kadar air suatu bahan sangat ditentukan oleh air terikat
Pada percobaan yang dilakukan pada biji kacang merah dan biji kacang
padi dapat diamati perbedaan berat awal dan berat akhir setelah direndam dengan
air selama 1 jam dan 12 jam serta membandingkan jumlah air yang dapat diserap
dilakukannya pengamatan imbibisi ini ternyata pada dua biji tersebut terjadi
penambahan berat setelah direndam selama 1 jam dan 12 jam. Pada biji kacang
merah dengan waktu perendaman 1 jam, dari berat awalnya 5 gram, setelah
direndam beratnya menjadi 9 gram, begitu juga dengan biji padi yang berat
awalnya 5 gram, setelah direndam air beratnya menjadi 7,4 gram. Sedangkan
dengan waktu perendaman selama 12 jam pada biji kacang merah, dari berat
awalnya 5 gram menjadi setelah direndam beratnya menjadi 9,4 gram, begitu juga
dengan biji padi yang berat awalnya 5 gram, setelah direndam air beratnya
menjadi 8,2 gram. Dalam hal ini kita dapat liat bahwa dengan waktu perendaman
12 jam pertambahan berat biji nya lebih besar. Dari percobaan ini dapat kita lihat
proses perendaman dapat mempengaruhi pertambahan suatu biji. Hal ini sesuai
terjadinya proses imbibisi dimana air masuk kedalam biji sehingga berat biji
bertambah.
10
Hasil yang didapatkan yaitu apabila dilihat dari morfologinya, warna sesudah
direndam menjadi lebih gelap, kemudian pada kacang merah terjadi perubahan
bentuk yang signifikan yang mana seperti yang kita ketahui pada imbibisi ini
sendiri mengalami perpindahan antar molekul-molekul air di dalam suatu zat lain
melalui pori-pori atau lubang yang cukup besar sehingga molekul air tersebut
dapat menetap di dalam zat tersebut. Hal ini sesuai dengan penelitian yang
menyatakan bahwa Maka yang kita lihat, pada kacang merah yang sebelumnya
berbentuk bulat , sekarang telah berubah bentuk menjadi lonjong dan terdapat
kulit biji yang sudah lepas, namun tidak semua kulit biji nya yang terlepas.
Kemudian pada padi, dari segi morfologinya warna setelah direndam terlihat lebih
gelap, kemudian sama seperti kacang merah, yang mana terdapat perubahan
bentuk karena molekul-molekul air masuk ke pori-pori padi ini, sehingga bentuk
setelah direndam berubah menjadi sedikit lebih besar (namun tidak membesar
secepat kacang merah). Dari kedua biji tersebut dapat kita lihat dan bandingkan
yaitu biji kacang merah menyerap air lebih banyak dibanding biji padi karena
pada biji kacang merah memiliki luas permukaan yang lebih luas dan ruang antar
molekulnya yang lebih renggang. Hal ini sesuai dengan penelitian Idrus (2021)
yang menyatakan bahwa kecepatan dalam menyerap air yang dilakukan oleh biji
berbanding lurus dengan luas permukaan. Pada kondisi tertentu, terdapat bagian
khusus pada biji yang memiliki kemampuan dalam menyerap air yang lebih cepat.
Oleh sebab itu, jumlah air yang diserap biji dipengaruhi oleh luas permukaan biji
yang berhubungan langsung dengan air. Penyerapan air terhadap biji ini terjadi
perendaman 1 jam, dari berat awalnya 5 gram, setelah direndam beratnya menjadi
10
11
9 gram, begitu juga dengan biji padi yang berat awalnya 5 gram, setelah direndam
air beratnya menjadi 7,4 gram. Sedangkan dengan waktu perendaman selama 12
jam pada biji kacang merah, dari berat awalnya 5 gram menjadi setelah direndam
beratnya menjadi 9,4 gram, begitu juga dengan biji padi yang berat awalnya 5
gram, setelah direndam air beratnya menjadi 8,2 gram. Ini menunjukkan bahwa
berat biji kacang merah maupun biji padi yang sudah direndam tidak melebihi 2-3
kali berat kering. Hal ini sesuai dengan penelitian Juhanda (2013) yang
menyatakan bahwa banyaknya air yang dihisap selama proses imbibisi umumnya
sedikit, cepat serta tidak boleh lebih dari 2-3 kali berat kering dari biji. Lalu
pertumbuhan biji tampak terhadap pertumbuhan akar serta sistem yang cepat,
Setelah melakukan percobaan, biji kacang merah dan padi yang telah
direndam dan dipisahkan dari air lalu dibiarkan hingga besok harinya yang terjadi
adalah munculnya kecambah pada kedua biji tersebut. Hal ini sesuai dengan
penelitian Sari dan Prakusya (2020) yang menyatakan bahwa air berpengaruh
reaksi yang terjadi dalam proses kecambah. Ketika air diberikan mengandung
KESIMPULAN
yang hidrofilik.
3. Semakin besar luas permukaan suatu biji dan ruang antar molekulnya
5. Semakin tipis kulit suatu biji, semakin banyak dan mudah biji tersebut
menyerap air.
6. Berat biji yang sudah direndam tidaklebih dari 2-3 kali berat kering
dari biji.
12
13
DAFTAR PUSTAKA
Ayu, 2013. Pertumbuhan dan Produksi Beberapa Varietas Kedelai Terhadap Inokulasi
Rhizobium.Univeritas Sumatera Utara, Medan. Jurnal Agroekoteknologi vol
1.no2.
Cahyanti, L. D., 2019. Pengaruh Alelopati seresah Daun Bambu (Dendrocalamus asper)
Pada Perkecambahan kedelai (Glycine max L. Merril). Florea, 6(1), pp. 16-19.
Ferdiawan, N., Nurwantoro & Dwiloka, B., 2019. Pengaruh Lama Waktu Germinasi
terhadap Sifat Fisik dan Sifat Kimia Tepung Kacang Tolo (Vigna unguiculata L).
Jurnal Teknologi Pangan, 2(3), pp. 349-354.
Handoko, M., 2014. Jurnal Imbibisi Biji. Fakultas Pertanian, Universitas Andalas:
Padang
Hanafiah ,K.A. 2020. Dasar Dasar Ilmu Tanah. PT Raja Grafindo Persada : Jakarta.
Husna, N. 2015. Daya Serap Air pada Biji Kacang Merah (Phaseolus vulgaris L.).
Universitas Lambung Mangkrut, Banjarmasin.
Idrus, H. A. ., & Fuadiyah, S. . (2021). Uji Coba Imbibisi pada Kacang Kedelai (Glycine
max) dan Kacang Hijau (Vigna radiata). Prosiding Seminar Nasional Biologi,1(1),
710–716.
Juhanda, Y., 2013. Pengaruh Skarifikasi pada Pola Imbibisi dan Perkecambahan Benih
Saga Manis (Abruss precatorius L.). Fakultas Pertanian, Universitas Lampung,
Bandar Lampung
Lestari, R.I., 2013. Imbibisi Biji. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Universitas Negeri Surabaya: Surabaya
Putra, A. I. (2017). Imbibisi Benih Mati dan Hidup pada Benih Jagung (Zea mays) dan
Kacang Tanah (Arachis hypogaea). Universitas Muhammadiyah Malang.
Wachid. M.2017, optimalisasi Zat Gizi pada Proses Perkecambahan Pembuatan Taoge:
Kajian Suhu dan Lama Perendaman.
14
Yahya, Y. (2015). Perbedaan Tingkat Laju Osmosis Antara umbi Solonum tuberosum dan
Doucos carota. Jurnal Biology Education, 4(1)
14
15
LAMPIRAN
16
16