Anda di halaman 1dari 3

Kriteria Panen dan Pasca Panen Tanaman Kelapa

            Panen kelapa

            Waktu pemanenan atau pemetikan hasil buah kelapa berbeda-beda, tergantung dari
varietas kelapa, faktor tanah, iklim serta baik buruknya pemeliharaan. Pada umumnya tanaman
kelapa varietas genjah mulai menghasilkan buah pada umur 3-4tahun. Untuk varietas dalam,
kelapa mulai menghasilkan buah pada umur 6-8 tahun. Masa puncak produksi kelapa juga
berbeda-beda. Unruk kelapa dalam masa puncak produksinya pada umur antara 15-20 tahun.
Setelah berumur 20 tahun produksinya berangsur turun dan setelah berumur 40 tahun
produksinya merosot. Sedang kelapa genjah/hibrida, masa produksi puncak antara umur 10-18
tahun. Setelah berumur 18 tahun produksi mulai berangsur turun dan merosot setalah umur 30
tahun. Saat pemungutan hasil, selain ditentukan oleh beberapa factor di atas (varietas kelapa,
tanah dll), juga masih di tentukan oleh kegunaannya

Buah kelapa tua (masak) ditandai dengan :

Penampakan sabut mulai mengering,

• Tempurung sudah berwarna hitam,

• Air kelapa mulai berkurang,bila dikocok berbunyi,

• Berat buah menurun (rata-rata perbuah berat kelapa genjah tinggal 1,5 kg dan kelapa dalam 2
kg),

• Pembentukan putih lembaga sempurna (padat) dan jika tidak dipetik buah yang masak akan
jatuh dengan sendirinya

Buah yang masak benar dan jatuh dengan sendirinya, diperkirakan umurnya menjelang bulan ke
16. Pemungutan buah untuk benih, diharapkan adalah buah yang masaknya benar, tetapi belum
sampai jatuh dengan sendirinya dari pohon.

Pemanenan buah kelapa dilakukan terhadap buah yang berumur 11-12 bulan. Buah yang tidak
dipanen pada umur tersebut akan jatuh dengan sendirinya, sedangkan jika panen dilakukan lebih
awal buah akan sukar dilepas dari tangkainya.

Pemetikan buah kelapa tidak dilakukan setiapa hari, sebab akan labih banyak memerlukan
pengawasan dan penghamburan baiya. Oleh karena itu, untuk menghemat biaya dan waktu
dilakukan suatu pergiliran pemetikan, umumnya berkisar 1-2 bulan. Di daerah dengan jumlah
tenaga kerja banyak dan ongkos yang murah dapat melakukan pemanenan 1 bulan sekali.
Sedangkan daerah dengan tenaga kerja sedikit dan upah yang tinggi dapat melakukan panen 2
bulan sekali. Jika rotasi pemanenan dilakukan lebih dari 2 bulan, kemungkinan besar sudah
banyak buah kelapa yang jatuh ke tanah dan pembersihan tajuk akan terlambat. Sebaliknya jika
rotasi pemetikan dilakukan kurang dari satu bulan, efisiensi tenaga kerja berkurang karena buah
kelapa yang benar-benar masak baru sedikit.
Frekuensi panen dapat dilakukan sebulan sekali dengan menunggu jatuhnya buah kelapa yang
telah masak, tetapi umumnya panenan dilakukan terhadap 2 bahkan 3 tandan sekaligus. Hal ini
tidak begitu berpengaruh terhadap mutu buah karena menurut Padua Resurrection dan Banson
(1979) kadar asam lemak pada minyak kelapa yang berasal dari tandan berumur tiga bulan lebih
muda sama dengan buah dari tandan yang dipanen sehingga biaya panen dapat dihemat.
Waktu panen dapat dilakukan pagi hari sampai sore hari asal keadaan lingkuangan mendukung
misalnya cuaca tidak hujan.

Teknik Pemanenan

Cara panen buah kelapa di berbagai daerah dan berbagai negara berbeda-beda sesuai dengan
adat, kebiasaan dan kondisi masing-masing tempat, misalnya :

Buah kelapa dibiarkan jatuh: kekurangan, yaitu buah yang jatuh sudah lewat masak, sehingga
tidak sesuai untuk bahan baku kopra atau bahan baku kelapa parutan kelapa kering (desiccated
coconut).
Cara dipanjat: dilakukan pada musim kemarau saja. Alat yang digunakan adalah sabit atau
parang.
Keuntungan yaitu :

(1) Dengan memanjat pohon kelapa, dapat dipilih buah kelapa yang siap panen (criteria panen)
sekaligus dilakukan pembersihan mahkota daun.;

(2) dapat memilih buah kelapa siap panen dengan kemampuan rata-rata 25 pohon per-orang.
Kelemahan adalah merusak pohon, karena harus membuat tataran untuk berpijak.Namun,
pemotongan dilakukan untuk membangun langkah-langkah dalam bagasi di negara-negara
tertentu untuk memudahkan memanjat pohon membuat kurang cocok untuk tujuan kayu dan
patah tulang berfungsi sebagai pintu masuk untuk hama.

Cara panen dengan galah: menggunakan bambu yang disambung dan ujungnya dipasang pisau
tajam berbentuk pengait. Kemampuan pemetikan rata-rata 100 pohon/orang/hari.
Pemanenan menggunakan tiang bambu umumnya lebih cepat, lebih efisien, kurang
membosankan, dan kurang berbahaya bila dibandingkan dengan memanjat. Dengan tiang
bambu,
Selain tenaga manusia, pemetikan dapat menggunakan bantuan binatang (kera/beruk).Di
beberapa daerah di Pulau Sumatera, sering kali pemetikan dilakukan oleh kera (beruk).
Kecepatan pemetikan oleh beruk 400 butir sehari dengan masa istirahat 1 jam, tetapi beruk tidak
dapat membersihkan mahkota daun dan selektivitasnya kurang. Metode ini adalah hanya
dipraktekkan di Thailand, Malaysia dan Indonesia. Pemanenan kelapa dengan menggunakan
monyet terlatih dianggap efisien dan efektif biaya terutama di daerah di mana tenaga kerja
menjadi langka. Metode pemanenan dengan galah bambu. Pemanenan buah kelapa dengan
dipanjat.

Anda mungkin juga menyukai