Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN PRAKTIKUM

TEKNIK IRIGASI DAN DRAINASE

PENGGUNAAN SOFTWARE CROPWAT UNTUK MENGHITUNG


KEBUTUHAN AIR TANAMAN

Oleh:
Amelia Dina Setyo Putri
NIM A1C016036

KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
PURWOKERTO
2019
DAFTAR ISI

Halaman
DAFTAR ISI ..................................................................................................... ii
I. PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
A. Latar Belakang ........................................................................................ 1
B. Tujuan..................................................................................................... 2
II. TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................... 3
III. METODOLOGI PRAKTIKUM .............................................................. 8
A. Alat dan Bahan ....................................................................................... 8
B. Prosedur Kerja ..................................................................................... 8
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................. 9
A. Hasil ..................................................................................................... 9
B. Pembahasan .......................................................................................... 14
V. KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................ 26
A. Kesimpulan ........................................................................................... 26
B. Saran ..................................................................................................... 26
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ . 27

ii
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Air merupakan unsur yang sangat penting bagi kehidupan tanaman. Air yang

dibutuhkan tanaman ialah air yang terdapat di dalam tanah yang ditahan oleh partikel

tanah. Kebutuhan air tanaman atau kebutuhan air irigasi adalah suatu gambaran

besarnya kebutuhan air untuk keperluan tanaman mulai dari pembibitan hingga

tanaman siap panen. Kebutuhan air harus dipertimbangkan sesuai dengan jenis

tanaman, jenis tanah, ketersediaan media tanam, sifat- sifat tanah, cara pemberiaan

air, pengelolaan tanah, iklim, waktu tanaman bulanan, pemakaian air konsumtif, dan

perkolasi. Kebutuhan air tanaman dan irigasi sangat penting diketahui guna

menentukan jadwal irigasi yang akan diberikan pada lahan tersebut. Jadwal irigasi

ditentukan oleh jenis tanaman yang ditanam pada lahan tersebut serta data iklim yang

ada di daerah tersebut.

Kebutuhan air irigasi adalah jumlah volume air yang diperlukan untuk

memenuhikebutuhan evapontranspirasi, kehilangan air, kebutuhan air untuk tanaman

denganmemperhatikan jumlah air yang diberikan oleh alam melalui hujan dan

kontribusi airtanah. Perhitungan jumlah kebutuhan air tanaman dan irigasi ini dapat

dilakukandengan perangkat lunak yang disebut Cropwat.

Terdapat berbagai macam jenis perangkat lunak computer dalam bidang teknik

tanah dan air yang telah disusun oleh berbagai lembaga untuk bermacam – macam

1
keperluan, termasuk untuk menentukan kebutuhan air dan irigasi tanaman. Salah satu

perangkat lunak dalam bidang irigasi adalah CropWat yang disusun oleh FAO.

CropWat merupakan suatu program komputer yang berguna untuk menghitung

kebutuhan air tanaman dan kebutuhan air irigasi berdasarkan data iklim dan data

tanaman. Program ini dapat membantu dalam menentukan perhitungan standar untuk

desain dan manajemen skema irigasi. Untuk mempermudah penentuan pola tanam

dan skema irigasi pada suatu lahan di wilayah dan waktu tertentu. Selanjutnya pola

tanam dan skema irigasi akan menentukan kebutuhan air tanaman dan kebutuhan air

irigasi yang ada. Penggunaan program CropWat akan mempermudah dan mendukung

kegiatan tersebut. Data iklim yang digunakan biasanya data iklim selama satu tahun.

Dikarenakan menggunakan data iklim tersebut, maka penentuan pola tanam dengan

menggunakan CropWat disebut juga dengan penentuan pola tanam secara tidak

langsung.

B. Tujuan

1. Mampu menyiapkan data-data yang diperlukan untuk mengoperasikan software

cropwat

2. Mengoperasikan software cropwat untuk menghitung crop water requirement dan

penjadwalan pemberian air irigasi

2
II. TINJAUAN PUSTAKA

Air merupakan salah satu unsur terbesar bagi tanaman. Air yang dibutuhkan

tanaman ialah air yang terdapat di dalam tanah yang ditahan oleh butir-butir tanah,

selain itu juga air hujan atau air irigasi. Air yang dibutuhkan tidak hanya banyaknya,

tetapi juga pembagiannya yang merata. Tanpa pembagian yang merata, kehidupan

tanaman tidak akan stabil (Aak, 1883). Kebutuhan air tanaman adalah banyaknya

yang dibutuhkan tanaman untuk membentuk jaringan tanaman, diuapkan, perkolasi,

dan pengolahan tanah. Kebutuhan air irigasi tanaman ditentukan oleh faktor-faktor

seperti pengolahan tanah, penggunaan konsumtif tanaman, perkolasi, pergantian

lapisan air, dan hujan efektif.

Kebutuhan air irigasi dihitung berdasarkan evapotranspirasi acuan (ETo) dan

dikombinasikan dengan pola tanam dan jadwal tanam, sehingga akan

diketahui jumlah kebutuhan airnya. Kebutuhan air yang akan dihitung terdiri dari

kebutuhan air pada perencanaan awal pemerintah Kabupaten Kampar dan

kebutuhan air eksisting Daerah Irigasi Sawah. Evapotranspirasi acuan (ETo) dihitung

dengan menggunakan metoda Penman Modifikasi dari data-data yang tersedia pada

stasiun klimatologi. Nilai koefisien (Kc) tanaman dipilih berdasarkan tanaman yang

dibudidayakan di daerah irigasi. Perhitungannya selain menentukan kebutuhan

air tanaman dari evapotranspirasi, perlu diketahui juga berapa ketersediaan air di

lahan. Ketersediaan air di lahan adalah air yang tersedia di suatu lahan pertanian yang

dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan air irigasi di lahan itu sendiri.

3
Ketersediaan air di lahan yang dapat digunakan untuk pertanian tediri dari dua

sumber, yaitu konstribusi air tanah dan hujan efektif (Hasibuan, 2010).

Data yang penting diketahui dalam penentuan irigasi adalah laju perkolasi.

Laju perkolasi sangat tergantung pada pada sifat tanah daerah tinjauan yang

dipengaruhi oleh karakteristik geomorfologis dan pola pemanfaatan

lahannya. Menurut standar perencanaan irigasi. Angka ini sesuai untuk tanah

lempung berat dengan karakteristik pengolahan yang baik. Pada jenis tanah yang

lebih ringan, laju perkolasi bisa lebih tinggi. berikut ini perkiraan besar perkolasi

untuk beberapa jenis tanah (Tanga, 2007).

Air irigasi sangat diperlukan untuk memenuhi kebutuhan air tanaman. Di daerah

tropik walaupun pada musim hujan sering terjadi suatu periode kering sampai tiga

minggu. Pada situasi tersebut diperlukan air irigasi untuk menjamin pertumbuhan

tanaman yang baik. Perbedaan jumlah kebutuhan air irigasi setiap musim tanam tidak

terlepas dari faktor iklim dan curah hujan. Semakin tinggi curah hujan dan jumlah

evapotranspirasi kecil, maka jumlah kebutuhan air irigasi akan semakin sedikit,

begitu sebaliknya (Yanti, 2015).

Dalam perencanaan pengairan, yang perlu mendapat perhatian ialah kebutuhan

air atau evapotranspirasi tanaman. Evapotranspirasi (ET) adalah jumlah air air total

yang dikembalikan lagi ke atmosfer dari permukaan tanah, badan air, dan vegetasi

oleh adanya pengaruh faktor-faktor iklim dan fisiologis vegetasi. ET merupakan

gabungan antara evaporasi dan transpirasi. Evaporasi adalah proses penguapan yaitu

perubahan dari zat cair menjadi uap air atau gas dari semua bentuk permukaa kecuali

4
vegetasi. Transpirasi adalah perjalanan air dalam jaringan vegetasi (proses fisiologis)

dari akar tanaman ke permukaan daun dan akhirnya menguap ke atmosfer. Besarnya

laju transpirasi kurang lebih sama dengan laju evaporasi apabila pori-pori daun

(stomata) terbuka. Proses pembukaan pori-pori daun tampaknya dikendalikan oleh

besarnya pembukaan diameter pori-pori daun. Ketika daun menutup, proses

transpirasi tetap berlangsung tetapi dengan laju yang sangat lambat (Wanielista,

1990 cit. Asdak, 1995).

CropWat for Windows v.4.3 merupakan software aplikasi untuk perencanaan

dan pengelolaan irigasi yang dikembangkan oleh beberapa ilmuan. Fungsi utamanya

yaitu untuk menghitung evapotranspirasi acuan, kebutuhan air dan irigasi tanaman,

membuat dan mengembangkan jadwal irigasi serta skema pasokan air pada kondisi

manajemen yang bervariasi, serta untuk memperkirakan produksi pada lahan kering

dan tadah hujan. CropWat merupakan metode yang perlu dipertimbangkan untuk

mendukung pembuatan keputusan terkait dengan perencanaan dan manajemen irigasi,

rencana jadwal irigasi, serta perkiraan produksi pada kondisi air irigasi yang

melimpah dan defisit (Stancalie et al., 2010).

Menurut Kinasih et al. (2015), CropWat 8.0 merupakan program komputer

untuk perhitungan kebutuhan air tanaman dan kebutuhan air irigasi berdasarkan data

iklim, tanaman, dan tanah. Permodelan menggunakan CropWat dapat menakar

dengan tepat penurunan lahan akibat tekanan air dan dampak iklim yang membuat

model ini menjadi sarana terbaik untuk perencanaan dan manajemen irigasi.

5
CropWat v.5.6 merupakan pengembangan dari versi sebelumnya termasuk

dalam metode penentuan evapotranspirasi tanaman yang mengacu pada pendekatan

Penman- Monteith sebagai rekomendasi dari ahli konsultasi FAO yang berdiri pada

bulan Mei 1990 di Roma. CropWat v.5.7 ialah pengembangan dari CropWat v.5.6

yang dilengkapi dengan fasilitas yang terhubung dengan program Climwat yang

berupa database dari sumber data klimat dari 3261 stasiun 144 negara-negara di

seluruh Asia, Afrika, Timur Tengah, Eropa Selatan, Amerika Tengah dan Amerika

Selatan (Smith, 1992).

Fungsi utama CropWat yaitu untuk menghitung evapotranspirasi acuan,

kebutuhan air dan irigasi tanaman, membuat dan mengembangkan jadwal irigasi serta

skema pasokan air pada kondisi manajemen yang bervariasi, serta untuk

memperkirakan produksi pada lahan kering dan tadah hujan. CropWat merupakan

metode yang perlu dipertimbangkan untuk mendukung pembuatan keputusan terkait

dengan perencanaan dan manajemen irigasi, rencana jadwal irigasi, serta perkiraan

produksi pada kondisi air irigasi yang melimpah dan defisit (Stancalie et al.,2010).

CropWat praktis digunakan untuk pengembangan jadwal irigasi dan sebagai evaluasi

curah hujan dan pelaksanaan irigasi berdasarkan dari kadar kelengasan tanah tiap

harinya dengan menggunakan berbagai variasi pilihan untuk kebutuhan air dan

kondisi manajemen irigasi (Smith, 2002).

Cropwat merupakan sebuah perangkat lunak yang dapat memudahkan

penentuan kebutuhan air dan kebutuhan irigasi dari suatu pola tanam yang dirancang

dalam satu periode tanam tertentu. CROPWAT adalah decision support system yang

6
dikembangkan oleh Divisi Land and Water Development FAO berdasarkan metode

Penman-Monteith, untuk merencanakan dan mengatur irigasi. CROPWAT

dimaksudkan sebagai alat yang praktis untuk menghitung laju evapotranspirasi

standar, kebutuhan air tanaman dan pengaturan irigasi tanaman (Marica, 2000cit.

Manik dkk., 2012).

7
III. METODOLOGI PRAKTIKUM

A. Alat dan Bahan

1. Data-data iklim selama satu tahun yang riperlukan untuk perhitungan

evapotranspirasi metode Penman-Monteith

2. Laptop

3. Software CROPWAT for Windows versi 4.0

B. Prosedur Kerja

Jalankan software cropwat dan lakukan perhitungan data-data yang tersedia.

8
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

1. Langkah-langkah

Gambar 1. Buka aplikasi CROPWAT

Gambar 2. Pilih Climate/ETo kemudian masukan data per bulan selama setahun

9
Gambar 3. Masukan data curah hujan dan efisiensi hujan per bulan

Gambar 4. Masukan data crop dengan nama Groudnut Rabi

10
Gambar 5. Masukan data Soil

Gambar 6. Masukan data CropWater Requirements

11
Gambar 7. Jadwal pemberian air, pemanenan tanaman

Gambar 8. Crop file

Gambar 9. Skema

12
2. Grafik

Gambar 10. Grafik Crop Water Reqirements

Gambar 11. Grafik Schedule

Gambar 12. Grafik Climate/ ETo

13
3. Analisis grafik climate/ ETo

Analisis grafik iklim selama setahun di stasiun Kurnool adalah pada bulan 7

mengalami keadaaan angina kencang mencapai 360 km/day dengan intensitas

curah hujan 110mm. sedangkan kecepatan angina terendah terjadi pada bulan 12

yaiu sebesar 70 km/day. Untuk intensitas curah hujan terendah terjadi pada bulan

1-3 dan bulan 12.

B. Pembahasan

CROPWAT 8.0 adalah program berbasis Windows yang digunakan untuk

menghitung kebutuhan air tanaman dan kebutuhan irigasi berdasarkan tanah, iklim

dan data tanaman. Program ini memungkinkan pengembangan jadwal irigasi untuk

kondisi manajemen yang berbeda dan skema perhitungan pasokan air untuk tanaman

yang beragam pola.

Bagian-bagian yang ada di lembar kerja CROPWAT 8.0:

Gambar 12. Lembar kerja pada CROPWAT 8.0

14
Gambar 13. Tools

1. New, berfungsi untuk membuat file baru/ input data baru.

2. Open, berfungsi untuk membuka file yang ada dalam data base.

3. Close, berfungsi untuk menutup file/data yang aktif.

4. Save, berfungsi kalau akan melakukan penyimpanan data atau hasil analisis.

5. Print, berfungsi kalau akan melakukan printout data atau hasil analisis (Tabel atau

Grafik).

Gambar 14. Contoh Chart

6. Chart, berfungsi untuk menampilkan data atau hasil analisis berupa grafik

(climate/Eto/ RHmin, CWR, Irrigation Schedule/Water balance).

Tampilan grafik Climate:

15
Gambar 15. Grafik Climate

Tampilan grafik Neraca Lengas

7. Option, berfungsi untuk melakukan pemilihan metode analisis

Selanjutnya mulai input data metereologi, data tanaman dan data tanah

Untuk memulai input data metereologi, klik icon

Gambar 16. Data meteorologi

8. Input data Country, yaitu negara dimana data meteorologi itu berasal

9. Input data Station, yaitu stasiun meteorologi pencatat.

10. Input data Altitude, yaitu tinggi tempat stasiun pencatat.

16
11. Input data Latitude, yaitu letak lintang (Utara/Selatan).

12. Input data Longitute, yaitu letak bujur (Timur/Barat).

13. Input data Temperatur maksimum (oC/oF/oK),

14. Input data Temperatur minimum,

15. Input data Kelembaban relatif (%, mmHg, kPa, mbar),

16. Input data Kecepatan angin (km/hari, km/jam, m/detik, mile/hari, mile/jam),

17. Input data Lama penyinaran matahari (jam atau %).

18. Kemudian klik icon “Calculate ETo”, maka akan segera terisi nilainya dalam unit

mm/hari.

19. Klik icon “Next”, untuk melanjutkan bulan berikutnya

20. Lakukan langkah diatas sampai input data untuk bulan Desember

CROPWAT dapat dipergunakan untuk menghitung evapotranspirasi potensial,

evapotranspirasi aktual, Kebutuhan air irigasi satu jenis tanaman maupun beberapa

jenis tanaman dalam satu hamparan, serta merencanakan pemberian air irigasi. Data

yang diperlukan untuk mengoperasikan CROPWAT adalah data klimatologi bulanan

(temperatur maksimum-minimum atau rata-rata, penyinaran matahari, kelembaban,

kecepatan angin dan curah hujan). Data tanaman tersedia dalam program secara

terbatas dan dapat ditambahkan atau dimodifikasi sesuai dengan kondisi

setempat. Pengembangan irigasi di CROPWAT 8.0, jadwal didasarkan pada

keseimbangan harian air tanah dengan menggunakan berbagai pilihan yang

ditetapkan pengguna untuk suplai air dan kondisi pengelolaan irigasi. Skema pasokan

17
air dihitung menurut pola tanam yang didefinisikan oleh pengguna, yang dapat

mencakup hingga 20 tanaman.

Pentingnya penggunaan CROPWAT 8.0 di bidang pertanan adalah program ini

memungkinkan pengembangan jadwal irigasi untuk kondisi manajemen yang berbeda

dan perhitungan penyediaan air untuk berbagai skema pola tanaman. CROPWAT

juga dapat digunakan untuk mengevaluasi praktek-praktek irigasi petani dan untuk

menilai kinerja tanaman di bawah kedua kondisi tadah hujan dan irigasi. CROPWAT

8.0 meliputi tanaman standar dan data tanah. Ketika data lokal yang tersedia, file-file

data dapat dengan mudah diubah atau yang baru dapat diciptakan. Demikian juga,

jika data iklim lokal tidak tersedia, ini dapat diperoleh selama lebih dari 5.000 stasiun

di seluruh dunia dari CLIMWAT, database iklim terkait. Perkembangan jadwal

irigasi CROPWAT 8.0 didasarkan pada keseimbangan tanah-air setiap hari dengan

menggunakan berbagai pilihan yang ditetapkan pengguna untuk suplai air dan kondisi

pengelolaan irigasi. Penyediaan air Skema dihitung sesuai dengan pola tanam yang

ditetapkan oleh pengguna, yang dapat mencakup hingga 20 tanaman.

Aplikasi selain CROPWAT untuk menghitung kebutuhan air tanaman yaitu ada

program plug-in simai dimana program ini bertujuan untuk menghitung kebutuhan air

tanaman dan menganalisis perhitungan neraca air. Data yang dibutuhkan jika

menggunakan aplikasi ini antara lain: data debit 10 harian dalam kurun waktu

sepuluh tahun, data hidro – klimatologi 10 harian dalam kurun waktu sepuluh tahun

(data hujan, data iklim), dan data tanaman tahun 2010 (Ainul, 2011).

18
Selain CROPWAT dan plug-in simai, aplikasi yang lain yaitu ArcGIS 10.1.

software ini digunakan untuk melakukan analisis untuk menentukan pola sebaran

curah hujan dan suhu hingga pemetaan wilayah. Data yang digunakan antara lain:

data curah hujan berupa data CHIRPS versi 1.8, data elevasi wilayah SRTM, dan data

suhu udara yang diturunkan dari data elevasi wilayah SRTM menggunakan rumus

Braak (Maureza, 2015).

Kelebihan CROPWAT 8.0 (Prijono, Sugeng. 2009):

a. Metode Cropwat sangat mudah digunakan dibandingkan dengan metode lain yang

bersifat konvensional.

b. Dengan adanya Cropwat, menghitung kebutuhan air tanaman menjadi lebih

praktis. Hampir semua jenis tanaman (30 jenis tanaman) dapat diketahui

kebutuhan airnya secara tepat dan teliti, selain itu data yang disajikan lengkap.

c. Dapat mengetahui kapan waktu penanaman, jadwal irigasi, dan kebutuhan air

tanaman setiap bulannya.

d. Selain itu Cropwat 8.0 mudah digunakan, sangat praktis karena juga sangat cepat

dalam mengolah data dan menyajikan hasil yang diinginkan, mampu mendesain,

memanejemen, serta mampu menampilkan hasil dalam bentuk grafik dan form.

e. File-file jadwal irigasi dapat disimpan sehingga dapat digunakan di kemudian

hari, sedangkan metode lainnya tidak. Program ini merupakan cara perhitungan

yang paling efektif karena program ini mempunyai human error yang paling

kecil.

19
f. Mempermudah pekerjaan dalam menghitung kebutuhan air tanaman, dan

bagaimana penjadwalan pengairan untuk tanaman yang ingin diketahui.

g. Memungkinkan pengembangan jadwal irigasi untuk kondisi manajemen yang

berbeda dan perhitungan pasokan skema air untuk berbagai pola tanaman.

h. Sofware Cropwat 8.0 juga dapat digunakan untuk mengevaluasi praktek-praktek

irigasi petani dan untuk menilai kinerja tanaman yang berhubungan dengan

kebutuhan air.

Kekurangan CROPWAT 8.0:

1. Aplikasi ini masih digunakan hanya oleh kalangan tertentu belum menyeluruh,

misal para petani biasa belum bisa menggunakan aplikasi ini.

2. Kemudian aplikasi ini hanya tersedia dalam beberapa bahasa tidak semua bahasa

padahal akan lebih baik apabila aplikasi ini tersedia dalam berbagai bahasa agar

lebih mudah dalam segi pemahaman dan pengpersian pengguna.

3. CROPWAT 8.0 adalah hasil data yang hanya berkisar dua angka di belakang

koma sehingga nilai yang dihasilkan sangat bergantung pada pembulatan yang

dilakukan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan air tanaman:

1. Topografi

Keadaan topografi mempengaruhi kebutuhan air tanaman. Untuk lahan

yang miring membutuhkan air yang lebih banyak daripada lahan yang datar,

karena air akan lebih cepat mengalir menjadi aliran permukaan dan hanya

20
sedikit yang mengalami infiltrasi, dengan kata lain kehilangan air di lahan

miring akan lebih besar,

2. Hidrologi

Jumlah hujan mempengaruhi kebutuhan air makin banyak curah hujannya,

maka semakin sedikit kebutuhan air tanaman, hal ini dikarenakan hujan efektif

akan menjadi besar.

3. Klimatologi

Keadaan cuaca adalah salah satu syarat yang penting untuk pengelolaan

pertanian. Tanaman tidak dapat bertahan dalam keadaan cuaca buruk. Dengan

memperhatikan keadaan cuaca dan cara pemanfaatannya, maka dapat

dilaksanakan penanaman tanaman yang tepat untuk periode yang tepat dan

sesuai dengan keadaan tanah. Cuaca dapat digunakan untuk rasionalisasi

penentuan laju evaporasi dan evapotranspirasi, hal ini sangat bergantung pada

jumlah jam penyinaran matahari dan radiasi matahari. Untuk penentuan tahun/

periode dasar bagi rancangan irigasi harus dikumpulkan data curah hujan

dengan jangka waktu yang sepanjang mungkin. Disamping data curah hujan

diperlukan juga penyelidikan evapotranspirasi, kecepatan angin, arah angin,

suhu udara, jumlah jam penyinaran matahari, kelembaban.

4. Tekstur Tanah

Tanah yang baik untuk usaha pertanian adalah tanah yang mduah

dikerjakan dan bersifat produktif serta subuh. Tanah yang baik akan

memberikan kesempatan pada akar tanaman untuk tumbuh dengan mudah,

21
menjamin sirkulasi air dan udara serta baik pada zona perkaran dan secara relatif

memiliki hara dan kelembaban tanah yang cukup.

Menurut Kananto (1995) perhitungan kebutuhan air untuk tanaman atau

evapotranspirasi potensial ETc diperlukan dalam perencanaan dan operasi

pengelolaan sumberdaya air. Rumus perhitungannya adalah:

ETC = kc ETo

Dengan kc adalah koefisien tanaman yang dikehendaki dan ET0 adalah

evapotranspirasi acuan.

Menurut Weert (1994) bahwa evapotranspirasi acuan (ETo) adalah besarnya

evapotranspirasi dari tanaman hipotetik (teoritis) yaitu dengan ciri ketinggian 12 cm,

tahanan dedaunan yang ditetapkan sebesar 70 det/m dan albedo (pantulan radiasi)

sebesar 0,23, mirip dengan evapotranspirasi dari tanaman rumput hijau yang luas

dengan ketinggian seragam, tumbuh subur, menutup tanah seluruhnya dan tidak

kekurangan air.

Evapotranspirasi potensial adalah evapotranspirasi yang mungkin terjadi pada

kondisi air yang tersedia berlebihan. Faktor penting yang mempengaruhi

evapotranspirasi potensial adalah tersedianya air yang cukup banyak. Jika jumlah air

selalu tersedia secara berlebihan dari yang diperlukan oleh tanaman selama proses

transpirasi, maka jumlah air yang ditranspirasikan relatif lebih besar dibandingkan

apabila tersedianya air di bawah keperluan.

22
Evapotranspirasi actual adalah besarnya evapotranspirasi dengan kondisi

pemberian air terbatas untuk memenuhi pertumbuhan. Dimana evapotranspirasi

actual merupakan evapotranspirasi tanaman spesifik (crop) yang besarnya berbeda-

beda antara tanaman satu dengan yang lain tergantung dari koefisien tanamannya

(Kc) (Adiningrum, 2015). Rumus evapotranspirasi aktual:

Beberapa rumus empiris untuk menghitung evapotranspirasi potensial adalah

rumus empiris dari: Thornthwaite, Blaney-Criddle, Penman dan Turc- Langbein-

Wundt. Dari rumus-rumus empiris di atas, Metoda Mock menggunakan rumus

empiris dari Penman. Rumus empiris Penman memperhitungkan banyak data

klimatologi yaitu temperatur, radiasi matahari, kelembaban, dan kecepatan angin

sehingga hasilnya relatif lebih akurat. Perhitungan evaporasi potensial Penman

didasarkan pada keadaan bahwa agar terjadi evaporasi diperlukan panas. Menurut

Penman besarnya evapotranspirasi potensial diformulasikan sebagai berikut:

Evapotranspirasi potensial air yang tersedia dari yang diperlukan oleh tanaman

selama proses transpirasi berlebihan, maka dalam evapotranspirasi aktual ini jumlah

air tidak berlebihan atau terbatas. Jadi evapotranspirasi aktual adalah

evapotranspirasi yang terjadi pada kondisi air yang tersedia terbatas.

Evapotranspirasi aktual dipengaruhi oleh proporsi permukaan luar yang tidak

23
tertutupi tumbuhan hijau (exposed surface) pada musim kemarau. Besarnya exposed

surface (m) untuk tiap daerah berbeda-beda. F.J. Mock mengklasifikasikan menjadi

tiga daerah dengan masingmasing nilai exposed surface.

Bersumber dari Hambali (2007) bahwa untuk menganalisa evapotranspirasi

acuan (ETo) standar adalah menggunakan rumus Penman-Monteith, yang pada tahun

1990 oleh FAO dimodifikasi dan dikembangkan menjadi rumus FAO Penman-

Monteith yang disajikan seperti pada persamaan 1 di bawah ini:

Dengan:

ETo = Evapotranspirasi acuan (mm/hari),

Rn = Radiasi netto pada permukaan tanaman (MJ/m2/hari),

G = Kerapatan panas terus-menerus pada tanah (MJ/m2/hari),

T = Temperatur harian rata-rata pada ketinggian 2 m (oC),

u2 = Kecepatan angin pada ketinggian 2 m (m/s),

es = Tekanan uap jenuh (kPa),

ea = Tekanan uap aktual (kPa),

= Kurva kemiringan tekanan uap (kPa/oC),

= Konstanta psychrometric (kPa/oC).

Masih bersumber dari Rahmayeni (2010) bahwa untuk menganalisa

evapotranspirasi acuan (ETo) non standar empat variabel menggunakan rumus

Penman-Modifikasi seperti yang telah direkomendasikan oleh Kananto (1995).

24
Langkah perhitungan dengan metode Penman Modifikasi adalah mengikuti

Persamaan 2 seperti di bawah ini.

ETo = C ( W x Rn+( 1– W) x f(U) x (ea-ed) (2)

Dengan :

ETo = evapotranspirasi potensial harian (mm/hari)

C = faktor koreksi,

W = suatu faktor yang berhubungan dengan temperatur dan suhu,

Rn = radiasi gelombang netto (mm/hari),

f(U) = suatu faktor yang bergantung pada kecepatan angin (km/hari),

ea = nilai tekanan uap jenuh (m bar),

ed = nilai tekanan uap air nyata (m bar).

Hasil praktikum untuk acara ini adalah dengan menggunakan aplikasi

CROPWAT 8.0 memudahkan kita dalam menghitung kebutuhan air tanaman dengan

memasukan data-data yang diperlukan seperti evapotranspirasi, iklim, curah hujan,

suhu, kelembaban, jenis tanaman dan lain sebagainya. Dari memasukan data tersebut

kita dapat mengetahui jadwal panen, jadwal pemberian air sehingga tanaman yang

kita tanam. Dari hasil data yang dimasukkan dapat disimpulkan bahwa dalam setahun

terdapat bulan-bulan yang memiliki curah hujan tertinggi dan terendah, jadwal kapan

akan panen, suhu tertinggi dan terendah.

25
V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Dalam CROPWAT data-data yang dimasukan seperti data curah hujan, evaporasi,

suhu, iklim, angina, kelembaban, dan lain sebagainya.

2. CWR yang dihasilkan yaitu ETc sebesar 667.8, EHrain sebesar 176.6 dan In. Reg

sebesar 487.4. sedangkan penjadwalan irigasi ada pada tanggal 6 April, 18 April, 2

Mei, 14 Mei, 25 Mei, 5 Juni, 18 Juni.

B. Saran

Pada praktikum kali ini sudah berjalan lancer namun sarannya pada proses

pemasukan data sebaiknya berbeda tiap kelompok agar perbandingan tiap daerah

dapat lebih realistis dan daerah yang dihitung sebaikya yang ada di Indonesia.

26
DAFTAR PUSTAKA

Aak. 1983. Dasar-dasar Bercocok Tanam. Kanisius. Yogyakarta.

Adiningrum, C,. 2015. Analisis Perhitungan Evapotranspirasi Actual Terhadap


Perkiraan Debit Kontinyu dengan Metode Mock. Jurnal Teknik Sipil Vol. 13.
No. 2 Hlm 158-172. Teknik Sipil. Universitas Atma Jaya Yogyakarta.

Ainul, A. Y,. 2011. Aplikasi Plug-In Simai Untuk Menghitung Kebutuhan Air (Studi
Kasus Daera Irigasi (DI) Sampean Baru. Skripsi. Universitas Jember: Jember.

Ansori, A., Ariyanto, A., dan Syahroni. 2013. Kajian efektifitas dan efisiensi jaringan
irigasi terhadap kebutuhan air pada tanaman padi (studi kasus irigasi Kaiti
Samo Kecamatan Rambah Kabupaten Rokan Hulu). Jurnal Mahasiswa Fakultas
Teknik 1(1):1-6.

Asdak, C. 1995. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai.Gadjah Mada


University Press, Yogyakarta.

Hasibuan. 2010. Analisa Kebutuhan Air Irigasi Daerah Irigasi Sawah Kabupaten
Kamar. Riau. Jurusan Teknik Sipil Universitas Riau. JURNAL APTEK Vol 3.
No. 1.

Kinasih, M., R. Wirosoedarmo, B. Rahadi. 2015. Analisis ketersediaan air terhadap


potensi budidaya kedelai (Glycine max (L) Merril) di Daerah Irigasi Siman.
Jurnal Sumberdaya Alam dan Lingkungan 2(2): 57-62.

Manik, T. M., Rosadi, R. B., dan Karyanto, A. 2012. Evaluasi metode Penman-
Monteith dalam menduga laju evapotranspirasi standar (et0) di dataran rendah
Propinsi Lampung, Indonesia. Jurnal Keteknikan Pertanian 26(2): 121-128.

Maureza, Reffi S. P,. 2015. Analisis Kebutuhan Air Tanaman Terhadap Produktivitas
Tanaman Kakao (Theobroma Cacao) Di Kabupaten Jember, Jawa Timur.
Skripsi. Institut Pertanian Bogor: Bogor.

Prijono, S,. 2009. Aplikasi CROPWAT for WINDOWS Untuk Dasar Manajemen
Sumberdaya Air di Petak Tersier. Jurnal Teknik Waktu. 7(1): 88-92.

Rahmayeni, F,. (2010). Analisa Kebutuhan Air Pada Daerah Irigasi Sei Tibun
Kabupaten Kampar, Tugas Akhir S1 Jurusan Teknik Sipil Universitas Riau,
Pekanbaru.

27
Smith, M. 1992. CropWat: a Computer Program for Irrigation Planning and
Management. Food and Agricultural Organization of The United Nations.
Rome.

Smith, M. 2002. CropWat: a Computer Program for Irrigation Planning and


Management. Food and Agricultural Organization of The United Nations.
Bangladesh.

Stancalie, F., A. Marica, L. Toulios. 2010. Using earth observation data and cropwat
model to estimate the actual crop evapotranspiration. Physics and Chemistry of
The Earth 35(1): 25-30.

Tanga. 2007. Analisa Kebutuhan Air Sawah Tadah Hujan dan Kemungkinan
Pengembangan Ditinjau Dari Potensi Sumber Daya Ari. Tesis Master. Ilmu
Teknik Pertanian, Institut Pertanian Bogor (IPB). Bogor.

Yanti, D,. dan F. N. Pratama. 2015. Pendayagunaan irigasi air tanah menunjang
budidaya pertanian secara produktif pada lahan tadah hujan. Jurnal Teknologi
Pertanian Andalas 19(2): 10-17.

28

Anda mungkin juga menyukai