Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM

ILMU PERTANIAN DAN BIOSISTEM

ACARA II

PERSIAPAN MEDIA SEMAI DAN PENYEMAIAN

Disusun oleh :

HUSMI ADHI BUANA (J1B019036)

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTANIAN

FAKULTAS TEKNOLOGI PANGAN DAN AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MATARAM

2020
A. JUDUL :PERSIAPAN MEDIA SEMAI DAN PENYEMAIAN

B. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Pada dasarnya setiap tanaman memerlukan media tanam dan bahan tanam yang sesuai
kebutuhan tanaman untuk mendapatkan hasil akhir yang maksimal. Media tanam ini sangat
berperan bagi tumbuhan karena fungsinya yang menyidiakan nutrisi bagi tanaman, tempat
berkembangnya perakaran, tempat tersedianya air serta penompang tanaman agar tumbuh tegak.
Penyemaian merupakan suatu proses penyiapan bibit tanaman baru sebelum ditanam pada
lahan sesungguhnya. Benih tanaman disemaikan pada suatu tempat terlebih dahulu hingga pada
usia tertentu baru dipindahkan ke lahan. Dengan menyemaikan benih terlebih dahulu, diharapkan
akan mendapat mutu yang lebih baik. Karena dapat dilakukan pemilihan bibit yang cermat dan
tepat. Selain itu apabila diusahakan pada lahan yang sempit, maka pemeliharaannya lebih intensif
sehingga mengurangi kemungkinan kegagalan atau ketidak tumbuhan bibit. Tujuan dari
penyemaian benih ini adalah untuk mempersiapkan bibit tanaman yang mempunyai mutu baik
sehingga nantinya dapat tumbuh menjadi tanaman yang baik pula. Selain itu cara ini akan lebih
efektif dan efisien dalam penggunaan lahan untuk pembibitan dan juga menghindari terjadinya
kegagalan pembibitan karena kita dapat melakukan pengamatan terhadap perkembangan benih
hingga usia tertentu.
2. Tujuan
Praktikum ini bertujuan agar mahasiswa dapat lebih mengetahui secara jelas persiapan
media semai dan penyemaian.

C. TINJAUAN PUSTAKA
Persemaian didefinisikan sebagai suatu tempat yang digunakan untuk menyemaikan benih suatu
jenis tanaman dengan perlakuan tertentu dan selama periode waktu yang telah ditetapkan. Tujuan
utama pembuatan pembibitan adalah sebagai upaya penyediaan bibit yang berkualitas baik dalam
jumlah yang memadai, sesuai dengan rencana penanaman (Edi ,S dkk, 2010).
Tempat persemaian adalah sepetak tanah yang sengaja di buat untuk menyemaikan bibit-bibit
yang tidak dapat atau sukar untuk ditanam langsung di kebun. Hampir semua bibit sayuran
memerlukan persemaian itu. Hanya bayam, lobak, bakung, bawang merah, bawang putih, seledri,
radis, wortel dan semua jenis kacang dapat langsung ditanam (disebarkan) pada petakan-petakan
persemaian yang agak luas dapat dibuat pada tanah yang khusus disediakan untuk keperluan itu.
Untuk berkebun di halaman cukup dipergunakan sebuah bak yang dibuat dari kayu (Rismunandar,
2003).
Tempat dilakukannya pembibitan atau persemaian hendaknya mudah dijangkau dengan
memudahkan upaya pengairan, pemberian naungan atau hal-hal rutin lain yang diperlukan oleh
tanaman muda. Ada dua bentuk utama dari bedengan persemaian yang ditinggikan (raised beds) dan
yang direndahkan (sunken beds). Bed yang ditinggikan merupakan bentuk bedengan persemaian yang
lebih banyak dilakukan oleh petani di wilayah yang sering banjir (Muningsjah dan Setiawan, 2000).
Persemaian tidak memerlukan tanah yang terlalu subur. Tanah subur mengakibatkan pertumbuhan
bibit yang terlalu cepat. Sebaiknya tanah persemaian yang kurang subur, maka pertumbuhan akar bibit
relatif lebih besar dari pada batangnya. Tanaman persemaian dapat dipelihara dalam kotak-kotak
tanah dan dalam kantong-kantong kertas atau di bedengan untuk persemaian yang berjarak cukup
didalam barisan agar mudah dipisahkan atau dipindahkan (Fiandika, 2006).
Tanaman cabai membutuhkan tanah yang gembur dan banyak mengandung unsur hara serta dapat
tumbuh optimal pada tanah regosol dan andosol dengan pH tanah antara 6 - 7. Untuk menghindari
genangan air pada lahan, Untuk penanaman cabai keriting lebih baik pada lahan yang agak miring
dengan tingkat kemiringan tidak lebih dari 250. Lahan yang terlalu miring dapat menyebabkan erosi
dan hilangnya pupuk, karena tercuci oleh air hujan (Rahman, 2010).

D. METODOLOGI PRATIKUM
1. Waktu dan Tempat Praktikum
a. Waktu :Senin 11 Mei 2020 pukul 15.00 WITA-Selesai
b. Tempat :Rumah desa Loyok kecamatan Sikur Lombok Timur
2. Alat dan Bahan
a. Alat
1. Buku
2. Kertas
3. Pensil
4. Pulpen
5. Penghapus
6. Pisau
7. penggaris
b. Bahan
1. Benih cabai rawit
2. cabai besar
3. kapas atau kain
4. wadah plastik (mika)
5. tanah
6. toples atau kotak plastik (toples atau kotak plastik yang disertai dengan
tutupnya)
3. Prosedur Kerja
a. Seleksi benih, dilakukan dengan cara mengambil benih dari sumbernya
b. Gunakan buah cabai yang matang sempurna, dengan warna merah merata,
ukuran seragam serta sehat dan tidak terkontaminasi hama penyakit maupun
busuk.
c. Sayat bagian kulit cabai dengan hati-hati, jangan sampai melukai bagian bijinya.
d. Pisahkan antara bagian biji dan kulitnya.
e. Cuci bersih biji cabai hingga bagian biji terpisah dengan bagian daging serta
kotoran.
f. Rendam benih atau biji cabai dengan air hangat selama kurang lebih 3-5jam
g. Kemudian pilih benih atau biji cabai yang terendam dan buang benih atau biji
cabai yang mengapung pada permukaan air.
h. Benih atau biji yang mengapung di atas permukaan menandakan bahwa
benih memiliki daya kecambah yang rendah (tidak berisi)
i. Selanjutnya angkat atau tiriskan benih cabai
j. Basahi media semai agar kondisinya lembab (jangan terlalu
berlebihan)
k. Semai benih pada media yang telah disiapkan (kapas atau kain pilih salah satu)
dengan membaginya menjadi dua bagian yaitu benih yang direndam air hangat
selama 3-5 jam dan benih yang tanpa perendaman.
l. Tahapan menyemai biji cabai dengan media kapas atau kain yaitu sebagai
berikut :
i. Gunakan kapas atau kain lalu basahi menggunakan air dengan cara
disemprot agar kondisinya lembab (jangan terlalu berlebihan)
ii. Tebar beberapa benih/biji cabai di atas kapas atau kain tersebut (hitung
jumlah benih yang ditebar dan usahakan menebar benih dengan jumlah
minimal 15 benih). Untuk media kain, benih diusahakn disebar pada
bagian tengah
iii. Benih yang ada di lembaran kapas ditutup kembali bagian atasnya
dengan kapas sehingga benih tertutup lalu basahi dengan cara disemprot.
Untuk yang menggunakan kain, benih tadi ditutup dengan melipat bagian
sisi-sisi kain sehingga benih cabai tertutupi
iv. Masukkan kapas atau kain yang telah berisi benih tersebut ke dalam
toples dan tutup rapat
v. Bungkus toples tersebut menggunakan plastik berwarna hitam untuk
menjaga agar kondisi ruang tetap lembab dan usahakan diletakkan dalam
ruang yang gelap atau tidak terkena sinar matahari secara langsung
m. Amati perkembangan benih setiap 2 hari sampai benih berkecambah lalu
usahakan secepat mungkin toples ditutup dan dibungkus plastik hitam kembali
n. Benih cabai dicek kelembabannya sekaligus pada saat pengamatan
perkecambahan, jika kadar kelembabannya berkurang disiram dengan cara
disemprot (secukupnya saja)
o. Foto hasil perkecambahan setiap kali melakukan pengamatan
p. Catat dan amati perkembangan benih (jumlah benih yang
berkecambah, tinggi awal dan akhir benih)
q. Pencatatan hasil pengamatan perkecambahan benih dilakukan sejak awal (hari
ke-0) hingga hari ke-5 sejak munculnya kecambah (sprout)
r. Pada media tanah, tanah diletakkan dalam mika plastik
s. Basahi tanah dengan cara menyemprotnya
t. Letakkan benih yang diperlakukan dengan perendaman di atas permukaan
tanah (khusus media semai berupa tanah dalam mika cukup dilakukan
dengan satu perlakuan saja yaitu benih yang direndam air hangat)
u. Tutup benih dengan cara menaburi tanah di atasnya (cukup menaburi tipis-tipis
saja asal benih tertutupi)
v. Tutup mika tersebut dengan cara mengaretinya dan bungkus dengan plastik
hitam
w. Jika pada saat pengamatan dirasa kelembaban tanah berkurang, maka
semprot kembali hingga kondisinya lembab (jangan terlalu banyak)
x. Khusus pengamatan dengan media tanah, dilakukan hingga benih cabai
tumbuh daun sejati (2 sampai 3 helai daun)
E. HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Hasil Pengamatan

Tabel 2.1 Hasil Persemaian Benih Cabai Rawit/Kecil dengan Media Kapas Dengan Perendaman

No Hari Jumlah Jumlah yang Tinggi Keterangan Gambar


ke- Awal Berkecambah Perkecambahan
Benih (cm)

1. 0 0 0 -
Lebih
dari 15
biji

2. 2 5 0,3 Mulai
berkecambah

3. 4 6 0,5 Mulai
berkecambah

Tabel 2.2 Hasil Persemaian Benih Cabai Rawit/Kecil dengan Media Kapas Tanpa Perendaman

No Hari Jumlah Jumlah yang Tinggi Keterangan Gambar


ke- Awal Berkecambah Perkecambahan
Benih (cm)

1. 0 0 0 -

Lebih
dari 15
biji
2. 2 5 0,1 Mulai
berkecambah
3. 4 7 0,4 Mulai
berkecambah

Tabel 2.3 Hasil Persemaian Benih Cabai Besar dengan Media Kapas dengan Perendaman

No Hari Jumlah Jumlah yang Tinggi Keterangan Gambar


ke- Awal Berkecambah Perkecambahan
Benih (cm)

1. 0 0 0 -

2. 2 Lebih 4 0,3 Mulai


dari 15 Berkecambah
biji

3. 4 8 0,7 Berkecambah

Tabel 2.4 Hasil Persemaian Cabai Besar dengan Media Kapas Tanpa Perendaman

No Hari Jumlah Jumlah yang Tinggi Keterangan Gambar


ke- Awal Berkecambah Perkecambahan
Benih (cm)

1. 0 0 0 -

Lebih
dari 15
biji
2. 2 6 0,5 Mulai
berkecambah

3. 4 9 1,2 Berkecambah

Tabel 2.5 Hasil Persemaian Cabai Rawit/Kecil dengan Media Tanah dengan Perendaman

No Hari Jumlah Jumlah yang Tinggi Keterangan Gambar


ke- Awal Berkecambah Perkecambahan
Benih (cm)

1. 0 0 0 -

Lebih
dari 15
biji

2. 2 4 0,8 Mulai
Berkecambah

3. 4 10 2,3 Berkecambah
Tabel 2.6 Hasil Persemaian Cabai Besar Media Tanah dengan Perendaman

No Hari Jumlah Jumlah yang Tinggi Keterangan Gambar


ke- Awal Berkecambah Perkecambahan
Benih (cm)

1. 0 - - -

Lebih
dari 15
biji

2. 2 3 0,7 Mulai
Berkecambah

3. 4 6 1,3 Berkecambah

2. Pembahasan
Pada table 2.1 mengenai Hasil Persemaian Benih Cabai Rawit/Kecil dengan Media Kapas
Dengan Perendaman dapat kita amati bahwa yang berkecambah pada hari kedua berjumlah 5
benih dari 15 benih jumlah awal dengan tinggi rata rata 0,3cm perbenihnya.Diamati kembali pada
hari ke 4 benih yang berkecambah berjumlah 6 dari 15 jumlah awal dengan tinggi rata rata 0,5cm.
Pada table 2.2 mengenai Benih Cabai Rawit/Kecil dengan Media Kapas Tanpa
Perendaman dapat kita amati bahwa yang berkecambah pada hari kedua berjumlah 5 benih dari
15 benih jumlah awal dengan tinggi rata rata 0,1cm perbenihnya.Diamati kembali pada hari ke 4
benih yang berkecambah berjumlah 7 dari 15 jumlah awal dengan tinggi rata rata 0,4cm.
Pada table 2.3 mengenai Persemaian Benih Cabai Besar dengan Media Kapas dengan
Perendaman dapat kita amati bahwa yang berkecambah pada hari kedua berjumlah 4 benih dari
15 benih jumlah awal dengan tinggi rata rata 0,3cm perbenihnya.Diamati kembali pada hari ke 4
benih yang berkecambah berjumlah 8 dari 15 jumlah awal dengan tinggi rata rata 0,7cm.
Pada table 2.4 mengenai Persemaian Cabai Besar dengan Media Kapas Tanpa
Perendaman dapat kita amati bahwa yang berkecambah pada hari kedua berjumlah 6 benih dari
15 benih jumlah awal dengan tinggi rata rata 0,5cm perbenihnya.Diamati kembali pada hari ke 4
benih yang berkecambah berjumlah 9 dari 15 jumlah awal dengan tinggi rata rata 1,2cm.
Pada table 2.5 mengenai Persemaian Cabai Rawit/Kecil dengan Media Tanah dengan
Perendaman dapat kita amati bahwa yang berkecambah pada hari kedua berjumlah 4 benih dari
15 benih jumlah awal dengan tinggi rata rata 0,8cm perbenihnya.Diamati kembali pada hari ke 4
benih yang berkecambah berjumlah 10 dari 15 jumlah awal dengan tinggi rata rata 2,3cm.
Pada table 2.6 mengenai Persemaian Cabai Besar Media Tanah dengan Perendaman
dapat kita amati bahwa yang berkecambah pada hari kedua berjumlah 3 benih dari 15 benih
jumlah awal dengan tinggi rata rata 0,7cm perbenihnya.Diamati kembali pada hari ke 4 benih
yang berkecambah berjumlah 6 dari 15 jumlah awal dengan tinggi rata rata 1,3cm.
F. PENUTUP
1. Kesimpulan
Dari kegiatan praktikum yang telah di lakukan dapat di ambil kesimpulan bahwa ada
banyak jenis infrastruktur,sarana dan prasarana yang memiliki fungsi/kegunaan masing-masing
yang dibutuhkan untuk melakukan aktivitas pertanian.
2. Saran
Untuk praktikum selanjutnya saya berharap waktu pengumpulan laporan ini di perpanjang karena
jika jenjang waktunya sedikit maka pengerjaan terasa tidak maksimal.
DAFTAR PUSTAKA

Edi,S dkk.2006.Budidaya Holtikultura Praktis.Jakarta : Pustaka Karya.

Muningsjah dan setiawan.2000.Petani dan Budidaya Holtikultura.


http://anandirablogspot.aadnmjiawadl;’. Diakses pada tanggal 10 Mei 2020 pukul 15.37 WITA.

Rahman, S. 2010. Meraup Untung Bertanam Cabai Rawit dengan Polybag. Lily Publisher :
Yogyakarta.

Rismunandar.2003.Pesemaian Sayuran.Jakarta : Pustaka Abadi.

Fiandika.2006.Ayo Tanam Sayurhttp://ayotanamsayurbbjkgjgjaqj.2006. Diakses pada tanggal 10 Mei


2020 pukul 15.04 WITA.

Anda mungkin juga menyukai