Anda di halaman 1dari 16

IMBIBISI BIJI

LAPORAN

OLEH:
ALIZZA FITRIANI
220301073
AGROTEKNOLOGI 2

LABORATORIUM FISIOLOGI TUMBUHAN


PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2023

i
IMBIBISI BIJI

LAPORAN

OLEH:
ALIZZA FITRIANI
220301073
AGROTEKNOLOGI 2

Laporan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Dapat Memenuhi Komponen


Penilaian Di Laboratorium Fisiologi Tumbuhan Program Studi Agroteknologi
Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara

LABORATORIUM FISIOLOGI TUMBUHAN


PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2023

ii
Judul : Imbibisi biji Kacang merah (Phaseolus vulgaris L.) dan biji Padi (Oriza
sativa)
Nama : ALIZZA FITRIANI
NIM : 220301073
Kelas : AGROTEKNOLOGI 2

Mengetahui
Dosen Penanggung Jawab

(Ir. Meiriani, MP)


NIP: 196505181992032001

iii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena

atas berkat rahmat dan karunia nya penulis dapat menyelesaikan laporan ini tepat

pada waktunya

Adapun judul laporan ini adalah “Imbibisi Biji” yang merupakann salah satu

syarat untuk memenuhi komponen penilaian di pratikum Fisiologi Tumbuhan,

Program studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara,

Medan.

Pada kesempatan ini, penulis juga mengucapkan banyak rasa terima kasih

yang sebesar-besarnya kepada. Selaku dosen penanggung jawab pratikum fisiologi

tumbuhan: Ir. Meiriani,MP serta abang dan kakak asisten laboratorium yang telah

membimbing penulis dalam menyelesaikan laporan ini.

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata kesempurnaan.

Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi

tercapainya kesempurnaan dalam laporan ini.

Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih. Semoga laporan ini

bermanfaat bagi yang membutuhkan dan dipergunakan sebaik-baiknya.

Medan, 15 Maret 2023

Penulis,

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .......................................................................................i

DAFTAR ISI ............................................................................................................ii

PENDAHULUAN....................................................................................................1

Latar belakang ............................................................................................1

Tujuan percobaan .......................................................................................

Kegunaan penulisan ....................................................................................

TINJAUAN PUSTAKA ..........................................................................................

BAHAN DAN METODE.........................................................................................

Tempat dan Waktu Pratikum.....................................................................

Alat dan Bahan .......................................................................................

Prosedur Percobaan ....................................................................................

HASIL DAN PEMBAHASAN ...............................................................................

Hasil ..............................................................................................................

Pembahasan..................................................................................................

KESIMPULAN .......................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................................

LAMPIRAN .............................................................................................................

ii
PENDAHULUAN
Latar belakang

Biji dapat diartikan sebagai suatu ovule atau bakal tanaman yang masak

yang mengandung suatu tanaman mini atau embrio yang terbentuk dari bersatunya

sel-sel generative yaitu gamet jantan dan betina di dalam kandung embrio, serta

cadangan makanan yang mengelilingi embrio. Sedangkan benih merupakan biji

tumbuhan yang digunakan oleh manusia untuk tujuan penanaman atau budidaya

(Utomo, 2016).

Proses perkecambahan mengalami proses penyerapan air dengan cara

osmosis ataupun imbibisi. Pada proses penyerapan air oleh biji biasanya terjadi

sampai ke jaringan pada tahap pertama. Pada tahap kedua penyerapan air pada benih

tidak sama, dikarenakan kulit pada benih biji tersebut mengandung suatu lapisan atau

substrat yang mudah larut dalam air sehingga air yang diserap lebih banyak. Jika

suatu tekanan pada benih kecil dari tekanan larutan maka dapat meningkatkan proses

imbibisi (Wusono & Matinahoru, 2015).

Pada proses perkecambahan ini adalah proses penyerapan air oleh benih

biji tersebut. Air disni berfungsi untuk melunakkan kulit biji dan dapat meningkatkan

proses perkembangan embrio dan endosperm. Kecepatan yang terjadi pada peristiwa

imbibisi ini dipengaruhi oleh komposisi kotiledon seperti protein, ketebalan kulit dan

lemak. Kecepatan proses imbibisi oleh benih biji ini terkait dengan kecepatan

perkecambahan, semakin tebal kulit biji tersebut maka semakin lambat proses dengan

waktu yang diperlukan air untuk mengisi rongga lapisan kulit pada biji kedelai, yang

1
mana kondisi ini akan dapat memperlambat perkecambahan benih biji tersebut

(Krisnawati dan Adie, 2018).

Proses yang terjadi pada perendaman biji ini menyebabkan air yang masuk

kedalam biji sehingga menyebabkan biji menjadi membengkak. Biji kacang yang

membengkak tersebut mengakibatkan struktur didalam biji menjadi lebih renggang,

sehingga ketika dikeringkan air yang terdapat didalam biji tersebut menjadi lebih

mudah keluar sehingga menyebabkan kadar air yang ada di kecambah menjadi lebih

rendah dibandingkan dengan kacang yang tidak dikecambahkan. Jumlah air

terikat dan air bebas mempengaruhi kadar air pada bahan. Tinggi rendahnya kadar air

suatu bahan sangat ditentukan oleh air terikat dan air bebas yang terdapat dalam

bahan (Ferdiawan, et al., 2019).

Perkecambahan pada biji ini dipengaruhi oleh beberapa faktor eksternal

seperti air, komposisi udara,cahaya, suhu dan juga zat-zat toksik yang berada di

lingkungan sekitar termasuk didalamnya yaitu zat-zat alelopati dari tumbuhan atau

sisa tumbuhan yang ada disekitarnya. Adaptasi morfologi yang didasarkan pada

penghambatan atau pencegahan masuknya senyawa berbahaya kedalam tubuh

tumbuhan ini seperti lignin. Dengan adanya lignin pada dinding biji dapat mencegah

masuknya senyawa alelopati pada membran, sehingga sistem membran tidak akan

mengalami kerusakan. Adanya sifat permeabilitas pada benih juga ditentukan oleh

aktor umur jika semakin tua benih tersebut maka kadar lignin dapat meningkat dan

rendah pula tingkat imbibisinya (Cahyanti, 2019).

2
Tujuan percobaan

Adapun tujuan dari pratikum ini adalah untuk menentukan daya hisap biji

terhadap air dan membandingkan daya hisap air beberapa biji tanaman

Kegunaan penulisan

Adapun manfaat atau kegunaan dari penulisan laporan pratikum ini bagi

penulis, diharapkan bisa dijadikan dan dikembangkan menjadi laporan yang lebih

sempurna dan dijadikan referensi yang baik untuk peneliti selanjutnya terkait tentang

imbibisi tanaman

3
TINJAUAN PUSTAKA
Imbibisi adalah peristiwa penyerapan air oleh permukaan zat-zat yang

hidrofilik, seperti protein, pati, selulosa, agar-agar, gelatin, liat dan lainnya yang

menyebabkan zat tersebut dapat mengembang setelah menyerap air. Kemampuan

untuk menyerap air misalnya pada biji biasa disebut dengan potensial imbibisi dan

prosesnya disebut dengan imbibisi. Difusi adalah peristiwa mengalirnya atau

berpindahnya suatu zat dalam pelarut dari bagian berkonsentrasi tinggi ke bagian

yang berkonsentrasi rendah. Osmosis adalah suatu topik yang penting dalam biologi

karena fenomena ini dapat menjelaskan mengapa air dapat ditransportasikan ke dalam

dan ke luar sel. Perkecambahan benih dimulai saat terjadi imbibisi air ke dalam benih.

Tingkat imbibisi yang terjadi dipengaruhi oleh komposisi benih, impermeabilitas

lapisan luar benih, dan ketersediaan air. Ketersediaan air untuk imbibisi tergantung

pada potensial air sel. Potensial air sel tersebut merupakan hasil dari tiga potensial

yaitu tekanan matriks dinding sel, konsentrasi osmotik sel, dan tekanan turgor sel

(Adnan, 2014).

Imbibisi berarti kemampuan dinding sel serta plasma sel untuk menyerap air

asal luar sel, dalam hubungannya dengan pengambilan zat oleh tanaman. Pada

peristiwa tersebut, molekul-molekul dinding sel atau plasma sel, dan air yang terserap

disebut air imbibisi. Dan akibatnya plasma sel bisa mengembang (Surhayanto, 2019).

Dalam proses imbibisi juga ditentukan oleh kadar atau konsentrasi larutan

sama seperti pada proses difusi dan osmosis. Beberapa faktor yang mempengaruhi

kecepatan penyerapan air oleh biji diantaranya, konsentrasi air, tekanan hidrostatik,

4
daya inter molekular, luas permukaan biji yang kontak dengan air, suhu, kulit biji,

umur, taraf kemasakan biji, komposisi kimia dalam biji. Masuknya air ke dalam biji

menimbulkan tekanan hidrostatik karena meningkatnya volume air pada membran

biji. Tekanan hidrostatik dapat mengakibatkan peningkatan tekanan difusi air. Hal ini

kemudian menyebabkan naiknya kecepatan difusi ke luar dan menurunnya kecepatan

penyerapan air oleh biji (Lestari, 2013).

Kecepatan dalam menyerap air yang dilakukan oleh biji berbanding lurus

dengan luas permukaan. Pada kondisi tertentu, terdapat bagian khusus pada biji yang

memiliki kemampuan dalam menyerap air yang lebih cepat. Oleh sebab itu, jumlah

air yang diserap biji dipengaruhi oleh luas permukaan biji yang kontak langsung

dengan air. Biji yang mengandung protein tinggi menyerap air lebih cepat sampai

tingkat tertentu daripada biji dengan kadar karbohidrat tinggi. Biji dengan kadar

minyak tinggi tetapi kadar proteinnya rendah, kecepatan serapnya sama dengan biji

berkadar karbohidrat tinggi (Handoko, 2014).

5
BAHAN DAN METODE
Tempat dan Waktu Pratikum

Adapun pratikum dilaksanakan di Laboratorium Fisiologi Tumbuhan Fakultas

Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan pada kamis, 9 September 2023

Vtinggi???

Alat dan Bahan

Adapun alat yang digunakan dalam pratikum ini adalah Timbangan analitik

sebagai alat untuk mengukur atau menimbang biji dan air yang akan digunakan,

Gelas cup sebagai alat atau media tempat perendaman biji yang akan diteliti, alat

tulis(pensil, pulpen, kertas) sebagai alat pendukung dalam percobaan pratikum untuk

menulis data yang didapat, dan kertas label sebagai alat yang digunakan untuk

menandai atau memberi label pada masing-masing cup tempat perendaman biji.

Adapun bahan yang digunakan dalam pratikum ini adalah 10 gram biji

Padi (Oryza sativa L.) dan 10 gram biji Kacang Merah (Phaseolus vulgaris L.)

sebagai objek atau bahan yang akan diteliti, Air sebagai media yang digunakan untuk

merendam biji,

Prosedur Percobaan

Adapun prosedur percobaan pada percobaan ini adalah :

 Disiapkan gelas cup sebanyak 20 buah

 Ditimbang biji kacang merah dan padi masing-masing 5 gram

6
 Dimasukkan biji kedalam gelas cup

 Direndam biji dengan air sebanyak 25 ml

 Ditunggu masing-masing perlakuan selama 1 jam, 2 jam, 3 jam, 4 jam, 5 jam,

6 jam, 8 jam, 12 jam, 24 jam, dan 48 jam.

 Ditimbang berat biji setelah direndam sesuai dengan perlakuan dan sisa air

 Hitung persentase kadar air dengan rumus:

Berat akhir air – Berat awal

7
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Komoditi: Kacang Merah (Phaseolus vulgaris L.)
Selisih Air
yg
Lama Pertum
Berat Berat Air yg diabsorbsi
Peren buhan Kadar Berat Air
Awal Akhir diabsor dgn
daman Berat Air (%) Sisa (g)
Biji (g) Biji(g) bsi (g) Pertambah
(jam) Biji (g)
an Berat
Biji (g)
1 5
2 5
3 5
4 5
5 5
6 5
8 5
12 5
24 5
48 5

Komoditi: Padi (Oryza sativa L.)


Selisih
Air yg
Lama Pertum
Berat Berat Air yg diabsorbs
Peren buhan Kadar Berat Air
Awal Akhir diabsorbs i dgn
daman Berat Air (%) Sisa (g)
Biji (g) Biji(g) i (g) Pertamba
(jam) Biji (g)
han Berat
Biji (g)
1 5
2 5
3 5
4 5
5 5
6 5
8 5
12 5
24 5
48 5
Pembahasan

8
KESIMPULAN

9
DAFTAR PUSTAKA

10
LAMPIRAN

11

Anda mungkin juga menyukai