Anda di halaman 1dari 14

I.

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perencanaan usahatani bersifat menguji implikasi pengaturan kembali sumberdaya
usahatani, perencana tertarik untuk mengevaluasi akibat yang disebabkan oleh
perubahan dalam metode berproduksi maupun organisasinya,perencanaan dapat
dilakukan pada usahatani sebagai satu kesatuan (whole farm planning) atau sebagian
saja (partial analysis).
Sumber ketidakpastian yang penting di sektor pertanian adalah adanya fluktuasi hasil
pertanian dan fluktuasi harga (Soekartawi, 1993). Sebagai contoh, ketidakpastian akibat
fluktuasi hasil pertanian dalam agribisnis kedelai disebabkan faktor alam seperti hama
dan penyakit, curah hujan yang deras pada saat panen. Sedangkan ketidakpastian akibat
fluktuasi harga disebabkan oeh ketergantungan harga kedelai lokal terhadap kedelai
impor yang terus mengalami perubahan.
Sikap petani terhadap resiko berpengaruh terhadap pengambilan keputusan dalam
mengalokasikan faktor-faktor produksi yaitu apabila petani berani menanggung resiko
maka akan lebih optimal dalam mengalokasikan faktor produksi sehingga efisiensi juga
lebih tinggi.
Setiap pekerjaan yang telah direncanakan secara maksimal akan meminta
pertimbangan antara pengorbanan dan faedah. Begitu pula pada sektor produksi, untuk
setiap kebutuhan ekonomis perlu diadakan perhitungan antara hasil yang diharapkan
dengan biaya yang harus dikeluarkan untuk mencapai tujuan/hasil tersebut.Demikian
pula sektor pertanian, khususnya dalam usahatani dimana kegiatan tersebut harus
dianggap suatu perusahaan, agar biaya dan hasil yang didapatkan harus diadakan
perhitungan untuk mengetahui pendapatan dan efisiensi serta tingkat resiko dari
usahatani tersebut.
Pengetahuan tentang hubungan antara resiko dengan pendapatan merupakan bagian
yang penting dalam pengelolaan usahatani.Hubungan ini biasanya diukur dengan
koefisien variasi atau tingkat resiko terendah dan batas bawah pendapatan. Koefisien
variasi atau tingkat resiko terendah merupakan perbandingan antara resiko yang harus
ditanggung oleh petani dengan jumlah pendapatan yang akan diperoleh sebagai hasil
dari sejumlah modal yang ditanamkan dalam proses produksi, koefisien variasi dapat juga
digunakan untuk memilih alternatif yang memberikan resiko paling sedikit dalam
mengharapkan suatu hasil (Kadarsa, 1995). Sedangkan batas atas pendapatan menurut
Hernanto (1998), adalah menunjukkan nilai nominal pendapatan terendah yang mungkin
diterima oleh petani.
1.2 Tujuan
1. Memberikan pandangan kepada masyarakat tentang pentinganya sebuah
perencanaan dalam usahatani
2. Memberikan pandangan kepada masyarakat tentang pertimbangan pokok apa
saja yang harus diambil untuk mengambil sebuah keputusan dalam usahatani
3. Memberikan contoh perencanaan yang baik dalam ber usahatani

1.3 Manfaat
1. Masyarakat mampu membuat perencanaan yang baik dan benar untuk dilakukan
dalam usahataninya.
2. Masyarakat dapat mengambil keputusan yang tepat yang harus dilakukan dalam
kegiatan usahataninya tersebut sehingga dapat meningkatkan hasil produksinya.
3. Mahasiswa memahami tentang perencanaan yang dilakukan masyarakat petani
untuk melancarkan kegiatan usahataninya
4. Mahasiswa mampu mengambil nilai positif dari perencanaan dan hasil yang
didapat masyarakat petani
II. TINJAUAN PSUTAKA

Menurut Soekartawi (1995), ilmu usahatani adalah ilmu yang mempelajari bagaimana
seseorang mengalokasikan sumberdaya yang ada secara efektif dan efisien untuk tujuan
memperoleh pendapatan yang tinggi pada waktu tertentu.
Sedangkan usahatani adalah suatu organisasi produksi dimana petani sebagai usahawan
yang mengorganisisr lahan atau tanah, tenaga kerja dan modal yang ditujukan pada produksi
dalam lapangan pertanian, bisa berdasarkan pada pencarian pendapatan maupun
tidak.Sebagai usahawan dimana petani berhadapan dengan berbagai permasalahan yang
perlu segera diputuskan. Salah satu permasalahan tersebut adalah apa yang harus ditanam
petani agar nantinya usaha yang dilakukan tersebut dapat memberikan hasil yang
menguntungkan, dengan kata lain hasil tersebut sesuai dengan yang diharapkan.
Dalam kegiatan usahatani diperlukan penyusunan anggaran kegiatan (activity
budget).Activity budget merupakan suatu daftar informasi mengenai teknologi produksi
tertentu. Informasi tersebut bisa dikumpulkan dari : survey usahatani, catatan usahatani,
penyuluh yang berpengalaman, data experimen dll.
Terdapat 2 istilah dalam Activity budget, yaitu :
1. Cabang usahatani (enterprise) : produksi komoditi tertentu untuk keperluan dijual atau
memenuhi konsumsi sendiri (misalnya padi dan jerami).
2. Kegiatan (activity) : metode tertentu untuk memproduksi tanaman atau mengusahakan
ternak (misalnya padi sawah irigasi dan padi lahan kering adalah kegiatan yang berbeda
tetapi cabang usahanya sama).
Anggaran kegiatan mencakup :
1. Batasan kegiatan secara singkat tetapi jelas dan menyatakan apa yang diproduksi
serta bagaimana memproduksinya
2. Daftar kebutuhan sumberdaya (lahan, tenaga kerja dll)
3. Kuantifikasi hubungan dari berbagai kegiatan
4. Daftar kendala
5. Daftar biaya tidak tetap
6. Pernyataan jumlah produk yang dihasilkan dan taksiran harga yang diterima bila produk
dijual.
Perencanaan usahatani sebagai satu kesatuan, jadi anggaran disusun berdasarkan
semua penerimaan dan pengeluaran usahatani yaitu dengan data masa lalu yang mewakili
populasi usahatani dan dengan metode penyuluhan massal.
Perencanaan meliputi 3 langkah pokok, yaitu :
1. Menyusun rencana terperinci mengenai cabang-cabang usaha dan metode produksi yang
akan digunakan.
Contoh :
– macam tanaman
– jumlah ternak yang akan diusahakan
– perincian varietas tanaman
– waktu penanaman
– macam pupuk dan obat-obatan yang dipakai
– intensitas penyiangan dll
2. Menguji rencana yang telah diperinci itu kaitannya dengan sumberdaya yang diminta dan
apakah konsisten dengan kendala-kendala sumberdaya tang ada dan factor-faktor lain
yang berpengaruh seperti institusional, kelembagaan, social, dan kebudayaan.
3. Mengevaluasi rencana dan menyusun urutan-urutan rencana alternatif berdasarkan
patokan yang sesuai, misalnya standart yang digunakan adalah penghasilan bersih
usahatani, maka alat yang bisa digunakan adalah metode anggaran (budgeting method)
dan perencanaan linier (linier programming).
Perencanaan dengan program terhadap usahatani ditujukan untuk memilih dan
mengkombinasikan kegiatan tanam dan ternak untuk menghasilkan keadaan yang optimum.
Terdapat beberapa program yang bisa digunakan, antara lain :
1. Program sederhana (simplied programming) : perhitungannya dapat dikerjakan dengan
tangan dan kalkulator, tetapi masalahnya perencanaan yang sederhana hanya melibatkan
beberapa kegiatan dan kendala.
2. Linier programming : perencanaan usahatani dengan bantuan komputer maupun manual
yang digunakan untuk memilih kombinasi beberapa kegiatan yang dapat
memaksimumkan pendapatan kotor.
3. Risk programming : merupakan cara yang sesuai untuk perencanaan usahatani bila
produktivitas, harga dan koefisien perencanaan dalam kegiatan sulit diduga terlebih
dahulu. Ketidakpastian itu bertambah penting dalam merencanakan usahatani.
4. Systems simulations : merupakan cara untuk menirukan kegiatan usahatani melalui suatu
model tertentu. Model yang digunakan mulai dari model yang sederhana hingga model
yang rumit dan menunjukkan hubungan timbal balik antara proses biologi, ekonomi dan
sosial yang mempengaruhi kegiatan usahatani.
Tata cara perencanaan usahatani :
1. Survei pendahuluan kondisi usahatani: Informasi dan data sekunder dikumpulkan baik
berasal dari lembaga, penelitian pertanian, peramalan cuaca, sensus, statistika termasuk
hasil-hasil penelitian usahatani dan kegiatan pembukaan usahatani oleh petani setempat.
2. Diagnosa hambatan dan kekurangan petani :
 Keadaan tanah usahatani serta kualitas untuk kesesuaian tanaman dan ternak,
keadaan penjagaan kelestarian tanah, bangunan, alat dan modal, penggunaan input.
 Pilihan alternatif kini dan optimasi yang memungkinkan untuk meberikan pendapatan
yang tinggi dan gejala adanya permintaan yang tinggi yang lebih menguntungkan
 Tingkat produksi tanaman dan ternak per satuan usaha prospektif standart teknologi,
tentang adanya varietas baru yang lebih unggul.
 Pengaruh dan efisiensi penggunaan tenaga kerja, perubahan metode, tipe dan biaya,
alat dan tenaga, letak dan pengaturan letak berusaha.
 Evaluasi skema pembagian usahatani dan perubahan yang diterapkan, membuat
rencana dan anggaran biaya usahatani.
III. PEMBAHASAN

3.1 Pentingnya Peencanaan Dalam Usaha Tani


Perencanaan dalam usahatani dilakukankarena untuk mengatur sumberdaya
usahatani yang ada, baik sumber daya alam maupun sumber daya manusia. Dengan
adanya perencanaan, kegiatan usahatani akan semakin mudah untuk dikerjakan karena
sudah diatur tentang apa yang dilakukan, siapa yang melakukannya, dimana
melakukannya, kapan kegiatan tersebut dilakukan, dan bagaimana kegiatan usahatani
tersebut dilakukan. Sehingga dalam kegiatannya semua aturan yang telah direncanakan
dapat langsung dilakukan tanpa memikirkan apa, siapa, kapan, dimana, dan bagaimana
melakukan kegiatan tersebut. Dengan persiapan berupa perencanaan tersebut maka
kegiatan dalam usahatani dapat berjalan dengan lancar dan akhirnya dapat
meningkatkan pendapatan petani dalam usahataninya.

3.2 Resiko Menjadi Pertimbangan Pokok


Usaha pertanian memiliki karakteristik sebagai usaha yang penuh risiko terhadap
dinamika alam, bersifat biologis dan musiman rentan terhadap serangan hama dan
penyakit, yang kesemuanya secara bersama sama maupun sendiri sendiri sendiri dapat
menyebabkan kerugian. Karakteristik yang penuh risiko tersebut dikeranakan dunia
pertanian memiliki sifat yang sangat berfluktuatif. Baik dari operasional, keadaan
ekonomi, iklim dan cuaca, ketersediaan input, harga, jumlah demand sangat tidak bisa
dipastikan oleh kebanyakan petani.
Faktor risiko di bidang pertanian berasal dari produksi, harga dan pasar, usaha dan
finansial, teknologi, kerusakan, sosial dan hukum, serta manusia. Salah satu risiko yang
dihadapi oleh sektor pertanian adalah risiko produksi, yang terjadi karena variasi hasil
akibat berbagai faktor yang sulit diduga, seperti cuaca, hama, penyakit, variasi genetik,
dan waktu pelaksanaan kegiatan. Risiko harga dan pasar biasanya dikaitkan dengan
keragaman dan ketidaktentuan harga yang diterima petani dan yang harus dibayarkan
untuk inputproduksi. Jenis keragaman harga yang dapat diduga antara lain adalah trend
harga, siklus harga, dan variasi harga berdasarkan musim. Tingkat harga dapat
berpengaruh pada harapan pedagang, spekulasi, program pemerintah, dan
permintaan konsumen. Selain petani selalu dirugikan dalam pemasaran karena
anjloknya harga produksi petani sewaktu panen.
Oleh karena faktor resiko menjadi salah satu pertimbangan pokok dalam pengambilan
keputusan dalam berusahatani..Sebagai usaha yang penuh resiko, pertanian perlu
mendapat perlindungan dari peluang kegagalan.Salah satu alternatifnya adalah dengan
menerapkan strategi pengelolahan resiko, guna menjamin petani dari petani
kemungkinan resiko yang merugikan petani. Strategi Pengelolaan Risiko Dalam
menghadapi risiko pada sektor pertanian, maka petanidapat melakukan berbagai cara/
strategi untuk mengurangi dampak kerugian. Menurut Harwood,et al.(1999) strategi
pengelolaan risiko terdiri dari :
1. Diversifikasi Usaha
2. Integrasi Vertical
3. Kontrak Produksi
4. Kontrak Pemasaran
5. Perlindungan Nilai
6. Asuransi

Diversifikasi
Diversifikasi adalah suatus pengelolaan risiko yang sering digunakan yang melibatkan
partisipasi lebih dari satu aktivitas. Motivasi untuk melakukan diversifikasi didasarkan pada
idebahwa hasil dari bermacam-macam unit usaha tidak meningkat atau turun pada saat
bersamaan, sehingga apabila satu unit usaha memiliki hasil yang rendah maka unit-unit
usaha lain mungkin memiliki hasil yang tinggi. Beberapa kelebihan strategi diversifikasi
adalah sebagaiberikut:
1. Dapat mengurangi risiko
2. Efektivitas penggunaan tenaga kerja
3. Efektivitas penggunaan peralatan
4. Efisiensi biaya

Integrasi Vertical
Integrasi vertical merupakan salah satu strategi meliputi seluruh cara yang mana
output darisuatu tahapan produksi dan distribusi di transfer ke tahapan produksi lain.
Sebuah perusahaan melakukan integrasi Vertical apabila memiliki control kepemilikan
suatu komoditi pada duaatau lebih tingkat kegiatan.

Kontrak Produksi
Kontrak produksi khusus memberi kontraktor (pembeli) pengawasan terhadap proses
produksi (Perry, 1997). Kontrak ini biasanya menetapkan dengan rinci suplay input
produksi oleh pembeli, kualitas dan kuantitas komoditi tertentu yang akan diproduksi, dan
kompensasi yang akan dibayarkan kepada petani. Kontrak Produksi dilakukan bila :
1. Digunakan input-input khusus dan teknologi produksi yang kompleks.
2. Produk akhir (output) harus sesuai dengan kualitas yang ditentukan dan memiliki
karakteristik yang seragam.
3. Terjadi masalah kelebihan dan kekurangan penawaran.
4. Trade off risiko dan hasil menguntungkan produsen dan perusahaan kontraktor.
5. Teknologi produksi spesifik, seragam dan ilmiah
6. Manajemen terpusat
7. Komoditi mudah rusak
Dua tipe dasar dari kontrak produksi adalah; kontrak manajemen produksi (production
management contract) dan Kontrak penyediaan sumberdaya (resource-providing
contract).

Kontrak Pemasaran
Kepemilikan komoditi saat diproduksi adalah milik petani, termasuk manajemen
(seperti menentukan varietas benih, penggunaan input dan kapan waktunya). Yang
membedakan antara kontrak pemasaran dan kontrak pemasaran dan kontark produksi
adalah produsen yang menggunakan kontrak pemasaran memiliki tangging jawab dalam
keputusan manajemen yang lebih besar.

Perlindungan Nilai
Hedging adalah suatu kegiatan pengambilan posisi di pasar berjangka yang
berlawanan dengan posisinya di pasar fisik. Dengan mengambil posisi yang berlawanan
antara pasar berjangka dan pasar fisik ,maka kerugi yang timbul akibat adanya fluktasi
harga di pasar fisik dapat di kiurangi dengan keuntungan yang di peroleh di pasar
berjangka atau sebaliknya. Pada dasarnya harga komoditas primer sering berfluktasi
karena ketergantungan pada faktor-faktor yang sulit dikuasai seperti musim, bencana
alam dan lain-lain. Dengan kegiatan lindung nilai menggunakan kontrak berjangka , pelaku
bisnis dapat mengurangi sekecil mungkin dampak atau resiko yang diakibatkan gejolak
harga. Sehingga pelaku bisnis adalah instrument yang tepat untuk mengurangi risiko
kerugian terkait dengan fluktasi harga yang terjadi pada saat jual beli dilakukan di pasar
fisik setelah panen tiba.

Asuransi
Asuransi dalam UU No.2 1992 tentang usaha peransurasian adalah perjanjian antara
2 pihak atau kebih , yang mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung
dengan menerima premi asuransi, untuk memberikan penggantian kepada tertanggung
karena kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan atau tanggung
jawab hukum pihak ke tiga yang mungkin akan di derita tertanggung, yang timbul dari
suatu peristiwa yang tidak pasti atau memberikan suatu pembayaran yang didasarkan
atas meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan. Asuransi agribisnis
dapat dilakukan untuk satu subsistem atau lebih bahkan keseluruhan subsistem dari suatu
kegiatan agribisnis.
1. Subsistem pengolahan : asuransi untuk pabrik pengolahan
2. Subsisem distribusi : asuransi terhadap distribusi hasil pertanian pada saat
pengangkutan, penyimpanan.
3. Subsistem usahatani : asuransi terhadap kegagalan kegiatan dari proses persiapan
tanam sampai panen (belum banyak dilakukan khususnya usahatani skala kecil).

3.3 Perencanaan Usaha Tani


Definisi perencanaan usaha tani adalah proses pengambilan keputusan tentang
segala sesuatu yang akan dilakukan dalam usaha tani yang akan datang dan rencana-
rencana usaha tani berupa perwataan tertulis yang memuat sesuatu yang akan
dikerjakan pada periode waktu tertentu untuk tujuan tertentu pula sehubungan dengan
usaha taninya. Dengan perencanaa usaha tani maka manfaat yang dapat diambil oleh
petani yaitu:
a. Diperoleh petunjuk tentang apa yang akan dilakukan
b. Penyimpangan dan kesalahan dapat dikurangi
c. Ada jaminan untuk mendekati kebenaran
d. Sebagai alat evaluasi
e. Kontinuitas usaha tani terjamin
Sementara perencanaan usaha tani mempunyai kriteria-kriteria yang baik jika sesuai
berikut ini.
a. Rasional, yaitu sesuai dengan situasi yang nyata, misalnya untuk meningkatkan
produktifitas diperlukan pupuk urea pada pertanaman padi sawah sehingga tingkat
produksi tersebut benar-benar dicapai.
b. Fleksibel, yaitu disesuaikan dengan situasi, misainya untuk peningkatan produktivitas
padi tersebut ternyata pupuk urea yang dibutuhkan tidak ada maka dapat diganti
dengan pupuk ZA, tetapi tentu dengan dosis yang berbeda karena kandungan N pada
urea dan ZA berbeda. Pada urea kandungan N mencapai 46%, sedangkan pada ZA
hanya 20%.
c. Dapat dinilai dan dengan dapat diambil tindakan yang tepat.
d. Menjamin kontinuitas usahatani.
Ada 3 cara menyusun suatu perencanaan usaha tani, yakni:
a. Predetermined, suatu perencanaan usaha tani yang disusun dan ditentukan oleh
pemerintah (instansi yang terkait) karena memang ada tujuan tertentu pemerintah
sehingga merupakan kebutuhan pemerintah.
b. Self-determined plant, yakni suatu perencanaan usaha tani yang, disusun dan
ditentukan sendiri oleh petani sesuai dengan keinginan dan menjadi keburuhan petani
sendiri.
c. Join plant, yaitu suatu perencanan usaha tani yang disusun dan ditentukan oleh petani
dengan pemerintah dalam hal ini instansi yang berwenang bersama dengan petani.
Sebagai contoh tanam serempak. Cara tanam serempak direncanakan bersama
antara para kelompok tani (para petani) dengan dinas pertanian (PPL), dinas
pekerjaan umum (pengairan), koperasi (penyediaan pupuk), perbankan (penyediaan
modal), dan pemerintah desa (menyangkut areal yang luas).
Cara tanam serempak ini merupakan kepentingan bersama karena dengan cara
tersebut siklus hama penyakit dapat dikendalikan sehingga kontinuitas produksi dan
ketahanan pangan dapat terjamin. Petani juga memperoleh bimbingan penerapan
teknologi yang sama, produktivitas tinggi, dan pendapatan petani juga meningkat (tinggi).
Perencanaan yang bersifat Kerja sama dengan lembaga pemerintah memerlukan
berbagai pembicara. Pembicaraan terarah akan membantu petani dalam perencanaan
usaha tani sehingga diperlukan beberapa catatan penting untuk pembicaraan bersama.
Beberapa hal yang penting dalam pembicaraan tersebut sebagai berikut.
a. Varietas yang akan ditanam, sehubungan dengan produktivitas dan ketahanannya
terhadap hama penyakit.
b. Kapan tanam dan kapan panen sehubungan dengan penyediaan irigasi.
c. Pupuk apa, berapa, dan kapan digunakan sehubungan dengan penyediaan pupuk
agar petani tidak mengalami kesulitan.
d. Berapa dan dari mana modal yang diperlukan sehubungan dengan kesiapan pihak
perbankan dalam merealisasi kredit usaha tani.
Dalam pelaksanaan sehari-hari petani dapat menyusun rencana usaha taninya secara
berkelompok dengan bimbingan PPL (petugas penyuluh pertanian) atau petugas yang
secara periodik berkunjung ke kelompok tani. PPL tersebut harus selalu siap membawa
informasi tentang program-program pemerintah, tentang teknologi baru, dan siap
mendampingi petani dalam pelaksanaan usahataninya.

KAJIAN PENGELOLAAN USAHATANI KELAPA DI DESA TOLOMBUKAN


KECAMATAN PASAN KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
1. Perencanaan Usahatani
 Komoditas
Nama tanaman: kelapa (kopra)
Nama ilmiah: Cocos nucifer L.
Digunakan sebagai komoditas utama dari kegiatan usahatani.
 Musim tanam
a) Saat tanam
Tanaman kelapa ditanam saat iklim panas dan dengan batas suhu udara untuk
kehidupannya dengan suhu rata-rata tahunan adalah 29 C dan untuk
pertumbuhan buah memerlukan suhu rata-rata 25 C.
b) Umur
Umur mulai berbuah relatif lebih lama yaitu sekitar 5-8 tahun setelah
tanam.Kelapa dapat berproduksi hingga berumur 50 tahun lebih.
 Status pemilikan lahan
Status lahan yang dimiliki petani menentukan besar kecilnya pendapatan
yang akan diterima petani. Dari hasil penelitian menunjukan bahwa lahan
usahatani di Desa Tolombukan Kecamatan Pasan umumnya milik sendiri.

 Luas lahan
Keadaan lahan dan luas lahan akan mempengaruhi besarnya jumlah
produksi dan penggunaan tenaga kerja. Lahan yang di kelola dengan baik
akan berbeda hasil produksinya dengan lahan yang tidak di kelola dengan
baik. Luas lahan pada kelompok kurang dari 1 ha itu lebih besar 9 petani
atau 45 persen dari jumlah petani responden sedangkan yang terkecil pada
kelompok 2,1 – 4 ha atau 15 persen dari total petani responden. Hal ini di
sebabkan karena pada umumnya petani sampel telah membagikan
sebagian lahan yang diusahakan.

 Jarak Tanam, Sistem Penanaman dan Jumlah Pohon


Petani responden di Desa Tolombukan menanam tanaman kelapa dengan
jarak tanam 10 x 10 meter.Dengan sistem penanaman yang dilakukan
bervariasi, tapi umumnya menggunakan sistem persegi atau lurus dengan
jumlah pohon 100 hingga 110 pohon per hektar.

 Umur tanaman kelapa


Salah satu faktor penting yang menentukan kemampuan berproduksi dari
suatu tanaman. Yaitu usia Tanaman kelapa yang tua, jumlah produksi yang
akan di hasilkan berbeda di bandingkan dengan umur tanaman kelapa yang
masih muda, di mana kelapa tua produksinya lebih sedikit dari kelapa yang
masih muda. Hasil penelitian menunjukan umur tanaman kelapa berkisar
dari 20 s/d 50 tahun dengan jumlah pohon yaitu 2252 pohon atau rata –
rata 113 pohon per/hektar, termasuk didalamnya pohon yang produktif dan
non produktif.

 Produksi
Produksi adalah proses menggunakan sumberdaya untuk menghasilkan
barang – barang atau jasa. Kualitas dan kuantitas produk akan tergantung
dari input faktor yang di gunakan akan menurunkan kualitas maupun
kuantitas produknya. Usaha peningkatan produksi sekarang ini bukan lagi
semata – mata untuk peningkatan kuantitas hasil panen, tetapi di tujukan
kepada peningkatan pendapatan petani.Oleh sebab itu petani sekarang
lebih berorientasi terhadap harga. Produksi yang meningkat tanpa di
dukung oleh tingkat harga yang menguntungkan maka tidak akan
memberikan jaminan bagi peningkatan pendapatan usahatani.
Hasil penelitian menunjukkan produksi kelapa yang di jadikan objek dalam
penelitian ini adalah kopra, dalam satu tahun produksi yaitu empat kali
panen berdasarkan hasil penelitian luas lahan rata – rata petani kelapa
adalah 1,59 ha dan jumlah pohon 112,35 dengan rata – rata produksi per
tahun 2375,9 kg dan rata – rata pohon kelapa yang di budidayakan di lokasi
penelitian sudah berbuah (produktif). Selain mengusahakan tanaman
kelapa petani di Desa Tolombukan Kecamatan Pasan juga mengusahakan
usahatani lain untuk meningkatkan pendapatan dari usahatani. Dalam satu
lahan petani tidak hanya mengusahakan tanaman kelapa tetapi ada
usahatani yang lain yaitu cengkeh, yang paling dominan untuk di jadikan
sebagai tanaman sela dalam satu lahan.

 Biaya produksi
Biaya produksi turut menentukan tinggi rendahnya pendapatan di samping
besarnya produksi dan harga hasil produksi.
a) Biaya tetap adalah biaya yang tidak tergantung dari besar kecilnya
volume produksi. Dalam penelitian ini biaya tetap terdiri atas pajak
lahan dan biaya penyusutan. Biaya pajak di Desa Tolombukan
Kecamatan Pasan bervariasi tergantung besar luasan lahan yang di
miliki oleh petani. Berdasarkan penelitian ini rata –rata pajak per tahun
adalah Rp28.225. Untuk biaya penyusutan alat di hitung berdasarkan
kepemilikan alat pertanian petani. Dalam penelitian ini peralatan yang
akan di hitung penyusutannya adalah parang, cangkul, pencungkil
daging dan tempat pengasapan.
b) Biaya variabel untuk usahatani kelapa umumnya petani responden
umumnya tidak menggunakan pupuk karena melihat usia tanaman
yang sudah tua dan dari produksi yang mereka peroleh tidak seimbang
dengan biaya yang di keluarkan untuk pemupukan dan juga
penggunaan pestisida untuk tanaman kelapa petani responden pada
umumnya tak meggunakan pestisida karena tanaman kelapa di daerah
penelitian bebas oleh serangan hama.
c) Biaya variabel panen dan pasca panen usahatani kelapa dari kelapa
meliputi biaya pemanjatan, pengumpulan, pengupasan, pembelahan,
pengolahan kopra. Dalam penelitian ini untuk tenaga kerja panen
menggunakan tenaga kerja dalam keluarga dan luar keluarga
(upahan).
d) Biaya variabel pengangkutan usahatani kelapa bervariasi sesuai jarak
dan medan yang akan di tempuh.

 Penerimaan dan Pendapatan


Harga merupakan persetujuan antara pembeli dan penjual dalam menilai
suatu produk tertentu.Harga berdasarkan hasil penelitian harga kopra
(kopra hari – hari) yaitu Rp3.500 per kilogram.Penerimaan dan pendapatan
penerimaan adalah perkalian antara produksi yang diperoleh dengan harga
jual produk tersebut.Pendapatan usahatani adalah selisih antara
penerimaan dan semua biaya yang dikeluarkan dalam suatu
usahatani.Pendapatan dalam penelitian ini adalah pendapatan petani
kelapa dan pendapatan usahatani cengkeh (tanaman sela) di Desa
Tolombukan Kecamatan Pasan.

 Pemasaran
Untuk usahatani kelapa keseluruhan petani hanya menjual kepada
pedagang pengumpul yang berada di desa Tolombukan Kecamatan Pasan
sedangkan selain usahatani kelapa (cengkeh) biasanya pedagang
pengumpul yang menjemput hasil usahataninya ke rumah dengan mobil
dengan harga Rp49.000 sehingga biaya transportasi pemasaran tidak
perlu di keluarkan oleh petani responden.
IV. PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Perencanaan usahatani bersifat menguji implikasi pengaturan kembali sumberdaya
usahatani.Perencanaan dalam usahatani dilakukan untuk mengatur sumberdaya
usahatani yang ada, baik sumber daya alam maupun sumber daya manusia.
Perencanaan usahatani dibuat dengan mengetahui komoditas,musim tanam, status
kepemilikan lahan. Luas lahan, jarak tanam, system penanaman, jumlah pohon, umur
panen komoditas,produksi, biaya produksi, penerimaan dan pendapatan yang didapat,
serta pemasaran.Faktor risiko di bidang pertanian berasal dari produksi, harga dan pasar,
usaha dan finansial, teknologi, kerusakan, sosial dan hukum, serta manusia.

4.2 Saran
1. Masyarakat petani sebaiknya melakukan perencanaan terlebih dahulu sebelum
memulai kegiata usahataninya agar segala kegiatan dapat berjalan dengan lancar.
2. Perencanaan dilakukan sampai pada kemungkinan resiko yang dihadapi sehingga
petani dapat menanggulanginya dengan segera karena sudah dipersiapkan
sebelumnya
3. Masyarakat petani sebaiknya menerima inovasi yang ada yang dpaat meningktakn
pendapatannya.

Anda mungkin juga menyukai