Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

BUDIDAYA TANAMAN TEBU

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 6
RAHMAD HIDAYAT
ADNAN FAUZY
MERLIN KARLINA S
NURUL HAFSA MUCHTAR
FITTA ERE

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS COKROAMINOTO PALOPO
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami penjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang atas
rahmat-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang
berjudul “BUDIDAYA TANAMAN TEBU”. Penulisan makalah ini merupakan
salah satu tugas yang diberikan dalam mata kuliah Budidaya Tanaman
Perkebunan.
Dalam Penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan
baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang
kami miliki. Untuk itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan
demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Berbagai bantuan baik moril maupun materil telah penulis terima dari
berbagai pihak dalam penulisan makalah ini, maka dalam kesempatan ini
penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya atas segala
dukungan, bimbingan dan bantuan yang sangat berarti selama penulisan
makalah ini hingga dapat diselesaikan.
Palopo, 18 Maret
2020

Penulis

DAFTAR ISI

Halaman Sampul............................................................................................
Kata Pengantar...............................................................................................
Daftar Isi..........................................................................................................
Bab I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang....................................................................................
1.2 Rumusan Masalah...............................................................................
1.3 Tujuan Penulisan................................................................................
Bab II Pembahasan
2.1 Syarat Tumbuh...................................................................................
2.2 Persiapan Lahan dan Pengolahan Tanah............................................
2.3 Persemaian..........................................................................................
2.4 Penanaman..........................................................................................
2.5 Pemeliharaan......................................................................................
2.6 Hama dan Penyakit.............................................................................
2.7 Panen dan Pasca Panen.......................................................................
Bab III Penutup
3.1 Kesimpulan.........................................................................................
3.2 Saran...................................................................................................
Daftar Pustaka................................................................................................

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tebu termasuk keluarga Graminae dan merupakan tanaman asli
tropika basah yang masih dapat tumbuh baik dan berkembang didaerah
subtropika, pada berbagai jenis tanah dari daratan rendah hingga ketinggian
1.400 m diatas permukaan laut (dpl). Tanaman tebuh telah dikenal sejak
berabad-abad yang lalu oleh bangsa persia, Cina, India dan kemudian
menyusul bangsa Eropa yang memanfaatkan sebagai bahan pangan bernilai
tinggi yang dianggap sebagai amas putih, yang secara berangsur mulai
bergeser kedudukan bahan pemanis alami seperti madu. Sekitar tahun 400-
an tanaman tebu ditemukan tumbuh di beberapa tempat di P. Jawa, P.
Sumatera, namun baru pada abad XV tanaman tersebut diusahakan secara
komersial oleh sebagian imigran Cina.
Diawali kedatangan bangsa Belanda di Indonesia tahun 1596 yang
kemudian mendirikan perusahaan dagang Vereeniging Oost Indische
Compagnie (VOC) pada bulan Maret 1602, mulailah terbentuknya industri
pergulaan di Indonesia, yang kemudian dipacu dengan semakin
meningkatnya permintaan gula dari Eropa pada saat itu. Sejarah Industri
gula di Indonesia, khususnya di Jawa penuh dengan pasang surut.
Pada dekade 1930-an industri gula di Indonesia mencapai puncaknya
dengan produksi gula sebesar 3 juta ton dengan areal pertanaman seluas
200.000 ha yang terkonsentrasi di Jawa. Pada masa itu terdapat kurang lebih
179 pabrik gula yang mampu memproduksi 14,8 ton gula/ha. Batang tebu
dapat mengandung air gula yang berkadar sampai 20%.
Tebu mempunyai beberapa manfaat antara lain untuk meredakan
jantung berdebar, panas/demam, dan batuk. Bagian yang digunakan untuk
pengobatan adalah sarinya yang kemudian diminum.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa saja syarat tumbuh tanaman tebu?
2. Bagaimana persiapan lahan dan pengolahan tanah dalam budidaya
tanaman tebu?
3. Bagaimana proses persemaian tanaman tebu?
4. Bagaimana proses penanaman tanaman tebu?
5. Bagaimana pemeliharaan tanaman tebu?
6. Apa saja hama dan penyakit tanaman tebu?
7. Bagaimana proses panen dan pasca panen tanaman tebu?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui syarat tumbuh tanaman tebu.
2. Memahami bagaimana persiapan lahan dan pengolahan tanah dalam
budidaya tanaman tebu.
3. Mengetahui proses persemaian tanaman tebu.
4. Mengetahui proses penanaman tanaman tebu.
5. Memahami bagaimana pemeliharan tanaman tebu.
6. Mengetahui apa saja hama dan penyakit tanaman tebu.
7. Memahami bagaimana proses panen dan pasca panen tanaman tebu.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Syarat Tumbuh


Tanaman tebu merupakan tanaman hari pendek yang dapat tumbuh
pada ketinggian 0-1400 mdpl diantara 350 LS – 390 LU dengan jumlah
curah hujan 1500-3000 mm/th.
Tumbuh didaerah dataran rendah yang kering. Iklim panas yang lembab
dengan suhu antara 250-28 derajat celcius. Tanah tidak terlalu masam, PH
diatas 6,4.
Ketinggian kurang dari 500mdpl. Agar tanaman tebu mengandung
kandungan gula yang tinggi, harus diperhatikan musim tanamnya. Pada
waktu masih muda tanaman tebu memerlukan banyak air dan ketika mulai
tua memerlukan musim kemarau yang panjang. Daerah penghasil tebu
terutama di Jawa, Sumatera Selatan, Sumatera Barat, Lampung dan Nusa
Tenggara.
 Faktor Tanah
Tanah yang terbaik adalah tanah subur dan cukup air tetapi
tidak tergenang. Jika ditanam di tanah sawah dengan irigasi pengairan
mudah diatur tetapi jika ditanam diladang/tanah kering yang tadah hujan
penanaman harus dilakukan dimusim hujan. Ketinggian tempat terbaik untuk
pertumbuhan tebu adalah 5-500 mdpl.
Tanah merupakan faktor fisik yang terpenting bagi
pertumbuhan tebu. Tanaman tebuh dapat tumbuh dalam berbagai jenis tanah,
namun tanah yang baik untuk pertumbuhan tebu adalah tanah yang dapat
menjamin kecukupan air yang optimal.
Tanah yang baik untuk tanaman tebu dengan solum dalam
(>60 cm), lempung, baik yang berpasir dan lempung liat. Derajat keasaman
(pH) tanah yang paling sesuai untuk pertumbuhan tebu berkisar antara 5,5 –
7,0. Tanah dengan pH dibawa 5,5 kurang baik bagi tanaman tebu karena
dengan keadaan lingkungan tersebut sistem perakaran tidak dapat menyerap
air maupun unsur hara dengan baik, sedangkan tanah dengan pH tinggi (di
atas 7,0) sering mengalami kekurangan unsur P karena mengendap sebagai
kapur fosfat, dan tanaman tebu akan mengalami “cholorosis” daunnya
karena unsur Fe yang diperlukan untuk pembentukan daun tidak cukup
tersedia. Tanaman tebu sangat tidak menghendaki tanah dengan kandungan
CL tinggi.
 Faktor Iklim
Curah hujan tanaman tebu banyak membutuhkan air selama
masa pertumbuhan vegetatifnya, namun menghendaki keadaan kering
menjelang berakhirnya masa pertumbuhan vegetatif agar proses pemasakan
(pembentukan gula) dapat berlangsung dengan baik. Berdasarkan kebutuhan
air pada setiap fase pertumbuhannya, maka secara ideal curah hujan yang
diperlukan adalah 200 mm per bulan selama 5 – 6 bulan berurutan, 2 bulan
transisi dengan curah hujan 125 mm per bulan, dan 4 – 5 bulan berurutan
dengan curah hujan kurang dari 75 mm tiap bulannya. Daerah daratan
rendah dengan curah hujan tahunan 1.500 – 3.000 mm dengan penyebaran
hujan yang sesuai dengan pertumbuhan dan kemasakan tebu merupakan
daerah yang sesuai untuk pengembangan tanaman tebu.
 Sinar Matahari
Radiasi sinar matahari sangat diperlukan oleh tanaman tebu
untuk pertumbuhan dan terutama untuk proses fotosintesis yang
menghasilkan gula. Jumlah curah hujan dan penyebarannya disuatu daerah
akan menentukan besarnya intensitas radiasi sinar matahari. Cuaca berawan
pada siang maupun malam hari bisa menghambat pembentukan gula. Pada
siang hari, cuaca berawan menghambat proses fotosintesis, sedangkan pada
malam hari menyebabkan naiknya suhu yang bisa mengurangi akumulasi
gula karena meningkatnya proses pernafasan.
 Angin
Angin dengan kecepatan kurang dari 10 km/jam adalah baik
bagi pertumbuhan tebu karena dapat menurunkan suhu dan kadar CO2
disekitar tajuk tebu sehingga fotosintesis tetap berlangsung dengan baik.
Kecepatan angin yang lebih dari 10 km/jam disertai hujan lebat, bisa
menyebabkan robohnya tanaman tebu yang sudah tinggi.

 Suhu
Suhu sangat menentukan kecepatan pertumbuhan tanaman
tebu, sebab suhu terutama mempengaruhi pertumbuhan menebal dan
memanjang tanaman ini. Suhu siang hari yang hangat atau panas dan suhu
malam hari yang rendah diperlukan untuk proses penimbunan sukrosa pada
batang tebu. Suhu optiamal untuk pertumbuhan tebu berkisar 24 – 30 derajat
celcius, beda suhu musiman tidak lebih dari 6 derajat, dan beda suhu siang
dan malam hari tidak lebih dari 10 derajat.
 Kelembaban
Kelembaban udara tidak banyak berpengaruh pada
pertumbuhan tebu asalkan kadar air cukup tersedia didalam tanah,
optimumnya <80%.
2.2 Persiapan Lahan dan pengolahan Tanah
Pada umumnya budidaya tebu lahan sawah pelaksanaannya sebagian
besar secara manual. Untuk bididaya tebu lahan sawah diperlukan saluran
untuk mengatur muka air tanah. Membuka lahan diawali dengan membuat
saluran membujur dan saluran melintang. Luasan satu hektar dibagi menjadi
10 petak yang dibatasi oleh got malamg dan got membujur. Setelah itu
dibuat lubang tanaman (juringan) secara manual dengan ukuran panjang 10
m dan lebar pusat ke pusat (pkp) 1,10 m dengan kedalaman 40 cm. Sehingga
dalam satu hektar dapat diperoleh 1400 lubang tanaman. Budidaya tebu pada
lahan kering biasanya dilakukan secara mekanisasi dan pengairannya sangat
tergantung curah pada curah hujan.
Pengolahan lahan diawali dengan pembajakan I yang bertujuan
untuk membalik tanah dan memotong sisa-sisa vegetasi awal yang masih
tertinggal. Setelah 3 minggu dilakukan pembajakan tahap II dengan arah
tegak lurus hasil pembajakan I.
Setelah itu lahan dilakukan penggaruan yang bertujuan untuk
menghancurkan bongkahan-bongkahan tanah hasil pmbajakan dan
meratakan permukaan tanah. Sisa-sisa vegetasi awal yang muncul saat
pengolahan lahan diambil secara manual. Kemudian dibuat alur tanah untuk
memudahkan saat penanaman.
2.3 Persemaian
Bibit tebu yang digunakan bisa berupa bibit bagal (bibit mentahan)
atau bibit rayungan. Bibit bagal dapat diperoleh dari tanaman tebu yang
berumur 0-7 bulan yang dipotong yang kemudian dibengkokkan tanpa
mengklentekkan daun pembungkusnya agar mata-mata tunas tidak rusak.
Sedangkan untuk memperoleh bibit rayungan yaitu dengan memangkas
batang tanaman tebu yang sebelumnya daunnya diklentek.
Hal ini bertujuan agar pertumbuhan mata tunas tidak terhambat. Bibit
rayungan membutuhkan banyak air sehingga pertumbuhannya lebih cepat
jika dibandingkan dengan bibit bagal. Tetapi bibit rayungan mempunyai
kelemahan yaitu tunas akan mudah rusak dan daya simpannya tidak lama.
Selain bibit bagal dan rayungan ada pula bibit dederan/ceblok yaitu bibit
yang ditanam dahulu sebelum diceblok.
- Biasanya bibit ini digunakan untuk persediaan sulaman. Varientas
untuk lahan kering harus memiliki sifat-sifat tertentu, antara lain:
 Mempunyai daya tahan kekeringan
 Mudah berkecambah, cepat beranak dan bertunas banyak
 Mempunyai daya tahan kepras yang baik
 Rendemen tinggi. Mudah diklentek
 Tahan roboh varientas-varientas unggul untuk tebu lahan
kering atau tegalan berdasarkan hasil penelitian yang
dikeluarkan oleh P3GI (1990) diantaranya, adalah (PS 77-
1381, PS 77-1553, PS 78-561, PS 79-1497, PS 80-1070).
2.4 Penanaman
Penentuan pola tanam umunya tebu ditanam pada pola monokultur
pada bulan Juni sampai Agustus (ditanah berpengairan) atau pada akhir
musim hujan (ditanah tegalan/sawah tadah hujan). Terdapat dua cara
bertanam tebu yaitu dalam aluran dan pada lubang tanam.
Pada cara pertama bibit diletakkan sepanjang aluran, ditutup tanah
setebal 2-3 cm dan disiram. Cara ini banyak dilakukan dikebun Reynoso.
Cara kedua bibit diletakkan melintang sepanjang solokan penanaman dengan
jarak 30-40 cm. Pada kedua cara diatas tebu diletakkan dengan cara
direbahkan. Bibit yang diperlukan dalam 1 ha adalah 20.000 bibit. Cara
penanaman sebelum tanam, tanah disiram agar bibit bisa melekat ke tanah.
a. Bibit stek (potongan tebu) ditanam berimpitan secara
memajang agar jumlah anakan yang dihasilkan banyak.
Dibutuhkan 70.000 bibit stek/ha.
b. Untuk bibit bagal/generasi, tanah digaris dengan kedalaman
5-10 cm, bibit dimasukkan ke dalamnya dengan mata
menghadap ke samping lalu bibit ditimbun dengan tanah.
Untuk bibit rayungan bermata satu, bibit dipendam dan
tunasnya dihadapkan ke samping dengan kemiringan 45
derajat, sedangkan untuk rayungan bermata dua bibit
dipendam dan tunasnya dihadapkan ke samping dangan
kedalaman 1 cm. Satu hari setelah tanam lakukan penyiraman
ini tidak boleh terlambat tetapi juga tidak boleh terlalu
banyak.
2.5 Pemeliharaan Tanaman
1. Penjarangan dan Penyulaman
Sulaman pertama untuk tanaman yang berasal dari bibit rayungan
bermata satu dilakukan 5-7 hari setelah tanam. Bibit rayungan sulaman
disiapkan didekat tanaman yang diragukan pertumbuhannya. Setelah itu
tanaman disiram. Penyulaman kedua dilakukan 3-4 minggu setelah
penyulaman pertama.
Sulaman untuk tanaman yang berasal dari bibit rayungan bermata
dua dilakukan tiga minggu setelah tanam (tanaman berdaun 3-4 helai).
Sulaman diambil dari persemaian bibit dengan cara membongkar
tanaman beserta akar dan tanah padat disekitarnya. Bibit yang mati
dicabut, lubang diisi tanah gembur kering yang diambil dari guludan,
tanah disirami dan bibit ditanam dan akhirnya ditimbun tanah. Tanah
disiram lagi dan dipadatkan.
Sulaman untuk tanaman yang berasal dari bibit pucuk . penyulaman
pertama dilakukan pada minggu ke 3. Penyulaman ke dua dilakukan
bersamaan dengan pemupukan dan penyiraman kedua yaitu 1,5 bulan
setelah tanam.
Penyulaman ekstra dilakukan jika perlu beberapa hari sebelum
pembumbunan ke 6. Adanya penyulaman ekstra menunjukkan cara
penanaman yang kurang baik.
Penyulaman bongkahan. Hanya boleh dilakukan jika ada bencana
alam atau serangan penyakit yang menyebabkan 50% tanaman mati.
Tanaman sehat yang sudah besar dibongkar dengan hati-hati dan
dipakai menyulam tanaman mati. Kurangi daun-daun tanaman sulaman
agar pnguapan tidak terlalu banyak dan beri pupuk 100-200 kg/ha.
2. Penyiangan
Penyiangan gulma dilakukan bersamaan dengan saat pembubunan
tanah dan dilakukan beberapa kali tergantung dari pertumbuhan gulma.
Pemberantasan gulma dengan herbisida dikebun dilaksanakan pada
bulan Agustus sampai november dengan campuran 2-4 kg gesapas 80
dan 3-4 kg Hedanol power.
3. Pembubunan
Sebelum pembubunan tanah harus disirami sampai jenuh agar
struktur tanah tidak rusak.
 Pembumbunan pertaman dilakukan pada waktu umur 3-4
minggu. Tebal bumbunan tidak boleh lebih dari 5-8 cm
secara merata. Ruas bibit harus tertimbun tanah agar tidak
cepat mengering.
 Pembumbunan ke dua dilakukan pada waktu umur 2 bulan.
 Pembumbunan ke tiga dilakukan pada waktu umur 3 bulan.
4. Perempalan
Daun-daun kering harus dilepaskan sehingga ruas-ruas tebuh bersih
dari daun tebu kering dan menghindari kebakaran. Bersamaan dengan
pelepasan daun kering, anakan tebu yang tidak tumbuh baik dibuang.
Perempalan pertama dilakukan pada saat 4 bulan setelah tanam dan
yang kedua ketika tebu berumur 6-7 bulan.
5. Pemupukan
Pemupukan dilakukan dua kali yaitu (1) saat tanam atau sampai 7
hari setelah tanam dengan dosin 7 gram ures, 8 gram TSP, dan 35 gram
KCI per tanaman (120 kg urea, 160 kg TSP dan 300 kg KCI/ha). Dan
(2) pada 30 hari setelah pemupukan ke satu dengan 10 gram ureaa per
tanaman atau 200 kg urea per hektar. Pupuk diletakkan dilubang pupuk
(dibuat dengan tugal) sajauh 7-10 cm dari bibit dan ditimbun tanah.
Setelah pemupukan semua petak segerah disiram supaya pupuk tidak
keluar dari daerah perakaran tebu. Pemupukan dan penyiraman harus
selesai dalam satu hari. Agar renbeman tebu tiggi, gunakan zat pengatur
tumbuh seperti Cytozyme (1 liter/ha) yang diberikan dua kali pada 45
dan 75 hst.
6. Pengairan dan Penyiraman
Pengairan dilakukan dengan berbagai cara:
 Air dari bendungan dialirkan melalui saluran penanaman.
 Penyiraman lubang tanaman ketika tebu masih muda. Waktu
tanaman berumur 3 bulan, dilakukan pengairan lagi melalui
saluran-saluran kebun.
 Air siraman diambil dari saluran pangairan dan disirami ke
tanaman.
 Membendung got-got sehingga air mengalir ke lubang
tanaman.
Pengairan dilakukan pada saat:
a) Waktu tanam
b) Tanaman berada pada fase pertumbuhan vegetatif
c) Pematangan

2.6 Hama dan Penyakit Tanaman Tebu


Hama penyakit tanaman tebu dan penanganannya adalah sebagai berikut:
1. Hama Pengerek Pucuk dan Batang
Biasanya menyerang mulai umur 3-5 bulan. Kendalikan dengan
musuh alami Tricogramma sp dan lalat Jatiroto, semprot
PENTOSA/Natural BVR.
2. Hama Tikus
Kendalikan dengan gropyokan, musuh alami yaitu: ular, anjing atau
burung hantu.
3. Penyakit Fusarium Pokkahbung
Penyakit jamur Gibbrella moniliformis. Tandanya daun klorosis,
pelepah daun tidak sempurna dan pertumbuhan terhambat, ruas-ruas
bengkok dan sedikit gepeng serta terjadi pembusukan dari daun ke
batang. Penyemprotan dengan 2 sendok makan Natural GLIO + 2
sendok makan gula pasir dalam tangki semprot 14 atau 17 liter pada
daun-daun muda setiap minggu, pengembusan tepung kapur
tembaga (1:4:5)
4. Penyakit Dongkelan
Penyebab jamur Marasnius sacchari, yang bisa mempengaruhi berat
dan rendemen tebu. Gejala, tanaman tua sedikit tiba-tiba, dan
mengering dari luar ke dalam. Pengendalian dengan cara
penjemuran dan pengeringan tanah, harus dijaga, sebarkan Natural
GLIO sejak awal.
5. Penyakit Nanas
Disebabkan jamur Caratocytis paradoxa. Menyerang bibit yang
telah dipotong. Pada tampak (potongan) pangkas, terdapat warna
merah yang bercampur dengan warna hitam dan menyebarkan bau
seperti nanas. Bibit tebu direndam dengan POC NASA dan Natural
GLIO.
6. Penyakit Blendok
Disebebkan oleh Bakteri Xanthomonas albilincans mula-mula
muncul pada umur 1,5-2 bulan setelah tanam. Daun-daun klorotis
akan mengering, biasanya pada pucuk daun dan umumnya daun-
daun akan melipat sepanjang garis-garis tadi. Jika daun terserang
hebat seluruh daun bergaris-garis hijau dan putih. Rendam bibit
dengan air panas dan POC NASA selama 50 menit kemudian
dijemur sinar matahari. Gunakan Natural GLIO sejak awal sebelum
tanam untuk melokalisir serangan.
7. Virus Mozaik
Penyebab: virus. Pengendalian: menjauhkan tanaman inang, bibit
yang sakit dicabut dan dibakar.
2.7 Panen dan Pasca Panen
1. Panen
 Ciri dan Umur Panen
Umur panen tergantung dari jenis tebu. Varientas genjah masak
optimal pada 14 bulan. Panen dilakukan pada bulan Agustus pada
saat rendeman (presentase gula tebu) maksimal dicapai.
 Cara Panen
1) Mencangkul tanah disekitar rumpun tebu sedalam 20 cm.
2) Pangkal tebu dipotong dengan arit jika tanaman akan
ditumbuhkan kembali. Batang dipotong dengan menyisakan 3
buku dari permukaan pangkal batang.
3) Mencabut batang tebu sampai ke akarnya jika kebun akan
dibongkar. Potong akar batang dan 3 buku dari permukaan
pangkal batang.
4) Pucuk dibuang.
5) Batang tebu diikat menjadi satu (30-50 batang/ikatan) untuk
dibawa ke pabrik untuk segera digiling.
6) Panen dilakukan satu kali diakhir musim tanam.
2. Pasca Panen
 Pegumpulan
Hasil tanam dari lahan panen dikumpulkan dengan cara diikat untuk
dibawa ke pengolahan.
 Penyortiran dan Penggolongan
Syarat batang tebu siap giling supaya rendeman baik:
1) Tidak mengandung pucuk tebu
2) Bersih dari daduk-daduk (pelepah daun yang mengering)
3) Berumur maksimum 36 jam setelah tebang
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Tebu merupakan tanaman asli tropika basah yang masih dapat tumbuh
baik dan berkembang didaerah subtropika, pada berbagai jenis tanah dari
daratan rendah hingga ketinggian 1.400 m diatas permukaan laut. Adapun
syarat atau faktor yang mempengaruhi tanaman tebu yaitu: faktor tanah,
faktor iklim, sinar matahari, angin, suhu, dan kelembaban. Sebelum
melakukan penanaman sebaiknya dilakukan persiapan lahan dan
pengolahan tanah terlebih dahulu. Bibit tebu desemaikan terlebih dahulu
dan kemudian ditanam. Seperti hal nya tenaman lain, tanaman tebu juga
memerlukan pemeliharaan. Ketika tebu berumur 14 bulan, tebu sudah bisa
dipanen.
3.2 Saran
Dalam penyelesaian makalah ini kami menyadari bahwa makalah ini
masih jauh dari kesempurnaan maka kami mengharapkan kritik dan saran
dari pembaca guna perbaikan untuk kali yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA

http://innyaya.blogspot.com/2010/03/syarat-pertumbuhan-
tebu.html,2009.Daerah Tumbuh Tebu, (online),
(http://ciciarendy.multiply.com/journal/item/6/Tebu, diakses tanggal 8 Februari
2009).
http://khofifah-sikhya.blogspot.com/2012/09/makalah-tanaman-industri-
semusim-tebu.html
http://filesentani.blogspot.com/2013/06/budidaya-tanaman-tebu.html
http://alimuhtarom19.blogspot.com/2014/11/makalah-budidaya-tanaman-
tebu.html

Anda mungkin juga menyukai