Anda di halaman 1dari 9

PRAKTIKUM IRIGASI TERPADU

“Analisis Konstanta Laju Infiltrasi”

Oleh :

Nama : I Ketut Kembar Sugih Arta


NIM : 2010531029
Prodi : Teknik Pertanian dan Biosistem

Teknik Pertanian dan Biosisitem

Fakultas Teknologi Pertanian

Universitas Udayana

2022
I. Pendahuluan
a. Latar Belakang
Air merupakan kebutuhan pokok bagi makhluk hidup yang berada di bumi.
Untuk menjamin keberlangsungan kehidupan di bumi, makhluk hidup baik manusia,
hewan, dan tumbuhan mutlak membutuhkan air sebagai kebutuhan primernya. Tanpa
air, mikroorganisme bahan organik tidak akan pernah ada, tidak akan pernah ada
siklus materi dan energi, dengan demikian tanpa air tidak akan pernah ada
kompleksitas ekosistem. Sehingga dapat dipastikan bahwa jika tidak ada air, maka
kehidupan diatas permukaan bumi ini akan terancam kepunahan (Asdak dan Salim,
2006).
Air yang terdapat dalam permukaan bumi mengalami proses siklus hidrologi.
Dalam siklus hidrologi, ada beberapa tahapan, yaitu (Lazuardi, 2021):
1. Evaporasi adalah penguapan air dari tubuh-tubuh air, seperti laut, danau,
dan sungai yang diakibatkan oleh pemanasan sinar matahari.
2. Transpirasi adalah penguapan air dari permukaan tumbuhan.
3. Sublimasi yaitu tahapan dimana sinar matahari akan membantu penguapan
pada es tanpa melalui proses pencairan.
4. Intersepsi yaitu proses dimana air hujan tertahan pada tanaman untuk
kemudian terevaporasi kembali ke atmosfer.
5. Kondensasi yaitu perubahan wujud uap air menjadi titik-titik air di
atmosfer, sehingga membentuk awan.
6. Adveksi yaitu butiran air yang berbentuk awan bergerak secara horizontal
dan berpindah dari satu tempat ke tempat lain.
7. Presipitasi adalah proses turunnya air ke permukaan bumi dalam bentuk
hujan.
8. Run Off yaitu air yang sudah jatuh ke permukaan bumi yang tinggi, akan
mengalir ke tempat yang lebih rendah melalui sungai dan anak sungai.
9. Infiltrasi merupakan proses peresapan air ke dalam tanah melalui pori-pori
tanah.
Jika dilihat pada KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), istilah “infiltrasi”
ini berkenaan dengan hal-hal di bidang Ilmu Tanah yang memiliki definisi berupa
‘masuknya air ke arah bawah ke dalam tanah’. Maksudnya, infiltrasi adalah suatu
proses masuknya air hujan ke dalam tanah sebagai akibat dari adanya gaya kapiler
sekaligus gaya gravitasi supaya air dapat masuk ke tanah yang lebih dalam. Infiltrasi
ini juga dapat disebut juga sebagai cara air bergerak ke dalam tanah melalui celah-
celah dan pori-pori tanah serta batuan menuju muka air tanah (Rifda Arum).
Dalam suatu daerah atau lahan tertentu laju infiltrasi tanahnya berbeda-beda.
Banyak faktor yang mempengaruhi laju infiltrasi tersebut. Sehingga perlu dilakukan
pengamatan atupun melakukan penelitian terlebih dahulu sebelum dilakukannya
penanaman. Supaya mengetahui seberapa besar daerah tersebut membutuhkan air
irigasi dan mengevisiensikan air yang ada.
Dalam praktikum ini saya diajarkan bagaimana cara menghitung kebutuhan
air menggunakan doubel ring. Dimana kegiatan praktikum ini dilakukan agar
nantinya bisa diterapkan dan dipraktikkan oleh mahasiswa dalam menentukan
kebutuhan air yang ada di suatu tempat. Dan membantu para petani dalam
menghitung kebutuhan air yang diperlukan di lahannya.

b. Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini yaitu:
1. Agar mengetahui peralatan, cara kerja, dan cara pengukuran laju infiltrasi pada
daerah tertentu
2. Mampu menentukan nilai parameter infiltrasi
3. Dapat menghitung penurunan volume infiltrasi selama waktu (t) tertentu
4. Mampu menetapkan persamaan penduga, membuat kurva infiltrasi model
horton dan dapat menentukan nilai konstanta horton

II. Tinjauan Pustaka


Infiltrasi adalah perpindahan air dari atas atau permukaan ke dalam tanah. Air
tersebut dapat berasal dari genangan air hujan, air permukaan, dan air lainnya. Banyaknya
perpindahan air tersebut per satuan waktu disebut dengan laju infiltrasi. Laju infiltrasi
maksimum disebut dengan daya infiltrasi. Banyaknya perpindahan air tersebut biasanya
dinyatakan dalam tinggi kolom air, sehingga secara umum satuan laju infiltrasi adalah
mm/jam, mm/hari, cm/hari atau dalam konversi lainnya.
Laju infiltrasi tertinggi dicapai saat air pertama kali masuk ke dalam tanah dan
menurun dengan bertambahnya waktu (Philip, 1969 dalam Jury Horton, 2004). Pada awal
infiltrasi, air yang ke dalam tanah mengisi kekurangan kadar air tanah. Setelah kadar air
tanah mencapai kadar air kapasitas lapang, maka kelebihan air akan mengalir ke bawah
menjadi cadangan air tanah (ground water) (Jury dan Horton, 2004).
Kurva kapasitas infiltrasi merupakan hubungan antara kapasitas infiltrasi dengan
waktu yang terjadi selama beberapa saat. Laju infiltrasi pada tanah dipengaruhi oleh
beberapa faktor diantaranya yaitu: tinggi genangan, kadar air tanah, ada tidaknya
pemanpatan tanah, ada tidaknya vegetasi/tumbuhan pada permukaan tanah, dan faktor
lainnya seperti adanya rekahan atau lubang pada tanah.
Model persamaan kurva kapasitas infiltrasi yang dikemukakan oleh Horton adalah
salah satu model infiltrasi yang terkenal dalam hidrolofi. Horton mengakui bahwa
kapasitas infiltrasi berkurang seiring dengan bertambahnya waktu hingga mendekati nilai
konstan. Ia menyatakan pandangannya bahwa penurunan kapasitas infiltrasi lebih
dikontrol oleh faktor yang beroprasi dipermukaan tanah dibandingkan dengan proses
aliran di dalam tanah. Faktor yang berperan untuk pengurangan laju infiltrasi seperti
penutupan retakan tanah oleh koloid tanah dan pembentukan kerak tanah, penghancuran
struktur permukaan lahan dan pengangkutan partikel halus dipermukaan tanah oleh tetesan
air hujan. Model Horton dapat dinyatakan dalam persamaan sebagai berikut:
ft = fc + (fo – fc) e-Kt

dimana, ft = laju infiltrasi pada saat t

fc = laju infiltrasi konstan

fo = laju infiltrasi awal

K = konstanta Horton

t = waktu dihitung dari awal

e = 2,72

Dengan demikian untuk suatu daerah (tempat) dan suatu kasus nilai k Horton akan
spesifik. Berdasarkan hal tersebut, pada suatu daerah (tempat) dengan kasus tertentu
terhadap perlakuan tanah tersebut perlu diketahui nilai konstanta Horton-nya.

Penentuan besaran infiltrasi dapat dilakukan dengan menggunakan tiga metode


diantaranya sebagai berikut:

a. Menentukan perbedaan volume air hujan buatan dengan volume air larian pada
percobaan laboratorium menggunakan simulasi hujan buatan (metode simulasi
laboratorium).
b. Menggunakan alat ring infiltrometer (metode pengukuran lapangan).
c. Teknik pemisahan hidrograf aliran dari data aliran air hujan (metode separasi
hidrograf).

Infiltrasi dapat diukur dengan cara sebagai berikut:

a. Infiltrometer
ltrometer dalam bentuk yang paling sederhana terdiri atas tabung baja yang
ditekankan kedalam tanah. Permukaan tanah di dalam tabung diisi air. Tinggi air
dalam tabung akan menurun, karena proses infilltrasi. Kemudian banyaknya air
yang ditambahkan untuk mempertahankan tinggi air dalam tabung tersebut harus
diukur. Makin kecil diameter tabung makin besar gangguan akibat aliran ke
samping di bawah tabung. Dengan cara ini infiltrasinya dapat dihitung dari
banyaknya air yang ditambahkan kedalam tabung sebelah dalam per satuan waktu.
b. Testplot
Pengukuran infiltrasi dengan infiltrometer hanya dapat dilakukan terhadap
luasan yang kecil saja, sehingga susah untuk mengambil kesimpulan terhadap
besarnya infiltrasi bagi daerah yang lebih luas. Untuk mengatasi hal ini dipilih
tanah datar yang dikelilingi tanggul dan digenangi air. Daya infiltrasinya didapat
dari banyaknya air yang ditambahkan agar permukaannya konstan. Jadi testplot
sebenarnya adalah infiltrometer yang berskala besar.
c. Lysimeter
Lysimeter merupakan alat pengukur berupa tangki beton yang ditanam
dalam tanah diisi tanah dan tanaman yang sama dengan sekelilingnya, dilengkapi
dengan fasilitas drainase dan pemberian air. Untuk mencapai tujuan ini lebih baik
digunakan lysimeter timbang, dengan lysimeter timbang besarnya infiltrasi dengan
kondisi curah hujan yang sebenarnya dapat dipelajari. Curah hujan harus diukur
dengan alat pencatat hujan (recordingrain gauge) yang harus ditemptkan di dekat
lysimeter tersebut.

III. Metode
a. Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilakukan pada hari Kamis, 8 September 2022 pukul 14.20-
16.00 Wita di lahan tanah yang berada di depan Bengkel Teknik Pertanian dan
Biosistem.
b. Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah air, sedangkan alatnya
adalah mistar, stopwatch dan infiltrometer (dua buah silinder berbeda ukuran),
buku/alat tulis, dan ember.

c. Prosedur Kerja
Prosedur kerja pada praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Ring infiltrasi dimasukkan ke dalam tanah (pilih tempat yang baik) selama
kurang lebih 5-10 cm.
2. Letakkan ring di tanah (ring yang dimeternya lebih kecil diletakkan di dalam
ring yang berdiameter yang lebih besar), peletakan ring yang lebih kecil harus
pas di tengah-tengah.
3. Letakkan tutup ring di atasnya setelah itu diberikan tekanan dengan cara
dipukul menggunakan palu atau dinaiki oleh beberapa orang sambil meloncat-
loncat sampai ringnya tertanam kurang lebih 5-10 cm.
4. Ring luar bertujuan untuk menjaga agar tidak terjadinya perembesan air secara
lateral pada dalam ring.
5. Kedua ring diisi air yang sama.
6. Mistar atau penggaris digunakan untuk mengukur air yang berada di dalam
ring yeng lebih kecil.
7. Saat pengukuran dicatat pada setiap penurunan permukaannya setiap
pengukuran.
8. Dilakukan pengukuran sebanyak 5 kali pada ring dengan interval waktu
pengukuran sebagai berikut:
 Menit ke 10 dilakukan pengukuran pertama
 Menit ke 20 dilakukan pengukuran kedua
 Menit ke 30 dilakukan pengukuran ketiga
 Menit ke 40 dilakukan pengukuran keempat
 Menit ke 50 dilakukan pengukuran kelima

IV. Hasil dan Pembahasan


Berdasarkan praktikum yang dilakukan menghasilkan beberapa data sebagai
berikut:
No. Waktu (menit) Tinggi Awal (cm) Tinggi Akhir (cm) Selisih (cm)
1 10 menit 19 13 6
2 20 menit 13 9 4
3 30 menit 9 6 3
4 40 menit 6 3,5 2,5
5 50 menit 9 6,7 2,3

Grafik Infiltrasi
12

10

0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Dari data diatas jadi nilai dari K (konstanta horton) adalah sebagai berikut:
−Kt
f t=f c +(f 0 −f c )e
−Kt
f t−f c =( f 0−f c )e
Dilogaritmakan sisi kanan dan kiri,
−Kt
log ( f t −f c )=log (f 0−f c )e
atau
log ( f t −f c )=log ( f 0 −f c ) −Kt log e
log ( f t −f c )−log ( f 0 −f c ) =−Kt log e
maka,
t=¿
t=¿
Menggunakan persamaan umum linier, y=mX +C , sehingga:

y=t m= −1 X =log ( f t −f c )C=¿


¿¿
−1
Menggunakan persamaan, m= , maka:
¿¿
K=−1/¿
K=−1/0,434 m dimana m=gradien

Tabel perhitungan infiltrasi


Waktu (t) Kapasitas
(f ¿¿ c) ¿ ( f t −f c ) log ( f t −f c )
menit Infiltrasi ( f t )
10 6 2,3 3,7 0,568
20 4 2,3 1,7 0,230
30 3 2,3 0,7 -0,155
40 2,5 2,3 0,2 -0,699
50 2,3 2,3 0  

Persamaan liner regresi y=mX +C atau y=t dan X =log (f t −f c )

Dengan memplot hubungan t dan log (f – fc) pada kertas grafik atau menggunakan
kalkulator maka diperoleh persamaan sebagai berikut:

y = -23,581x + 24,674

45
t (waktu)
40
f(x) = − 23.5813022654145 x + 24.6744523470196
R² = 0.987317542606662 35
30
25
20
15
10
5
0
-0.800 -0.600 -0.400 -0.200 0.000 0.200 0.400 0.600 0.800

Dari persamaan liner tersebut diperoleh gradien, m = -23,581 dengan menggunakan


rumus K = –1 /0,434 m, maka nilai K yaitu:
−1
K=
0,434 ∙(−23,581)

1
K=
10,234

K=0,097

V. Kesimpulan dan Saran


Dari hasil praktikum yang dilakukan dan dari hasil pembahasan yang ada dapat
disimpulkan bahwa infiltrasi adalah perpindahan air dari atas atau permukaan ke dalam
tanah. Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya infiltrasi yaitu tinggi genangan,
kadar air tanah, ada tidaknya pemanpatan tanah, ada tidaknya vegetasi/tumbuhan pada
permukaan tanah, dan faktor lainnya seperti adanya rekahan atau lubang pada tanah. Laju
infiltrasi tertinggi dicapai saat air pertama kali masuk ke dalam tanah dan menurun
dengan bertambahnya waktu, semakin lama waktunya maka proses terjadinya infiltrasi
akan semakin kecil.
Saran dalam melakukan pengujian kalau bisa jangan melakukan pengisian air di
tengah-tengah praktikum karena dapat mempengaruhi hasil data yang diperoleh bahkan
data yang didapat akan tidak konsisten.

VI. Daftar Pustaka


Asdak dan Salim. 2006. Daya Dukung Sumberdaya Air Sebagai Pertimbangan Penataan
Ruang. Jurnal Teknik Lingkungan
Lazuardi. 2021. “Siklus Hidrologi Lengkap dengan Gambar dan Penjelasannya”.
https://www.tokopedia.com/blog/siklus-hidrologi-edu/, diakses pada 10
September 2022
Rifda Arum. “Pengertian Infiltrasi: Proses, Faktor, dan Manfaat”.
https://www.gramedia.com/literasi/pengertian-infiltrasi/, diakses pada 10
September 2022
Rohmad. 2015. “Infiltrasi & Kurva Infiltrasi Medel Horton”
https://www.academia.edu/23300725/INFILTRASI_and_KURVA_INFILTRASI
_MODEL_HORTON, diakses pada 10 September 2022
Fakultas Pertanian Universitas Andalas 2012.
https://mukegile08.wordpress.com/2012/10/18/kurva-kapasitas-infiltrasimenurut-
model-horton/, diakses pada 13 September 2022

Anda mungkin juga menyukai