Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PRAKTIKUM DASAR ILMU TANAH

PENETAPAN KADAR AIR

Dosen Pengampu : Dr. Ir. Anis Sholihah MP.,

Disusun Oleh :

Nama : Much. Rizki Kurniawan

NPM : 21801032002

Kelas : Agrisbisnis 3A

Kelompok : 03 (tiga)

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS ISLAM MALANG

2020

i
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL…………………………………………………………....i

DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii


DAFTAR TABEL .................................................................................................. iii
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... iv
BAB I ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
1.1. LATAR BELAKANG .............................................................................. 1
2.1. TUJUAN .................................................................................................. 2
BAB II ..................................................................................................................... 3
TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................................... 3
BAB III ................................................................................................................... 7
METODOLOGI ...................................................................................................... 7
3.1. Tempat dan waktu pelaksanaan praktikum .............................................. 7
3.2. Alat dan bahan .......................................................................................... 7
3.3. Langkah kerja ........................................................................................... 7
BAB IV ................................................................................................................. 10
HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................................. 10
4.1 Hasil Pengamatan ................................................................................... 10
4.2 Pembahasan ............................................................................................ 10
BAB V................................................................................................................... 12
KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................................. 12
5.1 Kesimpulan ............................................................................................. 12
5.2 Saran ....................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 14
LAMPIRAN .......................................................................................................... 15

ii
DAFTAR TABEL

Tabel 1 data hasil praktikum

iii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Perhitungan hasil praktikum

iv
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tanah merupakan salah satu sumber daya alam utama yang ada di
planet bumi serta merupakan kunci kerberhasilan makhluk hidup dalam
menjalankan segala aktivitas kehidupannya.Tanah adalah lapisan tipis
kulit bumi dan terletak di bagian paling luar. Tanah merupakan hasil
pelapukan atau erosi batuan induk (anorganik) yang bercampur dengan
bahan organik. Tanah mengandung partikel batuan atau mineral, bahan
organik ( senyawa organik dan organisme ) air dan udara. Mineral
merupakan unsur utama tanah. Pada umumnya mineral terbentuk dari
padatan anorganik dan mempunyai komposisi homogen.

Tanah juga memiliki peranan yang penting dalam siklus hidrologi.


Dalam siklus hidrologi, air hujan yang jatuh mencapai tanah akan
mengalami infiltrasi. Infiltrasi adalah dimana air bergerak melalui celah-
celah dan pori-pori serta batuan yang ada di bawah tanah yang dapat
bergerak secara vertikal dan horizontal di bawah permukaan tanah hingga
ke sistem air permukaan. Tanah tidak hanya sebagai media pertumbuhan
bagi tanaman, tetapi juga sebagai media pengatur air. Kondisi tanah
menentukan jumlah air yang masuk ke dalam tanah dan mengalir pada
permukaan tanah. Akan tetapi, jika air terlalu banyak tersedia, hara-hara
dapat tercuci dari daerah-daerah perakaran atau bila evaporasi tinggi,
garam-garam terlarut mungkin terangkat ke lapisan tanah atas. Air yang
berlebihan juga membatasi pergerakan udara dalam tanah, merintangi akar
tanaman memperoleh O2 sehingga dapat mengakibatkan tanaman mati.
Keberadaan air dalam tanah sangat penting karena kekurangan maupun
kelebihan air akan memberikan pengaruh buruk bagi tanaman.

Sehubungan dengan ketersediaan air bagi tanaman, terdapat faktor


yang penting yaitu penahanan air tanah. Air tanah ditahan dalam beberapa
tingkat sebagai berikut:

1
1. Kapasitas penahanan maksimum jenuh.
2. Kapasitas lapang.
3. Koefisien layu
4. Koefisien higroskopis
Secara praktis air yang tertahan mempengaruhi kapasitas tanah
untuk menyimpan air serta ketersediaan air tanah bagi tanaman dan
organisme lain. Sehingga untuk menunjang jumlah ketersediaan air bagi
tanaman kita perlu mengetahui kadar air di dalam tanah dengan melakukan
segala uji coba yakni menentukan kadar air tanah dan menentukan kadar
air tanah kapasitas lapang dengan metode gravimetri

1.2 Tujuan
Tujuan diadakan praktikum yaitu untuk menetapkan kadar air contoh tanah
kering angin, kapasitas lapang, dan kadar air maksimum tanah (jenuh air)
dengan metode gravimetri perbandingan massa air dengan massa padatan
tanah (atau disebut berdasarkan % berat)

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kadar Air Tanah


Air mempunyai fungsi yang penting dalam tanah seperti pada
proses pelapukan mineral dan bahan organik tanah, yaitu reaksi yang
mempersiapkan hara larut bagi pertumbuhan tanaman. Selain itu, air juga
berfungsi sebagai media gerak hara ke akar-akar tanaman. Air tanah
merupakan salah satu sifat fisik yang berpengaruh langsung terhadap
pertumbuhan tanaman dan aspek aspek kehidupan manusia lainnya.
Penetapan kadar air tanah dapat dilakukan secara langsung melalui
pengukuran perbedaan berat tanah (disebut metode gravimetri).
Kadar air tanah dinyatakan dalam persen volume, yaitu persentase
volume air terhadap volume tanah. Cara ini mempunyai keuntungan
karena dapat memberikan gambaran tentang ketersediaan air bagi tanaman
pada volume tanah tertentu. Cara penetapan kadar air dapat dilakukan
dengan sejumlah tanah basah yang dikering ovenkan dalam oven pada
suhu 100° C – 110° C untuk waktu tertentu. Air yang hilang karena
pengeringan merupakan sejumlah air yang terkandung dalam tanah
tersebut. Air irigasi yang memasuki tanah mula-mula menggantikan udara
yang terdapat dalam pori makro dan kemudian pori mikro. Jumlah air yang
bergerak melalui tanah berkaitan dengan ukuran pori-pori pada tanah. Air
tambahan berikutnya akan bergerak ke bawah melalui proses penggerakan
air jenuh. Penggerakan air tidak hanya terjadi secara vertikal tetapi juga
horizontal.( Poerwowidodo. 1991)
Kandungan air tanah dapat ditentukan dengan beberapa cara.
Sering dipakai istilah-istilah nisbih, seperti basah dan kering. Kedua-
duanya adalah kisaran yang tidak pasti tentang kadar air sehingga istilah
jenuh dan tidak jenuh dapat diartikan yang penuh terisi dan yang
menunjukkan setiap kandungan air dimana pori-pori belum terisi penuh.
Jadi yang dimaksud dengan kadar air tanah adalah jumlah air yang bila

3
dipanaskan dengan oven yang bersuhu 105° C hingga diperoleh berat
tanah kering yang tetap.( Hardjowigeno,2010)

Berdasarkan gaya yang bekerja pada air tanah yaitu gaya adhesi,
kohesi dan gravitasi maka air tanah di bedakan menjadi sebagai berikut :
1) Air Higroskopis
Air Higroskopis adalah air yang di adsorbsi oleh tanah dengan
sangat kuat, sehingga tidak tersedia bagi tanaman. Jumlahnya sangat
sedikit dan merupakan selaput tipis yang menyelimuti agregat tanah.
Air ini terikat kuat pada matriks tanah ditahan pada tegangan antara
31-10.000 atm (pF 4,0 – 4,7).
2) Air Kapiler
Air kapiler merupakan air tanah yang ditahan akibat adanya gaya
kohesi dan adhesi yang lebih kuat dibandingkan dengan gaya
gravitasi. Air ini bergerak ke samping atau ke atas karena gaya
kapiler. Air kapiler ini menempati pori mikro dan dinding pori mikro,
ditahan pada tegangan 1/3 – 15 atm (pF 2,52 - 4,20) Air kapiler
dibedakan menjadi :
a. Kapasitas lapang, yaitu air yang dapat ditahan oleh tanah setelah air
gravitasi turun semua. Kondisi kapasitas lapang terjadi jika tanah
dijenuhi air atau setelah hujan lebat tanah dibiarkan selama 48 jam,
sehingga air gravitasi sudah turun semua. Pada kondisi kapasitas
lapang, tanah mengandung air yang optimum bagi tanaman karena
pori makro berisi udara sedangkan pori mikro seluruhnya berisi air.
Kandungan air pada kapasitas lapang ditahan dengan tegangan 1/3
atm atau pada pF 2,54.
b. Titik layu permanen, yaitu kandungan air tanah paling sedikit dan
menyebabkan tanaman tidak mampu menyerap air sehingga tanaman
mulai layu dan jika hal ini dibiarkan maka tanaman akan mati. Pada
titik layu permanen air di tahan pada tegangan 15 atm atau pada pF
4,2. Titik layu permanen disebut juga sebagai koefisien layu tanaman.
3) Air Gravitasi

4
Air gravitasi merupakan air yang tidak dapat ditahan oleh tanah
karena mudah meresap ke bawah akibat adanya gravitasi. Air
gravitasi mudah hilang dari tanah dengan membawa unsur hara
seperti N, K, Ca. Sehingga tanah menjadi masam dan miskin unsur
hara.( Hardjowigeno,2012)

2.2 Hubungan Kadar Air dengan Pertumbuhan Tanaman


Kadar air tanah merupakan salah satu bagian penyusun tanah.
Banyaknya air yang tersedia bagi tanaman dicari dengan jalan penentuan
kandungan air pada tanaman lapang dikurangi dengan persentase keadaan
tanah padaa titik layu permanen. Dalam hal ini nilai-nilainya sangat
ditentukan terutama oleh tekstur tanah. Tekstur tanah yang lebih tinggi
mempunyai tekstur yang halus, sebaliknya tekstur yang rendah
mempunyai tekstur yang kasar nilainya akan lebih rendah lagi
dibandingkan dengan hal yang tadi. Kapasitas kandungan air tanah
maksimum adalah jumlah air maksimal yang dapat ditampung oleh tanah
setelah hujan turun dengan sangat lebat atau besar. Semua pori-pori tanah
baik makro maupun mikro, dalam keadaan terisi oleh air sehingga tanah
menjadi jenuh dengan air (Hanafiah, 2008).
Kekurangan air bagi tanaman menyebabkan proses aktivitas dan
fisiologis tanaman terhambat bahkan tidak akan berjalan, tanaman yang
kekurangan air akan menyebabkan tanaman layu dan akhirnya
menyebabkan kematian. Jaringan-jaringan tanaman tidak lagi berfungsi
baik. Sedangkan kelebihan air pada tanaman akan meyebabkan permukaan
tanah tempat tanaman hidup akan lembab karena kelebihan air, keadaan
lembab tersebut memunculkan mikro organisme jamur yang
mengakibatkan tumbuhnya penyakit bagi tanaman (Sutanto,2009)

2.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kadar Air Tanah


Menurut Hanafiah dan Sutherland (2007), bahwa koefisien air
tanah yang merupakan koefisien yang menunjukkan potensi ketersediaan
air tanah untuk mensuplai kebutuhan tanaman, terdiri dari :

5
1. Jenuh atau retensi maksimum, yaitu kondisi di mana seluruh ruang pori
tanah terisi oleh air.
2. Kapasitas lapang adalah kondisi dimana tebal lapisan air dalam pori-pori
tanah mulai menipis, sehingga tegangan antar air-udara meningkat hingga
lebih besar dari gaya gravitasi.
3. Koefisien layu (titik layu permanen) adalah kondisi air tanah yang
ketersediaannya sudah lebih rendah ketimbang kebutuhan tanaman untuk
aktivitas, dan mempertahankan turgornya.
4. Koefisien higroskopis adalah kondisi di mana air tanah terikat sangat kuat
oleh gaya matrik tanah.

Kemampuan tanah menahan air dipengaruhi antara lain oleh tekstur tanah.
Tanah-tanah bertekstur kasar mempunyai daya menahan air lebih kecil daripada
tanah bertekstur halus. Oleh karena itu, tanaman yang ditanam pada tanah pasir
umumnya lebih mudah kekeringan daripada tanah-tanah bertekstur lempung atau
liat. Kondisi kelebihan air ataupun kekurangan air dapat mengganggu
pertumbuhan tanaman. Ketersediaan air dalam tanah dipengaruhi: banyaknya
curah hujan atau air irigasi, kemampuan tanah menahan air, besarnya
evapotranspirasi (penguapan langsung melalui tanah dan melalui vegetasi),
tingginya muka air tanah, kadar bahan organik tanah, senyawa kimiawi atau
kandungan garam-garam, dan kedalaman solum tanah atau lapisan tanah (Madjid,
2007).

Air yang tersedia biasanya dinyatakan sebagai air yang terikat antara
kapasitas lapangan dan koefisien layu. Kadar air yang diperlukan untuk tanaman
juga bergantung pada pertumbuhan tanaman dan beberapa bagian profil tanah
yang dapat digunakan oleh akar tanaman

6
BAB III

METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan


Hari / Tanggal : Kamis, 10 Desember 2020
Waktu : 12.30 WIB – Selesai
Tempat : Laboratorium Terapan Fakultas Petanian
Universitas Islam Malang.
3.2 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat
1. Sedotan
2. Mortar dan Pestle
3. Gelas Beaker 250cc
4. Timbangan Digital
5. Sendok
6. Hand Sprayer
7. Oven
8. Kertas Saring / Tisu
9. Karet Gelang
10. Plastik (Lembaran)
11. Kaleng Oven
12. Kertas label
13. Pulpen
3.1.2 Bahan
1. Tanah Biasa
2. Air

3.3 Langkah Kerja


3.2.1 Menentukan Kadar Air Tanah

7
1. Memasukkan 20 gram tanah kering udara dalam kaleng oven,
dimana beratnya telah diketahui terlebih dahulu, kemudian
menimbang tanah + kaleng.
2. Memindahkan contoh tanah dalam kaleng oven.
3. Dioven selama 24 jam pada suhu 105 ◦C.
4. Mengambil contoh tanah dan kalengnya, dinginkan dan
ditimbang.

3.2.2 Menentukan Kadar Air Tanah Kapasitas Lapang.


1. Menyiapkan beaker glass dan meletakkan tissue di dasar gelas
beaker glass, kemudian meletakkan sedotan tepat ditengah
beker glass tersebut.
2. Menyiapkan contoh tanah kering yang telah dihaluskan
sebanyak lebih 200 cc.
3. Sementara tangan kiri memegang beaker glass dan pipa plastik,
masukan tanah kedalam beaker glass sambil digoyang-
goyangkan agar kepadatan tanah merata.
4. Menyemprot air pada permukaan tanah yang telah ditutup
kertas saring secara rata, hingga air dari permukaan turun
secara bersama-sama sampai kurang lebih 1/3 dari tinggi tanah.
5. Menutup permukaan dengan kertas saring kemudian menutup
seluruh permukaan beaker glass dengan plastik dan mengikat
dengan karet untuk menjaga kehilangan air tanah karena
penguapan .
6. Membiarkan selama (24 jam), kemudian mengambil contoh
tanah pada permukaan tengah dan bawah masing-masing 10
gram, menempatkan pada kaleng timbang, kemudian
ditimbang.
7. Mengoven selama 24 jam pada suhu 105 ◦C, menimbang berat
keringnya.

8
3.2.3 Menentukan kadar air jenuh
1. Menyiapkan beaker glass dan meletakkan tissue di dasar beaker
glass, kemudian meletakkan pipa kapiler atau sedotan tepat
ditengan beaker glass tersebut.
2. Menyiapkan contoh tanah kering yang telah dihaluskan
sebanyak 200 cc.
3. Sementara tangan kiri memegang beaker glass dan pipa
kapiler/sedotan memasukkan tanah sambil menggoyang-
goyangkan agar kepadatan merata.
4. Menyemprot air pada permukaan tanah yang sebelum ditutup
plastik secara merata, hingga air dari permukaan turun secara
bersama sama sampai kurang lebih 1/3 dari tanah.
5. Mengambil sampel tanah jenuh sebanyak dua kali pengambilan
sampel dan diletakan pada kaleng oven.
6. Mengoven tanah selama 24 jam pada suhu 105 ◦C.
7. Menimbang berat kering tanah setelah di oven

9
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

No. Keterangan BK BTSO + BTKO + BTSO BTKO Ka%


Bk BK (gr) (gr) Massa
1. TKU 1 3,54 20,21 16,52 16,67 12,98 28,42
2. TKU 2 3,55 20,31 16,66 16,76 13,11 27,84
3. TJ 1 2,73 20,18 12,31 17,45 9,58 82,15
4. TJ 2 2,78 20,25 12,26 17,47 9,48 84,28
5. TKL 1 3,51 20,21 13,33 16,7 9,82 70,06
6. TKL 2 3,46 20,22 13,22 16,76 9,76 71,72
Tabel 1 Hasil Pengamatan

4.2 Pembahasan
Pada praktikum kali ini, kami melakukan percobaan yang berjudul
penetapan kadar air tanah. Percobaan ini dilakukan dengan mengambil
beberapa sampel tanah biasa yang akan di uji berdasarkan kualifikasi tanah
meliputi, Tanah Kering Udara (TKU), Tanah Jenuh (TJ), Tanah Kering Lapang
(TKL). Setiap pengujian, dilakukan pengambilan dua sampel tanah.
Penetapan kadar air tanah dapat dilakukan dengan menggunakan metode
gravimetri, yakni dengan melakukan proses pengeringan didalam oven dengan
suhu sekitar 105°C selama 24 jam. Setelah itu barulah diketahui kadar air tanah
nya dengan cara melakukan pengurangan berat tanah sebelum dan sesudah di
oven.
Dari hasil percobaan diketahui bahwa kadar air yang terkandung di dalam
setiap tanah yang dijadikan sebagai sampel berbeda-beda. Untuk sampel (TKU)
diperoleh TKU 1= 28,42 % dan TKU 2 = 27,84% sehingga kadar air yang ada
di tanah kering udara relatif kering serta kurang jenuh, apabila digunakan untuk
penanaman maka akan banyak memerlukan air, perlu adanya sistem yang
membantu menstabilkan kadar air tanah tersebut, yaitu dengan melakukan
irigasi, baik irigasi permukaan, irigasi lapisan bawah maupun dengan teknik

10
springkle, harus ditentukan untuk membantu pertumbuhan tanaman tersebut
agar tumbuh menjadi lebih baik dan stabil.
Untuk (TKJ) diperoleh TKJ 1 =82,15 % dan TKJ 2= 84,28 %, maka
variasi distribusi kadar air pada tanah jenuh akan berpengaruh terhadap nilai
derajat kejenuhan air dan udara pada tanah. Sehingga pengaplikasian dalam
penanaman tanaman sangat mempengaruhi vigor benih serta berpengaruh juga
terhadap akar tanaman.
Untuk (TKL) diperoleh TKL 1=70,06 % dan TKL 2=71,72 %, maka
keadaan air pada kapasitas lapang ini adalah jumlah banyaknya kandungan air
dalam tanah sesudah air gravitasi turun sama sekali. Tanah yang jenuh air
karena hujan lebat atau irigasi kemudian dibiarkan selama 24 jam sehingga air
gravitasi dengan bebas turun sama sekali. Pada keadaan ini tanah mengandung
air yang terbanyak bagi tanaman, yaitu pori makro terisi oleh udara dan air
yang tersedia, sedangkan pori-pori mikro diisi seluruhnya oleh air.
Perbedaan ini bisa diakibatkan karena lingkungan tempat tanah tersebut
berda ataupun karena struktur dan komposisi dari tanah itu sendiri. Dari hasil
rata-rata sampel diketahui bahwa tanah yang mengandung kadar air yang cocok
untuk tanaman dan mampu untuk menunjang tumbuh kembang tanaman adalah
sampel (TKL) dan sampel (TKJ) dengan rata-rata kadar air tanah 70,89% untuk
TKL dan 83,215% untuk sampel TKJ. Hal ini dikarenakan tanaman dapat
tumbuh dengan baik apabila kadar air dalam tanah tidak kurang dari 50% serta
tidak melebihi ambang batas atau terlalu banyak, untuk sampel tanah kering
udara (TKU) diperoleh hasil rata-rata yaitu 28,13% masih menunjukan jumlah
kadar air yang sedikit bagi tanaman.

11
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Dari hasil dan pembahasan praktikum penetapan kadar air tanah dapat di
simpulkan bahwa :
1) Air tanah merupakan salah satu sifat fisik yang berpengaruh langsung
terhadap pertumbuhan tanaman dan aspek aspek kehidupan manusia
lainnya.
2) Penyerapan air tanah tergantung dari tekstur tanah, struktur dan kandungan
bahan organik dalam tanah.
3) KA % Massa TKU 1 dan 2 mempunyai rata-rata kadar air 28,42 % dan
27,84 %
4) KA % Massa TKJ 1 dan 2 memiliki rata rata kadar air antara 82,15 % dan
84,28 %
5) KA % Massa TKL 1 dan 2 mempunyai rata rata kadar air 70,06 % dan
71,72 %
6) Kadar air yang cocok untuk tanaman dan mampu untuk menunjang
tumbuh kembang tanaman adalah sampel (TKL) dan (TKJ) dengan rata-
rata kadar air tanah 70,89% untuk TKL dan 83,215% untuk sampel TKJ.

Menurut Hanafiah dan Sutherland (2007), bahwa koefisien air


tanah yang merupakan koefisien yang menunjukkan potensi ketersediaan
air tanah untuk mensuplai kebutuhan tanaman, terdiri dari :

1) Jenuh atau retensi maksimum, yaitu kondisi di mana seluruh ruang pori
tanah terisi oleh air.
2) Kapasitas lapang adalah kondisi dimana tebal lapisan air dalam pori-pori
tanah mulai menipis, sehingga tegangan antar air-udara meningkat hingga
lebih besar dari gaya gravitasi.
3) Koefisien layu (titik layu permanen) adalah kondisi air tanah yang
ketersediaannya sudah lebih rendah ketimbang kebutuhan tanaman untuk
aktivitas, dan mempertahankan turgornya.

12
4) Koefisien higroskopis adalah kondisi di mana air tanah terikat sangat kuat
oleh gaya matrik tanah.

5.2 Saran
Sebaiknya jika ingin membudidayakan tanaman apapun kita terlebih
dahulu harus mengetahui kadar air yang terkandung di dalam tanah itu, apakah
akan cocok atau tidak dengan syarat tumbuh tanaman yang akan kita tanam. Dari
praktikum kali ini kami menyarankan untuk menggunakan jenis tanah kapasitas
lapang (TKL) karena jumlah kadar air tanah nya dinilai cocok serta baik untuk
pertumbuhan tanaman.

13
DAFTAR PUSTAKA

Buckman, H. O., and Brady. 2011. Ilmu Tanah. Jakarta: Bharata Karya Aksara.
Hakim. N. Et al. 2010. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Lampung : Penerbit Universitas
Lampung.
Hanafiah, K.A. 2008. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Jakarta : Rajawali Pers.
Hanafiah, K dan Sutherland, R.A. 2007. “Spatial variability of 137Cs and
influence of sampling on estimates of sediment redistribution”,
Catena, 21, Page:57 – 71.
Hardjowigeno, H. Sarwono. 2010. Klasifikasi Tanah dan Pedogenesis.
Akademika Pressindo, Jakarta.
Hardjowigeno, Sarwono H. 2012. Ilmu Tanah. Jakarta: Akademik Pressindo.
Indriatmoko, R. Haryoto. 2012. Teknologi Konservasi Air Tanah Dengan Sumur
Resapan (Online)
Madjid, A. 2007. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Bahan Ajar Online Fakultas Pertanian
Unsri.
Poerwowidodo. 1991. Genesa Tanah Jilid II. Rajawali. Jakarta
Sutanto, Rachman. 2009. Dasar-Dasar Ilmu Tanah Konsep dan Kenyataan.
Yogyakarta: Kanisius.

14
Lampiran Perhitungan
Perhitungan :
 Sampel TKU1
BTSO = (BTSO + BK) – BK
= 20,21 – 3,54
= 16,67 gr
BTKO = (BTKO + BK) – BK
= 16,52 – 3,54
= 12,98 gr

KA % Massa =

= 28,42 %
 Sampel TKU2
BTSO = (BTSO + BK) – BK
= 20,31 – 3,55
= 16,76 gr
BTKO = (BTKO + BK) – BK
= 16,66 – 3,55
= 13,11 gr

KA % Massa =

= 27,84 %
 Sampel TKJ1
BTSO = (BTSO + BK) – BK
= 20,18 – 2,73
= 17,45 gr
BTKO = (BTKO + BK) – BK
= 12,31 – 2,73
= 9,58 gr

15
KA % Massa =

= 82,15 %
 Sampel TKJ2
BTSO = (BTSO + BK) – BK
= 20,25 – 2,78
= 17,47 gr
BTKO = (BTKO + BK) – BK
= 12,26 – 2,78
= 9,48 gr

KA % Massa =

= 84,28 %
 Sampel TKL1
BTSO = (BTSO + BK) – BK
= 20,21 – 3,51
= 16,7 gr
BTKO = (BTKO + BK) – BK
= 13,33 – 3,51
= 9,82 gr

KA % Massa =

= 70,06 %
 Sampel TKL2
BTSO = (BTSO + BK) – BK
= 20,22 – 3,46
= 16,76 gr

16
BTKO = (BTKO + BK) – BK
= 13,22 – 3,46
= 9,76 gr

KA % Massa =

= 71,72 %

Ket :
 MA (Massa Air) = BTSO – BTKO
 MP (Massa Padatan) = BTKO

17

Anda mungkin juga menyukai