Kelompok 1 (satu):
Muhammad Fadli Arinal Haq (401211010006)
Resthu Sanria (401211010001)
(𝑏−𝑎)−(𝑐−𝑎 )
Kadar air tanah = x 100 %
(𝑐−𝑎)
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
1.1 Hasil
Dari pratikum yang telah dilakukan, di peroleh hasil sebagai berikut:
Lapisan ke - Kedalaman % Kadar Air
1 0 – 10 cm 23,45%
2 11– 50 cm 31,57%
3 51–120 cm 35,13%
1.2 Pembahasan
Berdasarkan tabel di atas bahwa kadar air yang di miliki pada setiap lapisan tanah
berbeda, pada lapisan pertama kadar air 23,45%, lapisan kedua 31,57% dan
lapisan ketiga 35,13%. Ini di pengaruhi oleh pemberian air pada tanah, karena
pada saat pengambilan sampel tanah saat itu musim kemarau jadi pemberian air
pada tanah terhenti sehingga tanah yang berada di atas tidak mengandung banyak
air atau mengandung sedikit kadar air karena air turun ke bawah. Hal ini sesuai
pendapat Susanto, (2005) yang menyatakan bahwa semakin ke bawah maka air
yang ada dalam tanah semakin tinggi karena akibat dari terhentinya pemberian air
sehingga air yang berada di permukaan turun ke bawah.
Kita ketahui bahwa kadar air pada lapisan pertama hanya 23,45 % hal ini di
sebabkan karena iklim pada saat pengambilan sampel tanah dan pada lapisan
pertama banyak mengandung bahan organik. Hal ini tidak sesuai pendapat
Hanafiah, (2014) yang menyatakan bahwa kadar air tanah di pengaruhi oleh kadar
bahan organik, makin tinggi kadar bahan organik tanah akan makin tinggi kadar
airnya, Jika di perhatikan pada setiap lapisan dapat dilihat bahwa semakin ke
bawah maka semakin tinggi kadar air tanah. Hal ini sesuai dengan pendapat
Hanafiah, (2014) yang menyatakan bahwa makin dalam solum tanah maka kadar
air tanah juga semakin tinggi.
Tidak semua tanah memiliki kadar air yang sama melainkan setiap tanah pasti
memiliki kadar air yang bebrbeda-beda yang di pengaruhi oleh bebrapa faktor
tertentu. Ini sesuai dengan pendapat Hanfiah (2014), yang menyatakan bahwa ada
beberpa faktor-faktor yang mempengaruhi kadar dan ketersediaan air tanah di
antaranya adalah tekstur tanah, kedalam solum, senyawa kimia yang dimiliki
tanah serat bahan organik yang di kandung oleh tanah.
Berdasarka dari tabel di atas menunjukkan bahwa tanah tempat pengambilan
sampel tidak baik untuk tanaman karena mengandung sedikit air ini di karenakan
rendahnya curah huajn dan musim kemarau yang panjang. Ini sesuai dengan
pendapat Susanto, (2005) bahwa kekurangan air bagi tanaman menyebabkan
proses aktivitas dan fisiologis tanaman terhambat bahkan tidak akan berjalan,
tanaman yang kekurangan air akan menyebabkan tanaman layu dan akan mati.
BAB V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
We can conclude that in this water content practicum we can find out how much
water content in the soil layer is apart from that we can understand how the water
content is measured and we can find out that different soil has different moisture
content.
5.2 Saran
Sebaiknya dalam praktikum tidak terjadi lagi keterlambatan dan fasilitas bisa lebih
memadai dalam praktikum kemudian alangkah baiknya jika dalam praktikum
tidak terlalu banyak kelompok yang masuk ke dalam lab agar kita bisa lebih fokus
dalam kegiatan praktikum
DAFTAR PUSTAKA
Aventi. 2015. Penelitian Pengukuran Kadar Air Buah. Jurnal Seminar Nasional
Cendekiawan. ISSN: 2460-8696.
Bakri. 2016. E-Jurnal Agrotekbis 4 (5) : 512-520. Status Beberapa Sifat Kimia
Tanah Pada Berbagai Penggunaan Lahan di DAS Poboya Kecamatan Palu
Selatan.
Haridjaja, dkk. 2013. Perbedaan Nilai Kadar Air Kapasitas Lapang Berdasarkan
Metode Alhricks, Drainase Bebas, Dan Pressure Plate Pada Berbagai
Tekstur Tanah Dan Hubungannya Dengan Pertumbuhan Bunga Matahari
(Helianthus annuus L.). Jurnal Tanah Lingkungan. Vol. 5, No. 2, hal.52-59
Kesmas, Ali. 2007. Proses Pembentukan Genesis Tanah. Pt. Gravindo: Jakarta.
Susanto, Rachman. 2005. Dasar-Dasar Ilmu Tanah Konsep Dan Kenyataan.
Yogyakarta: Kanisius.