Anda di halaman 1dari 12

Laporan Praktikum

Dasar –Dasar Ilmu Tanah

KADAR AIR TANAH

NAMA : NUR ASISA HAMMA


NIM : G061221036
KELOMPOK : 43
KELAS : DASAR-DASAR ILMU TANAH A
ASISTEN : SYAMSYIDAR

PROGRAM STUDI ILMU TANAH


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2022
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Tanah memegang peran penting dalam penyediaan air bagi mahluk hidup
(tumbuhan, hewan, manusia). Tanpa tanah, makhluk hidup tidak bisa
mendapatkan air. Jumlah air yang tersimpan di dalam tanah bervariasi dan terus
berubah dari waktu ke waktu. Untuk kepentingan pengolahan air di dalam tanah,
manusia perlu mengetahui berapa banyak air yang ada atau tersedia di dalam
tanah. Banyaknya air yang ada di dalam tanah pada suatu saat disebut sebagai
kadar air tanah (Sikstus, 2015).
Tanah mempunyai peranan penting dalam siklus hidrologi. Kondisi tanah
menentukan jumlah air yang masuk kedalam tanah dan mengalir pada permukaan
tanah. Jadi tidak hanya berperan sebagai media pertumbuhan tanaman tetapi juga
sebagai media pengatur air. Analisis tanah membantu penyelidikan produktivitas
dan penentuan tindakan pengolahan tanah. Hal ini dibutuhkan karena kondisi
setiap tanah berbeda-beda bergantungpada proses pembentukannya. Proses
pembentukan tanah dipengaruhi oleh faktor lingkungan (pedogenesis) maupun
kegiatan manusia (metapedogenesis) (Hardjowigeno, 2003).
Air mengendalikan hampir seluruh proses fisik, kimia, dan biologi yang
terjadi di dalam tanah. Air dalam tanah berperan sebagai pelarut dan agen
pengikat antar partikel-partikel tanah, yang selanjutnya berpengaruh terhadap
stabilitas struktur dan kekuatan tanah serta bahan geologik. Secara kimia, air
berperan sebagai agen pengangkut zat terlarut dan suspensi yang terlibat dalam
perkembangan tanah dan degradasi. Dengan melalui pengaruhnya pada hampir
semua proses kimia dan fisika alami, seluruh proses kehidupan tergantung air
tanah. Produksi biologi dalam tanah, sangat dipengaruhi oleh ketersediaan air,
yang pada gilirannya tergantung sifat-sifat tanah dan kandungan air di dalam
tanah. Kadar air adalah persentase kandungan air pada suatu bahan atau tanah
yang dapat dinyatakan berdasarkan berat basah tanah (wet basis) atau berdasarkan
berat kering tanah (dry basis). Kadar air berat basah mempunyai batas maksimum
teoritis sebesar 100 persen, sedangkan kadar air berdasarkan berat keringnya dapat
lebih dari 100 persen (Anonim, 2010).
Kadar air dinyatakan dalam % volume, yaitu persentase volume tanah,
cara ini dapat memberikan gambaran terhadap ketersediaan air bagi tumbuhan
pada volume tertentu. Cara penentuan kadar air dapat digolongkan dalam berbagai
cara salah satunya yaitu dengan cara gravimetrik, cara gravimetrik merupakan
cara yang paling umum dipakai dengan cara ini tanah basah dikeringkan dalam
oven pada suhu 100°C-150°C untuk jumlah waktu tertentu. Kadar air dalam tanah
dipengaruhi oleh beberapa hal. Hal-hal tersebut adalah curah hujan, kemampuan
tanah untuk menahan air, besarnya evapotranspirasi, dan beberapa kandungan
bahan organik yang cukup dalam tanah (Hanafiah, 2014).
Berdasarkan uraian diatas maka perlu diadakan percobaan untuk penetapan
kadar air tanah, sehingga dapat diketahui bahwa penyediaan air bagi tanaman
dengan cara memperoleh air dalam tanah dan pengaliran air yang disimpan ke
akar-akar tanaman dan mengetahui proses dan berapa jumlah air yang dikandung
oleh tanah.

1.2 Tujuan dan kegunaan


Tujuan dari praktikum kadar air tanah adalah untuk mengetahui bagaimana kadar
air tanah diukur dan dihitung menggunakan metode gravimetrik. Dan memahami
bahawa tanah yang berbeda dilihat dari teksturnya memiliki kadar air yang tidak
sama,meskipun besaran energy yang memegang air di dalam tanah adalah sama.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kadar air tanah
Kadar air tanah adalah jumlah air tanah yang terkandung dalam poro-pori tanah
dalam suatu tanah tertentu. Penentuan kandungan air dalam tanah dapat
ditentukan dengan istilah nisbi, seperti basah dan kering dan jenuh atau tidak
jenuh. Jumlah air yang ditahan oleh tanah dapat dinyatakan atas dasar berat atau
isi. Titik layu permanen adalah kandungan air tanah dimana akar-akar tanaman
mulai tidak mampu menyerap air dari tanah, sehingga tanaman menjadi layu.
Kandungan air titik layu permanenadalah pada tegangan 15 bar (Hakim, 2014).
Kondisi kelebihan air ataupun kekurangan air dapat mengganggu
pertumbuhan tanaman. Ketersediaan air dalam tanah dipengaruhi oleh banyaknya
curah hujan yang tinnggi, kemampuan tanah menahan air, besarnya
evapotranspirasi, tingginya muka air tanah, kadar bahan organik, senyawa
kimiawi dan kandungan garam. Air tersedia biasanya di nyatakan sebagai air yang
terikat antara kapasitas lapangan dan koefisien layu (Buckman, 2016).
Air tanah merupakan salah satu bagian penyusun tanah. Air tanah hamper
seluruhnya berasal dari udara dan atmosfer terutama didaerah tropis. Air hujan itu
dapat meresap ke dalam tanah yang biasanya di sebut dengan infiltrasi. Sedangkan
sisanya mengalir ke permukaan tanah sebagai aliran permukaan tanah. Air
infiltrasi tadi apabila dalam jumlah yang banyak dan terus menerus meresap
kedalam tanah secara vertikal dan meninggalkan daerah perakarannya yang di
sebut dengan perkolasi (Hanafiah, 2004).
2.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kadar Air Tanah
Kadar air dalam tanah tergantung pada banyaknya curah hujan, kemampuan tanah
menahan air, besarnya evapotranspirasi, kandungan bahan organik. Hal ini terkait
dengan pengaruh tekstur terhadap proporsi bahan koloidal, ruang pori dan luas
permukaan adsorptif, makin halus teksturnya akan makin banyak, sehingga makin
besar kapasitas menyimpan air (Hanafiah, 2014).
Selain sifat tanah, faktor tumbuhan dan iklim sangat mempengaruhi
jumlah air yang dapat diabsorsikan tumbuhan tanah, faktor-faktor tumbuhan
antara lain, bentuk perakaran, daya tahan terhadap kekeringan, tingkat dan stadia
pertumbuhan. Faktor iklim antara lain, temperatur, kelembaban dan kecepatan
angin. Diantara sifat-sifat tanah yang berpengaruh terhadap jumlah air tersedia
adalah daya hisap (matrik dan osmotik), kedalaman tanah dan pelapisan tanah.
Luas permukaan penyerapan juga lebih banyak sehingga semakin tinggi bahan
organik dalam tanah maka makin tinggi juga kadar dan ketersediaan air tanah.
Tanah di penjuru bumi ini memiliki karakteristik tanah yang berbeda sehingga
akan berpengaruh terhadap kandungan air tanah itu sendiri (Hakim, 1986).
Faktor iklim dan tanaman juga menentukan kadar dan ketersediaan air
tanah. Faktor iklim yang berpengaruh meliputi: curah hujan, temperatur, dan
kecepatan angin. Faktor tanaman yang berpengaruh meliputi bentuk dan
kedalaman perakaran dalam tanah, toleransi terhadap kekeringan, serta tingkat
pertumbuhan. Iklim dalam hal ini cuaca dan penyebaran vegetasi juga
berpengaruh pada tingkat penyerapan air dalam tanah. Suhu dan perubahan udara
merupakan anomali cuaca yang berpengaruh terhadap efisiensi penggunaan air
tanah dan dapat hilang melalui saluran evaporasi pada permukaan tanah
prinsipnya terkait dengan suplai evapotranpirasi (Hanafiah, 2014).
2.3 Hubungan Kadar Air Tanah Dengan Pertumbuhan Tanaman
Kadar air tanah merupakan salah satu bagian penyusun tanah. Air tanah hampir
seluruhnya berasal dari udara dan atau atmosfer terutama didaerah tropis air hujan
itu dapat merembes ke dalam tanah yang disebut infiltrasi. Sedangkan sisanya
mengalir di permukaan tanah sebagai aliran permukaan tanah. Air infiltrasi tadi
bila dalam jumlah banyak dan terus merembes kedalam tanah secara vertikal dan
meninggalkan daerahnya perakaranya yang disebut perkolasi, yang akhirnya
sampai pada lapisan yang kedap air yang kemudian berkumpul disitu menjadi air
tanah atau sering disebut ground water (Hanafiah, 2014).
Kekurangan air bagi tanaman menyebabkan proses aktivitas dan fisiologis
tanaman terhambat bahkan tidak akan berjalan, tanaman yang kekurangan air akan
menyebabkan tanaman layu dan akhirnya menyebabkan kematian. Jaringan-
jaringan tanaman tidak lagi berfungsi baik. Sedangkan kelebihan air pada tanaman
akan menyebabkan permukaan tanah tempat tanaman hidup akan lembab karena
kelebihan air, keadaan lembab tersebut memunculkan mikro organisme jamur
yang mengakibatkan tumbuhnya penyakit bagi tanaman (Sutanto, 2005).
Banyaknya air yang tersedia bagi tanaman dicari dengan jalan penentuan
kandungan air pada tanaman lapang dikurangi dengan persentase keadaan tanah
padaa titik layu permanen. Dalam hal ini nilai-nilainya sangat ditentukan terutama
oleh tekstur tanah. Tekstur tanah yang lebih tinggi mempunyai tekstur yang halus,
sebaliknya tekstur tanah yang rendah mempunyai tekstur yang kasar nilainya akan
lebih rendah lagi dibandingkan dengan hal yang tadi. Kapasitas kandungan air
tanah maksimum adalah jumlah air maksimal yang dapat ditampung oleh tanah
setelah hujan turun dengan sangat lebat atau besar. Semua pori-pori tanah baik
makro maupun mikro, dalam keadaan terisi oleh angin sehingga tanah menjadi
jenuh dengan air (Hanafiah, 2014).
BAB III
METODOLOGI
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum kadar air tanah dilaksanakan di Laboratorium Kimia Tanah, Fakultas
Pertanian, Universitas Hasanuddin, Makassar. Pada hari Jumat, 28 Oktober 2022.
Pukul 11.40 WITA Sampai selesai
3.2 Alat dan Bahan
Adapun alat yang digunakan pada praktikum kadar air tanah ini yaitu cawan
petridis, desikator,timbangan dan oven.
Adapun bahan yang digunakan pada praktikum kadar air tanah ini yaitu
tanah kering udara lapisan tiga,air dan mistar.
3.3 Metode Pelaksanaan
Adapun prosedur praktikum kadar air tanah menggunakan metode gravimetrik
yaitu:
1. Timbang cawan petridis, kemudian tambahkan 20 gram tanah kering udara.
2. Keringkan di dalam oven suhu 105°C selama 2 x 24 jam.
3. Keluarkan cawan petridis dan tanah dari oven, keringkan dalam desikator,
kemudian timbang cawan petridis bersama tanah.
4. Hitunglah dengan rumus:
 Berat cawan petridis = a gram
 Berat cawan petridis + tanah yang lembab = b gram
 Berat cawan petridis + tanah kering = c gram
 Berat tanah lembab = (b – a)
 Berat tanah kering = (c – a)
 Berat air yang hilang = (b – c)
Kandungan air tanah = (b-a)-(c-a) x 100%
(c-a)

.
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, maka diperoleh hasil seperti pada
tabel berikut.
Kode Berat tanah Berat tanah Berat air yang Kandungan
Sampel lembab (g) kering (g) hilang (g) air tanah

1 26,74 20g 6,74 0,25056


2 17,86 20g 2,14 0,1198821
3 17,41 20g 2,56 0.148765

Diketahui:
Berat tanah kering = 20g
Berat tanah basah + wadah = 26.13g
Berat wadah = 8,72g
Berat tanah kering tanpa wadah = 20 – 8,72 = 11,28 g
Ditanyakan: Kadar air tanah…?
Penyelesaian :
berat kering−berat basah
Kadar air tanah = x 100%
berat kering
20 g−26,13 g
= x 100 %
11,28 g
=17,68%

Hasil Persentasi

Kadar Air Tanah 17,68%


4.2 Pembahasan
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa pada sampel tanah berbeda-beda, Hal
ini dipengaruhi oleh besar kecilnya pemberian air pada permukaan tanah, karena
pada saat pengambilan sampel tanah saat itu adalah musim penghujan jadi
otomatis pemberian air pada tanah sangat banyak sehingga menyebabkan kadar
air yang tinggi.
Seperti yang kita ketahui berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa
sampel tanah kering 11,28 gr/cmᴣ. Hal ini disebabkan karena kandungan bahan
organiknya sangat tinggi. Hal ini seusai dengan pendapat Hanafiah (2004), yang
mengemukakan bahwa kadar air tanah dipengaruhi oleh kadar bahan organik,
semakin tinggi kadar bahan organik tanah maka akan semakin tinggi pula kadar
air pada tanah tersebut.
Berdasarkan hasil yang diperoleh nilai kadar air tertinggi terdapat sampel
tanah kering pada hal ini disebabkan oleh tekstur tanah lapisan 1 yang lebih halus
sehingga mampu menyimpan air lebih banyak. Sedangkan nilai kadar air tanah
17,68%, hal ini disebabkan karena tekstur pada tanah tersebut kasar sehingga
kemampuan dalam menyimpan air rendah serta kemampuan dalam melewatkan
air tinggi. Hal ini sesuai dengan pendapat Pairunan (2007), yang menyatakan
bahwa kemampuan tanah dalam menyediakan air dan kemampuan tanah
memegang air ditentukan oleh tekstur tanah.
V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan praktikum maka dapat disimpulkan bahwa
kandungan air pada tanah dapat diketahui dari teksturnya.
Kadar air tanah adalah konsentrasi air dalam tanah yang biasanya dinyatakan
dengan berat kering. Cara penentuan kadar air tanah dapat digolongkan dalam
cara Gravimetrik, tegangan dan hisapan, tumbuhan, listrik serta pembaruan
neutron. Namun pada percobaan ini, hanya dilakukan dengan metode
Gravimetrik. Ketesedianan kadar air dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor yang
mempengaruhi kadar air tanah yaitu kadar bahan organik tanah, kedalaman solum
atau lapisan tanah, iklim dan tumbuhan, senyawa kimiawi, dan tekstur serta
struktur tanah. Jadi tanah yang cocok bagi tanaman adalah Tanah yang bertekstur
halus karena kemampuan tanah menahan air tinggi dan Tanah bertekstur halus
lebih aktif dalam reaksi kimia dari pada tanah bertekstur kasar.
5.2 Saran
Kadar air tanah dapat mempengaruhi kesuburan tanah dan pertumbuhan tanaman,
sebaiknya kadar air tanah harus dijaga dan tersedia dalam jumlah yang cukup.
Sebelum dilakukan penanaman pada suatu lahan pun perlu diketahui kadar air
tanah pada setiap lapisan tanahnya.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2010. Kimia Tanah. Jakarta. Direktorat Jendral Pendidikan. Departemen


Pendidikan dan Kebudayaan
Hanafiah, K.A. 2014. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Jakarta: Rajawali Pers.
Hanafiah, K.A. 2004. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Rajawali Pers. Jakarta.
Hakim, 2014. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. ITB. Banduung.
Buckman N.C, Brady 2016. Ilmu Tanah. Bharata Karya Aksara. Jakarta.
Madjid, A. 2010. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Bahan Ajar Online Fakultas Pertanian
Unsri.
Hanafiah, K.A. 2014. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Rajawali Pers. Jakarta.
Gusli, Sikstus. 2015. Penuntun Praktikum Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Makasaar:
Universitas Hasanuddin.
Lampiran

(a)

(b)
Keterangan :
a : Proses penimbanan sampel tanah.
b : Proses pengovenan sampel tanah.

Anda mungkin juga menyukai