MODUL 6
PANDUAN PENYUSUNAN RENCANA
KAWASAN PELABUHAN
Tujuan
Tujuan dari panduan penyusunan rencana tata ruang/rencana zonasi
kawasan pelabuhan ini adalah sebagai panduan dalam merencanakan
kawasan pelabuhan yang selaras dan serasi dengan kawasan
pemanfaatan ruang lain di wilayah laut, pesisir dan pulau-pulau kecil.
1
Sasaran
Tersusunnya panduan dan nilai-nilai utama untuk perencanaan kawasan
pelabuhan baru dan pengembangan kawasan pelabuhan eksisting di
wilayah laut, pesisir dan pulau-pulau kecil sehingga pelabuhan sesuai
dengan tujuan dan fungsi yang telah ditetapkan.
Berikut diilustrasikan ruang lingkup buku ini dalam diagram berikut ini :
Gambar 1.1
Diagram Ruang Lingkup
Batasan Pengembangan
Klarifikasi :
- Fungsi
- Hirarki
- Letak Geografis, Lokasi
Prinsip-prinsip
Komponen:
Pelabuhan A. Umum 1. Alokasi Ruang (darat
Umum - fasilitas pokok dan perairan)
- fasilitas penunjang 2. Zona kegiatan darat
B. Perikanan KONSEP dan laut
Karakteristik : - fasilitas pokok 3. Sistem transportasi
Pengembangan
- Kegiatan di darat - fasilitas penunjang
Kawasan Pelabuhan
- Kegiatan di laut - fasilitas fungsional
3
Klasifikasi pelabuhan khusus/ Pelabuhan Perikanan dikategorikan ke
dalam 4 kategori utama yaitu (Kepmen No. 10 tahun 2004):
a. Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS)
b. Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN)
c. Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP)
d. Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI)
4
2.2. Karakteristik Kawasan Pelabuhan
5
f. Pelaksanaan pengawasan penangkapan, penanganan, pengolahan,
pemasaran, dan mutu hasil perikanan;
g. Pelaksanaan pengumpulan, pengolahan, dan penyajian data dan
statistik perikanan;
h. Pengembangan dan pengelolaan sistem informasi dan publikasi hasil
riset, produksi dan pemasaran hasil perikanan di wilayahnya;
i. Pemantauan wilayah pesisir dan fasilitasi wisata bahari;
j. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga.
7
BAB III
RENCANA PENATAAN KAWASAN PELABUHAN
9
- rencana tata ruang/rencana zonasi wilayah Kabupaten/Kota dan
rencana tata ruang/rencana zonasi wilayah Propinsi:
- kemudahan akses, dekat dengan alur pelayaran, mudah dijangkau
oleh daerah hinterland untuk kelancaran distribusi dan industri;
- kelayakan teknis dengan memperhatikan luas perairan (atur dan
kolam), peta bathimetry/kedalaman perairan, karakteristik gelombang,
karakteristik pasang surut dan arus, erosi dan pengendapan, kondisi
lapisan tanah, luas daratan dan peta topografi;
- kelayakan ekonomis dengan memperhatikan produk domestik
regional bruto, aktivitas perdagangan dan industri yang ada scuba
prediksi dimasa mendatang, perkembangan aktivitas volume barang
dan penumpang, kontribusi pada peningkatan taraf hidup penduduk
dan perhitungan ekonomis/finansial.
- pertumbuhan ekonomi dan perkembangan sosial yang berdampak
pada peningkatan aktivitas penumpang, barang dan hewan dari dan
keluar pelabuhan;
- kelayakan lingkungan dengan memperhatikan daya dukung lokasi,
daerah perlindungan dan suaka flora dan fauna;
- keterpaduan dan antar moda tranportasi;
- keamanan dan keselamatan pelayaran;
- pertahanan keamanan negara.
10
Kriteria Akses, seberapa besar dekat dengan daerah/tempat
pemasaran , seberapa besar pelabuhan tersebut dibutuhkan untuk
mendukung fungsi-fungsi kota (PKN/PKW/PKL), ketersediaan
infrastruktur penghubung dengan daerah lain (jalan) dan kedekatan
dengan jalur pelayaran.
B. Kriteria teknis
13
Fasilitas Tambat seperti dermaga (wharf/pier) dan jetty; (model
dermaga dapat dilihat pada lampiran)
Fasilitas Perairan seperti kolam dan alur pelayaran;
Fasilitas Pendukung seperti jalan, drainase, gorong-gorong,
jembatan; dan
Fasilitas Lahan seperti lahan pelabuhan perikanan
2. Fasilitas fungsional:
Fasilitas pemasaran hasil perikanan seperti Tempat Pelelangan
Ikan (TPI) dan Pasar Ikan;
Fasilitas navigasi pelayaran dan komunikasi seperti telepon,
internet, SSB, rambu-rambu, lampu suar dan menara pengawas;
Fasilitas pemeliharaan kapal dan alat penangkap ikan seperti
dock/slipway, bengkel, dan tempat perbaikan jaring ikan;
Fasilitas penanganan dan pengolahan hasil perikanan seperti
transit sheed dan laboratorium pembinaan mutu;
Fasilitas perkantoran sperti kantor administrasi oelabuhan dan
kantor swasta lainnya;
Fasilitas transportasi seperti alat-alat angkut ikan dan es; dan,
Fasilitas pengolahan limbah seperti IPAL.
3. Fasilitas Penunjang:
Fasilitas pembinaan nelayan seperti balai pertemuan nelayan
Fasilitas pengelola pelabuhan seperti mess operator, pos jaga dan
pos pelayanan terpadu
Fasilitas Sosial dan umum seperti Tempat Penginapan Nelayan,
tempat peribadatan, MCK, Guest House dan kios; dan,
Fasilitas kios IPTEK
14
3.4.1 Alokasi Ruang
1. Zona Laut yaitu zona yang terletak di wilayah perairan, terdiri dari:
a. Zona Lalu-lintas Kapal/Manuver, yaitu zona yang diperuntukkan
untuk kapal bergerak (keluar-masuk, memutar, merapat) di wilayah
perairan pelabuhan. Adapun fasilitas yang masuk dalam zona ini
15
meliputi: Alur Pelayaran, Alur masuk pelabuhan, Kolam
Putar/Turning Basin, Rambu Navigasi.
b. Zona Tambat/Labuh, yaitu zona yang diperuntukkan untuk kapal
tinggal/berhenti untuk waktu beberapa lama untuk kepentingan
bongkar muat, pengisian bahan bakar, air minum, menunngu
giliran berlabuh atau tinggal sementara. Fasilitas yang masuk
dalam zona ini meliputi: Dermaga, Dolphin, Daerah Tunda.
c. Zona Pelindung, yaitu zona yang diperuntukkan utnuk melindungi
kawasan perairan pelabuhan dari gangguan alam. Fasilitas yang
termasuk dalam zona ini meliputi: Breakwater, groin, mercusuar.
Prasarana transportasi:
17
Eksternal: alur pelayaran seyogyanya direncanakan berdasarkan
keselamatan pelayaran, kondisi fisik, kualitas dan kuantitasnya
didasarkan pada beban maksimum volume lalulintas rencana dan
beban sarana yang akan melaluinya serta sistem transportasi yang
akan diterapkan. Alur pelayaran harus menghindari kawasan-kawasan
bernilai tinggi serta rentan terhadap gangguan.
18
kegiatan operasional pelabuhan yang biasanya secara reguler
melayani transportasi barang/orang dalam pelabuhan seperti sirkulasi
antara zona produksi dengan zona industri atau zona produksi
dengan zona pemukiman.
20
Daftar pustaka :
21
LAMPIRAN
22
Definisi
Pelabuhan adalah:
1. Tempat yang terdiri dari daratan dan perairan disekitarnya dengan
batas tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintahan dan kegiatan
ekonomi yang dipergunakan sebagai tempat kapal bersandar,
berlabuh, naik turun penumpang dan/atau bongkar muat barang yang
dilengkapi dengan fasilitas keselamatan pelayaran dan kegiatan
penunjang pelabuhan serta sebagai tempat perpindahan intra dan
antar moda transportasi;
2. Suatu kawasan daerah yang menjadi tempat bagi seluruh fasilitas
terminal laut berada, sehingga terminal laut itu tersambungkan oleh
jalan kereta api, jalan raya ataupun tersambungankan dengan jalur
perairan lainnya.
24
Tabel 1. Penggolongan Kelas Pelabuhan
Berdasarkan Kriteria Teknis
6. Kedalaman (m) ≥3 ≥3 ≥2 ≥2
Daya Tampung
7. Kapal Sandar sekaligus 6.000 2.250 300 60
(GT)
8. Ikan Didaratkan (Ton/Hari) 60 30 15 – 20 > 10
Perairan
Laut Teritorial, Pedalaman, Perairan
ZEEI dan Laut Teritorial Perairan Pedalaman
12. Skala Layanan
Perairan dan ZEEI Kepulauan, dan Perairan
Internasional Laut Teritorial Kepulauan
dan ZEEI
25
Tabel 2. Kriteria Pelabuhan Khusus
26
Tabel 3. Kriteria Pelabuhan Daratan
27
Tabel 4. Jalur Laut Kepulauan Indonesia
JALUR ALKI
ALUR LAUT KEPULAUAN I Untuk pelayaran dari Laut Cina Selatan melintasi
Laut Natuna, Selat Karimata, Laut Jawa dan Selat
Sunda Ke Samudera Hindia atau sebaliknya
JALUR ALKI
ALUR LAUT KEPULAUAN II Untuk pelayaran dari Laut Sulawesi melintasi Selat
Makassar, Laut Flores dan Selat Lombok ke
Samudera Hindia atau sebaliknya
ALUR LAUT KEPULAUAN IIIA Untuk pelayaran dari Samudera Pasifik melintasi
Laut Maluku, Laut Seram, Laut Banda, Selat
Ombai dan Laut Sawu sebelah Barat Pulau Sawu
ke Samudera Hindia atau sebaliknya.
ALUR LAUT KEPULAUAN CABANG Untuk pelayaran dari Samudera Pasifik melintasi
IIID Laut Maluku, Laut Seram, Laut Banda, Selat
Ombai dan Laut Sawu sebelah Timur Pulau Sawu
ke Samudera Hindia atau sebaliknya.
ALUR LAUT KEPULAUAN CABANG Untuk pelayaran dari Laut Sulawesi melintasi
IIIE Laut Maluku, Laut Seram, Laut Banda, Selat
Ombai dan Laut Sawu sebelah Barat Pulau Sawu
atau Laut Sawu sebelah Timur Pulau Sawu ke
Samudera Hindia atau sebaliknya, atau melintasi
Laut Maluku, Laut Seram, Laut Banda, Selat Leti
dan Laut Timor ke Samudera Hindia atau
sebaliknya, atau Laut Seram dan Laut Banda ke
Laut Arafura atau sebaliknya.
Sumber: PP No. 37 tahun 2002
28
Tabel 5. Detail Fungsi Pelabuhan berdasarkan Kelasnya
Kelas Pelabuhan
Pelabuhan Pelabuhan Pelabuhan Pelabuhan Lokal
No Variabel
Utama Utama Utama Pelabuhan Pelabuhan
Primer Sekunder Tersier Regional Lokal
- berada dekat dengan jalur
- berada dekat dengan jalur pelayaran internasional + 500 - berada dekat dengan jalur - berada dekat dengan jalur
- berada pada lokasi yang tidak
pelayaran internasional ± 500 mil dan jalur pelayaran nasional pelayaran nasional + 50 mil. pelayaran antar pulau ± 25
dilalui jalur transportasi laut
mil; ± 50 mil; mil:
reguler kecuali keperintisan;
1 Aksesibilitas - jarak dengan pelabuhan
- jarak dengan pelabuhan internasional lainnya 200 - 500 - jarak dengan pelabuhan nasional
- jarak dengan pelabuhan lokal
internasional hub lainnya 500 - mil. lainnya 50 - 100 mil. - jarak dengan pelabuhan
lainnya 5 - 20 mil.
1.000 mil. regional lainnya 20 - 50 mil
Kebijakan Untuk memeratakan pemb. Nasional Untuk penunjang pusat Untuk penunjang pusat pertumbuhan
4 - -
Pemerintah dan pertumbuhan wilayah pertumbuhan ekonomi ekonomi
No Nilai
Nama Kriteria SATUAN
5 4 3 2 1
KRITERIA PERIKANAN
1 Jumlah Armada Unit 75-100 30-75 20-30 10-20 < 10
2 Zona tangkap I,II,III I,II,III I,II I I
pelagis pelagis
pelagis pelagis
besar,pelagis kecil,pelagis pelagis kecil,
3 Jenis Komoditi besar,pelagis kecil,
kecil, besar, demersal
kecil, demersal demersal
demersal demersal
KRITERA HISTORIS
Kawasan
10 Nelayan(Nelayan/penduduk) % 15-30 - 0-15 - 0
11 Riwayat Armada Nelayan buah 75-100 30-75 20-30 10-20 < 10
31
No Nilai
Nama Kriteria SATUAN
5 4 3 2 1
12 Armada kapal dari luar % 50 40-50 30-40 20-30 <20
13 Histori Pelabuhan Ada - - - Tidak Ada
KRITERIA AKSES
32
No Nilai
Nama Kriteria SATUAN
5 4 3 2 1
KRITERIA TEKNIS
26 Topografi m Landai - Datar - Curam
27 Bathimeteri m >8 7-8 6-7 5-6 <5
33
No Nilai
Nama Kriteria SATUAN
5 4 3 2 1
Daya Tampung Kapal Sandar
39 (GT) GT >6000 2250-6000 300-2250 60-300 < 60
40 Lebar Alur (1 Kapal) m >15 11-14 10 - 5
41 Lebar Alur (2 Kapal) m >40 30-40 30-20 10-20 <10
42 Kedalaman Alur m >8 7-8 6-7 5-6 <5
KRITERIA EKONOMI
43 Komoditi lain Ada (besar) - Ada (kecil) - Tidak Ada
Dukungan/Kesiapan daerah
44 belakangnya Baik - Sedang - Kurang
Prospek Perkembangan
45 Kegiatan Baik - Sedang - Kurang
46 Ekspor Ada (besar) - Ada (kecil) - Tidak Ada
47 Import Ada (besar) - Ada (kecil) - Tidak Ada
Skoring :
0 – 47 = Tidak direkomendasikan dibangunnya pelabuhan
48 - 94 = Dapat dibangun pelabuhan perikanan setingkat PPI
95 - 141 = Dapat dibangun pelabuhan perikanan setingkat PPI hingga PPP
142 - 188 = Dapat dibangun pelabuhan perikanan setingkat PPI hingga PPN
189 - 235 = Dapat dibangun pelabuhan perikanan setingkat PPI hingga PPS
34
A
Gambar 2 A A A A A A
A
Ilustrasi Rencana Tata Ruang/Rencana Zonasi Kawasan Pelabuhan Perikanan
A A A
A A A A A A A A A
A A A A A A A A A A
Bengkel
Slipway
& Dock
Air Bersih/
Transit Sheed/Los Bongkar SPBM Dispenser
IPAL
Tempat
Pelelangan
Ikan
Gudang
Kawasan Industri Koperasi/BPN/Lab. Mutu/Musholla/MCK/Jasa Lainnya
Pengepakan
ALOKASI RUANG PENGEMBANGAN
PELABUHAN PERIKANAN
Kawasan
Wisata
Cindera
Mata
Pos Jaga
Pintu Keluar
Areal Parkir Kaw. Industri
Kaw. Wisata Makan
Pos Jaga
Pintu Masuk JALAN RAYA
35