Anda di halaman 1dari 12

PRAKTIKUM IRIGASI TERPADU

“Cropwat”

Oleh:

Nama : Ni Wayan Putri Wijayaningsih


NIM : 2010531026
Prodi : Teknik Pertanian dan Biosistem

Teknik Pertanian dan Biosistem

Fakultas Teknologi Pertanian

Universitas Udayana

2023
BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sesuai dengan perkembangan ilmu, Pengetahuan tentang keirigasian terus


berkembang pengetahuan secara umum. Masuknya era digital juga merambah pada ranah
ilmu keirigasian. Perhitungan tentang keirigasian baik mulai dari kebutuhan air irigasi,
kebutuhan air tanaman, kebutuhan air pada suatu lahan dan lain sebagainya, selain dapat
dihitung dengan menggunakan rumus manual, oleh karena berkembangnya teknologi itu
semua dapat dihitung dengan menggunakan software.
Air merupakan sumber daya alam yang sangat dibutuhkan bagi kehidupan manusia,
hewan dan tanaman. Oleh karena itu diperlukan pengendalian dalam pemanfaatannya, salah
satu bentuk pengendalian air, yaitu pengaturan air di bidang irigasi. Hal ini dilakukan agar
tidak terjadi kekurangan air pada musim kemarau, sehingga dapat memenuhi kebutuhan air
irigasi dan tidak terjadi kelebihan air pada musim hujan yang mengakibatkan air terbuang
percuma tanpa adanya pemanfaatan sehingga menjadi aliran permukaan (Asdak, 2007).
Terdapat berbagai macam jenis perangkat lunak computer dalam bidang teknik tanah
dan air yang telah disusun oleh berbagai lembaga untuk bermacam – macam keperluan,
termasuk untuk menentukan kebutuhan air dan irigasi tanaman. Salah satu perangkat lunak
dalam bidang irigasi adalah CropWat yang disusun oleh FAO. CropWat merupakan suatu
program komputer yang berguna untuk menghitung kebutuhan air tanaman dan kebutuhan air
irigasi berdasarkan data iklim dan data tanaman. Program ini dapat membantu dalam
menentukan perhitungan standar untuk desain dan manajemen skema irigasi. Untuk
mempermudah penentuan pola tanam dan skema irigasi pada suatu lahan di wilayah dan
waktu tertentu. Selanjutnya pola tanam dan skema irigasi akan menentukan kebutuhan air
tanaman dan kebutuhan air irigasi yang ada. Penggunaan program CropWat akan
mempermudah dan mendukung kegiatan tersebut. Data iklim yang digunakan biasanya data
iklim selama satu tahun. Dikarenakan menggunakan data iklim tersebut, maka penentuan
pola tanam dengan menggunakan CropWat disebut juga dengan penentuan pola tanam secara
tidak langsung.

1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini yaitu:
1. Dapat memahami Komponen-Komponen dalam Software Cropwat 8.0
2. Mampu menggunakan Software Cropwat 8.0 untuk Menghitung Kebutuhan Air
Tanaman
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

Kebutuhan air tanaman adalah banyaknya yang dibutuhkan tanaman untuk


membentuk jaringan tanaman, diuapkan, perkolasi, dan pengolahan tanah. Kebutuhan air
irigasi tanaman ditentukan oleh faktor-faktor seperti pengolahan tanah, penggunaan
konsumtif tanaman, perkolasi, pergantian lapisan air, dan hujan efektif.

Kegiatan budidaya tanaman di Indonesia saat ini masih bergantung pada air hujan.
Menyiasati hal tersebut, pengelolaan air harus diusahakan secara optimal, yaitu tepat waktu,
tepat jumlah, dan tepat sasaran sehingga upaya peningkatan produktivitas maupun perluasan
areal tanam dan peningkatan intensitas pertanaman dapat dilakukan secara efisien.
Pengelolaan air perlu disesuaikan dengan sumber daya fisik alam (tanah, iklim, sumber air)
dan biologi dengan memanfaatkan berbagai disiplin ilmu untuk membawa air ke perakaran
tanaman sehingga mampu meningkatkan produksi. Sasaran dari pengelolaan air yaitu (1)
efisiensi penggunaan air dan produksi tanaman yang tinggi, (2) efisiensi biaya penggunaan
air, (3) pemerataan penggunaan air atas dasar sifat keberadaan air yang selalu ada tapi
terbatas dan tidak menentu kejadian serta jumlahnya, dan (4) tercapainya keberlanjutan
sistem penggunaan sumber daya air yang hemat lingkungan (Aqil et al.,2008).

Dalam perencanaan pengairan, yang perlu mendapat perhatian ialah kebutuhan air
atau evapotranspirasi tanaman. Evapotranspirasi (ET) adalah jumlah air air total yang
dikembalikan lagi ke atmosfer dari permukaan tanah, badan air, dan vegetasi oleh adanya
pengaruh faktor-faktor iklim dan fisiologis vegetasi. ET merupakan gabungan antara
evaporasi dan transpirasi. Evaporasi adalah proses penguapan yaitu perubahan dari zat cair
menjadi uap air atau gas dari semua bentuk permukaa kecuali vegetasi. Transpirasi adalah
perjalanan air dalam jaringan vegetasi (proses fisiologis) dari akar tanaman ke permukaan
daun dan akhirnya menguap ke atmosfer. Besarnya laju transpirasi kurang lebih sama dengan
laju evaporasi apabila pori-pori daun (stomata) terbuka. Proses pembukaan pori-pori daun
tampaknya dikendalikan oleh besarnya pembukaan diameter pori-pori daun. Ketika daun
menutup, proses transpirasi tetap berlangsung tetapi dengan laju yang sangat lambat
(Wanielista, 1990 cit. Asdak, 1995).

CropWat for Windows v.4.3 merupakan software aplikasi untuk perencanaan dan
pengelolaan irigasi yang dikembangkan oleh beberapa ilmuan. Fungsi utamanya yaitu untuk
menghitung evapotranspirasi acuan, kebutuhan air dan irigasi tanaman, membuat dan
mengembangkan jadwal irigasi serta skema pasokan air pada kondisi manajemen yang
bervariasi, serta untuk memperkirakan produksi pada lahan kering dan tadah hujan.

CropWat merupakan metode yang perlu dipertimbangkan untuk mendukung


pembuatan keputusan terkait dengan perencanaan dan manajemen irigasi, rencana jadwal
irigasi, serta perkiraan produksi pada kondisi air irigasi yang melimpah dan defisit
(Stancalie et al.,2010). Menurut Kinasih et al. (2015), CropWat 8.0 merupakan program
komputer untuk perhitungan kebutuhan air tanaman dan kebutuhan air irigasi berdasarkan
data iklim, tanaman, dan tanah. Permodelan menggunakan CropWat dapat menakar dengan
tepat penurunan lahan akibat tekanan air dan dampak iklim yang membuat model ini menjadi
sarana terbaik untuk perencanaan dan manajemen irigasi.

Fungsi utama CropWat yaitu untuk menghitung evapotranspirasi acuan, kebutuhan air
dan irigasi tanaman, membuat dan mengembangkan jadwal irigasi serta skema pasokan air
pada kondisi manajemen yang bervariasi, serta untuk memperkirakan produksi pada lahan
kering dan tadah hujan. CropWat merupakan metode yang perlu dipertimbangkan untuk
mendukung pembuatan keputusan terkait dengan perencanaan dan manajemen irigasi,
rencana jadwal irigasi, serta perkiraan produksi pada kondisi air irigasi yang melimpah dan
defisit (Stancalie et al.,2010). CropWat praktis digunakan untuk pengembangan jadwal irigasi
dan sebagai evaluasi curah hujan dan pelaksanaan irigasi berdasarkan dari kadar kelengasan
tanah tiap harinya dengan menggunakan berbagai variasi pilihan untuk kebutuhan air dan
kondisi manajemen irigasi (Smith, 2002).
BAB III. METODE

3.1 Waktu Pelaksanaan

Adapun waktu pelaksanaan pratikum adalah :

hari,tanggal : Jumat, 14 April 2023


lokasi : Gedung J.A 2.2 Kampus Bukit Jimbaran, Universitas Udayana, Bali

3.2 Alat dan Bahan


 Software Cropwat 8.0
 Data Iklim
 Data Curah Hujan
 Data Jenis Tanaman
 Jenis Tanah

3.3 Cara Kerja


Prosedur pada praktikum cropwat adalah:
1. Menganalisa data iklim yang ada untuk menentukan nilai evapotranspirasi standar
(Eto).
2. Menentukan kebutuhan air irigasi dengan periode irigasi tertentu. Untuk dapat
memasukkan data iklim dapat memilih input data → climate → enter/modify. Lalu
akan muncul suatu bar data klimat bulanan. Pada bar tersebut pilih calculate Eto untuk
menghitung Eto pada bulan yang diinginkan. Untuk melanjutkan ke bulan yang
selanjutnya, dapat dipilih Next>. Setelah selesai data dapat disimpan dengan
mengklik save atau dapat juga disimpan dalam bentuk file teks dengan mengklik report.
3. Memasukkan data curah hujan dengan cara memilih menu input data → rainfall →
enter/modify dan akan muncul bar data curah hujan bulanan.
4. Memasukkan data koefisien tanaman dengan cara memilih menu input data → crops
→ crops coefficient → enter/modify maka akan muncul bar data tanaman.
5. Memasukkan data pola tanaman dengan cara memilih menu input data → crops →
crops pattern → enter/modify dan akan muncul bar perencanaan pola tanam. Terdapat
pilihan number of staggered blocks yang menyatakan jumlah petak yang akan ditanami
dan jarak antara penanaman antara 1 blok dengan blok lainnya diisikan pada time
interval between planting of blocks.
6. Mengisi data tanah dengan cara dipilih menu input data → soil → enter/modify maka
akan muncul bar data tanah.
7. Mengambil data iklim, Eto, tanaman, dan tanah dari file dapat memilih input
data kemudian jenis data dan yang terakhir pilih retrieve. Setelah semua data masuk,
maka jika jendela data status di maximize akan muncul bar status data. Untuk dapat
melihat tabel data dapat memilih menu tables, kemudian pilih jenis tabel yang akan
dilihat. Tabel yang dapat dilihat antara lain, tabel iklim Eto, tabel kebutuhan air
tanaman, dan tabel jadwal irigasi.
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Data

Dibawah ini merupakan data klimatologi dan data curah hujan untuk perhitungan cropwat
kelompok 2 :
4.2 Data Hasil Pratikum

Gambar 1. Tabel Evapotranspirasi

Gambar 2. Tabel Curah Hujan Efektif

Gambar 3. Crop
Gambar 4. Soil

Gambar 5.Tabel Kebutuhan Air Tanaman


4.3 Pembahasan

Hasil analisa sesuai grafik diatas menggambarkan fluktuasi nilai Evapotranspirasi


bulanan berdasarkan data klimatologi Karangploso tahun 2003. Dimana Evapotranspirasi
potensial yang cukup besar terjadi pada bulan Oktober sedangkan Evapotranspirasi
potensial terkecil terjadi pada bulan Desember. Besarnya nilai evapotranspirasi potensial
setiap bulanannya menggunakan software Cropwat 8.0 dapat dilihat seperti gambar 1
diatas.Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat hasil analisis software Cropwat 8.0
berdasarakan data klimatologi Karangploso ketinggian dearah stasiun klimatologi 575 m
dari permukaan air laut didapatkan jumlah evapotranspirasi rata-rata adalah 4,29mm/hari
dengan total evapotranspirasi 51,52 mm/hari dimana nilai evapotranspirasi maksimum
terjadi pada bulan Oktober sebesar 4,97 mm/hari dan evapotranspirasi minimum terjadi
pada bulan Desember yaitu 3,41 mm/hari.

Perhitungan curah hujan efektif untuk di input pada program Cropwat di gunakan
data curah hujan rata-rata dan menghasilkan hasil seperti pada gambar 2 diatas.
Berdasarkan gambar 2 diatas analisa curah hujan efektif diatas dapat diketahui curah
hujan bulanan yang cukup tinggi terjadi pada bulan Desember sebesar 404,0 mm/bulan
dengan curah hujan efektif 165,4 mm/bulan sedangkan curah hujan bulanan minimum
terjadi pada bulan Juli, Agustus, September, Oktober yaitu 0,0 mm/bulan dan curah
hujan efektifnya 0,0 mm/bulan dengan jumlah curah hujan efektif total adalah 959,3
mm/tahun.

Kebutuhan air tanaman dapat dilihat dari gambar 5 diatas. Kebutuhan air tanaman
padi dengan awal tanambulan januari yaitu curah hujan lebih besar dari pada ETC jadi
kebutuhan air untuk penanaman tercukupi. Dengan curah hujan 55,1 mm/dec dan ETC
42,3 mm/dec.
BAB V. KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan diatas tentang simulasi kebutuhan air tanaman menggunakan


aplikasiCROPWAT dengan tanaman yang yang digunakan adalah tanaman padi. Untuk
musim tanam kebutuhan air tanaman padi bisa tercukupi dengan baik karna mendapat
kontribusi dari air hujan yang baik .
DAFTAR PUSTAKA

Anggraeni, Indah Dwi Sukma. 2012. Analisis Kebutuhan Irigasi Padi Berdasarkan
Metode KP-01 dan CROPWAT. 8.0. Fakultas Teknik. Institut Pertanian Bogor.

Sagita Ar, Dewi. 2020. Estimasi Kebutuhan Air Irigasi Padi (Oryza sativa L.) di Desa Koto
erambahan Kecamatan Kampar Timur Berdasarkan Model Software Cropwat 8.0.
Jurnal Ag
Anonim. 2015. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik
Indonesia Nomor: 12/PRT/M/2015 tentang Eksploitasi dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi.
Anonim. 2015. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat Republik
Indonesia Nomor 14 /PRT/M/2015 Tentang Kriteria Dan Penetapan Status Daerah Irigasi.

Anda mungkin juga menyukai