PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Apel merupakan tanaman buah tahunan yang berasal dari daerah Asia
Barat yang memiliki iklim sub tropis. Di Indonesia apel sudah ditanam sejak
tahun 1934 sampai sekarang. Apel dapat tumbuh dan berbuah baik di daerah
dataran tinggi. Sentra produksi apel adalah di Malang (Batu dan Poncokusumo)
dan Pasuruan (Nongkojajar), Jawa timur. Di sini apel telah diupayakan sejak
tahun 1950, dan berkembang pesat pada tahun 1960 sampai saat ini. Selain itu
daerah lain yang banyak ditanami apel adalah Jawa Timur (Kayumas - Situbondo,
Banyuwangi), Jawa Tengah (Tawangmangu), Bali (Buleleng dan Tabanan), Nusa
Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur dan Sulawesi Selatan. Sedangkan
pusat budidaya apel dunia berada di Eropa, Amerika, dan Australia.
Di Indonesia sebagian besar masyarakatnya gemar mengkonsumsi apel.
Namun Indonesia belum mampu untuk mencukupi kebutuhan apel, hingga harus
mengekspor apel disebabkan produksi dalam negeri yang masih rendah.
Rendahnya produktivitas apel Indonesia dapat disebabkan oleh banyak faktor.
Faktor yang berbeperan penting adalah iklim Indonesia yang kurang mendukung
dan lahan yang digunakan dalam budidaya apel masih terbatas, sehingga proses
budidaya yang dilakukan belum dapat memberikan produksi optimal. Untuk dapat
meningkatkan produksi apel dalam negeri maka salah satunya dapat
menggunakan alat-alat mesin pertanian dan teknologi budidaya yang dapat
mempermudah dalam pengolahan tanah, pemeliharaan, pemanenan dan
pengolahan pasa panen. Dengan hal tersebut diharapkan pekerjaan dapat lebih
cepat dengan hasil yang memuaskan dan mampu menngoptimalkan sistem
budidaya sehingga produktivitas dan kualitas produk pasca panen apel dapat lebih
baik.
B. Tujuan Penulisan
Untuk mengetahui panen dan pascapanen apel.
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Panen Apel
Panen ialah suatu kegiatan dimana proses pemisahan/pengambilan tanaman
budidaya dari media tanam (tanaman apel dari pohonnya).
Umumnya buah apel dapat dipanen pada umur 4-5 bulan setelah
bunga mekar yang juga dipengaruhi varietas dan iklim. Pemanenan yang
paling baik dilakukan adalah pada saat tanaman mencapai tingkat masak
fisiologis (ripening). Ciri masak fisiologis buah apel adalah ukuran buah
terlihat maksimal, aroma mulai terasa, warna buah tampak cerah segar
dan bila ditekan terasa kres. Pemetikan atau cara panen buah apel
umumnya hanya dilakukan dengan tangan secara manual dan serentak
pada tiap kebun. Produksi buah apel sangat bergantung pada varietasnya,
umumnya produksi buah apel berkisar 6-15 kg/pohon. Alat dan mesin
yang digunakan dalam tahap panen yaitu tangga untuk mencapai buah
apel yang tinggi dan menggunakan mesin seperti gambar di bawah:
2
B. Pascapanen Apel
Menurut Anugrahandy dkk. (2013), salah satu cara meningkatkan nilai ekonomis
apel terutama untuk pasar ekspor adalah dengan melakukan sortasi sebelum
dilakukan pengiriman ke pasar. Secara umum sortasi bertujuan untuk menentukan
klasifikasi komoditas berdasarkan mutu sejenis yang terdapat dalam komoditas itu
sendiri. Alat sortasi bekerja dengan menggunakan mikrokontroler yang akan
bekerja menyortir buah berdasarkan nilai ukuran diameter.
Setelah dilakukan penyortiran pada buah apel, selanjutnya akan dilakukan
grading buah berdasarkan grade buah. Grade buah apel pada umunya ada 4, yaitu
yaitu kelas A (per kg berjumlah 3-4 buah), kelas B (per kg berjumlah 5-7 buah),
kelas C (per kg berjumlah 8-10 buah), dan kelas D (per kg berjumlah 11-15 buah).
Perlakuan ini dapat dilakukan secara manual/dengan tangan maupun
menggunakan mesin grading.
Manual Modern Modern
3
b. Mesin pencuci buah
Pada buah apel, pada umunya proses pengkardusan atau kartoning ini
dilakukan dengan tenaga manual. Yaitu menggunakan tenaga manusia,
untuk memasukkan buah kedalam kardus satu persatu. Saat ini umumnya
kemasan buah apel digunakan kotak kardus dengan ukuran panjang 48
cm, lebar 33 cm, dan tinggi 37 cm. Setiap kotak menampung buah apel
seberat 35 kg. Menurut Astuti (2014), cara mengemas buah apel, yaitu
1. Dasar kardus diberi potongan kertas, lalu diatasnya disusun buah apel
dengan posisi miring dari paling kiri sesuai lebar kardus
2. Kemudian setiap dua buah sebelah kanannya satu buah, dan seterusnya
setiap dua buah kanannya satu buah, seterusnya berselang-seling sampai
memenuhi panjang kardus. Kemudian lapisan kedua dengan mengisi
ruang-ruang diantara buah dari lapisan pertama. Bila tiap-tiap buah diberi
sela (ruangan) disebut susunan terbuka, dan bila agak rapat disebut
4
susunan tertutup. Susunan terbuka lebih baik untuk sirkulasi udara
diantara tiap-tiap buah
3. Terakhir, lapisan buah paling atas dilapisi potongan kertas lagi, lalu
kardus ditutup
Kemasan dalam kardus ini untuk pemasaran buah apel antar kota
atau provinsi. Sedangkan untuk diimpor, sebelum dimasukkan ke dalam
kardus setiap satu buah dibungkus dengan bahan stereofoam yang
menyerupai bentuk jala. Apabila pemasaran hanya lokal tidak perlu
dikemas, melainkan ditempatkan dalam keranjang-keranjang.
5
2. Aneka Produk Olahan Apel
Bakpia Dodol
Keripik Minuman
6
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Panen ialah suatu kegiatan dimana proses pemisahan/pengambilan
tanaman budidaya dari media tanam (tanaman apel dari pohonnya)
Pada saat panen digunakan alat bantu panen berupa tangga dan
mesin, sedangkan pascapanen alat dan mesinnya antara lain mesin
sortasi dan grading, mesin pencuci, kartoning dan roller conveyer.
7
DAFTAR PUSTAKA
Anugrahandy, A., B.D. Argo dan B. Susilo. 2013. Perencanaan Alat Sortasi
Otomatis Buah Apel Manalagi (Malus sylvetris Mill) Menggunakan
Mikrokontroler AVR ATMega 16.