Anda di halaman 1dari 14

PRAKTIKUM KADAR AIR TANAH

BIOFISIK TANAH
Kadar air tanah

OLEH:

Yohannes Radisman Parulian Aruan

2110531002

LABORATORIUM PENGELOLAAN SUMBERDAYA ALAM


PERTANIANDAN LINGKUNGAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTANIAN DAN BIOSISTEM
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

UNIVERSITAS
UDAYANA
2023
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tanah merupakan sumber daya alam yang banyak dimanfaatkan manusia dalam kehidupan,
selain sebagai sumber kehidupan untuk bercocok tanam, tanah juga menjadi pijakan manusia
dan tempat untuk tinggal manusia. Manusia membuat tempat tinggalnya di atas lahan tanah
yang kemudian mereka buat rumah, toko ataupun menggunakan tanah sebagai kebun, sawah
dan kegunaan lainnya. Tanah memiliki banyak manfaat yang dapat digunakan oleh manusia,
selain sebagai tempat tinggal, tanah juga mengandung banyak mineral yang terdapat di
dalamnya. Karena itulah tanah menjadi sumber daya alam yang sangat penting bagi semua
makhluk hidup dan tak akan bisa terlepas dari kehidupan kita sehari-hari. Sebagian besar
tanah pada permukaan bumi merupakan tanah liat, sehingga sangat menarik untuk mengkaji
masalah sifat listrik pada tanah liat. Tanah liat memiliki kemampuan menampung dan
mengatur distribusi berbagai nutrisi yang diperlukan tumbuhan. Telah diketahui tanah liat
memiliki struktur yang berlapis-lapis dan berpori, sehingga ion-ion dalam tanah bisa mengalir
apabila terdapat mineral-mineral yang terdapat di dalamnya. Tanah liat juga menyerap air dan
mineral, jika tanah liat dibasahi maka akan terlihat semakin membesar. Besar kecilnya pori
pada tanah liat dapat ditentukan berdasarkan besar kecilnya ion-ion yang masuk ke dalamnya.
Selain itu, komposisi garam dan air pada tanah mempengaruhi komposisi ion-ion seperti
pertukaran kation pada partikel tanah, juga mempengaruhi permeabilitas tanah yang
bergantung kepada tingkat salinitas dan komposisi pertukaran kation.

Perlunya dilakukannya praktikum ini adalah untuk mengetahui kadar air yang ada didalam
tanah yang kita ambil sempelnya disebuah tanah lapang di Desa Marga, Kab. Tabanan. Tanah
tersebut bertekstur liat sehingga agak sulit dalam menyerap air.

1.2 Tujuan

Mengetahui cara – cara penentuan kadar air tanah dengan metode gravimetri(oven)

1
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kadar Air

Kadar air tanah adalah konsentrasi air dalam tanah yang biasanya dinyatakan dengan berat
kering. Kadar air tanah dapat dinyatakan dalam persen volume yaitu persentase volume air
terhadap volume tanah. Cara ini mempunyai keuntungan karena dapat memberikan
gambaran tentang ketersediaan air bagi tanaman pada volume tanah tertentu. Cara
penetapan kadar air dapat dilakukan dengan sejumlah tanah basah dikering ovenkan
dalam oven pada suhu 100 °C – 110 °C untuk waktu tertentu (Hakim, 1986).

Air yang hilang karena pengeringan merupakan sejumlah air yang terkandung dalam tanah
tersebut. Air irigasi yang memasuki tanah mula-mula menggantikan udara yang terdapat
dalam pori makro dan kemudian pori mikro. Jumlah air yang bergerak melalui tanah
berkaitan dengan ukuran pori-pori pada tanah. Penentuan kandungan air dalam tanah dapat
ditentukan dengan istilah nisbi, seperti basah dan kering dan istilah jenuh atau tidak
jenuh (Hakim, 1986).

Jumlah air yang ditahan oleh tanah dapat dinyatakan atas dasar berat atau isi. Air tambahan
berikutnya akan bergerak ke bawah melalui proses penggerakan air jenuh.Penggerakan air
tidak hanya terjadi secara vertikal tetapi juga horizontal. Tanaman yang ditanam pada tanah
pasir umumnya lebih mudah kekeringan daripada tanah-tanah bertekstur lempung atau liat.
Kondisi kelebihan air ataupun kekurangan air dapat mengganggu pertumbuhan
tanaman. Gaya gravitasi tidak berpengaruh terhadap penggerakan horizontal (Hakim, 1986).

Koefisien air tanah yang merupakan koefisien yang menunjukkan potensiketersediaan air
tanah untuk mensuplai kebutuhan tanaman, terdiri dari :

1. Jenuh atau retensi maksimum, yaitu kondisi dimana seluruh ruang pori tanah terisi
oleh air.

2
2. Kapasitas lapang adalah kondisi dimana tebal lapisan air dalam pori-pori tanah
mulai menipis, sehingga tanah antar air dan udara meningkat hingga lebih besar dari
gaya gravitasi.
3. Koefisien layu (titik layu permanen) adalah kondisi air tanah yang ketersediananya
sudah lebih rendah ketimbang kebutuhan tanaman untuk aktibitas, dan
mempertahankan turgornya
4. Koefisien higroskofis adalah kondisi dimana air terikat sangat kuat oleh gaya matrik
tanah.

Air dapat meresap atau ditahan oleh tanah karena adanya gaya-gaya adhesi, kohesi,dan
gravitasi. Dengan adanya gaya-gaya tersebut, maka air dalam tanah dapat dibedakan menjadi:

1. Air Higroskopik
Yaitu air yang diserap tanah sangat kuat sehingga tidak dapat digunakan tanaman
(adhesi antara tanah dengan air)
2. Air kapiler
Yaitu air dalam tanah dimana daya kohesi (Tarik menarik antar butir-butir air) dan
daya adhesi (antar air dan tanah) lebih kuat dari gaya gravitasi.
3. Air gravitasi
Air gravitasi adalah air yang tidak dapat ditahan oleh tanah karena mudah meresap ke
bawah akibat adanya gravitasi.

2.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kadar Air Tanah

Kadar air dalam tanah tergantung pada banyaknya curah hujan, kemampuan tanah menahan
air, besarnya evapotranspirasi, kandungan bahan organik. Hal ini terkait dengan pengaruh
tekstur terhadap proporsi bahan koloidal, ruang pori dan luas permukaan adsorptif, makin
halus teksturnya akan makin banyak, sehingga makin besar kapasitas menyimpan air
(Hanafiah, 2014).

Faktor iklim dan tanaman juga menentukan kadar dan ketersediaan air tanah. Faktor
iklim yang berpengaruh meliputi: curah hujan, temperatur, dan kecepatan angin. Faktor

3
tanaman yang berpengaruh meliputi bentuk dan kedalaman perakaran dalam tanah, toleransi
terhadap kekeringan, serta tingkat pertumbuhan. Iklim dalam hal ini cuaca dan penyebaran
vegetasi juga berpengaruh pada tingkat penyerapan air dalam tanah. Suhu dan perubahan
udara merupakan anomali cuaca yang berpengaruh terhadap efisiensi penggunaan air tanah
dan dapat hilang melalui saluran evaporasi pada permukaan tanah prinsipnya terkait dengan
suplai evapotranpirasi (Hanafiah, 2014).

Selain sifat tanah, faktor tumbuhan dan iklim sangat mempengaruhi jumlah air yang
dapat diabsorsikan tumbuhan tanah, faktor-faktor tumbuhan antara lain, bentuk perakaran,
daya tahan terhadap kekeringan, tingkat dan stadia pertumbuhan. Faktor iklim antara lain,
temperatur, kelembaban dan kecepatan angin. Diantara sifat-sifat tanah yang berpengaruh
terhadap jumlah air tersedia adalah daya hisap (matrik dan osmotik), kedalaman tanah dan
pelapisan tanah. Luas permukaan penyerapan juga lebih banyak sehingga semakin tinggi
bahan organik dalam tanah maka makin tinggi juga kadar dan ketersediaan air tanah. Tanah
di penjuru bumi ini memiliki karakteristik tanah yang berbeda sehingga akan berpengaruh
terhadap kandungan air tanah itu sendiri (Hakim, 1986).

2.3 Hubungan Kadar Air dengan Pertumbuhan Tanaman

Kadar air tanah merupakan salah satu bagian penyusun tanah. Air tanah hampir seluruhnya
berasal dari udara dan atau atmosfer terutama didaerah tropis air hujan itu dapat mrembes ke
dalam tanah yang disebut infiltrasi. Sedangkan sisanya mengalir di permukaan tanah sebagai
aliran permukaan tanah. Air infiltrasi tadi bila dalam jumlah banyak dan terus merembes
kedalam tanah secara vertikal dan meninggalkan daerahnya perakaranya yang disebut
perkolasi, yang akhirnya sampai pada lapisan yang kedap air yang kemudian berkumpul
disitu menjadi air tanah atau sering disebut ground water (Hanafiah, 2014).

Banyaknya air yang tersedia bagi tanaman dicari dengan jalan penentuan kandungan
air pada tanaman lapang dikurangi dengan persentase keadaan tanah padaa titik layu
permanen. Dalam hal ini nilai-nilainya sangat ditentukan terutama oleh tekstur tanah. Tekstur
tanah yang lebih tinggi mempunyai tekstur yang halus, sebaliknya tekstur yang rendah
mempunyai tekstur yang kasar nilainya akan lebih rendah lagi dibandingkan dengan hal
4
yang tadi. Kapasitas

5
kandungan air tanah maksimum adalah jumlah air maksimal yang dapat ditampung oleh tanah
setelah hujan turun dengan sangat lebat atau besar. Semua pori-pori tanah baik makro maupun
mikro, dalam keadaan terisi oleh angin sehingga tanah menjadi jenuh dengan air (Hanafiah,
2014).

Kekurangan air bagi tanaman menyebabkan proses aktivitas dan fisiologis tanaman
terhambat bahkan tidak akan berjalan, tanaman yang kekurangan air akan menyebabkan
tanaman layu dan akhirnya menyebabkan kematian. Jaringan-jaringan tanaman tidak lagi
berfungsi baik. Sedangkan kelebihan air pada tanaman akan meyebabkan permukaan tanah
tempat tanaman hidup akan lembab karena kelebihan air, keadaan lembab tersebut
memunculkan mikro organisme jamur yang mengakibatkan tumbuhnya penyakit bagi
tanaman (Sutanto 2005).

2.4 Tekstur Tanah

Tekstur tanah adalah kasar dan halusnya tanah dari fraksi tanah halus 2mm,
berdasarkan perbandingan banyaknya butir butir pasir, debu dan liat (Hardjowigeno, 2003).
Pada beberapa tanah, kerikil batu dan batuan induk dari lapisan lapisan tanah ada juga yang
mempengaruhi tekstur dan penggunaan tanah. Tekstur suatu tanah merupakan sifat yang
hampir tidak berubah berlainan, dengan struktur dan konsistensi. Karena sifatnya yang
relative tetap untuk jangka waktu tertentuh maka tekstur tanah sudah lama menjadi dasar
klasifikasi tanah serta struktur yang turut menentkan tata air dalam tanah yang berupa
kecepatan fitrasi, penetrasi dan kemampuan pengikatan air oleh tanah (Darmawijaya,1990).

Keadaan tekstur tanah sangat berpengaruh terhadap keadaan sifat-sifat tanah yang lain
seperti struktur tanah, permeabilitas tanah, porositas dan lainlain.Butir-butir yang paling kecil
adalah butir liat, diikuti oleh butir debu (silt), pasir, dan kerikil. Selain itu, ada juga tanah
yang terdiri dari batu-batu. Tekstur tanah dikatakan baik apabila komposisi antara pasir, debu
dan liatnya hampir seimbang. Tanah seperti ini disebut tanah lempung. Semakin halus butir-
butir tanah (semakin banyak butir liatnya), maka semakin kuat tanah tersebut memegang air
dan unsur hara. Tanah yang kandungan liatnya terlalu tinggi akan sulit diolah, apalagi bila
tanah tersebut basah maka akan menjadi lengket. Tanah jenis ini akan sulit melewatkan air
sehingga
6
bila tanahnya datar akan cenderung tergenang dan pada tanah berlereng erosinya akan tinggi.
Tanah dengan butir-butir yang terlalu kasar (pasir) tidak dapat menahan air dan unsur hara.

7
BAB III
METODOLOGI

1.1 Bahan dan alat

4. Sampel tanah
5. Timbangan analitik
6. Oven
7. Eksikator

8. Cawan

Cara kerja
1.
Timbang cawan (Mc)

2.
Timbang sampel tanah (Ma) ± 10 gram

3.
Keringkan sampel tanah dalam oven pada suhu 1050C selama ± 24 jam

4.
Keluarkan sampel tanah dari oven dan dinginkan dalam eksikator ± 15
menit,kemudian timbang
5.
Oven lagi selama 30 menit

6.
Keluarkan sampel tanah dari oven dan dinginkan dalam eksikator ± 15
menit,kemudian timbang

7.
Ulangi lagi, hingga berat tanah konstan (Mb).

8.
Hitung kadar air tanah basis basah dan basis kering :
[𝑀𝑎−𝑀𝑏]
KAbb= x100%
𝑀𝑎−𝑀𝑐
[𝑀𝑎−𝑀𝑏]
KAbk= 𝑥100%
𝑀𝑏−𝑀𝑐

8
BAB IV
ANALISIS DATA

Acara : KADAR AIR TANAH

Kelompok : 6
Hari / Tanggal : Kamis 25 Mei – Jumat
26 Mei 2023

IV.1 Hasil Penelitian

No. Parameter pengamatan Ulangan I Ulangan II Ulangan III


1. Berat sampel tanah Ma 10,0587g 10,0574 g 10,0898 g
sebelum

dioven (gram)

2. Berat sampel Mb 6,7008 g 6,6729 g 5,818 g


tanah setelah

dioven (gram)
3. Berat cawan Mc 4,9549 g 4,5738 g 5,1152 g

(gram)

KAbb = [Ma-Mb]x100%
Ma-Mc
KAbk = [Ma-Mb]x100%

Mb-Mc

9
BAB V
Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan
Tanah merupakan sumber daya alam yang banyak dimanfaatkan manusia dalam kehidupan,
selain sebagai sumber kehidupan untuk bercocok tanam, tanah juga menjadi pijakan manusia
dan tempat untuk tinggal manusia. Manusia membuat tempat tinggalnya di atas lahan tanah
yang kemudian mereka buat rumah, toko ataupun menggunakan tanah sebagai kebun, sawah
dan kegunaan lainnya.
Kadar air tanah adalah konsentrasi air dalam tanah yang biasanya dinyatakan dengan berat
kering. Kadar air tanah dapat dinyatakan dalam persen volume yaitu persentase volume air
terhadap volume tanah. Cara ini mempunyai keuntungan karena dapat memberikan
gambaran tentang ketersediaan air bagi tanaman pada volume tanah tertentu. Cara penetapan
kadar air dapat dilakukan dengan sejumlah tanah basah dikering ovenkan dalam oven pada
suhu 100 °C
– 110 °C untuk waktu tertentu.
Tekstur tanah adalah kasar dan halusnya tanah dari fraksi tanah halus 2mm, berdasarkan
perbandingan banyaknya butir butir pasir, debu dan liat. Pada beberapa tanah, kerikil batu
dan batuan induk dari lapisan lapisan tanah ada juga yang mempengaruhi tekstur dan
penggunaan tanah. Tekstur suatu tanah merupakan sifat yang hampir tidak berubah
berlainan, dengan struktur dan konsistensi. Karena sifatnya yang relative tetap untuk jangka
waktu tertentuh maka tekstur tanah sudah lama menjadi dasar klasifikasi tanah serta struktur
yang turut menentkan tata air dalam tanah yang berupa kecepatan fitrasi, penetrasi dan
kemampuan pengikatan air oleh tanah.

Saran
Semoga kedepannya dalam melakukan sebuah praktikum lebih bisa tepat waktu dan alat-alat
diperbaiki supaya bisa melakukan praktikum dengan baik.

10
DAFTAR PUSTAKA
Setiadi, C. (2016). Evaluasi Kadar Air Tanah, Bahan Organik Dan Liat Serta Kaitannya Terhadap
Indeks Plastisitas Tanah Pada Beberapa Vegetasi. Angewandte Chemie International
Edition, 6(11), 951–952., 4(4), 5–24

Hermawan, B. (2004). Penetapan kadar air tanah melalui pengukuran sifat dielektrik pada
berbagai tingkat kepadatan. Jipi, 6(2), 66–74

11
Lampiran

12
13

Anda mungkin juga menyukai