LAPORAN
OLEH:
SALWA KHOVIVAH MANURUNG
220301074
AGROTEKNOLOGI-2
FAKULTAS PERTANIAN
2023
Judul : Imbibisi Biji
Nama : Salwa Khovivah Anggi Br. Manurung
Nim : 220301074
Program Studi : Agroteknologi 2
Mengetahui
Dosen Penanggung Jawab
i
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah melimpahkan Rahmat dan hidayah-NYA sehingga saya dapat menyelesaikan
laporan pratikum yang berjudul “Imbibisi Biji” ini dengan baik tanpa ada hambatan.
Laporan pratikum ini menjelaskan tentang bagaimana proses biji kacang merah
dan padi dapat berimbibisi dalam air selama waktu yang ditentukan serta untuk
memenuhi komponen penilaian dari laboratoriun fisiologi tumbuhan.
Tidak lupa saya ucapkan terimakasih kepada Ibu Ir.Meiriani. MP selaku dosen
penanggungjawab Mata Kuliah Fisiologi Tumbuhan serta abang dan kakak asisten
laboratorium yang telah membimbing saya dalam menyelesaikan laporan ini.
Saya menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu
saya mengharapakan kritik dan saran untuk laporan ini. Demikian yang dapat saya
sampaikan, saya ucapkan terimakasih.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGASAHAN…………………………………………………….……..i
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………ii
DAFTAR ISI……………………………………………………………………….….iii
PENDAHULUAN
Latar Belakang………………………………………………………………….1
Tujuan Percobaan……………………………………………………………….2
Kegunaan Penulisan…………………………………………………………….2
TINJAUAN PUSTAKA……………………………………………………………….3
KESIMPULAN……………………………………………………………..…………15
DAFTAR PUSTAKA………………………………………...………………………..16
LAMPIRAN
i
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Benih adalah tanaman dan bagiannya yang digunakan untuk memperbanyak
dan/atau mengembangbiakan tanaman pangan (Permetan,2014). Benih menrupakan
faktor penentu dalam meningkatkan produktivitas tanaman (MacRobert et al., 2014)
karena itu harus bermutu dan berkualitas. Menurut Saenong et al \.,(2016) terdapat tigal
hal penting yang berkaitan dengan kualitas benih yaitu: (1) Teknik produksi beih
berkualitas.,(2) Teknik mempertahankan kualitas benih yang telah dihasilkan (3) Tenik
deteksi atau mengukur kualitas benih.
Imbibisi merupakan proses masuknya air ke dalam benih untuk memicu
dimulainya proses perkecambahan. Masuknya air ini bisa terjadi secara difusi maupun
secara osmosis. Adapun proses osmosis ini terjadi akibat keadaan benih yang lebih
kering dari lingkungannya sehingga air masuk ke dalam benih ( Jevi Nugraha 2021).
Pada proses imbibisi dipengaruhi oleh kadar atau konsentrasi larutan sama
seperti proses difusi dan osmosis. Kecepaair oleh niji berbanding lurus dengan luas
permukaan penyerapan apabila air dipanaskan maka energi dipakai. Sebagian energi ini
dipakai untuk meningkatkan difusi air.
Perkecambahan pada biji ini dipengaruhi oleh beberapa faktor eksternal seperti
air, komposisi udara, cahaya, suhu dan juga zat-zat toksik yang berada di lingkungan
sekitar termasuk didalamnya yaitu zat-zat alelopati dari tumbuhan yang ada
disekitarnya. Adaptasi morfologi yang didasarkan pada penghambatan atau pencegahan
masuknya senyawa berbahaya kedalam tubuh tumbuhan.( Cahyanti ,2019 )
Ukuran dari biji varietas dapat juga mempengaruhi proses terjadinya imbibisi
selama perkecambahan. Perbedaan yang dapat terlihat secara nyata pada indeks vigor
dan kecepatan tumbuh yang merupakan tolak ukur dari vigor tersebut. Varietas atau biji
sedang ini memperlihatkan keragaman yang terbaik pada kedua peubah dibandingkan
dengan varietas lainnya. Berdasarkan hal ini diduga dikarenakan proses imbibisi yang
dipengaruhi oleh permeabilitas kulit biji yang berhubungan dengan benih biji
(Danial, et al., 2013).
ii
Tujuan Pratikum
Adapun tujuan pratikum ini adalah untuk menentukkan daya hisap biji terhadap
air dam membandingkan daya hisap antara biji padi dan kacang merah.
Kegunaan penulisan
Tujuan penulisan dari laporan ini adalah untuk memenuhi syarat komponen
penilaian pada pratikum di Laboratorium Fisiologi Tumbuhan Program Studi
Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Sumatra Utara dan sebagai sumber
informasi bagi pihak yang membutuhkan.
TINJAUAN PUSTAKA
i
Imbibisi Benih adalah suatu keadaan berhenti tumbuh yang dialami organisme
hidup atau bagiaanya sebagai tanggapan atas suatu keadaan yang tidak mendukung
adanya proses imbibisi air, proses respirasi tekanan/ terhamabat, rendahnya proses
ataupun imbibisi. Pada proses penyerapan air oleh biji biasanya terjadi sampai ke
jaringan pada tahap pertama. Pada tahap kedua penyerapan air pada benih tidak sama,
dikarenakan kulit pada benih biji tersebut mengandung suatu lapisan atau substrat yang
mudah larut dalam air sehingga air yang diserap lebih banyak. Jika suatu tekanan pada
benih kecil dari tekanan larutan maka dapat meningkatkan proses imbibisi
dan luas permukaan biji kecil serta permeabilitas biji rendah (biji keras) menjadi faktor
yang mempengaruhi biji tanaman untuk tumbuh karena air menjadi sulit untuk masuk
internal dan faktor eksternal. Faktor intertalnya yaitu: tingkat kematangan biji, berat dan
ukuran biji, dormansi. Faktor eksternalnya ialah air, suhu, oksigen, cahaya.
ii
ukuran dari biji varietas dapat juga mempengaruhi proses terjadinya imbibisi
selama perkecambahan. Perbedaan yang dapat terlihat secara nyata pada indeks vigor
dan kecepatan tumbuh yang merupakan tolak ukur dari vigor tersebut. biji sedang ini
varietas lainnya. Berdasarkan hal ini diduga dikarenakan proses imbibisi yang
Pada tumbuhan kemampuan menyerap mineral dan air yang ada didalam tanah
dengan menggunakan akar dan gas-gas seperti karbondioksida dan oksigen diambil oleh
stomata daun dari udara yang ada disekelilingnya. Air dan garam mineral yang masuk
ke akar melalui epidermis akan ini secara osmosis dan difusi. Hal ini dapat terjadi
epikotil yang menyebabkan plumula keluar menembus kulit biji dan muncul diatas
tanah. Kotiledon relative tetap posisinya. Pada epigeal hipokotillah yag tumbuh
( Selvina 2017)
i
BAHAN DAN METODE
Waktu dan Tempat
Pertani Universitas Sumatra Utara pada hari Kamis tanggal 009 Maret 2023
Adapun bahan yang digunakan untuk pratikum ini adalah benih padi (Oryza
sativa) dan benih kacang merah (Vigna angularis) sebagai sampel tumbuhan untuk
diamati imbibisinya, air sebagai bahan untuk merendam biji agar imbibisi dapat terjadi,
Sedangakan alat yang digunakan untuk pratikum ini adalah cup untuk wadah
melakukan imbibisi biji, pinset sebagai alat untuk mengambil sampel setelah di
imbibisi, timbangan adalah alat untuk mengukur biji dan air sebelum imbibisi dan
setelah imbibisi
Prosedur Percobaan
selama 1 jam, 2 jam, 3 jam, 4 jam, 5 jam, 6 jam 8 jam, 12 jam, 24 jam, dan 48
jam
Ditimbang berat biji yang telah direndam sesuai perlakuan dan sisa air
ii
Dihitung persentase kadar air dengan rumus
X 100%
Berat awal
Digambar gravik hubungan antara lama perendaman dalam satu gravik untuk 2
biji
i
HASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL
Adapun hasil dari pratiku judul ini sebagai berikut :
Komoditi Padi
pertam
Bahan
berat biji
ii
Komoditi Kacang Merah
pertambahan
berat biji
i
PEMBAHASAN
Adapun pembahasan yang akan dibahas dalam judul pratikum sebagai berikut:
pokok sangat sulit digantikan oleh bahan pokok lainnya. Sehingga keberadaan
tersebut sesuai dengan data Badan Pusat Statistik (2018), produksi kacang merah
di Indonesia tergolong cukup tinggi, yaitu mencapai 37.171 ton pada tahun
2016. Oleh masyarakat lokal di Indonesia umumnya, kacang merah yang biasa
disebut dengan kacang buncis ini diolah menjadi sup, kue, salad dan es krim.
Kacang merah mengandung zat gizi, serat kasar dan antosianin. Kandungan zat
gizi kacang merah terdiri dari unsur makro dan mikro. Menurut Mahmud et.al.,
air 17,70 g; lemak 1,10 g; protein 22,10 g; karbohidrat 56,20 g; serta pada serat
4,00 g. Serta kandungan antosianin dalam 100 g kacang merah yaitu pada
adalah suatu keadaan berhenti tumbuh yang dialami organisme hidup atau ai
ii
tanggapan atas suatu keadaan yang tidak mendukung pertumbuhan normal.
cadangan makanan.
Imbibisi atau nama kata latinnya “imbi bore” artinya menyeludup. Air
Imbibisi atau disebut air menyeludup ini merupaka suatu zat yang dimaksud
suatu zat melewati pori=pori atau lubang yang cukup besar dan molekul air
Berdasarkan literatur dari Wusono & Matinahoru pada tahun 2015 yang
sengan cara osmosis ataupun imbibisi. Pada proses penyerapan air oleh biji
biasanya terjadi sampai ke jarinngan pada tahap pertama. Pada tahap kedua
penyerapan air pada benih tidak sama, dikarenakan kulit pada benih biji tersebut
mengandung suatu lapisan atau substrat yang mudah larut dalam air sehingga air
yang diserap lebih banyak. Air sangat diperlukan dalam proses imbibisi, hidrasi
jaringan, sintesis hormon IAA dan GA, hidrolisis enzim, transport molekul yang
sangat berperan dalam proses pemebelahan dan pembesaran sel. Jika air yang
i
akibatnya bahan menjadi tertunda maupun pertumbuhannya tidak sesuai demgan
semestinnya
permeabilitas biji rendah (biji keras) menjadi faktor yang mempengaruhi biji
tanaman untuk tumbuh karena air menjadi sulit untuk masuk dan berpotensi
Air yang masuk dalam biji pada proses imbibisi mengaktifkan enzim-
enzim yang telah ada didalam biji tersebut dan dapat membantu proses
proses terjadinya perkecambahan biji. Pada proses imbibisi air ini dapat
menyebabkan embrio dibawah kulit biji tersebut juga akan ikut emproduksi
hormon walaupun dalam jumlah yang kecil.penyerapan air yang terjadi pada
hormon sitokinin dan auksin). Berdasarkan hasil dari sidik ragam mengenai
dapat dilihat antara genotipe. Hal ini dapat diketahui berarti benih biji dari
semakin kecil tingkat permeabilitasnya maka semakin sedikit air yang diserap
ii
Proses yang terjadi pada perendaman biji ini menyebabkan air yang
lebih renggang, sehingga ketika dikeringkan air yang terdapat didalam biji
tersebut menjadi lebih mudah keluar sehingga menyebabkan kadar air yang ada
dikecambahkan. Jumlah air terikat dan air bebas mempengaruhi kadar air pada
bahan. Tinggi rendahnya kadar air suatu bahan sangat ditentukan oleh air terikat
Ukuran dari biji varietas biji ini dapat juga mempengaruhi proses
nyata pada indeks vigor dan kecepatan tumbuh yang merupakan tolak ukur dari
vigor tersebut. Varietas biji sedang ini memperlihatkan keragaman yang terbaik
pada kedua peubah dibandingkan dengan varietas lainnya. Berdasarkan hal ini
biji yang berhubungan dengan benih biji . Proses perendaman biji yang
dilakukan selama 2 jam dan 24 jam ini di duga menumbuhkan kotiledon yang
penelitian dari Junaidi dan Fandi Ahmad pada tahun 2021 yaitu:
i
1. Faktor Internal
daya tahan hidup yang cukup serta tidak memiliki daya kecambah yang
baik, karena biji tidak cukup memiliki cadangan makanan serta embrio
berkecambah.
2. Faktor Eksternal
sekitar 25 – 35oC
Oksigen dapat diserap oleh biji melalui proses respirasi yang akan
ii
Adaptasi morfologi yang didasarkan pada penghambatan atau
seperti lignin. Dengan adanya lignin pada dinding biji dapat mencegah
ditentukan oleh aktor umur jika semakin tua benih tersebut maka kadar
Berdasarkan literatur dari Selvina Tuli pada tahun 2017 posisi kotiledon
plumula keluar menembus kulit biji dan muncul diatas tanah. Kotiledon relative
fanerokotil. Sebaliknya, jika kulit biji tetap membungkus kotiledon atau tidak
juga dilakukan secara visual. Pada saat biji berkecambah kotiledonnya terangkat
i
kotiledon dibagi menjadi dua yaitu fotosintesis (foliaceous) dan cadangan
makanan (reservoir).
KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari pembahasan diatas sebagai berikut:
1. Imbibisi adalah masuknya air kedalam biji melalui pori-pori biji yang akan
2. Proses imbibisi biji diawali dengan masuknya air kedalam biji yang akan
membuat biji membengkak dan membuat air yang ada didalam wadah
menyurut.
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi imbibisi biji ada dua faktor yaitu faktor
internal yang terdiri dari tingkat kematangan biji,berat biji dan dormansi
sedangkan faktor eksternal nya ialah suhu, air oksigen dan cahaya
4. Perkecambahan pada biji terdapat dua macam yaitu epigeal dan hypogeal.
dibawah tanah
disimpulkan bahwa makin besar waktu perlakuan dari suatu benih maka benih
tersebut akan semakin berat sedangkan air sisa benih semakin ringan.
ii
DAFTAR PUSTAKA
Aswaldi Anwar, Dede Suhendra, Siska Efendi,2020 “Efek Perubahan Kondisi Fisik
Tanaman Padi (Oryza sativa L) Pada Berbagai Pola Jajar Legowo dan Jarah
Dede Suhendra, Siska Efendi, 2021”Perbedaan Bobot Kadar air Benih Kopi Terhadap
Andalas
Hanifah Aniswah Idrus dan Sa’diyatul Fuadiyah,2021 “Uji Coba Imbibisi pada Kacang
i
Irine Prabhandaru dan Triono Bagus Saputro,2017 “Respon Perkecambahan Benih Padi
(Oryza sativa L) Varietas Lokal SiGadis Hasil Iradiasi Sinar Gamma” Institut
Junaidi dan Fandi Ahmad, 2021 “Pengaruh Suhu Perendaman Terhadap Pertumbuhan
Nyoman Dwi Respita Ningsih I Gusti Ngurah Raka dan I Ketut Siadi Gusti Ngurah
“Studi Kadar Gizi, Serat, Dan Antosianin Tepung KAcang Merah dan Tepung
Noor Aisyah, Jumar, Tuti Heiriyani, 2020 “Respon Viabilitas Benih Padi (Oryza
Mangkurat.
Brawijaya Malang
Tri Handayani, 2021 “Seedling Functional Types And Cotyledons Shape Some Species
ii
LAMPIRAN
i
Hasil data Padi
ii
FOTO PRATIKUM