Anda di halaman 1dari 15

Hutan montana

Achmad fauzi mubarok


Hutan pegunungan atau hutan montana (montane forest) adalah salah
satu formasi hutan tropika basah yang terbentuk di wilayahpegunungan .
Salah satu cirinya, hutan ini kerap diselimuti awan, biasanya pada
ketinggian atap tajuk (kanopi)nya. Pepohonan dan tanah di hutan ini
acapkali tertutupi olehlumut, yang tumbuh berlimpah-limpah. Oleh
sebab itu, formasi hutan ini juga dinamai hutan lumut, hutan kabut, atau
hutan awan (cloud forest)
Klasidikasi hutan pegunungan
submontana (sub-pegunungan atau disebut juga
hutan pegunungan bawah), antara ketinggian 1.000
1.500 m dpl.
montana (hutan pegunungan atas) antara 1.000
2.400 m.
subalpin, di atas ketinggian 2.400 m.
Karakteristik hutan montana
Karakteristik hutan montana terbentuk karena dukungan suhu yang
rendah, serta menjadi tempat perlintasan kabut yang sering
menyelimuti kanopi hutan. Kondisi tersebut berdampak pada
penurunan kelembaban udara, serta terhalangnya sinar matahari untuk
menembus dasar hutan, maka tidak heran jika proses penguapan di
kawasan hutan montana cenderung menurun
Flora dan fauna
Zona berikutnya adalah montana (zona pegunungan) dengan ketinggian di atas 2400 m dpl.
Zona ini dicirikan dengan penuttupan vegetasi yang rapat, diameter batang mengecil, dan
banyak diliputi lumut dan paku-pakuan. Tinggi pohon hanya sampai setinggi lapisan kedua
pada zona sub pegunungan.
Zona ini memiliki kekayaan jenis pohon yang semakin sedikit. Semakin ke atas, formasi
vegetasi semakin terbuka. Sinar matahari memungkinkan masuk ke dalam lantai hutan, sehingga
keberadaan rumput dan terna semakin banyak. Selain terdiri dari lapisan tebal campuran dari
pohon-pohon kerdil dan semak-semak dengan beberapa pohon berbentuk payung (familia
Ericacae) yang menjulang tersendiri serta beberapa jenis tundra, anggrek dan lumut.
Selain itu fauna-fauna juga sangat susah ditemukan di hutan montane, namun masih ada juga
fauna yang masih bisa hidup disana seperti serangga-serangga,ular,monyet dan mamalia kecil
lainnya.
Karakter Hutan dataran rendah Hutan submontana Hutan montana Hutan subalpin

Tinggi tajuk 2545 m 1533 m 1,518 m 1,59 m

Tinggi pohon sembulan 67 m 45 m 26 m 15 m

Kelas ukuran daun mesofil notofil atau mesofil mikrofil nanofil

Banir (akar penopang) umum dijumpai, besar tidak umum atau kecil biasanya tak ada tidak ada

Kauliflori umum jarang tidak ada tidak ada

Daun majemuk berlimpah dijumpai jarang tidak ada

Daun berujung penetes berlimpah dijumpai atau umum jarang atau tak ada tidak ada

Liana berkayu berlimpah biasanya tak ada tidak ada tidak ada

Tumbuhan merayap biasanya berlimpah umum atau berlimpah sangat jarang tidak ada

Anggrek-anggrekan umum berlimpah umum sangat jarang

Lumut dan liken dijumpai dijumpai atau berlimpah biasanya berlimpah berlimpah
Daftar Vegetasi Pada Zona Montane
Podocarpus sp
Bunga edel weiss
Komponen pembentuk ekosistem
hutan pegunungan tinggi
1. Iklim
2. suksesi
3. tanah
iklim
Menurut Elfis (2010) Klimatologi Salah satu faktor penting yang
mempengaruhi penyebaran dan pertumbuhan tumbuh-tumbuhan adalah
iklim.Unsur-unsur iklim seperti temperatur, curah hujan, kelembaban,
dan tekanan uap air berpengaruh terhadap pertumbuhan
pohon.Hubungan iklim dengan tumbuhan sangat erat. Iklim
berpengaruh terhadap berbagai proses fisiologi (fotosintesis, respirasi,
dan transpirasi), pertumbuhan dan reproduksi (pembungaan,
pembentukan buah, dan biji) dan sebagainya. Hubungan tumbuhan
dengan faktor lingkungan iklim merupakan hubungan yang tidak
terpisahkan dan bersifat menyeluruh
suksesi
Suksesi yaitu suatu proses perubahan yang terjadi dalam komunitas atau
ekosistem yang menyebabkan tibulnya penggantian dari satu komunitas
atau ekosistem oleh komunitas atau ekosistem yang yang lain
(Kaendeigh, 1980
Faktor tanah
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan, tanah yang
terdapat pada daerah pegunungan tinggi adalah jenis
tanah Vulkanik. Tanah vulkanik adalah tanah yang
terbentuk dari lapukan materi letusan gunung berapi
yang subur mengandung zat hara yang tinggi. Jenis
tanah vulkanik dijumpai di sekitar gunung berapi. Tanah
vulkanik merupakan tanah yang banyak mengandung
unsure hara.
Teliti Hutan Pegunungan Dieng, Nur Sumedi Raih
Doktor

Strategi Pengelolaan Wilayah Hutan Pegunungan: Studi Kasus Pegunungan Dieng Jawa Tengah erosi
di Pegunungan Dieng sangat tinggi, rata-rata 10,7 mm/tahun, yang menyebabkan pendangkalan Waduk
Mrica yang mencapai 40%. Di samping itu, juga menjadi penyebab banjir dan tanah longsor. Selama
tiga tahun terakhir, tercatat terjadi 17 kali banjir dan 70 bencana tanah longsor di Wonosobo.
Pengelolaan wilayah pegunungan dengan pendekatan sektoral, menurut Nur Sumedi, menjadi salah
satu penyebab kerusakan pegunungan Dieng. Selain itu, disebabkan pula oleh belum adanya
kesepahaman dalam pengelolaaan pegunungan antara stakeholder.
Karena kondisi tersebut, Nur Sumedi merekomendasikan adanya pengelolaan wilayah pegunungan
yang menggunakan pendekatan multidisiplin, lintas sektoral, dan partisipasi multistakeholder
Dalam pengelolaan wilayah pegunungan juga harus didasarkan atas keseimbangan dinamis aspek sosial
ekonomi dan ekologis serta hubungan hulu-hilir
Melalui sistem penggunaan lahan yang mengkombinasikan pepohonan dengan tanaman pertanian ini
mampu meningkatkan keuntungan ekonomis, namun kelestarian lingkungan tetap terjaga

Anda mungkin juga menyukai