Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

INFILTRASI

DISUSUN OLEH:

1. MUH.ARIL ESA ANUGRAH : 22117033


2. FITRIANA RAHAYU : 22117034
3. MUH.ALYAHDI ROZID : 22117035
4. AWALUDIN MU’ARIF : 22117065
5. ADRIANSYAH : 22117040
6. MUH.SYAWAL PUTRA : 22117041
7. ARDIANSYAH : 22117042
8. EKO PRASETYO : 221170
9. MUH.FACHRY HIMAWAN : 22117044

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KENDARI


FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN

KENDARI
2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan atas rahmat yang diberikan Allah Yang Maha Kuasa,sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “INFILTRASI ” selesai dengan tepat waktu.
Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Mekanika Fluida.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ir.Abriansyah S.Si.,MT. selaku Dosen Mata Kuliah
Mekanika Fluida. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua pihak yang telah
membantu menyelesaikan makalah ini. Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini
masih banyak terdapat kesalahan dan kekurangan maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan
saran dari semua pihak demi perbaikan makalah ini dimasa yang akan datang.
BAB I

PENDAHULUAN

1.Latar Belakang
Jika melihat pada KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), istilah “infiltrasi” ini berkenaan
dengan hal-hal di bidang Ilmu Tanah yang memiliki definisi berupa ‘masuknya air ke arah
bawah ke dalam tanah’. Maksudnya, infiltrasi adalah suatu proses masuknya air hujan ke dalam
tanah sebagai akibat dari adanya gaya kapiler sekaligus gaya gravitasi supaya air dapat masuk ke
tanah yang lebih dalam. Infiltrasi ini juga dapat disebut juga sebagai cara air bergerak ke dalam
tanah melalui celah-celah dan pori-pori tanah serta batuan menuju muka air tanah.

Air hujan ini dapat bergerak menuju ke dalam tanah karena adanya aksi kapiler yang
memiliki gerakan secara vertikal atau horizontal di bawah permukaan tanah hingga akhirnya air
tersebut berhasil memasuki kembali sistem air permukaan. Sementara itu, dengan adanya
pengaruh dari gaya gravitasi, maka air hujan tentu saja akan masuk ke dalam tanah melalui pori-
pori tanahnya. Lanjutan proses dari infiltrasi ini adalah perkolasi.
Laju infiltrasi biasanya akan dinyatakan dalam satuan yang sama dengan satuan pada intensitas
curah hujan, yakni milimeter per jam (mm/jam). Laju peresapan air ini dipengaruhi juga oleh
beberapa faktor, yakni:

 Tekstur tanah
 Bahan organik tanah
 Kepadatan tanah
 Jenis dan jumlah tanah

Berhubung infiltrasi ini masih menjadi bagian penting dalam proses hidrologi, maka air
infiltrasi yang tidak dapat kembali lagi ke atmosfer melalui proses evapotranspirasi, akan menjadi
air tanah untuk seterusnya mengalir ke sungai di sekitarnya. Proses infiltrasi ini juga sangat
ditentukan oleh waktu. Dalam hal ini, ada juga istilah mengenai “kapasitas infiltrasi”, yakni laju
infiltrasi secara maksimum untuk suatu jenis tanah tertentu. Dalam kuantitas infiltrasi ini
biasanya terjadi ketika intensitas air hujan melebihi kemampuan tanah dalam upaya menyerap
kelembaban tanah. Sebaliknya, jika intensitas air hujan lebih kecil dari kapasitas infiltrasi, maka
laju infiltrasi akan sama dengan laju curah hujan.

Proses terjadinya infiltrasi ini diawali ketika air hujan telah menyentuh permukaan tanah,
yang mana sebagian maupun seluruh air hujan tersebut pasti akan masuk ke dalam tanah melalui
pori-pori permukaan tanah. Proses masuknya air hujan tersebut menuju tanah disebabkan oleh
adanya tarikan gaya gravitasi dan kapiler tanah. Laju dari proses infiltrasi biasanya akan
dipengaruhi oleh gaya gravitasi dan dibatasi oleh besarnya diameter pada pori-pori tanah.
2.Tujuan
Adapun tujuan dalam pembuatan Makalah ini ada sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui kelembapan Tanah
2. Untuk mengetahui udara dalam tanah
3. Untuk mengetahui pergerakan air dalam tanah
4. Untuk mengetahui variasi kapasitas Infiltrasi dan Faktor
5. Untuk mengetahui kapasitas Infiltrasi
6. Cara untuk menentukan kapasitas Infiltrasi.
3.Manfaat
Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Dapat mengetahui kelembapan Tanah
2. Dapat mengetahui udara dalam tanah
3. Dapat mengetahui pergerakan air dalam tanah
4. Dapat mengetahui variasi kapasitas Infiltrasi dan Faktor yang mempengaruhinya
5. Dapat mengetahui kapasitas Infiltrasi
6. Kita dapat menentukan kapasitas Infiltrasi.
BAB II

PEMBAHASAN

A.KELEMBAPAN TANAH
Kelembaban tanah adalah air yang mengisi sebagian atau seluruh pori – pori tanah yang berada di
atas water table. Definisi yang lain menyebutkan bahwa kelembaban tanah menyatakan jumlah air yang
tersimpan di antara pori – pori tanah. kelembaban tanah sangat dinamis, hal ini disebabkan oleh
penguapan melalui permukaan tanah, transpirasi dan perkolasi .
Kelembaban tanah memiliki peranan yang penting bagi pemerintah untuk mengetahui informasi
seperti potensi aliran permukaan dan pengendali banjir, kegagalan erosi tanah dan kemiringan lereng,
manajemen sumber daya air, geoteknik, dan kualitas air. Kelembaban tanah merupakan salah satu variabel
kunci pada perubahan dari air dan energi panas di antara permukaan dan atmosfer melalui evaporasi dan
transpirasi .
Informasi kelembaban tanah juga dapat dipergunakan untuk manajemen sumber daya air, peringatan
awal kekeringan, penjadwalan irigasi, dan perkiraan cuaca). Selain itu, kelembaban tanah penting bagi
para pakar pertanian. Defisit dalam kelembaban dapat menuju pada kelayuan tanaman dan tindakan
perbaikan tepat pada waktunya melalui irigasi dapat menyelamatkan tanaman pertanian .
Pertumbuhan vegetasi memerlukan tingkat kelembaban tanah tertentu. Oleh karenanya, dapat
dikatakan bahwa kelembaban tanah pada tingkat tertentu dapat menentukan bentuk tata guna lahan.
Peristiwa kekeringan yang terjadi di suatu daerah juga lebih banyak berkaitan dengan berapa besar tingkat
kelembaban yang ada di dalam tanah daripada jumlah kejadian hujan yang turun di tempat tersebut.
Namun demikian, perlu juga diketahui bahwa tingkat kelembaban tanah yang tinggi dapat menimbulkan
permasalahan dalam hal kegiatan pemanenan hasil pertanian atau kehutanan yang menggunakan alat – alat
mekanik .
Karakteristik spektral merupakan sebagai besaran terukur yang dimiliki suatu obyek pada satu atau
beberapa julat panjang gelombang atau merupakan himpunan nilai rata – rata pantulan atau 2 29 radiasi
dari suatu kenampakan pada suatu julat panjang gelombang dan pada umumnya nilai pantulan atau radiasi
bersifat khusus nilai irradiansinya apabila suatu obyek diindera.
Pantulan spektral ini akan memberikan kenampakan yang berbeda – beda pada setiap obyek yang
tampak di permukaan bumi dan sekaligus dalam setiap hasil perekaman tersebut memiliki nilai spektral
yang dapat diolah secara digital untuk memberikan informasi yang baru, hanya teknologi penginderaan
jauh yang dapat melakukannya. Informasi kelembaban tanah dari data penginderaan jauh merupakan
informasi yang penting untuk mendukung kegiatan pertanian, banjir, dan kekeringan, dan erosi tanah
karena kandungan kelembaban dari setiap jenis tanah berbeda – beda baik itu kadar air yang terkandung
maupun kecepatan infiltrasi, karena akan berpengaruh untuk keadaan tanah dalam menyimpan ketersedian
air untuk musim kemarau. Ketersedian air dalam tanah dipengaruhi keadaan topografi sekitar dan
kemiringan lereng serta banyak sedikitnya vegetasi yang menutupi daerah tersebut. Setiap jenis tanah,
tergantung tekstur dan penyebaran pori – pori tanah, memperlihatkan variasi karakteristik kelembaban
tanah. Tekstur tanah biasanya mengacu pada jumlah fraksi tanah yang dikandungnya. Sedangkan
kecenderungan butir – butir tanah membentuk gumpalan tanah atau menunjukan keremahan tanah dalam
hal ini menandakan struktur tanah. Struktur tanah dipengaruhi oleh tekstur tanah, bahan organik, dan
cacing tanah. Tanah pasir atau berpasir tidak mempunyai struktur.
Sifat fisik tanah ini berperan dalam hal kemampuannya menyimpan air, misalnya pada tanah
berpasir kapasitas menyimpan air sangat rendah, sehingga tanaman akan segera menghabiskan persediaan
air dan akan menjadi kering lebih cepat daripada tanaman yang tumbuh pada tanah lempung. Jadi besar
kecilnya kemampuan tanah untuk menyimpan air ini akan menentukan kandungan kelembaban tanahnya.

B.UDARA DALAM TANAH


Komponen udara tanah (atmosfer tanah) sama pentingnya dibandingkan dengan fase padat dan
cair bagi produktivitas tanah. Oksigen diperlukan bagi pernafasan akar-akar tanaman, mikrobia, dan
hewan tanah. Karbondioksida membantu melarutkan zat-zat hara sehingga dapat dimanfaatkan oleh
tanaman. Gas nitrogen membantu produksi senyawa nitrogen oleh bakteria simbiotik dan non-simbiotik.
Uap air (bagian dari udara tanah) mencagah pengeringan akarakar tanaman dan mikrobia, dan membantu
memindahkan air di dalam tanah. Yang terutama penting adalah tersedianya sejumlah cukup oksigen,
karena dia diserap secara terus-menerus oleh akar dan mikrobia. Tanpa oksigen yang memadai di dalam
tanah kegiatan-kegiatan secara normal bagi sebagian besar tanaman dan mikrobia aerobik akan terhenti.
Bakteria anaerobik menggunakan oksigen di dalam senyawasenyawa organik dan inorganik,
mereduksinya menjadi sulfida-sulfida, nitrit-nitrit, senyawasenyawa besi, dan senyawasenyawa terduksi
lainnya yang bersifat meracun bagi tanaman. Berlimpahnya oksigen di dalam tanah juga tidak
dikehendaki, karena bahan organik akan dioksidasi begitu cepat. Perombakan yang bersifat semi-aerobik
adalah yang terbaik untuk menghasilkan sejumlah terbesar humus murni dan bagi pemasokan secara ajeg
senyawa-senyawa organik yang membantu memantapkan agregatagregat tanah.
Dibandingkan dengan udara atmosfer, kandungan karbondioksida dan uap air lebih tinggi di
dalam udara tanah, kandungan oksigen lebih rendah, dan kandungan nitrogennya kurang lebih sama.
Jumlah kandungan oksigen dan karbon dioksida di dalam tanah kurang lebih sama dengan yang ada di
dalam udara atmosfer. Namun ini tidak konstan. Di dalam lapisan permukaan tanah yang teraerasi balk,
kandungan oksigennya diantara 18 dan 21 persen, sedang pada jeluk yang lebih dalam dan terutama di
dalam tanah yang basah dalam kurun waktu lama kandungan ini dapat sangat rendah. Pada kondisi
tereduksi udara tanah dapat mengandung methan, hidrogen sulfida, dan amonia. Kandungan CO2 udara
tanah biasanya diantara 0.1 dan 5 dan dapat mencapai hampir 20 %.
Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap komposisi udara tanah dapat diringkaskan dengan
pernyataan berikut ini : hal-hal yang lain dalam keadaan sama, maka :
a) Kandungan CO2 lebth tinggi dalam musim panas dibandingkan musim salju, karena lebih tingginya
kegiatan akar tanaman dan mikrobia
b) Kandungan CO2 lebih tinggi di dalam tanah yang diberi pupuk kandang, dikapur, dipupuk anorganik,
dan bervegetasi, dibandingkan di dalam tanah yang tidak diperlakukan, tidak bervegetasi, dengan
alasan yang sama.
c) Kandungan CO2 lebih tinggi di dalam tanah basah dibandingkan dalam tanah kering, karena
keterbatasan difusi.
d) Kandungan CO2 lebih tinggi di dalam tanah-tanah yang bertekstur halus dibanding di dalam tanah-
tanah bertekstur kasar, karena terhambatnya laju difusi, biasanya disebabkan kandungan lengas yang
lebih tinggi.
e) Kandungan CO2 lebih tinggi di dalam tanah-tanah yang kurang teragregasi atau mampat,
dibandingkan di dalam tanah-tanah yang bertekstur remah, sekali lagi karena perbedaan kecepatan
difusi.
f) Kandungan CO2 lebih tinggi di dalam tanah lapisan bawah (sub soil) dibandingkan di dalam tanah
lapisan permukaan, karena tanah permukaan mendifusikan secara Iangsung terhadap atmosfer, sedang
tanah lapisan bawah mendifusikan terhadap tanah lapisan permukaan.
C.PERGERAKAN AIR DALAM TANAH
 Pergerakan Air Dalam Tanah Salah satu sifat tanah yang penting adalah kemampuan tanah untuk
melalukan air yang mengalir melalui ruang pori yang disebabkan oleh gaya gravitasi dan kapilaritas tanah.
Di dalam tanah, air jarang dalam keadaan diam, arah dan kecepatan pergerakannya mempunyai arti yang
fundamental untuk berbagai proses yang terjadi di biosfer (Baver, Gardner and Gardner, 1972).
Pergerakan air jenuh ditentukan oleh dua faktor yaitu (1) daya air yang bergerak (driving force) dan (2)
kapasitas pori melalukan air (hydraulic conductivity).
Menurut Hukum Darcy (Soedarmo dan Djojoprawiro, 1984) volume air yang mengalir melalui
satu satuan irisan melintang suatu luasan persatuan waktu (q) adalah sebanding dengan hantaran hidrolik
(K) dan berkebalikan dengan panjang kolom tanah (L). Secara sederhana, Persamaan Darcy untuk satu
dimensi adalah: q = K.∆H/L. Hillel (1971) melukiskan fenomena ini identik dengan Hukum Ohm yang
menyatakan bahwa arus atau laju aliran listrik adalah sebanding dengan gradien suhu. Air tanah
merupakan fase cair tanah yang mengisi sebagian atau seluruh ruang pori tanah. Air tanah berperan
penting dari segi pedogenesis maupun dalam hubungannya dengan pertumbuhan tanaman, hancuran iklim,
pertukaran kation, dekompsosisi bahan organik, pelarutan unsur hara, dan evapotranspirasi. Kegiatan
jasad-jasad mikro hanya berlangsung dengan baik bila tersedia air dan udara yang cukup (Haridjaja et al.,
1990).
Kadar air tanah optimum bagi pertumbuhan tanaman adalah kondisi air di mana tanaman dengan
mudah dapat menyerap air. Air yang dapat dengan mudah diambil berada dalam pori-pori yang berukuran
sedang. Setelah air itu dipakai tumbuhan, air yang tersisa berada dalam pori-pori yang lebih halus atau
merupakan lapisan tipis menyelimuti zarah-zarah tanah. Daya tarik antara zarahzarah tanah dengan air
sangat kuat dan ikatan ini dapat mengatasi daya hisap tanaman, akibatnya tidak semua air yang ditahan
tanah tersedia bagi tanaman. Sebagian dari air tetap tertinggal di tanah, lambat laun tanaman layu dan
akhirnya mati sebagai akibat dari kekurangan air (Soepardi, 1983).
D.VARIASI KAPASITAS INFILTRASI DAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
Laju infiltrasi dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu kedalaman genangan dan tebal lapis jenuh,
kelembaban tanah, pemadatan oleh hujan, tanaman penutup, intensitas hujan, dan sifat-sifat fisik tanah.
Kedalaman genangan dan tebal lapis jenuh
Perhatikan skema gambar di bawah ini !

Genangan Pada Permukaan Tanah

Dalam gambar di atas, air yang tergenang di atas permukaan tanah terinfiltrasi ke dalam tanah,
yang menyebabkan suatu lapisan di bawah permukaan tanah menjadi jenuh air. Apabila tebal dari lapisan
jenuh air adalah L, dapat dianggap bahwa air mengalir ke bawah melalui sejumlah tabung kecil. ALiran
melalui lapisan tersebut serupa dengan aliran melalui pipa. Kedalaman genangan di atas permukaan
tanah (D) memberikan tinggi tekanan pada ujung atas tabung, sehingga tinggi tekanan total yang
menyebabkan aliran adalah D+L.

Tahanan terhadap aliran yang diberikan oleh tanah adalah sebanding dengan tebal lapis jenuh
air L. Pada awal hujan, dimana L adalah kecil dibanding D, tinggi tekanan adalah besar dibanding tahanan
terhadap aliran, sehingga air masuk ke dalam tanah dengan cepat. Sejalan dengan waktu, L bertambah
panjang sampai melebihi D, sehingga tahanan terhadap aliran semakin besar. Pada kondisi tersebut
kecepatan infiltrasi berkurang. Apabila L sangat lebih besar daripada D, perubahan L mempunyai
pengaruh yang hampir sama dengan gaya tekanan dan hambatan, sehingga laju infiltrasi hampir konstan.

E.KAPASITAS INFILTRASI
Kapasitas infiltrasi merupakan laju maksimum air yang dapat masuk ke dalam tanah pada suatu
saat. Infiltrasi merupakan interaksi kompleks antara intensitas hujan, karakteristik dan kondisi permukaan
tanah. Intensitas hujan berpengaruh terhadap kesempatan air untuk masuk ke dalam tanah.
Infiltrasi merupakan interaksi kompleks antara intensitas hujan, karakteristik dan kondisi
permukaan tanah. Intensitas hujan berpengaruh terhadap kesempatan air untuk masuk ke dalam tanah. Bila
intensitas hujan lebih kecil dibandingkan dengan kapasitas infiltrasi, maka semua air mempunyai
kesempatan untuk masuk ke dalam tanah. Sebaliknya, bila intensitas hujan lebih tinggi dibandingkan
dengan kapasitas infiltrasi, maka sebagian dari air yang jatuh di permukaan tanah tidak mempunyai
kesempatan untuk masuk ke dalam tanah, dan bagian ini akan mengalir sebagai aliran permukaan.
Penutupan dan kondisi permukaan tanah sangat menentukan tingkat atau kapasitas air untuk menembus
permukaan tanah, sedangkan karakteristik tanah, khususnya struktur internalnya berpengaruh terhadap laju
air saat melewati masa tanah. Unsur sruktur tanah yang terpenting adalah ukuran pori dan kemantapan
pori.
Laju infiltrasi dapat diukur di lapangan dengan mengukur curah hujan, aliran permukaan, dan
menduga faktor-faktor lain dari siklus air, atau menghitung laju infiltrasi dengan analisis hidrograf.
Mengingat cara tersebut memerlukan biaya yang relatif mahal, maka penetapan infiltrasi sering dilakukan
pada luasan yang sangat kecil dengan menggunakan suatu alat yang dinamai infiltrometer.
Pada pengukuran laju infiltrasi dengan menggunakan ring infiltrometer, istilah steady state
seringkali diganti dengan quasi-steady state/kesetimbangan semu. Istilah ini digunakan karena dalam
beberapa kasus ”true”steady-state (kesetimbangan yang sesungguhnya) dapat menjadi sangat lambat untuk
menuju ke asymptote. Young (1987) menyatakan bahwa waktu yang dibutuhkan untuk mencapai laju
infiltrasi dalam kondisi kesetimbangan (quasi-steady-state infiltration rate) semakin berkurang dengan
semakin kecilnya ukuran/diameter ring yang digunakan. Namun demikian, penggunaan ring yang terlalu
kecil juga menyebabkan semakin tingginya tingkat kesalahan (error) pengukuran.
F.CARA MENENTUKAN KAPASITAS INFILTRASI
Untuk mempermudah penelitian ini diperlukan pendekatan atau metodologi penelitian yang di
mulai dari pengumpulan data–data. Pengumpulan data dibagi menjadi dua bagian yaitu pengumpulan data
primer dan pengumpulan data sekunder. Data primer didapat dari pengukuran di lapangan yang dilakukan
di Kampus Kijang - Universitas Bina Nusantara, Jakarta Barat, yang terdiri dari:
(1) data laju infiltrasi tanah yang diukur menggunakan ring infiltrometer karena metode pengukuran ini
sangat mudah dalam penerapan di lapangan dan lebih murah dibanding dengan simulator hujan dan
sesuai dengan keadaan tanah di lapangan. Ring infiltometer adalah suatu pipa besi yang bergaris
tengah 25 – 30 cm dengan tinggi 60 cm. Pada bagian atas pipa terdapat plat yang berfungsi
memudahkan dan melindungi ring pada saat ditekan. Pada penelitian ini double ring infiltrometer
tidak digunakan karena kondisi tanah merupakan tanah urugan batu. Selain itu dibutuhkan gaya atau
tenaga yang besar untuk melakukan penetrasi untuk ring yang berdiameter besar;
(2) data permeabilitas tanah yang diuji di laboratorium tanah;
(3) data laju infiltrasi dengan pada lubang resapan biopori. Data primer yang didapat dari hasil
pengukuran di lapangan dianalisis dengan langkah-langkah seperti pada Gambar 2:

Gambar 2. Diagram tahapan analisis biopori.


Data sekunder didapat dari badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Jakarta
Pusat dari tahun 1990 sampai 2002. Data tersebut adalah besarnya curah hujan dikawasan
Cengkareng, Jakarta Barat. Data curah hujan tersebut hanya dapat diambil dari tahun 1990 sampai
2002 disebabkan karena data soft copy yang terbaru hanya sampai tahun 2002. Data curah hujan yang
didapat nantinya akan digunakan untuk menghitung distribusi frekuensi curah hujan. Selain data
tersebut luas area pengukuran dan detail letak titik pengambilan sample juga digunakan untuk
penelitian ini dan data tersebut didapat dari Building Management Universitas Bina Nusantara.

Pengolahan data curah hujan rencana dilakukan dengan metodologi berikut: (1) pemeriksaan
data hujan maksimum harian dari pos hujan yang tersedia di sekitar lokasi studi; (2) analisis frekuensi
untuk menentukan distribusi statistik yang sesuai dengan kondisi data pos hujan yang ada; (3)
distribusi statistik yang dicoba adalah distribusi Normal, Log-Normal, Gumbel dan Log-Pearson Tipe
III. Sedangkan kecocokan data terhadap distribusi diuji berdasarkan kriteria Chi-Kuadrat serta (4)
analisis intensitas curah hujan rencana.

Perhitungan laju infiltrasi menggunakan metode Horton (1933, 1939). Horton mengamati
bahwa infiltrasi berawal dari suatu nilai baku fo dan secara eksponen menurun sampai pada kondisi
konstan fc. Salah satu persamaan infiltrasi paling awal yang dikembangkan oleh Horton adalah:
f(t) = fc + (fo – fc)e-kt
dimana k adalah pengurangan konstan terhadap dimensi [T -1]. fo adalah kapasitas infiltrasi awal.
Sedangkan fc adalah kapasitas infiltrasi konstan yang tergantung pada tipe tanah. Parameter fo dan fc
didapat dari pengukuran di lapangan menggunakan alat double ring infiltrometer. Parameter fo dan fc
adalah fungsi jenis tanah dan tutupan. Untuk tanah berpasir atau berkerikil nilai tersebut tinggi, sedang
tanah berlempung yang gundul nilainya kecil, dan apabila permukaan tanah ada rumput nilainya
bertambah.

Eagleson (1970) dan Raudkivi (1979) telah perlihatkan bahwa persamaan Horton diperoleh
dari persamaan Richard dengan mengasumsikan bahwa K dan D adalah mutlak tetap dari kadar
kelembaban suatu tanah. Kondisi di bawah merupakan turunannya yaitu:
6t
68
=
628 D
6Z2

yang merupakan bentuk standar dari satu persamaan campuran dan untuk mengetahui lengas kadar
kelembapan θ sebagai satu fungsi waktu dan kedalaman. Hasil persamaan Horton didapat dari
penyelesaian untuk laju dari kelembaban campuran D(∂z/∂θ) pada permukaan tanah, sehingga jumlah
total air yang terinfiltrasi pada suatu periode tergantung pada laju infiltrasi dan fungsi waktu. Apabila
laju infiltrasi pada suatu saat adalah f(t), laju infiltrasi kumulatif atau jumlah air yang terinfiltrasi adalah
F(t). laju infiltrasi dan jumlah air yang terinfiltrasi adalah:
dF(t)
ƒ(t =
dan ) dt
t
BAB III

KESIMPULAN

A.Kesimpulan
adapun kesimpulan yang dapat kita peroleh yaitu sebagai berikut :
1. Kelembaban tanah adalah air yang mengisi sebagian atau seluruh pori – pori tanah yang berada di
atas water table. Definisi yang lain menyebutkan bahwa kelembaban tanah menyatakan jumlah air
yang tersimpan di antara pori – pori tanah.
2. Komponen udara tanah (atmosfer tanah) sama pentingnya dibandingkan dengan fase padat dan cair
bagi produktivitas tanah.
3.  Pergerakan Air Dalam Tanah Salah satu sifat tanah yang penting adalah kemampuan tanah untuk
melalukan air yang mengalir melalui ruang pori yang disebabkan oleh gaya gravitasi dan kapilaritas
tanah. Di dalam tanah, air jarang dalam keadaan diam, arah dan kecepatan pergerakannya
mempunyai arti yang fundamental untuk berbagai proses yang terjadi di biosfer.
4. Laju infiltrasi dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu kedalaman genangan dan tebal lapis jenuh,
kelembaban tanah, pemadatan oleh hujan, tanaman penutup, intensitas hujan, dan sifat-sifat fisik
tanah.
5. Kapasitas infiltrasi merupakan laju maksimum air yang dapat masuk ke dalam tanah pada suatu
saat. Infiltrasi merupakan interaksi kompleks antara intensitas hujan, karakteristik dan kondisi
permukaan tanah. Intensitas hujan berpengaruh terhadap kesempatan air untuk masuk ke dalam
tanah.
6. Laju infiltrasi dapat diukur di lapangan dengan mengukur curah hujan, aliran permukaan, dan
menduga faktor-faktor lain dari siklus air, atau menghitung laju infiltrasi dengan analisis hidrograf.
Mengingat cara tersebut memerlukan biaya yang relatif mahal, maka penetapan infiltrasi sering
dilakukan pada luasan yang sangat kecil dengan menggunakan suatu alat yang dinamai
infiltrometer.
DAFTAR PUSTAKA

Agusalim V. II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pergerakan Air Dalam Tanah - PDF Free
Download. adoc.pub. Published 2015. Accessed December 26, 2022. https://adoc.pub/ii-
tinjauan-pustaka-21-pergerakan-air-dalam-tanah.html

BAB VIII UDARA TANAH - PDF Download Gratis. Docplayer.info. Published 2012. Accessed
December 26, 2022. https://docplayer.info/31501267-Bab-viii-udara-tanah.html

cara menghitung kapasitas infiltrasi - Penelusuran Google. Google.com. Published 2019.


Accessed December 26, 2022. 1. cara menghitung kapasitas infiltrasi - Penelusuran
Google. Google.com. Published 2019. Accessed December 26, 2022.

materi tentang kelembaban tanah - Penelusuran Google. Google.com. Published 2021. Accessed
December 26, 2022. http://eprints.ums.ac.id/14532/4/BAB_I.pdf

pengertian kapasitas infiltrasi - Penelusuran Google. Google.com. Published 2013. Accessed


December 26, 2022. https://www.google.com/search?
q=pengertian+kapasitas+infiltrasi&oq=pengertian+kapasitas+infil&aqs=chrome.0.0i512j
69i57.16207j0j4&sourceid=chrome&ie=UTF-8

Pengertian dan Faktor Infiltrasi. Galeri Pustaka. Published 2013. Accessed December 26, 2022.
http://www.galeripustaka.com/2013/03/pengertian-dan-faktor-infiltrasi.html

Anda mungkin juga menyukai