Anda di halaman 1dari 10

TUGAS MAKALAH

KEUNTUNGAN DALAM PEMANFAATAN SISTEM AGROFORESTRI

Oleh : Kelompok 2

1. Sefi Gamas Tengtarto 18025010002


2. Rika Rismayang 18025010003
3. Nur Aini Ahadddiyah 18025010015
4. Mohammad Adi Wijayanto 18025010020
5. Ayu Silviana 18025010022
6. Aulia Nur Laili 18025010025
7. Uswatun Hasanah 18025010029
8. Ernanda Wahyu Tama 18025010031
9. Porfirian Yudith Milenia 18025010032
10. Lingga Unzilaturrohmah 18025010035
11. Alifia Azzahra 18025010041
12. M. Aditya Wardana 18025010138
13. M. Ramdani 18025010176

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
JAWA TIMUR
2021
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Agroforestri merupakan salah satu sistem pengelolaan lahan yang diyakini
dapat menjadi solusi mengatasi masalah yang timbul akibat adanya alih guna
lahan yang mensinergiskan kekuatan ekonomi dan sekaligus ekologi sehingga
mempunyai nilai keberlanjutan yang tinggi karena metode ini dapat melindungi
keanekaragaman hayati, serta tidak menyebabkan pencemaran lingkungan.
Penerapan sistem tanam agroforestri dapat memberikan banyak keuntungan
bagi masyarakat serta dalam hal pengembangan pedesaan seperti membantu
penggunaan lahan secara optimal; meningkatkan daya dukung ekologi manusia
untuk menjamin dan memperbaiki kebutuhan pangan; meningkatkan persediaan
pangan pada tiap musim, sehingga petani dapat memperoleh tambahan
penghasilan utnuk kebutuhan sehari-hari.
Penjelasan mengenai keuntungan sistem agroforestri di atas yang melatar
belakangi pembuatan makalah ini, dimana sistem Agroforestri dapat menjadi
salah satu pilihan untuk mengatasi permasalahan kebutuhan pangan, kesuburan
lahan dan permasalahan lainnya. Pada makalah ini akan dijelaskan lebih lanjut
mengenai keuntungan yang bisa didapat dari penerapan sistem agroforestri serta
di pembahasan akan dijelaskan mengenai dua studi kasus yang terjadi langsung di
lapang.

1.2 Topik Bahasan


Topik yang akan dibahas meliputi keuntungan-keuntungan yang diperoleh
dalam memanfaatkan sistem agroforestry yang dapat dijadikan informasi dalam
perencanaan pertanian.

1.3 Maksud dan Tujuan Penulisan


Penulisan makalah ini memiliki maksud dan tujuan sebagai berikut :
1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Agroforestri.
2. Untuk menambah wawasan mahasiswa akan keuntungan dalam
pemanfaatan dan penerapan sistem agroforestri.
II. TINJAUAN PUSTAKA

Agroforestri terdiri dari komponen-komponen kehutanan, pertanian dan atau


peternakan, tetapi agroforestri sebagai suatu sistem mencakup komponen-
komponen penyusun yang jauh lebih rumit (Achmad, 2012). Yamani mengatakan
bahwa “Agroforestri pada prinsipnya dikembangkan untuk memecahkan
permasalahan pemanfaatan lahan dan pengembangan pedesaan, serta
memanfaatkan potensi-potensi dan peluang-peluang yang ada untuk kesejahteraan
manusia dengan dukungan kelestarian sumber daya beserta lingkungannya”
(Yamani, 2010).
Sektor kehutanan kini dihadapkan dengan tantangan yang cukup berat
terutama dengan meningkatnya permintaan akan barang dan jasa hutan seperti
konservasi lahan, alih fungsi lahan hutan, kebutuhan akan air bersih dan terjadinya
penyusutan lahan. Solusi yang dapat menyeimbangkan kehutanan dengan sektor
lain secara berkelanjutan sangat dibutuhkan oleh masyarakat, melalui sistem
agroforestri (Pattimahu, Jolanda dan Wattimena, 2011). Pengaruh interaksi pohon
dan tanamam dalam pengelolaan tanah menunjukkan respon positif terhadap
peningkatan produktivitas, memperbaikai kesuburan tanah, siklus hara, konservasi
tanah baik secara langsung maupun tidak langsung (Hairiah, Didik dan Meine,
2010).
Lapisan tanah atas adalah bagian yang paling cepat dan mudah terpengaruh
oleh berbagai perubahan dan perlakuan. Penebangan hutan atau pepohonan
mengakibatkan permukaan tanah menjadi terbuka, sehingga terkena sinar
matahari dan pukulan air hujan secara langsung. (Tolaka, Wardah dan Rahmawati,
2013). Peran agroforestri dalam mengatasi kekritisan lahan antara lain;
meningkatkan peresapan air tanah, mengurangi aliran permukaan, mencegah
banjir di hilir (Maria , Lestiana dan Mulyono, 2015). Dijelaskan oleh (Tolaka,
Wardah dan Rahmawati, 2013), sistem agroforestri mampu mempertahankan
sifat-sifat fisik tanah melalui : menghasilkan seresah sehingga bisa menambahkan
bahan organik tanah; meningkatkan kegiatan biologi tanah dan perakaran;
mempertahankan dan meningkatkan ketersediaan air dalam lapisan Perakaran.
III. PEMBAHASAN

3.1 Keuntungan Agroforestri (Profitability)


Keuntungan-keuntungan agroforestri dapat bersifat jangka panjang seperti
peningkatan produktivitas tanaman pelestarian produktivitas yang lebih tinggi,
perbaikan gizi, dan kesehatan, perbaikan sosial ekonomi, serta tata guna lahan
yang lebih baik lagi dari perbaikan konservasi lingkungan. Apabila dilaksanakan
secara baik, sistem-sistem agroforestri dapat dijadikan sebagai alat yang efektif
untuk merehabilitasi dan mengelola lahan kritis di daerah hulu dan menggalakkan
pembangunan di pedesaan. Agroforestri menjadi salah satu program inovasi
pemerintah dengan tujuan untuk memaksimalkan sumber daya alam yang
berpotensi agar sesuai dengan hasil yang diharapkan. Penerapan sistem
agroforestri membawa perubahan sosial bagi perekonomian petani, karna program
tersebut mampu mengoptimalisasi dan mewujudkan pemerataan ekonomi,
membuka akses lapangan pekerjaan dan diharapkan dapat berkontribusi untuk
ekonomi nasional. Selain itu Mampu menghasilkan hasil tanaman budidaya
dengan waktu yang relatif cepat dibandingkan dengan tanaman hutan yang
memiliki produktivitas yang lama.
3.1.1 Konsep ekonomi
Sistem agroforestri menguntungkan jika mampu menghasilkan output yang
lebih banyak dengan jumlah input yang sama, atau membutuhkan jumlah input
yang lebih sedikit untuk menghasilkan output yang sama. Hal tersebut dapat
dicapai jika interaksi komponen agroforestri berjalan dengan baik. Dasar
penerapan agroforestri adalah interaksi biofisik yang positif, yang akan
menghasilkan interaksi ekonomi yang positif pula. Kenaikan output pada tingkat
sumber daya yang sama, dapat disebabkan oleh kenaikan jumlah output fisik atau
kenaikan harga per satuan output. Yang pertama mungkin disebabkan interaksi
biofisik yang positif, yang kedua dapat disebabkan kualitas produk atau waktu
panen yang tepat. Demikian juga penurunan biaya input dapat disebabkan oleh
penurunan jumlah output yang dibutuhkan, atau penurunan harga per satuan input.
3.1.2 Kurva kemungkinan produksi
Analisis jangka panjang dapat menujukkan dengan jelas kemungkinan-
kemungkinan keuntungan agroforestri. Hal tersebut dapat dijelaskan melalui
kurva kemungkinan produksi jangka panjang yang berbentuk tiga dimensi.

Produksi tanaman semusim secara monokultur memang dapat merusak


kesuburan tanah. Hal tersebut tampak pada saat ini adalah C maka pada jangka
panjang tingkat produksi tanaman semusim akan menurun menjadi C'.
Penambahan pupuk buatan maupun pupuk organik yang terus menerus pada
sistem monokultur dapat menyebabkan adanya penurunan kesuburan tanah.
Apabila kebutuhan pangan keluarga itu sebesar S, yang berjumlah tetap dalam
jangka panjang (S'), maka kemungkinan kebutuhan subsisten tersebut tidak akan
bisa dipenuhi (S' > C'). Produksi tanaman semusim yang menurun sedangkan
kebutuhan pangan tetap atau bahkan dapat meningkat dapat menjadi sebab
terjadinya krisis pangan. Penanaman tanaman tahunan jenis-jenis tertentu seperti
sengon, jati, mahoni dan lain sebagainya mampu menjaga kesuburan lahan atau
bahkan meningkatkan kesuburan lahan. Produksi tanaman tahunan pada masa
sekarang M dan pada masa yang akan datang menjadi M'. Pencampuran tanaman
semusim atau pangan dan pohon dalam jangka panjang akan menjaga penurunan
kesuburan lahan dan produksi tanaman pangan. Apabila pada saat ini kita
menanam tanaman tahunan sebesar a yang dalam jangka panjang akan menjadi a'.
Tanaman tahunan atau pohon diharapkan mampu mempertahankan kesuburan
lahan, sehingga tidak terjadi penurunan produksi tanaman pangan secara drastis
pada masa yang akan datang. Apabila hal ini terpenuhi, paling tidak kebutuhan
subsisten keluarga akan masih terpenuhi dalam jangka panjang (a").
3.1.3 Analisis Komparatif
Analisis ini dilakukan karena agroforestri bertujuan untuk kesinambungan
produksi. Oleh karena itu, salah satu keuntungan yang diperoleh adalah mencegah
terjadinya penurunan output dari sistem produksi masa kini. Salah satu
karakteristik agroforestri adalah terjadinya penundaan memperoleh sebagian
keuntungan, sedangkan biaya produksi harus dikeluarkan pada awal pelaksanaan.
Oleh karena itu, analisis jangka pendek menghasilkan taksiran keuntungan yang
lebih rendah dari sesungguhnya, dan hasilnya seolah-olah tidak ekonomis. Tidak
semua biaya dan keuntungan dari agroforestri didapatkan pada saat yang sama,
tetapi tersebar selama dilaksanakannya agroforestri. Dengan mengaplikasikan
discount rate, kedua hal tersebut dapat dibandingkan. Analisis komparatif
ditujukan untuk menentukan pilihan berdasarkan nilai finansial terbesar, risiko
dari implikasi kebijakan baik yang bersifat insentif maupun disinsentif terhadap
sumber daya alam dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Analisis komparatif
yang dimaksud di sini adalah perbandingan antara penggunaan lahan untuk
agroforestri dengan penggunaan lahan non agroforestri melalui besaran NPV dan
BCR.

3.1.4 Indikator finansial


Analisis finansial dilakukan untuk mengetahui seberapa besar manfaat
yang diperoleh, biaya yang dikeluarkan, berapa keuntungannya, kapan
pengembalian investasi terjadi dan pada tingkat suku bunga berapa investasi itu
memberikan manfaat. Melalui cara berpikir seperti itu maka harus ada ukuran-
ukuran terhadap kinerjanya. Ukuran-ukuran yang digunakan umumnya yaitu : Net
Present Value (NPV) atau Nilai Kiwari Bersih, Benefit Cost Ratio (BCR) atau
Rasio Keuntungan Biaya dan Internal Rate of Return (IRR). Ukuran-ukuran
seperti itu diperlukan untuk mengetahui prospek perbandingan antara usaha tani
dengan pola agroforestri yang memiliki pola lain misalnya memiliki pola
monokultur.

3.1.5 Sensitivitas dan Resiliensi


Analisis sensitivitas dilakukan untuk mengetahui tingkat kepekaan sebuah
kegiatan (proyek) terhadap adanya perubahan. Perubahan tersebut berupa
perubahan nilai input maupun nilai output serta perubahan tingkat suku bunga.
Analisis tersebut, bukan saja dapat dipakai untuk mengetahui kepekaan proyek
yang bersangkutan, tetapi juga dapat digunakan untuk membandingkan antar
alternatif proyek. Sedangkan resiliensi menunjukkan daya tahan usaha agroforestri
terhadap berbagai perubahan.

3.1.6 Kontribusi pendapatan rumah tangga dan perekonomian wilayah


Agroforestri memberikan pendapatan terhadap pengelolanya baik langsung
maupun tidak langsung. Analisis ekonomi yang banyak dilakukan di Indonesia
adalah melihat seberapa besar suatu sistem agroforestri memberikan kontribusi
terhadap pendapatan total keluarga dan juga bagaimana kontribusi hasil dari suatu
sistem agroforestri terhadap perekonomian daerah setempat. Dengan adanya
sistem agroforestri, pendapatan lebih meningkat dan kerugian karena gagal panen
bisa diminimalisir.

Studi Kasus I : Analisis Keuntungan Usahatani Agroforestri Kemiri, Coklat,


Kopi dan Pisang Di Hutan Kemasyarakatan Sesaot, Lombok Barat.
Agroforestri yang berada di hutan kemasyarakatan Sesaot, Lombok Barat
merupakan agroforestry yang terdiri dari kemiri, coklat, kopi dan pisang.
Penanaman kemiri pada lahan ini mempunyai beberapa pertimbangan baik dari
segi ekonomi maupun ekologi. Setiap bagian kemiri ini memiliki memanfaat
mulai dari daun, buah, kulit, kayu, akar, bunga bahkan getahnya dapat
dimanfaatkan. Tanaman coklat dapat mendorong terjadinya degradasi di hutan
tropis, sebagai tanaman penaung untuk tanaman kopi sehingga memberikan
manfaat bagi iklim mikro, tanah dan air pada lingkungan. Penanaman kopi juga
memiliki fungsi ekologi terlebih pada lahan dengan kemiringan yang besar. Selain
itu kopi juga mempertahankan cadangan C walaupun nilainya masih berada
dibawah cadangan C pada hutan. Berdasarkan hasil analisis keuntungan secara
finansial menunjukan bahwa pola agroforestry yang dilakukan pada strata II lebih
baik dibanding strata I dan III. Tanaman kemiri dapat dibudidayakan pada semua
strata, tanaman kopi dapat dibudidayakan pada semua strata sebagai tanaman
bawah tegakan, tanaman coklat sebaiknya hanya dikembangkan pada strata II,
sedangkan tanaman pisang sebaiknya tidak ditanam pada pola agroforestry karena
hanya memberikan keuntungan yang kecil.
Studi Kasus II : Kajian Agroforestri Di Bawah Tegakan Pinus Untuk
Meningkatkan Produktivitas Lahan dan Kesejahteraan Petani Studi Kasus :
Di Desa Pujonkidul Kecamatan Pujon Kabupaten Malang
Studi kasus penerapan agroforestri di Desa Pujonkidul, Kecamatam Pujon,
Kabupaten Malang dilakukan untuk meningkatkan produktivitas lahan secara
optimal dengan menerapkan agroforestri model alley cropping. Tanaman pinus
sebagai tanaman pokok dan tanaman hortikultura kubis, wortel dan sawi sebagai
tanaman sela dinilai dapat meningkatkan produktivitas lahan karena memiliki
hasil penjualan paling banyak saat pemanenan. Hasil usahatani B/C ratio dari
lahan memiliki nilai > 1, yang artinya penerapan agroforestri menguntungkan.
Selain itu kesejahteraan masyarakat juga turut meningkat dimana jumlah
pemasukan rumah tangga akan meningkat sebanding dengan meningkatnya
produktivitas. Pemanfaatan agroforestri dengan budidaya alley cropping di
kawasan lereng selain menguntungkan bagi masyarakat juga dapat meningkatkan
keragaman tanaman juga bermanfaat untuk konservasi lahan seperti
mengendalikan erosi, memperbaiki sifat tanah, aktivitas biologi tanah serta
meningkatkan dan mempertahankan produksi tanaman pangan.
IV. PENUTUP

4.1 Kesimpulan
1. Agroforestri merupakan sistem penggunaan lahan (usahatani) yang
mengkombinasikan pepohonan dengan tanaman pertanian untuk
meningkatkan keuntungan, baik secara ekonomis maupun lingkungan.
2. Keuntungan Agroforestri dapat dilihat dari jangka panjang seperti
peningkatan produktivitas tanaman pelestarian produktivitas yang lebih
tinggi, perbaikan gizi, dan kesehatan, perbaikan sosial ekonomi, serta
tata guna lahan yang lebih baik lagi dari perbaikan konservasi
lingkungan.
3. Studi Kasus 1, Berdasarkan hasil analisi keuntungan secara finansial
menunjukan bahwa pola agroforestry yang dilakukan pada strata II
lebih besar dibanding strata I dan III karena besar keuntungan yang
didapat tidak hanya bergantung pada luas lahan garapan namun juga
dipengaruhi oleh jenis produk, harga pasar dan pola pengelolaan.
4. Studi Kasus II, Pemanfaatan agroforestri dengan budidaya alley
cropping, dapat meningkatkan keragaman tanaman, meningkatkan
pemanfaatan unsur hara dan menambah stabilitasi ekonomi dalam
sistem pertanian serta konservasi lahan, seperti mengendalikan erosi,
memperbaiki sifat fisik dan kimia tanah, aktivitas biologi tanah serta
dapat meningkatkan dan mempertahankan produksi tanaman pangan.
DAFTAR PUSTAKA

Achmad, R. 2012. Kajian Strategi Optimalisasi Pemanfaatan Lahan Hutan Rakyat


Di Provinsi Sulawesi Selatan (Study on Optimalisation Strategy of Private
Forest Land Utilization in South Sulawesi). Jurnal Penelitian Sosial dan
Ekonomi Kehutanan Vol. 9 No. 4 Desember 2012, Hal. 216 – 228
Hairiah K., Didik, S dan Meine, V.N. 2010. Interaksi Antara Pohon - Tanah -
Tanaman Semusim: Kunci Keberhasilan Atau Kegagalan Dalam Sistem
Agroforestri. Bahan Ajar 2
Maria, Lestiana dan Mulyono. 2015. Upaya Konservasi Tanah dan Air dengan
Agroteknologi di Subang Selatan. Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI.
Bandung
Pattimahu, D., Jolanda T., dan Wattimena. 2011. Strategi Pengelolaan
Agroforestri Berbasis Lingkungan (Kasus : Negeri Kilang Kota Ambon).
Jurusan Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Pattimura, Jurusan
Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Pattimura. Prosiding
Seminar Nasional Agroforestri ke-5
Tolaka, W., Wardah dan Rahmawati. 2013. Sifat Fisik Tanah Pada Hutan Primer,
Agroforestri Dan Kebun Kakao Di Subdas Wera Saluopa Desa Leboni
Kecamatan Pamona Puselemba Kabupaten Poso. Jurusan Kehutanan,
Fakultas Kehutanan, Universitas Tadulako, Palu, Sulawesi Tengah,
Mahasiswa Fakultas Kehutanan Universitas Tadulako, Staf Pengajar
Fakultas Kehutanan Universitas Tadulako. Warta Rimba Volume 1,
Nomor 1 Desember 2013
Yamani, A. 2010. Analisis Kadar Hara Makro dalam Tanah pada Tanaman
Agroforestri di Desa Tambun Raya Kalimantan Tengah. Jurnal Hutan
Tropis, 11 (30):37-46.

Anda mungkin juga menyukai