MODUL 9
PANDUAN PENYUSUNAN RENCANA
KAWASAN WISATA BAHARI
Luasnya kawasan pesisir, jumlah pulau dan keragaman ekosistem yang dimiliki
ini merupakan aset yang sangat potensial untuk pemanfaatan kegiatan
kepariwisataan. Potensi ini juga didukung oleh daya tarik wisata yang dimiliki
terutama terhadap karakteristik keindahan panorama dan keunikan sumberdaya
ekosistemnya. Pemanfaatan potensi ini dalam suatu kegiatan wisata bahari
merupakan kegiatan yang dapat memunculkan aktivitas ekonomi yang
memungkinkan pertumbuhan wilayah serta peningkatan kesejahteraan ekonomi
masyarakat lokal.
Wilayah pesisir yang sering dijadikan obyek wisata merupakan salah satu bentuk
dari wisata alam, dimana wilayah pesisir ini menurut Dahuri (1996) memiliki daya
tarik untuk wisatawan karena keindahan dan keaslian lingkungan seperti
misalnya kehidupan di bawah air, bentuk pantai (gua-gua, air terjun, pasir dan
sebagainya) dan hutan-hutan pantai dengan kekayaan jenis tumbuh-tumbuhan,
burung dan hewan-hewan lain. Sedangkan Fabri (1990) mengatakan bahwa
pertimbangan orang menjadikan wilayah pesisir sebagai daerah wisata dan
rekreasi adalah karena wilayah pesisir memiliki daerah untuk melakukan
kegiatan-kegiatan seperti berenang, selancar, mendayung, mancing, selam,
berjemur di pantai yang mana keseluruhan kegiatan tersebut lebih memuaskan
dilakukan di wilayah pesisir dari pada tempat lain.
Potensi pemanfaatan kegiatan wisata ini tentunya perlu disesuaikan dengan daya
dukung yang diberikan baik daya dukung fisik maupun non fisik. Hal ini dilakukan
untuk mengakomodir pemanfaatan yang optimal sekaligus meminimalisasi
kemungkinan konflik di dalam pemanfaatan ruang, sehingga suatu perencanaan
tata ruang dirasa perlu dilakukan sebagai pedoman dari berbagai kegiatan yang
akan dikembangkan pada suatu wilayah dan hal ini tidak terkecuali untuk
kegiatan wisata bahari.
2
1.2 Tujuan & Sasaran
1.2.1 Tujuan
Tujuan dari penyusunan pedoman ini adalah memberikan pedoman dan arahan
materi mengenai hal-hal yang berkaitan dengan proses pelaksanaan
perencanaan pada kawasan wisata bahari yang antara lain adalah sebagai
berikut :
1. Mengidentifikasikan gambaran pengembangan kegiatan wisata bahari yang
mencakup pengetahuan mengenai batasan pemanfaatan kegiatan wisata dan
karakteristik secara fisik pengembangan kegiatan wisata bahari.
2. Merumuskan kriteria-kriteria fisik maupun non fisik yang dibutuhkan untuk
menentukan kesesuaian pemanfaatan ruang kegiatan wisata bahari
3. Menginventarisasikan kebutuhan data untuk perencanaan pada kawasan
wisata bahari
4. Merumuskan prinsip-prinsip pengembangan, konsep pengembangan dan
komponen pengembangan kawasan wisata dalam upaya menunjang
perumusan perencanaan detail kawasan wisata bahari
1.2.2 Sasaran
Sehingga sasaran yang ingin dicapai adalah :
1. Teridentifikasikannya potensi dan permasalahan umum pengembangan
wisata bahari
2. teridentifikasikannya gambaran pengembangan kegiatan wisata bahari yang
mencakup pengetahuan mengenai batasan pemanfaatan kegiatan wisata dan
karakteristik secara fisik pengembangan kegiatan wisata bahari.
3. Terumuskannya kriteria-kriteria fisik maupun non fisik yang dibutuhkan untuk
menentukan kesesuaian pemanfaatan kegiatan wisata bahari
4. Diketahuinya inventarisasi kebutuhan data untuk perencanaan pada kawasan
wisata bahari
5. Terumuskannya prinsip-prinsip, konsep dan komponen-komponen
pengembangan kawasan wisata untuk kebutuhan perencanaan detail
kawasan.
3
Gambar 1
Diagram Alur Pikir
4
BAB II
KAWASAN WISATA BAHARI
DI WILAYAH PESISIR & LAUT
5. Wisata Makan
Kegiatan wisata yang memanfaatkan areal
gerai makanan sebagai tempat berwisata
untuk tujuan berkunjung selain untuk
5
kebutuhan pemenuhan makanan (daya tarik
makanan khas daerah, daya tarik suasana
tempat, atau daya tarik aglomerasi tempat
makanan)
6. Wisata pendidikan
Kegiatan wisata yang memanfaatkan
sumber daya ilmu pengetahuan sebagai
atraksi wisata, yang diselenggarakan atau
yang memanfaatkan areal pantai atau
pesisir sebagai tempat berwisata. (Mis:
tambak, jenis-jenis museum bahari,
kampung nelayan dengan keaslian pola
kehidupan penduduk nelayan, taman laut
nasional )
6
A. Sumber Daya Ruang daratan (pesisir & pantai)
Ruang pesisir dan pantai merupakan daerah berpasir yang memiliki potensi fisik
yang umumnya dimanfaatkan sebagai areal pemanfaatan kegiatan wisata
sekaligus rekreasi menikmati panorama pantai, jalan-jalan, berjemur, bermain,
atraksi wisata budaya, wisata olahraga pantai, wisata makan di sepanjang pantai,
dsb. Selain itu, areal pantai dan pesisir juga dimanfaatkan sebagai tempat
fasilitas akomodasi para pengunjung seperti hotel, apartement, bungalow pribadi,
daerah perkemahan dan bangunan; daerah fasilitas infrastruktur seperti
pertokoan, parkir, jalan dan fasilitas lainnya.
7
Perdagangan & Jasa
Perdagangan :
1. Restoran
2. Perdagangan retail (souvenier,
perlengkapan wisata, oleh-oleh :
makanan khas)
3. Toserba
Jasa
1. Penginapan
2. Travel agen
3. Perbankan
4. Transportasi
5. Telekomunikasi
6. Rental perlengkapan
Wisata 7. Jasa2 hiburan
8. Cargo, dsb
Perkantoran
Kantor pemerintah
Kantor pengelola
Kantor polisi
industri
industri rumah tangga
prasarana
pelabuhan
terminal angkutan
bandara, dsb
8
BAB III
RENCANA PENATAAN KAWASAN WISATA BAHARI
Kriteria daya dukung fisik minimal yang harus dipenuhi untuk kawasan wisata
umumnya dipertimbangkan pada penilaian faktor lingkungan pendukung.
Penilaian lingkungan ini didasarkan pada penilaian secara umum pada unsur
biotis dan unsur kepentingan manusia
9
hasil dari perbuatan manusia, sehingga dalam pemenuhan unsur ini dituntut
peran aktif dari penduduk, instansi pemerintah, dan pihak pengelola wisata
daerah setempat.
Tabel 3
Kriteria penilaian unsur estetika untuk kawasan wisata
Selain kriteria umum tersebut, terdapat kriteria fisik yang harus dipenuhi untuk
masing-masing atraksi, yang dijabarkan sebagai berikut:
Kondisi karang
Lokasi untuk penyelaman yang dipilih merupakan daerah terumbu karang
yang masih hidup agar penyelam dapat menikmati keindahan berbagai jenis
karang dan organisme yang berasosiasi di dalamnya.
Secara lengkap penilaian kawasan lokasi selam tercantum dalam tabel berikut:
11
Tabel 4
Kriteria Daya Dukung Kawasan Untuk Kegiatan Wisata Selam
Penilaian untuk obyek wisata snorkeling ini seperti yang tercantum pada tabel :
Tabel 5
Kriteria Daya Dukung kawasan untuk kawasan snorkeling
12
cenderung slope
3 Kedalaman (m) >15 5-15 <5
4 Arus (cm/dt) >25 18-25 8-18
5 Gelombang (m) >1- 0.5-1 <0.5
6 Kecerahan (m) <2 2-5 >=15
Tidak ada,
7 Kondisi karang Pecahan Karang mati Hidup
karang
Keterlindungan Tidak
8 Terlindung Terlindung
dari gelombang terlindung
Sumber : fabri (1990) dimodifikasi oleh Budiriyanto (1997)
Tabel 6
Kriteria Daya Dukung Kawasan Untuk Wisata Jet Ski dan Ski Air
13
6 Kondisi karang Hidup Mati Tidak ada, Pecahan
karang
Keterlindungan
7 Tidak terlindung Cukup Terlindung
dari gelombang terlindung
Material dasar
8 Terumbu karang Koral mati Pasir koral
perairan
Sumber : fabri (1990) dimodifikasi oleh Budiriyanto (1997)
14
E. Kriteria Obyek wisata pancing
Untuk wisata pancing kriteria fisiknya antara lain :
Bentuk lahan, topografi, kedalaman, kecerahan dan spesies ikan
Lokasi yang dipilih hendaknya memiliki topografi datar atau hampir datar,
sehingga memudahkan pembuatan jembatan untuk sarana pancing, jika
dibutuhkan. Lokasi perairan disekitarnya sebaiknya memiliki kedalaman lebih
dari 15 meter dengan kecerahan yang diharapkan dapat mencapai 15 meter
serta lingkungannya mendukung untuk hidupnya berbagai jenis ikan.
Tabel 8
Kriteria Daya Dukung kawasan untuk kawasan wisata pancing
Keterlindungan
7 Tidak
Cukup Terlindung Terlindung
dari gelombang terlindung
15
panas dan angin. Lokasi perkemahan ini juga sangat baik jika memiliki
panorama yang bagus.
Tabel 9
Kriteria Daya Dukung kawasan untuk kawasan wisata perkemahan
Kritera
No Jelek sedang Baik
teknis
Landai - Datar-
1 Topografi Terjal - Curam Miring
hampir datar
Gunduk Pasir,
2 Bentuk lahan Perairan, Gunung Bukit
Daratan
Penutupan Mangrove/hutan lebat, Lahan kosong/ Pohon kelapa,
3
lahan Perumahan cengkeh Pohon campur
Berikut merupakan contoh hasil tumpang tindih (overlay) berdasarkan kriteria fisik
yang dilakukan dalam melakukan proses zonasi kesesuaian ruang untuk kegiatan
wisata
16
Gambar 1
Contoh Proses Zonasi Wisata pada Kawasan Perencanaan
Boating Swimming,
snorkeling,
Game fishing diving
1 Surfing
Budidaya
perikanan
laut
Jetski Sailing
Fishing
Wisata Rekreasi
Rendah Tinggi Sedang
Laut
Wisata Laut Wisata olahraga
Rendah Tinggi Rendah
air
Wisata Budaya Tinggi Tinggi Tinggi
17
3.1.3 Kriteria Hukum Kebijakan & Perudangan
Gambar 2
Komponen Dasar Pengembangan Wisata
Sumber: Hasil Analisis & modifikasi dari Chalid Fandelli & Mukhlison, 2002)
1. Atraksi Wisata
Daya tarik utama dari suatu kawasan wisata adalah daya tarik atraksi yang
dapat diberikan. Faktor ini menjadi faktor yang primer yang harus dimiliki oleh
sebuah kawasan wisata
2. Aksesibilitas
Aksesibilitas merupakan faktor yang perlu diperhatikan dalam merencanakan
dan pengembangan sebuah kawasan wisata mengingat pentingnya
19
memberikan kemudahan bagi pengunjung dalam melakukan aktivitas wisata.
Faktor ini merupakan pendukung bagi kawasan wisata, mengingat bahwa
factor ini mempengaruhi tingkat intensitas pengunjung suatu kawasan wisata.
20
telepon, dsb), fasilitas agen travel, akomodasi, fasilitas makan (restoran &
gerai makanan), dan fasilitas atraksi wisata.
o KOMPONEN SEKUNDER (Help Tourism)
Komponen ini merupakan fasilitas yang sifatnya membantu wisatawan atau
pendukung yang memberi nilai tambah bagi para wisatawan dalam
melakukan kegiatan wisata. Fasilitas tersebut antara lain: Retail shopping,
perbankan, asuransi, fasilitas entertainment, aktivitas santai, personal
service’s facilities, Public sector services, Gerai makanan (fasilitas makanan:
restoran, atau yang sejenis), bahan bakar, dsb.
Tabel 10
Kategori Komponen Wisata
Komponen Wisata Kategori Komponen
Utama Pendukung
Atraksi Wisata
Ruang Atraksi wisata
Pusat Informasi Wisata
Aksesibilitas
terminal angkutan
Pelabuhan Laut, marina
Bandar Udara
21
Sedangkan estimasi kebutuhan ruang dan hubungan keterkaitan antara
komponen wisata dijabarkan pada tabel 11 dan 12 berikut ini :
Tabel 11
Estimasi Kebutuhan Fasilitas Dasar Kawasan Wisata
22
Tabel 12
Hubungan Antar Komponen Wisata
23
5. Kegiatan wisata yang langsung memanfaatkan sumber daya alam berupa
kekayaan ekosistem laut dan pesisir hendaknya mengembangkan sistem
pengelolaan yang berwawasan lingkungan yang didukung melalui
mekanisme sistem legalitas, sistem kegiatan yang berwawasan konservasi
lingkungan.
6. Model wisata mass tourism dan ecotourism dapat dilakukan secara
berdampingan namun perlu dilakukan pembatasan yang memisahkan
diantara kedua wilayah pemanfaatannya yang dapat dilakukan melalui barier
regulasi atau pengembangan barier fisik.
24
"responsible travel to natural areas that conserves the environment and
sustains the well-being of local people." (Hari Srinivas)
Dengan kata lain wisata ini merupakan jenis wisata yang bertanggungjawab
karena sifatnya yang tetap mempertahankan konservasi lingkungan dan
keberadaan kehidupan sosial masyarakat setempat.
Tabel 10
Perbedaan Model Mass Tourism & Ecotourism
Gambar 3
Model Perencanaan Fasilitas Pada Kawasan Wisata
26
hanyalah merupakan contoh pengembangan yang mungkin dapat diterapkan
pada suatu kawasan wisata wisata pesisir dan laut :
Gambar 4
Ilustrasi pola pemanfaatan ruang wisata
1 boat
boat Rumpon
urv
ing wis
ata
ren
ang
C a ta s
wisata diving C C Wis
Wisata Pancing
zona
konservasi
3
Areal wisata jet ski, parasailing,
a sailing
ang
ren
Dermaga khusus 2 wis
ata
si &
berm
ain
di p
anta
i
apa
n
il
krea gin eta
ta re Pen nr
wisa ga
terumbu karang g an
boat e rda
P
Boat perdagangan
buffer vegetasi pantai
Re
wisata Snorkeling
Re
r
an
r
nto
sto
ka elola
anr
ng
pe
tai s
i& bermain di pan ela
wisata rekreas nk
apa ah tail
ngin ng n re
Pe mene nga
aga a
Perd & jas
Bu
tail
ng
n re
a
nga
lo
aga
w
a
Perd & jas
n
penginapan skala menengah - atas apa
ran gin
(model bungalow/vila) sto Pen
Re
LEGENDA
jalan
Perdagangan & jasa modern Kawasan Atraksi wisata
fasilitas olah raga air (jet
Kawasan perdagangan & jasa ski, parasailing, dsb)
ran
mpu
san ca
kawa Kawasan permukiman
pemukiman 1 : kawasan wisata private dengan model ecotourism
2 : kawasan wisata publik dengan model mass tourism
3 : kawasan wisata olahraga petualangan
27