Anda di halaman 1dari 8

PAPER

TEKNIK IRIGASI DAN DRAINASE


(Cropwatt 8 for Windows)

Disusun Oleh :
Kelompok : 1 (Satu)
Kelas/Hari/Tanggal : Shift B2/ Rabu/15 Maret 2017
Nama dan NPM : Aisyah Shiddiiqah (240110150101)
Asisten : 1.Encep Farokhi
2.Fijar Erdika Ramadhan
3.Leni Nurliani
4.Muhammad Ilham
5.Willi Munandar
6. Yosep Setiawan

LABORATORIUM KONSERVASI TANAH DAN AIR


DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN DAN BIOSISTEM
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2017
Cropwat 8
Aplikasi Cropwat adalah alat pendukung keputusan yang dikembangkan
oleh Divisi Pengembangan Tanah dan Air FAO. Cropwat ini merupakan sebuah
program komputer untuk perhitungan kebutuhan air tanaman dan kebutuhan
irigasi berdasarkan data tanah, iklim dan tanaman. Selain itu, program ini
memungkinkan pengembangan jadwal irigasi untuk kondisi manajemen yang
berbeda dan perhitungan penyediaan air untuk berbagai skema pola tanaman.
CROPWAT juga dapat digunakan untuk mengevaluasi praktek-praktek irigasi
petani dan untuk menilai kinerja tanaman di bawah kedua kondisi tadah hujan dan
irigasi.
Sebagai titik awal, dan hanya untuk digunakan saat data lokal tidak
tersedia, CROPWAT 8.0 meliputi tanaman standar dan data tanah. Ketika data
lokal yang tersedia, file-file data dapat dengan mudah diubah atau yang baru dapat
diciptakan. Demikian juga, jika data iklim lokal tidak tersedia, ini dapat diperoleh
selama lebih dari 5.000 stasiun di seluruh dunia dari CLIMWAT, database iklim
terkait. Perkembangan jadwal irigasi CROPWAT 8.0 didasarkan pada
keseimbangan tanah-air setiap hari dengan menggunakan berbagai pilihan yang
ditetapkan pengguna untuk suplai air dan kondisi pengelolaan irigasi. Penyediaan
air Skema dihitung sesuai dengan pola tanam yang ditetapkan oleh pengguna,
yang dapat mencakup hingga 20 tanaman. Dalam cropwat model perhitungan
dipakai adalah menggunakan metode penman-Mointeth

Data yang dihasilkan simulasi Cropwat 8 antara lain :


1. Evapotranspirasi tanaman potensial, ETo (mm/periode)
2. Kc tanaman, nilai rata-rata dari koefisien tanaman untuk setiap periode
3. Curah hujan efektif (mm/periode), jumlah air yang masuk ke dalam tanah.
4. Kebutuhan air tanaman, CWR atau ETm (mm/periode)
5. Kebutuhan air irigasi, IWR (mm/periode)
6. Total air tersedia, TAM (mm)
7. Air yang siap digunakan tanaman, RAM (mm)
8. Evapotranspirasi tanaman , Etc (mm)
9. Perbandingan evapotranspirasi aktual dengan evapotranspirasi
maksimum, Etc/ETm (%)
10. Defisit lengas tanah harian (mm)
11. Interval irigasi (hari) dan ketebalan aplikasi irigasi (mm)
12. Kehilangan irigasi (mm), air irigasi yang tidak tersimpan di dalam
tanah (seperti aliran permukaan atau perkolasi dalam)
13. Estimasi penurunan produksi tanaman akibat stress air tanaman
(apabila Etc/ETm dibawah 100%).

Kekurangan dari cropwat adalah


1. Visual kurang menarik dari aplikasi
2. Kurang praktis dalam penyimpanan data dimana harus menyimpan data
secara terpisah dari setiap kategori

Kelebihan dari cropwat


1. Mudah mengoperasikannya.
2. Hasilnya langsung dapat dilihat baik dalam bentuk tabel maupun grafik
(berwarna/ hitam putih)
3. Dapat digunakan untuk menghitung pola tumpang sari sampai dengan 30
tanaman
4. Penjadwalan irigasi dapat untuk setiap blok dan setiap jenis tanaman

Adapun tools yang ada pada cropwat adalah:


1. New, berfungsi untuk membuat file baru/input data baru.
2. Open, berfungsi untuk membuka file yang ada dalam data base.
3. Close, berfungsi untuk menutup file/data yang aktif.
4. Save, berfungsi kalau akan melakukan penyimpanan data atau hasil
analisis.
5. Print, berfungsi kalau akan melakukan printout data atau hasil analisis
(Tabel atau Grafik).
6. Chart, berfungsi untuk menampilkan data atau hasil analisis berupa grafik
(climate/Eto/ RHmin, CWR, Irrigation Schedule/Water balance)
7. Option, berfungsi untuk melakukan pemilihan metode analisis

Cara kerja cropwat salah satunya adalah


1. File data crop berisikan data lama waktu tahapan pertumbuhan, koefisien
tanaman, kedalaman perakaran, tingkat deplesi (p) dan faktor respon hasil
(Ky). Pada data base tanaman/crop, saya memilih crop name atau nama
tanaman,
2. Input data Country, yaitu negara dimana data meteorologi itu berasal
3. Input data Station, yaitu stasiun meteorologi pencatat.
4. Input data Altitude, yaitu tinggi tempat stasiun pencatat.
5. Input data Latitude, yaitu letak lintang (Utara/Selatan).
6. Input data Longitute, yaitu letak bujur (Timur/Barat).
7. Input data Temperatur maksimum (oC/oF/oK),
8. Input data Temperatur minimum,
9. Input data Kelembaban relatif (%, mmHg, kPa, mbar),
10. Input data Kecepatan angin (km/hari, km/jam, m/detik, mile/hari,
mile/jam),
11. data Lama penyinaran matahari (jam atau %)
Semua data dari bulan januari dan desember di input. Setelah itu data untuk rad
dan ETonya akan terisi secara otomatis dan menghasilkan data seperti berikut. .
Nilai> 10 menafsirkan sebagai kecepatan angin dalam km/hariNilai 10
menafsirkan sebagai kecepatan angin dalam km/hari. Nilai < 10 menafsirkan
sebagai kecepatan angin dalam m.

Selanjutnya untuk menginput data curah hujan maka mengklik pada kolom Rain
sehingga akan muncul kotak dialog untuk menginput data tersebut. dengan
memasukan data curah hujan dari bulan januari hingga desember setelah itu
besarnya curah hujan efektifnya akan langsung didapatkan. sehingga hasil yang
muncul adalah sebagai berikut

Dengan memasukan data curah hujan awal maka dari setiap bulan tersebut kita
dapat mengetahui berapa besar hujan efektif yang ada. Data tertinggi terdapat
pada bulan desember dimana pada bulan tersebut memang sedang berlangsung
musim hujan. Dan hujan efekrif paling rendah terdapat pada bulan agustus dimana
pada bulan tersebut memang sedang berlansung musim kemarau sehingga airpun
pasti akan berkurang . dengan memperhitungkan besar hujan efekrif ini maka kita
dapat menetukan pada saat kapan kita harus menanam yang harus menyesuaikan
dengan jenis tanamannya.
Dalam cropwat 8. Ini juga dapat mencari kebuhan air tanaman. Hasil dapat
di sesuaikan dengn kondisi tanaman dan jenisnya. Pada data yang telah diinput
dapat dilihat daam grafik bahwa kebutuhan air untuk tanaman jagung bahwa pada
tanaman jagung ini kebutuhan air paling besar terdapat pada pertengahan musim.
Dan dapat dilihat juga dalam grafik terdapat kedalaman akar dimana seiring waktu
jagung ini tumbuh pastinya panjang akar yang dimiliki pun semakin panjang.
DAFTAR PUSTAKA

Siswanto. 2011. Penggunaan Cropwat pada Pengelolaan Air Tingkat Usaha Tani.
Universitas Pembangunan Nasional Veteran : Jawa timur
Sugeng. 2012. Aplikasi Cropwat .8 . Universitas Brawijaya : Malang

Anda mungkin juga menyukai