Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

“BUDIDAYA TANAMAN
KAKAO”

DISUSUN
OLEH :

KELOMPOK II
JUMARNI
HASMAH
HENRIAWAN
HASNAH
ROHIT

SMK NEGERI 8 BONE


TAHUN PELAJARAN 2017/2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan
nikmat, rahmat beserta karunianya. Sehingga makalah ini yang sangat sederhana
dapat di selesaikan.
Dengan demikian penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu dalam penyusunan tugas ini.
Penyusun menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna, baik isi maupun
tehnik cara pembuatannya, oleh karena itu penyusun sangat mengharapkan kritik dan
saran dari semua pihak yang bersifat membangun untuk perbaikan makalah dimasa
yang akan datang.
Semoga makalah ini bermanfaat khususnya bagi penyusun dan umumnya semua
orang dan Penyusun mengucapkan banyak terima kasih.

Welado, 29 Januari 2018


Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................ ii
DAFTAR ISI....................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................. 1
A. Latar belakang............................................................................... 1
B. Rumusan Masalah......................................................................... 1
C. Tujuan............................................................................................ 1

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................ 2


A. Syarat Tumbuh ............................................................................. 2
B. Teknik Budidaya........................................................................... 4

BAB III KESIMPULAN ................................................................................. 10


A. Kesimpulan ................................................................................... 10
B. Saran ............................................................................................. 10

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 11

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Tanaman kakao atau cokelat (Theobroma cacao L) merupakan komoditi
yang ideal untuk dibudidayakan dengan skala besar maupun skala kecil. Budidaya
tanaman kakao relatif mudah dilaksanakan karena tidak memerlukan alat khusus
atau keterampilan khusus untuk pembibitan, pemeliharaan dan panen. Tanaman
ini sudah dapat menghasilkan sejak umur 18 bulan dan jarak panen  dua minggu
sekali (Litbang Deptan, 2005). Usaha budidaya tanaman ini memiliki prospek
yang cukup baik karena kebutuhan biji kakao baik dalam dan luar negeri yang
terus bertambah dan belum bisa terpenuhi serta harga jual yang cenderung tinggi
pada setahun terakhir (Republika, 2014) Budidaya tanaman kakao juga dilakukan
oleh beberapa petani di Pulau Kundur Kabupaten Karimun. Kebun kakao skala
kecil terdapat di kecamatan Kundur dan Kundur Barat. Hasil panen biji kakao
pada umumnya dibeli oleh pengumpul dan dikirimkan ke Tanjung Balai Asahan
dalam bentuk biji kering.
Salah satu permasalahan yang terdapat pada usaha budidaya tanaman ini
adalah serangan hama dan penyakit. Hama dan penyakit tanaman kakao ini dapat
mengakibatkan turunnya hasil panen atau bahkan kematian pada tanaman.
Mengingat skala usaha budidaya tanaman ini masih kecil dan sederhana, serangan
hama dan penyakit tidak cepat dikendalikan. Hal ini akan memperparah akibat
serangan hama dam penyakit pada tanaman kakao.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimna membudidayakan tanaman kakao?
2. Bagaimna cara menanam mangga dan memanen tanaman kakao?
3. Apa saja jenis/verietas tanaman kakao?
4. Apa manfaat tanaman kakao?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui cara membudidayakan tanaman kakao
2. Untuk mengetahui bagaimana cara menanam dan memanen tanaman kakao
3. Untuk mengetahui apa saja jenis tanaman kakao
4. Untuk mengetahui apa manfaat tanaman kakao

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Syarat Tumbuh
Sejumlah faktor iklim dan tanah menjadi kendala bagi pertumbuhan dan
produksi tanaman kakao. Lingkungan alami tanaman cokelat adalah hutan tropis.
Dengan demikian curah hujan, temperatur, dan sinar matahari menjadi bagian dari
faktor iklim yang menentukan. Demikian juga faktor fisik dan kimia tanah yang
erat kaitannya dengan daya tembus (penetrasi) dan kemampuan akar menyerap
hara.
Ditinjau dari wilayah penanamannya, kakao ditanam di daerah‐daerah
yang berada pada 100 LU sampai dengan 100 LS. Walaupun demikian
penyebaran pertanaman kakao secara umum berada pada daerah‐daerah antara 70
LU sampai dengan 180 LS. Hal ini tampaknya erat kaitannya dengandistribusi
curah hujan dan jumlah penyinaran matahari sepanjang tahun.
1. Curah Hujan
Hal terpenting dari curah hujan yang berhubungan dengan
pertanaman kakao adalah distribusinya sepanjang tahun. Hal tersebut
berkaitan dengan masa pembentukan tunas muda dan produksi. Areal
penanaman kakao yang ideal adalah daerah‐daerah bercurah hujan
1.100 ‐ 3.000 mm per tahun.
Disamping kondisi fisik dan kimia tanah, curah hujan yang melebihi
4.500 mm per tahun tampaknya berkaitan dengan serangan penyakit busuk
buah (black pods).
Didaerah yang curah hujannya lebih rendah dari 1.200 mm per masih
dapat ditanami kakao, tetapi dibutuhkan air irigasi. Hal ini disebabkan air
yang hilang karena transpirasi akan lebih besar daripada air yang diterima
tanaman dari curah hujan, sehingga tanaman perlu dipasok dengan air irigasi.
Ditinjau dari tipr iklimnya, kakao sangat ideal ditanam pada daerah‐
daerah yang tipe iklimnya Am (menurut Koppen) atau B (menurut Scmid dan
Fergusson). Di daerah‐daerah yang tipe iklimnya C (menurut Scmid dan
Fergusson) kurang baik untuk penanaman kakao karena bulan keringnya yang
panjang.
2. Temperatur
Pengaruh temperatur pada kakao erat kaitannya dengan ketersediaan
air, sinar matahari, dan kelembaban. Faktor‐faktor tersebut dapat dikelola
melalui pemangkasan, penanaman tanaman pelindung, dan irigasi.
Temperatur sangat berpengaruh pada pembentukan flush, pembungaan, serta
kerusakan daun.
Temperatur ideal bagi pertumbuhan kakao adalah 300‐320C
(maksimum) dan 180‐210 (minimum). Temperatur yang lebih rendah dari 100
akan mengakibatkan gugur daun dan mengeringnya bunga, sehingga laju

2
pertumbuhannya berkurang. Temperatur yang tinggi akan memacu
pembungaan, tetapi kemudian akan segera gugur.
3. Sinar Matahari
Lingkungan hidup alami tanaman kakao adalah hutan tropis yang di
dalam pertumbuhannya mebutuhkan naungan untuk mengurangi pencahayaan
penuh. Cahaya matahari yang terlalu banyak menyoroti tanaman kakao akan
mengakibatkan lilit batang kecil, daun sempit, dan tanaman relatif pendek.
Kakao termasuk tanaman yang mampu berfotosintesis pada suhu
daun rendah. Fotosintesis maksimum diperoleh pada saat penerimaan cahaya
pada tajuk sebesar 20% dari pencahayaan penuh. Kejenuhan cahaya di dalam
fotosintesis setiap daun kakao yang telah membuka sempurna berada pada
kisaran 3‐30 persen cahaya matahari penuh atau pada 15 persen cahaya
matahari penuh. Hal ini berkaitan pula dengan pembukaan stomata yang
menjadi lebih besar bila cahaya yang diterima lebih banyak.
4. Tanah
Tanaman kakao dapat tumbuh pada berbagai jenis tanah, asal
persyaratan fisik dan kimia tanah yang berperan terhadap pertumbuhan dan
produksi kakao terpenuhi. Kemasaman tanah (pH), kadar zat organik, unsur
hara, kapasitas adsorbsi, dan kejenuhan basa merupakan sifat kimia yang
perlu diperhatikan, sedangkan faktor fisiknya adalah kedalaman efektif, tinggi
permukaan air tanah, drainase, struktur, dan konsistensi tanah. Selain itu
kemiringan lahan juga merupakan sifat fisik yang mempengaruhi
pertumbuhan dan pertumbuhan kakao.
5. Sifat Kimia Tanah
Tanaman kakao dapat tumbuh dengan baik pada tanaman yang
memiliki pH 6‐ 7,5; tidak lebih tinggi dari 8 serta tidak lebih rendah dari 4;
paling tidak pada kedalaman 1 meter. Hal ini disebabkan terbatasnya
ketersediaan hara pada pH tinggi dan efek racun dari Al, Mn, dan Fe pada pH
rendah.
Disamping faktor keasaman, sifat kimia tanah yang juga turut
berperan adalah kadar zat organik. Kadar zat organik yang tinggi akan
meningkatkan laju pertumbuhan pada masa sebelum panen. Untuk itu zat
organik pada lapisan tanah setebal 0 ‐ 15 cm sebaiknya lebih dari 3 persen.
Kadar tersebut setara dengan 1,75 persen unsur karbon yang dapat
menyediakan hara dan air serta struktur tanah yang gembur.
Usaha meningkatkan kadar organik dapat dilakukan dengan
memanfaatkan serasah sisa pemangkasan maupun pembenaman kulit buah
kakao. Sebanyak 1.990 kg per ha per tahun daun gliricida yang jatuh
memberikan hara nitrogen sebesar 40,8 kg per ha, fosfor 1,6 kg per ha, kalium
25 kg per ha, dan magnesium 9,1 kg per ha. Kulit buah kakao sebagai zat
organik sebanyak 900 kg per ha memberikan hara yang setara dengan 29 kg
urea, 9 kg RP, 56,6 kg MoP, dan 8 kg kieserit. Sebaiknya tanah‐tanah yang

3
hendak ditanami kakao paling tidak juga mengandung kalsium lebih besar
dari 8 Me per 100 gram contoh tanah dan kalium sebesar 0,24 Me per 100
gram, pada kedalaman 0 ‐ 15 cm.
6. Sifat Fisik Tanah
Tekstur tanah yang baik untuk tanaman kakao adalah lempung liat
berpasir dengan komposisi 30 ‐ 40 % fraksi liat, 50% pasir, dan 10 ‐ 20 persen
debu. Susunan demikian akan mempengaruhi ketersediaan air dan hara serta
aerasi tanah. Struktur tanah yang remah dengan agregat yang mantap
menciptakan gerakan air dan udara di dalam tanah sehingga menguntungkan
bagi akar. Tanah tipe latosol dengan fraksi liat yang tinggi ternyata sangat
kurang menguntungkan tanaman kakao, sedangkan tanah regosol dengan
tekstur lempung berliat walaupun mengandung kerikil masih baik bagi
tanaman kakao.
Tanaman kakao menginginkan solum tanah menimal 90 cm.
Walaupun ketebalan solum tidak selalu mendukung pertumbuhan, tetapi
solum tanah setebal itu dapat dijadikan pedoman umum untuk mendukung
pertumbuhan kakao.
Kedalaman efektif terutama ditentukan oleh sifat tanah, apakah
mampu menciptakan kondisi yang menjadikan akar bebas untuk berkembang.
Karena itu, kedalaman efektif berkaitan dengan air tanah yang mempengaruhi
aerasi dalam rangka pertumbuhan dan serapan hara. Untuk itu kedalaman air
tanah disyaratkan minimal 3 meter.
7. Kriteria tanah yang tepat bagi tanaman kakao
Areal penanaman tanaman kakao yang baik tanahnya mengandung
fosfor antara 257 ‐ 550 ppm berbagai kedalaman (0 ‐ 127,5 cm), dengan
persentase liat dari 10,8 ‐ 43,3 persen; kedalaman efektif 150 cm; tekstur
(rata‐rata 0‐50 cm di atas) SC, CL, SiCL; kedalaman Gley dari permukaan
tanah 150 cm; pH‐H2O (1:2,5) = 6 s/d 7; zat organik 4 persen; K.T.K rata‐rata
0‐50 cm di atas 24 Me/100 gram; kejenuhan basa rata‐rata 0 ‐ 50 cm di atas
50%.

B. Teknik Budidaya
1. Penanaman
a. Pengajiran
 Ajir dibuat dari bambu tinggi 80 - 100 cm
 Pasang ajir induk sebagai patokan dalam pengajiran selanjutnya
 Untuk meluruskan ajir gunakan tali sehingga diperoleh jarak tanam
yang sama
b. Lubang Tanam
 Ukuran lubang tanam 60 x 60 x 60 cm pada akhir musim hujan
 Berikan pupuk kandang yang dicampur dengan tanah (1:1) ditambah
pupuk TSP 1-5 gram per lubang

4
c. Tanam Bibit
 Pada saat bibit kakao ditanam pohon naungan harus sudah tumbuh
baik dan naungan sementara sudah berumur 1 tahun
 Penanaman kakao dengan system tumpang sari tidak perlu naungan,
misalnya tumpang sari dengan pohon kelapa
 Bibit dipindahkan ke lapangan sesuai dengan jenisnya, untuk kakao
Mulia ditanam setelah bibit umur 6 bulan, Kakao Lindak umur 4-5
bulan
 Penanaman saat hujan sudah cukup dan persiapan naungan harus
sempurna. Saat pemindahan sebaiknya bibit kakao tidak tengah
membentuk daun muda (flush)
2. Pemeliharaan Tanaman
a. Penyiraman dilakukan 2 kali sehari (pagi dan sore) sebanyak 2-5
liter/pohon
b. Dibuat lubang pupuk disekitar tanaman dengan cara dikoak. Pupuk
dimasukkan dalam lubang pupuk kemudian ditutup kembali. Dosis pupuk
lihat dalam tabel di samping ini :
Tabel Pemupukan Tanaman Coklat
UMUR Dosis pupuk Urea TSP MOP/
(bulan) Makro (per ha) (kg) (kg) KCl (kg)
2 15 15 8 8
6 15 15 8 8
10 25 25 12 12
14 30 30 15 15
18 30 30 45 15
22 30 30 45 15
28 160 250 250 60
32 160 200 250 60
36 140 250 250 80
42 140 200 250 80

3. Pengendalian Hama & Penyakit


 Ulat Kilan ( Hyposidea infixaria; Famili : Geometridae ), menyerang pada
umur 2-4 bulan. Serangan berat mengakibatkan daun muda tinggal urat
daunnya saja. Pengendalian dengan PESTONA dosis 5 - 10 cc / liter.
 Ulat Jaran / Kuda ( Dasychira inclusa, Familia : Limanthriidae ), ada bulu-
bulu gatal pada bagian dorsalnya menyerupai bentuk bulu (rambut) pada
leher kuda, terdapat pada marke 4 dan 5 berwarna putih atau hitam,
sedang ulatnya coklat atau coklat kehitam-hitaman. Pengendalian dengan
musuh alami predator Apanteles mendosa dan Carcelia spp, semprot
PESTONA.
 Parasa lepida dan Ploneta diducta (Ulat Srengenge), serangan dilakukan
silih berganti karena kedua species ini agak berbeda siklus hidup maupun
cara meletakkan kokonnya, sehingga masa berkembangnya akan saling
bergantian. Serangan tertinggi pada daun muda, kuncup yang merupakan

5
pusat kehidupan dan bunga yang masih muda. Siklus hidup Ploneta
diducta 1 bulan, Parasa lepida lebih panjang dari pada Ploneta diducta.
Pengendalian dengan PESTONA.
 Kutu - kutuan ( Pseudococcus lilacinus ), kutu berwarna putih. Simbiosis
dengan semut hitam. Gejala serangan : infeksi pada pangkal buah di
tempat yang terlindung, selanjutnya perusakan ke bagian buah yang masih
kecil, buah terhambat dan akhirnya mengering lalu mati. Pengendalian :
tanaman terserang dipangkas lalu dibakar, dengan musuh alami predator;
Scymus sp, Semut hitam, parasit Coccophagus pseudococci Natural BVR
30 gr/ 10 liter air atau PESTONA.
 Helopeltis antonii, menusukkan ovipositor untuk meletakkan telurnya ke
dalam buah yang masih muda, jika tidak ada buah muda hama menyerang
tunas dan pucuk daun muda. Serangga dewasa berwarna hitam, sedang
dadanya merah, bagian menyerupai tanduk tampak lurus. Ciri serangan,
kulit buah ada bercak-bercak hitam dan kering, pertumbuhan buah
terhambat, buah kaku dan sangat keras serta jelek bentuknya dan buah
kecil kering lalu mati. Pengendalian dilakukan dengan PESTONA dosis 5-
10 cc / lt (pada buah terserang), hari pertama semprot stadia imago, hari
ke-7 dilakukan ulangan pada telurnya dan pada hari ke-17 dilakukan
terhadap nimfa yang masih hidup, sehingga pengendalian benar-benar
efektif, sanitasi lahan, pembuangan buah terserang.
 Cacao Mot ( Ngengat Buah ), Acrocercops cranerella (Famili ;
Lithocolletidae). Buah muda terserang hebat, warna kuning pucat, biji
dalam buah tidak dapat mengembang dan lengket. Pengendalian : sanitasi
lingkungan kebun, menyelubungi buah coklat dengan kantong plastik
yang bagian bawahnya tetap terbuka (kondomisasi), pelepasan musuh
alami semut hitam dan jamur antagonis Beauveria bassiana ( BVR)
dengan cara disemprotkan, semprot dengan PESTONA.
 Penyakit Busuk Buah (Phytopthora palmivora), gejala serangan dari ujung
buah atau pangkal buah nampak kecoklatan pada buah yang telah besar
dan buah kecil akan langsung mati. Pengendalian : membuang buah
terserang dan dibakar, pemangkasan teratur, semprot dengan Natural
GLIO.
 Jamur Upas ( Upasia salmonicolor ), menyerang batang dan cabang.
Pengendalian : kerok dan olesi batang atau cabang terserang dengan
Natural GLIO+HORMONIK, pemangkasan teratur, serangan berlanjut
dipotong lalu dibakar.
 Catatan : Jika pengendalian hama penyakit dengan menggunakan pestisida
alami belum mengatasi dapat dipergunakan pestisida kimia yang
dianjurkan. Agar penyemprotan pestisida kimia lebih merata dan tidak
mudah hilang oleh air hujan tambahkan Perekat Perata AERO 810, dosis +
5 ml (1/2 tutup)/tangki.
4. Pemangkasan

6
Pemangkasan ditujukan pada pembentukan cabang yang seimbang
dan pertumbuhan vegetatif yang baik. Pohon pelindung juga dilakukan
pemangkasan agar percabangan dan daunnya tumbuh tinggi dan baik.
Pemangkasan ada beberapa macam yaitu :
 Pangkas Bentuk, dilakukan umur 1 tahun setelah muncul cabang primer
(jorquet) atau sampai umur 2 tahun dengan meninggalkan 3 cabang primer
yang baik dan letaknya simetris.
 Pangkas Pemeliharaan, bertujuan mengurangi pertumbuhan vegetatif yang
berlebihan dengan cara menghilangkan tunas air (wiwilan) pada batang
pokok atau cabangnya.
 Pangkas Produksi, bertujuan agar sinar dapat masuk tetapi tidak secara
langsung sehingga bunga dapat terbentuk. Pangkas ini tergantung keadaan
dan musim, sehingga ada pangkas berat pada musim hujan dan pangkas
ringan pada musim kemarau.
 Pangkas Restorasi, memotong bagian tanaman yang rusak dan memelihara
tunas air atau dapat dilakukan dengan side budding.
5. Panen 
a. Ciri dan Umur Panen 
Buah cokelat/kakao bisa dipenen apabila perubahan warna  kulit
dan setelah fase pembuahan sampai menjadi buah dan matang ± usia 5
bulan. Ciri-ciri buah akan dipanen adalah warna kuning pada alur buah;
warna kuning pada alur buah dan punggung alur buah; warna kuning pada
seluruh permukaan buah dan warna kuning tua pada seluruh permukaan
buah. Kakao masak pohon dicirikan dengan perubahan warna buah:a)  
Warna buah sebelum masak hijau, setelah masak alur buah menjadi
kuning.b)   Warna buah sebelum masak merah tua, warna buah setelah
masak merah muda, jingga, kuning. Buah akan masak pada waktu 5,5
bulan (di dataran rendah) atau 6 bulan (di dataran tinggi) setelah
penyerbukan. Pemetikan buah dilakukan pada buah yang tepat masak.
Kadar gula buah kurang masak rendah sehingga hasil fermentasi kurang
baik, sebaliknya pada buah yang terlalu masak, biji seringkali telah
berkecambah, pulp mengering dan aroma berkurang.  
b. Cara Panen
 Untuk memanen cokelat digunakan pisau tajam. Bila letak buah
tinggi, pisau disambung dengan bambu. Cara pemetikannya, jangan
sampai melukai batang yang ditumbuhi buah. Pemetikan cokelat
hendaknya dilakukan hanya dengan memotong tangkai buah tepat
dibatang/cabang yang ditumbuhi buah. Hal tersebut agar tidak
menghalangi pembungaan pada periode berikutnya. Pemetikan berada di
bawah pengawasan mandor. Setiap mandor mengawasi 20 orang per hari.
Seorang pemetik dapat memetik buah kakao sebanyak  1.500 buah per
hari.  Buah matang dengan kepadatan cukup tinggi dipanen dengan sistem

7
6/7 artinya buah di areal tersebut dipetik enam hari dalam 7 hari. Jika
kepadatan buah matang rendah, dipanen dengan sistem 7/14.  
c. Periode Panen
 Panen dilakukan 7-14 hari sekali. Selama panen jangan melukai
batang/cabang yang ditumbuhi buah karena bunga tidak dapat tumbuh labi
di tempat tersebut pada periode berbunga selanjutnya.  
d. Prakiraan Produksi 
Tanaman kakao mencapai produksi maksimal pada umur 5-13
tahun. Produksi per hektar dalam satu tahun adalah 1.000 kg biji kakao
kering.
6. Pascapanen
a. Pengumpulan
 Buah yang telah dipanen biasanya dikumpulkan pada tempat
tertentu dan dikelompokkan menurut kelas kematangan. Pemecahan kulit
dilaksanakan dengan menggunakan kayu bulat yang keras. 
b. Penyortiran/pengelompokkan
Biji kakao kering dibersihkan dari kotoran dan dikelompokkan
berdasarkan mutunya:a)   Mutu A: dalam 100 gram biji terdapat 90-100
butir bijib)   Mutu B: dalam 100 gram biji terdapat 100-110 butir bijic)  
Mutu C: dalam 100 gram biji terdapat 110-120 butir biji. 
c. Penyimpanan 
Biji kakao basah diperam (difermentasi) selama 6 hari di dalam
kotak kayu tebal yang dilapisi aluminium dan bagian bawahnya diberi
lubang-lubang kecil dengan cara sebagai berikut:a)   Tumpukkan biji di
dalam kotak dengan tinggi tumpukan tidak lebih dari 75.b)   Tutup dengan
karung goni atau daun pisang.c)   Aduk-aduk biji secara periodik (1 x 24
jam) agar suhu naik sampai 50 derajat C.
d. Pengemasan dan Pengangkutan  
Biji-biji cokelat yang sudah kering dapat dimasukan dalam
karung goni. Tiap goni diisi 60 kilogram biji cokelat kering. kemudian
karung-karung yang berisi biji cokelat kering tersebut disimpan dalam
gudang yang bersih, kering dan berfentilasi yang baik. Sebaiknya biji
cokelat tersebut sudah segera bisa dijual dan diangkut dengan
menggunakan truk dan sebagainya. Penyimpanan di gudang, sebaiknya
tidak lebih dari 6 bulan, dan setiap tiga bulan harus diperiksa untuk
melihat ada tidaknya jamur atau hama yang menyerang biji cokelat.
e. Pengolahan Hasil
Fermentasi, tahap awal pengolahan biji kakao. Bertujuan
mempermudah menghilangkan pulp, menghilangkan daya tumbuh biji,
merubah warna biji dan mendapatkan aroma dan cita rasa yang enak.
Pengeringan, biji kakao yang telah difermentasi dikeringkan agar
tidak terserang jamur dengan sinar matahari langsung (7-9 hari) atau
dengan kompor pemanas suhu 60-700C (60-100 jam). Kadar air yang baik

8
kurang dari 6 %. Sortasi, untuk mendapatkan ukuran tertentu dari biji
kakao sesuai permintaan. Syarat mutu biji kakao adalah tidak
terfermentasi maksimal 3 %, kadar air maksimal 7%, serangan hama
penyakit maksimal 3 % dan bebas kotoran.
f. Potensi Produksi
            Kakao jenis Bulk pada umur 2 tahun sudah mulai panen
permulaan, dan pada umur sekitar 7 tahun mulai mencapai tingkat
produksi yang tinggi. Pada kondisi yang sesuai dengan tanaman kakao,
maka potensi rata-rata dalam satu siklus hidup ( 25 tahun ) mencapai
sekitar 1000 kg biji kakao kering/hektar/ tahun.

9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kakao berasal dari benua Amerika, Amerika Selatan (Lembah perairan
Orinoco dan Amazon) untuk kakao jenis Forastero Amerika Tengah  terutama
Hutan Nicoya (Patai Pasifik dari Costarica) untuk jenis kakao Criollo.Terakhir
dikatakan dari pegunungan Andes bagian utara sedangkan Forastero dari sisi
Timur. Tanaman kakao merupakan  tanaman yang kecil tumbuh di bawah tegakan
hutan hujan tropis di daerah  Amerika Selatan dimana tanaman ini selalu tumbuh
terlindung di bawah pohon yang lain. Kakao  merupakan tanaman
perkebunan/industri, masuk wilayah Indonesia sejak sekitar tahun 1560, dibawa
oleh para pedagang dari Portugis melalui pulau Sulawesi dan selajutnya tanaman
kakao ini menyebar ke daerah kepulauan di sekitar Minahasa. Walau tanaman
kakao tersebut  telah  lama berkembang di Indonesia sejak lama, tetapi baru
menjadi komoditi yang penting sejak sekitar tahun 1951. Manfaat tanaman kakao
sangat penting bagi kesehatan,salah satu nya untuk mencegah Kanker. Oleh sebab
itu tanaman kakao sangat berhasil dalam penyebarannya di Indonesia.

B. Saran
Semoga karya tulis ilmiah yang kami buat, dapat berguna dan
bermanfaat bagi semua para pembaca. Terutama untuk lebih mengetahui
informasi mengenai cara pembudidayaan tanaman Kakao. Serta dapat menjadi
bahan acuan didalam pembudidayaan tanaman kakao.

10
DAFTAR PUSTAKA

http://budidaya-id.blogspot.com/2010/01/budidaya-kakao.html
http://ikymarzuki.teknis-budidaya.blogspot.com/2007/10/budidaya-kakao.html

11

Anda mungkin juga menyukai