Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

HAMA PALAWIJA
Dosen : Salman Alfarizi,SP.,M.Agr

Disusun Oleh : Kelompok 4

Chikita Adella Wardoyo 18.821.0015


Dian Pranata 18.821.0007
Ermancah Saragih 18.821.0113
Jeyca paradinta 18.821.0081
Mulyono 18.821.0119
Nadia Aizawa 18.821.0115
Pesta Cristiani Nababan 18.821.0127
Riki Susilo 18.821.0059
Yoga Ananda Tarigan 18.821.0061

FAKULTAS PERTANIAN
PRODI AGROTEKNOLOGI
UNIVERSITAS MEDAN AREA
2018
DAFTAR ISI

Daftar isi
Kata Pengantar ........................................................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................... 4


1.1 Latar Belakang ............................................................................................................ 4

1.2 Rumusan masalah ...................................................................................................... 5

1.3 Tujuan .......................................................................................................................... 5


BAB II LANDASAN TEORI ................................................................................................... 6

BAB III PEMBAHASAN .......................................................................................................... 7


3.1 Hama pada palawija ................................................................................................. 7

a. Kepik Hijau (nezara viridula) ................................................................................... 7


b. Wereng Coklat (nilaparvata lugens) ....................................................................... 7

c. Belalang Hijau (oxya chinensis) ............................................................................... 8


d. Kutu Daun (aphids cracivora koch)......................................................................... 8

e. Kutu Daun (thrips parvispinus) ............................................................................... 9


f. Kumbang Tanduk (orycthes rhinoceros) ................................................................ 9
3.2 Mengendalikan Hama Palawija ............................................................................. 9

a. Kepik Hijau (nezara viridula) ................................................................................... 9


b. Wereng Coklat (nilaparvata lugens) ..................................................................... 10

c. Belalang Hijau (oxya chinensis) ............................................................................. 10

d. Kutu Daun (aphids cracivora koch)....................................................................... 11


e. Kutu Daun (thrips parvispinus) ............................................................................. 11

f. Kumbang Tanduk (orycthes rhinoceros) .............................................................. 11

3.2 Dampak jika populasi hama meningkat ............................................................ 12


DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................... 13
Kata Pengantar

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah Subhanahu Wa ta'ala yang telah memberikan

nikmat kesehatan dan keselamatan sehingga kami dapat menyelesaikan

makalah tepat waktu. Dengan judul "HAMA PALAWIJA" yang bertujuan

untuk mengetahui berbagai macam hama yang menyerang tanaman palawija

dan cara mengendalikannya.

Dengan selesai nya makalah ini,kami harap dapat membatu para

pembaca untuk lebih mengenal hama apa saja yang berada pada tanaman

palawija dan cara mengendalikannya. Kami sangat berterima kasih kepada

Bapak "Salman Alfarizi,SP.,M.Agr" selaku Dosen pengajar mata kuliah

Agroekologi,yang telah memberikan kami kesempatan untuk menyelesaikan

makalah ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan

masih terdapat banyak kesalahan serta kekurangan didalam nya,jika ada kata

serta tulisan kami yang menurut pembaca kurang sopan. Kami mohon

maaf,karena kami masih dalam proses pembelajaran.

Sekian dan terimakasih kami ucapkan

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.


BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Palawija secara bahasa berarti tanaman kedua. Berdasarkan makna dari

bahasa sanskerta,palawija bermakna hasil kedua,dan merupakan tanaman hasil

panen kedua di samping padi. Istilah palawija berkembang di antara para

petani dipulau jawa untuk menyebut jenis tanaman pertanian selain padi.

Jenis tanaman palawija

 Jagung  Kacang tunggak

 Kacang hijau  Kacang panjang

 Singkong  Wortel

 Kentang  Timun

 Sorghum  Gembil

 Talas  Oyong

Beberapa buku juga menyebutkan buah yang tumbuh menempel diatas tanah

juga disebut palawija seperti labu,blewah,dan semangka. Meski dalam defenisi

pertanian modern disebut dengan hortikultura.

Dalam sistem yang menekankan pertanian berkelanjutan,palawija

merupakan salah satu kompoen untuk melakukan rotasi tanaman. Palawija

mampu menghemat air dimusim kering sehingga tidak memberikan beban

bagi irigasi,terutama ketika irigasi tidak mampu memberikan cukup air bagi

padi sawah.
Adapun pada tanaman palawija terdapat berbagai macam hama yang

sangat merugikan baik itu kepada petani maupun kepada tanaman budidaya

itu sendiri,karena dapat merusak tanaman dan menurunkan hasil panen

tanaman budiaya.

1.2 Rumusan masalah

1. Hama apa saja yang ada pada tanaman palawija?

2. Bagaimana cara mengendalikan hama pada tanaman palawija?

3. Dampak apa yang terjadi jika populasi hama meningkat?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui hama apa saja yang ada pada tanaman palawija?

2. Untuk mengetahui cara mengendalikan hama pada tanaman palawija?

3. Untuk mengetahui dampak jika populsi hama meningkat?


BAB II LANDASAN TEORI

Hama dan penyatki pada tanaman merupakan salah satu kendala

yang sangat menggangu dalam usaha pertanian. Serangannya pada

tanaman dapat datang secara mendadak dan dapat bersifat eksplosif

(meluas) sehingga dalam waktu yang relatif singkat seringkali dapat

mematikan seluruh tanaman dan dapat menimbulkan gagal panen

(puso).

Akibat serangan hama,produktifitas tanaman menjadi

menurun,baik kualitas maupun kuantitasnya. Oleh karena itu

kehadiranya perlu dikendalikan apabila populasinya dilahan telah

melebihi batas ambang ekonomi (AE). Dan tidak sedikit para petani

masih bergantung pada pestisida kimia untuk mengendalikan hama dan

penyakit,selain harganya mahal,pestisida kimia juga banyak memiliki

dampak buruk bagi lingkungan dan kesehatan manusia.

Dampak negatif dari penggunaan pestisida kimia adalah :

 Hama menjadi kebal (resisten)

 Peledakakan hama baru (resurjensi)

 Penumpukan residu bahan kimia di dalam hasil panen

 terbunuhnya musuh alami

 Pencemaran lingkungan oleh residu bahan kimia

 Kecelakaan bagi penguna


BAB III PEMBAHASAN

3.1 Hama pada palawija

a. Kepik Hijau (nezara viridula)


Hama kepik hijau ini pada stadia amigo berwarna hijau polos,kepala

berwarna hijau serta pronotumnya berwarna jingga dan kuning

keemasan dengan tiga bintik berwarna hijau dan kuning polos. kepik

hijau bertelur dan diletakan berkelompok ( 10-90 butir/kelompok ) pada

permukaan bawah daun.

Gejala serangan,hama kepik hijau menyerang polong dan biji

menjadi mengempis,polong gugur,biji menjadi busuk hingga berwarna

hitam,kulit biji menjadi keriput dan adanya bercak coklat pada kulit biji.

b. Wereng Coklat (nilaparvata lugens)

Wereng coklat termasuk ordo,famili De perkembangan hidupnya

telurnimfa-imago. Serangga perusaknya nimfa dan imago,nifma

mengalami 5 kali ganti kulit (5 insar) stadia nimfa berlangsung kira-kira

30hari. Imago betina bertelur hingga 600 telur,dan diletakkan berjajar 5-

30 telur/kelompok.

Gejala pada tanaman padi berubah warna menjadi

kekuningan,lalu mengering dan kelihatan seperti terbakar (hopper burn)

tanaman yang tidak mengering dapat mengalami hambatan


pertumbuhan,yaitu kerdil rumput. Kerdil rumput ini disebabkan oleh

virus/mikoplasma yang ditularkan oleh wereng tesebut.

c. Belalang Hijau (oxya chinensis)

Memiliki dua pasang sayap,yaitu sayap depan dan sayap belakang.

Sayap depan tebal dan permukaan luarnya halus yang mengandung zat

tanduk sehingga disebut elytra, sedangkan sayap belakangnya tipis

seperti selaput. Apabila istirahat,elytra seolah-olah terbagi dua (terbelah

tepat ditengah-tengah bagian dorsal).

Hama ini biasanya memakan organ tumbuhan seperti

daun,batang,dan lainnya. Organ tersebut akan kehilangan separuh dari

strukturnya,terutama struktur luar seperi epidermis,serat daun,dan

sebagainya. Namun tidak terlalu merusak organ dalam pada tanaman.

d. Kutu Daun (aphids cracivora koch)

Kutu hijau ini menjadi vektor (penyalur) virus sehingga tanaman dapat

terserang penyakit virus.

ciri-ciri : kutu ada yang bersayap dan ada yang tidak bersayap antara 2-

2,5mm,kepala dan dadanya coklat sampai hitam dan perutnya hijau

kekuningan. Ukuran antena sepanjang badannya.

Gejala bila tanaman budidaya terserang kutu daun,bentuknya

jelek,daunnya keriting,kerdil,melengkung kebawah,menyempit seperti

pita dan daun menjadi rapuh.


e. Kutu Daun (thrips parvispinus)

Panjang thrips antara 1-1,2 mm, berwarna hitam,begaris merah atau

tidak bercak merah. Nimfa (thrips muda) berwarna putih

kekuningan,tidak bersayap dan kadang-kadang berbercak merah.

Gejalanya: Jika thrips menghisap cairan pada permukaan

daun,daun yang telah diisap menjadi putih seperi perak,karena udara

masuk kedalamnya. bila terjadi serangan hebat daun akan mengering

dan mati. Apalagi tanaman muda yang terserang akan cepat layu

kemudian mati.

f. Kumbang Tanduk (orycthes rhinoceros)

Merupakan hama yang mengakibatkan terhahambatnya pertumbuhan

atau rusaknya titik tumbuh pada tanaman budidaya. Kumbang ini

berukuran 40-50 mm,pada bagian kepalaterdapat tanduk kecil dan pada

betina terdapat bulu-bulu halus.

Gejala: Serangan hama ini dapat menurunkan produksi buah

contohnya pada kelapa sawit,hama ini menyerang tanaman kelapa sawit

yang masih muda maupun yang sudah cukup dewasa.

3.2 Mengendalikan Hama Palawija

Cara mengengendaliakan hama palawija menurut jenis dari


hama tersbut :

a. Kepik Hijau (nezara viridula)


 Tanam serempak pada areal sehamparan.

 Pergiliran tanaman dengan tanaman lain yang bukan inang hama ini.

 Tanam tanaman perangkap Sesbania rostrata.


b. Wereng Coklat (nilaparvata lugens)

 Pengaturan pola tanam, yaitu dengan melakukan penanaman secara

serentak maupun dengan pergiliran tanaman. Pergiliran tanaman

dilakukan untuk memutus siklus hidup wereng dengan cara

menanam tanaman palawija atau tanah dibiarkan selama 1 – 2 bulan.

 Pengandalian hayati, yaitu dengan menggunakan musuh alami

wereng, misalnya laba – laba predator Lycosa Pseudoannulata,

kepik Microvelia douglasidan Cyrtorhinuss

lividipenis, kumbang Paederuss fuscipes, Ophinea

nigrofasciata, dan Synarmonia octomaculata.

c. Belalang Hijau (oxya chinensis)

 Pola Tanam

Di daerah pengembangan tanaman pangan yang menjadi ancaman

hama belalang kembara perlu dipertimbangkan pola tanam dengan

tanaman alternatif yang tidak atau kurang disukai belalang dengan

sistem tumpang sari atau diversifikasi.

 Mekanis

Melakukan gerakan masal sesuai stadia populasi:Stadia telur. Untuk

mengetahui lokasi telur maka dilakukan pemantauan lokasi dan

waktu hinggap kelompok belalang dewasa secara intensif.


d. Kutu Daun (aphids cracivora koch)

 Penanaman tanaman yang resisten.

 Penggunaan musuh alami seperti Coleoptera, Harmonia arcuata, dan

dari ordo Diptera.

e. Kutu Daun (thrips parvispinus)

 Dengan pergiliran tanaman adalah langkah awal memutus

perkembangan Thrips.

 Memasang perangkap kertas kuning IATP (Insect Adhesive Trap

Paper), dengan cara digulung dan digantung setinggi 15 Cm dari

pucuk tanaman.

f. Kumbang Tanduk (orycthes rhinoceros)

 Pengendalian yang dapat disarankan ialah menggunakan

Feromon seks sintetis (Feromonas = Produk Puslit Kelapa Sawit,

Medan) yang dipasang pada perangkap berupa ember plastik,

terutama pada kebun-kebun yang berbatasan dengan kelapa

sawit.

 Pengendalian secara manual dapat dilakukan pemusnahan

larva/uret, pada bekas tumpukan serasah benih tebu atau

bongkaran batang sawit mati yang kaya bahan organik (breeding

site).

 Adapun pengendalian secara biologis dapat menggunakan

jamur Metarhizium anisopliae S. yang diaplikasikan pada tempat-

tempat perkembangbiakan larva (breeding site).


3.2 Dampak jika populasi hama meningkat

Dampaknya sangat banyak,baik itu untuk petani,masyarakat

maupun untuk tanaman budidaya itu sendiri.

o Dampaknya bagi petani,dapat menimbulkan kerugian materi

yang sangat besar jika lahan yang diserang hama itu luas.

o Dampak bagi masyarakat,dapat menimbulkan sumber

penyakit,dan mengangu aktifitas keseharian.

o Dampak bagi tanaman itu sendiri,berakibat kematian bila

tanaman yang terkena serangan hama/yang belum terkena

serangan tidak segera diberi perlakuan pengobatan serta

pengendalian.

Ledakan hama atau biasa dikenal dengan "outbreak" memang

sangat merugikan pihak petani bahkan dapat menyebabkan gagal

panen suatu komoditas tertentu. Saat adanya outbreak dapat

dipastikan hama yang menyerang jumlahnya mungkin bisa dua atau

tiga kali lipat.

Hal ini karena penggunaan pestisida yang sangat berlebihan

sehingga mengakibatkan peningkatan populasi hama. Semakin sering

disemprot, populasi hama justru akan semakin meningkat karena hama

akan menjadi resisten terhadap pestisida. Semakin sering disemprot

pestisida menyebabkan populasi musuh alami semakin menurun

bahkan hilang. Hilangnya musuh alami, tentu akan menyebabkan

ketidakseimbangan ekosistem.
DAFTAR PUSTAKA

Adie, MM., K. Igita, Tridjaka dan Suharsono. 1996. Penampilan


ketahanan galur kedelai tahan hama pengisap polong terhadap
nezara viridula. Majalah Ilmiah Pembangunan. UPN Veteran Jawa
Timur.

Harahap IS. 1994. Seri PHT Hama Palawija. Penebar Swadaya, Jakarta

Habazar. T, dan Yaherwandi. 2006. Pengendalian Hayati Hama dan


Penyakit Tumbuhan. Andalas University Press:203-204.

Koswanudin D. 2011. Pengaruh Ekstrak Daun Agalia Odorata Terhadap


Perkembangan Hama Pengisap Polong Kedelai Nezara Viridula Dan
Riptortus Linearis. Balai Penelitian dan Pengembangan
Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik Pertanian

Marwoto, Suharsono dan Supriyatin, 1999. Hama Kedelai dan


Komponen Pengendalian Hama Terpadu. Monograf Balitkab.

Najiyati, S. dan Danarti, 1999. Palawija Budidaya dan Analisa Usaha Tani.
Penebar Swadaya, Jakarta

Pracaya. 1999. Hama dan Penyakit Tanaman. Penebar Swadaya, Jakarta.

Rukmana R dan U Sugandi. 1997. Hama Tanaman dan Teknik


Pengendalian. Penerbit Kanisius, Yogyakarta.

Suharto, 2007. Pengenalan dan Pengendalian Hama Tanaman Pangan.


Penerbit Andi, Yogyakarta.

Sunarno, 2012. Pengendalian Hayati (Biologi Control) Sebagai Salah Satu


Komponen Pengendalian Hama Terpadu (PHT)

Anda mungkin juga menyukai