MODUL 2
PANDUAN ANALISIS PENENTUAN PUSAT-PUSAT
PENGEMBANGAN DI WILAYAH PESISIR DAN LAUT
Daftar Pustaka……………………………………………… 29
ii
DAFTAR TABEL
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
yaitu (i) strategi pemanfaatan ruang ; (ii) rencana struktur tata
ruang; (iii) rencana kawasan lindung yang terdiri dari zona
preservasi/zona inti, zona konservasi, dan zona penyangga ;
(iv) rencana pola pemanfaatan ruang yaitu rencana zonasi
pemanfaatan misalnya zona wisata bahari, permukiman,
perikanan, dan sebagainya; (v) rencana kawasan tertentu dan
prioritas ; (vi) rencana pembangunan sarana/prasarana
(infrastruktur) ; serta (vii) rencana investasi.
2
pengembangan. Sedangkan untuk wilayah laut dan pesisir,
perkembangan dan pertumbuhan dapat terjadi tanpa melalui
dorongan atau rangsangan dari kota.
3
serta mendukung peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Oleh karena itu, sasaran dari penentuan pusat-pusat
pengembangan meliputi beberapa hal sebagai berikut :
4
BAB II
METODA PENDEKATAN PENENTUAN
PUSAT-PUSAT PENGEMBANGAN
5
Hirarki merupakan alat mendasar dari pikiran manusia.
Mereka melibatkan pengidentifikasian elemen-elemen suatu
persoalan, mengelompokkan elemen-elemen itu ke dalam
beberapa kumpulan yang homogen, dan menata kumpulan-
kumpulan ini pada tingkat-tingkat yang berbeda. Hirarki yang
paling sederhana berbentuk linier, yang naik atau turun dari
tingkat yang satu ke tingkat yang lain. Sementara itu hirarki
yang paling kompleks berupa jaringan (network) dengan
berbagai bentuk elemen yang saling berinteraksi.
1. Struktur Ekonomi
2. Aksesibilitas
3. Potensi Sumber Daya
4. Infrastruktur
5. Kebijakan Pemerintah (Political Will)
6. Kondisi Fisik
6
masing variabel tersebut secara hirarkis dirinci menjadi
beberapa indikator/kriteria sebagai berikut :
1. Struktur ekonomi
2. Aksesibilitas
3. Potensi ekonomi
5. Kebijakan Pemerintah
6. Kondisi Fisik
9
Tahap IV : Menghitung kumulatif nilai untuk masing-
masing variabel, dengan menjumlahkan seluruh
nilai indikator dari masing-masing lokasi.
10
Penentuan Pusat Pengembangan di Wilayah Pesisir
(1.00)
Pusat Pusat Waktu Jarak Skala Dominasi Ketersediaan Transport Prasarana Jasa Renc Keptsn Topografi Geologi
Koleksi tempuh Tempuh Keg Keg Tng Kerja Darat, penunjang (0.007) Invest politik (0.01) (0.014)
P’kembangan
distribusi (0.127) (0.294) (0.179) (0.036) (0.088) (0.005) laut (0.018) (0.016)
(0.127) , udara
(0.047)
Volume Jumlah Cepat Jauh Jangkauan Variasi Kualitas Ketersediaan Kelengkapan Fasilitas Stabilitas Legal Keterse Bencana
Bongkar Transaksi (0.219) (0.045) pelayanan Kegiatan Tng Moda Prasarana Telekomunikasi Ekonomi Sistem diaan (0.01)
Muat (0.045) (0.036) (0.057) Kerja (0.03) (0.013 (0.001) (0.012) (0.017) Lahan
(0.031) (0.009) (0.008)
Jumlah Lambat Dekat Kapasitas Jml Tng Ketersediaan Kualitas Kualitas Kualitas Konsistensi Keamanan Kepemil Kekuatan
Besaran ikan ;ahan
pasar Produksi (0.074) (0.135) Produksi Kerja Tng Kerja (0.003) (0.004) Utilitas Kebijakan (0.006) (0.03)
(0.082) (0.012) (0.031) (0.005) (0.002) (0.004) Lahan
(0.096) (0.003)
Ketersedian
jalur
(0.013)
Pusat Pengembangan Primer Pusat Pengembangan Sekunder Pusat Pengembangan Tersier Pusat Pengembangan Kuarter
Gambar 1
11
BAB III
CONTOH KASUS ANALISIS PENENTUAN PUSAT
PENGEMBANGAN DI WILAYAH
PANTAI BARAT SUMATERA
Gambar 2
Gambaran wilayah pesisir Barat Sumatera
12
3.2. Metoda Penilaian Clustering
Medan Total
Faktor Variable Indikator sub indikator bobot data mentah data nilai nilai
1. Potensi Ekonomi 0.254
1.1 pusat koleksi distribusi 0.127
1.1.1 Vol bongkar muat 0.031 6289 0.0825 0.0026 76223
1.1.2 Besaran Pasar 0.096 0
\
perikanan 0.032 71,631.74 0.03 0.0011 2,111,558.24
pariwisata 0.032 133,533.30 0.13 0.0042 1,020,248.03
Data migas
proporsional = 0.032 7,500,092 0 0.0076 31,397,789.00
1.2 pusat perkembangan 0.127
1.2.1 nilai transaksi Ekspor 0.0225 152425 0.5702 terbobot
Nilai 0.0128 267309.28
=
data mentah
1.2.1 nilai transaksi Impor ? 0.0225 662031 0.2769 0.0062 2390474.974
1.2.2 jml produksi Total 0.082
Data x Bobot
perikanan 0.02733 1,694,880.13 0.22 0.0061 7,622,073.28
pariwisata 0.02733 1,312,248.10 0.38 0.0105 3,409,374.79
migas 0.02733 103,362.01 0.23 0.0063 445,546.05
13
d. Setelah dihasilkan data terbobot pada masing-masing
indikator di masing-masing lokasi studi, selanjutnya
dilakukan penjumlahan seluruh data terbobot untuk
seluruh indikator pada masing-masing lokasi studi. Hasil
total data terbobot tersebut merupakan skor indeks yang
dimiliki oleh masing-masing lokasi.
Skor Terendah
14
Panjang Kelas : (data tertinggi – data terendah)
Banyak kelas
= 0.1295 – 0.019
4
Catatan :
Pengelompokkan pusat pengembangan wilayah pesisir
pada wilayah pesisir sumatera ini hanya merupakan
contoh obyek kasus yang dijadikan sampel untuk
menginformasikan bagaimana teknis penilaian dengan
metode clustering melalui penilaian faktor-faktor pusat
pengembangan yang telah dihasilkan dari metode AHP
yang telah dilakukan pada analisis sebelumnya.
15
Sehingga, apabila terdapat kejanggalan yang terlihat pada
output adalah dikarenakan adanya kesalahan dalam
proses input data. karena dalam proses data dan
informasi yang dilakukan masih berupa hasil data dan
informasi berdasarkan asumsi-asumsi yang dibangun oleh
tim analisis karena adanya keterbatasan waktu dan
kurangnya data yang diperoleh.
16
BAB VI
APLIKASI MODEL ANALISIS PENENTUAN PUSAT
PENGEMBANGAN
Tabel 1
Pusat Pengembangan Kabupaten Klungkung
Interval Kelas Jenis Kelas Kelompok Desa Fungsi
0.02286 – 0.04629 Orde 1 Jungut batu, lembongan, Pusat kegiatan pariwisata tingkat
batununggul, kusamba kabupaten/propinsi, Akomodasi
kegiatan wisata, Pusat kegiatan
budidaya rumput laut, Pusat
kegiatan perdagangan dan jasa
wilayah pesisir Kab Klungkung,
Pusat kegiatan perikanan tingkat
kabupaten/propinsi
0.04630– 0.06972 Orde 2 Ped, Takmung, Gelgel, Toyapakeh Pusat kegiatan budidaya tanaman
pangan tingkat kabupaten, pusat
kegiatan wisata budaya tingkat
kabupaten/propinsi, pusat kegiatan
perdagangan dan jasa tingkat
kecamatan, pusat kegiatan
perikanan tingkat kecamatan
0.06973 – 0.09315 Orde 3 Gunaksa, Swana, Tojan, Nagari, Pusat kegiatan tanaman pangan
Tangkas, Satar, Jumpai, Pesinggahan, tingkat desa, pusat kegiatan
Kutampi kaler, Kampung Kusamba,
Sakti, Pejukutan, Bunga Mekar,
perikanan tingkat desa, kegiatan
Batukandik, Batumadek, Tanglad, perdagangan dan jasa tingkat
Sekartaji desa
Sumber : hasil analisis,pekerjaan penyusunan rencana tata ruang pesisir dan pulau-pulau kecil
di kabupaten Klungkung Bali 2004
17
Berikut ilustrasi peta orientasi dan struktur ruang kabupaten
Klungkung
Gambar 3
Wilayah Orientasi Kabupten Klungkung di Propinsi Bali
Keterangan gambar :
Propinsi Bali
Wilayah adminsitratif
Kabupaten Kelungkung
18
Gambar 4
Struktur ruang dengan pusat-pusat pengembangan
di kabupaten Klungkung, Bali
19
4.2. Aplikasi Model di Pulau Jawa
20
demikian Pusat Pengembangan Pesisir dan Kelautan
yang terpilih memiliki kemampuan yang tinggi sebagai
gerbang keluar-masuk manusia dan barang dalam lingkup
regional, nasional dan internasional.
4. Kabupaten/Kota yang ditetapkan sebagai pusat kegiatan
(PKN, PKW dan PKL) berdasarkan kebijakan penataan
ruang nasional, dengan demikian Pusat Pengembangan
Pesisir dan Kelautan yang terpilih memiliki keselarasan
dan konsistensi dengan struktur ruang wilayah nasional
dimasa yang akan datang.
5. Kabupaten/Kota dengan kondisi fisik dan lingkungan
pesisir dan laut yang mendukung pengembangan aktifitas
kegiatan usaha pada sektor kelautan dan perikanan.
6. Kabupaten/Kota dengan kondisi sosial ekonomi dan sosial
budaya yang mendukung pengembangan wilayah pesisir
dan laut.
21
Tabel 2
Variabel, Indikator, Kriteria, Dan Parameter Penilaian
Dalam Penentuan Pusat Pengembangan Pesisir Dan
Kelautan Di Wilayah Pulau Jawa
22
23
24
Sedangkan hasil akhir penilaian nominasi kota-kota sebagai
Pusat Pengembangan Pesisir dan Kelautan di Wilayah Pulau
Jawa adalah sebagai berikut:
Tabel 3
Hasil Akhir Penentuan Pusat Pengembangan Pesisir dan
Kelautan
Total
No. Propinsi/Kabupaten/Kota Kategori
Bobot x Skor
I Banten
1 Kabupaten Tangerang 1,750 Pusat Lokal
2 Kabupaten Serang 3,117 Pusat Sekunder
3 Kabupaten Pandeglang 1,894 Pusat Tersier
4 Kabupaten Lebak 1,771 Pusat Tersier
5 Kota Cilegon 1,978 Pusat Tersier
II DKI Jakarta
1 Jakarta 3,940 Pusat Primer
2 Kab. Adm. Kepulauan Seribu 1,364 Pusat Lokal
III Jawa Barat
1 Kabupaten Bekasi 1,593 Pusat Lokal
2 Kabupaten Karawang 1,572 Pusat Lokal
3 Kabupaten Subang 1,572 Pusat Lokal
4 Kabupaten Indramayu 2,164 Pusat Tersier
5 Kabupaten Cirebon 1,691 Pusat Lokal
6 Kota Cirebon 2,781 Pusat Sekunder
7 Kabupaten Sukabumi 2,646 Pusat Sekunder
8 Kabupaten Cianjur 1,517 Pusat Lokal
9 Kabupaten Garut 1,316 Pusat Lokal
10 Kabupaten Tasikmalaya 1,191 Pusat Lokal
11 Kabupaten Ciamis 1,767 Pusat Tersier
IV Jawa Tengah
1 Kabupaten Brebes 1,699 Pusat Lokal
2 Kabupaten Tegal 1,505 Pusat Lokal
3 Kota Tegal 2,131 Pusat Tersier
4 Kabupaten Pemalang 1,572 Pusat Lokal
5 Kabupaten Pekalongan 1,505 Pusat Lokal
25
Total
No. Propinsi/Kabupaten/Kota Kategori
Bobot x Skor
6 Kota Pekalongan 2,407 Pusat Tersier
7 Kabupaten Batang 1,664 Pusat Lokal
8 Kabupaten Kendal 1,540 Pusat Lokal
9 Kota Semarang 2,523 Pusat Sekunder
10 Kabupaten Demak 1,572 Pusat Lokal
11 Kabupaten Jepara 1,886 Pusat Tersier
12 Kabupaten Pati 1,581 Pusat Lokal
13 Kabupaten Rembang 1,606 Pusat Lokal
14 Kabupaten Cilacap 3,608 Pusat Primer
15 Kabupaten Kebumen 1,642 Pusat Lokal
16 Kabupaten Purworejo 1,360 Pusat Lokal
17 Kabupaten Wonogiri 1,319 Pusat Lokal
V D.I Yogyakarta
1 Kabupaten Gunung Kidul 1,211 Pusat Lokal
2 Kabupaten Bantul 1,444 Pusat Lokal
3 Kabupaten Kulonprogo 1,243 Pusat Lokal
VI Jawa Timur
1 Kabupaten Tuban 1,496 Pusat Lokal
2 Kabupaten Lamongan 2,065 Pusat Tersier
3 Kabupaten Gresik 2,303 Pusat Tersier
4 Kota Surabaya 3,443 Pusat Primer
5 Kabupaten Sidoarjo 2,161 Pusat Tersier
6 Kabupaten Pasuruan 1,589 Pusat Lokal
7 Kabupaten Probolinggo 1,589 Pusat Lokal
8 Kabupaten Situbondo 1,684 Pusat Lokal
9 Kota Pasuruan 1,859 Pusat Tersier
10 Kota Probolinggo 2,074 Pusat Tersier
11 Kabupaten Bangkalan 1,426 Pusat Lokal
12 Kabupaten Sampang 1,585 Pusat Lokal
13 Kabupaten Pamekasan 1,426 Pusat Lokal
14 Kabupaten Sumenep 1,889 Pusat Tersier
15 Kabupaten Banyuwangi 2,517 Pusat Sekunder
16 Kabupaten Jember 1,601 Pusat Lokal
17 Kabupaten Malang 1,832 Pusat Tersier
18 Kabupaten Blitar 1,467 Pusat Lokal
19 Kabupaten Tulungagung 1,560 Pusat Lokal
26
Total
No. Propinsi/Kabupaten/Kota Kategori
Bobot x Skor
20 Kabupaten Trenggalek 2,554 Pusat Sekunder
21 Kabupaten Pacitan 1,237 Pusat Lokal
22 Kabupaten Lumajang 1,045 Pusat Lokal
Interval Kategori
3,940 - > 3,216 Pusat Primer
3,216 - > 2,493 Pusat Sekunder
2,493 - > 1,769 Pusat Tersier
1,769 - 1,045 Pusat Lokal
27
Berikut ilustrasi peta struktur ruang wilayah Pulau Jawa
Gambar 5
Struktur ruang dengan pusat-pusat pengembangan
di wilayah Pulau Jawa
28
Daftar Pustaka
29