Anda di halaman 1dari 9

Kasus Penentuan Lokasi Industri Kayu Lapis

Makalah ini disajikan untuk memenuhi tugas mata kuliah Teori Keruangan
yang diampu oleh:

Ni’mah Mahnunah, S.T., M.T

Disusun Oleh:

Bagas Wenang Mayhendra (17.86.0009)


JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS AMIKOM YOGYAKARTA

Jalan Ring Road Utara, Condong Catur, Sleman, Yogyakarta

2017
Gambaran Kasus

1. Kayu Lapis

Kayu lapis atau sering disebut tripleks adalah sejenis papan


pabrikan yang terdiri dari lapisan kayu (veneer kayu) yang direkatkan
bersama-sama. Kayu lapis merupakan salah satu produk kayu yang paling
sering digunakan. Kayu lapis bersifat fleksibel, murah, dapat dibentuk, dapat
didaur ulang, dan tidak memiliki teknik pembuatan yang rumit. Kayu lapis
biasanya digunakan untuk menggunakan kayu solid karena lebih tahan retak,
susut, atau bengkok.

Lapisan kayu lapis (yang biasa disebut veneer) direkatkan bersama


dengan sudut urat (grain) yang disesuaikan untuk menciptakan hasil yang
lebih kuat. Biasanya lapisan ini ditumpuk dalam jumlah ganjil untuk mencegah
terjadinya pembelokan (warping) dan menciptakan konstruksi yang seimbang.
Lapisan dalam jumlah genap akan menghasilkan papan yang tidak stabil dan
mudah terdistorsi. Saat ini kayu lapis tersedia dalam berbagai ketebalan,
mulai dari 0,8 mm hingga 25 mm dengan tingkat kualitas yang berbeda-beda.

Teknik pembuatan kayu lapis telah ditemukan sejak abad ke-17, namun
baru sekitar akhir abad ke-19 kayu lapis diproduksi secara komersial untuk
pembuatan peti teh. Kayu lapis yang digunakan untuk pembuatan peti
memiliki tiga lapisan sehingga biasa disebut three-ply, atau tripleks di
Indonesia.

Lapisan atau veneer yang mengkomposisi sebuah kayu lapis harus relatif
tipis, bila tidak maka kayu lapis cenderung mudah menyusut atau terdistorsi
karena kekuatan adhesifperekatnya kalah kuat dibanding beban kayu veneer.
Karenanya, pembuatan kayu lapis yang lebih tebal tidak dilakukan dengan
menebalkan lapisan veneer, melainkan menambah jumlah lapisan itu. Kayu
lapis yang terdiri lebih dari tiga lapisan, yang biasa disebut multiply.
Terkadang, kayu lapis yang terdiri dari lima lapisan disebut sebagai five-ply.

Lapisan kayu lapis harus selalu dibuat dalam jumlah ganjil untuk
menciptakan konstruksi kayu yang seimbang. Bagian tengah kayu lapis, atau
biasa disebut central core, biasanya relatif lebih tebal dibanding veneer
namun dengan kepadatan yang lebih rendah agar hasil akhir kayu lapis tidak
menjad terlalu berat.

Penyusunan urat kayu (grain) pada setiap lapisan veneer harus diatur
sedemikian rupa sehingga urat lapisan veneer yang di bawah tegak lurus
dengan urat lapisan veneer di atasnya untuk menciptakan kayu lapis yang
merekat dengan kuat. Untuk mempermudah pengaturan urat tersebut,
biasanya kayu yang menjadi bahan dasar kayu lapis terbuat dari spesies
pohon yang sama.

2. Industri Kayu Lapis

Di Magelang terdapat beraneka macam industri karena, Magelang


terletak berada di lokasi yang strategis. Salah satu industrinya adalah industri
kayu lapis. Industri kayu lapis ini kebanyakan terdapat pada daerah Kabupaten
Magelang.
Faktor Lokasi dari sisi Makro

A. Transportasi

Pemilihan lokasi industri kayu lapis ini memperhatikan ketersedian bahan


baku. Karena letak industri ini berada di Magelang jadi bahan baku untuk
mendapatkan beberapa kayu sangat mudah. Selain itu, mayoritas hutan di
Jawa Tengah masih ada sehingga mudah untuk mendapatka bahan baku, dan
tersedia setiap waktu. Letak industri ini juga berada pada jalan provinsi dan
jalan negara. Jadi, akses untuk mendistribusikan menjadi lebih mudah. Karena
letaknya berada di tengah kota besar pendistribusiannya menjadi lebih
mudah. Terdapat Bandara Adi Sucipto yang terletak di Yogyakarta dan
Bandara Ahmad Yani yang terletak di Semarang. Selain kedua bandara
tersebut terdapat juga pelabuhan Tanjung Mas yang berada di Semarang.

B. Tenaga Kerja

Tenaga kerja di industri ini biasanya dari masyarakat pedesaan yang


rata-rata mereka lulus dari SMP maupun SMA sederajad. Karena untuk
memenuhi kehidapan mereka oleh karena itu mereka berfikir lebih baik
bekerja pada perindustrian. Selain itu, ketersedian lapangan pekerjaan pada
industri ini biasanya banyak. Karena untuk memenuhi kebutuhan hidup
mmereka, maka industri ini memberikan gaji sesuai dengan UMR Magelang.
Sebelum memulai bekerja di industri ini mereka biasanya diberi pelatihan
kerja.

C. Iklim

Iklim di Magelang adalah iklim tropis. Terdapat curah hujan yang


signifikan sepanjang tahun di Magelang. Bahkan bulan terkering masih
memiliki banyak curah hujan. Lokasi ini diklasifikasikan sebagai Af
berdasarkan Köppen dan Geiger. Di Magelang, suhu rata-rata tahunan adalah
26.3 °C. Curah hujan tahunan rata-rata adalah 3205 mm. Bulan terkering
adalah Juli. Di sana terdapat 159 mm presipitasi di Juli. Hampir semua
presipitasi jatuh pada November, dengan rata-rata 372 mm. Dengan rata-rata
26.8 °C, April adalah bulan terhangat. Di Desember, suhu rata-rata adalah
25.9 °C. Ini adalah suhu rata-rata terendah sepanjang tahun. Oleh karena itu,
banyak bahan baku seperti kayu yang dapat tumbuh di Magelang dan bahan
baku ini selalu tersedia.

D. Kebijakan dan Peraturan

Pembangunan industri selain memerhatikan faktor-faktor yang


berpengaruh terhadap lokasi industri juga perlu mempertimbangkan
peraturan tentang industri dan dampak lingkungan. Adanya peraturan
bertujuan untuk mengatur keberadaan suatu lokasi industri dengan
pertimbangan tertentu. Salah satunya terkait dengan lingkungan.

Berdasarkan Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1997


tentang Lingkungan Hidup, arah pembangunan jangka panjang Indonesia
adalah pembangunan ekonomi dengan bertumpukan pada pembangunan
industri.

Selain menghasilkan produk yang bermanfaat bagi masyarakat,


industrialisasi juga menimbulkan dampak negatif seperti limbah bahan
berbahaya dan beracun. Apabila limbah itu dibuang ke sungai dapat
mencemari lingkungan hidup dan mengancam kelangsungan hidup manusia.
Pada kenyataannya, gaya hidup masyarakat industri yang ditandai oleh
pemakaian produk berbasis kimia telah meningkatkan produksi limbah bahan
berbahaya dan beracun.

Hal ini merupakan tantangan yang besar terhadap cara pembuangan


yang aman dengan risiko pencemaran yang kecil terhadap lingkungan hidup
dan kelangsungan hidup manusia. Menyadari hal ini, maka peraturan
mengenai industri perlu dibuat. Contoh peraturan industri adalah
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1984. Peraturan Pemerintah Nomor 13
Tahun 1995 tentang Industri.

Untuk mendapatkan izin suatu usaha industri harus mempertimbangkan


lokasi tempat berdirinya suatu industri, yaitu kesesuaian lahan untuk industri.
Berdasarkan peraturan pemerintah tersebut pada pasal 10 terdapat ketetapan
pencabutan izin usaha. Pencabutan dilakukan antara lain apabila suatu
perusahaan industri menimbulkan kerusakan dan pencemaran terhadap
lingkungan hidup melampaui batas baku mutu lingkungan. Selain mengatur
tentang izin usaha industri, dalam peraturan pemerintah juga mengatur
tentang wilayah industri. Pemerintah dapat menetapkan wilayah-wilayah
pusat pertumbuhan industry serta lokasi bagi pembangunan industri sesuai
dengan tata ruang wilayah.
Faktor Lokasi dari sisi Mikro

A. Lahan

Lahan untuk mendirikan usaha ini terletak jauh dari rumah penduduk.
Selain itu industri ini telah di tetapkan. Yang terpenting adalah lokasinya
strategis dan dekat dengan bahan baku.

B. Energi

Energi yang digunakan untuk mengolah bahan baku menjadi bahan jadi
ataupun setengah jadi menggunakan listrik dan gas. Industri itu
membutuhkan tenaga listrik yang sangat besar jadi industri itu terletak berada
di dekat gardu induk listrik.

C. Air Bersih

Untuk kegiatan yang berkaitan dengan air industri biasanya


menggunakan jaringan PDAM karena jika menggunakan ketersediaan air
tanah akan mengganggu sumber air bagi masyarakat di sekitarnya.

D. Limbah

Limbah yang menonjol pada industri ini adalah asap pembakaran. Asap
pembakaran yang dihasilkan sangat mengganggu walaupun cerobong asap
terletak sangat tinggi. Selain itu limbah berupa zat padat adalah kayu-kayu
hasil pengolahan yang sudah tidak terpakai maupun pengolahan kayu yang
mengalami cacat. Untuk limbah cair biasanya berasal dari pembuang hasil
pembersihan.

E. Kegiatan yang Berdekatan

Industri ini terletak berada di pusat industri sehingga kegiatan industri ini
memeliki pesaing yang berada didekatnya.
Kesimpulan

Banyak faktor yang mempengaruhi keberadaan lokasi suatu industri. Karena


itu, pengambilan keputusan dalam merencanakan lokasi industri harus didasarkan
pada pertimbangan-pertimbangan yang matang dari faktor-faktor yang
mempengaruhinya. Pemilihan lokasi yang strategis merupakan kerangka kerja
yang persfektif bagi pengembangan suatu kegiatan yang bersifat komersial.
Dengan demikian, tujuan penentuan lokasi industri yaitu untuk memperbesar
keuntungan dengan menekan biaya produksi.
Daftar Pustaka

https://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Magelang

http://www.magelangkab.go.id/

https://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Magelang

http://www.magelangkota.go.id/

http://e-journal.uajy.ac.id/6454/2/KOM103709.pdf

http://riskakurniaawati.blogspot.co.id/2014/04/v-behaviorurldefaultvmlo.html

https://id.wikipedia.org/wiki/Kayu_lapis

https://id.climate-data.org/location/577380/

http://www.ssbelajar.net/2012/09/peraturan-dan-perizinan-pembangunan.html

http://kemenperin.go.id/download/6001/Perpres-No.-28-Tahun-2008-tentang-Ke
bijakan-Industri-Nasional

Anda mungkin juga menyukai