Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PRATIKUM

TEKNIK IRIGASI DAN DRAINASE

DOSEN PENGAMPU :

Dr.Sumiati, S.TP.,MP.

Ir. I Wayan Tika,MP.

Ida Ayu Gede Bintang Madrini,S.TP.,M.Agr.,Ph.D.

Oleh :

RAHMAT EFFENDI LUBIS

1511305033

TEKNIK PERTANIAN

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

UNIVERSITAS UDAYANA

BALI

2017
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat

rahmat dan bimbingan-Nya saya dapat menyelesaikan tugas laporan mata kuliah Teknik Irigasi

dan Drainase ini. Laporan saya ini mengenai pengenalan bangunan irigasi yang telah saya buat

ini tersusun dari berbagai sumber yang telah saya rangkai kembali.

Semoga laporan saya ini senantiasa dapat bermanfaat. Kritik dan saran dari dosen

pengampu mata kuliah dan juga teman-teman sangat saya harapkan demi perbaikan dan

penyempurnaan laporan saya pada masa mendatang.

Denpasar, 24 April 2017

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


` Pengetahuan tentang keirigasian terus berkembang sesuai dengan perkembangan ilmu
pengetahuan secara umum. Masuknya era digital juga merambah pada ranah ilmu
keirigasian. Perhitungan tentang keirigasian baik mulai dari kebutuhan air irigasi,
kebutuhan air tanaman, kebutuhan air pada suatu lahan dan lain sebagainya, selain dapat
dihitung dengan menggunakan rumus manual, oleh karena berkembangnya teknologi itu
semua dapat dihitung dengan menggunakan software (Handoko, 2005).
Air merupakan sumber daya alam yang sangat dibutuhkan bagi kehidupan manusia,
hewan dan tanaman. Oleh karena itu diperlukan pengendalian dalam pemanfaatannya, salah
satu bentuk pengendalian air, yaitu pengaturan air di bidang irigasi. Hal ini dilakukan agar
tidak terjadi kekurangan air pada musim kemarau, sehingga dapat memenuhi kebutuhan air
irigasi dan tidak terjadi kelebihan air pada musim hujan yang mengakibatkan air terbuang
percuma tanpa adanya pemanfaatan sehingga menjadi aliran permukaan (Asdak, 2007).
Dalam menentukan kebutuhan air irigasi digunakan dua metode yang berbeda, yaitu
metode yang didasarkan pada Kriteria Perencanaan Jaringan Irigasi dan CROPWAT 8.0.
Kedua metode tersebut memiliki kriteria yang berbeda dalam menentukan kebutuhan air
irigasi. Hal ini dapat dilihat dari parameter-parameter yang digunakan dalam penerapannya.
Dengan adanya perbedaan parameter, maka besarnya kebutuhan air irigasi yang dihasilkan
oleh kedua metode tersebut juga berbeda. Oleh sebab itu diperlukan analisis dari parameter-
parameter yang digunakan dalam perhitungan kebutuhan air irigasi (Anggraeni, 2013).
Sosrodarsono (2006) menjelaskan bahwa dalam permasalahan yang terjadi di lapangan,
sistem pemberian air irigasi untuk tanaman dilakukan secara terus menerus sepanjang
tahun. Penentuan jumlah pemberian yang tepat dapat mencukupi ketersediaan air bagi
tanaman sehingga pertumbuhan tanaman dapat optimal. Kondisi air tersedia ini selanjutnya
dapat menjamin kelembaban pada media tanam sehingga tidak terjadi kelebihan ataupun
kekurangan air.

1.2 Tujuan
a. Mengenal metode perhitungan evapotranspirasi menggunakan program cropwat
b. Mampu mengoperasikan Cropwat 8
c. Mampu membandingkan hasil perhitungan evapotranspirasi dengan program cropwat
dan dengan metode manual.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Sofware Cropwat


Angraeni (2013) menjelaskan bahwa Sofware Cropwat 8.0 adalah program komputer
untuk perhitungan kebutuhan air tanaman dan kebutuhan irigasi berdasarkan data tanah, iklim
dan tanaman. Selain itu, program ini memungkinkan pengembangan jadwal irigasi untuk
kondisi manajemen yang berbeda dan perhitungan pasokan skema air untuk berbagai pola
tanaman. Sofware Cropwat 8.0 juga dapat digunakan untuk mengevaluasi praktek-praktek
irigasi petani dan untuk menilai kinerja tanaman yang berhubungan dengan kebutuhan air.
Prosedur perhitungan yang digunakan dalam semua Sofware Cropwat 8.0 didasarkan
pada dua publikasi dari FAO Irigasi dan Drainase Series, yaitu, No 56 "Evapotranspirasi
Tanaman - Pedoman untuk kebutuhan air tanaman komputasi" dan Nomor 33 berjudul
"Tanggapan Hasil untuk air". Sebagai titik awal, dan hanya untuk digunakan saat data lokal
tidak tersedia, Sofware Cropwat 8.0 termasuk tanaman standar dan data tanah. Ketika data lokal
yang tersedia, file-file data dapat dengan mudah diubah atau yang baru dapat diciptakan.
Demikian juga, jika data iklim lokal tidak tersedia, ini dapat diperoleh untuk lebih dari 5.000
stasiun di seluruh dunia dari Climwat, data iklim terkait. Perkembangan jadwal irigasi di
Sofware Cropwat 8.0 didasarkan pada keseimbangan tanah, air setiap hari menggunakan
pilihan yang ditetapkan pengguna berbagai untuk suplai air dan kondisi pengelolaan irigasi.
Skema pasokan air dihitung sesuai dengan pola tanam yang ditentukan oleh pengguna, yang
dapat berisi hingga 20 tanaman (Alen, 2006)
Dalam Sofware Cropwat 8.0, penetapan ETo menggunakan metode Penman- Montei th.
Rumus yang menjelaskan ETo secara teliti adalah rumus Penman-Montei th, yang pada tahun
1990 oleh FAO dimodifikasi dan dikembangkan menjadi rumus FAO Penman-Montei
th (Alen,2006) yang diuraikan dengan persamaan:
ETo = 0,408 ⊿(Rn-G)+y 2(es-ea)
⊿+y(1+0,3 2
Keterangan:
ETo = Evapotranspi rasi tanaman acuan, mm/hari
Rn = Radiasi net to pada permukaan tanaman, MJ/m2/hari
G = Kerapatan panas terus -menerus pada tanah (fluks panas
tanah), MJ/m2/hari
T = Suhu har ian rata-rata pada ket inggian 2 meter, 0C
2 = Kecepatan angin pada ket inggian 2 meter, m/det
es = Tekanan uap jenuh, kPa
ea = Tekanan uap aktual , kPa
Δ = Kurva kemiringan tekanan uap, kPa/ 0C
γ = Konstanta psycrometr ic, kPa/ 0C
2.2. Siklus Hidrologi
Kodoati dan Rustam (2008) menyatakan bahwa siklus hidrologi adalah pergerakan air
di bumi berupa cair, gas, dan padat baik proses di atmosfir, tanah dan badan-badan airyang
tidak terputus melalui proses kondensasi, presipitasi, evaporasi dan transpirasi.Pemanasan air
samudera oleh sinar matahari merupakan kunci proses siklus hidrologi tersebut dapat berjalan
secara kontinu. Air berevaporasi, kemudian jatuh sebagai presipitasi dalambentuk air, es,atau
kabut. Pada perjalanan menuju bumi beberapa presipitasi dapat berevaporasi kembali ke atas
atau langsung jatuh yang kemudian diintersepsi oleh tanaman sebelum mencapai tanah. Setelah
mencapai tanah, siklus hidrologi terus bergerak secara kontinu dalam tiga cara yang berbeda:
· Evaporasi / transpirasi Air yang ada di laut, di daratan, di sungai, di tanaman, dsb. kemudian
akan menguap ke angkasa (atmosfer) dan kemudian akan menjadi awan. Pada keadaan jenuh
uap air (awan) itu akan menjadi bintik-bintik air yang selanjutnya akan turun (precipitation)
dalam bentuk hujan, salju, es.
· Infiltrasi / Perkolasi ke dalam tanah Air bergerak ke dalam tanah melalui celah-celah dan
pori-pori tanah dan batuan menuju muka air tanah. Air dapat bergerak akibat aksi kapiler atau
air dapat bergerak secara vertikal atau horizontal dibawah permukaan tanah hingga air tersebut
memasuki kembali sistem air permukaan.
· Air Permukaan - Air bergerak diatas permukaan tanah dekat dengan aliran utama dan danau;
makin landai lahan dan makin sedikit pori-pori tanah, maka aliran permukaan semakin besar.
Aliran permukaan tanah dapat dilihat biasanya pada daerah urban. Sungai-sungai bergabung
satu sama lain dan membentuk sungai utama yang membawa seluruh air permukaan disekitar
daerah aliran sungai menuju laut.
2.3. Kebutuhan Air Bagi Tanaman
Kartasapoetra (2007) menjelaskan bahwa kebutuhan air untuk tanaman adalah jumlah
air yang dibutuhkan oleh tanaman untuk proses pertumbuhannya, sehingga diperoleh tambahan
berat kering tanaman. Kebutuhan air tanaman dapat diukur dari perbandingan berat air yang
dibutuhkan untuk setiap pertambahan berat kering tanaman. Dari sudut pandang irigasi,
kebutuhan air untuk tanaman ditentukan oleh dua proses kehilangan air selama pertumbuhan
tanaman, yaitu evaporasi dan transpirasi.
a. Evaporasi adalah kehilangan air karena penguapan dari permukaan tanah dan badan air atau
permukaan tanaman tanpa memasuki sistem tanaman. Air yang berasal dari embun, hujan atau
irigasi siraman yang kemudian menguap tanpa memasuki tubuh tanaman termasuk dalam air
yang hilang karena evaporasi ini.
b. Transpirasi adalah kehilangan air karena penguapan melalui bagian dalam tubuh tanaman,
yaitu air yang diserap oleh akar-akar tanaman, dipergunakan untuk membentuk jaringan tanam-
an dan kemudian dilepaskan melalui daun ke atmosfir. Kedua proses kehilangan air tersebut
kemudian sering disebut sebagai evapotranspirasi (Kartasapoetra, 2007).
Kebutuhan air tanaman perlu diketahui agar air irigasi dapat diberikan sesuai dengan
kebutuhannya. Jumlah air yang diberikan secara tepat, di samping akan merangsang
pertumbuhan tanaman, juga akan meningkatkan efisiensi penggunaan air sehingga dapat
meningkatkan luas areal tanaman yang bisa diairi. Kebutuhan air untuk tanaman merupakan
salah satu komponen kebutuhan air yang diperhi-tungkan dalam perancangan sistem irigasi.
Berbagai metode telah dikembangkan guna mengukur kebutuhan air untuk tanaman. Dalam
perancangan sistem irigasi, kebutuhan air untuk tanaman dihitung dengan menggunakan
metode prakira empiris berdasar rumus tertentu (Kartasapoetra, 2007).
BAB III
METODOLOGI

3.1Waktu Pelaksanaan

Adapun waktu pelaksanaan pratikum adalah :

a. hari,tanggal : Rabu, 19 April 2017


b. lokasi : Gedung J.A 2.2 Kampus Bukit Jimbaran, Universitas
Udayana, Badung, Bali

3.2 Bahan dan Alat


- Komputer

- Program cropwat

- Data klimatologi

3.3 Cara kerja


- Hidupkan komputer

- Install software Cropwat 8 pada computer anda.

- Mulai jalankan Cropwat 8 pada computer anda. Kemudian akan muncul tampilan awal
berikut :

Tampilan dan fungsi menu di bagian atas :


New , berfungsi untuk membuat file baru/input data baru. Open,
berfungsi untuk membuka file yang ada dalam data base. Close,
berfungsi untuk menutup file/data yang aktif.

Save, berfungsi kalau akan melakukan penyimpanan data atau


hasil analisis.

Print, berfungsi kalau akan melakukan printout data atau hasil analisis (Tabel atau Grafik).
Chart, berfungsi untuk menampilkan data atau hasil analisis berupa grafik (climate/Eto/ RHmin,
CWR, Irrigation Schedule/Water balance).

Selanjutnya mulai input data metereologi, data tanaman dan data tanah

Untuk memulai input data metereologi, klik icon

- Input data Country, yaitu negara dimana data meteorologi itu berasal

- Input data Station, yaitu stasiun meteorologi pencatat.

- Input data Altitude, yaitu tinggi tempat stasiun pencatat.

- Input data Latitude, yaitu letak lintang (Utara/Selatan).

- Input data Longitute, yaitu letak bujur (Timur/Barat).

- Input data Temperatur maksimum (oC/oF/oK),

- Input data Temperatur minimum,

- Input data Kelembaban relatif (%, mmHg, kPa, mbar),

- Input data Kecepatan angin (km/hari, km/jam, m/detik, mile/hari, mile/jam),

- Input data Lama penyinaran matahari (jam atau %).


Option, berfungsi untuk melakukan pemilihan metode analisis
- Kemudian klik icon “Calculate ETo”, maka akan segera terisi nilainya dalam unit mm/hari.

- Klik icon “Next”, untuk melanjutkan bulan berikutnya

- Lakukan langkah diatas sampai input data untuk bulan Desember

Apabila data tersebut di atas telah ada dalam database, lakukan retrieve data dengan klik menu

Open (pada daftar menu di bagian atas). Kemudian buka file data meteorology yang dikehendaki

Misalkan data yang dibuka adalah data meteorologi dari stasiun pengamat meteorologi :
Tampilannya sebagai berikut :

Untuk memulai input data hujan , klik icon

- Input data total hujan tiap bulan (Januari s/d Desember).

- Untuk memilih metode perhitungan Hujan efektif, klik Effective

- Pilih dan isikan metode perhitungannya (1) Fixed Percentage, (2) Dependable Rain, (3)
Empirical Formula, (4) USDA Soil Conservation Service Method, ini sebagai metode default
nya.

- Lanjutkan dengan klik Oke


Apabila data tersebut di atas telah ada dalam database, lakukan retrieve data dengan klik menu

Open (pada daftar menu di bagian atas). Kemudian buka file data hujan yang dikehendaki.

Untuk memulai input data tanaman, klik icon


Apabila data tersebut di atas telah ada dalam database, lakukan retrieve data dengan klik menu
Open (pada daftar menu di bagian atas). Kemudian buka file data tanaman (misal : data tanaman
dalam data base FAO) yang dikehendaki. Selanjutnya lakukan editing sesuai dengan data yang
diinginkan (tanggal tanam, lama stage pertumbuhan dan kedalaman akar).

Untuk memulai input data tanah, klik icon

Lakukan input data sesuai dengan data tanah yang tersedia.


Apabila data tersebut di atas telah ada dalam database, lakukan retrieve data dengan klik menu
Open (pada daftar menu di bagian atas). Kemudian buka file data tanah (misal : data tanah dalam
data base FAO) yang dikehendaki. Terrsedia tiga jenis data tanah (Pasir, Lempung dan Liat).

Tampilannya sebagai berikut :

Setelah dipilih/dibuka salah satu jenis tanah, tampilannya sebagai berikut :

Untuk melihat hasil analisis kebutuhan air tanaman, klik icon :


BAB IV
HASIL & PEMBAHASAN
4.1 Data
a. Data sekunder
Avg Temp Wind Sun
Bulan 0C Humidity
Km/Day Hours

Januari 27,5 83 6 8,2

Februari 27,5 82 7 7,6

Maret 27,4 83 5 8,3

April 27,3 84 5 9,7

Mei 26,9 83 5 10,1

Juni 26,3 81 7 9,9

Juli 26,0 80 7 10,3

Agustus 26,0 79 7 10,7

September 25,6 82 6 10,6

Oktober 27,1 81 5 10,6


November 27,9 81 4 9,4

Desember 27,7 82 6 7,9

b. Data Hujan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
519,8 524,8 298,0 148,6 160,3 125,4 104,3 60,2 134,7 260,3 355,1 281,9

4.2 Hasil
Dari pratikum yang telah dilaksanakan diperoleh data pada tabel berikut :

Data Iklim
Dari data klimatologi yang diambil dari stasiun sumerta-Ngurah rai didapatkan rata-
rata Eto nya adalah 4,45 mm/day.
Grafik dari tabel diatas menunjukkan Eto pada tiap-tiap bulannya. Eto paling tinggi
dicapai pada bulan Oktober dan Eto paling rendah dicapai pada bulan Juli.
a. Data Hujan

Dari hujan yang didapat menunjukkan curah hujan selama setahun sebanyak 2973,4
mm, dengan efisiensi hujan sebanyak 1553,7 mm
Dapat disimpulkan dari grafik diatas bahawa bulan dengan hujan dan efisiensi hujan
yang paling tinggi adalah bulan Februari, sedangkan bulan dengan hujan dan efisiensi hujan
yang paling rendah adalah bulan Agustus. Dari grafik ini, saya dapat menyimpulkan bahwa
hujan dan efisiensi hujan berbanding lurus.
b. Data Tumbuhan

c. Jenis Tanah
Untuk jenis tanah yang saya gunakan adalah heavy (liat) dengan menggunakan data yang

sudah disediakan oleh FAO dengan detil data yang ditampilkan diatas.

d. Kebutuhan Air Tanaman


e. Penjadwalan
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan diatas tentang simulasi kebutuhan air tanaman menggunakan


aplikasiCROPWAT dengan tanaman yang yang digunakan adalah tanaman mangga. Untuk
musim tanam kebutuhan air tanaman mangga bisa tercukupi dengan baik karna mendapat
kontribusi dari air hujan yang baik .
5.2 Saran

Praktikum seperti ini hendaknya dilakukan dengan sungguh-sungguh. Dari praktikum


yang telah dilaksanakan, penulis menyarankan agar pemateri saat praktikum lebih jelas dalam
memberikan materi agar pemahaman mahasiswa lebih baik.
BAB VI
DAFTAR PUSTAKA

http://www.diperta.jabarprov.go.id/index.php/subMenu/1706 diakses pada tanggal 24 April


2017
Direktoran Jendral Pengairan. 1986. Standar Perencanaan Irigasi (KP. 01- 05). Departemen
Pekerjaan Umum. CV. Galang Persada, Bandung.
Sudjarwadi, 1987. Teknik Sumberdaya Air, Diktat kuliah Jurusan Teknik Sipil UGM,
Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai