MAKALAH
untuk memenuhi tugas matakuliah Pengelolahan Sumber Daya Alam
yang diampu oleh Prof. Suhadi, M.Si
Oleh:
Kelompok 4 Off H 2014
Achmad Fauzi Mubarok (140342601199)
1.3. Tujuan
1.3.1. Mengetahui definisi wisata bahari.
1.3.2. Mengetahui konsep wisata bahari
1.3.3. Masalah dalam pengembangan wisata bahari.
1.3.4. Bagaimana strategi yang dapat digunakan dalam pengembangan
wisata bahari
1.3.5. Mengetahui filosofi wisata bahari berkelanjutan berbasis
masyarakat.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Wisata Bahari diartikan sebagai sebuah wisata dimana tempat wisata tersebut
didominasi perairan dan kelautan. Pendapat ini cukup sederhana dan cukup
mudah dipahami.
2. Wisata Bahari juga berarti sebuah kegiatan untuk menikmati keindahan dan
keunikan pesisir pantai dan juga lautan.
Manusia dapat bergerak dari suatu tempat ke tempat yang lain karena
adanya dorongan serta keinginan untuk mengetahui sesuatu ataupula ada sesuatu
yang dirasakan membosankan/tidak menyenangkan sehingga mengarahkan
perhatiannya untuk mememperoleh sesuatu yang dinginkannya. Oleh karena itu
perencanaan kawasan wisata bahari didasarkan pada konsep ruang dan sirkulasi
serta tapak yang ideal dapat memberikan kenyamanan dan kesenangan bagi
pengunjung untuk merasakan sesuatu yang ingin diperolehnnya. Untuk maksud
tersebut maka suatu kawasan wisata bahari perlu mempertimbangkan :
1) Jarak atau rute yang praktis dimana semua objek dan elemen
sepanjang rute terfasilitasi dan tergambarkan. Ruang sebagai tempat
pergerakan manusia hendaknya menunjukkan keharmonisan dan
terintegrasi antara satu dengan yang lainnya.
2) Kondisi Lingkungan merupakan objek dalam pergerakan harus sesuai
dengan persepsi pengunjung. Dengan demikian kawasan wisata bahari
yang dibuat bukan hanya mempertimbangkan objek dengan ruang saja
tetapi juga objek dengan pengunjung.
3) Rangkaian unsur unsur dalam ruang harus tertata dengan baik dan
dalam suatu rangkaian yang dapat diintepretasikan oleh pengunjung.
Kaitannya dengan tapak yang ideal dari suatu kawasan wisata bahari
maka fungsi suatu tapak harus serasi dengan kondisi dari tapak itu sendiri.
Ada 3 aspek utama yang harus diperhatikan dalam perencanaan tapak
wisata bahari yaitu :
9. Tidak adanya data statistik yang jelas dari pemerintah, terutama mengenai
wisatawan asing, sehingga sering terjadi adanya orang asing melakukan
kegiatan usaha dengan visa wisata atau sebaliknya mereka melakukan
bisnis dan wisata sekaligus
Telah kita ketahui bahwa potensi wisata bahari kita sangat beragam dan
nilai keindahaanya tiada bandingannya di dunia. Seperti di Kep. Padaido di Papua
yang memiliki taman laut yang indah, keindahnya bahkan menepati peringkat
tertinggi di dunia dengan skor 35. Dan telah mengalahkan taman laut Great
Barrier Reef [skor 28] di Queensland, Australia. Lebih dari itu selain jenis wisata
alam (Eco Tourism) seperti taman laut kep. Padaido kita juga masih memiliki
banyak jenis wisata bahari lainya yang tersebar di seluruh wilayah nusantara yaitu
di antaranya: Wisata Bisnis (Business Tourism), Wisata Pantai (Seaside Tourism),
Wisata Budaya (Cultural Tourism), wisata pemancingan (fishing tourism),
Wisata Pesiar (Cruise Tourism), Wisata Olahraga (Sport Tourism), dan masih
banyak jenis wisata bahari lainya.
Namun potensi yang di miliki tersebut saat ini belum sepenuhnya
menjadi keunggulan kompetitif (competitive advantage) bangsa Indonesia yang
dapat memberikan kontribusi besar pada perekonomian nasional. Oleh karena itu
agar pariwisata bahari benar-benar menjadi salah satu penopang perekonomian
negara secara berkelanjutan (an economically sustainable area/ecosytem), maka
pariwisata bahari harus di bangun dengan strategi yang terencana dan bervisi
jangka panjang.
1. Dalam pengelolaan pariwisata bahari tersebut pemerintah harus mengubah
dari pendekatan dari sistem birokrasi yang berbelit menjadi sistem
pendekatan entrepreurial. Dimana pemerintah dituntut untuk tanggap dan
selalu bekerja keras dalam melihat peluang dan memanfaatkan peluang
tersebut sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat. Dalam hal ini
pemerintah sebagai pemegang kebijakan harus meyiapkan sebuah
regulasi/kebijakan yang mendukung pengembangan pariwisata bahari.
Kebijakan tersebut antara lain, menciptkan kawasan ekonomi khusus di
kawasan yang sedang mengembangkan pariwisata bahari, misalnya
memberikan kebijakan bebas visa pada wisatawan yang akan berkunjung
dll.
2. melakukan pemetaan terhadap potensi pariwisata bahari yang dimiliki,
yaitu berupa nilai, karakteristiknya, infarstruktur pendukungnya, dan
kemampuanya dalam menopang perekonomian. Dengan demikian dapat
ditentukan parawisata bahari mana yang harus segera dibangun dan mana
yang hanya perlu direvitalisasi. Selain itu kita juga perlu memetakan
lingkungan yang terkait dengan pariwisata bahari baik lingkungan internal
maupun ekternal. Lingkungan internalnya yang perlu dipetakan adalah
sejauh mana kekuatan dan kelemahan (strength and weakness) pariwisata
bahari tersebut. Sedangkan Lingkungan eksternal yang perlu dipetakan
adalah sosial-budaya, politik/kebijakan, ekonomi-pasar, dan kemampuan
teknologi. Selain itu juga perlu di ketahui sejauh mana negara-negara lain
melangkah dalam pengembangan pariwisata bahari, sehingga kita bisa
belajar dari keberhasilan dan kegagalan mereka dalam mengembangkan
pariwisata bahari.
3. Menyusun rencana investasi dan pembangunan atas berbagai informasi
yang telah kita dapatkan dari pemetaan diatas. Yang perlu diperhatikan
dalam penyusunan ini adalah, bahwa kita tidak hanya akan membangun
sebuah pariwisata bahari saja Namun juga perlu di perhatikan faktor
pendukungnya seperti akses transportasi, telekomunikasi dll. Dengan
demikian rencana pengembangan pariwisata bahari dapat terukur dan tetap
sasaran.
4. menciptakan kualitas SDM yang tangguh di bidang paraiwisata bahari,
baik skill-nya, kemampuan dalam inovasi, adaptabilitas dalam menghadapi
berbagai perubahan lingkungan eksternal, budaya kerja dan tingkat
pendidikan serta tingkat pemahaman terhadap permasalahan strategis dan
konsep yang akan dilaksanakannya. Karena di masa mendatang
keunggulan SDM dalam berinovasi akan sangat penting setara dengan
pentingnya SDA dan permodalan. Hal ini terkait dengan perkembangan
teknologi yang pesat, khususnya teknologi informasi.
5. melakukan strategi pemasaran yang baik, seperti yang dilakukan negara
tetangga kita Thailand yang memasarkan objek wisatannya di televisi-
televisi internasional dan berbagai media seperti internet, majalah dan
pameran-pameran pariwisata di tingkat internasional. Bahkan mereka
menghabiskan dana sekitar US$ 1 miliyar untuk mempromosikan wisata
mereka di beberapa jaringan televisi internasional. Bahkan saking
kreatifnya, beberapa negara melakukan segmentasi pasar wisatawan, ini
seperti yang dilakukan Hong Kong dan Thailand untuk memudahkan
merencanakan pengembangan pariwisatanya dengan tidak
menyamaratakan pasar wisatawannya.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Wilayah pesisir di Indonesia sangat potensial untuk di manfaatkan untuk
kegiatan wisata Bahari baik secara langsung maupun tidak langsung.
Pengembangan wisata bahari di dasarkan kepada kondisi lokal spesifik dengan
melibatkan masyarakat sekitarnya akan berkelanjutan. Perencanaan dan
Pengembangan wisata bahari harus dilakukan secara terpadu sesuai dengan
kondisi lokal spesifik, ekologis, bentang alam, adat dan budaya yang merupakan
komponen ciptaan Allah untuk dapat dikelola, dimanfaatkan sebaik mungkin
demi kemuliaan Pencipta dan kehidupan manusia di dunia
DAFTAR PUSTAKA
Clare A. Gunn, 1994. Tourism Planning. Basics, Concepts, Cases. Third Edition.
Taylor & Francis Publisher.
Erari, K.Ph, 1999. Tanah Kita Hidup Kita. Hubungan Manusia dan Tanah di Irian
Jaya Sebagai Persoalan Teologis (Ekotologis Dalam Perspektif
Malenesia).
Rachmad.2012.potensi-pariwisata-bahari-indonesia.
http://www.ekspedisiilmu.web.id/2016/02/potensi-pariwisata-bahari-
indonesia.html. Diakases pada 15 februari 2017.