Anda di halaman 1dari 17

IMBIBISI BIJI

LAPORAN

OLEH :

MUHAMMAD DAFFA SIDHQI


220301026
AGROTEKNOLOGI - 1

LABORATORIUM FISIOLOGI TUMBUHAN


PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2022
IMBIBISI BIJI

LAPORAN

OLEH : MUHAMMAD DAFFA SIDHQI


220301026
AGROTEKNOLOGI - 1

Laporan sebagai salah satu syarat untuk dapat mengikuti praktikum di


Laboratorium Fisiologi Tumbuhan Program Studi Agroteknologi
Fakultas Pertanian Universitas Sumatra Utara

Mengetahui

Dosen Penanggung Jawab

(Ir. Meiriani, MP)


NIP : 196505181992032001

LABORATORIUM FISIOLOGI TUMBUHAN


PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur atas kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat

dan rahmat- Nya penulis dapat menyelesaikan laporan ini tepat pada waktunya.

Adapun judul laporan ini adalah ‘’ IMBIBISI BIJI “ Pada Tanaman Padi

( oryza sativa L. ) dan Kacang Merah ( phaseolus vulgaris L. )’’ yang merupakan

salah satu komponen penilaian dan syarat untuk mengikuti praktikum di Laboratorium

Fisiologi Tumbuhan, Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian,

Universitas Sumatera Utara. Medan.

Pada kesempatan ini penulis juga mengucapkan banyak terima kasih

kepada Ir. Meiriani, MP. Dan Ir. Ratna Rosanti Lahay, MP. Selaku dosen

penanggung jawab praktikum Fisiologi Tumbuhan, serta abang dan kakak asisten

laboratorium Fisiologi Tumbuhan yang telah membimbing dan mengarahkan

penulis dalam menyelesaikan laporan ini.

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh

karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi

kesempurnaan laporan ini.

Akhir kata, penulis mengucakan terima kasih. Semoga laporan ini

bermanfaat bagi pihak yang membutuhkan.

Medan, Maret 2023


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i


DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii
BAB I Pendahuluan
Latar Belakang..............................................................................................1
Tujuan Praktikum .........................................................................................3
Kegunaan Penulisan .....................................................................................3

BAB II Tinjauan Pustaka


Imbibisi Biji................................................................................................. 3
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Imbibisi Biji. ......................................4
Proses Terjadinya Imbibisi ...........................................................................4

BAB III Bahan dan Metode


Tempat dan Waktu Praktikum..................................................................... 6
Bahan dan Alat. ............................................................................................6
Prosedur Praktikum. .....................................................................................6

BAB IV Hasil dan pembahasan


Hasil .............................................................................................................7
Pembahasan ................................................................................................. 9

BAB V Kesimpulan dan Saran


Kesimpuan .............................. .................................................................. 11
Saran ... ..................................................................................................... 12

Daftar pustaka
Lampiran

ii
BAB I PENDAHULUAN

Latar belakang
Imbibisi adalah peristiwa masuknya air ke suatu zat melalui pori-pori,

imbibisi disebut juga dengan imbibisi atau osmosis penyerapan air. Proses imbibisi

ini berguna untuk perkecambahan biji. Tujuan dilakukannya percobaan ini adalah

untuk melihat seperti apa imbibisi benih tersebut.(Hanifah, 2021).

Imbibisi merupakan tahap yang sangat penting yang dapat menyebabkan

peningkatan kandungan air dari benih biji tersebut yang diperlukan untuk

meningkatkan perubahan kimiawi dalam benih biji sehingga benih berkecambah.

Imbibisi atau nama kata latinnya “imbi bore” artinya

menyelundup. (Widyawati, 2019).

Proses perkecambahan mengalami proses penyerapan air dengan cara

osmosis ataupun imbibisi. Pada proses penyerapan air oleh biji biasanya terjadi

sampai ke jaringan pada tahap pertama. Pada tahap kedua penyerapan air pada

benih tidak sama, dikarenakan kulit pada benih biji tersebut mengandung suatu

lapisan atau substrat yang mudah larut dalam air sehingga air yang diserap lebih

banyak. Jika suatu tekanan pada benih kecil dari tekanan larutan maka dapat

meningkatkan proses imbibisi (Wusono & Matinahoru, 2015).

Pada tumbuhan kemampuan menyerap mineral dan air yang ada didalam

tanah dengan menggunakan akar dan gas-gas seperti karbondioksida dan oksigen

diambil oleh stomata daun dari udara yang ada disekelilingnya. Air dan garam

mineral yang masuk ke akar melalui epidermis akan ini secara osmosis dan difusi.

Hal ini dapat terjadi dikarenakan terdapat perbedaan antara konsentrasi sel-sel

akar dan tanah di lingkungannya (Yahya, 2015).


2

Perkecambahan pada biji ini dipengaruhi oleh beberapa faktor eksternal

seperti air, komposisi udara,cahaya, suhu dan juga zat-zat toksik yang berada di

lingkungan sekitar termasuk didalamnya yaitu zat-zat alelopati dari tumbuhan atau

sisa tumbuhan yang ada disekitarnya. Adaptasi morfologi yang didasarkan pada

penghambatan atau pencegahan masuknya senyawa berbahaya kedalam tubuh

tumbuhan ini seperti lignin. Dengan adanya lignin pada dinding biji dapat mencegah

masuknya senyawa alelopati pada membran, sehingga sistem membran tidak akan

mengalami kerusakan. Adanya sifat permeabilitas pada benih juga ditentukan oleh

aktor umur jika semakin tua benih tersebut maka kadar lignin dapat meningkat dan

rendah pula tingkat imbibisinya (Cahyanti, 2019).

Ukuran dari biji dapat juga mempengaruhi proses terjadinya imbibisi selama

perkecambahan. Perbedaan yang dapat terlihat secara nyata pada indeks vigor dan

kecepatan tumbuh yang merupakan tolak ukur dari vigor tersebut. Berdasarkan hal

ini diduga dikarenakan proses imbibisi yang dipengaruhi oleh permeabilitas kulit

biji yang berhubungan dengan benih biji (Danial, 2013).

Proses perendaman biji yang diduga terlalu lama yang dapat menyebabkan

penurunan kemampuan dari benih tersebut untuk berkecambah sehingga nilai

vigornya benih tersebut menurun. Waktu perendaman pada biji yang tidak cocok

dapat merusak biji tersebut pada saat perendaman. Percobaan lama perendaman biji

tersebut tidak ada pengaruh secara nyata terhadap nilai potensi tumbuh maksimum

pada biji yang diuji coba (Karno, 2020).


3

Tujuan Praktikum

Adapun tujuan praktikum ini adalah untuk menentukan daya hisap biji

terhadap air, dan membandingkan daya hisap air beberapa biji tanaman.

Kegunaan Penulisan

Adapun kegunaan penulisan ini adalah sebagai salah satu syarat dalam

memenuhi komponen penilaian dan syarat di Laboratorium Fisiologi Tumbuhan,

Prodi Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Univeritas Sumatera Utara. Medan. Dan

sebagai informasi bagi pihak yang membutuhkan.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Imbibisi merupakan peristiwa migrasi molekul-molekul air ke suatu zatlain

yang mempunyai pori-pori cukup besar sehingga mampu melewatkanmolekul-

molekul air, kemudian molekul air tersebut menetap di dalam zattersebut. Air

memegang peranan yang terpenting dalam proses perkecambahan biji karena

merupakan salah satu faktor untuk berlangsungnya proses perkecambahan. Proses

imbibisi air oleh benih sangat dipengaruhi oleh komposisikimia benih,

permeabilitas benih dan jumlah air yang tersedia, baik air dalam bentuk cairan

maupun uap air disekitar benih (Heddy, 2014).

Air imbibisi atau disebut air menyelundup ini merupakan suatu zat yang

dimaksud dengan imbibisi dimana merupakan peristiwa perpindahan molekul air

didalam suatu zat melewati pori-pori atau lubang yang cukup besar dan molekul

air tersebut menetap di dalam zat. (Widyawati, 2020).

Air yang masuk dalam biji pada proses imbibisi mengaktifkan enzim-

enzim yang telah ada didalam biji tersebut dan dapat membantu proses

pembentukan enzim yang disalurkan ke bagian embrionik axis untuk membantu

proses terjadinya perkecambahan biji. Pada proses imbibisi air ini dapat

menyebabkan embrio dibawah kulit biji tersebut juga akan ikut memproduksi

hormon walaupun dalam jumlah yang kecil.penyerapan air yang terjadi pada

benih ini akan terhidrasi membentuk enzim ( Termasuk didalamnya terdapat

hormon sitokinin dan auksin ) (Sari, 2014).


5

Pada proses imbibisi juga dipengaruhi oleh kadar atau konsentrasi

larutansama seperti pada proses difusi dan osmosis. Beberapa faktor yang

mempengaruhikecepatan penyerapan air oleh biji diantaranya adalah, konsentrasi

air, tekananhidrostatik, daya inter molecular, luas permukaan biji yang kontak

dengan air,suhu, kulit biji, umur, tingkat kemasakan biji, komposisi kimia dalam

biji. (Lestari, 2013).

Ada empat tahap dalam imbibisi yaitu hidrasi atau imbibisi, selama kedua

priode tersebut, air masuk kedalam embrio dan membasahi protein dan koloid

lain. Pembentukan atau pengaktifan enzim, yang menyebabkan peningkatan

aktivitas metabolik. Pemanjangan sel radikal, diikuti munculnyaradikula dari biji.

Pertumbuhan kecambah selanjutnya. Lapisan yangmembungkus embrio, yaitu

endosperm, kulit biji dan kulit buah. (Soichatun & Nasir, 2018).
BAB III
BAHAN DAN METODE

Adapun praktikum ini dilakukan di Laboratorium Fisiologi Tumbuhan, Program

Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara. Medan. Pada

tanggal 10 Maret 2023 Pukul 10.00 WIB. Sampai dengan selesai, dengan

ketinggian ±25 mdpl.

Adapun alat yang digunakan daam praktikum ini adalah plastik klip dan cup

sebagai wadah untuk merendam biji, timbangan analitik sebagai alat untuk

mengukur berat biji, timbangan analitik juga mengukur jumlah air yang digunakan

sebesar 5 ml, dan aat tulis sebagai alat untuk mencatat hasil praktikum.

Adapun bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah Kacang Merah

(phaseolus vulgaris L. ) dan Padi (oryza sativa L. ) masing-masing 5 gram sebagai

objek yang akan diamati daya serap airnya. Air sebagai pelarut yang akan diserap

oleh biji, label sebagai penanda pada plastik klip dan cup, kertas sebagai alas pada

saat menimbang biji.

Adapun prosedur dari praktikum ini adalah :

1. Siapkan 25 cup.

2. Ditimbang biji Kacang Merah dan Padi masing-masing 5 gram.

3. Setelah ditimbang biji, dimasukkan ke dalam cup.

4. Lalu, biji direndam dengan 25 ml air.

5. Setelah itu, kita tunggu masing-masing perlakuan selama 1 jam, 2 jam, 3 jam,

4 jam, 5 jam, 6 jam, 8 jam, 12 jam, 24 jam, dan 48 jam.

6. Setelah 1 jam, ditimbang berat biji yang telah direndam dengan air dan sisa

airnya.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Komoditi :
Padi (oryza sativa L.)
Selisih
Jam Jam Lama Ber Berat Perta Kad Ber Ai air
NAM NI perend penimb perend at akhir mba ar at r yang
A M aman angan aman awa biji han air air ya di
(WIB) (WIB) (JAM) l (Gra berat (%) sisa ng absorp
biji m) biji (Gr dia si
(Gr ( am bs denga
am) gram ) or n
) psi pertam
(G bahan
ra biji
m)
Nurri 22- 09.10 10.10 1 5,00 6,45 1,45 22,4 21,94 3,06 1,61
yan 047 8%
Syahp (Senin (Senin)
utra )
lubis
Nurri 22- 09.10 11.10 2 5,00 6,69 1,68 25,1 22,87 2,13 0,45
yan 047 (Senin) (Senin) 1%
Syahp
utra
Lubis
M. 22- 11.00 14.00 3 5,00 7,01 2,01 28,6 22,50 2,50 0,49
Arya 20 (Senin (Senin 7%
Fatta 3 ) )
M. 22- 11.00 15.00 4 5,00 8,23 3,30 40, 19,56 5,44 2,14
Arya 005 (Senin (Senin) 09
Fatta ) %
Henny 22- 16.20 21.20 5 5,00 6,95 1,95 28,0 20,63 4,37 2,42
Agusti 041 (Mingg (Mingg 5%
n u) u)
Maill
Henny 22-16.20 22.20 6 5,00 7,63 2,63 34,4 21,79 3,21 0,58
Agustin 041
(Ming (Mingg 6%
Maill gu u)
)
Ranti 22- 16.12 03.12 8 5,00 5,95 0,95 15, 20,56 4,44 3,49
Frati 024 (Ming (Senin) 96
wi gu %
)
Ranti 22- 19.12 07.12 12 5,00 6,56 1,65 23, 20,89 4,11 2,55
Frati 024 (Mingg (Senin) 78
wi u %
M. 22- 22.00 22.00 24 5,00 7,28 2,28 31,3 16,4 8,5 6,29
Daffa 026 (Senin) (Selasa 1% 3 7
Sidhqi )
Farida 22- 21.42 21.42 48 5,00 8,71 3,71 42,5 16,0 8,92 5,21
Hanim 006 (Jum’at 9% 8
) (Mingg
u)
6
Komoditi :
Kacang Merah (phaseolus vulgaris L.)
Selisih
Jam Jam Lama Ber Ber Pertam Ka Ber Air air
NAM NI perend penimb perend at at bahan dar at yang yang
A M aman angan aman awa akh berat air air diabs di
(WIB) (WIB) (JAM) l ir biji (% sis orpsi absorp
biji biji ( gram ) a (Gra si
(Gr (Gr ) (Gr m) dengan
am) am) am pertam
) bahan
biji
Nurri 22 09.10 10.10 1 5,00 8,38 3,38 40, 21, 3,47 0,09
yan - 33% 53
Syah 04 (Senin (Senin)
putra 7 )
Lubi
s
Nurri 22 09.10 11.10 2 5,00 9,56 4,56 47,6 19, 5,02 0,46
yan - (Senin) (Senin) 9% 98
Syah 04
putra 7
Lubi
s
M. 22 11.00 14.00 3 5,00 9,56 456 47, 19, 5,92 1,31
Arya - (Senin (Senin) 69% 08
Fatta 00 )
5
M. 22 11.00 15.00 4 5,00 11,9 6,96 58, 14, 10,2 3,30
Arya - (Senin (Senin) 6 19% 74 6
Fatta 00 )
5
Hen 22 16.20 21.20 5 5,00 10,8 5,88 54, 17, 7,12 1,24
ny - (Mingg (Mingg 8 04% 88
Agu 04 u) u)
stin 1
Mail
l
Hen 22 16.20 22.20 6 5,00 11, 6,12 55, 15, 9,44 3,32
ny - (Ming (Mingg 22 03% 56
Agu 04 gu u)
stin 1 )
Mail
l
Ranti 22 19.12 03.12 8 5,00 10, 5,00 95 18, 6,71 1,71
Frati - (Ming (Senin) 04 3, 29
wi 02 gu 80%
4 )
Ranti 22 19.12 07.12 12 5,00 10, 5,68 53, 10, 14,3 8,62
Frati - (Mingg (Senin) 70 08% 70
wi 02 u)
4
M. 22 22.00 22.00 24 5,00 9, 4,51 47,4 13, 11,7 7,19
Daffa - (Senin) (Selasa) 51 2% 30
Sidhqi 02
6
Farida 22 21.51 21.51 48 5,00 10, 5,93 54, 10, 14,1 8,2
Hanim - 93 25% 87 3
00 (Jum’a (Mingg
6 t) u)
7
. Pembahasan

Imbibisi merupakan penyerapan air oleh imbiban, contohnya penyerapan

air oleh benih dalam proses awal perkecambahan, benih akan membesar, kulit

benih pecah, berkecambah, dilandasi oleh keluarnya radikula dari dalam benih.

Syarat imbibisi yaitu perbadaan tekanan antara benih dengan larutan, dimana

tekanan benih lebih kecil dari pada tekanan larutan, ada daya tarik-menarik yang

spesifik antara air dan benih. Benih memiliki partikal koloid yang merupakan

matriks, bersifat hidrofil berupa protein, pati, sellulose, dan benih kering memiliki

tekanan sangat rendah. (Heddy, 2014)

Dua kondisi yang cocok diperlukan untuk terjadinya imbibisi yaitu

kemiringan / gradien, potensi air harus ada antara permukaan absorbsi dan

imbibisi air dan affinier (gaya gabung) harus ada antara komponen absorbsi dan

substrat ( bahan ) imbibisi. Setelah air berimbibisi enzim mulai berfungsi dalam

sitoplasma yang mana telah terhidrasi. Imbibisi kembali beberapa enzim yang

mengubah protein menjadi asam amino, lemak dan minyak menjadi larutan

sederhana atau campuran dan enzim-enzim lain yang merombak pati menjadi

gula. Air dan oksigen adalah kebutuhan utama perkecambahan serta

cahaya. (Sari, 2014).

Faktor-faktor yang menentukan banyaknya penyerapan air oleh biji

yaitu,konsentrasi air, tekanan hidrostatik, daya inter molekuler, luas permukaan

bijiyang terendam air, suhu, kulit biji, umur, tingkat kemasakan bii, komposisi

kimiadalam biji. Beberapa faktor yang mempengaruhi kecepatan penyerapan air

oleh bijidiantaranya adalah, konsentrasi air, tekanan hidrostatik, daya inter

molecular, luas permukaan biji yang kontak dengan air, suhu, kulit biji, umur,

tingkat kemasakan biji, komposisi kimia dalam biji. (Lestari, 2014).


8

Imbibibisi adalah suatu proses fisika dengan suatu nilai kurang dari 2 dan

akan terjadi pula biji yang tidak mampu hidup. Potensial air pada biji-bijian kering

cukup rendah untuk menarik uap iar dari atmosfir tanah, tetapi laju gerakannya

sangat lebih lambat lewat lintasan uap. Sebab utama potensial air biji yang rendah,

adalah bahan simpanan yang terutama bersifat koloid, khususnya protein. Berat

suatu biji yang kaya proteindapat melipat dua dalam 24 jam sebagai akibat air

yang diambil. Dalam biji padi-padiandan Kacang Merah, berat permulaan dapat

meningkatsampai kira-kira 150% berat aslinya, setelah itu berat nya tetap

( konstan ) sampai permunculan radicula. (Fitter, 2013).

Banyaknya air yang dihisap selama proses imbibisi umumnya kecil, cepat

dan tidak boleh lebih dari 2-3 kali berat kering dari biji. Kemudian pertumbuhan

biji tampak terhadap pertumbuhan akar dan system yang cepat, lebih luas dan

banyak menampung sumber air yang diterima. Berdasarkan percobaan yang telah

dilakukan dari kedua biji tersebut, didapatkan bahwa biji Kacang Merah menyerap

air lebih banyak dibanding biji Padi. Hal tersebut dikarenakan pada biji Kacang

Merah memiliki ukuran yang lebih besar dibandingkan biji Padi. Selain itu faktor

yang mempengaruhi biji Kacang Merah mampu menyerap air lebih cepat

dibanding biji Padi, karena luas permukaan yang lebih luas dan ruang antar

molekulnya yang lebih renggang. Penyerapan air terhadap biji ini terjadi karena

adanya perpindahan antar molekul-molekul yang memiliki konsentrasi rendah ke

konsentrasi tinggi. (Sari, 2020) .


KESIMPULAN

Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari imbibisi biji, yang merupakan
judul dari praktikum Fisiologi Tumbuhan ialah :

1. Imbibisi adalah peristiwa masuknya air ke suatu zat melalui pori-pori,


imbibisi disebut juga dengan imbibisi atau osmosis penyerapan air.
2. Imbibisi merupakan tahap yang sangat penting yang dapat menyebabkan
peningkatan kandungan air dari benih biji tersebut yang diperlukan untuk
meningkatkan perubahan kimiawi dalam benih biji sehingga benih
berkecambah.
3. Proses perkecambahan mengalami proses penyerapan air dengan cara
osmosis ataupun imbibisi.
4. Perkecambahan pada biji ini dipengaruhi oleh beberapa faktor eksternal
seperti air, komposisi udara,cahaya, suhu dan juga zat-zat toksik yang berada
di lingkungan sekitar termasuk didalamnya yaitu zat-zat alelopati dari
tumbuhan atau sisa tumbuhan yang ada disekitarnya.
5. Ukuran dari biji dapat juga mempengaruhi proses terjadinya imbibisi selama
perkecambahan.
DAFTAR PUSTAKA

AI. N. S,. 2015. Peranan air dalam perkecambahan biji.

Danial, 2013. Proses terjadinya imbibisi selama perkecambahan.

Cahyanti, L. D., 2019. PENGARUH ALELOPATI SERESAH


DAUN BAMBU ( dendrocalamus asper ), Florea, 6(1), pp. 16-19.

Fitter, A. H and R. K. M. Hay. 2013. Fisiologi Lingkungan Tanaman. UGM Press.

Heddy, S. 2013. Biologi Pertanian. Rajawali Press. Jakarta.

Heddy, S. 2014. Kimia Pertanian. Rajawali Press. Jakarta.

Hanifah, 2021.Uji coba Imbibisi.Prosiding SEMNAS BIO 2021.

Karno, 2020.Holtikultura Aspek Budidaya.

Sari, V. I. 2020. Daya hambat bioherbisida gulma. Pp, 24-30

Sari, V. I. 2020. Biologi Pertanian.

Widyawati, S. 2015. PENGARUH EKSTRAK BERBAGAI BAGIAN


DARI TANAMAN.

Yahya, 2015. PERBEDAAN TINGKAT LAJU OSMOSIS.


LAMPIRAN

GRAFIK HUBUNGAN LAMA PERENDAMAN DENGAN PERTAMBAHAN BIJI

Anda mungkin juga menyukai