Anda di halaman 1dari 274

Struktur & Arsitek

RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro

SPESIFIKASI TEKNIS
PASAL 1. PERSIAPAN TEKNIS PELAKSANAAN

1.1. LINGKUP
1.1.1. Persyaratan Teknis Umum ini merupakan persyaratan dari segi teknis yang secara
umum berlaku untuk seluruh bagian pekerjaan dimana persyaratan ini bisa diterapkan
untuk pelaksanaan kegiatan “PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR BPN
BOJONEGORO”, yang meliputi :
a. Pekerjaan Struktur / sub structure - upper Structure.
b. Pekerjaan Arsitektur / Finishing.
c. Pekerjaan Mekanikal dan elektrikal.
Secara lengkap seluruh jenis pekerjaan tersebut dapat disesuaikan / dilihat dan
tercantum pada Bill of Quantity (BQ).
1.1.2. Kecuali disebut secara khusus dalam dokumen-dokumen dimaksud berikut, lingkup
pekerjaan yang ditugaskan termasuk tetapi tidak terbatas pada hal-hal sebagai berikut:
a. Pengadaan tenaga kerja.
b. Pengadaan Bahan / Material.
c. Pengadaan peralatan & alat bantu, sesuai dengan kebutuhan lingkup pekerjaan
yang ditugaskan.
d. Koordinasi dengan Pemborong / pekerja lain yang berhubungan dengan pekerjaan
pada bagian pekerjan yang ditugaskan.
e. Penjagaan kebersihan, kerapian, dan keamanan kerja.
f. Pembuatan shop drawing (gambar penjelasan) dan As Built drawing (Gambar
terlaksana).
1.1.3. Persyaratan Teknis Umum menjadi satu kesatuan dangan persyaratan teknis
pelaksanaan pekerjaan dan secara bersama – sama merupakan persyaratan dari segi
teknis bagi seluruh pekerjaan sebagaimana diungkapkan dalam satu atau lebih dari
dokumen-dokumen berikut ini :
a. Gambar-gambar pelelangan / pelaksanaan.
b. Persyaratan Teknis Umum / pelaksanaan pekerjaan / bahan.
c. Rincian Volume Pekerjaan / Rincian Penawaran.
d. Dokumen-dokumen pelelangan / pelaksanaan yang lain.

1
Struktur & Arsitek
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro

1.1.4. Dalam hal mana ada bagian dari Persyaratan Teknis Umum ini, yang tidak dapat
diterapkan pada bagian pekerjaan sebagaimana diungkapkan di atas, maka bagian dari
persyaratan teknis umum tersebut dengan sendirinya dianggap tidak berlaku.

1.2. REFERENSI
1.2.1. Seluruh pekerjaan harus dilaksanakan dengan mengikuti dan memenuhi persyaratan-
persyaratan teknis yang tertera dalam Normalisasi Indonesia (NI), Standar Industri
Indonesia (SII) dan Peraturan-peraturan Nasional maupun Peraturan-peraturan
setempat lainnya yang berlaku atau jenis - jenis pekerjaan yang bersangkutan antara
lain :
➢ NI - 2 (1971) PERATURAN BETON BERTULANG INDONESIA.
➢ NI - 3 (1970) PERATURAN UMUM UNTUK BAHAN BANGUNAN DI
INDONESIA.
➢ NI - 8 PERATURAN SEMEN PORTLAND INDONESIA.
➢ NI - 10 BATA MERAH SEBAGAI BAHAN BANGUNAN.
➢ PERATURAN PLUMBING INDONESIA.
➢ PERATURAN UMUM INSTALASI LISTRIK.
➢ STANDART INDUSTRI INDONESIA.
➢ PEDOMAN PERENCANAAN PEMBEBANAN UNTUK RUMAH DAN
GEDUNG (SKBI –1.3.53.1987).
➢ TATA CARA PERENCANAAN KETAHANAN GEMPA UNTUK
BANGUNAN GEDUNG (SNI-03-1726-2012).
➢ PERSYARATAN BETON STRUKTURAL UNTUK BANGUNAN GEDUNG
(SNI 03-2847-2013).
➢ TATA CARA PERHITUNGAN STRUKTUR BETON UNTUK BANGUNAN
GEDUNG, SK SNI T-15-1991-03.
➢ PEDOMAN PERENCANAAN UNTUK STRUKTUR BETON BERTULANG
BIASA DAN STRUKTUR TEMBOK BERTULANG UNTUK GEDUNG 1983.
➢ BAJA TULANGAN BETON (SNI 2052-2014).
➢ dan Peraturan lain sebagianya yang dianggap berhubungan dengan bagian
pekerjaan ini.

Untuk pekerjaan-pekerjaan yang belum termasuk dalam standart-standart yang


tersebut di atas, maupun standart-standart nasional lainnya, maka diberlakukan
standart-standart Internasional yang berlaku atau pekerjaan pekerjaan tersebut atau
2
Struktur & Arsitek
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro

setidak-tidaknya berlaku standart-standart Persyaratan Teknis dari Negara-negara asal


bahan / pekerjaan yang bersangkutan dan dari produk yang ditentukan pabrik
pembuatnya.
1.2.2. Dalam hal dimana ada bagian pekerjaan yang persyaratan teknisnya tidak diatur dalam
persyaratan teknis umum / khususnya maupun salah satu dari ketentuan yang
disebutkan di atas, maka atas bagian pekerjaan tersebut pemborong harus mengajukan
salah satu dari persyaratan-persyaratan berikut guna disepakati direksi untuk dipakai
sebagai patokan persyaratan teknis :
a. Standart / norma / kode / pedoman yang bisa diterapkan pada bagian pekerjan
bersangkutan yang diterbitkan oleh Instansi / Institusi / Asosiasi Profesi /
Asosiasi Produsen / Lembaga Pengujian atau Badan-badan lain yang
berwewenang / berkepentingan atau Badan-badan yang bersifat Internasional
ataupun Nasional dari Negara lain, sejauh bahwa atau hal tersebut diperoleh
persetujuan dari Direksi / Konsultan Pengawas/Konsultan MK.
b. Brosur teknis dari produsen yang didukung oleh sertifikat dari Lembaga
pengujian yang diakui secara Nasional / Internasional.

1.3. BAHAN
1.3.1. Baru / Bekas
Kecuali ditetapkan lain secara khusus, maka semua bahan yang dipergunakan untuk
pekerjaan ini harus merupakan bahan yang baru, penggunaan barang bekas dalam
komponen kecil maupun besar sama sekali tidak diperbolehkan.

1.3.2.Tanda Pengenal
a. Dalam hal dimana pabrik / produsen bahan mengeluarkan tanda pengenal untuk
produk bahan yang dihasilkan, baik berupa cap / merk dagang pengenal pabrik /
produsen bersangkutan yang dipergunakan dalam pekerjaan ini harus mengandung
tanda pengenal tersebut.
b. Khusus untuk bahan bagi pekerjaan instalasi (penerangan, plumbing, dll) kecuali
ditetapkan oleh Direksi / Konsultan Pengawas/Konsultan MK, bahan sejenis dengan
fungsi yang sama harus diberi tanda pengenal untuk membedakan satu bahan dari
bahan lainnya. Tanda pengenal ini bisa berupa warna atau tanda-tanda lain yang
mana harus sesuai dengan referensi pada I.2. tersebut di atas atau dalam hal dimana
tidak / belum ada pengaturan yang jelas mengenai itu, hal ini harus dilaksanakan
sesuai petunjuk direksi / Konsultan Pengawas/Konsultan MK.
3
Struktur & Arsitek
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro

1.3.3.Merk Dagang dan Kesetaraan.


a. Penyebutan sesuatu merk dagang bagi suatu bahan / produk di dalam Persyaratan
Teknis Umum, secara umum harus diartikan sebagai persyaratan kesetaraan kwalitas
penampilan (Performance) dari bahan / produk tersebut.
b. Kecuali secara khusus dipersyaratkan lain, maka penggunaan bahan / produk lain
yang dapat dibuktikan mempunyai kwalitas penampilan yang setara dengan bahan /
produk yang memakai merk dagang yang
c. disebutkan, dapat diterima sejauh bahwa untuk itu sebelumnya telah diperoleh
persetujuan tertulis dari Direksi / Konsultan Pengawas/Konsultan MK atas
Kesetaraan tersebut.
d. Penggunaan Bahan / Produk yang disetujui sebagai “setara” tidak dianggap sebagai
perubahan pekerjaan dan karenanya perbedaan harga dengan bahan produk yang
disebutkan merk dagangnya tidak berlaku atau diabaikan.
e. Sejauh bisa memenuhi persyaratan teknis yang ditetapkan, penggunaan produksi
dalam negeri lebih diutamakan.

1.3.4.Penggantian (Substitusi)
a. Pemborong / supplier bisa mengajukan usulan untuk menggantikan sesuatu bahan /
produk lain dengan penampilan yang setara dengan yang dipersyaratkan.
b. Dalam persetujuan atau sesuatu penggantian (substitusi), perbedaan harga yang ada
dengan bahan / produk yang dipersyaratkan akan diperhitungkan sebagai perubahan
pekerjaan dengan ketentuan sebagai berikut :
1. Dalam hal dimana penggantian disebabkan karena kegagalan pemborong /
suplier seperti dipersyaratkan, maka perubahan pekerjaan yang bersifat biaya
tambah dianggap tidak ada.
2. Dalam hal dimana penggantian dapat disepakati oleh Direksi / Konsultan
Pengawas/Konsultan MK dan pemberi Tugas sebagai masukan (Input) baru yang
menyangkut nilai tambah, maka perubahan pekerjaan mengakibatkan biaya
tambah dapat diperkenankan.
1.3.5.Persetujuan Bahan
a. Untuk menghindarkan penolakan bahan di lapangan, dianjurkan dengan sangat agar
sebelum sesuatu bahan / produk akan dibeli / dipesan / diproduksi, terlebih dahulu
dimintakan persetujuan dari Direksi / Konsultan Pengawas/Konsultan MK atau
kesesuaian dari bahan / Produk tersebut pada Persyaratan Teknis, yang mana akan
diberikan dalam bentuk tertulis yang dilampirkan pada contoh / brosur dari bahan /
4
Struktur & Arsitek
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro

produk yang bersangkutan untuk diserahkan kepada Direksi / Konsultan


Pengawas/Konsultan MK Lapangan.
b. Penolakan bahan di lapangan karena diabaikannya prosedur di atas sepenuhnya
merupakan tanggung jawab pemborong / suplier, yang mana tidak dapat diberikan
pertimbangan keringanan apapun.
c. Adanya persetujuan tertulis dengan disertai contoh / brosur seperti tersebut di atas
tidak melepaskan tanggung jawab Pemborong / Supplier dari kewajibannya dalam
Perjanjian Kerja ini mengadakan bahan / Produk yang sesuai dengan persyaratannya,
serta tidak merupakan jaminan akan diterima / disetujuinya seluruh bahan / produk
yang digunakan sesuai dengan contoh brosur yang telah disetujui.
1.3.6.Contoh
Pada waktu memintakan persetujuan atas bahan / produk kepada Direksi / Konsultan
Pengawas/Konsultan MK harus disertakan contoh dari bahan / produk tesebut dengan
ketentuan sebagai berikut:
a. Jumlah Contoh
1. Untuk bahan / produk bila tidak dapat diberikan sesuai sertifikat pengujian yang
dapat disetujui / diterima oleh Direksi / Konsultan Pengawas/Konsultan MK
sehingga oleh karenanya perlu diadakan pengujian kepada Direksi / Konsultan
Pengawas/Konsultan MK harus diserahkan sejumlah bahan produk sesuai dengan
persyaratan yang ditetapkan dalam standart prosedur pengujian, untuk dijadikan
benda uji guna diserahkan pada Badan / Lembaga Penguji yang ditunjuk oleh
Direksi / Konsultan Pengawas/Konsultan MK.
2. Untuk bahan / produk atau mana dapat ditunjukan sertifikat pengujian yang dapat
disetujui / diterima oleh Direksi / Konsultan Pengawas/Konsultan MK, kepada
Direksi / Konsultan Pengawas/Konsultan MK harus diserahkan 3 (tiga) buah
contoh yang masing masing disertai dengan salinan sertifikat pengujian yang
bersangkutan.
b. Contoh yang Disetujui
1. Dari contoh yang diserahkan kepada Direksi / Konsultan Pengawas/Konsultan
MK atau contoh yang telah memperoleh persetujuan dari Direksi / Konsultan
Pengawas/Konsultan MK harus dibuat suatu keterangan tertulis mengenai
persetujuannya dan disamping itu, oleh Direksi / Konsultan Pengawas/Konsultan
MK harus dipasangkan tanda pengenal persetujuannya pada 3 (tiga) buah contoh
yang semuanya akan dipegang oleh Direksi / Konsultan Pengawas/Konsultan
MK. Bila dikehendaki, Pemborong / Supplier dapat meminta sejumlah set
5
Struktur & Arsitek
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro

tambahan dari contoh berikut tanda pengenal persetujuan dan surat keterangan
persetujuan untuk kepentingan Dokumentasi sendiri. Dengan demikian jumlah
contoh yang harus diserahkan kepada Direksi / Konsultan Pengawas/Konsultan
MK harus ditambah seperlunya sesuai dengan kebutuhan tambahan tersebut.
2. Pada waktu Direksi / Konsultan Pengawas/Konsultan MK sudah tidak lagi
membutuhkan contoh yang disetujui tersebut untuk pemeriksaan bahan produk
bagi pekerjaan, Pemborong berhak meminta kembali contoh tersebut untuk
dipasangkan pada pekerjaan.

c. Waktu Persetujuan Contoh


1. Adalah tanggung jawab dari pemborong / supllier untuk mengajukan contoh pada
waktunya, sedemikian sehingga pemberian persetujuan atau contoh tersebut tidak
akan menyebabkan keterlambatan pada jadwal pengadaan bahan.
2. Untuk bahan / produk yang persyaratannya tidak dikaitkan dengan kesetaraan
pada suatu merk dagang tertentu, keputusan atau contoh akan diberikan oleh
Direksi / Konsultan Pengawas/Konsultan MK dalam waktu tidak lebih dari 10
(sepuluh) hari kerja. Dalam hal dimana persetujuan tersebut akan melibatkan
keputusan tambahan diluar persyaratan teknis (seperti penentuan model, warna,
dll), maka keseluruhan keputusan akan diberikan dalam waktu tidak lebih dari 21
(dua puluh satu) hari kerja.
3. Untuk bahan / produk yang masih harus dibuktikan kesetaraannya dengan suatu
merk dagang yang disebutkan, keputusan atau contoh akan diberikan oleh
Direksi / Konsultan Pengawas/Konsultan MK dalam waktu 21 (duapuluh satu)
hari kerja sejak dilengkapinya pembuktian kesetaraan.
4. Untuk bahan / Produk yang bersifat pengganti / substitusi, keputusan persetujuan
akan diberikan oleh Direksi / Konsultan Pengawas/Konsultan MK dalam jangka
waktu 30 (tiga puluh) hari sejak diterimanya dengan lengkap seluruh bahan
pertimbangan.
5. Untuk bahan / produk yang bersifat peralatan / perlengkapan atau pun produk
yang lain karena sifat / jumlah / harga pengadaanya tidak memungkinkan untuk
diberikan contoh dalam bentuk bahan / produk jadi permintaan persetujuan bisa
diajukan berdasarkan Brosur dari produk tersebut, yang mana harus dilengkapi
dengan :
➢ Spesifikasi Teknis lengkap yang dikeluarkan oleh pabrik / produsen.

6
Struktur & Arsitek
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro

➢ Surat surat seperlunya dari agen / importer, sesuai keagenan, surat jaminan
suku cadang dan jasa purna (after sales service) dan lain-lain.
➢ Katalog untuk warna, pekerjaan penyelesaian (finishing) dan lain-lain.
➢ Sertifikat pengujian, penetapan, kelas, dan dokumen-dokumen lain sesuai
petunjuk Direksi / Konsultan Pengawas/Konsultan MK.
6. Apabila setelah melewati waktu yang ditetapkan di atas, keputusan, keputusan
atau contoh dari bahan / Produk yang diajukan belum diperoleh tanpa
pemberitahuan tertulis apapun dari Direksi / Konsultan Pengawas/Konsultan
MK, maka dengan sendirinya dianggap bahwa contoh yang diajukan telah
disetujui oleh Direksi / Konsultan Pengawas/Konsultan MK.

1.3.7. Penyimpanan Bahan


a. Persetujuan atas suatu bahan / produk harus diartikan sebagai perijinan untuk
memasukan bahan produk tersebut dengan tetap berada dalam kondisi layak untuk
dipakai. Apabila selama waktu itu ternyata bahwa bahan / produk tidak layak untuk
dipakai dalam pekerjaan, Direksi / Konsultan Pengawas/Konsultan MK berhak
memerintahkan agar :
1. Bahan atau Produk tersebut segera diperbaiki sehingga kembali menjadi layak
untuk dipakai.
2. Dalam hal mana perbaikan tidak lagi mungkin, supaya bahan / produk tersebut
segera dikeluarkan dari lokasi pekerjaan selama 2 x 24 jam untuk diganti dengan
yang memenuhi persyaratan.
b. Untuk bahan / produk yang mempunyai umur pemakaian yang tertentu
penyimpanannya harus dikelompokan menurut umur pemakaian tersebut yang mana
harus dinyatakan dengan tanda pengenal dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Terbuat dari kaleng atau kertas karton yang tidak akan rusak selama penggunaan
ini.
2. Berukuran minimal 40 x 60 cm.
3. Huruf berukuran minimum 10 cm dengan warna merah.
4. Diletakkan di tempat yang mudah terlihat.
c. Penyusunan bahan sejenis selama penyimpanan harus diatur sedemikian rupa
sehingga bahan yang terlebih dahulu masuk akan lebih dulu pula dikeluarkan untuk
dipakai dalam pekerjaan.

7
Struktur & Arsitek
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro

1.4. PELAKSANAAN
1.4.1. Rencana Pelaksanaan
a. Dalam waktu 7 (tujuh) hari sejak ditandatanganinya Surat Perintah Kerja (SPK) oleh
kedua belah pihak, pemborong harus menyerahkan kepada Direksi / Konsultan
Pengawas/Konsultan MK sebuah “Network Planning” mengenai seluruh kegiatan
b. yang perlu dilakukan untuk melaksanakan pekerjaan ini dalam diagram mana
dinyatakan pula urutan serta kaitan / hubungan antara seluruh kegiatan-kegiaan
tersebut.
c. Kegiatan kegiatan Pemborong untuk / selama masa pengadaan / pembelian serta
waktu pengiriman / pengangkutan dari :
1. Bahan, elemen, komponen dari pekerjaan maupun pekerjaan persiapan /
pembantu.
2. Peralatan dan perlengkapan untuk pekerjaan
d. Kegiatan kegiatan Pemborong untuk / selama waktu fabrikasi, pemasangan dan
pembangunan.
e. Pembuatan gambar-gambar kerja.
f. Permintaaan persetujuan atau bahan serta gambar kerja maupun rencana kerja.
g. Harga borongan dari masing masing kegiatan tersebut.
h. Jadwal untuk seluruh kegiatan tersebut.
i. Direksi / Konsultan Pengawas/Konsultan MK akan memeriksa rencana kerja
Pemborong dan memberikan tanggapan dalam waktu 2 (dua) minggu.
j. Pemborong harus memasukkan kembali perbaikan / penyempurnaan atau rencana
kerja kepada Direksi / Konsultan Pengawas/Konsultan MK dan meminta
diadakannya perbaikan / penyempurnaan atau rencana kerja tadi paling lambat 4
(empat) hari sebelum dimulainya pelaksanaan.
k. Pemborong tidak dibenarkan memulai suatu pelaksanaan atau pekerjaan sebelum
adanya persetujuan dari Direksi / Konsultan Pengawas/Konsultan MK atau rencana
kerja ini. Kecuali dapat dibuktikan bahwa Direksi / Konsultan Pengawas/Konsultan
MK telah melalaikan kewajibannya untuk memeriksa rencana kerja Pemborong pada
waktunya, maka kegagalan Pemborong untuk memulai pekerjaan sehubungan
dengan belum adanya rencana kerja yang memulai pekerjaan yang disetujui Direksi,
sepenuhnya merupakan tanggung jawab dari pemborong bersangkutan.

8
Struktur & Arsitek
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro

1.4.2. Gambar Kerja (Shop Drawing)


a. Untuk bagian-bagian pekerjaan dimana gambar pelaksanaan (Construction
Drawings) belum cukup memberikan petunjuk mengenai cara untuk mencapai
keadaan terlaksana, Pemborong wajib untuk mempersiapkan gambar kerja yang
secara terperinci akan memperlihatkan cara pelaksanaan tersebut.
b. Format dari gambar kerja harus sesuai dengan petunjuk yang diberikan oleh Direksi /
Pegawas.
c. Gambar kerja harus diajukan kepada Direksi / Konsultan Pengawas/Konsultan MK
untuk mendapatkan persetujuan untuk mana gambar-gambar tersebut di atas harus
diserahkan dalam rangkap 3 (tiga).
d. Pengajuan gambar kerja tersebut paling lambat 14 (empat belas) hari sebelum
pemesanan bahan atau Pelaksanaan pekerjaan dimulai.

1.4.3.Ijin Pelaksanaan
Ijin pelaksanaan paling lambat 7 (tujuh) hari sebelum memulai pekerjaan tersebut,
Pemborong diwajibkan untuk mengajukan ijin pelaksanaan secara tertulis kepada
Direksi / Konsultan Pengawas/Konsultan MK dengan dilampiri gambar kerja yang sudah
disetujui. Ijin pelaksanaan yang disetujui sebagai pegangan Pemborong untuk
melaksanakan pada bagian pekerjaan tersebut.

1.4.4.Contoh Pekerjaan ( Mock Up).


Bila pekerjaan dikehendaki oleh Direksi / Konsultan Pengawas/Konsultan MK,
Pemborong wajib menyediakan sebelum pekerjaan dimulai.

1.4.5.Rencana Mingguan dan Bulanan.


a. Selambat-lambatnya pada setiap hari Sabtu dalam masa dimana pelaksanaan
pekerjaan berlangsung, Pemborong wajib untuk menyerahkan kepada direksi /
Konsultan Pengawas/Konsultan MK suatu rencana mingguan yang berisi rencana
pelaksanaan dari berbagai bagian pekerjaan yang akan dilaksanakan dalam minggu
berikutnya.
b. Selambat-lambatnya pada minggu terakhir dari tiap bulan, Pemborong wajib
menyerahkan kepada Direksi / Konsultan Pengawas/Konsultan MK suatu rencana
bulanan yang menggambarkan dalam garis besarnya, berbagai rencana pelaksanaan
dari berbagai bagian pekerjaan yang direncanakan untuk dilaksanakan dalam bulan
berikutnya.
9
Struktur & Arsitek
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro

c. Kelalaian Pemborong untuk menyusun dan menyerahkan rencanan mingguan


maupun bulanan dinilai sama dengan kelalaian dalam melaksanakan perintah Direksi
/ Konsultan Pengawas/Konsultan MK dalam melaksanakan pekerjaan.
d. Untuk memulai suatu bagian pekerjaan yang baru, pemborong diwajibkan untuk
memberitahu Direksi / Konsultan Pengawas/Konsultan MK mengenai hal tersebut
paling sedikit 2 x 24 jam sebelumnya.

1.4.6.Kwalitas Pekerjaan
Pekerjaan harus dikerjakan dengan kwalitas pengerjaan yang terbaik untuk jenis
pekerjaan bersangkutan.

1.4.7.Pengujian Hasil Pekerjaan


a. Kecuali dipersyaratkan lain secara khusus, maka semua pekerjaan akan diuji dengan
cara dan tolak ukur pengujian yang dipersyaratkan dalam referensi yang ditetapkan
dalam pada Pasal I.2. dari Persyaratan Teknis Umum ini.
b. Kecuali dipersyaratkan lain secara khusus, maka Badan / Lembaga yang akan
melakukan pengujian dipilih atas persetujuan Direksi / Konsultan
Pengawas/Konsultan MK dari Lembaga / Badan Penguji milik Pemerintah atau yang
diakui Pemerintah atau Badan lain yang oleh Direksi / Konsultan
Pengawas/Konsultan MK dianggap memiliki obyektifitas dan Integritas yang
meyakinkan. Atau hal yang terakhir ini Pemborong / Supplier tidak berhak
mengajukan sanggahan.
c. Semua biaya pengujian dalam jumlah seperti yang dipersyaratkan menjadi beban
Pemborong.
d. Dalam hal dimana Pemborong tidak dapat menyetujui hasil pengujian dari bahan
penguji yang ditunjuk oleh Direksi, Pemborong berhak mengadakan pengujian
tambahan pada lembaga / Badan lain yang memenuhi persyaratan Badan Penguji
seperti tersebut di atas untuk mana seluruh pembiayaannya ditanggung sendiri oleh
pemborong.
e. Apabila ternyata bahwa kedua hasil pengujian dari kedua Badan tersebut
memberikan kesimpulan yang berbeda, maka dapat dipilih untuk :
1. Memilih Badan / Lembaga Penguji ketiga atau kesepakatan bersama.
2. Melakukan pengujian ulang pada bahan / lembaga Penguji pertama atau kedua
dengan ketentuan tambahan sebagai berikut :

10
Struktur & Arsitek
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro

- Pelaksanaan pengujian ulang harus disaksikan oleh Direksi / Konsultan


Pengawas/Konsultan MK dan Pemborong / supplier maupun wakil-wakilnya.
- Pada pengujian ulang harus dikonfirmasikan penerapan dari alat alat penguji.
3. Hasil dari pengujian ulang harus dianggap final, kecuali bilamana kedua belah
pihak sepakat untuk menganggapnya demikian.
4. Apabila hasil pengujian ulang mengkonfirmasikan kesimpulan dari hasil
pengujian yang pertama, maka semua akibat langsung maupun tidak langsung
dari adanya semua pengulangan pengujian menjadi tanggung jawab pemborong /
supplier.
5. Apabila hasil pengujian ulang menunjukan ketidaktepatan kesimpulan dari hasil
pengujian yang kedua, maka:
- 2 (dua) dari 3 (tiga) penguji yang bersangkutan, atas pilihan Pemborong /
Supplier akan diperlakukan sebagai pekerjaan tambah.
- Atas segala penundaan pekerjaan akibat adanya penambahan / pengulangan
pengujian akan diberikan tambahan waktu pelaksanaan pada bagian pekerjaan
bersangkutan dan bagian bagian lain yang terkena
- akibatnya, penambahan mana besarnya adalah sesuai dengan penundaan yang
terjadi

1.4.8.Penutupan Hasil Pelaksanaan Pekerjaan


a. Sebelum menutup suatu bagian pekerjaan dangan bagian pekerjaan yang lain yang
mana akan secara visual menghalangi Direksi / Konsultan Pengawas/Konsultan MK
untuk memeriksa bagian pekerjaan yang terdahulu, pemborong wajib melaporkan
secara tertulis kepada Direksi / Konsultan Pengawas/Konsultan MK mengenai
rencananya untuk melaksanakan bagian pekerjaan yang akan menutupi bagian
pekerjaan tersebut, sedemikian rupa sehingga Direksi / Konsultan
Pengawas/Konsultan MK berkesempatan secara wajar melakukan pemeriksaan pada
bagian yang bersangkutan untuk dapat disetujui kelanjutan pengerjaannya.
b. Kelalaian Pemborong untuk menyampaikan laporan di atas, memberikan hak kepada
Direksi / Konsultan Pengawas/Konsultan MK untuk dibelakang hari menuntut
pembongkaran yang menutupi tersebut, guna memeriksa hasil pekerjaan yang
terdahulu yang mana akibatnya sepenuhnya akan ditanggung oleh Pemborong.
c. Dalam hal dimana laporan telah disampaikan dan Direksi tidak mengambil langkah-
langkah untuk menyelesaikan pemeriksaan yang dimaksudkan di atas, maka setelah
lewat 2 (dua) hari sejak laporan disampaikan, pemborong berhak melanjutkan
11
Struktur & Arsitek
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro

pelaksanaan pekerjaan dan menganggap bahwa Direksi telah menyetujui bagian


pekerjaan yang ditutup tersebut.
d. Pemeriksaan dan Persetujuan oleh Direksi / Konsultan Pengawas/Konsultan MK atas
suatu pekerjaan tidak melepaskan Pemborong dari kewajibannya untuk
melaksanakan pekerjaan sesuai dengan Surat Perjanjian Pemborong (SPP).
e. Walaupun telah diperiksa dan disetujui kepada Pemborong masih dapat
diperintahkan untuk membongkar bagian pekerjaan yang menutupi bagian pekerjaan
lain guna pemeriksaan bagian pekerjaan yang ditutupi.

1.4.9.Kebersihan dan Keamanan


a. Pemborong bertanggung jawab untuk menjaga agar area kerja senantiasa berada
dalam keadaan rapi dan bersih.
b. Pemborong bertanggung jawab atas keamanan diarea kerja, termasuk apabila
diperlukan tenaga, peralatan, atau tanda-tanda Khusus.

1.5. PENYELESAIAN DAN PENYERAHAN


1.5.1. Dokumen Terlaksana (As Build Documents)
a. Pada penyelesaian dari setiap pekerjaan Pemborong wajib menyusun Dokumen
Terlaksana yang terdiri dari :
1. Gambar-gambar terlaksana (as built drawing)
2. Persyaratan teknis terlaksana dari pekerjaan, sebagaimana yang telah
dilaksanakan.
b. Dikecualikan dari kewajiban di atas adalah Pemborong untuk pekerjaan:
1. Pekerjaan Persiapan
2. Supply bahan, perlengkapan / peralatan kerja
c. Dokumen terlaksana bisa diukur dari :
1. Dokumen pelaksanaan
2. Gambar-gambar perubahan
3. Perubahan Persyaratan Teknis
4. Brosur teknis yang diberi tanda pengenal khusus berupa cap sesuai petunjuk
Direksi / Konsultan Pengawas/Konsultan MK.
d. Dokumen terlaksana ini harus diperiksa dan disetujui oleh Direksi / Konsultan
Pengawas/Konsultan MK
e. Khusus untuk pekerjaan kunci, sarana komunikasi bersaluran banyak, utilitas dan
pekerjaan pekerjaan lain dengan sistem jaringan bersaluran banyak secara
12
Struktur & Arsitek
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro

operasional membutuhkan identifikasi yang bersifat lokatif, dokumen terlaksana ini


harus dilengkapi dengan daftar pesawat / instalasi / peralatan / perlengkapan yang
mengidentifikasi lokasi dari masing-masing barang tersebut.
f. Kecuali dengan ijin khusus dari Direksi / Konsultan Pengawas/Konsultan MK dan
Pemberi Tugas, Pemborong harus membuat dokumen terlaksana hanya untuk
diserahkan kepada Pemberi Tugas. Pemborong tidak dibenarkan membuat /
menyimpan salinan ataupun copy dari dokumen terlaksana tanpa ijin khusus
tersebut.

1.5.2. Penyerahan
Pada waktu penyerahan pekerjaan, Pemborong wajib menyerahkan kepada Pemberi
Tugas :
a. 2 (dua) dokumen terlaksana
b. Untuk peralatan / perlengkapan:
- 2 (dua) set pedoman operasi (operational manual)
- suku cadang sesuai yang dipersyaratkan
c. Untuk berbagai macam :
- Semua kunci orisinil disertai “Construction Key” bila ada
- Minimum 1 (satu) set kunci duplikat
d. Dokumen dokumen resmi (seperti surat ijin, tanda pembayaran cukai, surat fiskal
pajak, dan lain-lain)
e. Segala macam surat jaminan berupa Guarantee / Warranty sesuai uang yang
dipersyaratkan.
f. Surat pernyataan pelunasan sesuai petunjuk Direksi / Konsultan Pengawas/Konsultan
MK
g. Bahan finishing cat minimal 3 (tiga) galon (masing-masing warna)
h. Bahan finishing lantai / dinding & atau masing masing minimal 2 m2

1.5.3. Keamanan Penjagaan


a. Untuk keamanan Pemborong diwajibkan mengadakan penjagaan, bukan saja
terhadap pekerjaannya, tetapi juga bertanggung jawab atas keamanan, kebersihan
bangunan-bangunan, jalan-jalan, pagar, pohon-pohon dan taman-taman yang telah
ada.

13
Struktur & Arsitek
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro

b. Pemborong berkewajiban menyelamatkan bangunan yang telah ada, apabila


bangunan yang telah terjadi kerusakan alibat pekerjaan ini, maka pemborong
berkewajiban untuk memperbaiki / membetulkan sebagaimana mestinya.
c. Pemborong harus menyediakan penerangan yang cukup di lapangan, terutama pada
waktu lembur, jika Pemborong menggunakan aliran listrik dari bangunan / komplek,
diwajibkan bagi pemborong untuk memasang meter sendiri untuk menetapkan sewa
listrik yang dipakai.
d. Pemborong harus berusaha menanggulangi kotoran-kotoran debu agar tidak
mengurangi kebersihan dan keindahan bangunan-bangunan yang sudah ada.
e. Segala operasi yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan untuk Pembangunan
pekerjaan sementara sesuai dengan ketentuan kontrak harus dilaksanakan sedemikian
rupa sehingga tidak menimbulkan gangguan terhadap ketentraman penduduk atau
jalan-jalan yang harus digunakan baik jalan perorangan atau umum, milik pemberi
tugas atau milik pihak lain. Pemborong harus membebaskan Pemberi Tugas dari
segala tuntutan ganti rugi sehubungan dengan hal tersebut di atas.
f. Pemborong harus bertanggung jawab atas kerusakan-kerusakan pada jalan raya atau
jembatan yang menghubungkan proyek sebagai akibat dari lalu lalang peralatan
ataupun kendaraan yang dipergunakan untuk mengangkut bahan bahan / material
guna keperluan proyek.
g. Apabila Pemborong memindahkan alat-alat pelaksanaan, mesin-mesin berat atau
unit-unit alat berat lainnya dari bagian pekerjaan, melalui jalan raya atau jembatan
yang mungkin akan mengakibatkan kerusakan dan seandainya pemborong akan
membuat perkuatan-perkuatan di atasnya, maka hal tersebut harus diberitahukan
terlebih dahulu kepada Pemberi Tugas dan Instansi Yang berwewenang. Biaya untuk
perkuatan tersebut menjadi tanggungan Pemborong.

14
Struktur & Arsitek
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro

PASAL 2. PEKERJAAN PERSIAPAN DAN LAPANGAN

2.1. PEKERJAAN PERSIAPAN


2.1.1. Direksi Keet
a. Bangunan sementara
Sebelum pemborong memulai pelaksanaan pekerjaan ini diharuskan
menyediakan dan mendirikan Direksi Keet berupa bangunan sementara yang
berukuran minimal 3.00 x 6.00 m2 serta rumah jaga dengan ukuran minimal 3.00
x 3.00 m2.
Bangunan sementara ini harus dilengkapi dengan toilet / WC dan kamar mandi
yang khusus dimanfaatkan oleh Direksi / Konsultan Pengawas/Konsultan MK.
Selain dilengkapi dengan bak air, closet, maka harus pila dilengkapi dengan
septictank & sumur resapan.
b. Kelengkapan direksi keet
Sebagai kelengkapan direksi keet guna penyelesaian administrasi di lapangan,
maka sebelum pelaksanaan pekerjaan ini dimulai pemborong harus terlebih
dahulu melengkapi peralatan antara lain :
- Soft board menempel di dinding 2x1,2x2,4
- (Satu) buah meja rapat (sederhana) ukuran 1,2 x 4,8 m2
- (Dua belas) buah kursi duduk ruang rapat
- (Satu) White Board (1,2 x 2,4) dan peralatannya
- (Satu) rak / almari buku sederhana
- (satu) set kelengkapan PPPK ( P3K)
- AC dalam ruangan
- (Lima) buah Helm
Selesai pelaksanaan proyek ini (Serah terima ke II) semua peralatan /
kelengkapan tersebut dalam ayat ini menjadi milik kontraktor, dengan demikian
pembiayaannya dianggap sewa.
c. Alat-alat yang harus senantiasa tersedia di Proyek untuk setiap saat dapat
digunakan oleh direksi Lapangan/Konsultan Pengawas/Konsultan MK adalah :
- (satu) buah kamera
- (satu) buah alat ukur Schuitmaat.
- (satu) buah alat ukur optik (theodolit / waterpass)
- (satu) buah personal komputer dan printer
- (satu) buah mesin tik standart 18”
15
Struktur & Arsitek
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro

2.1.2. Kantor Dan Gudang Kontraktor


Dalam pelaksanaan pekerjaan ini Kontraktor dapat membuat Kantor Kontraktor,
barak-barak untuk pekerja atau gudang tempat penyimpanan bahan (Boukeet), yang
sebelumnya telah dapat persetujuan dari pihak Direksi / Konsultan
Pengawas/Konsultan MK berkenaan dengan konstruksi atau penempatannya.
Semua Boekeet perlengkapan Pemborong dan sebagainya, pada waktu pekerjaan
berakhir (serah terima) harus dibongkar.

2.1.3. Sarana Pekerja


a. Kontraktor wajib memasukkan identifikasi tempat kerja bagi semua pekerjaan
yang dilakukan di luar lapangan sebelum pemasangan peralatan yang dimiliki
serta jadwal kerja.
b. Semua sarana kerja yang digunakan harus benar-benar baik dan memenuhi
persyaratan kerja sehingga memudahkan dan melancarkan kerja di lapangan
c. Penyediaan tempat penyimpanan bahan / material di lapangan harus aman dari
segala kerusakan hilang dan hal hal dasar yang mengganggu pekerjaan lain yang
sedang berjalan.

2.1.4. Pengaturan Jam Kerja Dan Pengerahan Tenaga Kerja


a. Pemborong harus dapat mengatur sedemikian rupa dalam hal pengerahan tenaga
kerja pengaturan jam kerja maupun penempatan bahan hendaknya
dikonsultasikan terlebih dahulu dengan Konsultan Pengawas/Konsultan MK
lapangan. Khususnya dalam pengerahan tenaga kerja dan pengaturan jam kerja
dalam pelaksanaannya harus sesuai dengan peraturan perburuhan yang berlaku.
b. Kecuali ditentukan lain, Pemborong harus menyediakan akomodasi dan fasilitas-
fasilitas lain yang dianggap perlu misalnya (air minum, toilet yang memenuhi
syarat-syarat kesehatan dan fasilitas kesehatan lainya seperti penyediaan
perlengkapan PPPK yang cukup serta pencegahan penyakit menular)
c. Pemborong harus membatasi daerah operasinya di sekitar tempat pekerjaan tidak
melanggar wilayah bangunan-bangunan lain yang berdekatan, dan pemborong
harus melarang siapapun yang tidak berkepentingan memasuki tempat pekerjaan
2.1.5. Perlindungan Terhadap Bangunan / Sarana Yang Ada
a. Segala kerusakan yang timbul pada bangunan / konstruksi sekitarnya menjadi
tanggung jawab Pemborong untuk memperbaikinya, bila kerusakan tersebut jelas
akibat pelaksanaan pekejaan.
16
Struktur & Arsitek
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro

b. Selama pekerjaan berlangsung Pemborong harus selalu menjaga kondisi jalan


sekitarnya dan bertanggung jawab sepenuhnya terhadap kerusakan-kerusakan
yang terjadi akibat pelaksanaan pekerjaan ini.
c. Kontraktor wajib mengamankan sekaligus melaporkan / menyerahkan kepada
pihak yang berwenang bila nantinya menemukan benda-benda bersejarah.

2.1.6. Pembongkaran Bangunan Eksisting, Pembersihan Dan Penebangan Pohon-Pohonan


Eksisting
a. Karena pada lahan eksisting masih terdapat bangunan lama, maka pemborong
wajib membongkar terlebih dahulu setelah diadakannya kordinasi terlebih dahulu
dengan Direksi & Konsultan Pengawas/Konsultan MK. Pemborong tidak punya
hak memiliki atas material bekas bongkaran. Bekas bongkaran sepenuhnya milik
User/Owner. Pemborong juga berkewajiban mencatat jumlah bongkaran yang
ada dan seterusnya dilaporkan kepada Konsultan Pengawas/Konsultan MK &
direksi. Sesuai petunjuk Konsultan Pengawas/Konsultan MK & direksi,
bongkaran yang tidak dipakai wajib dibuang ke luar lokasi proyek. Sedangkan
bongkaran yang masih dapat dipakai, pemborong wajib menyimpan dengan rapi
di tempat yang aman sesuai petunjuk Konsultan Pengawas/Konsultan MK &
direksi.
b. Lapangan terlebih dahulu juga harus dibersihkan dari rumput, semak, akar-akar
pohon.
c. Sebelum pekerjaan lain dimulai, lapangan harus selalu dijaga, tetap bersih dan
rata.
d. Pemborong tidak boleh membasahi, menebang atau merusak pohon-pohon atau
pagar, kecuali bila telah ditentukan lain atau sebelumnya diberi tanda pada
gambar-gambar yang menandakan bahwa pohon-pohon dan pagar harus
disingkirkan. Jika ada sesuatu hal yang mengharuskan Pemborong untuk
melakukan penebangan, maka ia harus mendapat ijin dari Pemberi tugas.

2.1.7. Penjagaan, Pemagaran Sementara, Dan Papan Nama


a. Pemborong bertanggung jawab atas penjagaan, penerangan dan perlindungan
terhadap pekerjaannya yang dianggap peting selama pelaksanaan, dan sekaligus
menempatkan petugas keamanan untuk mengatur sirkulasi / arus kendaraan
keluar / masuk proyek.

17
Struktur & Arsitek
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro

b. Sebelum kontraktor mulai melaksanakan pekerjaannya, maka terlebih dahulu


memberi pagar pengaman pada sekeliling site pekerjaan yang dilakukan
c. Pembuatan pagar pengaman dibuat jauh dari lokasi pekerjaan, sehingga tidak
mengganggu pelaksanaan pekerjaan yang sedang dilakukan, serta tempat
penimbunan bahan bahan.
d. Dibuat sedemikian rupa, sehingga dapat bertahan / kuat sampai pekerjaan selesai
dan tampak dari luar dapat menunjang estetika atas kawasan yang ada.
e. Syarat pagar pengamanan :
- Pagar dari seng gelombang finish cat berpola sesuai dengan pengarahan
pemberi tugas dengan ketinggian 180 cm.
- Tiang Dolken minimum berdiameter 10 cm, jarak pemasangan minimal 180
cm, bagian yang masuk pondasi minimum 40 cm.
- Rangka Kayu meranti berukuran 4 x 6 cm, dengan pemasangan 4 jalur menurut
tinggi pagar.
- Pondasi cor beton setempat minimum penampang diameter 30 cm, dalam 50
cm dari permukaan tanah setempat. Beton dengan adukan 1 : 3 : 5.
- Lengkap pembuatan pintu masuk dari bahan sama.
Selesai proyek semua bahan pagar adalah milik Pemborong, untuk hal tersebut di
atas didalam susunan penawaran hendaknya telah diper-timbangkan.
f. Sebelum memulai pelaksanaan, Kontraktor harus memasang papan nama proyek
yang dibuat dan dilaksanakan sesuai dengan gambar rencana.

2.1.8. Pekerjaan Penyediaan Air Dan Daya Listrik Untuk Bekerja


a. Air untuk bekerja harus disediakan Kontraktor dengan membuat sumur pompa di
tapak proyek atau disulai dari luar. Air harus bersih, bebas dari debu, bebas dari
lumpur, minyak dan bahn-bahan kimia lainnya
b. yang merusak. Penyediaan air harus sesuai dengan petunjuk dan persetujuan
rencana.
c. Listrik untuk bekerja harus disediakan Kontraktor dan diperoleh dari sambungan
sementara PLN setempat selama masa pembangunan, atau penggunaan diesel
untuk pembangkit tenaga listrik hanya diperkenankan untuk penggunaan
sementara atas persetujuan Konsultan Pengawas/Konsultan MK. Daya listrik
juga disediakan untuk mensuplai kantor Direksi Lapangan.
d. Segala Biaya atas pemakaian daya dan air di atas adalah beban Kontraktor.

18
Struktur & Arsitek
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro

2.1.9. Drainase Tapak


a. Dengan mempertimbangkan keadaan topografi / kontur tanah yang ada di tapak,
kontraktor wajib membuat saluran sementara yang berfungsi untuk pembuangan
air yang ada.
b. Arah aliran air ditujukan ke daerah / permukaan yang terendah yang ada di tapak
atau ke saluran yang sudah ada di lingkungan daerah pembuangan.
c. Pembuatan saluran sementara harus sesuai dangan petunjuk dan persetujuan
Direksi / Konsultan Pengawas/Konsultan MK.

2.1.10. Mengadakan Pengukuran Dan Pemasangan Bowplank


a. Pengukuran Tapak kembali.
1. Kontraktor diwajibkan mengadakan pengukuran dan penggambaran kembali
lokasi pembangunan dengan dilengkapi keterangan-keterangan mengenai peil
ketinggian tanah, letak batas-batas tanah dengan alat-alat yang sudah ditera
kebenarannya.
2. Ketidakcocokan yang mungkin terjadi antara gambar dan keadaan lapangan
yang sebenarnya harus segera dilaporkan kepada Konsultan
Pengawas/Konsultan MK / Direksi untuk diminta keputusannya.
3. Penentuan titik ketinggian dan sudut-sudut hanya dilakukan dengan alat-alat
waterpass / Theodolite yang ketepatannya dapat dipertanggung- jawabkan.
4. Kontraktor harus menyediakan Theodolith / waterpass beserta petugas yang
melayaninya untuk kepentingan pemeriksaan Konsultan Pengawas/Konsultan
MK / Direksi selama pelaksanaan Proyek.
5. Pengukuran sudut siku dengan prisma atau barang secara azas segitiga
phytagoras hanya diperkenankan untuk bagian-bagian kecil yang disetujuii
oleh Direksi.
6. Segala pekerjaan pengukuran dan persiapan termasuk tanggungan
Kontraktor.

b. Pengukuran dan Titik Peil (0,00) Bangunan


Pemborong harus mengadakan pengukuran yang tepat berkenaan dengan letak /
kedudukan bangunan terhadap titik patok / pedoman yang telah ditentukan, siku
bangunan maupun datar (water Pass) dan tegak lurus bangunan harus ditentukan
dengan memakai alat water pass instrument / Theodolith. Hal tersebut

19
Struktur & Arsitek
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro

dilaksanakan untuk mendapatkan tegel, langit-langit dan sebagainnya dengan


hasil yang baik dan siku.
Untuk mendapatkan titik Peil harap disesuaikan dengan notasi-notasi yang
tercantum pada gambar rencana (Lay Out), dan bila terjadi penyimpangan atau
tidak sesuainya antara kondisi lapangan dengan Lay Out, Pemborong harus
melapor pada Konsultan Pengawas/Konsultan MK / Perencana.
c. Pemasangan BouwPlank
1. Pemborong bertanggung jawab atas ketepatan serta kebenaran persiapan
Bowplank / pengukuran pekerjaan sesuai dengan referensi ketinggian, dan
bench mark yang diberikan Konsultan Pengawas/Konsultan MK secara
tertulis serta bertanggung jawab atas ketinggian, posisi, dimensi, serta
kelurusan seluruh bagian pekerjaan serta pengadaan peralatan, tenaga kerja
yang diperlukan.
2. Bilamana suatu waktu dalam proses pembangunan ternyata ada kesalahan
dalam hal tersebut di atas, maka hal tersebut merupakan tanggung jawab
Pemborong serta wajib memperbaiki kesalahan tersebut dan akibat-
akibatnya, kecuali bila kesalahan tersebut disebabkan referensi tertulis dari
Direksi Pekerjaan.
3. Pengecekan pengukuran atau lainnya oleh Konsultan Pengawas/Konsultan
MK atau wakilnya tidak menyebabkan tanggung-jawab Pemborong menjadi
berkurang.
4. Pemborong wajib melindungi semua bench mark, dan lain-lain atau seluruh
refferensi dan realisasi yang perlu pada pengukuran pekerjaan ini.
5. Bahan dan Pelaksanaan.
- Tiang Bowplank menggunakan Kayu Meranti ukuran 5/7 dipasang setiap
jarak 2.00 m1, sedangkan papan bowplank ukuran 2/20 dari Kayu Meranti
dipasang datar Water Pass.
- Pemasangan bowplank harus sekeliling bangunan dengan jarak 2,00 m1
dari as tepi bangunan dengan patok patok yang kuat, bowplank tidak boleh
dilepas / dibongkar dan harus tetap berdiri tegak pada tempatnya sehingga
dapat dimanfaatkan hingga pekerjaan mencapai tahapan trasraam tembok
bawah.
2.2. PEKERJAAN TANAH UNTUK LAHAN BANGUNAN
2.2.1. Lingkup Pekerjaan
1. Tenaga Kerja, Bahan dan Alat
20
Struktur & Arsitek
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro

Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, alat mekanis/alat berat
(excavator, dll) dan alat- alat bantu yang diperlukan untuk melaksanakan dan
mengamankan pekerjaan ini dengan baik dan sesuai dengan spesifikasi ini.
2. Galian Tanah Pondasi
Pekerjaan ini meliputi galian tanah untuk membuang tanah eksisting berikut
beberapa pondasi umpak eksisting, Pondasi strouss, Foot Plate, balok pondasi dan
struktur lainnya yan terletak didalam atau di atas tanah, seperti tercantum di dalam
gambar rencana atau sesuai dengan kebutuhan Kontraktor agar pekerjaannya dapat
dilaksanakan dengan lancar, benar dan aman.

2.2.2. Syarat-Syarat Pelaksanaan


1. Level Galian
Galian tanah harus dilaksanakan sesuai dengan level yang tercantum di dalam
gambar rencana. Kontraktor harus mengetahui dengan pasti hubungan antara level
bangunan terhadap level muka tanah asli dan jika hal tersebut belum jelas harus
segera didiskusikan hal ini dengan Konsultan Pengawas/Konsultan MK sebelum
galian dilaksanakan. Kesalahan yang dilakukan akibat hal ini menjadi tanggung
jawab Kontraktor.
2. Jaringan Utilitas
Apabila ternyata terdapat pipa-pipa pembuangan, kabel listrik, telepon dan lain-lain,
maka Kontraktor harus secepatnya memberitahukan hal ini kepada Konsultan
Pengawas/Konsultan MK untuk mendapatkan penyelesaian. Kontraktor bertanggung
jawab atas segala kerusakan akibat kelalaiannya dalam mengamankan jaringan
utilitas ini. Jaringan utilitas aktif yang ditemukan di bawah tanah dan terletak di
dalam lokasi pekerjaan harus dipindahkan ke suatu tempat yang disetujui oleh
Konsultan Pengawas/Konsultan MK atas tanggungan Kontraktor.
3. Galian yang Tidak Sesuai
Jika galian dilakukan melebihi ke dalaman yang ditentukan, maka kontraktor harus
mengisi / mengurug kembali galian tersebut dengan bahan urugan yang memenuhi
syarat dan harus dipadatkan dengan cara yang memenuhi syarat, atau galian tersebut
dapat diisi dengan material lain seperti adukan beton.

4. Urugan Kembali
Pengurugan Kembali bekas galian harus dilakukan sesuai dengan yang diisyaratkan
pada bab mengenai urugan dan pemadatan. Pekerjaan pengisian kembali ini hanya
21
Struktur & Arsitek
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro

boleh dilakukan setelah diadakan pemeriksaan dan mendapat persetujuan tertulis dari
Konsultan Pengawas/Konsultan MK.
5. Pemadatan Dasar Galian
Dasar galian harus rata / water pas dan bebas dari akar-akar tanaman atau bahan-
bahan organis lainnya. Selanjutnya dasar galian harus dipadatkan sesuai dengan
persyaratan yang berlaku.
6. Air Pada Galian
Kontraktor wajib mengantisipasi air yang terdapat pada dasar galian dan wajib
menyediakan pompa air atau pompa lumpur dengan kapasitas yang memadai untuk
menghindari genangan air dan lumpur pada dasar galian. Kontraktor harus
merencanakan secara benar, kemana air tanah harus dialirkan, sehingga tidak terjadi
genangan air / banjir pada lokasi disekitar proyek. Di dalam lokasi galian harus
dibuat drainase yang baik agar aliran air dapat dikendalikan selama pekerjaan
berlangsung.
7. Struktur Pengaman Galian dan Pelindung Galian
Jika galian yang harus dibuat ternyata cukup dalam, maka kontraktor harus membuat
pengaman galian sedemikian rupa hingga tidak terjadi kelongsoran pada tepi galian.
Galian terbuka hanya diijinkan jika diperoleh kemiringan lebih besar 1:2 (Vertikal :
Horisontal). Sisi galian harus dilindungi dengan adukan beton terpasang, maka
galian tersebut harus dilindungi dengan material kedap air seperti lembaran terpal /
kanvas sehingga sisi galian tersebut selalu terlindung dari hujan maupun sinar
matahari.
8. Perlindungan Benda Yang Dijumpai
Kontraktor harus melindungi atau menyelamatkan benda-benda yang dilindungi
selama pekerjaan galian terpasang. Kecuali disetujui untuk dipindahkan, benda-
benda tersebut harus tetap pada tempatnya dan kerusakan yang terjadi akibat
kelalaian kontraktor harus diperbaiki / diganti oleh kontraktor.
9. Urutan Galian Pada Level Berbeda
Jika ke dalaman galian berbeda satu dengan lainnya, maka galian harus dimulai dari
bagian yang lebih dalam dahulu dan seterusnya.

2.3. PEKERJAAN URUGAN PASIR PADAT


2.3.1. Lingkup Pekerjaan
1. Tenaga Kerja, bahan, dan Alat

22
Struktur & Arsitek
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro

Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan dan alat-alat bantu
yang diperlukan untuk melaksanakan dan mengamankan pekerjaan ini dengan baik
dan sesuai dengan spesifikasi.
2. Lokasi pekerjaan
Pekerjaan urugan pasir padat dilakukan di atas dasar galian tanah, di bawah lapisan
lantai kerja dan digunakan untuk semua struktur beton yang
berhubungan dengan tanah seperti Foot Plate, balok pondasi dan pekerjaan beton
yang lain yang berhubungan langsung dengan tanah.
3. Pembersihan Akar Tanaman padat dan sisa Galian
Jika di bawah dasar galian dijumpai akar tanaman atau tanah organis, maka dasar
galian tersebut harus dibersihkan dari hal tersebut di atas, dan bekas galian tersebut
harus diisi dengan material urugan yang memenuhi syarat.

2.3.2. Persyaratan Bahan


1. Bahan urugan Pasir Padat
Pasir yang digunakan harus terdiri dari butir-butir yang bersih, tajam dan keras,
bebas dari lumpur, tanah lempung dan organis. Bahan ini harus mendapatkan
persetujuan tertulis dari Konsultan Pengawas/Konsultan MK.

2. Air Kerja
Air yang digunakan harus bersih dan tidak mengandung minyak, asam alkali dan
bahan organis lainnya, serta dapat diminum. Jika diperlukan, sebelum digunakan air
dapat diperiksa di laboratorium pemeriksaan bahan yang sah. Jika hasil uji ternyata
tidak memenuhi syarat, maka kontraktor wajib mencari air kerja yang memenuhi
syarat.

2.3.3. Syarat-Syarat Pelaksanaan


1. Tebal Pasir urug
Jika tidak tercantum dalam gambar kerja, maka di bawah lantai kerja harus diberi
lapisan pasir urug tebal 5 - 10 cm padat atau sesuai gambar. Pemadatan harus
dilaksanakan sehingga dapat menerima beban yang bekerja.
2. Cara Pemadatan
Pemadatan dilakukan dengan disiram air dan selanjutnya dipadat dengan alat
pemadat yang disetujui Konsultan Pengawas/Konsultan MK. Pemadatan dilakukan
hingga mencapai tidak kurang dari 98% dari kepadatan optimum Laboratorium.
23
Struktur & Arsitek
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro

Pemadatan harus dilakukan pada kondisi galian yang memadai agar dapat hasil
kepadatan yang baik. Kondisi galian tersebut harus dipertahankan sampai pekerjaan
pemadatan selesai dilakukan. Pemadatan harus diulang kembali jika keadaan tersebut
di atas tidak memenuhi.
3. Air Pada Lokasi Pemadatan
Jika air tanah ternyata menggenangi lokasi pemadatan, maka Kontraktor wajib
menyediakan Pompa dan dasar galian harus kering sebelum pasir urug diletakkan.
Kontraktor harus membuat rencana yang benar, agar air tanah dapat dialirkan
kelokasi yang lebih rendah dari dasar galian, misalnya dengan membuat sumpit pada
tempat tertentu.
4. Tanah di sekitar pasir urug
Kontraktor harus menjaga agar tanah disekitar lokasi tidak tercampur dengan Pasir
Urug. Jika pasir urug tersebut tercampur dengan tanah lainnya, maka Kontraktor
wajib mengganti pasir urug tesebut dengan bahan lainnya yang bersih.
5. Persetujuan
Pekerjaan selanjutnya dapat dikerjakan, bilamana pekerjaan urugan tersebut sudah
mendapat persetujuan tertulis dari Konsultan Pengawas/Konsultan MK.

2.4. PEKERJAAN URUGAN DAN PEMADATAN


2.4.1. Lingkup Pekerjaan
1. Tenaga Kerja, Bahan, dan Alat
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga Kerja, bahan-bahan dan alat-alat bantu
yang diperlukan untuk melaksanakan dan mengamankan Pekerjaan ini dengan baik
dan Sesuai dengan Spesifikasi.
2. Lokasi Pekerjaan
Pekerjaan ini pada Lokasi seperti yang tercantum pada gambar rencana, dengan
elevasi seperti tertera pada di dalam peta kontur.
3. Pembersihan akar tanaman dan Sisa Galian
Jika Dijumpai akar tanaman atau tanah organis, maka lokasi tersebut harus
dibersihkan dari hal tersebut di atas, dan bekas galian tersebut harus diisi dengan
material urugan yang memenuhi syarat.
2.4.2. Persyaratan Bahan
1. Bahan Bekas Galian di Dalam Lokasi Proyek
Tanah bekas Galian dapat dipertimbangkan untuk digunakan untuk tanah urugan jika
memenuhi syarat untuk digunakan. Tanah Tersebut harus bebas dari lumpur dan
24
Struktur & Arsitek
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro

bahan organis lainnya, serta hasil dari tes laboratorium menyatakan tanah bekas
galian tersebut layak untuk digunakan untuk urugan sesuai dengan spesifikasi
material urugan. Untuk tanah bekas galian yang tidak memenuhi syarat, pemborong
wajib membuang keluar lokasi sesuai petunjuk Konsultan Pengawas/Konsultan MK
& direksi.
2. Bahan Urugan Dari Luar Lokasi Proyek
Jika tanah urug didatangkan dari luar, maka tanah urug tersebut harus memenuhi
syarat sebagai berikut :
Secara umum bahan tersebut berupa tanah urug yang sebelum mendatangkan
harus sudah mendapat persetujuan Konsultan Pengawas/Konsultan MK.
3. Bahan Urugan Yang tidak memenuhi Syarat
Semua bahan urugan yang tidak memadai harus dikeluarkan dari lokasi proyek dan
diganti dengan bahan yang memenuhi Syarat.

2.4.3. Syarat-Syarat Pelaksanaan


1. Cara Pengurugan dan Pemadatan
Pengurugan harus dilakukan lapis demi lapis dengan tebal lapisan 20 cm dan
pemadatan dilakukan sampai mencapai kepadatan Maximum pada kadar air
optimum yang ditentukan di dalam gambar rencana. Pemadatan urugan dilakukan
dengan memakai alat pemadat yang disetujui oleh Konsultan Pengawas/Konsultan
MK. Jika tidak tercantum dalam gambar rencana, maka pemadatan harus dilakukan
sampai mencapai derajat kepadatan 80%.
2. Pemasangan Patok
Pada lokasi urugan harus diberi patok-patok, ketinggian sesuai dengan ketinggian
rencana. Untuk daerah-daerah dengan ketinggian tertentu, dibuat patok dengan
warna tertentu pula.
3. System Drainase
Pada daerah yang basah, kontraktor harus membuat saluran sementara sedemikian
rupa sehingga lokasi tersebut dapat dikeringkan. Pengeringan dilakukan dengan
bantuan pompa air. Sistem drainase yang direncanakan harus disetujui oleh
Konsultan Pengawas/Konsultan MK. Dan sistem drainase tersebut harus selalu
dijaga selama pekerjaan berlangsung agar dapat berfungsi secara efektif untuk
menaggulangi air yang ada.

25
Struktur & Arsitek
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro

4. Kotoran dan Lumpur dan Bahan Organik


Lokasi yang akan diurug harus bebas dari lumpur atau kotoran, sampah dan material
sejenis. Pengurugan tidak dapat dilakukan jika kotoran tersebut belum dikeluarkan
dari lokasi pekerjaan.
5. Uji kepadatan optimum di Laboratorium
Uji kepadatan optimum harus mengikuti ketentuan ASTM. D-1557 atau AASHTO.
Hasil uji ini digunakan untuk menentukan cara pemadatan lapangan. Uji yang
dilakukan antara lain :
a. “Density of Soil inplace by Sand Cone method ASSHTO T.191”
b. “Density of Soil inplace by Driven Cylinder Method” ASSTO T-.204.
c. “Density of Soil inplace by Rubber Ballon” ASSHTO T-205.
6. Kepadatan Lapisan dan Uji Lapangan
Untuk bahan yang sama, setiap lapis tanah yang sudah dipadatkan harus diuji di
lapangan, yaitu 1 (satu) buah test untuk setiap 500 m2, yaitu dengan system Field
Density Test. Jika urugan cukup tebal maka dengan hasil kepadatannya harus
memenuhi ketentuan ketentuan sebagai berikut :
a. Untuk lapisan yang letaknya lebih dalam 50 cm dari permukaan rencana, maka
berat jenis kering tanah padat lapangan harus mencapai minimal 80% dari berat
jenis kering laboratorium yang dihitung dengan Standart Proctor Test.
b. Untuk Lapisan 50 cm dari permukaan rencana kepadatannya harus minimal 80%
dari Standart Proctor test
7. Toleransi Kerataan
Toleransi Pelaksanaan yang dapat diterima untuk penggalian dan pengurugan ± 50
mm terhadap Kerataan yang ditentukan.
8. Level akhir
Hasil test di lapangan harus tertulis dan diketahui oleh Konsultan
Pengawas/Konsultan MK. Semua hasil-hasil pekerjaan harus diperiksa kembali
terhadap patok-patok referensi untuk mengetahui sampai dimana kedudukan
permukaan tanah tersebut.
9. Perlindungan Hasil Pemadatan.
Bagian permukaan yang telah dinyatakan padat harus dipertahankan, dijaga dan
dilindungi agar jangan sampai rusak akibat pengaruh luar misalnya basah oleh air
hujan, panas matahari dan sebagainya perlindungan dapat dilakukan dengan
menutupi permukaan plastik. Pekerjaan pengadaan dianggap cukup, setelah hasil test

26
Struktur & Arsitek
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro

memenuhi syarat dan mendapat persetujuan tertulis dari Konsultan


Pengawas/Konsultan MK.
10. Pemadatan kembali.
Setiap lapisan harus dikerjakan sesuai deangan kepadatan yang dibutuhkan dan
diperiksa melalui pengujian lapangan yang memadai, sebelum memulai lapisan
berikutnya, bilamana bahan tersebut tidak mencapai kepadatan yang dikehendaki,
lapisan tersebut harus diulangi perkerjaanya atau diganti, dengan cara-cara
pelaksanaan yang telah ditentukan, guna mendapatkan kepadatan yang telah
dibutuhkan, jadual pengujian harus diajukan oleh kontraktor kepada Konsultan
Pengawas/Konsultan MK.

27
Struktur & Arsitek
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro

PASAL 3. PEKERJAAN PONDASI

3.1. PONDASI TIANG PANCANG


3.1.1. PENJELASAN UMUM
a. Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan pondasi ini meliputi, penyediaan tenaga, bahan-bahan material dan
peralatan-peralatan yang diperlukan sehingga secara keseluruhan pekerjaan pondasi ini
dapat terselesaikan.
Sebagai pondasi utama bangunan gedung ini adalah pondasi tiang pancang persegi,
sedangkan sebagai pondasi penunjang / ringan dipakai pondasi batu kali atau pondasi type
lain sebagaimana ditunjuk dalam gambar rencana.

b. Pedoman Pelaksanaan.
1. Sebelum dilaksanakan pekerjaan pondasi maka Pemborong harus mengadakan
pengukuran untuk as-as pondasi sesuai dengan jarak/notasi yang tercantum dalam
gambar rencana pondasi dan harus dimintakan persetujuan lebih lanjut kepada
Direksi/ Konsultan Pengawas/Konsultan MK.

2. Pemborong diwajibkan memberi laporan kepada Direksi/Konsultan Pengawas/Konsultan


MK, bila ada perbedaan antara gambar detail/konstruksi dengan gambar arsitektur atau
adanya notasi yang kurang jelas untuk mendapatkan keputusan/penjelasan.

c. Daya Dukung tiang Pancang.


Tiang pancang yang selesai dilaksanakan harus tahan memikul beban kerja sesuai dengan
dokumen perencanaan pada kondisi single pile maupun dalam grup pile. Kedalaman tiang
pancang diperkirakan lebih kurang 12 m’ (sesuai gambar rencana), dan nantinya harus
dikonfirmasikan dengan laporan penyelidikan tanah dan hasil pembacaan alat hidrolisnya.

d. Teleransi-toleransi.
- Toleransi Lokasi
Tidak lebih dari 8.00 cm dari lokasi yang ditentukan dan jarak antara tiang pancang
tidak bertambah/ berkurang lebih dari 15.00 cm (tambahannya/ pengurangannya).
- Toleransi Vertikal.
Tidak lebih dari 1:80

28
Struktur & Arsitek
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro

e. Standart.
Seluruh pekerjaan sehubungan dengan pondasi tiang pancang ini harus dilaksanakan
sepenuhnya mengikuti persyaratan serta standart-standart yang disebutkan dalam dokumen
spesifikasi teknis ini.

3.1.2. MATERIAL/ BAHAN


Beton pratekan pracetak produksi pabrik spesifikasi teknik mengikuti persyaratan produsen. Untuk
mendapatkan kualitas produksi yang baik sesuai dengan persyaratan teknis, pengadaan tiang
pancang pracetak pihak pabrikan harus mempunyai sertifikat ISO 9001 dan bersertifikat K3. Pihak
kontraktor harus menyampaikan / menunjukkan copy kedua sertifikat tersebut kepada pihak
Direksi/Konsultan Pengawas/Konsultan MK sebelum mengadakan pemesanan.Produk bermutu
baik Ex: Tjakrindo Mas/ Beton Elemindo Perkasa atau produk yang setara.
Data alat pancang hidrolis dan material beton tiang pancang adalah sebagai berikut :
• Alat pancang hidrolis kapasitas 240 ton
• tiang pancang precast prestressed
 ukuran 40x40 cm
• mutu beton tiang pancang K-500
• modul tiang pancang : 6 m,7 m
• cross section area : 160.000 mm2
• unit weight : 384 kg/m
• number of pc bar :  7 mm x12
• spiral wire :  6 mm

3.1.3. METODE PELAKSANAAN


a. Pengenalan Lapangan/ Site.
1. Kontraktor harus mengenal lapangan sebaik-baiknya sebelum memulai pekerjaannya
yang antara lain :
- Peil existing dihubungkan dengan peil dalam gambar rencana.
- Keadaan/kondisi lapisan tanah
- Bangunan-bangunan/fasilitas-fasilitas yang ada dan atau berdekatan dengan site
- Kedalaman muka air tanah
- Peralatan dan fasilitas-fasilitas yang diperlukan guna kelancaran pekerjaan
- Hal-hal lain yang mungkin berpengaruh terhadap pelaksanaan pekerjaan.

29
Struktur & Arsitek
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro

2. Kontraktor juga harus mengenal kondisi jalan-jalan umum,batasan-batasan beban jalan dan
batasan/ketentuan-ketentuan lainnya yang mungkin mempengaruhi lancarnya
transportasi/alat-alat dari dan ke site
3. Kontraktor wajib untuk mencocokkan kondisi lapangan dengan gambar rencana dan wajib
untuk melaporkan secara tertulis kepada Direksi.

b. Pengukuran Lapangan/ Setting Site


1. Kontraktor sebelum memulai pekerjaan, harus melakukan pengukuran layout dengan
menggunakan surveyor yang teliti serta berpengalaman.
2. Kontraktor wajib untuk melaporkan secara tertulis kepada Direksi/Pengawas, apabila
ditemukan perbedaan elevasi/ ukuran lapangan dengan yang tercantum dalam gambar
rencana.
3. Kontraktor wajib untuk mengukur/menentukan fasilitas/utilitas yang ada dilapangan serta
melaporkannya secara tertulis kepada Direksi
4. Segala biaya yang diperlukan untuk melindungi/memelihara fasilitas/utilitas yang ada,
termasuk memasang kembali yang rusak karena kesalahan Kontraktor, memjadi tanggung
jawab Kontraktor.

3.1.4. MESIN/ ALAT PANCANG.


1. Mesin pancang yang digunakan adalah jenis Alat Pancang Hidrolis dengan kapasitas 240
ton.
2. Pemborong terlebih dahulu harus menunjukkan uji tera/kalibrasi yang masih berlaku
terhadap alat pancang hidrolis berkaitan dengan pembacaan presssure meter yang dapat
dikonversi menjadi nilai daya dukung aktual tiang pancang di lapangan.
3. Pemborong harus dapat menunjukkan bahwa alat yang digunakan telah tersedia dan dapat
digunakan pada waktu yang telah ditentukan.
4. Pada waktu pemancangan kepala tiang pancang harus dilindungi dengan bantalan yang
cukup kuat dan tidak mudah copot serta disetujui terlebih dahulu oleh Direksi/Konsultan
Pengawas/Konsultan MK.

3.1.5 PENETRASI TIANG PANCANG.


1. Pada waktu pemancangan, penetrasi dari tiang pancang harus dicatat dengan baik sesuai
dengan pengarahan dari Direksi/Konsultan Pengawas/Konsultan MK untuk menentukan
daya dukung tiang.

30
Struktur & Arsitek
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro

2. Pada waktu pencatatan ini, harus dicatat penetrasi tiang pancang berdasarkan pembacaan
dari pressure meter yang terdapat di alat pancang hidrolis.
3. Seandainya terjadi penghentian pemancangan sebelum tercapai angka pembacaan
pressure meter seperti yang direncenakan, maka akan dilakukan kembali sampai
terpenuhinya angka daya dukung rencana.
4. Pemancangan dapat dihentikan apabila pembacaan pressure meter telah sesuai dengan
beban kerja pada dokumen perencanaan dan atau sampai pada kedalaman yang telah
direncanakan.
5. Untuk mengetahui kapasitas daya dukung dukung tiang sesaat, maka dikontrol dengan
melakukan test tekan untuk beberapa tiang pancang secara acak dan dilakukan pencatatan
terhadap nilai pembacaan pressure meter pada alat pancang hidrolis.

3.1.6. PEMANCANGAN TIANG


1. Pemborong diwajibkan mengadakan pengukuran lokasi untuk menentukan letak tiang
pancang dengan menggunakan alat ukur Theodolith.
2. Pemancangan harus dilakukan betul-betul vertikal tegak lurus seperti yang
disyaratkan dan pada waktu pemancangan harus dicegah terjadinya gerakan- gerakan
lateral horizontal.
3. Tiang-tiang yang dipancang secara tidak baik menurut garis vertikal dan dianggap bisa
membahayakan atau mengurangi kegunaan tiang pancang, maka tiang pancang tersebut
harus diperbaiki atau harus ditambahkan tiang pancang lain.
4. Tiang-tiang pancang yang rusak/dianggap rusak sehingga mengurangi kegunaannya, maka
tiang tiang tersebut harus diganti dengan yang baik/baru atau diperbaiki pada bagian-
bagian yang rusak dimana biaya keseluruhan ditanggung Pemborong.

3.1.7. TOLERANSI POSISI TIANG


a. Deviasi maksimum terhadap posisi dari tiang pondasi harus memenuhi syarat-syarat
sebagai berikut :
- Deviasi horizontal tidak lebih dari 7.5 cm dari lokasi yang ditentukan dan jarak
antara dua pancang tidak bertambah/berkurang lebih dari 15 cm
(simpangannya)
- Toleransi sumbu vertical tidak lebih dari 1:8

b. Semua biaya tambahan yang timbul karena perubahan pada jumlah tiang, disain dari
pada kepala tiang, balok pondasi baik dari segi material, waktu maupun biaya
31
Struktur & Arsitek
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro

perencanaan ulang yang diakibatkan oleh kesalahan/ kegagalan dari Kontraktor dalam
melaksanakan pembuatan tiang pancang, seluruhnya menjadi beban Kontraktor.
3.1.8. PERSIAPAN TULANGAN/WIRE
Selama masa perataan sisi atau dari tiang maupun pembobokan kepala tiang, Kontraktor
harus merapikan serta meluruskan tulangan-tulangan tiang pondasi yang dipersiapkan
keperluan penyambungan dengan pile cap/poer.

3.1.9. PENOLAKAN TIANG.


Tiang yang dilaksanakan tidak benar serta tidak memenuhi spesifikasi ini akan ditolak
oleh Direksi. Kontraktor wajib membuat tiang pengganti tanpa biaya
Tambahan, meskipun bila diperlukan tiang dengan ukuran yang berbeda sebagai akibat
kesalahan tersebut diatas.

3.1.10. PEKERJAAN TAMBAH KURANG.


Pekerjaan tambah kurang dapat dilaksanakan sesuai dengan penambahan/pengurangan
jumlah tiang dan perubahan panjang tiang. Perubahan mengenai jumlah dan
panjang tiang diketahui berdasarkan dokumen justifikasi teknis, shop drawing dan
perhitungan volume yang diajukan oleh pemborong dan disetujui oleh direksi?Konsultan
Pengawas/Konsultan MK.
Bila terjadi penambahan/pengurangan jumlah maupun panjang tiang pada tempat-
tempat tertentu karena keadáan setempat yang diluar dugaan, maka hal tersebut akan
diperhitungkan sebagai tambah/kurang, dan penambahan/pengurangan jumlah maupun
panjang tiang tersebut harus atas perintah tertulis dari pihak Pemberi Tugas melalui
Konsultan Pengawas/Konsultan MK.

32
Struktur & Arsitek
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro

PASAL 4. PEKERJAAN STRUKTUR

4.1. PEKERJAAN BETON BERTULANG


4.1.1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan peralatan serta
pengangkutan untuk menyelesaikan semua pekerjaan beton sesuai dengan yang
tercantum dalam gambar, serta pekerjaan yang berhubungan dengan beton, seperti
acuan, besi, beton dan admixtures. Juga termasuk di dalam lingkup pekerjaan ini
adalah pengamanan baik pekerja maupun fasilitas lain di sekitar sehingga pekerjaan
dapat berjalan dengan lancar dan aman.

4.1.2. Peraturan Peraturan


Kecuali ditentukan lain dalam persyaratan selanjutnya, maka sebagai dasar
pelaksanaan digunakan peraturan sebagai berikut :
a. Tata cara perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung (SK-SNI T-15 –
1991-03)
b. Pedomen Beton 1989 (SKBI – 1.4.53.1988)
c. Peraturan Perencanaan tahan Gempa Indonesia untuk gedung 1983
d. Pedoman Perencanaan untuk Struktur Beton Bertulang Biasa dan Struktur tembok
Bertulang untuk Gedung 1983
e. Persyaratan umum Bahan Bangunan di Indonesia (PUBI-1082)-NI-3
f. Peraturan Portland Cement Indonesia 1972 / NI-8
g. Mutu dan Cara Uji Semen Portland (SII 0013-81)
h. Mutu dan Cara Uji Semen Beton (SII 0052-80)
i. ASTM C-33 Standart Specification for Concrete Agregates.
j. Baja Tulangan Beton (SII 0136-84)
k. Jaringan Kawat Baja Las untuk Tulangan Beton (SII 0784-83)
l. American Society for Testing Material ( ASTM )
m. Peraturan Pembangunan Pemerintah Daerah Setempat
n. Petunjuk Perencanaan Struktur Bangunan untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran
pada bangunan Rumah dan Gedung (SKBI-2.3.5.3.1987 UDC : 699.81 : 624.04)
o. Ni - 2 (1971) Peraturan Beton Bertulang Indonesia.
p. Ni - 3 (1970) Peraturan Umum Untuk Bahan Bangunan Di Indonesia.
q. Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung
(SK SNI 03-2847-2002).
33
Struktur & Arsitek
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro

r. Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung, Sk Sni T-15-
1991-03.
s. Baja Tulangan Beton, SNI 2052 -2014
t. Semen Portland, SNI 15-2049-2004
u. dan Peraturan lain sebagianya yang dianggap berhubungan dengan bagian
pekerjaan ini.

4.1.3. Keahlian dan Pertukangan


Kontraktor harus membuat beton dengan kualitas sesuai dengan ketentuan-ketentuan
yang diisyaratkan, antara lain, mutu dan penggunaannya selama pelaksanaan. Semua
pekerjaan beton harus dilakukan oleh tenaga ahli yang berpengalaman, termasuk
tenaga ahli untuk acuan / bekisting sehingga dapat mengantisipasi segala kemungkinan
yang terjadi. Selain itu Kontraktor wajib menggunakan tukang yang berpengalaman,
sehingga sudah paham dengan pekerjaan yang sedang dilaksanakannya terutama pada
saat dan setelah pengecoran berlangsung. Semua tenaga ahli dan tukang tersebut harus
mengawasi pekerjaan sampai pekerjaan perawatan beton selesai dilakukan. Untuk itu
paling lambat 10 hari sebelum pekerjaan dimulai Kontraktor harus mengusulkan
metode kerja dan harus disetujui Konsultan Pengawas/Konsultan MK. Jika dipandang
perlu, maka Konsultan Pengawas/Konsultan MK berhak untuk menunjuk tenaga ahli
diluar yang ditunjuk Kontraktor untuk membantu mengevaluasi semua usulan
Kontraktor dan semua biaya yang timbul menjadi beban Kontraktor.

4.1.4. Persyaratan Bahan


a. Semen
Semen yang boleh digunakan untuk pembuatan beton harus dari jenis semen yang
telah ditentukan dalam SNI 15-2049-2004 dan harus memenuhi persyaratan yang
telah ditetapkan dalam standart tersebut. Semua yang akan dipakai harus dari satu
merk yang sama dan dalam keadaan baru. Semen yang dikirim harus terlindung
dari hujan dan air. Semen harus terbungkus dalam sak (kantong) asli dari
pabriknya dan dalam keadaan tertutup rapat. Semen harus disimpan di gudang
dengan ventilasi yang baik, tidak lembab dan diletakkan pada tempat yang tinggi,
sehingga aman dari kemungkinan yang tidak diinginkan. Semen tersebut tidak
boleh ditumpuk lebih dari 10 sak. System penyimpanan semen harus diatur
sedemikian rupa, sehingga semen tersebut tidak tersimpan terlalu lama. Semen
yang diragukan mutunya dan rusak akibat salah penyimpanan, seperti membatu,
34
Struktur & Arsitek
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro

tidak diijinkan untuk dipakai. Bahan yang telah ditolak harus segera dikeluarkan
dari lapangan paling lambat dalam waktu 2 (dua) hari atas biaya Kontraktor.
b. Agregat
Pada pembuatan beton, ada dua ukuran agregat yang digunakan, yaitu agregat
kasar / batu pecah dan agregat halus / pasir beton. Kedua jenis agregat ini
diisyaratkan sebagai berikut :
1) Agregat Kasar, ukuran besar ukuran nominal maksimum agregat kasar harus
tidak melebihi 1/5 jarak terkecil antara bidang samping dari cetakan, atau 1/3
dari tebal pelat. Atau ¾ jarak bersih minimum antar baja tulangan, berkas baja
tulangan atau tendon pratekan atao 30 mm. Gradasi Agregat tersebut secara
keseluruhan harus sesuai dengan yang diisyaratkan oleh ASTM agar tidak
terjadi adanya sarang kerikil atau rongga dengan ketentuan sebagai berikut :

Sisa di atas ( % Berat )


Ayakan 31.50 mm 0
Ayakan 4.00 mm 90-98
Selisih antar 2 ayakan berikutnuya 01-10

2) Agregat halus harus terdiri dari butir-butir yang bersih, tajam dan bebas dari
bahan bahan organik, lumpur dan kotoran lainnya. Kadar Lumpur harus lebih
kecil dari 4% berat. Agregat halus terdiri dari butir-butir beraneka ragam
besarnya dan apabila diayak harus memenuhi syarat sb :
Sisa di atas ( % berat )
Ayakan 4.00 mm ≥ 0.2
Ayakan 1.00 mm ≥ 10
Ayakan 0.25 mm 80-95

Kontraktor harus mengadakan pengujian sesuai dengan persyaratan dalam


spesifikasi ini. Jika sumber agregat berubah karena suatu hal, maka Kontraktor
wajib untuk memberitahukan secara tertulis kepada Konsultan
Pengawas/Konsultan MK. Agregat harus disimpan di tempat yang bersih, yang
keras permukaanya dan harus dicegah supaya tidak terjadi pencampuran
dengan tanah.

35
Struktur & Arsitek
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro

c. Air Untuk Campuran beton


Air yang digunakan untuk campuran beton harus bersih, tidak boleh mengandung
minyak, asam alkali, garam, zat organis atau bahan lain yang dapat merusak beton
atau besi beton. Air tawar yang dapat diminum umumnya dapat digunakan. Jika
diperlukan air tersebut dapat diperiksa pada laboratorium yang disetujui oleh
Konsultan Pengawas/Konsultan MK. Jika air pada lokasi pekerjaan tidak
memenuhi syarat untuk digunakan, maka Kontraktor harus mencari air yang
memadai untuk itu.
d. Besi Beton
Besi Beton harus mengacu pada SNI Baja tulangan beton SNI 2052 -2014, harus
selalu menggunakan besi beton ulir (deformed bars) U-40, serta menggunakan besi
beton polos U-24, kecuali ditentukan lain dalam gambar. Agar diperoleh hasil
pekerjaan yang baik, maka besi beton harus memenuhi syarat-syarat :
1. Baru, bebas dari kotoran, lapisan minyak, karat, dan tidak cacat.
2. Mutu sesuai dengan yang ditentukan
3. Mempunyai penampang yang rata dan seragam sesuai dengan toleransi.
4. Merk Bhirawa Steel/Hanil Jaya Steel/Master Steel.
Pemakaian besi beton jenis yang tidak sesuai dengan ketentuan di atas, harus
mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas/Konsultan MK. Besi beton harus
dilengkapi dengan mill certificate / sertifikat pabrik yang membuat label dan
nomor pengecoran serta tanggal pembuatan besi beton tersebut.
e. Admixtures Material Tambahan
Dalam keadaan tertentu boleh dipakai bahan campuran tambahan untuk
memperbaiki sifat suatu campuran beton. Jenis, Jumlah bahan yang ditambahkan
dan cara penggunaan bahan tambahan harus dapat dibuktikan melalui hasil uji.
Hasil uji ini dengan menggunakan bahan semen dan agregat yang akan dipakai
pada proyek ini. Bahan campuran tambahan yang berfungsi untuk mengurangi
jumlah air pencampur, memperlambat atau mempercepat pengikatan dan atau
pengerasan beton harus memenuhi “Specification for Chemical Admixtures for
Concrete“ (ASTM C494) atau memenuhi standart Umum Bahan Bangunan
Indonesia.
f. Kualitas Beton
1. Kualitas beton yang digunakan tercantum dalam gambar rencana yang harus
dibuktikan dengan pengujian seperti diisyaratkan dalam spesifikasi teknis ini.

36
Struktur & Arsitek
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro

2. Untuk memastikan bahwa kualitas beton rencana dapat tercapai, Kontraktor


harus melakukan percobaan sesuai dengan yang diisyaratkan oleh peraturan
yang berlaku dengan mengadakan trial mix di laboratorium yang disetujui oleh
Konsultan Pengawas/Konsultan MK.
3. Jika tidak ditentukan secara khusus, maka untuk lantai kerja menggunakan
beton Mutu K-100, kolom praktis, ring balk, dan beton non struktur lainnya
harus menggunakan beton Mutu K-175
4. Beton Mutu K-300 gedung seperti pondasi beton sloof, pile cap, kolom-kolom,
balok-balok, ground tank, plat lantai & tangga serta genset.
5. Untuk beton struktural dengan mutu K-300 harus menggunakan beton siap
tuang atau beton ready mix.
6. Desain Adukan Beton.
Proporsi campuran bahan dasar beton harus ditentukan agar beton yang
dihasilkan memberikan kelecakan (Workability) dan konsistensi yang baik,
sehingga beton mudah dituangkan ke dalam acuan dan sekitar besi beton,
dengan nilai slump 12 cm ± 2 cm, tanpa menimbulkan segregasi agregat dan
terpisahnya air (bleeding) secara berlebihan. Campuran beton harus dirancang
sesuai dengan mutu beton yang ingin dicapai, dengan batasan di bawah ini :
MUTU BETON K300
Kuat Tekan Minimum 210
7 hari ( kg/cm2 )
Jumlah Semen 325
Minimum ( kg/m3 )
Jumlah Semen 550
Maksimum ( kg/m3 )
W / C faktor, 0.55
maksimum

Untuk Beton kedap air atau beton pada kondisi lingkungan khusus, maka harus
menyerahkan mix-design ditambahkankan admixture/additive yang diusulkan
kepada Konsultan Pengawas/Konsultan MK untuk mendapatkan persetujuannya.
Khusus untuk beton kedap air, maka jumlah semen minimum harus sesuai dengan
yang diisyaratkan oleh pemasok waterproofing.

37
Struktur & Arsitek
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro

4.1.5. Pengujian Bahan


a. Umum
1. Kontraktor harus bertanggung jawab untuk melaksanakan segala pengujian
termasuk mempersiapkan contoh benda uji dengan jumlah sesuai dengan yang
diisyaratkan. Kontraktor harus menyerahkan hasil pengujiannya setelah hasil
uji diperoleh untuk persetujuan oleh Konsultan Pengawas/Konsultan MK.
2. Jika pengujian dan pelaksanaan tidak memenuhi syarat, maka Kontraktor harus
melaksanakan pengujian ulang dengan campuran yang lain dan selanjutnya
mengevaluasi kembali hasil uji tersebut hingga diperoleh hasil yang
diinginkan.
3. Semua pengujian dan pemeriksaan di lapangan harus dilakukan sesuai dengan
pengarahan Konsultan Pengawas/Konsultan MK.
4. Untuk semua bahan semen dan besi beton yang dikirim ke lapangan,
Kontraktor harus mendapatkan salinan sertifikat pengujian dari Pabrik, dimana
pengujian dilakukan secara berkala, dengan cara sesuai dengan spesifikasi ini.
b. Laboratorium Penguji
1. Sebelum pekerjaan beton dilakukan, Kontraktor wajib mengusulkan suatu
laboratorium penguji material yang akan digunakan pada proyek ini.
Laboratorium bertanggung jawab untuk melakukan semua pengujian dengan
spesifikasi ini.
2. Kecuali ditentukan lain, Kontraktor harus menyediakan peralatan penguji di
lapangan seperti tersebut berikut ini, berikut tenaga ahli yang menguasai
bidangnya.
3. Alat Penguji agregat kasar dan agregat halus.
- Alat Pengukur kadar air (moisture content) dari agregat
- Alat Pengukur kelecakan beton (slump)
- Alat pembuat benda uji, termasuk bak penyimpanan untuk merawat benda uji
pada temperatur yang normal dan terhindar dari sengatan matahari.
4. Jika menggunakan beton Ready Mix, maka peralatan yang disebut (a) dan (b)
di atas harus dipersiapkan pada pabrik beton ready mix.
c. Pengujian Agregat
1. Pengujian Pendahuluan Agregat
Kontraktor harus melakukan pengujian pendahuluan agregat sebagai berikut:
- Sieve analysis
- Pengujian Kadar lumpur dan Kotoran lain.
38
Struktur & Arsitek
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro

- Pengujian Unsur Organis


- Pengujian kadar clorida dan Sulfat.
Hasil pengujian tersebut harus diserahkan kepada Konsultan
Pengawas/Konsultan MK untuk mendapatkan persetujuan (a) dan (b) dengan
pengujian kadar air dari tiap jenis agregat harus dilakukan terhadap contoh
untuk setiap Trial Mix.
2. Benda Uji Agregat
Kontraktor harus melaksanakan pengujian atas agregat yang akan digunakan
untuk menghasilkan beton seperti yang disyaratkan. Jumlah minimum untuk
pengujian agregat yang dipakai untuk pekerjaan beton adalah sebagai berikut :

Type Pengujian Minimum Satu Contoh


Sieve Analysis Setiap Minggu
Moisture Content Setiap Minggu
Clay, Silt, dan Kotoran Setiap Hari
Kadar Organis Setiap Minggu
Kadar Klorida dan Sulfat Setiap 500 m3 Beton

Jika hasil pembuatan beton yang dilakukan oleh kontraktor tidak memuaskan,
maka Konsultan Pengawas/Konsultan MK berhak untuk meminta pengujian
tambahan dengan beban biaya Kontraktor. Dan sebaliknya mungkin jumlah
pengujian dapat dikurangi jika hasil yang diperoleh ternyata memuaskan.
d. Pengujian Beton
1. Benda Uji Beton
Benda Uji harus diberi kode / tanda yang menunjukan tanggal pengecoran,
lokasi pengecoran dari bagian struktur yang bersangkutan. Benda uji harus
diambil sebelum beton dituang kelokasi penggocoran sesuai dengan yang
disaratkan oleh Konsultan Pengawas/Konsultan MK. Tempat/laboratorium
pengetesan benda uji selain dari penyedia beton ready mix/ harus dilakukan
pengetesan pada tempat/laboratorium independen yang ditunjuk/disetujui oleh
Konsutan MK. Seluruh biaya pengujian beton ditanggung oleh kontraktor.
2. Jumlah benda uji beton
a. Pada awal pelaksanaan, untuk beton adukan di lokasi dengan concrete
mixer mupun beton siap tuang atau beton ready mix, kontraktor harus

39
Struktur & Arsitek
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro

mengajukan trial mix dengan cara harus dibuat minimum 1 benda uji per
1,50 m3 beton hingga cepat dapat diperoleh 30 benda uji yang pertama
benda uji harus berbentuk kubus berukuran 15 cm x 15 cm x 15 cm atau
bentuk silinder ukuran diameter 15 cm tinggi 30 cm. benda uji bentuk
lainya dapat digunakan bentuk lainya dapat digunakan bila disetujui oleh
Konsultan Pengawas/Konsultan MK. Selanjutnya pengambilan benda uji
sebanyak 2 (dua) buah dilakukan setiap 5 m3 beton. Benda uji tersebut
ditentukan secara acak oleh Konsultan Pengawas/Konsultan MK dan harus
dirawat sesuai dengan persyaratan.
b. Jumlah uji beton untuk uji kuat tekan dari setiap tekan dari setiap mutu
beton mutu yang dituang pada suatu hari harus diambil minimal satu kali.
Pada setiap satu kali pengambilan contoh beton harus dibuat dua buah
spesimen kubus atau silinder. Satu data hasil uji kuat tekan adalah hasil
rata-rata dari uji tekan dua spesimen ini yang diuji pada umur yang
ditentukan, yaitu umur 7 hari dan 28 hari.
c. Jika hasil uji beton kurang memuaskan, maka Konsultan
Pengawas/Konsultan MK dapat meminta jumlah benda uji yang lebih besar
dari ketentuan di atas. Dengan beban biaya ditangung oleh kontrator.
d. Jumlah minimum benda uji yang harus dipersiapkan unutk setiap mutu
beton adalah :

jumlah minimum waktu perawatan ( hari )


Jenis struktur
benda uji 3 7 28
Beton bertulang 4 - 2 2
Beton pratekan 6 2 2 2

3. Laporan Hasil Uji Beton


Kontraktor harus membuat laporan tertulis atas uji beton dari boratorium
penguji untuk disahkan oleh Konsultan Pengawas/Konsultan MK. Laporan
tersebut harus dilengkapi dengan perhitungan tekanan beton Karakteristik.
4. Evaluasi Kualitas Beton berdasarkan Hasil Uji Beton
a. Deviasi Standart – S
Deviasi Standart produksi neton ditetapkan berdasarkan jumlah 30 buah
hasil tes kubus atau silinder. Deviasi yang dihitung dari jumlah contoh
kubus atau silinder yang kurang dari 30 buah harus dikoreksi dengan faktor
pengali seperti tercantum dalam tabel berikut :

S=
 (fc − fcr)
2
40
N −1
Struktur & Arsitek
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro

Jumlah Benda Uji ( N ) buah Faktor Pengali ( S )


≤ 15 1.16
20 1.08
25 1.03
≥ 30 1.00

b. Kuat Tekan Rata-rata ( fcr )


Target fcr yang digunakan sebagai dasar dalam menentukan proporsi
campuran beton harus diambil sebagai nilai yang terbesar dari Formula
berikut ini :

fcr = fc’ + 1.64 atau fcr = fc’ + 2.64 S – 40 kg/cm2

c. Kuat Tekan sesungguhnya


Tingkat kekuatan suatu beton dikatakan tercapai dengan memuaskan, jika
kedua syarat berikut dipenuhi :
- Nilai rata-rata dari semua pasangan hasil uji yang masing masing terdiri
dari 4 hasil uji kuat tekan tidak kurang (fc’ + 0.82 N)
- Tidak satupun dari hasil uji tekan (rata-rata dari 2 benda uji) mempunyai
nilai di bawah 0.85 fc.
Bila salah satu dari kedua syarat di atas tidak dipenuhi, maka harus diambil
langkah untuk meningkatkan rata-rata hasil uji kuat tekan berikutnya atas
rekomendasi Konsultan Pengawas/Konsultan MK.
5. Pengujian Tidak Merusak (Non Destructive Test)
Jika hasil Evaluasi terhadap mutu beton yang disyaratkan ternyata tidak dapat
dipenuhi, maka jika diminta oleh Konsultan Pengawas/Konsultan MK,
Kontraktor harus melaksanakan pengujian beban dan lain-lain.
Semua biaya pengujian ini menjadi tanggung jawab Kontraktor. Lokasi dan
banyaknya pengujian akan ditentukan secara khusus dengan melihat kasus
perkasus.
e. Pengujian Besi Beton
1. Benda Uji Besi Beton
a. Sebelum besi beton dipesan, Kontraktor wajib mengambil benda uji besi
beton masing-masing 3 buah dengan ukuran panjang 100 cm sesuai dengan

41
Struktur & Arsitek
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro

diameter dan mutu yang akan digunakan. Selanjutnya benda uji besi beton
harus diambil dengan disaksikan oleh Konsultan Pengawas/Konsultan MK
sebanyak 3 buah untuk setiap 20 ton untuk masing masing diameter besi
beton. Uji besi beton terdiri dari uji tarik dan uji tekuk.
b. Pengujian mutu besi juga akan dilakukan setiap saat bilamana dipandang
perlu oleh Konsultan Pengawas/Konsultan MK. Contoh besi beton yang
diambil untuk pengujian tanpa disaksikan Konsultan Pengawas/Konsultan
MK tidak diperkenankan dan hasil uji dianggap tidak sah. Semua biaya uji
tersebut sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor.
c. Benda uji harus diberi tanda dengan kode yang menunjukkan tanggal
pengiriman, lokasi terpasang bagian struktur yang bersangkutan dan lain-
lain data yang perlu dicatat.
d. Jika akibat suatu alasan, seperti hasil uji yang kurang memuaskan, maka
Konsultan Pengawas/Konsultan MK berhak untuk meminta pengambilan
contoh benda uji lebih besar dari yang ditentukan di atas, dengan beban
biaya ditanggung oleh kontraktor.
e. Seluruh biaya pengujian besi beton menjadi tanggungjawab kontraktor.

2. Laporan Hasil Uji Besi Beton


Kontraktor harus membuat dan menyusun hasil uji besi beton dari laboratorium
penguji untuk diserahkan kepada Konsultan Pengawas/Konsultan MK dan
laporan tersebut harus dilengkapi dengan kesimpulan apakah kualitas besi
beton tersebut memenuhi syarat yang telah ditentukan.

4.1.6. Syarat-syarat Pelaksanaan


a. Slump
Selama pelaksanaan harus ada pengujian slump, yang jika tidak ditentukan secara
khusus adalah antara 12 ± 2 cm untuk beton umumnya, cara pengujian slump
adalah sebagai berikut, Beton diambil sebelum dituangkan ke dalam cetakan beton
(begisting). Cetakan slump dibasahkan dan ditempatkan di atas permukaan yang
rata. Cetakan diisi sampai kurang lebih sepertiganya. Kemudian beton tersebut
ditusuk-tusuk 25 kali dan setiap tusukan harus masuk sampai dengan satu lapisan
di bawahnya. Setelah bagian atas diratakan, segera cetakan diangkat perlahan-
lahan dan diukur penurunannya.

42
Struktur & Arsitek
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro

b. Persetujuan Konsultan Pengawas/Konsultan MK


Sebelum semua tahap pelaksanaan berikutnya dilaksanakan, Kontraktor harus
mendapatkan persetujuan tertulis dari Konsultan Pengawas/Konsultan MK.
Laporan harus diberikan kepada Konsultan Pengawas/Konsultan MK paling
lambat 3 hari sebelum pekerjaan dilaksanakan. Hal-hal khusus akan didiskusikan
secara lebih mendalam antara semua pihak yang berkepentingan. Semua tahapan
pelaksanaan tersebut harus dicatat secara baik dan jelas sehingga mudah untuk
ditelusuri jika suatu saat data tersebut dibutuhkan untuk pemeriksaan.
c. Persiapan dan Pemeriksaan
Kontraktor tidak diijinkan untuk melakukan pengecoran beton tanpa ijin tertulis
dari Konsultan Pengawas/Konsultan MK. Kontraktor harus melaporkan kepada
Konsultan Pengawas/Konsultan MK tentang kesiapannya untuk melakukan
pengecoran dan laporan tersebut harus disampaikan beberapa hari sebelum waktu
pengecoran, sesuai dengan kesepakatan di lapangan, untuk memungkinkan
Konsultan Pengawas/Konsultan MK melakukan Pemeriksaan sebelum pengecoran
dilaksanakan. Kontraktor harus menyediakan fasilitas yang memadai seperti tangga
ataupun fasilitas lain yang dibutuhkan agar Konsultan Pengawas/Konsultan MK
dapat memeriksa pekerjaan secara aman dan mudah. Tanpa fasilitas tersebut,
Kontraktor tidak akan diizinkan untuk melakukan pengecoran. Semua koreksi yang
terjadi akibat pemeriksaan tersebut harus segera diperbaiki dalam waktu 1 x 24 jam
dan selanjutnya kontraktor 1 x 24 jam selanjutnya kontraktor harus
mengajukan ijin lagi untuk dapat melaksanakan pengecoran. Tidak dibenarkan
adanya penambahan waktu akibat koreksi yang timbul, kecuali ditentukan oleh
pemberi tugas / Konsultan Pengawas/Konsultan MK, Persetujuan untuk melakukan
pengecoran tidak berarti membebaskan Kontraktor dari tanggung jawab
sepenuhnya atas ketidaksempurnaan ataupun kesalahan yang timbul. Sebelum
pengecoran dilakukan harus dipastikan bahwa semua peralatan yang akan tertanam
di dalam beton sudah terletak pada tempatnya dan semua kotoran sudah
dibersihkan dari lokasi pengecoran. Demikian pula untuk siar pelaksanaan harus
dilakukan sesuai dengan persyaratan.
d. Siar Pelaksanaan
Kontraktor harus mengusulkan lokasi siar pelaksanaan dalam gambar kerjanya.
Siar pelaksanaan harus diusahakan seminimum mungkin, agar perlemahan struktur
dapat dikurangi. Siar pelaksanaan tidak dijinkan untuk melalui daerah yang
diperkirakan sebagai daerah basah, seperti toilet, reservoir dll. Jika tidak ditentukan
43
Struktur & Arsitek
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro

lain, maka lokasi siar pelaksanaan harus terletak pada daerah dimana gaya geser
adalah minimal, umumnya terletak pada sepertiga bentang tengah dari panjang
efektif struktur. Pada pengecoran beton yang tebal dan volume yang besar, lokasi
siar pelaksanaan harus dipertimbangkan sedemikian rupa, sehingga tidak
menyebabkan perbedaan temperatur yang besar pada beton yang tersebut, yang
berakibat retaknya beton, disamping adanya tegangan residu yang tidak diinginkan.
Siar pelaksanaan dapat dibuat secara horizontal dan pengecoran dapat dibagi
menjadi berlapis-lapis. Lokasi siar pelaksanaan tersebut harus disetujui oleh
Konsultan Pengawas/Konsultan MK. Kontraktor harus mempertimbangkan di
dalam penawarannya, segala hal yang berhubungan dengan siar pelaksanaan
seperti erstop, perekat beton, dowel dsb, maupun pembersih permukaan beton agar
dapat dijamin lekatan antara beton lama dan baru. Siar pelaksanaan harus bersih
dari semua kotoran dan bekas beton yang tidak melekat dengan baik, dan sebelum
pengecoran dilanjutkan, harus dikasarkan sedemikian rupa sehingga agregat besar
menjadi terlihat tetapi tetap melekat dengan baik.
e. Pengangkutan dan Pengecoran Beton
Beton harus diangkut dengan cara sedemikian rupa, sehingga dapat tiba dilokasi
proyek dalam keadaan yang masih memenuhi spesifikasi teknis. Jika lokasi
pembuatan cukup jauh dari proyek, maka harus digunakan admixtures yang dapat
memperlambat proses pengerasan dari beton. Pada saat beton diangkut ke lokasi
pengecoran juga harus diperhatikan, agar tidak terjadi pemisahan antara bahan-
bahan dasar pembuat beton. Pada saat pengecoran tinggi jauh dari beton segar
harus kurang dari 1.50 meter. Hal ini sangat penting agar tidak terjadi pemisahan
antara batu pecah yang berat dengan pasta beton sehingga dapat mengakibatkan
kwalitas beton menjadi menurun. Untuk itu harus disiapkan alat bantu seperti
piuap tremi sehingga syarat ini dapat dipenuhi. Sebelum pengecoran beton harus
dijaga agar tetap dalam kondisi plastis dalam waktu yang cukup, sehingga
pengecoran beton dapat dilakukan dengan baik. Kontraktor harus mengajukan
jumlah alat dan personil yang akan mendukung pengecoran beton, yang dianalisa
berdasarkan besarnya volume pengecoran yang akan dilakukan. Sebagai gambaran
setiap alat pemadat maupun memadatkan sekitar 5 – 8 m3 beton segar per jam.
Beton segar dicampurkan harus ditempatkan sedekat mungkin dengan lokasi akhir,
sehingga masalah segregasi dan pengerasan beton dapat dihindarkan dan selama
pemadatan beton masih bersifat plastis.

44
Struktur & Arsitek
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro

4.1.7. Pemadatan Beton


a. Alat Pemadat Beton
Beton yang akan dicor harus segera dipadatkan dengan alat pemadat (vibrator)
dengan tipe yang disetujui oleh Konsultan Pengawas/Konsultan MK Pemadatan
tersebut bertujuan untuk mengurangi udara pada beton yang akan mengurangi
kwalitas pada beton. Pemadatan tersebut berkaitan dengan kelecakan (workability)
beton. Pada cuaca panas kelecakan beton menjadi sangat singkat, sehingga slump
yang rendah-rendah biasanya merupakan masalah. Untuk itu harus disediakan
vibrator dalam jumlah yang memadai, sesuai dengan besarnya pengecoran yang
akan dilakukan. Minimum harus dipersiapkan satu vibrator cadangan yang akan
dipakai, jika ada vibrator cadangan yang akan dipakai, jika ada vibrator yang rusak
pada saat pemadatan sedang berlangsung. Alat pemadat harus di tempatkan
sedemikian rupa sehingga tidak menyentuh besi beton.
b. Lokasi Pemadatan yang Sulit
Pada lokasi yang diperkirakan sulit untuk dipadatkan seperti pada pertemuan balok
kolom, dinding beton yang tipis dan pada lokasi pembersihan yang rapat dan rumit,
maka kontraktor harus mempersiapkan metode khusus untuk pemadatan beton
yang disampaikan kepada Konsultan Pengawas/Konsultan MK paling lambat 3
hari sebelum pengecoran dilaksanakan, agar tidak terjadi keropos pada beton,
sehingga secara kualitas tidak akan disetujui.
c. Pemadatan Kembali
Jika permukaan beton mengalami keretakan dalam kondisi masih plastis, maka
beton tersebut harus dipadatkan kembali sesuai dengan rekomondasi Konsultan
Pengawas/Konsultan MK agar retak tersebut dapat dihilangkan.
d. Metode Pemadatan Lain
Jika dipandang perlu Kontraktor dapat mengusulkan cara pemadatan lain yang
dipandang dapat menyebabkan perbedaan temperatur yang besar antara permukaan
dan inti beton. Hal ini dapat menyebabkan keretakan struktur dan terjadinya
tegangan menetap pada beton, tanpa adanya beban yang bekerja.

4.1.8. Temperatur Beton Segar


Dalam waktu 2 menit setelah contoh diambil, sebuah termometer yang mempunyai
skala 5 s/d 100o C, harus dimasukkan ke dalam contoh tersebut sedalam 100 mm. Jika
temperatur sudah stabil selama 1 menit, maka temperatur tersebut harus dicatat dengan
ketelitian 1o C.
45
Struktur & Arsitek
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro

4.1.9. Perawatan Beton


a. Tujuan Perawatan
Perawatan beton bertujuan antara lain untuk menjaga agar tidak terjadi kehilangan
zat cair pada saat pengikatan awal terjadi dan mencegah penguapan air dari beton
pada umur beton awal dan juga mencegah penguapan air dari beton pada umur
beton awal dan juga mencegah perbedaan temperatur dalam beton yang dapat
menyebabkan terjadinya keretakan dan penurunan kualitas beton. Perawatan beton
harus dilakukan begitu pekerjaan pemadatan beton selesai dilakukan. Untuk itu
harus dilakukan perawatan beton sedemikian sehingga tidak terjadi penguapan
yang cepat terutama pada permukaan beton yang baru dipadatkan.
b. Lama Perawatan
Permukaan beton harus dirawat secara baik dan terus menerus dibasahi dengan air
bersih selama minimal 7 hari segera setelah pengecoran selesai. Untuk elemen
vertikal seperti kolom dan dinding beton, maka beton tersebut harus diselimuti
dengan karung yang dibasahi terus menerus selama 7 hari.
c. Perlindungan Beton Tebal
Untuk pengecoran beton dengan ketebalan lebih dari 600 mm, maka permukaan
beton harus dilindungi dengan material (antara lain stereo foam) yang disetujui
oleh Konsultan Pengawas/Konsultan MK, agar dapat memantulkan radiasi akibat
panas. Material tersebut harus dibuat kedap, agar kelembaban permukaan beton
dapat dipertahankan.
d. Acuan Metal
Setiap acuan yang terbuat dari metal, beton ataupun material lain yang sejenis,
harus didinginkan dengan air sebelum pengecoran dilakukan. Acuan tersebut
dihindari dari terik matahari langsung, karena sifatnya yang mudah menyerap dan
mengantarkan panas. Perlakuan yang kurang baik akan menyebabkan retak-retak
yang parah pada permukaan beton.
e. Curing Compound
Cara lain yang banyak digunakan saat ini adalah dengan menggunakan curing
compound. Jenis dan type curing compound yang digunakan harus disetujui oleh
Konsultan Pengawas/Konsultan MK. Harus diperhatikan agar tidak terjadi
penurunan temperatur yang cepat pada permukaan beton sehingga dapat
menyebabkan keretakan pada permukaan beton.

46
Struktur & Arsitek
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro

4.1.10. Cara Untuk Menghindari Keretakan Pada Beton


a. Alat monitoring
Untuk pekerjaan beton dengan tebal lebih dari 600 mm, Kontraktor harus
menyediakan peralatan yang dibutuhkan untuk mengukur dan memonitor segala
kejadian yang mungkin terjadi selama pekerjaan beton berlangsung. Monitoring
dilakukan minimal selama 7 hari sejak pengecoran selesai. Kontraktor wajib
menyediakan alat pengukur temperatur yang akan diletakkan pada dasar beton, di
dalam beton, dan dipermukaan beton dengan jarak vertikal antara alat ditetapkan
maksimal 50 cm. Sedangkan jarak horizontal antara titik satu dengan lainnya
maksimal 10 meter. Lokasi alat pengukur dan metode pengukur suhu tersebut
harus diusulkan kepada Konsultan Pengawas/Konsultan MK untuk mendapatkan
persetujuan.
b. Perbedaan Temperatur
Umumnya permukaan beton harus didinginkan secara mendadak, yang terpenting
adalah tidak terjadi perbedaan temperatur yang besar (>20oC) antara permukaan
dan inti beton dan beton harus dihindarkan dari sinar matahari langsung ataupun
tiupan angin.
c. Material Bantu
Disamping peralatan juga dibutuhkan material pembantu yang mungkin dapat
dicampur ke dalam beton maupun yang akan digunakan pada saat perawatan beton
untuk mencegah terjadinya penguapan yang terlalu cepat.
d. Lebar Retak
Suatu struktur beton pasti akan mengalami suatu retakan, dan lebar retak yang
diijinkan maksimal sebesar 0,004 kali tebal selimut beton.
e. Antisipasi Perbedaan Temperatur
Kontraktor harus menyiapkan semua yang dibutuhkan untuk mengatasi jika
perbedaan temperatur menjadi lebih dari 20 derajat C, misalnya dengan
mempertebal isolasi yang sudah digunakan atau membuat isolasi menjadi benar-
benar kedap terhadap angin dan udara. Hal ini harus segera dilakukan agar
perbedaan temperatur tidak menjadi besar. Untuk itu harus disiapkan material
isolasi lebih dari kebutuhan sebelum pengecoran dilakukan.
f. Hal – Hal Lain
Beberapa hal yang harus diperhatikan baik sebelum, selama maupun sesudah
pengecoran beton adalah :

47
Struktur & Arsitek
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro

1. Usahakan agar semua material dasar yang digunakan tetap dalam kondisi
terlindung dari sinar matahari, sehingga temperatur tidak tinggi pada saat
pencampuran dimulai.
2. Air yang akan digunakan harus didinginkan, misalnya dengan mengganti
sebagian air dengan es, sehingga temperatur menjadi lebih besar.
3. Semen yang digunakan mempunyai hidrasi rendah.
4. Jika mungkin, tambahkan nitrogen cair ke dalam campuran beton.
5. Waktu antara pengadukan beton dan pengecoran harus dibatasi maksimal 2
jam.
6. Lakukan pengecoran bertahap sedemikian rupa, misalnya dengan membuat siar
pelaksanaan secara horizontal pada beton yang tebal, sehingga tebal satu lapis
pengecoran menjadi kurang lebih 1 meter dan perbedaan temperatur dapat
dikontrol.
7. Jika mungkin diusulkan pengecoran dilakukan pada malam hari dimana
temperatur lapangan sudah lebih rendah dari dibandingkan dari siang hari.
8. Harus disiapkan isolasi panas yang merata pada pada seluruh permukaan beton
yang terbuka untuk mencegah tiupan angin dan menjaga agar temperatur tidak
terlalu berbeda pada seluruh penampang beton.
9. Lakukan perawatan awal segera setelah pemadatan selesai dan harus diteruskan
sampai system isolasi terpasang seluruhnya.
10. Sediakan pelindung sehingga permukaan beton terlindung dari sinar matahari
dan angin. Hal ini dapat dilakukan membuat dinding pada sekeliling daerah
pengecoran dengan plastik atau material sejenis, demikian juga pada bagian
atasnya.

g. Retak di Luar Batas yang Disyaratkan.


Jika setelah pemadatan selesai masih terjadi keretakan diluar batas yang diijinkan,
maka Kontraktor harus melaporkan hal tersebut secara tertulis yang berisi antara
lain metode kerja dan peralatan yang digunakan berikut komposisi campuran yang
digunakan kepada Konsultan Pengawas/Konsultan MK untuk dievaluasi lebih
lanjut. Kontraktor tidak diijinkan untuk memperbaiki keretakan tersebut sebelum
mendapatkan persetujuan tertulis dari Konsultan Pengawas/Konsultan MK.

48
Struktur & Arsitek
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro

4.1.11. Adukan Beton yang Dibuat Di Tempat (Site Mixing)


Untuk mendapatkan kualitas beton yang baik, maka untuk beton yang dibuat di
lapangan harus memenuhi syarat-syarat :
a. Semen diukur menurut berat
b. Agregat kasar diukur menurut berat
c. Pasir diukur menurut berat
d. Adukan beton dibuat dengan menggunakan alat pengaduk mesin (concrete
batching plant)
e. Jumlah adukan beton tidak boleh melebihi kapasitas mesin beton
f. Lama pengadukan tidak kurang dari 2 menit sesudah semua bahan berada dalam
mesin pengaduk
g. Mesin pengaduk yang tidak dipakai lebih dari 30 menit harus dibersihkan lebih
dahulu, sebelum adukan beton yang baru dimulai

4.2. BESI BETON


a. Merk besi beton
Sebelum pemesanan dilakukan, maka Kontraktor harus mengusulkan merk besi beton
dalam hal ini Merk Bhirawa steel/Hanil Jaya steel/Master steel atau merk lain yang
disetujui oleh direksi/Konsultan Pengawas/Konsultan MK. Tidak dibenarkan untuk
menggunakan merk besi beton yang berlainan untuk pekerjaan ini tanpa persetujuan
Konsultan Pengawas/Konsultan MK. Besi Beton harus dilengkapi dengan mill certificate
yang memuat label dan nomor pengecoran serta tanggal pembuatan besi beton tersebut.
b. Penyimpanan
Besi beton disimpan pada tempat yang bersih dan tumpu secara baik tidak merusak
kualitasnya. Tempat penyimpanan harus cukup terlindung sehingga kemungkinan karat
dapat dihindarkan
c. Gambar Kerja dan Bending Schedule
Pembengkokan besi beton harus dilakukan sesuai dengan gambar rencana dan berdasarkan
standar detail yang ada. Pembengkokan tersebut harus dilakukan dengan menggunakan
alat-alat (bar bender) sedemikian rupa sehingga tidak menimbulkan cacat, patah, retak-
retak dan sebagainya. Semua pembengkokan harus dilakukan dalam keadaan dingin dan
pemotongan harus dengan bar cutter. Pemotongan dan pembengkokan dengan sistem
panas sama sekali tidak diijinkan. Untuk itu Kontraktor harus membuat gambar kerja
pembengkokan (bending schedule) dan diajukan kepada Konsultan Pengawas/Konsultan
MK untuk mendapatkan persetujuan.
49
Struktur & Arsitek
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro

d. Bebas karat
Pemasangan dan penyetelan berdasarkan evaluasi yang sesuai dengan gambar dan harus
sudah diperhitungkan toleransi penurunannya. Sebelum besi beton dipasang, permukaan
besi beton harus bebas dari karat, minyak dan lain-lain yang dapat mengurangi lekatan
besi beton.
e. Selimut Beton
Besi beton harus dilindungi oleh selimut beton yang sesuai dengan gambar standart detail.
Sebagai catatan, pemasangan tulangan-tulangan utama tarik / tekan penampang beton
harus dipasang sejauh mungkin dari garis tengah penampang, sehingga pemakaian selimut
beton yang melebihi ketentuan-ketentuan tersebut di atas harus mendapat persetujuan
tertulis dari Konsultan Pengawas/Konsultan MK.
f. Penjangkaran
Pemasangan rangkaian besi beton yaitu kait-kait, panjang penjangkaran, penyaluran, letak
sambungan dan lain-lain harus sesuai dengan gambar standar yang terdapat dalam gambar
rencana. Apabila ada keraguan tentang ini maka Kontraktor harus meminta klarifikasi
kepada Konsultan Pengawas/Konsultan MK.
g. Kawat Beton dan Penunjang
Penyetelan besi beton harus dilakukan dengan teliti, terpasang pada kedudukan yang
kokoh untuk menghindari pemindahan tempat, dengan menggunakan kawat yang
berukuran tidak kurang dari 16 gauge atau klip yang sesuai pada setiap tiga pertemuan.
Pembesian harus ditunjang dengan beton tahu atau penunjang besi, spacers atau besi
penggantung seperti yang ditunjukkan pada gambar standar atau dicantumkan pada
spesifikasi ini. Penunjang-penunjang metal tidak boleh diletakkan berhubungan acuan.
Ikatan dari kawat harus dimasukkan ke dalam penampang beton, sehingga tidak menonjol
permukaan beton.
h. Sengkang-sengkang
Untuk menjamin bahwa perilaku elemen struktur sesuai dengan rencana, maka sengkang
harus diikat pada tulangan utama dan jaraknya harus sesuai dengan gambar. Akhiran / kait
sengkang harus dibuat seperti yang disyaratkan di dalam gambar standar agar sengkang
dapat bekerja seperti yang diinginkan. Demikian juga untuk besi pengikat yang digunakan
untuk pengikat tulangan utama.
i. Beton Tahu
Beton tahu harus digunakan untuk menahan jarak yang tepat pada tulangan, dan minimum
mempunyai kekuatan beton yang sama dengan beton yang akan dicor. Jarak antara beton
tahu ditentukan maksimal 100 cm
50
Struktur & Arsitek
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro

j. Penggantian Besi
1. Kontraktor harus mengusahakan supaya besi yang dipasang adalah sesuai dengan apa
yang tertera pada gambar
2. Dalam hal ini dimana berdasarkan pengalaman kontraktor atau pendapatnya terdapat
kekeliruan atau kekurangan atau perlu penyempurnaan pembesian yang ada maka
Kontraktor dapat menambah ekstra besi dengan tidak mengurangi pembesian yang
tertera dalam gambar.
3. Jika Kontraktor tidak berhasil mendapatkan diameter besi yang sesuai dengan yang
ditetapkan dalam gambar maka dapat dilakukan penukaran diameter besi dengan
diameter yang terdekat dengan catatan :
- Harus ada persetujuan dari Konsultan Pengawas/Konsultan MK
- Jumlah besi persatuan panjang atau jumlah besi di tempat tersebut tidak boleh
kurang dari yang tertera dalam gambar (dalam hal ini yang dimaksud adalah
jumlah luas). Khusus untuk balok portal, jumlah luas penampang besi pada
tumpuan juga tidak boleh lebih besar jauh dari pembesian aslinya.
- Penggantian tersebut tidak boleh mengakibatkan keruwetan pembesian di tempat
tersebut atau di daerah overlap yang dapat menyulitkan pengecoran.
- Tidak ada pekerjaan tambah dan tambahan waktu pelaksanaan.
k. Toleransi Besi
Diameter Besi (mm) Toleransi dia (mm) Toleransi Berat (%)
610 0.4 7
1016 0.4 5
1628 0.5 4
28 0.6 2

4.3. TOLERANSI DIMENSI ELEMEN-ELEMEN SRTUKTUR


Dimensi elemen stuktur seperti (pelat, balok, kolom, dinding) harus memenuhi toleransi sbb :
Dimensi Elemen Toleransi Terhadap B Toleransi Selimut
Struktur (mm) Beton
(mm) (mm)
B  200  9.0  5.0
B  200  12.0  9.0

51
Struktur & Arsitek
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro

Dimana B adalah dimensi elemen stuktur baik untuk lebar maupun tinggi. Pelaksanaan yang
tidak memenuhi toleransi tersebut akan dievaluasi oleh Konsultan Pengawas/Konsultan MK,
untuk selanjutnya diputuskan. Semua akibat kesalahan tersebut menjadi tanggung jawab
Kontraktor

4.4. PEMASANGAN ALAT-ALAT DI DALAM BETON / SPARING


a. Kontraktor harus membuat gambar kerja yang menunjukkan secara tepat lokasi sparing
yang akan terdapat pada elemen struktur. Kontraktor wajib mempelajari gambar M & E
dan mendiskusikan dengan pihak terkait jika terdapat keraguan tentang gambar tersebut.
Kebutuhan sparing yang terjadi akibat perubahan desain harus diinformasikan segera
kepada Konsultan Pengawas/Konsultan MK untuk mendapatkan pemecahannya.
Pekerjaan membobok, membuat lubang atau memotong konstruksi beton yang sudah jadi
harus dihindarkan dan jika diperlukan harus mendapatkan ijin tertulis dari Konsultan
Pengawas/Konsultan MK.
b. Ukuran lubang, pemasangan alat-alat di dalam beton, pemasangan dan sebagainya, harus
sesuai dengan gambar struktur maupun gambar lain yang terkait atau menurut petunjuk-
petunjuk Konsultan Pengawas/Konsultan MK.
c. Perkuatan pada lubang-lubang beton untuk keperluan pekerjaan M / E harus mengikuti
ketentuan yang terdapat di dalam gambar standar. Jika tidak / belum tertera di dalam
gambar maka Kontraktor wajib menginformasikan hal tersebut kepada KP / Konsultan
Pengawas/Konsultan MK untuk mendapatkan penyelesaiannya.

4.5. BETON KEDAP AIR


a. Beton kedap air adalah beton yang dibuat agar tidak tembus air untuk jangka waktu lama.
Untuk itu Kontraktor wajib mengikuti segala ketentuan yang disyaratkan oleh Pemasok
bahan kedap air / water proofing, termasuk cara pembuatan beton tersebut.
b. Pada siar pelaksanaan harus dipasang waterstop sesuai dengan spesifikasi pabrik.
Waterstop tersebut harus ditunjukkan di dalam gambar kerja / shop drawing, sehingga
rencana pengecoran harus direncanakan dengan baik. Biaya waterstop tersebut sudah
termasuk di dalam penawaran yang diajukan oleh Kontraktor.
c. Waterstop yang digunakan adalah merk sika/fosroc/consol dengan ukuran lebar minimal
200 mm.
d. Untuk meningkatkan kekedapan baton, maka harus digunakan campuran pada beton
segar dengan menggunakan material integral waterproofing, menggunakan merk
sika/fosroc/Consol
52
Struktur & Arsitek
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro

e. Lapisan finishing untuk konstruksi beton kedap air yaitu antara lain pada area pit lift dan
ground tank harus menggunakan lapisan waterproofing liquid membrane.
f. Apabila terjadi kebocoran selama masa garansi, maka kontraktor harus mengadakan
perbaikan-perbaikan dengan biaya Kontraktor. Prosedur perbaikan tersebut harus
diusulkan oleh Kontraktor dan disetujui oleh Konsultan MK, sedemikian rupa sehingga
tidak merusak bagian-bagian lain yang sudah selesai.

4.6. ACUAN / BEGISTING


4.6.1. Umum
a. Kontraktor harus membuat acuan yang dapat dipertanggungjawabkan secara
struktur baik kekuatan, stabilitas maupun kekakuannya serta layak untuk
digunakan. Acuan merupakan suatu bagian pekerjaan struktur yang berguna untuk
membentuk struktur beton agar sesuai gambar kerja rencana.
b. Jenis acuan harus sesuai dengan yang disyaratkan di dalam spesifikasi ini.
Kontraktor dapat mengusulkan alternatif acuan dengan catatan bahwa harus
disetujui oleh Konsultan Pengawas/Konsultan MK. Di dalam penawarannya
Kontraktor wajib menawarkan sesuai dengan yang ditentukan di dalam spesifikasi.
c. Semua bagian acuan yang sudah selesai digunakan harus dibongkar dan
dikeluarkan dari lokasi pekerjaan. Tidak dibenarkan adanya bagian acuan yang
tertanam di dalam struktur beton.
d. Pada struktur beton kedap air, cara pemasangan acuan dan bukaan pada acuan dan
bukan pada acuan harus dibuat sedemikian rupa, sehingga bukaan tersebut harus
dapat ditutup dengan sempurna, sehingga bukaan tersebut harus dapat ditutup
dengan sempurna, sehingga bebas dari kebocoran. Semua pengikat acuan (ties)
harus dilengkapi dengan material tertentu seperti water haffles, sehingga pada saat
dicor akan menyatu dengan struktur beton.

4.6.2. Lingkup Pekerjaan


a. Tenaga Kerja, Bahan dan Peralatan
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan, peralatan seperti release
agent, pengangkutan dan pelaksanaan untuk menyelesaikan semua pekerjaan acuan
sebagai cetakan beton sesuai dengan gambar-gambar konstuksi dan gambar-
gambar disiplin lain yang berhubungan seperti diuraikan dalam uraian dan syarat-
syarat pelaksanaan, secara aman dan benar.

53
Struktur & Arsitek
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro

b. Detail-detail Khusus
Pembuatan acuan khusus sesuai yang direncanakan harus termasuk yang
ditawarkan di dalam penawaran Kontraktor. Termasuk juga jika menggunakan
material acuan yang khusus untuk menghasilkan detail khusus.
4.6.3. Persyaratan Bahan.
1. Acuan dan Penyanggah
Bahan acuan yang dipergunakan dapat berbentuk beton, baja, pasangan bata,
batako, Kayu atau material lain yang dapat dipertanggung jawabkan kualitasnya.
Penggunaan acuan siap pakai produksi pabrik tertentu diijinkan untuk
dipergunakan, selama dapat disetujui oleh Konsultan Pengawas/Konsultan MK.
Acuan yang terbuat dari plywood disarankan yang dilapisi dengan sejenis kertas
film yang khusus yang digunakan untuk acuan dan sangat dianjurkan dengan tebal
plywood minimal tebal 9 mm. Pengaku harus dibuat dengan benar agar tidak
terjadi perubahan bentuk / ukuran dari elemen beton yang dibuat. Penyanggah
yang terbuat dari baja lebih disukai, walau penggunaan material penyanggah dari
kayu dapat diterima. Bahan dan ukuran kayu yang digunakan harus mendapatkan
persetujuan Konsultan Pengawas/Konsultan MK. Untuk pekerjaan beton yang
langsung berhubungan dengan tanah, maka sebagai lantai kerja harus dibuat dari
beton K-175. Sebagai acuan samping dari beton tersebut dapat menggunakan
pasangan batu kali, batu bata atau material lain yang disetujui Konsultan
Pengawas/Konsultan MK. Untuk elemen beton tertentu seperti kolom bulat
disarankan menggunakan acuan baja.
2. Untuk konstruksi plat beton diatas lantai dasar, memakai bahan steel deck sebagai
acuan/bekisting plat, dengan spesifikasi sebagai berikut :
• merk yang digunakan adalah ex. smartdeck lysaght /APLUS/ Union
froordeck
• Thickness BMT : 0,7 mm ; TCT : 0,75 mm
• coating mass : 275 g/m2
• yield strength : 550 mpa
• standart equivalent : ASTM 653&792 / JIS/ BS EN
3. Syarat-syarat Pelaksanaan
1. Struktur Acuan
Acuan berikut elemen pendukungnya harus dianalisa sedemikian rupa,
sehingga mampu memikul beban kesemua arah yang mungkin terjadi (kuat),

54
Struktur & Arsitek
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro

tanpa mengalami deformasi yang berlebihan (kaku) dan harus memenuhi syarat
stabilitas. Deformasi dibatasi tidak lebih dari 1/360 bentang. Peninjauan
terhadap kemungkinan beban diluar beban beton juga harus dipertimbangkan,
seperti kemungkinan beban konstruksi, angin, hujan dan lain-lain. Semua
analisa dan perhitungan acuan berikut elemen pendukungnya harus diserahkan
kepada Konsultan Pengawas/Konsultan MK untuk mendapatkan
persetujuannya, sebelum pekerjaan dilakukan.
2. Dimensi Acuan
Semua ukuran-ukuran yang tercantum dalam gambar srtuktur adalah ukuran
bersih penampang beton, tidak termasuk plester / finishing. Tambahan elemen
tertentu seperti bentuk / profil khusus yang tercantum di dalam gambar
arsitektur juga harus dipertimbangkan baik sebagai beban maupun dalam
analisa biaya.
3. Gambar Kerja
Kontraktor harus membuat gambar kerja khusus acuan berdasarkan analisa
yang dilakukannya. Gambar kerja tersebut harus lengkap disertai ukuran dan
detail-detail sambungan yang benar dan selanjutnya diserahkan kepada
Konsultan Pengawas/Konsultan MK untuk persetujuannya. Tanpa persetujuan
tersebut Kontraktor tidak diperkenankan untuk memulai pembuatan acuan di
lapangan.
4. Tanggung Jawab
Walaupun sudah disetujui oleh Konsultan Pengawas/Konsultan MK, tanggung
jawab sepenuhnya atas kekuatan, kekakuan dan stabilitas acuan sepenuhnya
menjadi tanggung jawab Kontraktor. Jika terjadi hal-hal yang tidak sesuai
dengan perkiraan ataupun kekeliruan yang mengakibatkan timbulnya biaya
tambahan, maka semua biaya tersebut menjadi tanggung jawab Kontraktor.
Acuan harus dibuat sesuai dengan yang dibuat di dalam gambar kerja.
Pelaksanaan yang tidak sesuai dengan gambar kerja harus segera dibongkar.
5. Stabilitas Acuan
Semua acuan harus diberi penguat datar dan silang sehingga kemungkinan
bergeraknya acuan selama pelaksanaan pekerjaan dapat dihindari. Konsultan
Pengawas/Konsultan MK berhak untuk meminta Kontraktor untuk
memperbaiki acuan yang dianggap tidak / kurang sempurna dengan beban
biaya Kontraktor.

55
Struktur & Arsitek
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro

6. Inspeksi Konsultan Pengawas/Konsultan MK


Semua acuan dengan penunjang-penunjang harus diatur sedemikian rupa
sehingga memungkinkan dilakukannya inspeksi dengan mudah oleh Konsultan
Pengawas/Konsultan MK.
7. Detail Acuan
Penyusunan acuan harus sedemikian rupa hingga pada waktu
pembongkarannya tidak menimbulkan kerusakan pada bagian beton yang
bersangkutan.
8. Akurasi
Acuan harus dapat menghasilkan bagian konstruksi yang ukuran kerataan /
kelurusan, elevasi dan posisinya sesuai dengan gambar-gambar konstruksi.
Toleransi ukuran dan posisi harus sesuai dengan yang tercantum dalam
spesifikasi ini.
9. Sistem Pengaliran Air
Acuan harus bersih dan dibasahi terlebih dahulu sebelum pengecoran. Harus
dipersiapkan sistem pengaliran air sedemikian, sehingga pada saat dibasahkan,
air dapat mengalir ke tempat yang diinginkan dan acuan tidak tergenang oleh
air. Acuan harus dipasang sedemikian rupa sehingga akan terjadi kebocoran
atau hilangnya air semen selama pengecoran, tetap lurus (tidak berubah bentuk)
dan tidak tergoyang.
10. Ikatan Acuan di Dalam Beton
Sebelumnya dengan mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas/Konsultan
MK baut-baut dan tie rod yang diperlukan untuk ikatan-ikatan dalam beton
harus diatur sedemikian, sehingga bila acuan dibongkar kembali, tidak akan
merusak beton yang sudah dibuat.
11. Acuan Beton Exposed
Jika ada harus dilapisi dengan menggunakan release agent pada permukaan
acuan yang menempel pada permukaan beton. Berhubung release agent
berpengaruh pula pada warna permukaan beton, maka pemilihan jenis dan
penggunaannya harus dilakukan dengan seksama. Cara pengecoran beton harus
diperhitungkan sedemikian rupa sehingga siar-siar pelaksanaan tidak merusak
penampilan beton exposed tersebut. Merk dan jenis release agent yang telah
disetujui bersama, tidak boleh diganti dengan merk jenis lain. Untuk itu
Kontraktor harus memberitahukan terlebih dahulu nama pedangang dari release
agent tersebut, data bahan-bahan bersangkutan, nama produsennya, jenis
56
Struktur & Arsitek
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro

bahan-bahan mentah utamanya, cara-cara pemakaiannya, resiko-resiko dan


keterangan lain yang dianggap perlu untuk memperoleh persetujuan tertulis
dari Konsultan Pengawas/Konsultan MK.
12. Bukaan Untuk Pembersihan
Pada bagian terendah (dari setiap phase pengecoran) dari acuan kolom atau
dinding harus ada bagian yang mudah dibuka untuk inspeksi dan pembersihan.
13. Scaffolding
Pada prinsipnya semua penunjang acuan harus menggunakan steger besi
(scaffolding). Scaffolding tersebut harus cukup kuat dan kaku dan diatur agar
mudah diperiksa oleh Konsultan Pengawas/Konsultan MK.
14. Persetujuan Konsultan Pengawas/Konsultan MK.
Setelah pekerjaan di atas selesai, Kontraktor harus meminta persetujuan dari
Konsultan Pengawas/Konsultan MK dan minimum 3 (tiga) hari sebelum
pengecoran. Kontraktor harus mengajukan permohonan tertulis untuk izin
pengecoran kepada Konsultan Pengawas/Konsultan MK.
15. Anti Lendut (Cambers)
Kecuali ditentukan lain dalam gambar, maka semua acuan untuk balok dan
plat, harus dipersiapkan dengan memakai anti lendut dengan besar sbb :
Lokasi % Terhadap Bentang
Ditengah bentang balok 0.3
Diujung balok kantilever 0.5

3. Pembongkaran Acuan
1. Pembongkaran harus dilakukan dengan hati-hati, dimana bagian konstruksi
yang dibongkar acuannya harus dapat memikul berat sendiri dan beban-beban
pelaksanaannya.
2. Pembongkaran acuan dapat dilakukan setelah mencapai waktu sbb :
Elemen Struktur Waktu Minimum
Sisi-sisi balok kolom dan dinding 3 hari
Balok dan plat beton (tiang penyanggah tidak 21 hari
dilepas)
Tiang-tiang penyanggah plat 21 hari
Tiang-tiang penyanggah balok-balok 21 hari

57
Struktur & Arsitek
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro

Waktu pembongkaran tersebut hanya merupakan kondisi normal dan harus


dipertimbangkan secara khusus jika pada lantai-lantai tersebut bekerja beban
dan mengusulkan metode dan perhitungan yang akan digunakan, dan usulan
tersebut harus mendapat persetujuan tertulis dari Konsultan
Pengawas/Konsultan MK. Tidak ada biaya tambah untuk biaya tersebut. Semua
akibat yang timbul akibat usulan tersebut menjadi tanggung jawab Kontraktor.
3. Setiap rencana pekerjaan pembongkaran acuan harus diajukan terlebih dahulu
secara tertulis untuk disetujui Konsultan Pengawas/Konsultan MK.

58
Struktur & Arsitek
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro

PASAL 5. PEKERJAAN ARSITEKTUR

5.1. UMUM
5.1.1. Ketentuan Umum
a. Lingkup Pekerjaan
1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-
alat bantu serta cara kerja yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan
sehingga dapat dicapai hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
2. Pada spesifikasi teknis ini diatur seluruh pekerjaan berdasarkan peraturan dan
ketentuan yang berlaku, baik yang bersifat daerah, nasional, maupun
internasional, serta berdasarkan jenis bahan / material, cara pelaksanaan
(metode) dan sistem yang dibutuhkan.
3. Seluruh pekerjaan akan dikelola (manage) oleh Konsultan Pengawas/Konsultan
MK, yaitu dalam hal Koordinasi dan Konsultan Pengawas/Konsultan MKan,
mencakup mutu hasil kerja (kualitas), Waktu pelaksanaan (Schedule) dan
Pembiayaan.
4. Seluruh pekerjaan yang berkaitan dengan estetika, penentuan warnanya harus
terlebih dahulu dikonsultasikan dengan Konsultan Perencana serta mendapat
persetujuan dari (Owner).

b. Peraturan-peraturan yang dipakai


 Peraturan-peraturan / standar setempat yang biasa dipakai.
 Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971 ; NI-2.
 Peraturan Semen Portland Indonesia 1972 ; NI-8
 Peraturan Pembangunan Pemerintah Daerah setempat
 Ketentuan-ketentuan umum untuk pelaksanaan Pemborong Pekerjaan Umum
(A.V.) No. 9 tanggal 28 Mei 1941 dan Tambahan Lembaran Negara No. 14571.
 Petunjuk-petunjuk dan Peringatan-peringatan lisan maupun tertulis yang
diberikan Konsultan Pengawas/Konsultan MK.
 Standart Normalisasi Jerman (D.I.N.).
 American Society for Testing and Material (A.S.T.M.).
 American Concrete Institute (A.C.I.).
 Semen Portland harus memenuhi NI-8, SII 0013-81 dan ASTM C 1500-78A
 Pasir beton yang digunakan harus memenuhi PUBI 82 pasal 11 dan SII 0404-80.

59
Struktur & Arsitek
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro

 Kerikil / split harus memenuhi PUBI 82 pasal 12 dan SII 0079-79/0087-


75/0075-75.
 Air harus memenuhi persyaratan dalam PUBI 82 pasal 9, AVGNOR P18-303
dan NZS-3121/1974.
 Pengendalian seluruh pekerjaan beton ini harus sesuai dengan persyaratan : PBI
1971 (NI-2) PUBI 1982 dan (NI-8).
 Standar dari bahan waterproofing mengikuti prosedur yang ditentukan oleh
pabrik dan standar-standar lainnya seperti :NI.3, ASTM 828, ASTME, TAPP I
803 dan 407.
 Pengendalian pekerjaan granit harus sesuai dengan peraturan ASTM, NI-129,
PUBI 1982 pasal 31 dan SII-0023-81.
 Pengendalian seluruh pekerjaan karpet harus sesusi dengan peraturan-peraturan
ASTM – E-648 dan sesuai dengan ketentuan-ketentuan dari pabrik.
 Syarat bahan glass block sesuai dengan standar pabrik, tanpa cacat serta
memenuhi dalam PUBI 1982 pasal 63 dan SII 0189/78.
 Mutu dan kualitas Baja yang dipakai sesuai dengan persyaratan dalam NI-5
(PKKI tahun 1961), PUBI 82 pasal 37 dan memenuhi persyaratan dalam SII
0458-81.
 Pengendalian seluruh pekerjaan cat, harus memenuhi ketentuan-ketentuan dari
pabrik yang bersangkutan dan memenuhi persyaratan pada PUBI 1982 pasal 54
dan NI-4.
 Bahan cat yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam
PUBI 1982 pasal 53, BS No. 3900 : 1970/1971, AS.K-41 dan NI.4, serta
mengikuti ketentuan-ketentuan dari pabrik yang bersangkutan.
 Persyaratan bahan marmer harus konsisten terhadap PUBI pasal 26 dan SII
0015-76.

c. Syarat-syarat pelaksanaan
1. Semua jenis pekerjaan harus dibuatkan shop drawing dan diajukan kepada
Konsultan Pengawas/Konsultan MK untuk diperiksa yang selanjutnya
dimintakan persetujuan kepada Konsultan Perencana.
2. Semua bahan material, terutama finishing utama sebelum dikerjakan, Kontraktor
harus mengajukan 2 atau 3 buah contoh produk yang setara kepada Konsultan
Pengawas/Konsultan MK untuk diserahkan kepada

60
Struktur & Arsitek
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro

3. Perencana, selanjutnya Perencana mengajukan bahan material tersebut kepada


pemberi tugas untuk mendapatkan persetujuannya.
4. Hal-hal yang bertalian erat dengan estetika seperti : warna cat,granit, batu
temple, politur dan sebagainya harus mendapat persetujuan dari Perencana
(Arsitek) terlebih dahulu sebelum dilaksanakan. Material yang tidak disetujui
harus diganti dengan material lain yang mutunya sesuai dengan persyaratan
tanpa biaya tambahan.
5. Kontraktor harus menyerahkan 2 (dua) copy ketentuan dan persyaratan teknis
operatif dari pabrik material yang bersangkutan termasuk mengajukan cara
perawatan / maintenance seluruh bahan / material bangunan sebagai informasi
bagi Konsultan Pengawas/Konsultan MK dan untuk dapat digunakan kelak oleh
Pemilik Bangunan.
6. Material lain yang tidak terdapat pada daftar di atas, tetapi dibutuhkan agar dapat
melakukan penyelesaian / penggantian dalam suatu pekerjaan, harus baru,
kualitas terbaik dari jenisnya dan harus disetujui Konsultan Pengawas/Konsultan
MK.
7. Semua material yang dikirim ke site / lapangan harus dalam keadaan tertutup
atau dalam kantong / kaleng yang masih disegel dan berlabel pabriknya,
bertuliskan type dan tingkatannya, dalam keadaan utuh dan tidak ada cacat.
8. Bahan harus disimpan di tempat yang kering, berventilasi baik, terlindung,
bersih. Tempat penyimpanan bahan harus cukup menampung kebutuhan bahan,
dan dilindungi sesuai dengan jenisnya seperti yang disyaratkan dari pabrik.
9. Sebelum memulai pekerjaan, Kontraktor diharuskan memeriksa site / lapangan
yang telah disiapkan apakah sudah memenuhi persyaratan untuk dimulainya
pekerjaan.
10. Bila ada kelainan dalam hal apapun antara gambar, spesifikasi dan lainnya
Kontraktor harus segera melaporkan kepada Konsultan Pengawas/Konsultan
MK. Kontraktor tidak diperkenankan melakukan pekerjaan di tempat tersebut
sebelum kelainan / perbedaan diselesaikan.
11. Setiap produk yang diajukan oleh Main / Sub Kontraktor harus dilengkapi
dengan cara perawatan / maintenance dari produk tersebut yang :
 Sesuai dengan persyaratan teknis dari pabrik yang bersangkutan ;
 Sesuai dengan persyaratan / peraturan setempat ;
 Disetujui oleh Konsultan Pengawas/Konsultan MK.
12. Untuk setiap pekerjaan cat, maka Kontraktor atau aplikator :
61
Struktur & Arsitek
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro

 Harus kepada pabrik cat sesuai dengan jumlah kebutuhan proyek ;


memberikan surat penunjukkan dari pabrik cat yang bersangkutan /
rekomendasi sebagai applicator ;
 Harus melakukan pengecatan secara full system ;
 Harus mengajukan sistem pengecatan dan jenis cat ;
 Harus mengajukan urutan kerja ;
 Harus mengajukan bukti pesanan ;
 Harus memberikan surat jaminan supply dari pabrik cat sampai proyek selesai
Harus memberikan surat jaminan mutu berbentuk sertifikat garansi yang
dikeluarkan oleh pabrik cat (produsen) yang ditandatangani Direktur
Perusahaan, dengan dilampiri surat Pengantar dari Main Kontraktor.

5.1.2. Pekerjaan Pendahuluan


a. Pengukuran
1. Kontraktor harus menyediakan alat-alat ukur sepanjang masa pelaksanaan
berikut ahli ukur yang berpengalaman. Setiap kali dianggap perlu, harus siap
untuk mengadakan.
2. Untuk menentukan koordinat bangunan, Kontraktor diwajibkan mengadakan
pengukuran dan penggambaran kembali lokasi pembangunan dengan dilengkapi
keterangan-keterangan mengenai peil ketinggian tanah untuk menentukan
elevasi  0,00, letak pohon yang perlu dipertahankan (apabila ada), letak batas-
batas site dengan alat-alat yang sudah ditera kebenarannya.
3. Ketidakcocokan yang mungkin terjadi antara gambar dan keadaan lapangan
yang sebenarnya, harus segera dilaporkan kepada Konsultan
Pengawas/Konsultan MK untuk diminta keputusannya, setelah berkonsultasi
dengan Perencana.
4. Penentuan titik ketinggian dan sudut-sudut hanya dilakukan dengan alat-alat
Waterpass / Theodolith yang ketepatannya dapat dipertanggungjawabkan.
5. Kontraktor harus menyediakan Theodolith / Waterpass beserta petugas yang
cakap melayaninya untuk kepentingan pemeriksaan Konsultan
Pengawas/Konsultan MK selama pelaksanaan proyek.
6. Pengukuran sudut siku-siku dengan benang secara azas segitiga phytagoras
hanya diperkenankan untuk bagian-bagian kecil yang disetujui oleh Konsultan
Pengawas/Konsultan MK.
7. Segala pekerjaan pengukuran persiapan menjadi tanggung jawab kontraktor.
62
Struktur & Arsitek
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro

b. Tugu Patokan Dasar & Titik Pinjaman / Referensi


1. Letak dan jumlah patokan dasar ditentukan oleh Konsultan Pengawas/Konsultan
MK, sebanyak 2 (dua) buah pada dua sisi yang berlainan.
2. Tugu patokan dasar dibuat dari beton penampang sekurang-kurangnya 200 x
200 mm, tertancap kuat di dalam tanah.
3. Tugu patokan dasar dibuat permanen, tidak bisa diubah, diberi tanda yang jelas
dan dijaga keutuhannya sampai ada instruksi tertulis dari Konsultan
Pengawas/Konsultan MK untuk membongkarnya. Selain itu Kontraktor
diharuskan membuat titik Penjamin / Referensi yang akurat dari waktu ke waktu
sepanjang masa pelaksanaan, mendahului kemajuan pekerjaan.
4. Segala pekerjaan pembuatan dan pemasangan tugu patokan dasar termasuk
tanggung jawab Kontraktor.
5. Pada waktu pematokan (penentuan) peil dan setiap sudut-sudut tapak
(perpindahan) Kontraktor wajib membuat Shop Drawing dahulu sesuai keadaan
lapangan.

c. Papan Dasar Pelaksanaan (Bouwplank)


1. Papan dasar pelaksanaan dipasang pada patok kayu semutu meranti ukuran
(50/70 mm) atau Kayu dolken, diameter 80-100 mm, yang tertancap dalam tanah
sehingga tidak bisa digerak-gerakkan atau diubah-ubah berjarak maksimum
1.500 mm satu dengan lainnya.
2. Papan dasar pelaksanaan
3. (Bouwplank) dibuat dari kayu meranti, ukuran tebal 30 mm, lebar 200mm, lurus
dan diserut rata pada sisi sebelah atasnya. Pemasangan harus kuat dan
menggunakan sifat dasar (waterpass).
4. Papan dasar pelaksanaan (Bouwplank) harus dibuat tanda-tanda yang
mennyatakan as-as dan level / peil-peil dengan warna yang jelas dan tidak
mudah hilang bila terkena air hujan.
5. Tinggi sisi atas papan patok ukuran harus sama satu dengan lainnya, kecuali
dikehendaki lain oleh Konsultan Pengawas/Konsultan MK.
6. Papan dasar pelaksanaan dipasang sejauh 1.000 mm dari sisi luar galian tanah
pondasi.
7. Setelah selesai pemasangan papan dasar pelaksanaan Kontraktor harus melapor
kepada Konsultan Pengawas/Konsultan MK.
63
Struktur & Arsitek
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro

8. Segala pekerjaan pembuatan dan pemasangan papan dasar pelaksanaan termasuk


tanggungan Kontraktor.

5.2. SPESIFIKASI UMUM


5.2.1. PEKERJAAN BETON NON STRUKTURAL
a. Lingkup Pekerjaan
1. Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, biaya, peralatan
dan alat-alat bantu yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini, hingga
dapat tercapai hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
2. Meliputi pekerjaan beton praktis, seperti: sloof, kolom, ring balok, neut kusen,
angkur beton setempat, plat meja, serta seluruh detail yang disebutkan /
ditunjukkan dalam gambar.

b. Persyaratan Bahan
1. Semen Portland
Yang digunakan harus dari mutu yang terbaik, terdiri dari satu jenis merk dan
atas persetujuan dan harus memenuhi NI-8. Semen yang telah mengeras
sebagian / seluruhnya tidak dibenarkan untuk digunakan. Tempat penyimpanan
harus diusahakan sedemikian rupa sehingga bebas dari kelembaban, bebas dari
air dengan lantai terangkat dari tanah dan ditumpuk sesuai dengan syarat
penumpukan semen.
2. Pasir Beton
Pasir harus terdiri dari butir-butir yang bersih dan bebas dari Bahan-bahan
organis, lumpur dan sebagainya dan harus memenuhi komposisi butir serta
kekerasan yang dicantumkan dalam PBI 1971 atau sesuai dengan peraturan
beton pembaharuan yang berlaku saat pekerjaan ini dilaksanakan.
3. Koral Beton / Split
Digunakan koral yang bersih, bermutu baik tidak berpori serta gradasi kekerasan
seseuai dengan syarat syarat PBI 1971 atau sesuai dengan peraturan beton
pembaharuan yang berlaku saat pekerjaan ini dilaksanakan. Penyimpanan /
penimbunan pasir dan koral beton harus dipisahkan satu dengan yang lain,
hingga dapat dijamin kedua bahan tersebut tidak bercampur untuk mendapatkan
perbandingan adukan beton yang tepat.

64
Struktur & Arsitek
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro

4. Air
Air yang digunakan harus air tawar yang bersih dan tidak mengandung minyak,
asam, alkali dan bahan bahan organis / bahan lainnya yang dapat merusak beton
dan harus memenuhi NI – 3 pasal 10. Apabila dipandang perlu Konsultan
Pengawas/Konsultan MK dapat minta kepada Kontraktor supaya air yang
dipakai diperiksa di laboratorium pemeriksaan bahan yang resmi dan sah atas
biaya Kontraktor.
5. Besi Beton
Digunakan mutu U-24, besi harus bersih dari lapisan minyak / lemak dan bebas
dari cacat seperti serpih-serpih dan sebagainya. Penampang besi adalah bulat dan
memenuhi syarat-syarat PBI 1971. Kontraktor diwajibkan, bila dipandang perlu
untuk memeriksa mutu besi beton ke laboratorium pemeriksaan bahan yang
resmi dan sah atas biaya Kontraktor.
6. Pengendalian pekerjaan ini harus sesuai dengan :
a. Peraturan-peraturan / standar setempat yang biasa dipakai.
b. Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971 ; NI-2
c. Peraturan Semen Portland Indonesia 1972 ; NI-8
d. Peraturan Pembangunan Daerah Setempat.
e. Ketentuan-Ketentuan umum untuk pelaksanaan Pemborong Pekerjaan Umum
(AV) No.9 tanggal 28 Mei 1941 dan Tambahan Lembaran Negara No 14571.
f. Petunjuk-petunjuk dan Peringatan-peringatan lisan maupun tertulis yang
diberikan Konsultan Pengawas/Konsultan MK.
g. Standar Normalisasi Jerman (D.I.N.).
h. American Society for Testing and Material (A.S.T.M).
i. American Concrete Institue (A.C.I).

c. Syarat-syarat Pelaksanaan
1. Mutu Beton
Mutu beton yang digunakan adalah : K-100 dan K-175 dan harus memenuhi
ketentuan-ketentuan lain sesuai dengan PBI-1971 atau sesuai dengan peraturan
beton pembaharuan yang berlaku saat pekerjaan ini dilaksanakan.
2. Pembesian
a. Pembuatan tulangan harus sesuai dengan persyaratan yang tercantum pada
PBI-1971 atau sesuai dengan peraturan beton pembaharuan yang berlaku saat
pekerjaan ini dilaksanakan.
65
Struktur & Arsitek
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro

b. Pemasangan tulangan beton harus sesuai dengan gambar konstruksi.


c. Tulangan beton harus diikat dengan kuat untuk menjamin besi tersebut tidak
berubah tempat decking sesuai dengan ketentuan dalam PBI-1971 atau sesuai
dengan peraturan beton pembaharuan yang berlaku saat pekerjaan ini
dilaksanakan.
d. Besi beton yang tidak memenuhi syarat harus segera dikeluarkan dari
lapangan kerja dalam waktu 24 jam setelah ada perintah tertulis dari
Konsultan Pengawas/Konsultan MK.
3. Cara Pengadukan
a. Cara pengadukan harus menggunakan beton molen.
b. Takaran untuk semen Portland, pasir dan koral harus disetujui terlebih dahulu
oleh Konsultan Pengawas/Konsultan MK dan tercapai mutu pekerjaan seperti
yang ditentukan dalam uraian dan syarat-syarat. Selama pengadukan
kekentalan adukan beton harus diawasi dengan jalan memeriksa slump pada
setiap campuran baru. Pengujian slump minimum 30 mm dan maksimum 75
mm.
4. Pengecoran Beton
a. Kontraktor diwajibkan melaksanakan pekerjaan persiapan dengan
membersihkan dan menyiram cetakan-cetakan sampai jenuh, pemeriksaan
ukuran-ukuran, ketinggian, pemeriksaan penulangan dan penempatan
penahan jarak.
b. Pengecoran beton hanya dapat dilaksanakan atas persetujuan Konsultan
Pengawas/Konsultan MK.
c. Pengecoran harus dilakukan sebaik mungkin dengan menggunakan alat
penggetar untuk menjamin beton cukup padat dan harus dihindarkan
terjadinya cacat pada beton seperti keropos dan sarang-sarang koral / split
yang dapat memperlemah konstruksi.
d. Apabila pengecoran beton akan dihentikan dan diteruskan hari berikutnya
maka tempat perhentian tersebut harus disetujui oleh Konsultan
Pengawas/Konsultan MK.
5. Pekerjaan Acuan / Bekisting
a. Acuan harus dipasang sesuai dengan bentuk dan ukuran-ukuran yang telah
ditetapkan seperti dalam gambar. Dari papan jenis kayu yang memenuhi
persyaratan dalam NI-2 pasal 5.1.

66
Struktur & Arsitek
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro

b. Acuan harus dipasang sedemikian rupa dengan perkuatan-perkuatan sehingga


cukup kokoh dan dijamin tidak berubah bentuk dan tetap pada kedudukan
selama pengecoran.
c. Acuan harus rapat tidak bocor, permukaannya licin, bebas dari kotoran-
kotoran seperti tahi gergaji, potongan-potonngan Kayu, tanah dan sebagainya
sebelum pengecoran dilakukan serta harus mudah dibongkar tanpa merusak
permukaan beton.
d. Tiang-tiang acuan harus di atas papan atau baja untuk memudahkan
pemindahan perletakan. Tiang-tiang tidak boleh disambung lebih dari satu.
Tiang-tiang yang digunakan dari kayu dolken diameter 80-100 mm atau
meranti 50/70 mm.
e. Tiang acuan satu dengan yang lain harus diikat dengan palang papan / balok
secara cross.
f. Pembukaan acuan baru harus dibuka setelah memenuhi syarat-syarat yang
dicantumkan dalam PBI-1971 atau sesuai dengan peraturan beton
pembaharuan yang berlaku saat pekerjaan ini dilaksanakan.
g. Kayu yang dipakai adalah papan atau multiplex dengan tebal 25 mm.
h. Penggunaan bekisting (Formwork) harus sesuai dengan petunjuk / spesifikasi
pabrik.
6. Kawat Pengikat
Kawat pengikat besi beton / rangka dibuat dari baja lunak dan tidak disepuh
seng, dengan diameter kawat lebih besar atau sama dengan 0,40 mm. Kawat
pengikat besi beton / rangka harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan
dalam NI-2 (PBI –1971) atau sesuai dengan peraturan beton pembaharuan yang
berlaku saat pekerjaan ini dilaksanakan.
7. Pekerjaan pembongkaran Acuan / Bekisting hanya boleh dilaksanakan dengan
ijin tertulis dari Konsultan Pengawas/Konsultan MK. Setelah bekisting dibuka,
tidak diijinkan mengadakan perubahan apapun pada permukaan beton tanpa
persetujuan tertulis dari Konsultan Pengawas/Konsultan MK.
8. Pelaksana / Kontraktor bertanggung jawab atas kesempurnaan pekerjaannya
sampai dengan saat-saat penyerahan (selesai).
9. Kontraktor harus mengikuti semua peraturan, baik yang terdapat pada uraian dan
syarat-syarat apapun yang tercantum dalam gambar-gambar atau peraturan yang
berlaku baik dalam negeri maupun luar negeri.

67
Struktur & Arsitek
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro

10. Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus memberikan contoh-


contoh material : besi, koral, pasir, pc untuk mendapat persetujuan dari
Konsultan Pengawas/Konsultan MK.
11. Kontraktor harus melakukan pengujian atas besi / kubus / silinder beton di
laboratorium yang akan ditunjuk kemudian.
12. Mutu beton tersebut harus dibuktikan oleh kontraktor dengan mengambil
benda uji berupa kubus / silinder yang ukurannya sesuai dengan syarat-syarat /
ketentuan dalam PBI-1971 atau sesuai dengan peraturan beton pembaharuan
yang berlaku saat pekerjaan ini dilaksanakan. Pembuatannya harus disaksikan
oleh Konsultan Pengawas/Konsultan MK dan diperiksa di laboratorium
konstruksi beton yang ditunjuk Konsultan Pengawas/Konsultan MK. Jumlah dan
frekuensi pembuatan kubus/silinder serta ketentuan-ketentuan lainnya sesuai
dengan PBI-1971 atau sesuai dengan peraturan beton pembaharuan yang berlaku
saat pekerjaan ini dilaksanakan.
13. Beton yang telah dicor dihindarkan dari benturan benda keras selama 3 x 24
jam setelah pengecoran.
14. Beton harus dilindungi dari kemungkinan cacat yang diakibatkan dari
pekerjaan-pekerjaan lain.
15. Bila terjadi kerusakan Kontraktor diwajibkan untuk memperbaikinya dengan
tidak mengurangi mutu pekerjaan, seluruh biaya perbaikan menjadi tanggung
jawab Kontraktor.
16. Bagian beton setelah dicor selama dalam masa pengerasan harus selalu
dibasahi dengan air terus-menerus selama 1 (satu) minggu atau lebih dan apabila
menggunakan curing agent pemeliharaannya sesuai standar produk (sesuai
dengan ketentuan dalam PBI-1971 atau sesuai dengan peraturan beton
pembaharuan yang berlaku saat pekerjaan ini dilaksanakan).
17. Bagian-bagian yang tertanam dalam beton :
a. Pasang angkur dan lain-lain yang akan menjadi satu dengan beton bertulang.
b. Diperhatikan juga tempat untuk sparing atau instalasi.
18. Sparing Conduit dan pipa-pipa :
a. Letak dari sparing supaya tidak mengurangi kekuatan struktur.
b. Tempat-tempat dari sparing dilaksanakan sesuai dengan gambar dan minta
persetujuan pelaksanaan dan bila tidak ada dalam gambar, maka Kontraktor
harus mengusulkan dari Konsultan Pengawas/Konsultan MK.

68
Struktur & Arsitek
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro

c. Bilamana sparing-sparing (pipa, conduit dan lain-lain) berpotongan dengan


tulangan besi, maka besi tidak boleh ditekuk atau dipindahkan tanpa
persetujuan dari Konsultan Pengawas/Konsultan MK.
d. Semua sparing-sparing (pipa, conduit) harus dipasang sebelum pengecoran
dan diperkuat sehingga tidak akan bergeser pada saat pengecoran beton.
e. Sparing-sparing harus dilindungi sehingga tidak akan terisi beton waktu
pengecoran.

19. Hal-hal lain (Miscellaneous Items)


a. Isi lubang-lubang dan bukaan-bukaan yang harus dibeton sebagai bekas jalan
kerja sewaktu pembetonan. Digunakan mutu beton seperti yang ditentukan
dan dengan penghalusan permukaannya.
b. Untuk pekerjaan lantai beton, harus diratakan sehingga diperoleh permukaan
lantai yang betul-betul rata. Sesudah selesai ditrowel, jika ada permukaan
lantai beton yang akan dicat, maka lantai beton harus betul-betul kering
sempurna dan memenuhi syarat untuk dilakukan pengecatan.
c. Untuk pekerjaan dinding / kolom lepas cetak yang harus dicat, dilakukan
dengan dengan pengecatan cat emulsi pada saat beton sudah kering sempurna
dan memenuhi syarat untuk dicat.

5.2.2. PEKERJAAN BAJA / BESI NON STRUKTURAL


a. Lingkup Pekerjaan
1. Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, biaya, peralatan
dan alat-alat bantu yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini, hingga
dapat tercapai hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
2. Pekerjaan ini meliputi antara lain :
a. Pengadaan dan pemasangan beugel-beugel talang, klem-klem down pipe, plat
klem-klem sambungan rangka, dari bahan galvanized steel.
b. Railling tangga carbon steel, dengan ukuran sesuai pekerjaan 10.2.
c. Pemegang aluminium voil dengan Fine Mesh produk BRC (Galvanized) atau
yang setara.
d. Dan lain-lain komponen yang ditunjukkan pada gambar.

b. Syarat-syarat Pelaksanaan
1. Fabrikasi
69
Struktur & Arsitek
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro

a. Pemeriksanaan dan lain-lain.


Seluruh pekerjaan di pabrik harus merupakan pekerjaan yang berkualitas
tinggi. Seluruh pekerjaan harus dilakukan dengan ketepatan sedemikian rupa,
sehingga semua komponen dapat dipasang dengan tepat di lapangan.
b. Konsultan Pengawas/Konsultan MK mempunyai hak untuk memeriksa
pekerjaan di lapangan pada saat yang dikehendaki, dan tidak ada pekerjaan
yang boleh dikirim ke lapangan sebelum diperiksa dan disetujui Konsultan
Pengawas/Konsultan MK.
c. Setiap pekerjaan yang kurang baik atau tidak sesuai dengan gambar atau
spesifikasi ini akan ditolak, dan bila demikian harus diperbaiki dengan segera
tanpa tambahan biaya.
d. Gambar Kerja
Sebelum pekerjaan di pabrik dimukai, Kontraktor harus menyiapkan gambar
kerja yang menunjukkan detail-detail lengkap dari semua komponen, panjang
serta ukuran las, jumlah, ukuran dan posisi baut-baut serta detail-detail lain
yang lazim diperlukan untuk fabrikasi.
e. Ukuran-ukuran
Kontraktor wajib meneliti kebenaran dan bertanggung jawab terhadap semua
ukuran yang tercantum pada gambar kerja.
2. Sambungan
Untuk sambungan komponen konstruksi baja yang tidak dapat dihindarkan
berlaku ketentuan sebagai berikut :
a. Hanya diperkenankan satu sambungan.
b. Semua penyambung profil baja harus dilaksanakan dengan las tumpul (full
penetration butt weld).

c. Pemasangan percobaan (Trial Erection)


Bila dipandang perlu Konsultan Pengawas/Konsultan MK, Kontraktor wajib
melaksanakan pemasangan percobaan dari sebagian atau seluruh pekerjaan
konstruksi. Komponen yang tidak cocok atau yang tidak sesuai dengan gambar dan
spesifikasi dapat ditolak oleh Konsultan Pengawas/Konsultan MK. Pemasangan
percobaan tidak boleh dibongkar tanpa persetujuan Konsultan Pengawas/Konsultan
MK.

70
Struktur & Arsitek
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro

d. Pengecatan
1. Semua bahan konstruksi baja harus dicat. Semua permukaan baja harus bersih
dari kotoran-kotoran atau minyak-minyak. Pembersihan harus dilakukan dengan
sikat besi mekanis (mechanical wire brush).
2. Cat dasar adalah cat zinc chromate. Pengecatan dilakukan satu kali di tempat
pabrikasi dan satu kali di lapangan. Baja yang akan ditanam di dalam beton tidak
boleh dicat.

e. Pemasangan akhir (Final Erection)


1. Alat-alat untuk pemasangan harus sesuai untuk pekerjaannya dan harus dalam
keadaan baik. Bagian-bagian dimana tidak dapat dipasang atau
2. ditempatkan sebagaimana mestinya, sebagai akibat dari kesalahan fabrikasi atau
perubahan bentuk karena kesalah penanganan atau pengangkutan, maka keadaan
itu harus segera dilaporkan kepada Konsultan Pengawas/Konsultan MK, Untuk
mendapatkan persetujuan cara perbaikan dan pemecahannya yang dapat
dilakukan di lapangan atau di work shop. Meluruskan plat dan besi siku atau
bentuk lainnya harus dilaksanakan dengan cara disetujui. Segala biaya sebagai
akibat dari hal ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor.
3. Pekerjaan baja harus kering sebagaimana mestinya. Kantong air pada konstruksi
yang tidak terlindung dari cuaca harus diisi dengan bahan Waterproofing yang
telah disetujui.
4. Setiap komponen harus diberi kode (marking) yang sesuai dengan gambar
pemasangan. Komponen harus diberi kode sedemikian rupa sehingga
memudahkan pemasangan.
5. Baut-baut, baut angker, baut hitam dan lain-lain harus disediakan dan harus
dipasang sesuai dengan gambar detail.

5.2.3. PEKERJAAN PASANGAN


a. PENJELASAN UMUM
1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-
alat bantu yang dibutuhkan dalam pelaksanaan masing-masing pekerjaan
sehingga mendapatkan hasil yang baik dan sempurna.
2. Penggunaan masing-masing jenis pasangan dapat dilihat pada gambar rencana
ataupun petunjuk / perintah Direksi / Konsultan Pengawas/Konsultan MK
Lapangan.
71
Struktur & Arsitek
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro

3. Pengendalian Pekerjaan :
Persyaratan-persyaratan standar mengenai pekerjaan ini tertera pada :
- PUBI - 1982
- NI-3 - 1970
- NI-10 - 1973
- SII-0021 - 1978

b. PASANGAN BATU BELAH


1. Lingkup Pekerjaan
Pasangan batu kali belah dilaksanakan untuk pondasi bangunan atau konstruksi
lain yang ditunjuk pada gambar rencana.
2. Bahan
a. Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus memberikan contoh
material : batu kali, pasir untuk mendapat persetujuan dari Direksi /
Konsultan Pengawas/Konsultan MK.
b. Contoh-contoh yang telah disetujui oleh Direksi / Konsultan
Pengawas/Konsultan MK akan dipakai standar / pedoman untuk memeriksa /
menerima material yang dikirim oleh Kontraktor ke site.
c. Kontraktor diwajibkan membuat tempat penyimpanan contoh-contoh yang
telah disetujui di Bangsal Direksi / Konsultan Pengawas/Konsultan MK.
d. Batu kali yang digunakan adalah batu kali belah, bersudut runcing, berwarna
abu-abu hitam keras dan tidak porous.
3. Pelaksanaan
a. Sebelum dipasang terlebih dahulu dibuat profil-profil pondasi dari bambu
atau kayu pada setiap pojok galian yang bentuk dan ukurannya sesuai dengan
penampang yang dimaksud dalam gambar rencana.
b. Kecuali disebut lain pada gambar rencana maka seluruh pasangan batu kali
belah dipasang dengan perekat 1 : 4 (1 semen : 4 Pasir) , dan diberapen
dengan perekat yang sama pada seluruh bidang sisinya.
c. Celah-celah besar pada aanstampeng / pasangan batu kali kosongan dapat
diisi dengan batu pecahan supaya betul-betul padat sedang pasangan batu kali
belah selain aanstampeng tidak dikehendaki bertindih (bersinggungan) tanpa
adanya perekat dicelah-celahnya.
d. Untuk pengikatan sloof maka pada bagian atau pondasi batu kali dibuat stek-
stek sedalam 30 cm tiap 1,00 m1 dengan diameter besi 10 mm.
72
Struktur & Arsitek
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro

e. Dimensi / besaran penampang pasangan batu kali belah tersebut dapat dilihat
pada gambar rencana.
f. Urugan lubang pasangan batu kali belah yang berfungsi sebagai pondasi
dapat dilaksanakan bila Direksi mengganggu bahwa bagian pondasi sudah
cukup kuat / mengeras.

PEMASANGAN DINDING BETON RINGAN (AAC)

1. Lingkup pekerjaan
Bagian ini meliputi hal-hal mengenai pengadaan bahan-bahan dan
pemasangan semua pekerjaan pasangan Bata/Beton Ringan (AAC) seperti
yang tertera pada gambar-gambar. Pelaksanaan pemasangan harus benar-
benar mengikuti gari-garis ketinggian, bentuk-bentuk seperti yang terlihat
dalam gambar-gambar dan persyaratan di sini.

2. Pengendalian Pekerjaan
Persyaratan-persyaratan standar mengenai pekerjaan ini tertera pada:
PUBB-1982
NI-3-1970
NI-10-1973
SII-0021-78

3. Bahan-bahan
1. Bata ringan yang digunakan adalah ukuran 60 cm x 20 cm dengan
ketebalan 10 cm denga spesifikasi teknis terlampir dalam dokumen ini.
Bilamana tidak terdapat bahan-bahan yang sesuai standar tersebut di atas,
maka Konsultan Pengawas/Konsultan MK menentukan jenis-jenis lain
yang ada di pasaran lokal dengan persyaratan yang ditentukan. Ex:
Falcon/Bricon/Blescon
2. Adukan perekat Pasangan Bata Ringan ex: Drymix/Adamix/ Fastcon.
Untuk seluruh dinding Bata Ringan harus berupa bahan semen instant
dengan kualitas bahan setara produk Adamix Thinbed (AA-001) dan
diplester dengan bahan setara produk Adamix (AA-002) serta di aci
dengan semen instant setara Produk Adamix (AA-003).

73
Struktur & Arsitek
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro

3. Bagian yang harus kedap air bila diperlukan menggunakan bahan plester
instant khusus kedap air, setara produk Mortar Utama (MU-101), dan di
lapisi larutan kedap air setara produk Mortar Utama(MU-101). Ex:
Drymix/Adamix/ Fastcon
Bagian yang dilakukan plester khusus antara lain :
• Mulai permukaan beton sloof, balok dan plat beton sampai setinggi 1,1 m
di atas permukaan lantai.
• Dinding KM/WC,Lapisan Kedap air (Waterproofing) Toilet setinggi 50
cm di atas lantai, Ex : Consol/Sika/Masterguard
• Di bawah dudukan kusen dan pasangan Bata Ringan yang melekat ke
beton minimal 3 (tiga) lapis/lajur.
• Serta bagian-bagian lain sesuai petunjuk gambar dan MK/Pengawas.
4. Contoh Bahan.
Contoh-contoh bahan yang diusulkan untuk dipakai harus diserahkan
kepada Pengawas. Persetujuan atas bahan-bahan tersebut harus sudah
didapat sebelum bahan yang dimaksud dibawa ke lapangan kerja untuk
dipasang.
Pengambilan contoh atas bahan-bahan yang telah berada di lapangan akan
dilakukan sewaktu-waktu sesuai dengan kebutuhan Pengawas guna
keperluan pengujian. Bahan yang tidak sesuai akan ditolak dan harus
segera disingkirkan dari lapangan.
4. Pengerjaan dan Penyimpanan
Bahan-bahan untuk pekerjaan harus disimpan dengan cara-cara yang
disetujui Pengawas untuk menghindarkan dari segala hal yang dapat
mengakibatkan kerusakan terhadap bahan tersebut.

5. Pelaksanaan
1. Pasangan Bata/Beton Ringan yang dilaksanakan harus rata, tegak dan lajur
penaikannya diukur tepat dengan tiang lot, dan bila tidak diperlihatkan
diandesite gambar-gambar maka setiap lajur naik, Bata Ringan harus putus
sambungan dengan lajur di bawahnya.
2. Bata Ringan yang dipasang rata tengah dengan jarak antara Bata Ringan
yang satu dengan yang lainnya (naat) adalah 3 mm.

74
Struktur & Arsitek
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro

3. Rangka pengaku berupa kolom praktis ukuran setebal 110x110 mm dari


beton bertulang campuran 1 pc : 2 ps : 3 kr dipasang untuk setiap luas
dinding maksimum 12 m2.
4. Pemasangan dinding Bata/Beton Ringan setinggi max. 1 m harus disertai
dengan pengecoran kolom praktis sebagai pengikat.
5. Pada setiap jendela dan pintu dengan bentangan lebih dari 1,2 m harus
dipasang balok latai, meskipun tidak tertera dalam gambar.
6. Setiap selesai pemasangan batu Bata/Beton Ringan, dinding harus
dibersihkan dari spesi yang keluar ke samping kanan-kirinya agar nampak
bersih dan rapi.

6. Perlindungan
Seusai jam kerja, seluruh lajur pasangan Bata Ringan yang belum selesai,
harus ditutup (dilindungi) dengan kertas semen, atau dengan cara-cara lain
yang disetujui oleh Pengawas.

5.3. PEKERJAAN LANTAI DAN DINDING


5.3.1. PEKERJAAN SUB LANTAI / RABATAN/ LANTAI KERJA
a. Lingkup Pekerjaan
1. Pekerjaan meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, biaya, peralatan dan
alat-alat bantu yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini, sehingga dapat
tercapai hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
2. Pekerjaan sub lantai ini dilakukan di bawah lapisan finishing lantai yang
berlangsung di atas tanah (lantai dasar yang tidak memakai plat beton) serta
sesuai detail yang disebutkan / ditunjukkan pada gambar.

b. Persyaratan Bahan
1. Semen portland harus memenuhi NI – 8, 0013-81 dan ASTM C 1500-78A.
2. Pasir beton yang digunakan harus memenuhi PUBI 82 pasal 11 dan SII 0404-80.
3. Kerikil / split harus memenuhi PUBI 82 pasal 12 dan SII 0079-79/0087-
75/0075-75.
4. Air harus memenuhi persyaratan PUBI 82 pasal 9, AFNOR P 18 -303 dan NZS
– 3121/1974.
5. Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan persyaratan : PBI 1971
(NI – 2) PUBI 1982 dan (NI - 8).
75
Struktur & Arsitek
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro

c. Syarat-syarat Pelaksanaan
1. Bahan-bahan yang dipakai sebelum digunakan terlebih dahulu harus diserahkan
contoh-contohnya, untuk mendapatkan persetujuan Konsultan
Pengawas/Konsultan MK.
2. Material lain yang tidak ditentukan dalam persyaratan di atas, tetapi dibutuhkan
untuk peyelesaian / penggantian dalam pekerjaan ini,
harus baru, kualitas terbaik dari jenisnya dan harus disetujui Konsultan
Pengawas/Konsultan MK.
3. Pekerjaan sub lantai dikakukan langsung di atas tanah, maka sebelum pasangan
sub lantai dilaksanakan terlebih dahulu, lapisan urug di bawahnya harus sudah
dikerjakan dengan sempurna (telah dipadatkan sesuai persyaratan), rata
permukaanya dan telah mempunyai daya dukung maksimum.
4. Pekerjaan sub lantai yaitu lantai kerja merupakan beton K-100, dengan slump 12
± 2 cm atau campuran antara pc, pasir beton dan kerikil atau split dengan
perbandingan 1 : 3 : 4.
5. Tebal lapisan sub lantai minimal dibuat 50 mm atau sesuai yang disebutkan /
disyaratkan dalam detail gambar.
6. Permukaan lapisan sub lantai dibuat rata / waterpass, kecuali pada lantai
ruangan-ruangan yang disyaratkan dengan kemiringan tertentu perlu
diperhatikan mengenai kemiringan lantai agar sesuai yang ditunjukan dalam
gambar dan sesuai petunjuk Konsultan Pengawas/Konsultan MK.

5.3.2. Pekerjaan Lantai Granit


a. Lingkup Pekerjaan
1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, biaya, peralatan
dan alat bantu lainya untuk pelaksanaan pekerjaan sehingga dapat tercapai hasil
pekerjaan yang bermutu baik.
2. Pekerjaan lantai granit. Plint granit ini dilakukan pada seluruh finishing lantai
sesuai yang disebutkan / ditunjukan dalam detail gambar.

b. Persyaratan Bahan
1. Bahan yang digunakan
a. Lantai granit

76
Struktur & Arsitek
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro

➢ Untuk Penutup Lantai granit Homogenous Tile ukuran 60 x 60 cm


dengan merk ex. Niro Granit/Granito/Monalisa.
➢ Untuk Keramik lantai ukuran 40 x 40 cm bertekstur/unpolished
menggunakan merk ex. Roman/KIA/Mulia.
➢ Granit dan keramik tersebut di atas sebelum dipasang harus mendapat
persetujuaan dari Konsultan Pengawas/Konsultan MK setelah
berkonsultasi dengan pemilik proyek.
b. Plint
➢ Digunakan granite tile merk ex. Niro ukuran 10x60 cm pada seluruh area
yang ditunjuk pada gambar
2. Warna harus sesuai dengan gambar. Masing-masing warna harus seragam,
warna tidak seragam akan ditolak.
3. Bahan pengisi siar AM 50 atau produk lain yang setara, sewarna dengan granit.
Untuk daerah basah ditambahkan liquid groud additive AM 54 sebagai
pengganti air, dengan ketentuan sesuai pabrik.
4. Bahan perekat menggunakan perekat AM 40, untuk daerah basah
menggunakan AM 30 atau setara dengan persyaratan sesuai standart pabrik.
5. Warna ditentukan sesuai gambar
6. Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan peraturan-peraturan
ASTM, peraturan granit Indonesia (NI – 19) dan dari distributor bahan pengisi
siar serta bahan perekat harus memberikan supervisi dan garansi pemasangan
selama 5 tahun.
7. Bahan-bahan yang dipakai, sebelum dipasang terlebih dahulu harus diserahkan
contohnya untuk mendapatkan persetujuan dari Konsultan
Pengawas/Konsultan MK setelah berkonsultasi dengan perencana dan pemilik.
8. Kontrator harus menyerahkan 2 (dua) copy ketentuan dan persyaratan teknis
operatif dari pabrik sebagai informasi bagi Konsultan Pengawas/Konsultan
MK.
9. Material lain yang tidak terdapat pada daftar di atas, tetapi dibutuhkan untuk
menyelesaikan / penggantian pekerjaan dalam bagian ini, harus benar-benar,
berkualitas terbaik dari jenisnya dan harus disetujui Konsultan
Pengawas/Konsultan MK.
10. Toleransi terhadap panjang = 0.50% toleransi terhadap tebal.

77
Struktur & Arsitek
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro

c. Syarat-syarat Pelaksanaan
1. Pemasangan lantai dan plint dilakukan setelah alas dari lantai granit sudah
selesai dengan baik dan sempurna serta disetujui Konsultan
Pengawas/Konsultan MK (antara lain lantai screed, kering dari lantai screed =
min 7 hari, waterproofing dan lain-lain) baru pemasangan granit dilaksanakan.
Kering sempurna dari lantai beton adalah minimum berusia 28 hari.
2. Granit yang terpasang harus dalam keadaan baik, tidak retak, tidak cacat dan
tidak bernoda.
3. Bidang pemasangan harus merupakan bidang yang benar-benar rata.
4. Jarak antara unit-unit pemasangan granit yang terpasang (lebar siar-siar), harus
sama lebar serapat mungkin atau maksimum 3 mm dan kedalaman maksimum
2 mm atau sesuai detail gambar serta sesuai petunjuk Konsultan
Pengawas/Konsultan MK. Siar-siar harus membentuk garis-garis sejajar lurus
dan sama lebar dan sama dalamnya untuk siar-siar yang berpotongan harus
membentuk siku dan saling berpotongan tegak lurus sesamanya.
5. Siar-siar diisi dengan bahan pengisi siar sesuai kententuan dalam persyaratan
bahan dengan warna bahan pengisi sesuai dengan warna bahan yang
dipasanganya.
6. Pemotongan unit-unit granit harus menggunakan alat pemotong khusus (mesin
elektrik) sesuai persyaratan dari pabrik bersangkutan.
7. Granit yang sudah terpasang harus dibersihkan dari segala macam noda yang
terjadi pada permukaan hingga betul-betul bersih.
8. Diperhatikan adanya pola tali air yang dijumpai pada permukaan pasang atau
hal-hal seperti yang ditunjukkan.
9. Pinggulan pasangan bila terjadi, harus dilakukan dengan gurinda, sehingga
diperoleh hasil pengerjaan yang rapi, siku, lurus dengan tepian yang sempurna.
10. Granit yang terpasang harus dihindarkan dari pengaruh pekerjaan lain selama 3
x 24 jam dan dilindungi dari kemungkinan cacat pada permukaan.
11. Rencana pemasangan granit dengan memperhatikan :
a. Tetapkan data level lantai yang tepat.
b. Kontrol level finish lantai melalui beberapa spot level.
c. Untuk menghindari atau mengurangi pemotongan granit.
d. Untuk memastikan unit granit yang terpotong menyajikan penampilan yang
seimbang ketika dipasang dan terpasang sebesar mungkin.
e. Untuk memastikan lokasi naat dan pola lantai sesuai dengan persetujuan.
78
Struktur & Arsitek
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro

f. Bila tidak ada ketentuan lain dalam gambar, granit akan dipasang mulai
dengan plint adalah rata / lurus.
12. Grouting
a. Granit diberi grunt ketika granit sudah terpasang dengan tepat, setelah naat
dibersihkan dari kotoran / pencemaran dengan menggunakan compresor
(ditiup)
b. Bersihkan grount yang berlebih dan buat bentuk naat sesuai yang
diinginkan.
c. Ketika grount sudah mengeras, basahi granit dengan air. Dan akhirnya poles
dengan kain

5.5. PEKERJAAN PLAFOND


5.5.1. PEKERJAAN PLAFOND GYPSUM, GYPSUM WATER RESISTANCE DAN
KALSIBOARD
a. Lingkup Pekerjaan
1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan
alat-alat bantu yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan sehingga dapat
dicapai hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
2. Pekerjaan pemasangan plafond dan list plafond gypsum Board dan kalsiboard
Area sesuai dengan yang disebutkan / ditunjukkan dalam gambar dan sesuai
dengan petunjuk Konsultan Pengawas/Konsultan MK.

b. Persyaratan Bahan
1. Bahan Rangka
Sebagai rangka langit – langit gypsum digunakan rangka besi hollow kualitas
baik dan berstandart SNI.
2. Penutup langit-langit
Digunakan gypsum board yang bermutu baik produk Aplus/Jayaboard, knauff
atau produk lain yang setara dan telah disetujui oleh Direksi / Konsultan
Pengawas/Konsultan MK, tebal = 9 mm dan yang disetujui dalam arti
ketebalan, mutu, jenis dan produk dari bahan tersebut. Sedangkan penutup
kalsiboard digunakan produk Kalsi/Nusaboard atau setara dengan tebal 9 mm
atau sesuai gambar. Gypsum Water Resistance yang bermutu baik produk
Aplus/JayaBoard/Knauff tebal 9 mm
3. List penutup langit-langit
79
Struktur & Arsitek
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro

Digunakan gypsum Board atau wall angle yang bermutu baik, dari produk yang
berkualitas dan yang telah disetujui oleh Konsultan Pengawas/Konsultan MK
dalam arti ketebalan, mutu, jenis dan produk dari bahan tersebut.
4. Bahan finishing penutup plafond
Finishing penutup langit-langit yang digunakan cat dari bahan dasar cat yang
bermutu baik produk yang telah disetujui Konsultan Pengawas/Konsultan MK.
Sebelum pengecatan semua sambungan / pertemuan harus rata dan halus
(ditreatment). Plafond dan list plafond gypsum ini difinish dengan cat emulsi.
Warna dan corak sesuai gambar / ditentukan kemudian.

c. Syarat-syarat pelaksanaan
1. Pekerjaan ini dilaksanakan oleh pemborong yang berpengalaman dan dengan
tenaga-tenaga ahli.
2. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor diwajibkan untuuk membuat
shop drawing dan meneliti gambar-gambar yang ada dan kondisi di lapangan
(ukuran dan peil), termasuk mempelajari bentuk, pola lay-out / penempatan,
cara pemasangan, mekanisme dan detail-detail sesuai gambar.
3. Rangka langit-langit dipasang sisi bagian bawah diratakan, pemasangan sesuai
dengan pola yang ditunjukkan / disebutkan dalam gambar dengan
memperhatikan modul pemasangan penutup langit-langit yang dipasangnya.
4. Bidang pemasangan bagian rangka langit-langit harus rata, tidak cembung,
kaku dan kuat, kecuali bila dinyatakan lain, misal : permukaan merupakan
bidang miring / tegak sesuai yang ditunjukkan dalam gambar.
5. Setelah seluruh rangka langit terpasang, seluruh permukaan rangka harus rata,
lurus dan waterpas, tidak ada bagian yang bergelombang, dan batang-batang
rangka harus saling tegak lurus.
6. Bahan penutup langit-langit adalah gypsum dengan mutu bahan seperti yang
telah dipersyaratkan dengan pola pemasangan sesuai yang ditunjukkan dalam
gambar.
7. Pertemuan antara bidang langit-langit dan dinding, digunakan bahan seperti
yang ditunjukkan dalam gambar.
8. Hasil pemasangan penutup langit-langit harus rata tidak melendut.
9. Seluruh pertemuan antara permukaan langit-langit dan dinding dipasang list
profil dari gypsum dengan bentuk dan ukuran sesuai dengan gambar.

80
Struktur & Arsitek
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro

10. Gypsum board yang dipasang adalah gypsum board yang telah dipilih dengan
baik, bentuk dan ukuran masing-masing unit sama, tidak ada bagian yang retak,
gompal atau cacat-cacat lainnya dan telah mendapat persetujuan dari Konsultan
Pengawas/Konsultan MK.
11. Gypsum board dipasang dengan cara pemasangan sesuai dengan gambar untuk
itu dan setelah gypsum board terpasang, bidang permukaan langit-langit harus
rata, lurus, waterpas dan tidak bergelombang, dan sambungan antar unit-unit
gypsum board tidak terlihat.
12. Pada beberapa tempat tertentu harus dibuat manhole / access panel di langit-
langit yang bisa dibuka, tanpa merusak gypsum board di sekelilingnya, untuk
keperluan pemeriksaan / pemeliharaan M  E.

5.6. PEKERJAAN KUSEN, PINTU DAN JENDELA


5.6.1. Pekerjaan Kusen dan Lourve Aluminium
a. Lingkup Pekerjaan
1. Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, biaya, peralatan
dan alat-alat bantu yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini, sehingga
dapat tercapai hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
2. Pekerjaan ini meliputi seluruh kusen pintu, jendela dan lourve aluminium,
seperti yang dinyatakan / ditunjukkan dalam gambar.
3. Pekerjaan ini dilakukan secara terpadu dengan Pekerjaan kusen, pintu dan
jendela, pekerjaan kaca dan cermin.

b. Persyaratan bahan
1. Terbuat dari bahan aluminium Framing System, dari produk dalam negeri ex.
Alexindo/Alumindo/YKK atau produk lain yang setara yang memenuhi
Aluminium extrusi sesuai SII extrusi sesuai extrusi 0695-82, 0649-8
2. Bentuk profil sesuai yang ditunjukkan dalam gambar, dengan terlebih dahulu
dibuatkan gambar detail rinci dalam shop drawing yang disetujui Konsultan
Pengawas/Konsultan MK dan Perencana.
3. Untuk keseragaman warna disyaratkan, sebelum proses fabrikasi warna profil-
profil harus diseleksi secermat mungkin. Kemudian pada waktu fabrikasi unit-
unit jendela, pintu, partisi dan lain-lain, profil harus diseleksi lagi warnanya
sehingga dalam tiap unit didapatkan warna yang sama.

81
Struktur & Arsitek
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro

4. Bahan yang akan melalui proses fabrikasi harus diseleksi terlebih dahulu
dengan seksama sesuai dengan bentuk toleransi, ukuran, ketebalan, kesikuan,
kelengkungan, pewarnaan, yang disyaratkan Konsultan Pengawas/Konsultan
MK.
5. Persyaratan bahan yang digunakan harus memenuhi Rencana Kerja dan Syarat-
syarat dari pekerjaan aluminium serta memenuhi ketentuan-ketentuan dari
pabrik yang bersangkutan.
6. Konstruksi kusen dan lourve aluminium yang dikerjakan seperti yang
ditunjukkan dalam detail gambar termasuk bentuk dan ukurannya.
7. Khusus untuk kusen aluminium eksterior (Mullion dan Transome), bentuk dan
ukuran profil aluminium sesuai yang ditunjukkan dalam gambar, dengan
terlebih dahulu dibuatkan perhitungan struktur rangka serta pembuatan gambar
detail rinci dalam shop drawing yang disetujui Konsultan Pengawas/Konsultan
MK dan Perencana.
8. Kusen aluminium eksterior memiliki ketahanan terhadap tekanan angin 120
kg/m2, untuk setiap type dan harus disertai hasil test.
9. Kusen aluminium eksterior memiliki ketahanan terhadap air / kebocoran air,
tidak terlihat kebocoran signifikan (air masuk ke dalam interior bangunan
sampai tekanan 137 Pa (positif) dalam jangka waktu 15 menit, dengan jumlah
air minimum 3,4 lt/m2 min.
10. Nilai deformasi diijinkan maksimum 2 mm.
11. Pekerjaan mesin potong, mesin punch, drill, dan lain-lain harus sedemikian
rupa sehingga diperoleh hasil rakitan untuk unit-unit jendela, pintu dan partisi
yang mempunyai toleransi ukuran sebagai berikut :
a. untuk tinggi dan lebar 1 mm
b. untuk diagonal 2 mm

12. Accessories
a. Sekrup dari galvanized kepala tertanam, weather strip dari vinyl, pengikat
alat penggantung yang dihubungkan dengan aluminium harus ditutup
caulking dan sealant.
b. Sealant yang dipergunakan adalah ex. Dow Corning type 795 atau yang
setara.

82
Struktur & Arsitek
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro

c. Angkur-angkur untuk rangka / kusen aluminium terbuat dari steel plate tebal
2-3 mm, dengan lapisan zink tidak kurang dari 13 mikron sehingga tidak
dapat bergerak / bergeser.
13. Bahan finishing
Treatment untuk permukaan kusen jendela dan pintu yang bersentuhan dengan
bahan alkaline seperti beton, aduk atau plester dan bahan lainnya harus diberi
lapisan finish dari lacquer yang jernih.
c. Syarat-syarat Pelaksanaan
1. Sebelum memulai pelaksanaan Kontraktor diwajibkan meneliti gambar-gambar
dan kondisi di lapangan, terutama ukuran dan peil lubang bukaan dinding.
Kontraktor diwajibkan membuat contoh jadi (mock-up) untuk semua detail
sambungan dan profil aluminium yang berhubungan dengan sistem konstruksi
bahan lain dan dimintakan persetujuan dari Konsultan Pengawas/Konsultan
MK dan Perencana.
2. Proses fabrikasi harus sudah berjalan dan siap lebih dulu sebelum pekerjaan
lapangan dimulai. Proses ini sudah didahului dengan pembuatan shop drawing
atas petunjuk Perencana, meliputi gambar denah, lokasi, merk, kualitas,
bentuk, ukuran. Kontraktor juga diwajibkan untuk membuat perhitungan-
perhitungan yang mendasari sistem dan dimensi profil aluminium terpasang,
sehingga memenuhi persyaratan yang diminta / berlaku. Kontraktor
bertanggung jawab penuh atas kehandalan pekerjaan ini.
3. Semua frame / kusen baik untuk jendela, pintu dan dinding partisi, dikerjakan
secara fabrikasi dengan teliti sesuai dengan ukuran dan kondisi lapangan agar
hasilnya dapat dipertanggungjawabkan.
4. Pemotongan aluminium hendaknya dijauhkan dari material besi untuk
menghindarkan penempelan debu besi pada permukaannya. Disarankan untuk
mengerjakannya pada tempat yang aman dengan hati-hati tanpa menyebabkan
kerusakan pada permukaannya.
5. Pengelasan dibenarkan menggunakan non-activated gas (argon) dari arah
bagian dalam agar sambungannya tidak tampak oleh mata. Pengelasan harus
rapi untuk memperoleh kualitas dan bentuk yang sesuai dengan gambar.
6. Akhir bagian kusen harus disambung dengan kuat dan teliti dengan sekrup,
rivet, stap dan harus cocok.
7. Angkur-angkur untuk rangka / kusen aluminium terbuat dari steel plate setebal
2-3 mm dan ditempatkan pada interval 600 mm.
83
Struktur & Arsitek
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro

8. Penyekrupan harus dipasang tidak terlihat dari luar dengan sekrup anti karat,
sedemikian rupa sehingga hair line dari tiap sambungan harus kedap air dan
memenuhi syarat kekuatan terhadap air sebesar 1.000 kg/cm2. Celah antara
kaca dan sistem kusen aluminium harus ditutup oleh sealant.
9. Untuk fitting hardware dan reinforcing materials yang mana kusen aluminium
akan bertemu dengan besi, tembaga atau lainnya maka permukaan metal yang
bersangkutan harus diberi lapisan chromium untuk menghindari timbulnya
korosi.
10. Toleransi pemasangan kusen aluminium disatu sisi dinding adalah 10-25 mm
yang kemudian diisi dengan beton ringan / grout.
11. Untuk memperoleh kekedapan terhadap kebocoran udara terutama pada ruang
yang dikondisikan, hendaknya ditempatkan mohair dan jika perlu dapat
digunakan synthetic rubber atau bahan dari synthetic resin. Penggunaan ini
dilakukan pada swing door dan double door.
12. Sekeliling tepi kusen yang terlihat berbatasan dengan dinding agar diberi
sealant supaya kedap air dan suara.
13. Tepi bawah ambang kusen exterior agar dilengkapi flashing untuk penahan air
hujan.
14. Engsel untuk jendela yang bisa dibuka diletakkan sejarak jangkauan tangan.
15. Profil aluminium yang akan dipilih harus diajukan secepatnya untuk
memperoleh persetujuan Pegawas & Direksi.

5.6.2. Pekerjaan Daun Pintu Dan Jendela


a. Lingkup Pekerjaan
1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, biaya, peralatan
dan alat-alat bantu lainnya untuk pelaksanaan pekerjaan sehingga dapat
tercapai hasil pekerjaan yang baik dan sempurna.
2. Pekerjaan pembuatan daun jendela dan pintu kaca dipasang diseluruh detail
yang dinyatakan / ditunjukkan dalam gambar.
3. Pekerjaan ini dilakukan secara terpadu dengan (Pekerjaan alat penggantung
dan kunci) serta (pekerjaan kaca).
b. Persyaratan bahan
1. Rangka dari bahan aluminium Framing System, yang mutu dan persyaratan
bahannya sama dengan bahan yang digunakan untuk kusen aluminium, yaitu
produk dalam negeri ex. Alexindo atau produk lain yang setara.
84
Struktur & Arsitek
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro

2. Ukuran daun pintu dan jendela aluminium sesuai yang ditunjukkan dalam
detail gambar, sehingga seluruh persyaratan bahan dalam bab 6 dapat
terpenuhi.
3. Untuk panel jendela digunakan bahan kaca sebagaimana dimaksud dalam bab
7, dengan tebal sesuai dengan perhitungan, mutu AA, yang memenuhi
persyaratan PUBI 82 pasal 63 dan SII 0189-78. Warna kaca akan ditentukan
kemudian.
4. Gunakan sealant yang elastis dengan kualitas tinggi dari dow corning type 793
atau setara. Jangan memakai karet / gaskets, karena akan menyulitkan
pengaturan kerataan antar permukaan dan untuk menghindari distorsi.
5. Pergunakan foam yang lembut untuk back-up material seperti polyurethane
foam
6. Pergunakan neoprene rubber dengan kekerasan 90 atau lebih untuk bahan
setting blocks dengan ukuran :
a. Panjang : (25 x luas kaca dalam m2) mm
b. Lebar : (tebal kaca + 5) mm
c. Tebal : 6 sampai dengan 12 mm

c. Syarat-syarat pelaksanaan
1. Sebelum melaksanakan pekerjaan, kontraktor diwajibkan untuk meneliti
gambar-gambar yang ada dan kondisi di lapangan (ukuran dan lubang-lubang),
termasuk mempelajari bentuk, pola, lay-out / penempatan, cara pemasangan /
mekanisme dan detail-detail sesuai gambar.
2. Sebelum pekerjaan dimulai. Kontraktor wajib mengajukan contoh dari semua
bahan yang digunakan dalam pekerjaan ini kepada Konsultan
Pengawas/Konsultan MK minimal 3 (tiga) produk yang setara dari berbagai
merk / pabrik lengkap dengan brosur / spesifikasi dari masing-masing pabrik
yang bersangkutan.
3. Kontraktor wajib membuat shop drawing yang mencantumkan semua data
produk, ukuran dan cara pemasangan dari pekerjaan tersebut. Gambar shop
drawing sebelum dilaksanakan harus disetujui dahulu oleh Konsultan
Pengawas/Konsultan MK.
4. Penimbunan bahan-bahan pintu di lokasi pekerjaan harus ditempatkan pada
ruang / tempat dengan sirkulasi udara yang baik, tidak terkena cuaca langsung
dan terlindungi dari kerusakan dan kelembaban.
85
Struktur & Arsitek
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro

5. Harus diperhatikan semua sambungan siku untuk rangka pintu / jendela dan
penguat lain serta pemasangan kaca, agar tetap terjamin kekuatannya dengan
memperhatikan / menjaga kerapihan, tidak boleh terjadi noda-noda atau cacat
bekas penyetelan.
6. Bentuk / pola dan ukuran harus sesuai gambar dan merupakan ukuran jadi.
7. Jika diperlukan, harus menggunakan sekrup galvanized atas persetujuan
Konsultan Pengawas/Konsultan MK, tanpa meninggalkan bekas / cacat pada
permukaan rangka pintu / jendela kaca yang tampak.
8. Untuk daun pintu / jendela kaca setelah dipasang harus rata, tidak
bergelombang, tidak melincang dan semua peralatan dapat berfungsi dengan
baik.

5.7. PEKERJAAN PENGGANTUNG DAN PENGUNCI


5.7.1. Pekerjaan Alat Penggantung Dan Pengunci
a. Lingkup Pekerjaan
1. Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, biaya, peralatan
dan alat-alat bantu yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini, hingga
dapat tercapai hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna
2. Meliputi pengadaan, pemasangan, pengamanan dan perawatan dari seluruh
alat-alat yang dipasang pada daun pintu dan pada daun jendela serta seluruh
detail yang disebutkan / ditentukan dalam gambar
3. Pekerjaan ini dilakukan secara terpadu dengan pekerjaan bab 5 (pekerjaan
kusen, pintu dan jendela)
b. Persiapan Bahan
1. Semua hardware dalam pekerjaan ini, dari produk yang bermutu baik, seragam
dalam pemilihan warnanya serta dari bahan-bahan yang telah disetujui
Konsultan Pengawas/Konsultan MK
2. Mekanisme kerja dari semua peralatan harus sesuai dengan ketentuan gambar
3. Perlengkapan untuk pengunci yaitu
a. Pintu Kaca Alumunium :
- Handle : Bermutu Baik
- Lock case : Bermutu Baik
- Hinges : Bermutu Baik
- Door closer : Bermutu Baik
- Flush Bolt : Bermutu Baik
86
Struktur & Arsitek
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro

b. Seluruh kunci pintu yang akan dipasang harus direncanakan dan diatur
mengikuti sistem penguncian (locking System) Great grand Master key,
emergency Master dan Contruction Key dari pabrik yang bersangkutan.
Setiap kunci pintu dilengkapi 3 (tiga) buah anak kunci, demikian pula anak
kunci Master / Grand Master / Great Grand Master / Emergency Master Key
disediakan sebanyak 3 (tiga) buah. Untuk Construction Key disediakan 5
(lima) buah.
c. Kunci tanam, harus dipasang kuat pada rangka daun pintu
d. Setelah kunci terpasang, noda-noda bekas cat atau bahan finish lainnya yang
menempel pada kunci harus dibersihkan dan dihilangkan sama sekali
e. Pemasangan door closer pada rangka kusen dan daun pintu, diatur
sedemikian rupa hingga pintu selalu menutup rapat pada kusen pintu, serta
dapat berfungsi dengan baik
f. Untuk seluruh pintu yang dapat membentur dinding bila dibuka, diberi door
stop dari merk dan type seperti yang telah diisyaratkan, dipasang dengan
baik pada dinding atau pada lantai (sesuai dengan kondisi yang
memungkinkan) dengan menggunakan sekrup dan nylon plug
c. Syarat-syarat Pelaksanaan
1. Semua peralatan yang akan digunakan dalam pekerjaan ini, sebelum dipasang
terlebih dahulu diserahkan contoh-contohnya kepada Konsultan
Pengawas/Konsultan MK untuk mendapatkan persetujuan. Pengajuan /
penyerahan harus disertai brosur / spesifikasi dari pabrik yang bersangkutan
2. Apabila dianggap perlu, Konsultan Pengawas/Konsultan MK dapat meminta
untuk mengadakan test-test laboratorium yang dilakukan terhadap contoh-
contoh bahan yang diajukan sebagai dasar persetujuan. Seluruh biaya test
laboratorium menjadi tanggung jawab Kontraktor sepenuhnya
3. Engsel atas dipasang tidak lebih dari 28 cm (as) dari sisi atas pintu ke bawah.
4. Engsel bawah dipasang tidak lebih dari 32 cm (as) dari permukaan lantai ke
atas.
5. Engsel tengah dipasang pada jarak 20 cm (as) di bawah engsel atas
6. Untuk pintu toilet, jarak tersebut diambil dari sisi atas dan sisi bawah daun
pintu dengan jarak yang sama
7. Penarik pintu (handle) dipasang 100 cm (as) dari permukaan lantai setempat
8. Posisi ‘lock’ dan ‘latch’ harus diajukan oleh Kontraktor kepada Managemen
Konstruksi untuk mendapatkan persetujuan
87
Struktur & Arsitek
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro

9. Engsel sebaiknya terbuat dari bahan yang tahan karat

5.8. PEKERJAAN KACA DAN CERMIN


5.8.1. Pekerjaan Kaca
a. Lingkup Pekerjaan
1. Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, biaya, peralatan
dan alat-alat bantu yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini, hingga
dapat tercapai hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna
2. Pekerjaan ini meliputi kaca daun pintu, kaca daun jendela, kaca mati
3. Pekerjaan ini berkaitan dengan Pekerjaan Kusen, Pintu dan Jendela serta
Pekerjaan Curtain Wall
b. Persyaratan Bahan
1. Umum
Kaca adalah benda yang terbuat dari bahan glass yang pipih pada umumnya
mempunyai ketebalan yang sama mempunyai sifat yang tembus cahaya,
diperoleh dari proses pengambangan (Float Glass). Kedua permukaannya rata,
licin dan bening
2. Khusus
a. Digunakan lembaran kaca bening (clear float glass), produk ASAHIMAS
atau yang setara. Kaca tebal minimun 5 mm, atau sesuai perhitungan,
digunakan untuk pemasangan dinding kaca daerah Interior dan seluruh pintu
kaca Frame, kecuali hal khusus lain seperti dinyatakan dalam gambar
b. Untuk itu kaca Frameless, baik pintu swing maupun sliding juga
menggunakan produk ASAHIMAS atau yang setara, tetapi dengan
ketebalan minimum 12 mm, atau sesuai perhitungan dan telah melalui
proses tempered sesuai standart SINAR RASA (clear float tempered glass)
3. Toleransi
a. Panjang-Lebar : ukuran panjang dan lebar tidak boleh melampaui toleransi
seperti yang ditentukan oleh pabrik, yaitu toleransi panjang dan lebar kira-
kira 2 mm
b. Kebersihan, kaca lembaran berbentuk segi empat harus mempunyai sudut
siku-siku serta tepi potongan yang rata dan lurus. Toleransi kesikuan
maksimum yang diperkenankan adalah 1.5 mm per meter panjang
c. Ketebalan : ketebalan kaca lembaran yang digunakan tidak boleh
melampaui toleransi yang ditentukan oleh pabrik, yaitu maksimum 0.3 mm
88
Struktur & Arsitek
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro

4. Ketebalan semua kaca terpasang harus mengikuti standart perhitungan dari


pabrik bersangkutan, yang antara lain mempertimbangkan penggunaannya
pada bangunan, luas / ukuran bidang kaca (cutting size), maupun tekanan
positif dan negatif yang akan bekerja pada bidang kaca. Perhitungan ini harus
disetujui Konsultan Pengawas/Konsultan MK dan Konsultan Perencana
5. Cacat-cacat yang diperbolehkan harus sesuai dengan ketentuan dari pabrik :
a. Kaca yang digunakan harus bebas dari gelembung (ruang-ruang yang berisi
gas yang terdapat pada kaca)
b. Kaca yang digunakan harus bebas dari komposisi kimia yang dapat
mengganggu pandangan.
c. Kaca harus bebas dari keretakan (garis-garis pecah pada kaca baik sebagian
ataupun seluruh tebal kaca
d. Kaca harus bebas dari gumpilan tepi (tonjolan pada sisi panjang dan lebar ke
arah luar / masuk
e. Harus bebas dari benang (string) dan gelombang (weve) ; benang adalah
cacat garis timbul yang tembus pandang, sedang gelombang adalah
permukaan kaca yang terobah dan mengganggu pandangan
f. Harus bebas dari bintik-bintik (spots), awan (cloud) dan goresan (scratch)
g. Bebas awan (permukaan kaca yang mengalami kelainan kebeningan)
h. Bebas goresan (luka garis pada permukaan kaca)
i. Bebas lengkungan (lembaran kaca yang bengkok)
6. Mutu kaca lembaran yang digunakan mutu AA (AA Grade Quality)
7. Semua bahan kaca sebelum dan sesudah terpasang harus mendapat
persetujuaan Konsultan Pengawas/Konsultan MK sesuai pengarahan dan saran
Perencana
8. Sisi kaca yang tampak maupun yang tidak tampak akibat pemotongan, harus
digurinda / dihaluskan.

c. Syarat-syarat Pelaksanaan
1. Semua gambar dilaksanakan dengan mengikuti petunjuk gambar, uraian dan
syarat-syarat pekerjaan dalam buku ini, serta ketentuan yang digariskan /
disyaratkan oleh pabrik bersangkutan
2. Pekerjaan ini memerlukan keahlian dan ketelitian
3. Semua bahan yang akan dipasang harus disetujui oleh Konsultan
Pengawas/Konsultan MK
89
Struktur & Arsitek
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro

4. Bahan yang terpasang harus dilindungi dari kerusakan dan benturan, dan diberi
tanda agar mudah diketahui
5. Pemotongan kaca harus rapi dan lurus, serta diharuskan menggunakan alat-alat
pemotong kaca khusus, menjadi lembaran kaca dengan ukuran tertentu (cutting
size)
6. Pemasangan kaca-kaca dalam sponing rangka frame alumunium pada pintu
panil sesuai dengan persyaratan, digunakan lis-lis frame alumunium.
Pemasangan kaca-kaca dalam pintu kaca rangka aluminium harus sesuai
dengan persyaratan
7. Tepi kaca pada sambungan dan antara kaca dengan frame alumunium diberi
sealant untuk menutupi rongga-rongga yang terjadi. Sealant yang digunakan
adalah sesuai dengan persyaratan pabrik. Tidak diperkenankan sealant
mengenai kaca terpasang lebih dari 0.5 cm dari batas garis sambungan dengan
kaca
8. Kaca harus terpasang rapi, sisi tepi harus lurus dan rata, tidak diperkenankan
retak dan pecah pada sealant / tepinya, bebas dari segala noda dan bekas
goresan

5.9 PEKERJAAN PINTU BESI


5.9.1 Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi pengadaan bahan, tenaga, peralatan, pembuatan dan
pemasangan pintu-pintu baja berikut kusen dan perlengkapan lainnya yang sesuai
standar untuk pekerjaan ini. ex: SPECTRUM atau produk yang setara.
Pekerjaan ini dilaksanakan pada ruang-ruang seperti pintu untuk ruang tangga
darurat, ruang M/E dan ruang lainnya seperti yang dinyatakan/ditunjukkan dalam
gambar yang meliputi :
• Fire door
• Steel door
• Hardware terpasang

5.9.2. Referensi
1) National Fire Protection Association (NFPA)
1. 80-86 Fire Doors and Windows
2. 252-95 Fire Test of Door Assemblies
2) American Society for Testing and Materials (ASTM)
1. UL 10 B Fire Tests of door assemblies
90
Struktur & Arsitek
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro

3) American National Standard Institute (ANSI)


1. ANSI A250.4 Tests of door assemblies
4) Deutsches Institut für Normung (DIN)
1. 18082 TEIL 1 -1985 : Steel doors T30-1 Construction Type A
5) British Standard (BS)
1. BS 476. Part 22 - 1972 : Test method & criteria for the fire resistance of
elements of building construction
6) Japan Industrial Standard (JIS)
1. JIS A 4702 – General
2. JIS G 3302 – Hot dipped Zinc Coated Steel Sheets and Coils
3. JIS G 313 & G 3142 – Internal
4. JIS A 1515 – Wind Resistance
5. JIS A 1516 – Air Resistance
6. JIS A 1517 – Water Tightness
7. JIS A 1519 – Closing & Opening Forces
8. JIS A 1520 – Sound Insulation
9. JIS A 4710 – Thermal Resistance
JIS A.1311 - Methods of fire protecting test of fire door for buildings

5.9.3 Persyaratan bahan


Material kusen dan daun pintu baja juga harus memenuhi persyaratan-persyaratan
khusus ex: SPECTRUM atau produk yang setara sebagai berikut:
a. Kusen pintu terbuat dari lembaran pelat baja (cold rolled steel sheet).
1. Ketebalan plat untuk kusen 3 mm untuk Fire Door (pintu tahan api) dan yang
telah melalui pengujian dan dinyatakan memenuhi persyaratan sebagai pintu
tahan api oleh lembaga-lembaga pengujian dengan standar internasional
antara lain Underwriters Laboratories (UL) dengan standar Amerika
(ASTM), yaitu UL 10B.
Dan ketebalan plat 2 mm untuk kusen pintu baja lainnya.
2. Selain Fire Door, pada sekeliling kusen / threshold pada sisi bukaan pintu
ditanam Magnetic Gasket Seal, yang berfungsi untuk meredam suara dan
termal yang mengalir melalui celah pintu.
3. Angkur baja 15 mm sebagai pengikat kusen ke kolom.
4. Dilengkapi kotak pengaman baja untuk lidah lockcase dan stang flushbolt
dari kotoran mortar.
91
Struktur & Arsitek
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro

b. Daun pintu terbuat dari lembaran pelat baja (cold rolled steel sheet).
1. Ketebalan plat 1.5 mm untuk Fire door. Berbentuk Rebated Door dilengkapi
dengan bibir pintu selebar 24 mm di sekeliling daun pintu yang merupakan
satu kesatuan plat dengan plat permukaan pintu, sehingga permukaan pintu
menjadi rata. Ketebalan daun pintu untuk seluruh tingkatan fire rating 1, 2
atau 3 jam adalah 55 mm. Bagian dalam daun pintu disi Rock Wool dengan
density 110 kg/m3 sebagai isolator panas (sesuai DIN 4102 : Part 1), agar
pada saat terjadi kebakaran, kenaikan suhu permukaan plat pintu pada sisi
yang tidak terbakar tidak melebihi 450oF (232oC) pada 30 menit pertama
yang telah melalui pengujian dan dinyatakan memenuhi persyaratan sebagai
pintu tahan api oleh lembaga-lembaga pengujian dengan standar internasional
antara lain Underwriters Laboratories (UL) dengan standar Amerika
(ASTM), yaitu UL 10B.
2. Daun pintu Airtight door 250 pascal dengan tebal plat 1,5 mm berbentuk
Rebated Door dilengkapi dengan bibir pintu selebar 24 mm di sekeliling
daun pintu yang merupakan satu kesatuan plat dengan plat permukaan pintu,
sehingga permukaan pintu menjadi rata. Ketebalan daun pintu adalah 55 mm
3. Daun pintu Acoustic door 30 dB terbuat dari plat baja dengan ketebalan 1,5
mm dan ketebalan daun pintu adalah 55 mm yang diisi dengan Rock Wool
dengan density 110 kg/m3. Di sekeliling sisi ketebalan daun pintu dilengkapi
perforated plate dengan ketebalan 2 mm dan diameter lubang 1 mm, yang
berfungsi untuk menyerap suara / kebisingan yang melalui celah pintu,
kemudian direduksi oleh rock wool.
4. Daun pintu Radiation door terbuat dari plat baja dengan ketebalan 1,5 mm.
Berbentuk Rebated Door dilengkapi dengan bibir pintu selebar 24 mm di
sekeliling daun pintu yang merupakan satu kesatuan plat dengan plat
permukaan pintu, sehingga permukaan pintu menjadi rata. Ketebalan daun
pintu adalah 55-65 mm. Di sisi dalam daun pintu dilapisi timah hitam (Pb)
dengan ketebalan 3 mm yang berfungsi untuk mereduksi radiasi sinar X.
5. Ketebalan plat 0.8 mm untuk Steel door Doralux series dibuat dengan sistem
penangkupan tanpa las sehingga permukaan pintu sangat rata dan kaku tanpa
ada bekas las. Ketebalan daun pintu adalah 40 mm. Bagian dalam daun pintu
disi Injection Polyurethane dengan kepadatan 33-35 kg/m3 sebagai isolator
suara dan panas
92
Struktur & Arsitek
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro

6. Daun pintu satinless steel untuk pintu ruang operasi dengan tebal plat 1,2
mm, daun pintu dengan Airtight door 250 pascal stainless steel hair line AISI
304 anti karat. Ketebalan daun pintu adalah 50 mm dengan peralatan buka
dan tutup automatic.
7. Angkur baja 15 mm sebagai pengikat kusen ke kolom.
8. Semua pintu metal harus di finishing dengan powder coating minimal 200
micron. Warna akan ditentukan kemudian.

c. Perlengkapan pintu seperti engsel, flushbolt, handle dan lockset yang digunakan
pada telah melalui pengujian dan dinyatakan memenuhi persyaratan tahan api
oleh lembaga-lembaga pengujian dengan standar internasional antara lain
Underwriters Laboratories (UL) dengan standar Amerika (ASTM), yaitu UL
10B. sebagai berikut
1. Engsel BQ-H04 merek SIMONSWERK tipe KO 5-F/13, terbuat dari bahan
baja digalbani dengan hardened steel axial ball bearing, dengan diameter
knuckle 22 mm dan diameter security pin 14 mm, sistem pemasangan yaitu
dilas pada sisi kusen maupun daun pintu. Sesuai dengan DIN 18082.
Untuk Doralux menggunakan engsel tipe V 8087 N terbuat dari bahan baja
digalbani dengan hardened steel axial ball bearing, dengan diameter knuckle
15 mm dan diameter pin 10 mm, sistem pemasangan yaitu dilas pada sisi
kusen dan di-skrup pada sisi daun pintu.
2. Flushbolt merek GRIMM tipe P/N 5259, dipasang di daun pintu non-aktif
pada pintu ganda dengan satu penguncian untuk menggerakkan stang ke atas
dan bawah pintu.
Flushbolt panic device untuk fire door menggunakan merk Corbin tipe PFS
200.
3. Handleset Fire Door menggunakan type Panic Bar Handle Corbin Handleset
Airttight door, Acoustic door, Radiation door menggunakan setara Griff
7201.10-F1.
Handleset Doralux menggunakan setara merk Griff 1205/2012-F1.
4. Lockcase Fire door menggunakan system anti panic dengan setara merk Griff
2202.X4R.
5. Cylinder menggunakan jenis yang dapat dibuat system masterkey untuk
menjamin keamanan dan kepraktisan sesuai bagan organisasi.

93
Struktur & Arsitek
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro

d. Pabrikan
Pabrik yang membuat pintu-pintu diatas harus memiliki ISO minimal ISO 2001-
2000, dan khusus pintu anti radiasi harus melampirkan salinan sertfikan
rekomendasi layak fungsi dari BATAN atau yang sudah dikalibrasi oleh badan
Metrologi. Pintu yang digunakan adalah yang setara dengan produk Bostinco,
Atlantic, atau yang setara.

5.9.4. Pedoman Pelaksanaan


▪ Pemasangan harus dilaksanakan oleh kontraktor yang mempunyai pengalaman
khusus untuk pekerjaan ini dan mempunyai tenaga ahli yang berpengalaman.
▪ Kontraktor harus mempunyai workshop lengkap dengan peralatan atau mesin-
mesin khusus untuk pekerjaan ini.
▪ Sebelum melaksanakan pekerjaan, kontraktor diwajibkan meneliti gambar-gambar
yang ada dan kondisi di lapangan (ukuran dan lubang-lubang), detail-detail sesuai
gambar sebelum difabrikasi.
▪ Kontraktor wajib membuat shopdrawing (gambar detail pelaksanaan) berdasarkan
gambar dokumen kontrak yang telah disesuaikan di lapangan. Di dalam
shopdrawing harus memuat dan memperhatikan detail-detail pemasangan serta
discripsi bahan dan accesorise yang dipakai dan semua data yang diperlukan
termasuk keterangan produk, cara pemasangan atau detail-detail khusus yang
tercakup secara lengkap sesuai dengan standar spesifikasi pabriknya. Gambar shop
drawing harus dibuat dengan skala yang besar untuk mempermudah pemeriksaan.
▪ Shopdrawing harus mendapat persetujuan dahulu oleh Direksi Lapangan/Pemberi
Tugas/Perencana sebelum dilaksanakan.
▪ Sebelum pemasangan, penimbunan bahan di tempat pekerjaan harus ditempatkan
pada ruang/tempat yang terlindung dari cuaca dan bebas dari karat dan goresan.
▪ Pemasangan di site dilakukan dengan menggunakan angkur pada kolom praktis
yan dilas pada kusen dan dilakukan penyetelan mekanisme pintu langsung pada
tempatnya.
▪ Komponen pintu harus dipasang dalam struktur yang kaku sesuai dengan petunjuk
pemasangan dari pabriknya.
▪ Finishing pintu baja dan kusen dengan cat duco, warna akan ditentukan oleh
Pemberi Tugas.

94
Struktur & Arsitek
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro

5.10. PEKERJAAN SANITAIR


5.10.1 Pekerjaan Peralatan Dan Perlengkapan Sanitair
a. Lingkup Pekerjaan
1. Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, biaya peralatan
dan alat-alat bantu yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini, sehingga
dapat tercapai hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna
2. Pekerjaan, peralatan dan perlengkapan sanitair ini sesuai dengan yang
dinyatakan / ditunjukkan dalam gambar-gambar, uraian dan syarat-syarat
dalam buku ini

b. Persyaratan Bahan
1. Perlengkapan Sanitair yang digunakan yaitu produk dalam negeri ex.
TOTO/KOHLER/GROHE atau produk lain yang setara yang mempunyai
kualitas sama baik.
2. Semua material harus memenuhi ukuran standart dan mudah didapatkan
dipasaran kecuali bila ditentukan lain
3. Semua peralatan dalam keadaan lengkap dengan segala perlengkapannya,
sesuai dengan yang telah disediakan oleh pabrik
4. Barang yang dipakai adalah produk yang telah diisyaratkan dalam uraian dan
syarat-syarat dalam buku ini

c. Syarat-syarat Pelaksanaan
1. Semua barang sebelum terpasang harus ditunjukkan kepada Konsultan
Pengawas/Konsultan MK beserta persyaratan / ketentuan pabrik untuk
mendapatkan persetujuan. Bahan yang tidak disetujui harus diganti tanpa biaya
tambahan
2. Jika setelah dipasang perlu diadakan penukaran / penggantian, maka bahan
pengganti harus disetujui Konsultan Pengawas/Konsultan MK terlebih dahulu
berdasarkan contoh yang diajukan Kontraktor
3. Sebelum pemasangan dimulai, Kontraktor harus meneliti gambar-gambar yang
ada dan kondisi di lapangan, termasuk mempelajari bentuk, pola, penempatan,
cara pemasangan dan detail-detail sesuai gambar
4. Bila ada kelainan dalam hal apapun antar gambar dengan gambar, gambar
dengan spesifikasi dan sebagainya, maka kontraktor harus segera
melaporkannya kepada Manajemen Konsttruksi
95
Struktur & Arsitek
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro

5. Kontraktor tidak dibenarkan memulai pekerjaan di suatu tempat bila ada


kelainan perbedaan di tempat itu sebelum kelainan tersebut diselesaikan
6. Selama pelaksanaan selalu diadakan pengujian / pemeriksaan untuk
kesempurnaan hasil pekerjaan
7. Kontraktor wajib memperbaiki / mengulangi / mengganti bila ada kerusakan
yang terjadi selama masa pelaksanaan dan masa garansi, atas biaya Kontraktor,
selama kerusakan bukan disebabkab oleh tidakan Pemilik / Pemakaian /
Pemberi Tugas.

5.11. PEKERJAAN PENGECATAN (Emulsi)


5.11.1 Pekerjaan Pengecatan Dinding Dan Plafond
a. Lingkup Pekerjaan
1. Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, biaya peralatan
dan alat-alat bantu yang diperlukan dalam pelaksanaan pekejaan ini, sehingga
dapat tercapai hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna
2. Pengecatan dinding dan plafond dilakukan pada bagian luar dan dalam serta
pada seluruh detail yang disebutkan dalam gambar

b. Syarat-syarat Bahan
1. Semua bahan cat yang digunakan adalah Cat Produk Nippon/Jotun dengan
proses sebagai berikut :
• Pengecatan Dalam (Interior) :
Cat interior :
Primer : Wall Sealer lapis 3 in 1, interval 2 jam sedemikian rupa sehingga
permukaan bidang merata, halus dan sama tebal.
Lapisan Akhir : Spot less

Cat eksterior : wall sealer lapis 3 in 1, interval 2 jam sedemikian rupa


sehingga permukaan bidang merata, halus dan sama tebal.
Lapisan Akhir : Spot less
2. Pengendalian seluruh pekerjaan ini, harus memenuhi ketentuan-ketentuan dari
pabrik yang bersangkutan dan memenuhi persyaratan pada PUBI 1982 pasal 54
dan NI-4
3. Type dan warnanya akan ditentukan kemudian

96
Struktur & Arsitek
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro

c. Syarat- syarat Pelaksanaan


1. Semua bidang Pengecatan harus betul-betul rata, tidak terdapat cacat (retak,
lubang dan pecah-pecah)
2. Pengecatan tidak dilakukan selama masih adanya perbaikan pekerjaan pada
bidang pengecatan
3. Bidang pengecatan harus dalam keadaan kering serta bebas dari debu, lemak,
minyak dan kotoran-kotoran lain yang dapat merusak atau mengurangi mutu
pengecatan
4. Seluruh Bidang pengecatan diplamir dahulu sebelum dilapis dengan cat dasar,
bahan plamir dari produk yang sama dengan cat yang digunakan
5. Pengecatan dilakukan setelah mendapat persetujuan dari Konsultan
Pengawas/Konsultan MK serta seluruh pekerjaan instalasi didalamnya telah
selesai dengan sempurna
6. Sebelum bahan dikirim ke lokasi pekerjaan, Kontraktor harus menyerahkan /
mengirimkan contoh bahan dari beberapa macam hasil produk kepada
Konsultan Pengawas/Konsultan MK. Selanjutnya akan diputuskan jenis bahan
dan warna yang akan digunakan. Konsultan Pengawas/Konsultan MK akan
mengintruksikan kepada Kontraktor selama tidak lebih dari 7 (tujuh) hari
kalender setelah contoh bahan diserahkan
7. Contoh bahan yang telah disetujui, akan dipakai sebagai standart untuk
pemeriksaan / penerimaan setiap bahan yang dikirim oleh Kontraktor ke tempat
pekerjaan
8. Contoh bahan yang telah disetujui, akan dipakai sebagi standart untuk
pemeriksaan / penerimaan setiap bahan yang dikirim oleh Kontraktor ke tempat
pekerjaan
9. Sebelum pekerjaan dapat dimulai atau dilakukan, percobaan-percobaan bahan
dan warna harus dilakukan oleh Kontraktor untuk mendapatkan persetujuan
Perencana dan Konsultan Pengawas/Konsultan MK. Pengerjaan harus sesuai
dengan ketentuan-ketentuan yang diisyaratkan oleh pabrik yang bersangkutan
10. Hasil pengerjaan harus baik, warna dan pola texture merata, tidak terdapat
noda-noda pada permukaan pengecatan. Harus dihindarkan terjadinya
kerusakan akibat dari pekerjaan-pekerjaan lain
11. Kontraktor harus bertanggung jawab atas kesempurnaan dalam pengerjaan,
perawatan dan keberhasilan pekerjaan sampai penyerahan pekerjaan

97
Struktur & Arsitek
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro

12. Bila terjadi ketidak-sempurnaan atau kerusakan dalam pengerjaan, kontraktor


harus memperbaiki / mengganti dengan bahan yang sama mutunya tanpa
adanya tambahan biaya
1. Kontraktor harus menggunakan tenaga-tenaga kerja terampil / berpengalaman
dalam pelaksanaan pekerjaan pengecatan tersebut, sehingga dapat tercapainya
mutu pekerjaan yang baik dan sempurna.

5.12. PEKERJAAN EPOXY UNTUK PENGECATAN DINDING


Sebelum dilakukan pekerjaan finishing dinding dengan cat Epoxy prosedur dan
persiapan yang harus dilakukan adalah permukaan dinding. Untuk mendapatkan
permukaan yang benar-benar rata permukaan dinding harus dempul yang khusus untuk
epoxy. Pekerjaan ini harus dilakukan berulangkali untuk mendapatkan permukaan
yang benar-benar rata dan mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas/Konsultan
MK. Setelah permukaan benar-benar rata dan kering barulah pekerjaan pelapisan
dengan Epoxy bisa dimulai setelah mendapatkan persetujuan pengawas. Pengecatan
dilakukan sesuai prosedur produk yang dipakai sampai memperoleh ketebalan 200
mikron. Pertemuan plafon dengan dinding harus melengkung dengan R. Minimal 10
cm dan permukaan tidak boleh ada celah atau pemutusan permukaan. Pelaksanaan
pekerjaan ini harus dilakukan oleh tukang yang berpengalaman dan yang telah
direkomendasi oleh pabrik serta dengan produk yang bermutu baik ex:
Consol/flowcrete/silical

5.13. PEKERJAAN WATERPROOFING DENGAN SERAT FIBER


5.12.1 Pekerjaan Waterproofing Dengan Serat Fiber Area Dak Beton Atap dan Toilet.
a. Persiapan permukaan :
1. Pastikan permukaan yang kurang keras digrinding sampai permukaan yang keras
dan siku tidak boleh.
2. Semua pipa dan baja yang keluar dari permukaan yang bisa menimbulkan
karatan dan yang harus diaplikasikan wajib diambil sampai ke permukaan asli
dan red oxide atau dihilangkan.
3. Khusus permukaan plester isi retakan dengan mortar AS8 campur semen
4. Modifikasi pipa pembuangan untuk melancarkan aliran air bilamana dibutuhkan.

98
Struktur & Arsitek
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro

b. Prosedure Aplikasi Ex. Masterguard/Sika/Consol, Plus Waterproofing System yang


akan digunakan pada area Pitlift dan dak atap beton dengan garansi 3 (tiga) tahun,
adalah sebagai berikut :
1. Cuci permukaan menggunakan mesin waterjet untuk pastikan permukaan
terbebas dari debu, minyak dan kotoran.
2. Dalam kondisi basah aplikasi primer menggunakan ex. Consol/Multiguard pada
seluruh permukaan.
3. Aplikasi fiberglass dengan ex.Consol/ Multiguard lebar antara 5 – 15 Cm pada
semua sudutan, siku, sudutan pipa, tali air, tali air, panel joint, pembuangan,
retakan dengan 2 x finish, termasuk pasang ventpipe.
4. Proses pasang fiberglass mat 200 menggunakan ex. Consol/Multiguard dengan
cara wet on wet aplikasi yaitu 1ѕt bodycoat + fiberglass + 2nd bodycoat.
5. Aplikasi finishing lapis pertama menggunakan ex. Consol/Multiguard.
6. Aplikasi finishing lapis kedua menggunakan material ex.Consol/ Masterguard
dengan arah menyilang (warna sesuai dengan kontrak)
7. Aplikasi finishing lapis ketiga mengguanakan material ex. Consol/Masterguard
dengan arah menyilang.
8. Aplikasi finishing lapis keempat mengguankan material ex. Consol/Masterguard
dengan arah menyilang (opsi bila dibutuhkan). Antara lapisan harus dalam
kondisi benar-benar kering.

c. Prosedure Aplikasi Cementitious Waterproofing System yang akan digunakan pada


area toilet dengan garansi 2 (dua) tahun, adalah sebagai berikut :

AS8 campuran semen kering dengan perbandingan (1:4), aduk dengan


menggunakan mesin worm drill untuk menghindari busa. Pasta MC76 aktif dalam
waktu max 45 menit.

1. Cuci permukaan, dalam kondisi basah aplikasi 1 lapis pasta MC76 sebagai
primer dengan menggunakan kuas atau sikat plastik.
2. Fiber 5 Cm pada seluruh retakan, sudutan dan pipa –pipa dengan menggunakan
pasta MC76 dengan cara “wet on wet aplikasi”.
3. Setelah proses fiberglass kering, aplikasikan 1 lapis pasta MC76.
4. Aplikasi finishing lapis pertama pada seluruh permukaan termasuk area yang
telah di fiber.
99
Struktur & Arsitek
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro

5. Aplikasi finishing lapis kedua dengan arah menyilang.


6. Aplikasi finishing lapis ketiga dengan arah menyilang.

100
MEP
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro

RKS MEP
Pekerjaan Plumbing
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro
II.-1

BAB I : PEKERJAAN PLAMBING

(AIR BERSIH, AIR KOTOR, AIR BUANGAN DAN AIR HUJAN)

VII.01. U M U M
01.1. PENJELASAN
Yang dimaksud disini dengan pekerjaan instalasi mekanikal plambing secara
keseluruhan adalah pengadaan, transportasi, pembuatan, pemasangan, peralatan-
peralatan bahan- bahan utama dan pembantu serta pengujian, sehingga diperoleh
instalasi yang lengkap dan baik sesuai dengan spesifikasi, gambar dan bill of quantity.

01.2. URAIAN PEKERJAAN


Lingkup pekerjaan secara garis besar sebagai berikut :
a. Instalasi Sistem Air Bersih
b. Instalasi Sistem Air Limbah
c. Instalasi Sistem Pengolahan Air Limbah

01.3. GAMBAR KERJA


Sebelum kontraktor melaksanakan suatu bagian pekerjaan lapangan, akan
menyerahkan gambar kerja antara lain sebagai berikut:
a. Denah tata ruang dan detail pemasangan dari peralatan utama, perlengkapan dan
fixtures.
b. Detail denah perpipaan
c. Detail denah perkabelan
d. Detail penempatan sparing, sleeve yang menembus lantai, atap, tembok dll.
e. Detail lain yang diminta oleh Pemberi Tugas.

01.4. GAMBAR INSTALASI TERPASANG


Setiap tahapan penyelesaian pekerjaan, kontraktor akan memberi tanda sesuai jalur
terpasang pada Re-Kalkir gambar tender maupun gambar kerja, sehingga pada akhir
penyelesaian pemasangan sudah tersedia gambar terpasang yang mendekati keadaan
sebenarnya.
Pekerjaan Plumbing
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro
II.-2
01.5. M A T E R I A L

Material yang akan didatangkan dan dipasang adalah baru, bebas dari cacat, lengkap
sebagai unit peralatan, asli/orginal dan sesuai dengan spesifikasi teknis yang diminta.
Jaminan dari uraian tersebut di atas harus dinyatakan berupa dokumen atau Surat
Keterangan dari pabrik pembuat. Material/barang harus didapat dari agen resmi yang
ada di Indonesia yang didukung oleh pabrik pembuat dimana barang diproduksi.
Dokumen/Surat Keterangan resmi ini harus juga dilampirkan pada saat persetujuan
material.

01.6. TENAGA PELAKSANAAN

Semua pekerjaan harus dilaksanakan dengan baik oleh orang/tenaga-tenaga yang ahli
dan berkompeten dalam bidangnya, agar dapat memberikan hasil kerja yang terbaik
dan rapi. Untuk pelaksanaan, Pelaksana Pekerjaan harus memberikan surat pernyataan
yang membuktikan bahwa tukang-tukangnya yang melaksanakan pekerjaan tersebut
memang mempunyai pengalaman dan kecakapan. Terutama orang yang akan
mengerjakan pengelasan pipa (tukang las) dan pemasangan instalasi tembaga haruslah
ditunjuk pekerja yang memiliki sertifikat. Pelaksana Pekerjaan wajib mempunyai PAS
INSTALATUR yang dikeluarkan oleh PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum) dan
Surat Rekomendasi lainnya apabila diperlukan dalam pekerjaan ini. Pelaksana
Pekerjaan harus memiliki Sertifikat Perusahaan dalam Bidang Plambing dan tenaga
yang mempunyai SKA yang dikeluarkan oleh Asosiasi Perusahaan terkait yang sudah
diakreditasi oleh Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi setempat atau Nasional.

01.7. IZIN - IZIN

a. Semua izin-izin dan persyaratan-persyaratan yang diperlukan untuk melaksanakan


instalasi ini harus dilakukan oleh Pelaksana Pekerjaan atas tanggungan dan biaya
Pelaksana Pekerjaan.

b. Semua pemeriksaan, pengujian dan lain-lain beserta keterangan-keterangan


resminya yang mungkin diperlukan untuk pelaksanaan instalasi ini harus dilakukan
oleh Pelaksana Pekerjaan atas tanggungan dan biaya Pelaksana Pekerjaan.
Pekerjaan Plumbing
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro
II.-3
c. Pelaksana Pekerjaan harus bertanggung jawab atas penggunaan alat-alat yang
dipatenkan, kemungkinan tuntutan ganti rugi dan biaya-biaya yang diperlukan
untuk ini.

d. Pelaksana Pekerjaan wajib menyerahkan surat pernyataan mengenai hal ini.

e. Pelaksana Pekerjaan harus menyerahkan izin atau keterangan resmi dari pihak
yang berwenang (terkait) sesuai ketentuan yang berlaku setempat yang
diperolehnya mengenai instalasi proyek ini kepada Pemberi Tugas/ Konsultan
Pengawas atau pihak yang ditunjuk untuk ini dan seluruh biaya yang timbul
merupakan tanggungan Pelaksana Pekerjaan.

01.8. KORELASI PEKERJAAN


a. Semua pekerjaan galian dan penimbunan yang ada sehubungan dengan pekerjaan
Plambing baik untuk ukuran dan kesesuaian gambar pelaksanaan merupakan
tanggung jawab Pelaksana Pekerjaan Plambing.

b. Semua pekerjaan pembuatan dudukan/pondasi untuk pompa/mesin dilakukan oleh


Pelaksana Pekerjaan Plambing termasuk pembuatan tali air disekitar pondasi
pompa.

c. Semua penarikan kabel listrik sampai ke panel pekerjaan Plambing yang dilakukan
oleh pihak lain, Pelaksana Pekerjaan Plambing wajib memberikan data-data dan
gambar-gambar yang diperlukan pihak lain yang mengerjakannya dan menjaga
pekerjaan pihak lain untuk kepentingannya.

d. Semua penarikan pipa air bersih yang tidak tercantum dalam gambar-gambar dan
spesifikasi dilakukan oleh pihak lain, Pelaksana Pekerjaan Plambing harus
berkoordinasi dan memberikan data-data, ukuran dan gambar-gambar kepada
pihak lainnya yang mengerjakannya.

e. Seluruh fasilitas listrik, air, sanitair sementara/darurat hendaknya diusahakan oleh


Pelaksana Pekerjaan Plambing serta telah dimasukkan dalam penawarannya.

f. Dalam hal dimana ada lebih dari satu Pelaksana Pekerjaan Plambing dengan
tingkat prioritas tanggung jawab yang sama dan bagian pekerjaannya terletak
berdampingan maka masing-masing Pelaksana Pekerjaan wajib melakukan
perapihan pada bagian pekerjaannya serta melindungi bagian pekerjaan Pelaksana
Pekerjaan Plumbing
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro
II.-4
Pekerjaan lain sedemikian rupa sehingga tidak cacat akibat pelaksanaan pekerjaan
menurut bagiannya.

01.9. SUB PELAKSANA PEKERJAAN

a. Apabila diperlukan tenaga-tenaga ahli khusus atau tenaga-tenaga pelaksana yang


ada tidak mampu melaksanakan pemasangan, penyetelan, pengujian dan lain-lain
maka Pelaksana Pekerjaan dapat menyerahkan sebagian instalasinya kepada Sub
Pelaksana Pekerjaan lain setelah mendapatkan persetujuan pemilik
proyek/Konsultan Pengawas/ Konsultan Perencana.

b. Pelaksana Pekerjaan wajib bertanggung jawab penuh atas segala lingkup


pekerjaannya, baik yang dilaksanakannya sendiri maupun yang telah di sub-
kontrakkan.

c. Pelaksana Pekerjaan harus memiliki Sertifikat Perusahaan dalam Bidang Plambing


dan tenaga yang mempunyai SKA yang dikeluarkan oleh Asosiasi Perusahaan
terkait yang sudah diakreditasi oleh Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi
setempat atau Nasional.

d. Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas dan Konsultan Perencana dan Perencana


tidak dapat dituntut bila ada gugatan sub Pelaksana Pekerjaan karena tidak
lancarnya pembayaran yang harus diberikan oleh Pelaksana Pekerjaan Plambing.

01.10. JAMINAN DAN PEMELIHARAAN

a. Pelaksana Pekerjaan harus memberikan jaminan pabrik (Guaranted of product)


kepada pemilik proyek, terhadap peralatan utama antara lain (unit pompa ) yang
digunakan pada proyek ini selama 1 (satu) tahun.

b. Pelaksana Pekerjaan wajib mengganti atas biaya sendiri setiap bagian


pekerjaannya yang ternyata bercacat atau rusak selama jangka waktu jaminan/yang
tersebut di atas setelah proyek ini diserah terimakan untuk pertama kalinya, kecuali
dinyatakan lain secara tersendiri.

c. Pelaksana Pekerjaan wajib mengganti atas biaya sendiri setiap kelompok barang-
barang atau sistem yang tidak sesuai dengan persyaratan spesifikasi akibat dari
Pekerjaan Plumbing
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro
II.-5
kesalahan pabrik atau pengerjaan yang salah selama jangka waktu jaminan setelah
proyek ini diserah terimakan untuk pertama kali.

01.11. PETUNJUK OPERASI DAN PEMELIHARAAN

a. Pada saat penyerahan untuk pertama kalinya Pelaksana Pekerjaan harus


menyerahkan gambar-gambar, data-data peralatan petunjuk operasi dan cara-cara
perawatan dari mesin-mesin terpasang di bawah Kontrak ini dalam bahasa
Indonesia.

b. Data-data tersebut harus diserahkan kepada Pemberi Tugas sebanyak 3 (tiga) set
dan kepada Konsultan Perencana 1 (satu) set.

c. Pada saat penyerahan pertama harus diserahkan antara lain : Instruction Manual,
Instalation Manual, Maintenance Guide, Operating Instruction, Trouble Shooting
Instruction dan brosur-brosur harus asli dan Gambar As Built Drawing.

d. Pelaksana Pekerjaan harus memberikan pula 2 (dua) set singkatan petunjuk operasi
dan perawatan kepada pemilik proyek dan sebuah hendaknya dipasang dalam
suatu kaca berbingkai dan ditempelkan di dinding dalam ruang mesin utama atau
tempat lain yang ditunjuk oleh Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas.

e. Selain dari pemberian manual ini, Pelaksana Pekerjaan juga harus memberikan
pendidikan praktek mengenai operasi dan perawatannya kepada petugas-petugas
teknik (Team Engineering) yang ditunjuk oleh Pemberi Tugas secara cuma-cuma
sampai cakap menjalankan tugasnya.

f. Merupakan kewajiban/keharusan bagi Pelaksana Pekerjaan untuk memberikan


surat garansi atas peralatan-peralatan utama kepada Pemberi Tugas termasuk
garansi terhadap instalasi pemipaan maupun material pipa/sambungan pipa yang
dipakai pada proyek ini atau yang merupakan scope pekerjaannya.

01.12. SURAT KETERANGAN

Pelaksana Pekerjaan harus memberikan Surat Keterangan/Sertifikat dari Dinas


Keselamatan Kerja (Depnaker) atau instansi yang berwenang untuk itu, yang
menunjukkan bahwa unit peralatan pompa dan sistem tersebut dapat dipergunakan
serta layak untuk diterima dan digunakan.Pompa-pompa yang bukan submersible
Pekerjaan Plumbing
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro
II.-6
harus terkopel di factory/pabrik di Indonesia.Surat Keterangan keagenan yang berada
di Indonesia untuk material-material import.

01.13. DATA SUKU CADANG

Pelaksana Pekerjaan harus menjamin dengan Surat Jaminan adanya suku cadang yang
mudah diperoleh pada peralatan-peralatan yang sekiranya akan mengalami gangguan
atau kerusakan dalam waktu yang pendek, baik untuk peralatan utama maupun
peralatan penunjang.
01.14. PERATURAN DAN ACUAN
Pemasangan instalasi ini pada dasarnya harus memenuhi atau mengacu kepada
PeraturanDaerah maupun Nasional, Keputusan Menteri, Assosiasi Profesi
Internasional, Standar Nasional maupun Internasional yang terkait. Pelaksana
Pekerjaan dianggap sudah mengenal dengan baik standard dan acuan nasional maupun
internasional dari Amerika dan Australia dalam spesifikasi ini. Adapun standar atau
acuan yang dipakai, tetapi tidak terbatas, antara lain seperti dibawah ini :
a. Plambing
• Peraturan Daerah (PERDA) setempat
• Peraturan-peraturan Cipta Karya, Departemen Pekerjaan Umum
• Perencanaan & Pemeliharaan Sistem Plambing, Soufyan Nurbambang &
Morimura.
• SNI 03-6481-2000 atau edisi terakhir tentang Sistem Plambing
b. Pemadam Kebakaran
• SNI-03-1745-2000 tentang Pipa tegak dan Slang.
• SNI-03-3989-2000 tentang Sprinkler Otomatik.
• Perda Pemda setempat
• Penanggulangan Bahaya Kebakaran Dalam Wilayah Setempat
•Departemen Pekerjaan Umum, Skep Menteri Pekerjaan Umum
No.10/KPTS/2000 tentang Ketentuan Teknis Pengamanan terhadap Bahaya
Kebakaran Pada Bangunan Gedung dan Lingkungan.
c. LETERATURE DAN / ATAU REFERENCE
• National Fire Codes :- NFPA-10, Standard for Portable Fire Extinguisher
- NFPA-13, Standard for The Installation Sprinkler Systems
Pekerjaan Plumbing
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro
II.-7
- NFPA-14, Standard for The Installation Standpipe and Hose Systems
- NFPA-20, Standard for The Installation Centrifugal Fire Pumps
- Mc. Guiness, Stein & Reynolds
- Mechanical & Electrical for Buildings

VII.02. SISTEM PERPIPAAN


02.1. SPESIFIKASI PERPIPAAN
1.1. U m u m
Lingkup pekerjaan sistem perpipaan meliputi :
1. Pipa
2. Sambungan
3. Katup
4. Strainer
5. Sambungan fleksibel
6. Penggantung dan penumpu
7. Sleeve
8. Lubang pembersihan
9. Galian
10. Pengecatan
11. Pengakhiran
12. Pengujian
13. Peralatan Bantu

1.2. Spesifikasi dan gambar menunjukkan diameter minimal

1.3. Seluruh pekerjaan, terlihat pada gambar dan atau spesifikasi dipasang
terintegrasi dengan kondisi bangunan dan menghindari gangguan dengan bagian
lainnya.

1.4. Bahan pipa maupun perlengkapan harus terlindung dari kotoran, air karat dan
stress sebelum, selama dan sesudah pemasangan. Untuk pipa baja dibawah tanah
diberi lapisan anti karat densotape dengan ketebalan 2-3 mm.

1.5. Khusus pipa dan perlengkapan dari bahan plastik, selain disebut diatas harus
juga terlindung dari cahaya matahari.
Pekerjaan Plumbing
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro
II.-8
1.6. Semua barang yang dipergunakan harus jelas menunjukkan identitas pabrik
pembuat.

02.2. SPESIFIKASI BAHAN PERPIPAAN


2.1. Daftar Spesifikasi Bahan Perpipaan
SISTEM Kode Tek. Tek. Std. Tek. Spesifika Spesifikasi
Sistem Kerja Bahan Uji si Isolasi
Pipa
Air digin AB 10 12.50 15 PN.10 IA
Dalam gedung
Air digin AB 10 12.50 15 PN.10 IA
Diluar gedung
Hidran IH/OH 10 12.50 20 B.40 IA
Diluar gedung
Air limbah ABK 5 15 15 PV.10 IA
Pengaliran
grafitasi
Air hujan AH 5 10 15 PV.10 IA

Air limbah AK 5 10 15 PV.10 IA


Grafitasi toilet
Vent VT - - Rendam PV.5 IA

Pipa header HD/ 10 10 15 GIP IA


pompa dan pipa ABK/
air limbah luar AK
Catatn
IA = tidak diisolasi
IB = diisolasi
GRV = Grvitasi
Tekanan uji tidak terbatas pada table ini namun juga harus mengacu pada tekanan actual
pompa

2.2. Spesifikasi PN 10
Penggunaan : Air dingin didalam gedung
Tekanan standard 12,5 bar.

Uraian Keterangan

Pipa : Polypropelene Random Copolymer.


Type: 3 DIN 16928,
Pekerjaan Plumbing
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro
II.-9
Temp: 95 - 100° L-PN.10.
Sambungan/fitting : Electric Welding.
Polypropelene Random Copolymer.
Type : 3 DIN 16928,
PN : PN.10
Flange : Dia 40 mm kebawah black malleable cast iron
RF class 150 lb, screwed

Dia 50 mm keatas Forged steel RF class 150 lb, welding joint


Valve & Strainer : Dia 40 mm kebawah, bronze atau strainer A- metal body
class 150 lb dengan sambungan ulir,BS 21/ ANSI B 2.1.
Dia 50 mm keatas,cast iron body class 150 lb dengan
sambungan flanges.
2.3. Spesifikasi PN 10
Penggunaan : Air dingin diluar gedung
Tekanan standard 12,5 bar.

Uraian Keterangan

Pipa : Polypropelene Random Copolymer.


Type : 3 DIN 16928,
Temp : 95 - 100° L-PN.10.
Sambungan/fitting : Electric Welding.
Polypropelene Random Copolymer.
Type : 3 DIN 16928,
PN : PN.10
Flange : Dia 40 mm kebawah black malleable cast iron
RF class 150 lb, screwed
Dia 50 mm keatas Forged steel RF class 150 lb, welding joint.
Valve & Strainer : Dia 40 mm kebawah, bronze atau strainer A- metal body
class 150 lb dengan sambungan ulir,BS 21/ ANSI B 2.1.
Dia 50 mm keatas,cast iron body class 150 lb dengan
Pekerjaan Plumbing
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro
II.-10
sambungan flanges.
2.4. Spesifikasi B 40
Penggunaan : Hydrant
Tekanan Standard 15 bar

Uraian Keterangan
Pipa : Black steel pipe ERW, sch 40, ASTM A 53.
Dia 40 mm kebawah screwed end
Dia 50 mm keatas plain end.
Sambungan/fitting : Dia 40 mm kebawah malleable iron ANSI B 16.3 class 300
lb,screwed end.
Dia 50 mm keatas, wrought steel Butt weld fitting
ANSI B 16.9, sch 40
Flange : Dia 40 mm kebawah black malleable cast iron RF class 300
lb,screwed Dia 50 mm keatas Forged steel RF
class 300 lb, welding joint.
Valves & Strainer : Dia 40 mm kebawah,malleable cast Strainer iron body class
300 Standart UL/FM
lb dengan sambungan ulir,BS 21/ ANSI B 2.1.
Dia 50 mm keatas,cast iron body class 300 lb dengan
sambungan flanges.
2.5. Spesifikasi PV 10.
Penggunaan : Air Limbah pengaliran gravitasi.
Tekanan standard 10 bar.

Uraian Keterangan

Pipa : Polyvinyl chloride (PVC) klas 10 bar.


Elbow & Junction : PVC Injection Moulded Sanitary fitting large radius, Solvent
Cement joint type.
Reducer : PVC injection moulded sanitary fitting concentric, Solvent
Pekerjaan Plumbing
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro
II.-11
CementJoint Type.

Solvent Cement : Sesuai rekomendasi pabrik pembuat.

2.6. Spesifikasi PV 10.


Penggunaan : Air hujan
Tekanan Standard 10 bar.

Uraian Keterangan

Pipa : Polyvinyl chloride (PVC) klas 10 bar


Elbow & Junction : PVC Injection Moulded Sanitary fitting large radius atau
Factory Made Fabricated fitting, Solvent Cement Joint atau
Rubber Ring type.
Reducer : Seperti diatas, model concentric.
Solvent Cement : Sesuai rekomendasi pabrik pembuat.

2.7. Specifikasi PV 10
Penggunaan: - Air Limbah Grafitasi Toilet
Tekanan Standard 10 bar.

Uraian Keterangan

Pipa : Polyvinyl chloride (PVC) klas 10 bar


Elbow & Junction : PVC Injection Moulded Sanitary fitting large radius atau
Factory Made Fabricated fitting, Solvent Cement Joint atau
Rubber Ring type.
Reducer : Seperti diatas, model concentric.
Solvent Cement : Sesuai rekomendasi pabrik pembuat.
Pekerjaan Plumbing
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro
II.-12
2.8. Spesifikasi PV
Penggunaan : Pipa Venting
Tekanan standard 5 bar (klas AW).

Uraian Keterangan

Pipa : Polyvinyl chloride (PVC) klas 5 bar.


Fitting : PVC Injection Moulded pressure fitting, Solvent Joint type.
Reducer : Seperti diatas, model concentric.
Solvent Cement : Sesuai rekomendasi pabrik pembuat.

2.9. Spesifikasi GIP


Penggunaan : Header pada Pompa dan Pipa Air limbah
Tekanan standard 10 Bar

Uraian Keterangan

Pipa : Galvanized Steel pipe BS 1387/1967 class medium.


Fitting dan sambungan : Dia 40 mm kebawah malleable iron ANSI B 16,3 class 150 lb,
screwed end.Dia 50 mm keatas, wrought steel butt weld fitting
ANSI B 16.9, sch 40
Flange : Dia 40 mm kebawah Galvanized malleable cast iron RF class
150 lb.Screwed Dia 50 mm keatas forged steel RF class 150
lb. Welding joint.
Valve&strainer : Dia 40 mm ke bawah, bronze atau A-metal body class
150 lb
Dengan sambungan ulir BS 21/ANSI B 2.1.Dia 50 mm keatas,
cast iron body class 150 lb dengan sambungan flanges
Pekerjaan Plumbing
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro
II.-13
2.10. Skedule katup

Katup Isolasi Katup Pengatur Katup Searah


PEMAKAIAN < 40 mm 50 mm <40 mm 50 mm <40 mm 50 mm
dia ke atas dia ke atas dia ke atas
Air bersih di dalam Gate Butterfly Globe Butterfly Swing Guided
gedung membrane
Air bersih di Gate Butterfly Globe Butterfly Swing Guided
luar gedung membrane
Air panas di Gate Butterfly Globe Butterfly Swing Guided
dalam gedung membrane
Hydrant Gate Butterfly Globe Butterfly Swing Guided
membrane
Drain Gate Butterfly Globe Butterfly Swing Double
disc

2.11. Persyaratan jenis peralatan


Jenis peralatan yang boleh dipergunakan di sini adalah sebagai berikut :

Fungsi peralatan Ukuran & Joint W.O & G Steam

Katup penutup s/d 40 mm Ball Globe


(stop valve) screwed Butterfly
Gate
Diaphargm

50 mm ke atas Butterfly Globe


Flanged Globe

Katup pengatur s/d 40 mm Globe Globe


(Regulating valve) screwed Butterfly
Diaphargm

50 mm ke atas Butterfly Globe


Flanged Globe

Non return valve s/d 40 mm Swing check


screwed
Globe check

50 mm ke atas double swing check


Flanged
disk check

Strainer “Y” type


Pekerjaan Plumbing
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro
II.-14
“Bucket” type

Pressure Reducer Die and flow type

Pressure Indicator Dial dia 100 mm Dial type

Note : W = water, O = Oil, G = Gas.

02.3. PERSYARATAN PEMASANGAN


3.1. Umum
1. Perpipaan harus dikerjakan dengan cara yang benar untuk menjamin kebersihan,
kerapihan, ketinggian yang benar minimum 300 mm dari lantai, serta memperkecil
banyaknya penyilangan.
2. Pekerjaan harus ditunjang dengan suatu ruang yang longgar, tidak kurang dari
50mm di antara pipa-pipa atau dengan bangunan & peralatan.
3. Semua pipa dan fitting harus dibersihkan dengan cermat dan teliti sebelum
dipasang,membersihkan semua kotoran, benda-benda tajam/ runcing serta
penghalang lainnya.
4. Pekerjaan perpipaan harus dilengkapi dengan semua katup-katup yang diperlukan
antara lain katup penutup, pengatur, katup balik dan sebagainya, sesuai dengan
fungsi system dan yang diperlihatkan dalam gambar.
5. Semua perpipaan yang akan disambung dengan peralatan, harus dilengkapi dengan
water mur atau flens.
6. Sambungan lengkung, reducer dan expander dan sambungan-sambungan cabang
pada pekerjaan perpipaan harus mempergunakan fitting buatan pabrik.
7. Kemiringan menurun dari pekerjaan perpipaan air limbah harus seperti berikut,
kecuali seperti diperlihatkan dalam gambar.
a. Di bagian dalam toilet
Garis tengah 50 mm2 - 100 mm2 atau lebih kecil :
1%-2%
b. Di bagian dalam bangunan
Garis tengah 150 mm atau lebih kecil : 1 %
c. Di bagian luar bangunan
Garis tengah 150 mm atau lebih kecil : 1 %
Pekerjaan Plumbing
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro
II.-15
Garis tengah 200 mm atau lebih besar : 1 %
8. Semua pekerjaan perpipaan harus dipasang secara menurun ke arah titik buangan.
Pipa pembuangan dan ven harus disediakan guna mempermudah pengisian
maupun pengurasan. Untuk pembuatan vent pembuangan hendaknya dicari titik
terendah dan dibuat cekung.
9. Katup (valves) dan saringan (strainers) harus mudah dicapai untuk pemeliharaan dan
penggantian. Pegangan katup (valve handled) tidak boleh menukik.
10. Sambungan-sambungan fleksibel pada sistem pemipaan harus dipasang sedemikian
rupa dan angkur pipa secukupnya harus disediakan guna mencegah tegangan pada
pipa atau alat-alat yang dihubungkan oleh gaya yang bekerja ke arah memanjang.
11. Pekerjaan perpipaan ukuran jalur penuh harus diambil lurus tepat ke arah pompa
dengan proporsi yang tepat pada bagian-bagian penyempitan. Katup-katup dan
fittings pada pemipaan demikian harus ukuran jalur penuh.
12. Pada pemasangan alat-alat pemuaian, angkur-angkur pipa dan pengarah-pengarah
pipa harus secukupnya disediakan agar pemuaian serta perenggangan terjadi pada
alat-alat tersebut, sesuai dengan permintaan & persyaratan pabrik.
13. Selubung pipa harus disediakan di mana pipa-pipa menembus dinding, lantai, balok,
kolom atau langit-langit. Di mana pipa-pipa melalui dinding tahan api, celah
kosong di antara selubung dan pipa-pipa harus dipakai dengan bahan rock-wool
atau bahan tahan api yang lain, kemudian harus ditambahkan sealant agar kedap air.
Selama pemasangan, bila terdapat ujung-ujung pipa yang terbuka dalam pekerjaan
perpipaan yang tersisa pada setiap tahap pekerjaan, harus ditutup dengan
menggunakan caps atau plugs untuk mencegah masuknya benda-benda lain.
14. Untuk setiap pipa yang menembus dinding harus menggunakan pipa flexible untuk
melindungi dari vibrasi akibat terjadinya penurunan struktur gedung.
15. Semua galian, harus juga termasuk pengurugan serta pemadatan kembali sehingga
kembali seperti kondisi semula.
- Kedalaman pipa air minum minimum 60 cm di bawah permukaan tanah.
- Semua pipa diberi lapisan pasir yang telah dipadatkan setebal 15-30 cm untuk
bagian atas dan bagian bawah pipa dan baru diurug dengan tanah tanpa batu-
batuan atau benda keras yang lain.
Pekerjaan Plumbing
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro
II.-16
- Untuk pipa di dalam tanah pada tanah yang labil, harus dibuat dudukan beton
pada jarak 2 - 2,5 m dan pada belokan-belokan atau fitting-fitting.

16. Instalasi pekerjaan pipa jaringan luar diletakkan pada struktur bangunan.
17. Pekerjaan perpipaan tidak boleh digunakan untuk pentanahan listrik .
18. Setiap perubahan arah aliran untuk perpipaan air kotor yang membentuk sudut 90 °,
harus digunakan 2 buah elbow 45 ° dan dilengkapi dengan clean out serta arah dan
jalur aliran agar diberi tanda.

3.2. Penggantung dan Penumpu Pipa


1. Pemipaan harus ditumpu atau digantung dengan hanger, brackets atau sadel dengan
tepat dan sempurna agar memungkinkan gerakan-gerakan pemuaian atau
perenggangan pada jarak yang tidak boleh melebihi jarak yang diberikan dalam
tabel berikut ini :

Jenis Pipa Ukuran Pipa Batas Maximum Ruang


(mm)
Interval Interval
Mendatar Tegak
(m) (m)

-----------------------------------------------------------------------
Sampai 20 1.8 2
-----------------------------------------------------------------------
25 s/d 40 2.0 3
-----------------------------------------------------------------------
Pipa GIP 50 s/d 80 3.0 4
-----------------------------------------------------------------------
100 s/d 150 4.0 4
-----------------------------------------------------------------------
200 atau lebih 5.0 4
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------
50 0.6 0.9
80 0.9 1.2
Pipa PVC 100 1.2 1.5
150 1.8 2.1
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Catatan :
Bila dalam suatu kelompok pipa yang terdiri dari bermacam-macam ukuran, maka
Pekerjaan Plumbing
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro
II.-17
jarak interval yang dipergunakan harus berdasarkan jarak interval pipa ukuran terkecil
yang ada.
2. Penunjang atau Penggantung tambahan harus disediakan pada pipa berikut ini :
a. Perubahan perubahan arah Titik percabangan.
b. Beban-beban terpusat karena katup, saringan dan hal-hal lain yang sejenis.
3. Ukuran baja bulat untuk penggantung pipa datar adalah sebagai berikut :
a. Diameter Batang
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Ukuran Pipa Batang
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------
Sampai 20 mm 6 mm
25 mm s/d 50 mm 9 mm
65 mm s/d 150 mm 13 mm
200 mm s/d 300 mm 15 mm
300 mm atau lebih besar dihitung dengan faktor keamanan 5.
Gantungan ganda 1 ukuran lebih kecil dari tabel diatas
Penunjang pipa lebih dihitung dengan faktor keamanan 5 terhadap
dari 2 kekuatan puncak.

b.Bentuk gantungan.
- Untuk air dingin : Split ring type atau Clevis type.
4. Penggapit pipa baja yang digalvanis harus disediakan untuk pipa tegak.
5. Semua pipa dan gantungan, penumpu sebelum dicat, harus memakai dasar
zinchromat dan pengecatan sesuai dengan peraturan-peraturan yang berlaku.

NO JENIS CAIRAN WARNA PIPA


1. Air Bersih Biru
2. Air Kotor Hitam
3. Air Bekas CokIat
4. Air Pemadan Kebakaran Merah
5. Pipa gas Kunig

3.3. Cara pemasangan pipa dalam tanah.


1. Penggalian untuk mendapatkan lebar dan kedalaman yang cukup.
2. Pemadatan dasar galian sekaligus membuang benda- benda keras/ tajam.
Pekerjaan Plumbing
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro
II.-18
3. Membuat tanda letak dasar pipa setiap interval 2 meter pada dasar galian dengan
adukan semen.
4. Urugan pasir sekeliling dasar pipa dan dipadatkan.
5. Pipa yang telah tersambung diletakkan di atas dasar pipa.
6. Dibuat blok beton setiap interval 2 meter.
7. Pipa yang melintasi jalan kendaraan, pada urugan pipa bagian atas harus dilindungi
plat beton bertulang setebal 10 cm yang dipasang sedemikian rupa sehingga plat beton
tidak bertumpu pada pipa dan tidak mengganggu konstruksi jalan, kemudian baru
ditimbun dengan baik sampai padat.

3.4. Pemasangan Katup-katup.


Katup-katup harus disediakan sesuai yang diminta dalam gambar, spesifikasi dan untuk
bagianbagian berikut ini :
a. Sambungan masuk dan keluar peralatan.
b. Sambungan ke saluran pembuangan pada titik- titik rendah.
- Di ruang Mesin
UKURAN PIPA UKURAN KATUP
Sampai 75 mm 20 mm
100 mm s/d 200 mm 40 mm
250 mm atau lebih besar 50 mm

- Lain-lain, ukuran katup 20 mm


c. Katup by-pass.
3.5. Pemasangan Katup-katup Pengaman.
- Katup - katup Pengaman harus disediakan di tempat-tempat yang dekat dengan sumber
tekanan.
3.6. Pemasangan sambungan fleksibel.
- Sambungan fleksibel harus disediakan untuk menghilangkan getaran dan menghindari
terjadinya retak/patah pipa akibat penurunan tanah dan struktur bangunan.
3.7. Pemasangan Pengukur Tekanan.
Pengukur tekanan harus disediakan dan di tempatkan pada lokasi dimana tekanan yang
ada perlu diketahui :
Pekerjaan Plumbing
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro
II.-19
a. Katup-katup pengurang tekanan.

b. Katup-katup pengontrol.

c. Setiap pompa

d. Setiap bejana tekan


Diameter pengukur tekanan minimum Dia. 75 dengan pembagian skala ukur
maksimum 2 kali tekanan kerja.
3.8. Sambungan ulir
1. Penyambungan antara pipa dan fitting mempergunakan sambungan ulir berlaku untuk
ukuran sampai dengan 40 mm.
2. Kedalaman ulir pada pipa harus dibuat sehingga fitting dapat masuk pada pipa dengan
diputar tangan sebanyak 3 ulir.
3. Semua sambungan ulir harus menggunakan perapat Henep dan zink white dengan
campuran minyak.
4. Semua pemotongan pipa harus memakai pipe cutter dengan pisau roda.
5. Tiap ujung pipa bagian dalam harus dibersihkan dari bekas cutter dengan reamer.
6. Semua pipa harus bersih dari bekas bahan perapat sambungan.
3.9. Sambungan Las
1. Sistem sambungan las hanya berlaku untuk saluran bukan air minum.
2. Sambungan las ini berlaku antara pipa baja dan fittinglas. Kawat las atau electrode
yang dipakai harus sesuai dengan jenis pipa yang dilas.
3. Sebelum pekerjaan las di mulai Pemborong harus mengajukan kepada Direksi contoh
hasil las untuk mendapat persetujuan tertulis.
4. Tukang las harus mempunyai sertifikat dan hanya boleh bekerja sesudah mempunyai
surat ijin tertulis dari Direksi.
5. Setiap bekas sambungan las harus segera dicat dengan cat khusus untuk itu.
6. Alat las yang boleh dipergunakan adalah alat las listrik yang berkondisi baik menurut
penilaian Direksi.
3.10. Sambungan lem
1. Penyambungan antara pipa dan fitting PVC, mempergunakan lem yang sesuai dengan
jenis pipa, sesuai rekomendasi dari pabrik pipa.
Pekerjaan Plumbing
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro
II.-20
2. Pipa harus masuk sepenuhnya pada fitting, maka untuk ini harus dipergunakan alat
press khusus. Selain itu pemotongan pipa harus menggunakan alat pemotong khusus
agar pemotongan pipa dapat tegak lurus terhadap batang pipa.
3. Cara penyambungan lebih lanjut dan terinci harus mengikuti spesifikasi dari pabrik
pipa.
3.11. Sambungan yang mudah dibuka
Sambungan ini dipergunakan pada alat- alat saniter sebagai berikut :
- Antara Lavatory Faucet dan Supply Valve
- Pada waste fitting dan Siphon.
Pada sambungan ini kerapatan diperoleh dengan adanya paking dan bukan seal threat.
3.12. Pemasangan katup-katup Pelepasan Tekanan.
Katup-katup Pelepasan Tekanan harus disediakan di tempat-tempat yang mungkin timbul
kelebihan tekanan.
3.13. Pemasangan Ven Udara Otomatis.
Ven udara otomatis harus disediakan di tempat- tempat tertinggi dan kantong udara, serta
ditempatkan yang bebas untuk melepaskan udara dari dalam.
3.14. Pemasangan sambungan expansi.
- Sambungan expansi harus disediakan pada penyambungan antara pipa dari luar
bangunan dengan pipa dari dalam bangunan untuk menghindari terjadinya patah
ataupun bengkok akibat terjadinya penurunan tanah ataupun struktur bangunan.
3.15. Pemasangan Ven Udara Otomatis.
- Ven udara otomatis harus disediakan ditempat- tempat tertinggi dan kantong udara.
3.16. Selubung Pipa.
1. Selubung untuk pipa-pipa harus dipasang dengan baik setiap kali pipa tersebut
menembus konstruksi beton.
2. Selubung harus mempunyai ukuran yang cukup untuk memberikan kelonggaran di
luar pipa ataupun isolasi.
3. Selubung untuk dinding dibuat dari pipa besi tuang ataupun baja. Untuk yang
mempunyai kedap air harus digunakan sayap.
4. Untuk pipa-pipa yang akan menembus konstruksi bangunan yang mempunyai lapisan
kedap air ( water proofing ) harus dari jenis "Flushing Sleeves".
Pekerjaan Plumbing
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro
II.-21
5. Rongga antara pipa dan selubung harus dibuat kedap air dengan rubber sealed atau
"Caulk"

3.17. Katup Label (Valve Tag)


1. Tags untuk katup harus disediakan di tempat-tempat penting guna operasi dan
pemeliharaan.
2. Fungsi-fungsi seperti "Normally Open" atau "Normally Close" harus ditunjukkan di
tags katup.
3. Tags untuk katup harus terbuat dari plat metal dan diikat dengan rantai atau kawat.
3.18. Pembersihan
Setelah pemasangan dan sebelum uji coba pengoperasian dilaksanakan, pemipaan di
setiap service harus dibersihkan dengan seksama, menggunakan cara- cara/ metoda-
metoda yang disetujui sampai semua benda- benda asing disingkirkan.
Desinfeksi :
Dari 50 mg/l chlor selama 24 jam setelah itu dibilas atau dari 200 mg/l chlor selama 1
jam setelah itu dibilas.
Untuk bak air dipoles dengan cairan 200 mg/l chlor selama 1 jam dan setelah itu dibilas.

02.4. P E N G U J I A N
1. Sebelum dilakukan testing dilakukan dahulu :
a. Pemeriksaan sebagian- sebagian.
b. Pemeriksaan setelah pemasangan.
2. Tujuannya untuk mengetahui apa konstruksi dan fungsinya serta sistem sudah
memenuhi dan sesuai dengan rencana.
a. Pemborong harus melakukan pengujian terhadap setiap jenis alat.
b. Pipa yang akan ditanam atau dipasang di luar harus dites terlebih dahulu sebelum
diurug, dengan bagian perbagian, dengan tekanan 1 1/2 x tekanan kerja selama 1
jam tanpa ada penurunan tekanan (antara 10 kg/cm2) dan dilanjutkan pengujian
per sistem.
Pekerjaan Plumbing
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro
II.-22
c. Setelah alat plambing dipasang, dites selama ± 2 menit tanpa penurunan tekanan,
berlaku untuk umum kecuali untuk monoblock dan faucet dan ditentukan oleh
pengawas.
d. Tangki air setelah dibersihkan harus diuji selama 24 jam tanpa ada penurunan
tinggi air.
e. Setelah pipa dan tangki diuji, dibersihkan dan dilakukan desinfeksi sesuai PPI
dengan sisa kadar chloor 0,2 ppm atau lebih, baik yang di pipa atau di tangki.
f. Setelah itu dibersihkan ( dibilas ) dengan air bersih.
g. Pengisian pipa dengan air dilakukan sedikit demi sedikit dengan pompa khusus
untuk pengetesan.
h. Untuk mengetahui setiap alat berfungsi sesuai perencanaan, dilakukan pengujian
sistem aliran sampai tercapai pengukuran yang diminta dalam perencanaan seperti
kapasitas pompa, kebisingan pompa ( ± 60 dB ), tekanan air keluar kran dia.0,3
kg/ cm2 ) dan lain-lain.
i. Semua pengetesan disaksikan oleh Pemberi Tugas dan akan dikeluarkan sertifikat
oleh Pemberi Tugas.

02.5. PENGECATAN
5.1. U m u m
Barang-barang yang harus dicat adalah sebagai berikut:
- Pipa servis
- Support pipa dan peralatan Konstruksi besi
- Flens
- Peralatan yang belum dicat dari pabrik
- Peralatan yang catnya harus diperbarui
- Pengecatan pada pipa air bersih dan air panas hanya di beri tanda arah panah jalur pipa
tersebut.
- Untuk pipa pemadam pengecatan harus berwarna merah dan harus dapat memberi
indikasi adanya Instalasi Peadam Kebakaran.
Pekerjaan Plumbing
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro
II.-23
02.6. TESTING DAN COMMISSIONING
1. Pemborong pekerjaan instalasi akan melakukan semua testing pengukuran secara
partial dan secara system, untuk mengetahui apakah seluruh instalasi yang sudah
dilaksanakaan berfungsi dengan baik dan memenuhi persyaratan yang ditentukan.
2. Semua tenaga, bahan, perlengkapan yang perlu untuk testing merupakan tanggung
jawab pemborong, sehingga semua persyaratan test yang dianjurkan oleh pabrik
hingga dapat dilakukan dan diketahui hasil test sesuai persyaratan yang ditentukan.

VII.03. SISTEM AIR BERSIH


03.1. LINGKUP PEKERJAAN
Uraian singkat lingkup pekerjaan adalah sebagai berikut :
a. Tangki Persediaan Air Bersih
b. Pompa Suplai
c. Pemipaan
d. Pengkabelan
e. Panel Listrik
f. Peralatan Instrument dan pengendalian
g. Penyambungan ke peralatan penunjang
h. Penyambungan ke peralatan plambing.

03.2. PERATURAN DAN REFERENSI


Peraturan & Referensi yang dipergunakan dalam melaksanakan pekerjaan ini antara
lain adalah:
a. Pedoman Plambing Indonesia tahun 1975
b. Perancangan dan Pemeliharaan Sistem Plambing (Soufyan & Moimura)
c. National Plumbing Code Handbook ,1975.
d. PU
e. Depnaker.
f. Depkes.
Pekerjaan Plumbing
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro
II.-24
03.3 PERALATAN UTAMA
3.1 Tangki Persediaan Air Bersih
a. Tangki persediaan air bersih terletak di area service Basement (Ground Water
Tank). Tangki air bawah berfungsi untuk menyediakan air untuk kebutuhan
cadangan selama 2 (dua) hari, dengan kualitas sesuai standart Depkes RI tahun
1990.
b. Tangki air harus dibuat dari konstruksi higenis dengan ketentuan sebagai berikut :
b.1. Membuat kemiringan pada lantai, sehingga terjadi aliran air minimum selama
20 menit.
b.2.Tanpa sudut tajam
b.3. Mempunyai bak pengurasan pada dasar tangki
b.4. Mencegah air tanah dan air hujan masuk ke dalam tangki
b5. Permukaan dinding licin dan bersih
c. Sumur Hisap. Untuk memperkecil volume air mati pada pipa isap pompa, maka
harus dibuat sumur hisap pada tangki air.
d. Tangki air bawah dapat dibuat dari beton berlapis fiberglass reinforced plastic, atau
dengan konstruksi beton yang kedap air.
e. Tangki air harus mempunyai perlengkapan sebagai berikut :
- Manhole
- Tangga
- Pipa Vent penghubung maupun vent ke udara luar
- Pipa peluap dan pipa penguras
- Indicator muka air
- Selubung untuk laluan pipa masuk, pipa isap, pipa penguras, kabel dsb.
f. Sistem Pengendalian
- Muka air dalam tangki air atas mengendalikan pompa pemindah.
- Pompa akan hidup pada saat air turun mencapai muka air tertentu
- Pompa akan mati bila muka air sudah mendekati tepi pipa peluap
3.2. Pompa Transfer
a. Pompa pemindah berfungsi untuk memindahkan air dari tangki air bawah ke tangki air
atas.
b. Sistem pompa pemindah sekurang-kurangnya terdiri dari 2 ( dua ) pompa.
Pekerjaan Plumbing
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro
II.-25
c. Pompa pemindah akan bekerja otomatis oleh level switch yang dipasang di tangki
bawah maupun tangki atas.
d. Setiap pompa pemindah antara lain terdiri dari :
- Pompa Centrifugal lengkap dengan motor
- Inlet dan Outlet headers.
- Katup – katup inlet dan outlet
- Check valve anti pukulan air
- Inlet Strainers.
- Panel daya dan Pengendalian
- Level switch untuk ON / OFF.
- Level switch untuk proteksi pompa
- Pengkabelan
- Penunjuk tekanan pada inlet dan outlet pompa
- Dudukan pompa.
e. Pengaturan pompa adalah sebagai berikut :
- Pompa bekerja apabila muka air di tangki atas turun mencapai level L dan akan
stop apabila muka air naik sampai level H.
- Semua pompa akan tiba-tiba berhenti apabila muka air di tangki bawah turun
sampai level LL.
3.3 Pompa Booster/Distribusi
a. Pompa Booster berfungsi untuk mengalirkan air ke alat- alat plambing pada lantai-
lantai yang membutuhkan, dan harus mampu menjaga tekanan air didalam pipa pada
setiap lantai merata.
b. Pompa Booster harus mampu memasok kebutuhan air kepada pemakai setiap variasi
laju aliran pada setiap saat secara otomatis.
c. Setiap boster pump harus mempunyai sekurang-kurangnya terdiri dari 2 pompa dan
paling banyak 4 pompa yang bekerja pararel sedangkan laju aliran masing-masing
pompa dalam berdasarkan standard pabrik perakit booster pump.
d. Peralatan kendali, untuk laju aliran sampai dengan 40 m3/jam boleh mempergunakan
Pressure Control System.
e. Setiap booster pump antara lain terdiri dari peralatan sbb :
-Pompa Multi Stage dengan motor
Pekerjaan Plumbing
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro
II.-26
-Tangki tekan dengan tipe membrane
-Inlet dan Outlet header
-Katup-katup inlet dan outlet
-Check valve anti pukulan air
-Inlet strainers per pompa
-Panel daya dan pengendalian
-Panel kontrol
-Pressure gauges pada inlet dan outlet pompa
-Pengkabelan
-Dudukan pompa
f. Pengaturan pompa pada sistem pressure control
- Pompa pertama bekerja apabila tekanan air dijaringan Yang Variable flow .
- Pompa kedua bekerja apabila tekanan air di jaringan masih turun sampai ambang
batas pressure control dan seterusnya.
- Pompa pertama, kedua dan seterusnya berhenti apabila tekanan air di jaringan
pemakai naik sampai ambang batas dan seterusnya.
- Penentuan daerah kerja pompa juga ditentukan oleh kurva pemilihan pompa yang
akan dipakai.
- Pompa yang sedang bekerja dapat tiba-tiba berhenti apabila muka air di tangki hisap
turun sampai batas LL, dan akan kembali normal apabila muka air naik sampai batas
“ L ”.

03.5. SISTEM AIR LIMBAH


5.1. LINGKUP PEKERJAAN
Uraian singkat lingkup pekerjaan dalam sistem air limbah disini antara lain adalah sbb:
1. Perpipaan
2. Penyambungan dengan peralatan Plambing
3. Floor Drain
4. Clean Out
5. Roof Drain
5.2. PERPIPAAN
1. Umum
Pekerjaan Plumbing
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro
II.-27
- Macam perpipaan air limbah adalah, Air Hujan, Air Limbah Saniter, Limbah Dapur.
- Jenis pipa lihat "SPESIFIKASI PERPIPAAN".
2. Limbah Saniter
Perpipaan Limbah Saniter mulai dari Alat Saniter antara lain Kloset, Urinal,
Lavatory, dan Floor Drain, sampai saluran halaman melalui septik tank.
3. Limbah Air Hujan
Perpipaan air hujan mulai dari roof drain dan kanopy drain diatap dialirkan kedalam
sumur resapan sebelum dialirkan kesaluran kota. Khusus fitting air hujan
mempergunakan cast iron.
5.2. BAK SEWAGE / SUMP PIT
1. Apabila ditentukan dalam gambar perencanaan, maka harus dibuat bak Sump Pit
seperti diuraikan disini.
2. Bak Sump Pit harus dibuat dari konstruksi beton bertulang, badan rapat air
sedangkan tutup harus rapat udara.
3. Setiap bagian Sum Pit harus dapat dipompa, maka dasar bak harus miring 1 : 10
kearah pompa sedangkan semua ujung sudut dibuat 135 °.
4. Bak Sump Pit harus dilengkapi sbb :
- Sleeve untuk pipa sewage masuk dan keluar
- Sleeve untuk pipa ven
- Sleeve untuk kabel-kabel.
- Level switches untuk kendali pompa.
- Level switch untuk alarm banjir.
- Tangga monyet
- Manhole untuk laluan pompa (2 buah)
5.3. POMPA SUMP PIT
1. Setiap bak Sump Pit minimum harus dipasang dua buah pompa Submersible.
2. Tipe pompa harus Submersible Sewage dengan komponen sbb :
- Cast Iron Casing
- Cast iron vortex type Impeller with knife.
- Stainless steel shaft
- Silicon Carbide
- Heavy duty grease lubricated bearing
Pekerjaan Plumbing
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro
II.-28
- Stainless steel casing guide rail support
- Quick discharge coupling
3. Spesifikasi motor sbb :
- Squirrel cage induction type ( IP 68 )
- Winding insulation class F
- Water tight
- Vertically mounted

4. Sistem kendali motor pompa


- Start dan stop diatur secara otomatis oleh level switches yang berada di bak
sewage.
- Pompa bekerja secara bergantian dan bersamaan.
- Apabila beban aliran kecil, maka satu pompa bekerja secara bergantian.
- Apabila beban aliran besar, maka pompa bekerja bersamaan.
- Pengaturan kerja pompa dilakukan dari panel kontrol pompa.
5.4. SUMUR PERIKSA (CONTROL BOX).
1. Sumur periksa harus dipasang pada setiap perubahan arah maupun setiap jarak
maksimum 20 meter pada pipa air limbah utama dalam tanah.
2. Sumur periksa harus dibuat dari konstruksi beton.
3. Dasar sumur bagian dalam berukuran minimal 500 x 1000 mm serta harus dibuat
beralur sesuai fungsi saluran yaitu, lurus, cabang atau belokan.
4. Sumur periksa harus dilengkapi dengan tangga monyet, manhole dan pipa vent.
5. Tutup sumur periksa dapat terbuat dari Stainless steel atau baja yang dilapisi anti
karat.
5.5. MANHOLE
1. Manhole terdiri dari rangka dan tutup dibuat dari besi tuang serta dilapis cat bitumen.
2. Rangka dan tutup harus membentuk perangkap, sehingga setelah diisi grease akan
terbentuk penahan bau.
3. Diameter lubang untuk laluan orang sebesar minimum 500 mm sedangkan untuk
laluan peralatan harus sesuai dengan besaran peralatan tersebut.
4. Finishing permukaan manhole harus disesuaikan dengan peruntukan lokasi.
Pekerjaan Plumbing
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro
II.-29
5. Tutup untuk manhole terbuat dari baja tahan karat atau stainless steel.
5.6. SUMUR RESAPAN
1. Rembesan yang dimaksud disini adalah untuk memasukkan air hujan yang berasal
dari pipa riser sebelum dialirkan over flow nya ke selokan kota.
2. Air yang akan dimasukkan dalam rembesan adalah air hujan.
3. Jenis rembesan yang dimaksud disini adalah sumur rembesan, pekerjaan sumur
rembesan akan merupakan pekerjaan divisi sipil/ konstruksi.
4. Konstruksi sumur rembesan antara lain sbb :
- Dasar sumur berupa batu kerikil
- Dinding sumur berupa dinding berlubang yang dibuat dari beton atau beton blok
berlubang.
- Tutup dibuat dari plat beton/ plat baja
- Diantara tanah dan dinding luar harus diisi koral dan ijuk sesuai gambar.
5. Rembesan hanya dapat berfungsi dengan baik didaerah yang mempunyai lapisan
pasir kasar, maka bidang rembesan harus berada dilapisan pasir kasar.

5.7. PERANGKAP LEMAK (GREASE INTERCEPTOR PORTABLE)


1. Grease Interceptor harus berfungsi untuk mengumpulkan serta mengeluarkan
kandungan padat dan lemak maupun kandungan ringan yang terbawa dalam limbah
dapur / Setiap Zink dilengkapi grease trap portable.
2. Endapan padat harus dapat berkumpul dalam basket, selanjutnya secara berkala akan
diangkat oleh petugas pembersihan.
3. Lemak harus dapat berkumpul dalam bak lemak dan selanjutnya secara berkala akan
dikeluarkan oleh petugas pembersihan.
4. Grease Interceptor dapat dibuat dari stainless steel atau fiber glass .
5. Grease Interceptor harus dibuat dengan konstruksi higenis sesuai dengan standard
DIN 4040 jenis kombinasi.
5.8. FLOOR DRAIN
1. Floor drain yang dipergunakan disini harus jenis Bucket Trap, Water Prooved type
dengan 50mm Water Seal dan dilengkapi dengan U trap.
2. Floor Drain terdiri dari:
- Chromium plated bronze cover and ring.
Pekerjaan Plumbing
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro
II.-30
- PVC neck
- Bitumen coated cast iron body screw outlet connection and with flange for water
prooving.
3. Floor Drain harus mempunyai ukuran utama sbb.:
Outlet diameter Cover diameter
2" 4"
3" 6"
4" 8"

5.9. FLOOR CLEAN OUT


1. Floor Clean Out yang dipergunakan disini adalah Surface Opening Waterprooved
Type
2. Floor Clean Out terdiri dari:
- Chromium plated bronze cover and ring heavy duty type
- PVC neck
- Bitumen coated cast iron body, screw outlet connection with flange for
waterprooving.
3. Cover and ring harus dengan sambungan ulir dilengkapi perapat karet sehingga
mudah dibuka dan ditutup.
5.10. ROOF DRAIN
1. Roof Drain yang dipergunakan harus dibuat dari Cast Iron dengan konstruksi
waterproove Produksi RISE.
2. Luas laluan air pada tutup roof drain ialah sebesar dua kali luas penampang pipa
bangunan.
3. Roof Drain harus terdiri atas 3 bagian sebagai berikut :
- Bitumen Coated Cast Iron Body dengan water prooved flange.
- Bitumen Coated Neck for adjustable fixing.
- Bitumen Coated cover dome type
5.11. CANOPY DRAIN
Canopy Drain yang dipergunakan adalah Floor Drain Bucket Trap Type (lihat skematik
Floor Drain).
Pekerjaan Plumbing
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro
II.-31
5.12. P" TRAP
P" TRAP yang digunakan disini harus jenis single inlet.
Tinggi Air minimum pada Trap 8 cm.
P" TRAP yang digunakan disini harus dibuat dari PVC class 5 kg/cm2.
Pemasangan P” TRAP pada setiap FD kamar mandi dan pada jalur utama pipa buangan
air limbah yang menuju bak sewage.
Fire Extinguser
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro

II.-31

PEKERJAAN SISTEM FIRE FIGHTING

( FIRE EXTINGUISHER)

1. UMUM

01.1. PENJELASAN

Bab ini menjelaskan secara spesifik / khusus menyangkut disiplin/sub-pekerjaan


Sistem/Pekerjaan Sistem Fire Fighting ( Fire Extinguisher) ini merupakan bagian
dari RKS Pekerjaan MEP.

01.2. GAMBAR-GAMBAR PERENCANAAN

Di dalam gambar-gambar perencanaan ini tidak dimaksudkan untuk menunjukkan


semua pipa-pipa, fitting-fitting, katup-katup dan fixture secara terperinci.

Semua bagian-bagian tersebut di atas walaupun tidak digambarkan atau disebutkan


secara spesifik harus disesuaikan dan dipasang oleh Pelaksana Pekerjaan, apabila
diperlukan, agar instalasi ini lengkap dan dapat bekerja dengan baik sesuai dengan
pelaksanaan yang wajar.

01.3. LINGKUP PEKERJAAN


Uraian singkat lingkup pekerjaan sistem Pemadam Kebakaran antara lain adalah
sbb :
1. Hydrant Box
2. Pillar hydrant dan Kotak Hydrant Halaman
3. Pemadam api Ringan ( PAR / PEE )

01.4. KORELASI PEKERJAAN

a. Semua pekerjaan galian dan penimbunan yang ada dilakukan oleh pihak lain
Pelaksana Pekerjaan harus memberikan data-data, ukuran-ukuran dan gambar-
gambar pekerjaan ini bilamana ada kepada pihak yang melaksanakannya.

b. Semua pekerjaan pembuatan lubang-lubang dan penutupannya pada dinding,


lantai, langit-langit untuk jalannya kawat, pipa dan duct yang dilakukan pihak
Fire Extinguser
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro

II.-32
lain. Pelaksana Pekerjaan harus memberikan data-data, ukuran dan gambar-
gambar yang diperlukan kepada pihak yang melaksanakannya.

c. Semua penarikan kabel-kabel listrik penyulang sampai ke panel peralatan


dilakukan oleh pihak lain. Pelaksana Pekerjaan wajib memberikan data-data
dan gambar-gambar yang diperlukan kepada pihak lain yang mengerjakannya.

d. Semua penarikan pipa hidran dan pipa sprinkler tidak tercantum dalam
gambar-gambar dan spesifikasi dilakukan oleh pihak lain, Pelaksana Pekerjaan
harus berkoordinasi dan memberikan data-data, ukuran dan gambar-gambar
kepada pihak lainnya yang mengerjakannya.

e. Semua fasilitas listrik, air, saniter darurat hendaknya diusahakan oleh


Pelaksana Pekerjaan.

f. Pelaksana Pekerjaan harus berkoordinasi dengan pihak lainnya untuk


menanggulangi persoalan ini.

01.5. SUB PELAKSANA PEKERJAAN

a. Apabila diperlukan tenaga-tenaga ahli khusus, atau tenaga-tenaga pelaksana


yang ada tidak mampu melaksanakan pemasangan, penyetelan, pengujian dan
lain-lain maka Pelaksana Pekerjaan dapat menyerahkan sebagian instalasinya
kepada Sub Pelaksana Pekerjaan lain setelah mendapatkan persetujuan
Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas/ Konsultan Perencana.

b. Pelaksana Pekerjaan wajib bertanggung jawab penuh atas segala lingkup


pekerjaannya, baik yang dilaksanakannya sendiri maupun yang telah di sub-
kontrakkan.

c. Pemberi Tugas/Konsultan Perencana/Konsultan Pengawas tidak dapat dituntut


bilamana ada gugatan dari sub Pelaksana Pekerjaan karena ketidak lancaran
pembayaran yang harus diberikan oleh Pelaksana Pekerjaan.

01.6. PETUNJUK OPERASI DAN PEMELIHARAAN

a. Pada saat penyerahan untuk pertama kalinya Pelaksana Pekerjaan harus


menyerahkan gambar-gambar, data-data peralatan petunjuk operasi dan cara-
Fire Extinguser
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro

II.-33
cara perawatan dari mesin-mesin terpasang di bawah Kontrak ini. Data-data
tersebut haruslah diserahkan kepada Pemberi Tugas/ Konsultan Pengawas
sebanyak 3 (tiga) set dan kepada Konsultan Perencana 1 (satu) set.

b. Pada saat penyerahan pertama harus diserahkan antara lain: Instruction


Manual, Installation Manual, Maintenance Manual, Operating Intruction,
Trouble Shooting Instruction.

c. Hendaknya diberikan pula 2 (dua) set singkatan petunjuk operasi dan


perawatan kepada Pemberi Tugas, sebuah dipasang dalam suatu kaca
berbingkai dan ditempelkan di dinding dalam ruang mesin utama atau tempat
lain yang ditunjuk oleh Pemberi TugasKonsultan Pengawas.

d. Hendaknya Pelaksana Pekerjaan memberikan pendidikan praktek mengenai


operasi dan perawatannya kepada petugas-petugas teknis (Team Engineering)
yang ditunjuk oleh Pemberi Tugas secara cuma-cuma sampai cakap
menjalankan tugasnya.

e. Kontraktor harus memberikan Surat Garansi atau peralatan-peralatan utama


kepada Pemberi Tugas.

01.7. DATA SUKU CADANG

Pelaksana Pekerjaan harus menjamin dan melengkapi dengan Surat Jaminan


adanya suku cadang yang mudah diperoleh pada peralatan-peralatan yang
sekiranya akan mengalami gangguan atau kerusakan dalam waktu minimal 5
(lima) tahun baik untuk peralatan utama maupun peralatan penunjang.

2. PENJELASAN PERSYARATAN TEKNIS KHUSUS

02.1. STANDAR DAN PERATURAN-PERATURAN / PERSYARATAN

Untuk material/peralatan serta pengerjaan instalasi sistem plambing dan sub-


sistem yang menjadi lingkup pekerjaan dalam bab ini, harus memenuhi dan
mengikuti beberapa referensi, standar material dan pengerjaannya begitu pula
Fire Extinguser
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro

II.-34
Peraturan Daerah terkait namun tidak terbatas kepada apa yang disebutkan di
bawah ini:
• SNI-03-1745-2000 tentang Pipa tegak dan Slang.
• SNI-03-3989-2000 tentang Sprinkler Otomatik.
• Perda Pemda setempat
• Penanggulangan Bahaya Kebakaran Dalam Wilayah Setempat
• Departemen Pekerjaan Umum, Skep Menteri Pekerjaan Umum No.
10/KPTS/2000
Tentang Ketentuan Teknis Pengamanan terhadap Bahaya Kebakaran Pada
Bangunan
gedung dan Lingkungan.
• National Fire Codes :- NFPA-10, Standard for Portable Fire Extinguisher
- NFPA-13, Standard for The Installation Sprinkler Systems
- NFPA-14, Standard for The Installation Standpipe and Hose Systems
- NFPA-20, Standard for The Installation Centrifugal Fire Pumps
- Mc. Guiness, Stein & Reynolds
- Mechanical & Electrical for Buildings

02.2. MATERIAL / BAHAN-BAHAN YANG DIPAKAI

03.2.1. Pemipaan

- Untuk pemipaan hidrant dan sprinkler digunakan Black Steel Pipe Sch. 40,
atau ASTM A 53.

- Demikian juga untuk fitting digunakan Black Steel Pipe class 20 K, Weld
Type.

03.2.2. Valve - valve

Gate Valve :

- Digunakan tipe bronze body, non rising stem, screwed bonnet, solid wedge
disk, screwed end untuk valve sampai dengan  2" atau bisa digunakan tipe
Butterfly untuk diameter 65 mm s/d 200 mm.
Fire Extinguser
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro

II.-35
- Digunakan tipe flanged or lugged body, stainless steel disk, stainless steel
shaft, hand wheel operated with position indicator untuk valve lebih besar 
2".

- Check Valve :

- Digunakan material bronze body, swing type, Y pattern, screwed cup,


metal disk, screwed end untuk valve sampai dengan  2".

- Digunakan swing silent type dengan stainless steel disk dengan body
material cast iron untuk ukuran lebih besar  2”.

- Tekanan Kerja Valve :

- Untuk keperluan fire hydrant dan sprinkler digunakan valve-valve dengan


tekanan kerja 300 psi.

02.3. INSTALASI PEMIPAAN

03.3.1. Sistem Penyambungan Pipa

Pipa Air Hidran :

- Digunakan sambungan ulir/screwed atau las untuk pipa berdiameter 3" ke


bawah dan dengan menggunakan sambungan flanged untuk diameter pipa 4"
ke atas dengan maximum dua batang pipa serta pada belokan minimal 5 kali
diameter pipa dari bahan yang sesuai dengan jenis bahan pipanya (long elbow).

- Sambungan flanged dilakukan pada setiap belokan dan pada setiap dua batang
pipa pada pipa lurus.

- Untuk memperkuat terhadap kebocoran, penyambungan pipa dengan ulir harus


terlebih dulu diberi lapisan red lead cement atau pintalan khusus dari asbes.

- Sedangkan untuk sambungan flanged harus dilengkapi ring dari karet secara
homogen.
Fire Extinguser
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro

II.-36
03.3.2. Penggantung / Penumpu Pipa

- Semua pipa harus diikat/ditetapkan dengan kuat dengan penggantung atau


angker yang kokoh (rigit), agar inklinasinya tetap, untuk mencegah timbulnya
getaran, dan pipa-pipa yang menembus dinding harus diberi sleeves.

- Pipa horizontal harus digantung dengan penggantung yang dapat diatur dengan
jarak antara tidak lebih dari 2,5 m.

- Penggantung atau penumpu pipa adalah product pabrik dan harus


disekrup/terikat pada konstruksi bangunan dengan insert/ angker yang
dipasang pada waktu pengecoran beton atau dengan Ramset.

- Pipa-pipa vertikal harus ditumpu dengan clem/clem dan dibuat dengan jarak
tidak lebih dari 3 m'.

03.3.3. Pemasangan Fixtures, Fitting dan sebagainya

- Semua fixtures harus dipasang dengan baik dan di dalamnya bebas dari
kotoran yang akan mengganggu aliran atau kebersihan air, dan harus terpasang
dengan kokoh (Rigit) ditempatnya dengan tumpuan yang mantap.

- Semua fixtures, fitting, pipa-pipa hidrant dan sprinkler dilaksanakan harus rapi
tidak mengganggu waktu pemasangan pekerjaan sipil serta mekanikal dan
elektrikal lainnya.

- Untuk pipa-pipa yang tekanan airnya tinggi/pipa induk, dipasang balok-balok


dari beton dengan campuran yang kuat dan dipasang setiap ada sambungan
pipa, tee, elbow, valve dan sebagainya.

03.3.4. Pipa-pipa Dalam Tanah

- Galian pipa dalam tanah menggunakan jenis BSC SCH.40 dan dalam trench
harus dibuat dengan ke dalaman 60 cm untuk pipa  4" ke bawah dan 80 - 100
cm untuk pipa  5" ke atas. Dasar lubang galian harus cukup stabil dan rata
sehingga seluruh panjang pipa terletak tertumpu dengan baik diatas Pasir Urug.
Cara pekerjaannya harus mengikuti standar produk yang akan digunakan.
Fire Extinguser
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro

II.-37
- Setelah pipa dipasang pada lubang galian dan setelah diperiksa oleh Konsultan
Pengawas yang ditunjuk, semua kotoran dibuang dari lubang galian ditimbun
kembali dengan baik pasir urug atau tanah bekas galian atau dengan bahan
yang ditentukan Konsultan Pengawas dengan izin yang disetujui.

- Patokan/pedoman yang dipakai untuk dalamnya galian adalah diukur dari garis
tengah pipa (as pipa) sampai kepermukaan jalan/ tanah asli atau bila tidak akan
digunakan ketentuan-ketentuan persyaratan minimal menurut buku petunjuk
untuk dalamnya galian.

- Harus dibuat tanda-tanda dari balok beton di atas tanah untuk memudahkan
Indentifikasi pipa di dalam tanah.

02.3. PENGUJIAN INSTALASI PEMIPAAN

Sebelum dipasang fixtures-fixtures seluruh sistem distribusi air harus diuji dengan
tekanan 20 kg/cm², tanpa mengalami kebocoran dalam waktu minimum 24 jam
tekanan tersebut tidak turun/berubah. Pada prinsipnya pengetesan dilakukan
dengan cara bagian demi bagian dari panjang pipa maximum 150 meter.

Biaya pengetesan serta alat-alat yang diperlukan adalah menjadi tanggung jawab
Pelaksana Pekerjaan. Pengetesan pipa harus dilaksanakan dengan disaksikan oleh
Konsultan Pengawas dan wakil dari Pemberi Tugas/Konsultan Perencana,
selanjutnya apabila telah diterima/memenuhi syarat akan dibuatkan Berita
Acaranya.

02.4. PENGECATAN

Pipa-pipa terlihat (exposed) harus diberi tanda dengan warna atau cat yang
warnanya akan ditentukan kemudian oleh Konsultan Pengawas.

Untuk pipa-pipa dalam ceiling agar mudah dikenali diberikan tanda warna/cat
pada setiap jarak + 4 m dengan arah aliran pada pipa-pipa induk begitu pula pipa-
pipa pada shaft dimana terletak pintu pemeriksaan.

Sebagai patokan dipakai warna cat sebagai berikut :


- Untuk jaringan pipa hidran dipakai warna merah
Fire Extinguser
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro

II.-38
- Untuk jaringan pipa sprinkler dipakai warna coklat.

3. PENJELASAN SPESIFIKASI TEKNIS PERALATAN


03.5. BOX HIDRAN
1. Indoor Hydrant Box (class III NFPA) harus terdiri dari peralatan sbb :
- Steel box recessed type, ukuran 750 mm, 1500 mm T & 250 mm D dicat duco
warna merah dengan tulisan warna putih HIDRAN pada tutup yang dapat dibuka
180° dan dilengkapi stopper.
Box harus dilengkapi Alarm Push Button, Alarm Lamp dan Alarm Horn.

- Hose rack untuk slang 40 mm, chronium plated bronze dengan jumlah gigi
disesuaikan dengan lebar box.
- Hydrant valve, chronium plated 40 mm dan 65 mm sambungan dan bentuk valve
disesuaikan dengan posisi pipa.
- "JET" Firehose A- one type size 40 mm x 30 meter including couplings.
(Jenis kopling disesuaikan dengan jenis Dinas Pemadam Kebakaraan DKI).
- Hydrant nozzle variable spray type size 40 mm
2. Outdoor hydrant box (class III NFPA) harus terdiri dari peralatan sbb :
- Steel box outdoor type, ukuran 750 mm L, 1500 mm T & 270 mm D dicat powder
coating warna merah dengan tulisan warna putih HIDRAN pada tutup yang dapat
dibuka 180° dan dilengkapi stopper.
- Hose rack untuk slang 40 mm, chronium plated bronze dengan jumlah gigi
disesuaikan dengan lebar box.
- Hydrant valve, chromium plated 40 mm dan 65 mm sambungan dan bentuk valve
disesuaikan dengan posisi pipa.
- "JET" Firehose A-one type size 40 mm x 30 meter including couplings.
- Hydrant nozzle variable spray type size 40 mm
03.6. PILLAR HIDRAN
Pillar hydrant yang dipergunakan disini adalah jenis short type two way dengan main
valve dan branch valves ukuran 100 x 65 x 65 mm. Jenis coupling harus disesuaikan
dengan model yang dipergunakan oleh Mobil
Fire Extinguser
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro

II.-39
Dinas Kebakaran Kota. Setiap pillar hydrant harus dilengkapi dengan gate valve untuk
memudahkan maintenance.
03.7. FIRE BRIGADE CONNECTION
1. Fire brigade connection yang dipergunakan disini adalah two way Siamese
connection untuk pemasangan free standing dengan ukuran 100 x 65 x 65 mm.
2. Siamese connection dibuat dari bronze lengkap dengan built-in check valve dan
outlet coupling yang sesuai dengan standard yang dipergunakan oleh Dinas
Pemadam Kota.

03.8. PEMADAM API RINGAN (PAR/PFE)


1. PAR disediakan sebagai sarana pemadaman awal yang dapat dilakukan oleh setiap
penghuni bangunan.
2. Untuk daerah umum dalam bangunan disediakan 1 bh PAR jenis bubuk kering
kapasitas minimal 5 kg setiap luas 100 m2.
3. Untuk ruangan mesin disediakan 1 bh PAR jenis CO2 kapasitas 5 kg untuk setiap
luas 100 m2.
4. HYDRANT PILLAR DENGAN KATUP UTAMA
Ukuran : 65 X 65 X 100 mm
Tipe sambungan : Machino coupling
5. KOTAK HYDRANT KEBAKARAN LUAR GEDUNG
Ukuran : 950 X 660 X 200 mm
Bahan : Mild steel ukuran 1,8 mm
Perlengkapan : - Linen Hose dia. 65 mm X 30 mm
- Machino coupling dia. 65 mm
- Variable jet & spray nozzle dia. 65 mm
- Hose rack
6. KOTAK HYDRANT KEBAKARAN DALAM GEDUNG
Ukuran : 1300 X 750 X 200 mm
Bahan : Mild steel ukuran 1,8 mm
Perlengkapan : - Linen Hose dia. 40 mm X 30 m
- Machino coupling dia. 40 mm
- Variable jet & spray nozzle dia. 40 mm
Fire Extinguser
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro

II.-40
- Hose rack
7. SAMBUNGAN KEMBAR SIAM / SIAMESSE CONNECTION
Ukuran : 100 X 65 X 65 mm
Type : Free standing type dengan chromium plated finish atau cast
Iron free standing type dengan lapisan anti karat.
Sambungan : Jenis coupling harus disesuaikan dengan dinas kebakaran
Setempat.
Perlengkapan :- Stop valve
- Bak kontrol dan tutup.
8. PEMADAM API RINGAN ( PAR / PEE )
Type : Portable
Kapasitas : 5 kg
Jenis : Dry powder multi purpose
9. PEMADAM API RINGAN ( PAR / PEE )
Type : Portable
Kapasitas : 5 dan 7 kg
Jenis : CO2
10. PEMADAM API RINGAN ( PAR / PEE )
Type : Portable
Kapasitas : 25 kg
Jenis : CO2
12. HYDRANT VALVE
Size : 1 ½” & 2 ½”
14. SPRAY NOZZLE
Size : 1 1 / 2 “ & 2 1 / 2”
15. HOSE
Fire Alarm
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro

II.-42
PEKERJAAN INSTALASI FIRE DETECTOR & ALARM

1. PENJELASAN UMUM
a. Kontraktor wajib mengikuti / memenuhi semua persyaratan-persyaratan yang
ditulis didalam buku ini, juga wajib mengikuti/ memenuhi persyaratan umum
yang dikeluarkan oleh Direksi.
b. Buku spesifikasi ini mempunyai bobot lebiibanding dengan gambar
perencanaan.
c. Dalam penawaran, kontraktor wajib melampirkan perincian daftar peralatan
/barang/material yang akan dipasang.
d. Dalam penawaran , kontraktor wajib menyertakan brosur, katalog, diagram,
ukuran, warna keterangan-keterangan lain yang diterbitkan oleh Manufacturer
dan menandai spesifikasi peralatan/ barang/ material yang akan dipasang
dengan jelas.
e. Kontraktor wajib menyertakan ahli lokal yang direkomondasi oleh pabrik
pembuat peralatan yang dipasang untuk mengawasi, mengecek dan menyetel
peralatan-peralatan, sehingga sistim beroperasinya dengan sempurna.
f. Jika kontraktor menemukan kesalahan dalam gambar-gambar perencanaan /
spesifikasi teknisnya, maka kontraktor wajib memberitahu kepada Direksi
secara tertulis untuk mendapatkan penjelasan.
g. Sebelum kontraktor melaksanakan pekerjaan, kontraktor wajib membuat shop
drawingdiantaranya :
1. Gambar system
2. Detail penanaman pipa sparing Dome Bell kabel dari ceilling ke manual
fire alarm station , Dome Bell dan flash light.
3. Detail penempatan /pemasangan master kontrol fire alarm (MCFA),
lengkap dengan standby powernya.
4. Detail penempatan /pemasangan manual push button, alarm bell lengkap
dengan lampu alarm (Visual Alarm).
5. Lain-lain dianggap perlu oleh Direksi.
Shop drwaing diserahkan kepada Direksi untuk diperiksa dan disahkan yang
kemudian digunakan oleh kontraktor sebagai pegangan dalam pelaksanaan.
Fire Alarm
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro

II.-43
h. Kontraktor harus membuat gambar-gambar instalasi yang diperlukan untuk
diperiksa dan disahkan (Keur) oleh badan resmi lain yang berwenang.
i. Kontraktor wajib menyerahkan contoh peralatan/ barang/material yang akan
dipasang kepada Direksi jika diminta, jika contoh yang diberikan ditolak oleh
Direksi kontraktor wajib mengganti.
j. Semua peralatan /material/ instalasi dalam pekerjaan ini juga harus mengikuti
persyaratan-persyaratan yang dikeluarkan oleh pabrik pembuatnya.
k. Semua peralatan /material / instalasi harus mengikuti standart/ terdaftar /
mendapat approval dari : NFPA, UL, FOC dan tidak menyalahi ketentuan-
ketentuan Jawatan Keselamatan Kerja Indonesia.
l. Semua peralatan /material/ instalasi harus baru , didesign khusus untuk daerah
tropis dan mendapat jaminan (termasuk pengirimannya) dari pabrik
pembuatnya.
m. Semua peralatan / material / instalasi (kecuali instalasi kabel) harus dari satu
merk. Produk yang dapat diterima adalah merk Edward,Thorn-Kidde, Simplex,
Bosh.
n. Jika dikarenakan pekerjaan, kontraktor harus membongkar, membobok ,
menggali dan lain-lain, kontraktor harus mengembalikan ke keadaan seperti
semula. Kontraktor harus memperhitungkan adanya hal-hal tersebut diatas dan
kesemuanya ini menjadi tanggungan kontraktor sepenuhnya.
o. Kontraktor harus membersihkan lingkungan kerja setiap hari setelah
pemasangan pekerjaan.
p. Kontraktor wajib menyediakan seorang ahli yang ditempatkan di site secara
full time.
q. Kontraktor harus melakukan koordinasi dengan kontraktor lain (kontraktor
Arsitek, Interior, Sipil, Plumbing, Mekanikal, Elektrikal, Sound System,
Telepon dll), atas petunjuk Direksi, sehingga diperoleh hasil kerja baik dan
memuaskan.
r. Jika karena kesalahan / kelalaian Kontraktor menyebabkan instalasi berbeda
dengan shop drawing yang sudah disetujui atau peralatan-peralatan yang
dipasang tidak memenuhi persyaratan , Direksi berwenang untuk menyuruh
Fire Alarm
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro

II.-44
kontraktor membongkar , memperbaiki , mengganti peralatan /material/ barang
dan mengembalikan keadaan sekelilingnya seperti semula. Biaya-biaya yang
ditimbulkan hal diatas merupakan tanggungan kontraktor.
s. Setelah pemasangan sisrim selesai, kontraktor wajib mengadakan pengetesan/
percobaan (prosedure sesuai dengan stabdart NFPA) untuk menunjukkan
bahwa sistim dipasang dengan benar , memenuhi persyaratan dan bekerja
dengan baik.
t. Kontraktor wajib mengajarkan/ melatih tenaga-tenaga Maintenance dari
operator Pembangunan Gedung. Kontraktor harus membuat buku “Petunjuk
Operasi” dalam bahsa Indonesia yang jelas, sehingga pemakai bisa
menggunakan sistim pada kemampuan puncak .
u. Kontraktor wajib memberikan garansi 1 (satu) tahun setelah penyerahan kedua.
Garansi ini meliputi beroperasinya dengan baik sistim pendeteksian tersebut
termasuk didalamnya pemeliharaan dan penggantian peralatan yang rusk bukan
karena kesalahan pemakaian dan sebagainya.

v. Kontraktor wajib menyerhakn surat jaminan dari pabrik bahwa peralatan /


spare part dengan sepat dan mudah didapat oleh operator Gedung untuk
keperluan maimaintenancelanjutnya.
2. FIRE ALARM SYSTEM
a. Evacuation Zone atau alarm Zone
Pembangunan Gedung ini menggunakan system SEMI adressible dibagi dalam
2 (Dua) “LOOP” system MCFA yang terintergrasi dengan data atau berbasis IP
Base,
b. Lingkup Pekerjaan.
1. Pelaksanaan pekerjaan Fire alarm system menyangkut hal-hal seperti
berikut dibawah yaitu ; mengadakan ,membuat ,memasang, menyetel,
menguji dan mendidik , sehingga Fire Alarm System terpasang dan bekerja
dengan baik sesuai dengan persyaratan dan standart-standart.
2. Instalasi Fire Alarm System yang dikerjakan meliputi :
Fire Alarm
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro

II.-45
2.1. Master control Fire Alarm (MCFA) lengakap dengan standby power
(battery) , wiring serta automatic changernya.
2.2. Pengadaan dan pemasangan semua sistim fire detector, manual call,
alarm bell, signal/ location lamp beserta instalasi wiringnya.
2.3. Semua instalasi kabel rangakain fire protection system
2.4. Semua peralatan dan accesoriesnya yang diperlukan untuk menunjang
bekerjanya fire protection system dengan sempurna walaupun
peralatan dan accesoriesnya tersebut tidak dinyatakan dengan jelas
dalam spesifikasi ini maupun dalam gambar perencanaan.
3. Kemampuan Operasi.
Keadaan alarm dimana jika salah satu initiating device aktif/ diaktifkan,
maka alarm devices di setiap zone dimana initiating device yang aktif
berada, akan berbunyi/ menyala. Audible alarm signal dan visual alarm
signal di master control fire alarm juga aktif dan secara manual dapat diatur
untuk silenceable maupun nonsilenceable. General alarm bisa dilakukan
secara manual dari master control fire alarm (MCFA)

04.3. SPESIFIKASI TEKNIS


a. Master Control Fire Alarm.
MCFA yang yang digunakan harus mempunyai kapasitas minimal 4 loop, solid
state ,pre signal type dan bekerja pada system tegangan rendah (24-V-DC) dan
tetap beroperasi dengan normal pada operating temperature –20 derajad sampai
dengan 95 %
b. Digunakan peralatan-peralatan dengan sistim module (standart) yang dirangkai
sehingga membentuk MCFA dan ditempatkan dalam Enclosure. Kabel untuk
merangkai module harus “Factory Product” dan hubungannya harus secara
“solderless”
1. Harus mempunyai perlengkapan standart sebagai berikut :
1.1. Indikator/ signal zone sesuai jumlah zone
1.2. Buzzer/ horn
1.3. Fire fighting (fire pump) line
Fire Alarm
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro

II.-46
1.4. Monitor line
1.5. Signal otomatic dan manual monitor untuk memberi petunjuk
terjadinya gangguan open circuit maupun short circuit pada jaringan
loop ataupun gangguan instalasi lainnya.
2. MCFA dapat bekerja secara silenceable maupun non silenceable untuk
alarm signal output dan trouble signal output.
3. Wiring kesemua initiating devices, alarm devices dan releasing devices
harus dilengkapi dengan alat-alat supervisi secara elektris untuk melihat
(MCFA) adanya troble-troble yang terjadi. Trouble yang perlu dideteksi
yaitu short circuit , open circuit dan ground fault.
4. MCFA harus mampu melayani sampai 25 ionization smoke detector/ zone
dan berapapun jumlah initiating devices lainnya yang mempunyai No.
contact atau sesuai dengan spesifikasi pabrik pembuat peralatan yang
terpilih.
5. Power Supply.
5.1. Primary supply menggunakan sistim tegangan 220-250 V AC 50 Hz
single phase dengan sistim 3 kawat dan dilengkapi dengan voltage
stabilizer elektronik (+ 10 % - 20 %)
5.2. MCFA dilengkapi dengan srandby battery (24 V-DC). Jenis “Battery
kering” Rechargeable lengkap dengan chengernya (NICAD)
5.3. Dari MCFA pengisian battery bisa diatur secara normal maupun
equalizer.
5.4. Jika primary supply mengalami kegagalan, secara automatic beban
(Fire Alarm System) dilayani oleh standby battery
5.5. Stand by battery harus mampu melayani fire alarm system selama 24
jam dalam normal operation dan ditambah 30 menit dalam keadaan
alarm.
6. Lampu Indikator dan Kontrol.
6.1. MCFA harus mempunyai lampu-lampu indikator untuk memberitahu
kepada operator apa yang terjadi
Fire Alarm
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro

II.-47
6.2. MCFA harus mempunyai switch-switch control untuk reset silence
switch, alarm lamp test switch AC power failure silence switch, bttery
equalizer normal switch dan beberapa switch control yang tidak
disebut disin
7. Konstruksi.
7.1. Enclosure MCFA harus merupakan “Factory Product” dimana pintu
enclosure dilengkapi dengan kunci.
7.2. Enclosure MCFA harus dilapisi dengan cat dasar dan diberi cat akhir
dengan warna hitam.
7.3. Pemasangan enclosure pada dinding dengan cara surface mounting ,
ketinggian pemasangan (bagian teratas enclosure) mximum 2 m dari
lantai.
7.4. Kontraktor harus membuat shop drawing untuk pemasangan enclosure
pada dinding.
7.5. Enclosure harus di grounded ke sistim pentanahan.
8. Initiating Devices.
8.1. Initiating devices yang digunakan terdiri dari automatic-initiating
devices dan manual initiating devices, dimana :
Automatic initiating services yang terdiri dari ionization smoke
detector, fixed temperatual detector dan combination rate of rice and
fixed temperature detexture.
8.1.1. Automatic initiating devices yang digunakan jenis ceilling dan
surface mounting (untuk ruang tanpa ceilling).
8.1.2. Pemasangan initiating devices harus menggunakan doos
(Elektrical box) sesuai dengan rekomondasi dari pabrik pembuat
fire alarm system yang terpilih.
8.2. Ionization Smoke Detector (ISD)
8.2.1. ISD yang digunakan harus dari jenis yang sesuai standart FOC.
8.2.2. ISD dilengkapi dengan lampu indikator alarm berupa (LED)
8.2.3. ISD bekerja pada tegangan nominal 15-32 V DC
Fire Alarm
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro

II.-48
8.2.4. Daerah deteksi minimal seluas 40 m2 untuk ceilling rata dan 30
m2 untuk ceilling miring.
8.2.5. Detector tahan terhadap temperature lingkungan sebesar 20
derajad – 50 derajad C.
8.3. Maximum /fixed temperature detectore mempunyai daerah cakup :
40 m2 dengan temperature max 65 deg.C
35 m2 dengan temperature max 75 deg.C
8.4. Combination rate of rice and fixed temperature detectore (RFD)
8.4.1. RFD digunakan adalah jenis bimetallic mempunyai rate of rice
setting sebesar 15 derajad F/menit dan fixed temperature
setting sebesar 57 derajad C.
8.4.2. RFD harus mampu mendeteksi kebakaran dalam suatu ruangan
minimum 30 m2 dengan tinggi plafond 4 m
8.5. Manual Initiation Devices (MID)
8.5.1. Manual initiating devices atau disebut Manual Fire Alarm
station yang digunakan jenis break glass
8.5.2. MID harus tetap bisa dioperasikan dengan baik pada
temperature operasi 0 sampai dengan 66 derajad C dan pada
relative humudity 0 sampai dengan 95 %
8.5.3. MID dari bahan dan difinish cat merah dan putih enamel dan
hubungan kabel harus dengan sekerup pada terminal box atau
sesuai dengan jenis yang digunakan oleh merk yang terpilih.
8.5.4. MID yang dipasang ditembok digunakan jenis semi flush
mounting menggunakan electrical box sesau rekomondasi dari
pabrik, sedang yang dipasang pada kolom-kolom beton
digunakan surface mounting menggunkan box khusus untuk
MID buatan pabrik pembauat MID.
9. Alarm Devices.
9.1. Alarm devices yang digunakan terdiri dari audible alarm devices
visual alarm devices.
Fire Alarm
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro

II.-49
9.2. Audible alarmdivices yang digunakan terdiri dari Dome Bell, sedang
visual alarm devices digunakan sesuai gambar rencana.
9.3. Dalam pemasangan, visual alarm devices dipasang dibawah audible
alarm devices (Horn) atau bersebelahan sesuai dengan gambar.
Pemasangan alarm devices harus menggunakan doos (Electric Box)
9.4. Dome Bell 24 volt DC dan 220 volt.
Horn jenis electronik , merupakan kombinasi yang kompak antara
pembangkit nada, amplifier dan presure chember loudspeaker.
9.5.1. Dome bell 24 volt mempunyai soud level kira-kira + 100 DB
pada jarak 1 m pada tegangan masing-masing 24 DC volt.
9.5.2. Dome bell harus tetap bekerja normal pada tegangan + 25 %
nomimal membutuhkan arus maximum 30 m’ horn (Bell 24
volt DC).
9.5.3. Dome bell harus dipasang sesuai dengan lokasinya pada
gambar.
9.6. Visual Alarm Devices.
Visual alarm devices yang digunakan jenis high intentity flasing light,
nyala lampu warna merah.
9.6.1. Visual alarm jenis electronik flash dengan menggunakan
capasitor sebagai penyimpanan daya listrik.
9.6.2. Visual alarm harus tetap bekerja pada tegangan nominal 220
volt dan tetap bekerja normal pada tegangan nominal + 25 %
9.6.3. Daya flash light + 15 w dengan kecepatan + 60 flash/ menit
10. Instalasi Kabel.
10.1. Keciulai kabel untuk keperluan emergency call (Soud System)
semua wiring (kabel) instalasi yang didalam panel control (MCFA)
maupun diluar panel control harus digunakan kabel jenis solid
conductor (bukan standed counductor) dari bahan tembaga yaitu
kabel Twisted Shealded / FRC diameter sesuai gambar.
10.2. Kecuali instalasi untuk command control (untuk keterminal
tripping), semua instalasi ke circuit yang ada menggunakan kabel
Fire Alarm
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro

II.-50
PVC dengan ukuran penampang terkecil 1,5 mm2 atau sesuai
rekomondasi dari pabrik pembuat fire alarm yang terpilih.
10.3. Kecuali instalasi untuk command control , semua kabel instalasi
dimasukkan dalam pipa PVC (type C) sparing yang sesuai (minimal
 .5/8”).
10.4. Pada dasarnya pipa sparing dipasang dalam dinding/ beton di klem
pada dinding/ beton atau tray.
10.5. Pengkleman pipa sparing setiap jarak 50 cm dan pipa sparing yang
masuk ke terminal box/ doos harus diklem pada jarak 5 cm dari
terminal box/ doos. Pengkleman diatur sedemikian rupa sehingga
terpasang dengan kokoh.
10.6. Tidak diperkenankan mengadakan penyambungan kabel instalasi
kecuali dalam terminal box atau doos initiating devices dan doos
dalam alarm devices.
10.7. Setiap jarak 8 m pipa sparing dan belokan pipa sparing harus
dipasang doos.
10.8. Instalasi untuk command control (actuating devices) dari panel
control ke terminal tripping menggunakan kabel jenis “kabel tahan
api”, dimana setiap masuk keterminal box harus dijepit dengan
“cable gland” khusus.
Air Conditioning
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro

II.-51

PEKERJAAN SISTEM PENGKONDISI UDARA DAN VENTILASI MEKANIS

UMUM

1. PENJELASAN

Pada bagian ini menjelaskan secara spesifik/khusus menyangkut disiplin/sub-pekerjaan


Sistem Pengkondisi Udara Dan Ventilasi Mekanis, dan ini merupakan bagian dari
RKS Pekerjaan MEP Perencanaan Gedung .

Butir 1 ini menjelaskan hal umum tentang sub-pekerjaan Sistem Pengkondisi Udara
dan Ventilasi Mekanis sebagai bagian dari paket pekerjaan MEP.

Terdapat berapa sub-butir dari butir 1 pada bagian ini yang mungkin mengulang dari
apa yang telah disebutkan pada Bab terdahulu. Hal ini adalah untuk lebih menegaskan
lagi atau untuk menambah secara khusus karena dianggap dibutuhkan untuk sub-
pekerjaan pada Bab ini.

Hal-hal yang disebutkan pada bagian ini dari dokumen RKS paket pekerjaan MEP ini
merupakan bagian yang harus diikuti oleh setiap disiplin/sub-pekerjaan sebagai bagian
dari paket pekerjaan MEP Perencanaan Gedung .

Spesifikasi teknis, Bill of Quantity dan gambar perencanaan dan informasi yang
diberikan pada proses pelelangan ini, dan telah diberikan kepada setiap peserta lelang
adalah merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari paket pekerjaan ini secara umum
dan secara khusus sub-pekerjaan pada Bab II ini.

1.1.MATERIAL

Material yang akan didatangkan dan dipasang adalah baru, bebas dari cacat, lengkap
sebagai unit peralatan, asli/orginal dan sesuai dengan spesifikasi teknis yang diminta.
Jaminan dari uraian tersebut di atas harus dinyatakan berupa dokumen atau Surat
Keterangan dari pabrik pembuat. Material/barang harus didapat dari agen resmi yang
ada di Indonesia yang didukung oleh pabrik pembuat dimana barang diproduksi.
Dokumen/Surat Keterangan resmi ini harus juga dilampirkan pada saat persetujuan
material
Air Conditioning
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro

II.-52

1.2.SUB PELAKSANA PEKERJAAN

- Apabila diperlukan tenaga-tenaga ahli khusus atau tenaga-tenaga pelaksana yang


ada tidak mampu melaksanakan pemasangan, penyetelan, pengujian dan lain-lain
maka Pelaksana Pekerjaan dapat menyerahkan sebagian instalasinya kepada Sub
Pelaksana Pekerjaan lain setelah mendapatkan persetujuan Pemberi
Tugas/Konsultan Pengawas/Konsultan Perencana.

- Pelaksana Pekerjaan bertanggung jawab penuh atas segala lingkup pekerjaannya,


baik yang dilaksanakannya sendiri maupun yang telah di sub-kontrakkan.

- Pemberi Tugas/KonsultanPerencana/Konsultan Pengawas tidak dapat dituntut


bilamana ada gugatan dari sub Pelaksana Pekeerjaan karena ketidak lancaran
pembayaran yang harus diberikan oleh Pelaksana Pekerjaan.

1.3.PETUNJUK OPERASI DAN PEMELIHARAAN

- Pada saat penyerahan untuk pertama kalinya Pelaksana Pekerjaan harus


menyerahkan gambar-gambar, data-data peralatan petunjuk operasi dan cara-cara
perawatan dari mesin-mesin terpasang di bawah Kontrak ini. Data-data tersebut
haruslah diserahkan kepada Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas sebanyak 2 (dua)
set dan kepada Perencana 1 (satu) set.

- Pada saat penyerahan pertama harus diserahkan antara lain: Instruction Manual,
Installation Manual, Maintenance Manual, Operating Instruction, Trouble Shooting
Guide Book.

- Hendaknya diberikan pula 2 (dua) set singkatan petunjuk operasi dan perawatan
kepada Pemberi Tugas, sebuah dipasang dalam suatu kaca berbingkai dan
ditempelkan di dinding dalam ruang mesin utama atau tempat lain yang ditunjuk
oleh Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas.

- Hendaknya Pelaksana Pekerjaan memberikan pendidikan praktek mengenai


operasi dan perawatannya kepada petugas-petugas teknis (Team Engineering) yang
ditunjuk oleh Pemberi Tugas secara cuma-cuma sampai cakap menjalankan
tugasnya.
Air Conditioning
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro

II.-53

1.4.DATA SUKU CADANG

Pelaksana Pekerjaan harus menjamin dan melengkapi dengan Surat Jaminan adanya
suku cadang yang mudah diperoleh pada peralatan-peralatan yang sekiranya akan
mengalami gangguan atau kerusakan dalam waktu tertentu, baik untuk peralatan utama
maupun peralatan penunjang. Jaminan adanya suku cadang ini minimum selama 5
(lima) tahun dan mudah didapat.

2. PERSYARATAN PELAKSANAAN

2.1. UMUM

- Instalasi yang dinyatakan dalam spesifikasi ini harus dilaksanakan sesuai dengan
peraturan-peraturan yang berlaku saat ini di Indonesia serta tidak bertentangan
dengan ketentuan-ketentuan dari Jawatan Keselamatan Kerja.

- Pelaksana Pekerjaan wajib mempelajari meneliti dan memeriksa juga untuk


pekerjaan yang pelaksanaannya oleh Pelaksana Pekerjaan lain apabila pekerjaan
Pelaksana Pekerjaan lain dapat mempengaruhi kelancaran pekerjaaanya.
Bilamana terjadi kekeliruan atau gangguan maka Pelaksana Pekerjaan wajib
mengerjakannya dengan saran-saran perbaikan untuk semua pihak.

- Seluruh peralatan dari mesin yang dipasang untuk sistem ini selain memenuhi
persyaratan spesifikasi teknis juga tidak boleh menyimpang dari persyaratan yang
dikeluarkan oleh pabrik pembuatnya.

- Tidak diperbolehkan sama sekali adanya penyimpangan-penyimpangan dari


spesifikasi teknis dan gambar perencanaan yang ada tanpa adanya persetujuan
tertulis dari Konsultan Perencana/Pemberi Tugas/ Konsultan Pengawas.

- Seluruh pelaksanaan instalasi yang berbeda dengan spesifikasi teknis maupun


gambar perencanaan tanpa persetujuan harus diperbaiki dan diubah sesuai dengan
spesifikasi teknis maupun gambar perencanaan yang ada dari atau biaya/tanggung
jawab Pelaksana Pekerjaan.

- Pelaksana Pekerjaan wajib mempelajari dan memahami semua undang-undang dari


Air Conditioning
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro

II.-54

peraturan-peraturan persyaratan umum maupun suplementernya, persyaratan


pabrik pembuat unit-unit Air Conditioning dan buku-buku dokumen pelelangan,
bundel gambar-gambar serta petunjuk-petunjuk tertulis yang telah dikeluarkan.

- Pelaksana Pekerjaan dapat meminta penjelasan kepada Pemberi Tugas/ Konsultan


Pengawas/Konsultan Perencana atau Pihak yang ditunjuk bilamana menurut
pendapatnya pada dokumen-dokumen pelelangan, gambar-gambar atau hal-hal
lainnya ada yang kurang jelas.

- Apabila terjadi kesalahan atau perbedaan interpretasi atau adanya hal yang
bertentangan antara spesifikasi teknis, gambar pelelangan maupun informasi

- Informasi yang resmi lainnya di dalam dokumen dan pada proses pelelangan ini
maka yang akan menjadi pegangan adalah kondisi yang paling tinggi.
Hal tersebut juga berlaku terhadap adanya hal yang satu mengecilkan atau
menghilangkan hal yang lain.

2.2. PENGUJIAN PERALATAN

Pelaksana Pekerjaan wajib melakukan pengujian peralatan "Factory Test" terhadap


peralatan utama ataupun peralatan bantu sesuai dengan yang diajukan pada
dokumen penawaran, sebelum dikirim ke site, kecuali dinyatakan lain tersendiri.
"Factory Test" harus dilakukan pada pabrik pembuatnya dan laporan atau hasil test
harus diserahkan kepada Pemberi Tugas serta hasilnya harus sudah memenuhi
persyaratan teknis yang diminta.

2.3. TRAINING

Yang termasuk dalam bagian ini adalah pemberian petunjuk/informasi tentang tata
cara pengoperasian peralatan dan perawatan.

Petunjuk/informasi/asistensi ini merupakan kewajiban Pelaksana Pekerjaan untuk


memberikan penjelasan selengkap-lengkapnya kepada Team Operator Pemberi Tugas
dalam rangka menyiapkan "User Data", menentukan "Class of Services" tertentu
serta operasional dari peralatan terpakai.
Air Conditioning
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro

II.-55

Untuk maksud ini Pelaksana Pekerjaan harus menyiapkan, menyusun program training
sedemikian rupa sehingga pemilik dapat secara fasih menggunakan peralatan.

Materi training adalah teori (40%) dan praktek lapangan (60%) meliputi antara lain :

a. Dasar-dasar teori tentang sistem tata udara dan refrigerasi, control sistem dan
semua hal yang berkaitan dengan sistem yang terpasang.

b. Tata cara pengoperasian dan perawatan dari seluruh komponen sistem serta
perbaikan-perbaikan kecil.

Pelaksana Pekerjaan wajib menyediakan diktat training yang disusun dalam bahasa
Indonesia dan dalam edisi lux. Seluruh biaya yang diakibatkan oleh perihal training
hingga pembuatan diktat merupakan tanggung jawab Pelaksana Pekerjaan.

2.4. TESTING DAN COMMISSIONING

Selain melaksanakan pekerjaan pengadaan dan pemasangan Kontraktor harus


melakukan pengujian (testing, balancing & commissioning) dari seluruh peralatan
utama yang terpasang dalam proyek ini dengan lengkap dan berfungsi dengan baik
sehingga keseluruhan sistem dapat memberikan performansi yang diinginkan.

3. PERSYARATAN TEKNIS KHUSUS

3.1. KONDISI RUANGAN

Kondisi udara dari seluruh ruangan yang dikondisikan harus dapat dicapai pada
rentang 24 +/- 2°C dengan RH = 55 +/- 10% (atau seperti tertulis pada gambar), yang
diukur pada bidang kerja dan harus merata diseluruh ruangan yang dibuktikan
dengan hasil pengukuran.

3.2. TINGKAT KEBISINGAN


Tingkat kebisingan yang ditimbulkan oleh peralatan sistem pengkondisi udara
(Diffuser, Grille, Indoor Unit, Fan, dan lain-lain) pada ruang kerja tidak boleh
melebihi NC-46, yang diukur dari bidang kerja pada beberapa titik didalam ruangan
dan dibuktikan dengan hasil pengukuran.
Air Conditioning
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro

II.-56

3.3. STANDARD

Standard yang dapat digunakan sebagai acuan adalah ASHRAE, ARI STANDARD,
ASTM & UL, NFPA, SMACNA, NEC, ASME dan PUIL terbaru untuk instalasi
listrik AC.

3.4. LINGKUP PEKERJAAN

a. Pemasangan unit split-wall maupun ceiling cassete beserta perlengkapan sesuai


dengan lokasi yang telah ditentukan.

b. Pengadaan dan pemasangan sistem pemipaan, valve-valve, alat pengatur, alat


kontrol dan lain-lain beserta perlengkapan.

c. Pengadaan dan pemasangan Grille( grille intake, grille exhaust) produksi


Catura,Aerotec dan lain-lain, sesuai tertera pada gambar perencanaan.Ducting
supplay dalam memakai pipa PVC D ( dia 4 inch ) .

d. Pengadaan dan pemasangan unit-unit exhaust fan, intake fan dan lain-lain beserta
perlengkapan.

e. Pengadaan dan pemasangan panel-panel daya unit split-duct maupun split-wall


dan lain-lain beserta perlengkapan. (termasuk remote control)

f. Mengadakan testing dan commissioning semua pekerjaan yang telah terpasang.

4. SPESIFIKASI TEKNIS PERALATAN

4.1 UNIT OUTDOOR

4.1.1 Pelaksana Pekerjaan

Pelaksana pekerjaan wajib mengadakan dan memasang mesin-mesin pendingin beserta


peralatan lainnya sesuai gambar dan spesifikasi teknis penambahan serta persyaratan-
persyaratan pabrik, sehingga sistem dapat berfungsi dengan baik dan sempurna.
Air Conditioning
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro

II.-57

4.1.2 Teknis Peralatan

a) Sistem tata udara yang dipakai sisrtem adalah Konvensional.Adapun Kontraktor


harus melaksanakan pengadaan,pemasangan,pengujian peralatan utama yang di
pasang dengan lengkap dan berfungsi dengan baik sehingga seluruh system tata
udara dapat memberi performance yang di inginkan.

b) Kontraktor harus menyatakan melampirkan hal hal berikut dengan jelas :

- Melampirkan dengan jelas merk dan type unit yang di tawarkan.

c) Kompresor

Kompressor haruslah type elektrik motor dilengkapi thermistor untuk proteksi


overload.Motor mesin telah direncanakan untuk sumber daya 3 phase 50 Hz.

d) Unit AC Wall dan AC Ceiling Cassette

Tipe : Model dan serial sesuai kapasitas

Coil : Seamless copper tube

Tube Material : Copper

Fins Material : Aluminium yang dilapisi dengan lapisan anti korosi


Chloride-induced

corrosion resistant yang sudah dilakukan pengujian untuk


ketahanan terhadap korosi

Heat exchanger fin di desain dengan teknologi Wide louver


fin geometri yang mempunyai kemampuan koefisien panas
transfer tinggi untuk meningkatkan performa condensing unit

Fan : BLDC inverter Fan motor harus memiliki multi speed


operation

yang mampu merubah kecepatan sesuai dengan beban


pendinginan pada Outdoor unit dengan kemampuan
maximum static pressure = Max ( 8mmAq)
Air Conditioning
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro

II.-58

e) Sirkuit Refrigerasi
Refrigerant : Menggunakan refrigerant Hydro Carbon / HFC R410A
Ketebalan pipa harus disesuaikan dengan ukuran pipa
instalasi sesuai dengan rekomendasi dari pabrik.

Kelengkapan sirkuit : Suction & discharge service valve, filter drier, oil separator,

Sub cooling circuit, akumulator, liquid receiver, charging &

service port

Pengaman/safety : High pressure Switch, pressure sensor high, pressure sensor


low

f) Sistem Kontrol

Seluruh unit kontrol, baik casing, komponen maupun pengkabelannya harus


rakitan dan dipasang oleh pabrik pembuatnya serta harus dapat dikontrol dan
dioperasikan menggunakan remote control dalam hal ini termasuk instalasi kabel
data menggunakan kabel twisted shielded termasuk modul kontrolnya CPU yg
tersentral di ruang kontrol..
• Central Controller System: Sebuah device operated system centralized
controller dengan merk yang sama dengan unit AC haruslah mempunyai
fungsi sebagai berikut :
- System control dapat meng cover operasional mulai dari 16 unit indoor
sampai 256 unit indoor dan device kombinasi dapat di koneksi sampai total
4096 total indoor unit.
- Dapat dikoneksikan dengan BMS (Building Management System).
- Monitoring operasional dari system AC.
- Start/Stop untuk semua indoor unit.
- Kontrol setting: temperature, operation mode, fan speed dan locking dari
seluruh indoor unit.
- 1 tahun schedule dari operational system.
- Bisa menggunakan fire alarm signal untuk mematikan seluruh AC.
Air Conditioning
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro

II.-59

Diagnostic

Unit Outdoor sudah dilengkapi dengan diagnostic display module yang mampu
mengidentifikasi safety lockout condition dengan suatu code tampilan dimana
penjelasannya ada dalam manual operation dan trouble shooting guide book

Informasi yang dapat ditampilkan meliputi :


• Communication
• Overload compressor
• Discharge pressure too high
• Discharge temperature too high
• Suction pressure too low
• System error
• Ambient temperature over limit
• Temperature sensor failure
• Discharge pressure sensor failure
• Suction pressure sensor failure
• Refrigerant released.

g) Pengamanan (Safeties)

Unit Outdoor sudah harus dilengkapi dengan sensor dan seluruh komponen yang
diperlukan oleh kontrol system untuk memberikan proteksi kepada unit dari
kemungkinan-kemungkinan sebagai berikut :
• Overload compressor
• Discharge pressure too high
• Discharge temperature too high
• Suction pressure too low
• Ambient temperature over limit
• Temperature sensor failure
Air Conditioning
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro

II.-60

• Discharge pressure sensor failure


• Suction pressure sensor failure
• Refrigerant released

Compressor sudah dilengkapi dengan proteksi :


• Compressor overload protection

h) Sumber Daya Listrik

Sumber daya listrik 3 phase, untuk kebutuhan power sesuai dengan schedule
equipment. Control voltage adalah 220 volt, 50Hz

i) Instalasi
• Unit Outdoor duduk pada lantai diatas suatu concrete house keeping pad
dengan ketebalan 20 cm atau sesuai dengan gambar yang menyertai
dokumen ini.
• Menggunakan rubber ini shear pad antara unit dan house keeping pad.
• Harus mengikuti petunjuk yang diberikan oleh pabrik dalam
pengangkatan unit (handling) dan pemasangannya, dan lain-lain
sebagainya.

j) Spare Part
• Setiap unit harus dilengkapi suatu daftar spare parts dan tool yang
direkomendasikan pabrik harus dilengkapi untuk setiap unit untuk
keperluan kelanjutan operasi dalam jangka waktur tertentu, untuk
meintenance atau perbaikan selama masa pemerliharaan maupun setelah
itu.
• Daftar ini harus diserahkan pada saat proses permintaan persetujuan
unit.

k) Pemasangan

Setiap unit harus dipasang peredam getaran sehingga dapat mencegah terjadinya
rambatan vibrasi ke struktur bangunan.

Pada waktu dikirim ke site, seluruh unit harus dalam keadaan utuh sesuai dengan
Air Conditioning
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro

II.-61

standard pabrik. Tidak boleh diurai karena alasan untuk kemudahan dalam
pengangkutan.

Adalah tanggung jawab Pelaksana Pekerjaan untuk mengajukan metoda


pengangkutan unit ke lantai atap bangunan Gedung

5. PELAKSANAAN PEKERJAAN.

Pelaksana Pekerjaan memasang mesin AC , dilaksanakan oleh instansi yang memiliki


surat ijin pemasangan Tata Udara atau Instansi yang berwenang dan terbiasa
mengerjakan.Semua barang dan peraltan yang diadakan harus disertai surat jaminan
keaslian barang Letter of Origin.Kontraktor harus mengadakan pengujian instalasi dan
unit tersebut.Dan harus menyerahkan Buku asli pengoperasian/ pemeliharaan kepada
Konsultan Pengawas.

6. SISTEM CEROBONG UDARA

6.1.1.Pekerjaan

Pelaksana Pekerjaan harus mengadakan dan melaksanakan sistem cerobong udara sesuai
dengan gambar perencanaan dan spesifikasi teknis serta persyaratan lain yang
diberlakukan pada proyek ini.

6.1.2 B a h a n

Bahan yang dipakai untuk pekerjaan ini baik supply maupun return menggunakan PVC
type D dengan diameter 4 inch.
6..1.3 Konstruksi

- Sistem instalasi cerobong udara ini memakai "Ductwork" kecepatan menengah.


Semua instalasi cerobong harus dapat menahan kecepatan sampai 2.000 ft per
menit.

- Pelaksana Pekerjaan harus menguji instalasi cerobong udara terhadap kebocoran


yang mungkin terjadi.

- Semua sambungan-sambungan yang terjadi harus rata pada sebelah dalam dan rapi
disebelah luarnya. Semua sambungan harus serapat mungkin (air tight) kalau perlu
Air Conditioning
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro

II.-62

diberi penyekat (seal).

- Perubahan ukuran cerobong harus dengan persetujuan tertulis dari Konsultan


Pengawas/Konsultan Perencana.

6.2.1 Bahan untuk Pekerjaan Cerobong exhouse fan

Bahan cerobong yang dibuat dari "Pipa PVC class D".

6.2.2 B e l o k a n

Semua belokan (elbow) harus dibuat sesuai dengan gambar dan spesifikasi teknisnya.
Semua belokan pada cerobong suplai harus diperlengkapi dengan sudut-sudut pengarah
(vanes) sesuai dengan gambar dan spesifikasi teknisnya.
Belokan harus jenis "long radius elbow" dan elbow 90°, sesuai gambar dan spesifikasinya.

4.2.3 Tapers Offset dan Stream Liner

Bilamana melalui rintangan yang tidak dapat dihindarkan, Pelaksana Pekerjaan wajib
membuat taper, offset atau stream liner tergantung keadaan setempat yang dibuat sesuai
dengan spesifikasi.

4.2.4. P e n c a b a n g a n

Semua pencabangan (branch) harus dibuat sesuai dengan gambar detil dan spesifikasi
teknisnya. Semua pencabangan cerobong supplai harus diperlengkapi dengan "adjustable
splitter damper" atau "adjustable volume damper" yang dapat diatur dan dikunci serta
"turning vane" sesuai dengan gambar dan spesifikasi.

4.2.5 Lubang Berpintu

Pelaksana Pekerjaan harus membuat lubang-lubang berpintu, untuk pemeriksaan dan


pemeliharaan katup-katup, alat-alat saringan (filter) serta untuk pengukuran pada bagian-
bagian penting dari duct.

4.2.6 Lubang Pengetesan

Pelaksana Pekerjaan harus membuat lubang pengetesan (test Connection) pada setiap
Air Conditioning
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro

II.-63

cerobong utama serta pada tempat-tempat lain yang sekiranya perlu sesuai dengan gambar
dan spesifikasi.

4.2.7 Air Extractor

Pelaksana Pekerjaan harus memasang "adjustable air extractor" pada semua percabangan
ke diffuser udara keluar yang dapat diatur dan dikunci sesuai dengan gambar dan
spesifikasinya.

4.2.8 Penguatan Cerobong Udara

- Seluruh cerobong yang berukuran sisi lebih besar dari 14" diberi besi penguat
(braching).
Rangka besi penguat harus dipasang pada ke 4 sisi duct dengan persyaratan
dibawah ini :
Ukuran Terbesar Penguat Jarak Antara Penguat

25” s/d 40” 1x1x1/8” 1,50 m


40” keatas 1,5x1,5x1,8” 0,75 m

- Semua cerobong (berisolasi) yang ukuran terbesar lebih dari 90 cm harus diberi
besi penguat siku memanjang yang dipasang pada tengah-tengah sisi terbesar.

- Untuk cerobong yang lebih kecil bilamana ternyata dalam pemasangan sampai
melengkung harus diberi tambahan besi penguat.

- Semua besi penguat yang terpasang harus disikat dan dicat dengan cat dasar (prime
coating).
Air Conditioning
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro

II.-64

4.5 Penggantung Cerobong Udara

- Penyangga cerobong segi empat harus memenuhi syarat sebagai berikut :


UkuranTerbes Penggantung Trapeze
Jarak Terjauh
ar Bulat Shift Angles
1 2 3 4
S/d 18” 8 Ga Wire 1”x1”x1/8” 10’
19” s/d 30” 8 Ga Wire 1”x”1”x1/8” 10’
31” s/d 42” ¼” Rod 1,5”x1,5”x1,8” 10’
43” s/d 60” 3/8” Rod 1,5”x1,5”x1,8” 10’
61” s/d 84” 3/8” Rod 2”x2”x1/8” 8’
85” s/d 96” 3/8” Rod 2”x2”x3/16” 8’
96” keatas 3/8” Rod 2”x2”x¼” 8’

- Penyangga cerobong bulat harus memenuhi syarat sebagai berikut:


Garis Tengah Penggantung Jumlah
Jarak
Cerobong Strip Penggantung Terjauh
S/d 18” 1” x 16 Ga 1 10’
19” s/d 36” 1” x 16 Ga 1 10’
37” s/d 50” 2” x 16 Ga 1 10’
51” s/d 84” 2” x 16 Ga 2 10’

- Bilamana dirasakan perlu, pemborong harus memberikan pula tambahan


penyangga pada jarak-jarak yang lebih pendek.

- Penggantung cerobong harus dari tipe yang dapat diatur, baik pada arah vertikal
maupun horizontal sehingga dapat menjamin kelurusan dari jalur cerobong.

4.6 Sambungan Flexible

- Pelaksana Pekerjaan harus menyediakan dan memasang sambungan flexible


(Flexible Connection) pada bagian masuk dan keluar semua fan dari Air Handling
Unit ke dalam cerobong untuk mengurangi penerusan getaran dan suara.
Air Conditioning
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro

II.-65

- Pemasangan sambungan tidak boleh sampai mengurangi luas penampang


cerobong. Bagian cerobong harus dipertautkan dalam satu garis lurus yang
berjarak 15 sampai 25 cm. Hendaknya diikat rapat dengan strip metal yang kuat
untuk mencegah kebocoran.

4.7 Flexible Round Duct

- Flexible Round Duct harus dari jenis "insulated flexible duct" yang telah dipasang
oleh pabrik dengan diameter yang sesuai dengan gambar.

- Lapisan isolasi :

2.1.Densitas : 1,5 lb/ft3 (24 kg/m3)


2.2.Konduktivitas : 0,23 BTU/hr - ft - F
2.3.T e b a l : 1"

- Insulated Flexible Round Duct harus fire resistant yang memenuhi standard BS
476. harus dilengkapi jaminan pabrik pembuatnya (guaranted of product).

4.10 SISTEM DIFFUSER, INTAKE GRILLE, EXHAUST DAN LAIN-LAIN

- Pelaksana Pekerjaan harus menyediakan dan memasang "rectangular and square


diffuser 4-way", linear-slot diffuser dan grille sesuai dengan spesifikasi dan
gambar-gambar, sedangkan penempatannya yang tepat berdasarkan gambar-
gambar Arsitek/Interior.

- Bahan yang digunakan untuk "diffuser" dan return grille" adalah dari alluminium
powder coating dengan ketebalan sesuai gambar spesifikasi.

- Pelaksana Pekerjaan harus menyerahkan contoh-contoh dari diffuser/ grille-grille


yang akan dipasang.

- Diffuser dan grille-grille harus dicat dasar dan dicat sesuai dengan persyaratan-
persyaratan. Selain hal tersebut warna finishing harus dikoordinasikan/disetujui
oleh Perencana Interior.

- Bahan warna/finishing yang akan dipakai hendaknya ditanyakan kepada Konsultan


Air Conditioning
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro

II.-66

Pengawas atau Konsultan Perencana.

- Diffuser dan grille-grille harus dipasang rapat pada konstruksi bangunan/ceiling


dan diberikan gasket.

- Pelaksana Pekerjaan harus mengadakan koordinasi dengan pihak lain pada waktu
memasang peralatan-peralatan.

- Seluruh "adjustable volume damper" yang terpasang pada diffuser grille harus
dapat diatur dan dikunci dari luar.

- Baik diffuser, grill maupun light troffer sebelum dipasang terlebih dulu harus ditest
di Laboratorium mengenai noise level, profil kecepatan dan distribusi udara dan
lain-lain serta diminta persetujuannya kepada Konsultan Pengawas/Konsultan
Perencana.

5.1. PEKERJAAN ISOLASI

5.1.1 Pekerjaan Isolasi

Meliputi :

Bab Isolasi ini menjelaskan kebutuhan akan isolasi secara umum. Dikarenakan tidak
semua jenis isolasi digunakan dalam tiap proyek, maka adalah tanggung jawab Pelaksana
Pekerjaan untuk menentukan dari gambar spesifikasi, job description, skedul peralatan
serta dokumen tender, bagian-bagian mana dalam spesifikasi ini yang berlaku untuk
proyek ini.

5.1.2 U m u m

- Pelaksana Pekerjaan harus melaksanakan pengadaan bahan isolasi dan pemasangan


sesuai dengan yang tertera dalam gambar dan spesifikasi.

- Semua bahan isolasi untuk duct, pipa dan peralatan-peralatan lainnya harus
disediakan dan dipasang oleh Pelaksana Pekerjaan ini, dengan cara pelaksanaan
terbaik.

- Pelaksana Pekerjaan harus menyerahkan dalam waktu 14 (empat belas) hari


Air Conditioning
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro

II.-67

kalender setelah diturunkannya Surat Perintah Kerja semua contoh-contoh bahan


isolasi serta brosur-brosurnya yang akan digunakan dalam proyek ini kepada
Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas/ Konsultan Perencana atau Pejabat yang
ditunjuk.
Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas/Konsultan Perencana berhak untuk
menerima/menolak bahan-bahan contoh tersebut, menurut pendapatnya, untuk
digunakan dalam proyek ini.
Serta berhak menolak pemasangan isolasi yang telah terpasang bila menurut
pendapatnya hal tersebut tidak memenuhi spesifikasi yang telah ditentukan, baik
bahan dan metoda/cara instalasinya.

- Bahan dan sumbernya yang tertera dalam spesifikasi ini adalah yang hanya dapat
diterima dalam proyek ini. Penggantian hanya menjadi pertimbangan bila diajukan
pada saat tender dan perbedaan dalam biaya dinyatakan pada waktu itu.

5.1.3. Isolasi Pemipaan Refrigerant

Seluruh pemipaan air dingin, termasuk tangki ekspansi, valve, flens, fitting harus
diberikan lapisan isolasi sesuai dengan gambar dan spesifikasi.

a. Bahan Isolasi

Bahan : Ethylen Propelene Diene Monomer (EPDM)


Elastomeric (Class “1”) – ASTM E 84 atau
Polyethelene.Density minimum : ± 62
Kg/M3.
Water Vapour permeability : 0,1 perm-in

Thermal conductivty : K value 0,23-0,034 untuk 0°C W/m.k,

K value 0,25-0,037 untuk 24°C W/m.k

Water Absorption : maksimum 5%


Moisture resistance : µ lebih besar dari 7000
Ozone resistance : No crack
Flammability : Class V O, Non flammable
Air Conditioning
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro

II.-68

Sambungan dari isolasi hendaknya dirapatkan dengan self-adhesive tape Harus


dilengkapi jaminan pabrik pembuatnya (guaranted of product)
Sebagai acuan ketebalan isolasi untuk masing-masing diameter pipa adalah sebagai
berikut :

b. F i n i s h i n g

Seluruh pemipaan lengkap dengan isolasi, bila berada diluar bangunan


kemungkinan adanya mechanical damaged atau yang langsung terkena sinar
matahari harus diberi lapisan akhir (jacketing) yang terbuat dari glasscloth dengan
bahan dari closed cell elastomeric yang tahan terhadap cuaca, melindungi terhadap
sinar ultra violet. Sistem sambungan harus diperkuat dengan sealent sesuai dengan
petunjuk dan disetujui Konsultan Pengawas.

6.1.4. PEKERJAAN VENTILASI MEKANIS

6.1 Pekerjaan Ventilasi Mekanis antara lain :

Khusus untuk pelaksanaan pada proyek ini, Pelaksana Pekerjaan harus menyediakan
dan memasang unit ventilasi mekanis berserta peralatannya sesuai dengan gambar-
gambar dan spesifikasinya serta persyaratan-persyaratan pabrik.
Air Conditioning
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro

II.-69

1.1. Teknis Peralatan Ventilasi Mekanis


- Jenis fan yang dipakai adalah Centrifugal, Axial, Propeller yang sesuai dengan
kefungsian dan skedul peralatan.
- Motor dan poros impeller dihubungkan dengan rubber nylon Y belt yang sesuai.
- Untuk centrifugal fan, pulley motor dan belt dilindungi dalam rumah belt yang
mengisolir impeller, belt dan sisi dalam saluran udara dari luar.
- Duct dilengkapi dengan damper yang menutup bila tidak ada hembusan dari
dalam.
- Duct dilengkapi dengan kawat ram 5 mm dari bahan kawat baja digalvanisir.
- Sistem harus mampu melayani pembuangan udara dengan kadar uap bahan tipis
setara koresene.

1.2. Konstruksi

- Jenis yang dipergunakan adalah jenis yang dirakit, dibalancing dan diuji serta
keterangan dari pabrik.
- Fan diletakkan kukuh seperti ditunjukkan pada gambar.
- Seluruh fan tipe Axial, pada bagian luar dari casing harus diberi lapisan peredam
suara, dari bahan komposit mineral PVC dengan densitas 6 Kg/m², tebal ± 3,5 mm.

7.3 PEKERJAAN PENGECATAN

- Pelaksana Pekerjaan harus mengecat semua pipa, rangka penggantung rangka


penyangga, semua unit-unit yang dirakit dilapangan dan bahan-bahan yang mudah
berkarat dengan lapisan cat dasar (prime coating) dan cat akhir sesuai dengan
persyaratan pengecatan yang sesuai untuk bahan masing-masing dan disetujui oleh
Konsultan Pengawas, Perencana atau Pihak lain yang ditunjuk untuk ini.

- Pengecatan tidak diperlukan bila alat-alat sudah dicat dari pabriknya atau
dinyatakan lain dari dalam spesifikasinya. Tetapi bila cacat akibat pemasangan
Pelaksana Pekerjaan wajib mencat kembali khusus ditempat yang cacat tadi
dengan warna yang disetujui oleh Konsultan Pengawas, Konsultan Perencana.

- Untuk peralatan-peralatan yang tampak maka bahan-bahan tersebut harus dicat


Air Conditioning
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro

II.-70

akhir (spray) dengan warna yang disetujui oleh Konsultan Pengawas, Konsultan
Perencana.

- Pengecatan harus dilakukan sebelum peralatan-peralatan tersebut dipasang.

- Pelaksana Pekerjaan harus memberikan tanda-tanda huruf atau nomor identifikasi


bagi peralatannya. Sebelumnya Pemborong wajib memberitahukan mengenai
tanda-tanda yang hendaknya dipasang pada peralatan-peralatan itu.

7.4 PEKERJAAN LISTRIK

7.4.1 Pekerjaan Listrik meliputi dan tidak terbatas pada:

- Pekerjaan listrik yang dimaksud disini ialah semua pelaksanaan instalasi yang
berkaitan dengan paket pekerjaan sistem pengkondisi udara dan ventilasi mekanis.

Instalasi kabel indoor menggunakan konduit jenis high impact sedangkan untuk
instalasi outdoor menggunakan jenis metal konduit lengkap elbow, konduit
lengkap elbow, klem dan aksesoriesnya.

- Scope pekerjaan Pelaksana Pekerjaan sistem AC dalam proyek ini meliputi


pengadaan dan instalasi seluruh panel kontrol dan panel daya AC lengkap dengan
komponen panel, grounding, terminasi sesuai dengan gambar perencanaan.

- Kontrol untuk pengaturan otomatis suhu, kelembaban, aliran air, aliran udara,
damper-damper indicator yang ada beserta seluruh peralatan yang diperlukan pada
sistem AC agar sistem dapat bekerja dengan baik sesuai dengan gambar-gambar
dan spesifikasinya harus disediakan dan dipasang oleh Pelaksana Pekerjaan.
Semua peralatan yang resmi yang mungkin diperlukan dilaksanakan oleh
Pelaksana Pekerjaan.

- Merupakan tanggung jawab dari Pelaksana Pekerjaan sistem AC, apabila tiap AC
unit yang akan di instalasi membutuhkan feeder lebih dari satu.

7.4.2 Syarat - Syarat

Semua pekerjaan listrik harus dilaksanakan sesuai dengan peraturan-peraturan


Pemerintah setempat, seperti PUIL 1987 dan dari Jawatan Keselamatan Kerja. Selain
Air Conditioning
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro

II.-71

dari pada itu harus pula memenuhi persyaratan standard Negara dan pabrik
pembuatnya.

Bila ada perbedaan, hendaknya dipilih mana yang lebih sesuai.

Hendaknya semua uji pemeriksaan dan pengujian beserta keterangan resmi yang
mungkin diperlukan dilaksanakan oleh Pemborong.

7.4.3 B a h a n

Semua bahan yang dipergunakan harus dari kualitas terbaik, buatan Jepang, USA, atau
yang sejenis kecuali dinyatakan lain secara tersendiri.

Pelaksana Pekerjaan harus berkoordinasi dengan pihak-pihak lain agar sejauh mungkin
dipergunakan peralatan yang seragam dan dari merk yang sama untuk seluruh proyek
ini.

7.4.4 P e r a l a t a n

- Hendaknya masing-masing unit terdapat sistem pengaman yang terpisah.

- Untuk setiap phasa pada panel diberi lampu indikator penunjukkan atau alat-alat
ukur.

- Semua panel harus diberi lapisan cat anti karat.

- Semua panel, switch, indikator, alat-alat ukur dan yang lain-lain yang ada harus
diberi nama yang jelas dan tidak mudah rusak.

- Semua alat-alat ukur yang terpasang harus dari daerah kerja yang paling sesuai dan
dengan ketelitian 2%.

8.1 Sekering (Fuse) Cadangan

Untuk setiap panel harus disediakan sekering cadangan sebanyak yang ada dan
disimpan dalam tempat khusus dan diberi tanda pengenal.

9.1. Penyambungan Kabel

Semua penyambungan kabel harus dilakukan sesuai dengan persyaratan yang ada
Air Conditioning
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro

II.-72

diantaranya ialah :

- Penyambungan kabel tembaga harus mempergunakan penyambung tembaga yang


sesuai dan dilapisi dengan timah putih.

- Penyambungan kabel berisolasi karet harus diisolasi karet.

- Penyambungan kabel berisolasi PVC harus diisolasi PVC.

- Kabel-kabel yang disambung harus color coded atau diberi nama.

9.2. Sistem Kontrol

Kecuali ditentukan lain oleh pabriknya atau dinyatakan lain maka jenis starter yang
dipergunakan adalah :
Power Input Motor Jenis Starter
Sampai dengan 5 Kw On/Off Switch
5 kW – keatas Standart pabrik units

9.3. Pekerjaan Pengujian

Pekerjaan pengujian meliputi dan tidak terbatas pada penguraian di bawah ini,
sehingga system dapat berfungsi dengan baik, antara lain :

Pemborong harus melaksanakan semua pengujian, test dan balancing peralatan


instalasi sistem AC dengan disaksikan oleh pengawas yang berkepentingan, Konsultan
Pengawas, Konsultan Perencana serta pihak-pihak lain yang diperlukan kehadirannya.

Sebelum melaksanakan pengukuran dan TAB (Testing, Adjusting & Balancing),


Pelaksana Pekerjaan harus mengajukan metoda, besaran-besaran yang akan diukur dan
alat-alat ukur yang digunakan kepada Konsultan Pengawas dan Konsultan Perencana
dan minta persetujuannya, paling lambat 2 (dua) minggu sebelum pekerjaan tersebut
dilaksanakan.

Seluruh biaya pelaksanaan pekerjaan ini ditanggung oleh Pelaksana Pekerjaan.

Semua bahan yang diperlukan untuk pengujian tersebut antara lain :


Air Conditioning
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro

II.-73

a. Peralatan Ukur

Dalam melakukan pengukuran, Pelaksana Pekerjaan harus menggunakan


peralatan/instrument ukur dengan tingkat ketelitian yang tinggi (Laboratory
Standard).

b. Standard Pengujian

Metoda pengukuran harus sesuai dengan metoda ASHRAE Standard


ANSI/ASHRAE - III - 1988.

c. Refrigran

Menjadi tanggungan dan beban Pelaksana Pekerjaan.

d. L i s t r i k

Menjadi tanggungan dan beban Pelaksana Pekerjaan.

9.4. Jenis Pekerjaan Pengujian Sistem Air Conditioning

Jenis pekerjaan pengujian balancing dan adjusting instalasi ini, secara garis besarnya
mencakup penguraian tersebut di bawah ini, antara lain:

a. Sistem Distribusi pipa refrigerant

Sistem pengerjaan instalasi


• Bahwa pengerjaan sistem instalasi mulai dari material, proses pemasangan
testing dan komisioning harus mendapat supervisi dari pihak pabrik atau
prinsipal dan dibuatkan berita acara pada setiap pekerjaan supervisi.
• Pipa refrigerant haruslah de-oxidized phosphorous seamless copper pipe
with High pressure ressistance Type ASTM B280 REV A Standard
Specification for Seamless Copper Tube for Air Conditioning and
Refrigeration Field Service
Baik bagian suction maupun gas haruslah diinsulasi dengan insulasi yang
sesuai dengan rekomendasi ketebalan insulasi dari pabrik sehingga tidak terjadi
kondensasi.
Peralatan kerja untuk instalasi refrigerasi system haruslah dipakai. Dry
Air Conditioning
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro

II.-74

Nitrogen harus dialirkan kedalam system pemipaan selama dilakukan brazing


untuk menghindari kerak / karbon didalam pipa yang nantinya bisa
menyebabkan kebuntuan pada system yang dapat menyebabkan kerusakan
pada system air conditioning secara keseluruhan.
Merk pipa refrigerant yang dipakai harus type ASTM B280 adalah ELGIN,
KEMBLA atau setara.
• Untuk pemasangan pipa refrigerant instalasi yang digantung, jarak antar
penggantung tidak lebih dari 1.5 meter.
• Sistem Pengujian terhadap kebocoran pada pipa instalasi;
Untuk proses test kebocoran harus melalui beberapa tahap/ step di bawah:
- Step1 Pressurize to 3Kgf/cm2 (42 Psi) dengan dry nitrogen selama 3 menit
atau lebih untuk menemukan kebocoran skala besar.
- Step2 Pressurize to 15Kgf/cm2 (213 Psi) dengan dry nitrogen selama 3 menit
atau atau lebih untuk menemukan kebocoran skala besar.
- Step3 Pressurize to 38Kgf/cm2 (540 Psi) dengan dry nitrogen selama lebih
dari 24 jam untuk menemukan kebocoran skala kecil/halus.
• Pengujian terhadap sistem instalasi dengan pengamatan terhadap pengembunan
dipermukaan luar pipa.
• Besaran-besaran yang harus diukur dan dicatat, meliputi temperatur dan
tekanan refrigerant cairan dan gas pada setiap sistem
Sistem Distribusi Udara

• Pengujian harus dilakukan terhadap kebocoran pada sambungan, temperatur,


kecepatan dan jumlah aliran udara pada cabang-cabang ducting, diffuser, grille,
lubang-lubang pengujian pada supply duct serta fresh air duct.

• Balancing serta adjusting semua damper yang ada untuk memperoleh harga
yang sesuai.

• Besaran-besaran yang harus diukur dan dicatat meliputi :

• Temperatur dan RH udara masuk dan keluar cooling coil seluruh unit

• Temperatur, RH dan debit aliran udara pada cerobong utama (main duct) udara
catu dan balik serta pada percabangan dan fresh air intake
Air Conditioning
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro

II.-75

• Temperatur, RH dan debit aliran udara pada seluruh outlet diffuser dan grille.

b. Pipa Pembuangan ( Drainase system )


▪ Kontraktor harus memasang saluran-saluran pipa pembuangan (drainage
pipe) di semua indoor fan coil unit (IDU) yang kemudian dihubungkan ke
saluran pembuangan, sesuai dengan gambar rencana atau sesuai dengan
kondisi lapangan atas petunjuk Direksi
▪ Pipa drain dan fitting-fittingnya harus dari jenis PVC (polyvinyl chloride)
kelas AW – 10 kg/cm2 dengan metode penyambungan antar pipa atau
antara pipa dengan fitting menggunakan solvent cement (SCJ - solvent
cement joint).
Untuk mencegah pengembunan, pipa pembuangan harus diisolasi
dengan bahan isolasi yang sesuai.
Bahan isolasi harus dari jenis nonhalogen flexible elastomeric thermal
insulation, yang mempunyai sifat-sifat sebagai berikut :
- very stable thermal conductivity
- self extinguishing
- lowest water absorbtion
- lowest water vapour transmission
- wheather resistance
- SG : 0.0915 gr/cm3
- Hardness : 18 JIS C
- EB : 174 %
- TB : 6.2 kg/cm2
Tebal isolasi pipa (wall thickness) untuk semua diameter pipa yang diisolasi
paling tidak 10 mm.

▪ Metode pemasangan pipa drain ke drain pump kit unit FCU (untuk A/C
VRF) harus sesuai dengan rekomendasi pabrik dan melalui supervisi dari
pihak pabrik.
Air Conditioning
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro

II.-76

▪ Pemasangan pipa drain harus rapi dan kokoh, dipasang di antara plafon
dengan pelat lantai diatasnya dengan cara diletakkan di atas rak kabel /
rak pipa atau digantung dengan penggantung pipa
▪ Untuk pemasangan pipa drain yang digantung, jarak antarpenggantung tidak
lebih dari 1.2 meter.
▪ Penggantung pipa harus terbuat dari pelat baja strip 30 mm x 3 mm,
dilengkapi dengan batang baja diameter 1/2" yang ujung-ujungnya berulir
untuk levelling. Pemasangan penggantung
ke pelat baja dilakukan dengan ramset / dynabolt.
▪ Penggantung harus dicat dengan lapisan cat dasar (primer) dan dicat akhir
dengan cat besi ex ICI warna hitam (R 404-40009)

c. L i s t r i k

• Pengukuran dan pengujian kuat arus dan tegangan, rpm setiap phasa unit-unit
kompressor motor dan sistem pengaturan listrik yang ada.

• Perbandingan dengan harga yang direncanakan atau data dari pabriknya.

d. Temperatur, RH & Noise Level Ruangan

Pengukuran dan pengujian temperatur dan kelembaban pada seluruh ruangan yang
dikondisikan pada beberapa titik ukur serta noise yang terjadi di dalam ruangan.

e. Sistem Kontrol

Pelaksana Pekerjaan harus melakukan pengujian terhadap mekanisme kerja seluruh


peralatan yang terkaitan dengan sistem pengaturan kapasitas, overload protection,
putaran, aliran udara/air dan sebagainya.

Pengujian terhadap sistem pengaturan (kontrol) ini meliputi :

1. Outdoor Unit
Sistem kontrol temperatur, diagnostic problem dan sebagainya.

2. Indoor Unit
Sistem kontrol temperatur, kontrol fan dan sebagainya
Air Conditioning
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro

II.-77

f. Call Center
Supplier AC haruslah memiliki sebuah call center yang beroperasi selama 24 jam
sehari, 7 hari seminggu dan 365 hari setahun untuk mensupport pelayanan purna
jual dan memberikan jaminan dan support sepenuhnya kepada kontraktor
pemasang.
Suplier AC haruslah mempunyai AC Academy atau tempat pelatihan khusus untuk
sistem air Conditioning.

g. Equipment Maintenance & Warranty


Supplier harus memberikan garansi 12 bulan atas unit ( tidak termasuk consumable
materials seperti : Refrigerant, Oil, air filter, fuses ) dan 3 kali garansi visit harus
dilakukan selama masa garansi untuk memeriksa kondisi unit ( tidak termasuk
pekerjaan pembersihan ), Laporan tertulis harus diberikan kepada pemilik paling
lambat 1 minggu setelah setiap visit dilakukan Kontraktor pemasang harus
memberikan garansi pemasangan selama 12 bulan terhitung dari tanggal testing
commisioning, operasional sistem atau hand over.

Note : Metoda pengelasan dengan gas Nitrogen ( N2 )

Note : Metoda instalasi pemasangan outdoor unit


Air Conditioning
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro

II.-78

Note : Metoda instalasi drainase pada indoor unit

1. Individual drain

2. Pararel drain dengan main pipe line


Air Conditioning
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro

II.-79

Note: Spesifikasi Pipa Refrigerant


Air Conditioning
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro

II.-80
CCTV
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro
II.-80

PEKERJAAN CCTV
1. PENJELASAN UMUM.
Syarat-syarat umum instalasi CCTV sistem ini berisi perincian yang memperjelas/menambahkan
hal-hal yang tercantum dalam Buku syarat-syarat Administratip. Dalam hal ini Buku Syarat-syarat
Administratip saling melengkapi dengan syarat-syarat umum CCTV system.

2. LINGKUP PEKERJAAN
Lingkup pekerjaan yang termasuk dalam lingkup pekerjaan ini meliputi pengadaan dan
pemasangan peralatan CCTV lengkap dengan instalasinya.

3. PRINSIP KERJA
Sistem CCTV berguna untuk pengawasan area-area yang telah ditentukan dan merekam semua
kejadian dan memutar hasil rekaman tersebut untuk melihat suatu kejadian yang telah terjadi

4. PERALATAN CCTV
Peralatan yang digunakan dalam sistem CCTV ini terdiri dari :
- Camera .
- Digital Video Recorder
- Monitor

4.1. Camera
Peralatan camera digunakan adalah camera baru dan camera eksisting terdiri dari ; Indoor Fixed
Camera, Indoor P/T/Z Camera, Indoor Speed Dome Camera, Outdoor Fixed Camera, Outdoor
P/T/Z Camera dan Outdoor Speed Dome Camera.
4.1.1. Indoor Fixed Camera
Fixed camera indoor yang digunakan harus dilengkapi dengan lensa varifocal, pengaturan auto
iris, bracket, harus tipe universal yang bisa dipasang pada ceiling maupun tembok.
Camera yang digunakan adalah color dengan fasilitas night mode, yang artinya camera secara
otomatis berubah menjadi B/W bila iluminasi cahaya di daerah tersebut minim. Camera harus
beresolusi tinggi, Camera harus mempunyai tombol-tombol menu pengaturan seperti level,
white balance, Day dan Night Mode, dan menu tersebut bisa ditampilkan pada Monitor (On
Screen Display). Fixed camera indoor difungsikan untuk memantau orang yang bukan
karyawan/karyawan yang memasuki ruangan, atau karyawan yang sedang bekerja.
4.1.2. Indoor P/T/Z Camera dan Indoor Speed Dome
Indoor P/T/Z Camera dan Indoor Speed Dome Camera akan ditempatkan pada ceiling atau
plafond. Camera yang digunakan adalah color, dilengkapi dengan lensa zoom dan dibantu
dengan digital zoom, juga dilengkapi dengan high speed motor Pan Tilt yang dapat berputar
CCTV
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro
II.-81

secara continuous 360, Kecepatan motor bisa diatur secara variable, feature yang diperlukan
seperti recording/guard tour, pre-position tour, auto-pan.
4.1.3. Outdoor Fixed Camera
Fixed camera outdoor yang digunakan adalah camera color yang dilengkapi dengan ‘Night
Mode” yang bisa secara otomatis berubah menjadi B/W pada batas penerimaan cahaya yang
minim. Camera harus beresolusi tinggi. Lensa digunakan adalah jenis varifocal yang dilengkapi
dengan pengaturan auto iris, bracket yang disesuaikan dengan tiang atau tembok, dilengkapi
juga dengan camera housing beserta accessories yaitu sunshield, heater, thermostat controller
blower dan filter udara, standar proteksi untuk housing adalah minimum IP66.
Camera outdoor untuk pintu gerbang masuk/keluar, pertama-tama camera harus bisa
menampilkan plat nomor kendaraan lalu wajah pengemudi dan penumpang.
4.1.4. Indoor Fixed Dome Camera
Fixed Dome camera Indoor yang digunakan type vandal resistant sampai dengan 120 lbs
dengan lensa varifocal 2.8 – 6 mm dan auto iris, Camera beresolusi tinggi sekitar 460 – 480
TVL, dilengkapi dengan feature-feature standar seperti white balance, Automatic white balance,
Fixed Dome camera indoor difungsikan untuk memantau orang yang bukan
karyawan/karyawan yang sedang beraktivitas, atau karyawan yang sedang bekerja.
4.1.5. Outdoor P/T/Z Camera dan Outdoor Speed Dome Camera
Outdoor P/T/Z Camera dan Outdoor Speed Dome Camera ditempatkan di area luar, camera
harus mempunyai tahan terhadap cuaca dan di design khusus untuk area luar, mempunyai
proteksi standar IP66, dilengkapi sunshield dan heater. Bubble untuk dome cover harus vandal
resistant, Camera harus dilengkapi dengan surge protection untuk masing-masing video, data
dan power. Camera mempunyai kemampuan Day/Night yang bias secara automatic berubah
dari color menjadi B/W bila iluminasi cahaya di daerah tersebut sangat minim. Camera ini
mempunyai kemampuan optical zoom minimal 23-35x dan dilengkapi juga dengan Digital Zoom
min. 8x. Untuk antisipasi getaran pada tiang camera, camera harus dilengkapi dengan feature
image stabilization sehingga gambar pada monitor tidak bergoyang meskipun pada
kenyataannya tiang kamera tersebut bergetar. Camera harus dilengkapi dengan automatic
shutter agar dapat menangkap gambar pada benda yang bergerak sangat cepat seperti mobil
atau motor.

4.2. CCTV Main Control Unit


Peralatan ini terdiri dari :
4.2.1. Digital Video Recorder
Digital video recorder mempunyai 16input camera dan min 1 output monitor, harus bisa :
Menampilkan tampilan multi screen dari camera manapun yang ada pada jaringan DVR .
CCTV
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro
II.-82

DVR mempunyai sistem Operasi Functionality Pentaplex yang artinya Bisa secara bersamaan
(simultaneously) menampilkan live , playback, record pada camera-camera dari DVR itu sendiri
maupun camera pada DVR-DVR lainnya yang terhubung dalam jaringan network dan mampu
menampilkan sampai dengan 32 camera sekaligus dalam satu tampilan monitor.
DVR harus bisa menampilkan denah / layout setiap camera.
DVR harus bisa diakses melalui Internet explorer dan di integrasikan ke sistem integrasi
melalui HTTP atau sebagai OPC Server/Client sehingga sistem integrasi mempunyai
kemampuan untuk secara penuh mengontrol DVR untuk menampilkan Video secara Live
maupun playback, untuk memulai recording, maupun untuk mengontrol camera.
DVR mempunyai kapasitas hard disk internal sebesar 480 GB, dan dilengkapi dengan CD-RW
Harus menyediakan RJ-45 port untuk koneksi ke Ethernet dan RS-232 untuk nantinya bisa di-
Interface ke transaksi data pada mesin ATM minimal 4 ATM per DVR (credit card, bank code,
account number , or amount withdraw). Menyediakan SCSI Port untuk dihubungkan ke
penyimpanan disk luar seperti Disk Array.
DVR akan ditempatkan pada 19” rack cabinet, untuk keyboard dan mouse akan diletakkan
dimeja console dilengkapi dengan KVM Switch kapasitas 8 port, sehingga cukup menggunakan
satu pasang keyboard dan mouse untuk mengontrol semua DVR termasuk PC Sistem Integrasi
Untuk 1 unit DVR dengan 16 Camera harus mempunyai kapasitas storage internal dan external
yang mampu menyimpan hasil rekaman dengan kondisi sebagai berikut :

a. Dengan resolusi gambar (pixel) : 720 x 288 atau 640 x 480 dengan quality
2CIF/Normal/Fine
b. Perhitungan dibagi menjadi 2 bagian waktu yaitu :
1. Jam kerja : mulai pukul 7.00 s/d 17.00 :
DVR merekam dengan kecepatan total 100 frame/second untuk 16 Camera dengan
perkiraan 100% aktivitas motion
2. Diluar Jam kerja : mulai pukul 17.00 s/d 7.00 :
DVR merekam dengan kecepatan total 100 frame/second untuk 16 Camera dengan
perkiraan 25% aktivitas motion
c. Lama penyimapanan selama 31 Hari termasuk internal dan external storage
- Untuk kapsitas internal storage sesuai yang dijelaskan pada RKS
- Untuk external kapasitas external storage harus disesuaikan dengan yang disebut
diatas.
4.2.2 External Disk Array (storage)
Disk array digunakan untuk memperbesar kapasitas penyimpan DVR sehingga bisa
memperpanjang masa rekaman.
CCTV
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro
II.-83

Untuk kapasitas external storage harus disesuaikan dengan yang disebut diatas. Dan external
storage yang digunakan adalah type 19“ Rack Housing yang dapat mengakomodasi 12 s/d 14
Hot Swappable DiskDrive, menggunakan standard konfigurasi RAID5 Protection. Kapasitas per
disk drive adalah 380GB dan jumlah disesuaikan dengan kebutuhan. Disk Drive dapat diganti
(replace) tanpa menggangu penyimpanan. External Storage harus mempunyai Redundant
Power Supply. External Storage mempunyai 2 Ultra SCSI-3 untuk Host Port ke DVR dan 2 Ultra
SCSI-3 untuk Looptrought ke external storage lain. Dan juga menyiapkan Lan interface RJ-45
untuk dihubungkan ke Network untuk Konfigurasi melalui Web-based GUI
4.2.3. Monitor
Monitor yang digunakan adalah tipe 42” LCD Monitor untuk DVR, monitor harus mempunyai
bentuk yang ringkas dengan frame yang tipis. Mempunyai resolusi tinggi 1280 x 1024 pixels
dengan pixel pitch yang rapat . Monitor nantinya akan ditempatkan pada console yang terdiri
dari monitor console dan meja operator
4.2.4. Rack, Monitor Console dan Power
Untuk penempatan peralatan utama CCTV akan ditempatkan pada 19” Rack Cabinet
diutamakan setara dengan Merk Clipsal. 19” Rack cabinet dengan tinggi harus 42U dan jumlah
/ banyaknya rack disesuaikan dengan kebutuhan space peralatan. Rack dilengkapi dengan
pintu depan kaca, top fan tray dengan 4 AC Fan, MCB Merlin Gerin untuk setiap masing-
masing Camera (86 MCB untuk Camera) dan MCB setiap masing-masing Peralatan yang ada
pada rack. Untuk Power disiapkan UPS untuk semua camera dan peralatan utama termasuk
monitor dengan jumlah dan kapasitas disesuaikan dengan kebutuhan, dengan back-up selama
15 menit, UPS harus mempunyai model 19” yang akan ditempatkan pada 19” Rack Cabinet.
Console digunakan untuk menempatkan LCD Monitor dari DVR, dan meja operator untuk
printer keyboard dan mouse. Console dibuat sedemikian rupa agar memudahkan operator
dalam memonitoring maupun mengontrol. Console terbuat dari kayu dilapis melamik. Console
harus dibuat rapi dan kokoh.

18.5. SPESIFIKASI TEKNIK

1. CCTV
1. Outdoor P/T/Z Dome Day/Night Camera TYPE IP BASE
a. Mains Voltage : DC/AC
b. Video Standard : PAL
c. Resolusi : 460-480 TVL, high resolution
d. Optical Zoom : 23-25x
e. Digital Zoom Sensitivity : 8-10 x
f. Color (Shutter on) : < 0.15 Lux
CCTV
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro
II.-84

g. B/W (Shutter on) : < 0.018 Lux


h. Pan/Tilt : 360o Continuous, 90o Tilt, Auto Flip Function
i. Preset speed : min 220o/sec
j. Variable speed : Optional
k. Preset position : min. 50
l. Preset Tour : min. 1 tour
m. Guard/Recorded Tour : min. 1 tour
n. Weather protection : min. IP66/ NEMA 4
o. Digital Stabilization : Optional
p. Vandalproof Dome : 10 lbs, rugged bubble / explosion proof / vandal proof /
standard environment heavy duty polycarbonate 0,09 inch
q. Sunshield : Integrated
r. Heater & Fan : Integrated
s. Bubble color : Clear, 0.0 F-Stop
Surge arrester / Protection of :
t. Video Protection : 24 Amps / 400 watt
u. Data Protection : 500 Amps / 2.2 joules
v. Power Protection : 2000 Amps / 3.4 joules
w. EMC approval : FCC Class A or Class B
x. Mounting : pipe mount

2. Outdoor Fixed Day/Night Camera/Low Light Camera (TYPE IP )


a. Mains Voltage : DC/AC
b. Video Standard : PAL
c. Resolusi : 460-480 TVL, high resolution
Sensitivity/Illumination
d. Color (30 IRE, F/1.2) : < 0.05 Lux
e. B/W (30 IRE, F/1.2) : < 0.02 Lux
f. Automatic Function : White Balance, Shutter, Backlight, Auto Black, AGC
g. EMC : FCC Class A or Class B
Lensa
h. Focal length : 5 - 40 mm (varifocal), manual control
i. Iris range : F1.6 – 360/close
j. Iris Control : DC Iris
Weatherproof Housing
k. Weather Protection : IP 66/ NEMA 4
l. Heater : Automatic, temp. controller
CCTV
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro
II.-85

m. Blower : Automatic, temp. controller


n. Wiper : Included
o. Housing Enclosure : die cast aluminum
p. Sunshield : included
q. Cable glands : PG9, included
r. certification : EN60065, UL
Bracket
s. bracket : feed trough J-Mount with sturdy joint, internal cable
channel

3. Indoor Fixed Day/Night Camera ( Type IP Base )


a. Mains Voltage : DC/AC
b. Video Standard : PAL
c. Resolusi Sensitivity : 460-480 TVL, high resolution
/Illumination
d. Color (30 IRE, F/1.2) : < 0.05 Lux
e. B/W (30 IRE, F/1.2) : < 0.02 Lux
f. Automatic Function : White Balance, Shutter, Backlight, Auto Black, AGC
g. EMC : FCC Class A or Class B
Lensa
h. Focal length : 2.8-6 mm, manual control
i. Iris range : F1.2 - 360/close
j. Iris Control : DC Iris
Bracket
k. bracket : universal mount, ceiling or
wall

4. Indoor P/T/Z Dome Day/Night Camera ( Type IP Base )


a. Mains Voltage : DC/AC
b. Video Standard : PAL
c. Resolusi : 460-480 TVL, high resolution
d. Optical Zoom : 18-20x
e. Digital Zoom Sensitivity : 8-10 x
f. Color (Shutter on) : < 0.15 Lux
g. B/W (Shutter on) : < 0.018 Lux
h. Pan/Tilt : 360 Continuous, 90 Tilt
i. Preset speed : min 220/sec
CCTV
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro
II.-86

j. Variable speed : Optional


k. Preset position : min. 50
l. Preset Tour : min. 1 tour
m. Guard/Recorded Tour : min. 1 tour
n. Ingress protection : min. IP54/NEMA 3
o. Bubble color : Tinted/Smoked
p. EMC approval : FCC Class A or Class B
q. Mounting : ceiling mounting, pipe mount

5. Indoor Fixed Dome Color Camera, Vandal Proof (type IP Base)


a. Mains Voltage : DC/AC
b. Video Standard : PAL
c. Resolusi : 460-480 TVL, high resolution
d. Scene illumination : < 3 Lux at 50 IRE
e. White balance : 2700 K - 900 K
f. Integrated Lens : 2.8-6 mm, Varifocal
g. Iris Control : DC Iris
h. Ingress protection : min. IP 54/NEMA 3
i. EMC : FCC Class A or Class B
j. Safety : CE, UL

6. 24 Ch Digital Video Recorder


1. Hardware
a. Mains Voltage : 220-240 VDC, 50Hz
b. Video Standard : PAL
c. Housing : 19" rackmount, industrial
casing
d. PC Based : Yes
e. Camera input (min.) : 16
f. monitor output : SVGA or XGA
g. Compression : JPEG or Wavelet or MPEG
h. CDRW : built-in
i. Internal Storage : SESUAI GAMBAR.
j. Record min. Image per : min. 200 IPS (PAL)
Second
k. Recording Resolution : 720 x 480
2. Software
CCTV
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro
II.-87

a. Multitasking (min.) : Triplex functionality


b. Control of PTZ : yes, in windows by mouse
control
c. Connectivity : Connectivity of sub system
d. Calendar Control : Yes
e. Remote configuration : Yes
f. Smart Search : Yes
g. Multiscreen display : up to 16 camera in single
monitor
h. Min. Recording speed : 200 IPS
3. Network Capabilities
a. Browser Access : Internet Explorer (live)
b. Integration to BSI : Internet Explorer, HTTP,
OPC
c. View/Record IP Camera : Yes
d. Site Map : yes (web browser)

7. LCD Monitor (1 Monitor untuk 1 DVR)


a. Screen Size : 32" (Toshiba,ACER)
b. Type : LCD TFT, Flat
c. LCD Panel Type : 1280 x 1024 pixels
d. Pixel pitch : 0.280 x 0.280 mm
e. Resolution : 1280 x 1024 at 60 Hz
f. Display Color : 16 M
g. Color enclosure : Black or Silver

8. 8 Port KVM Switch (Keyboard, Mouse & Switch 2 set)


a. KVM Switch : Keyboard, Mouse & Monitor switch
b. Port : 8 port for 8 Keyboard & Mouse input
c. System switching : Manual Switch

10 Disk Array
.
a. 3U RACK, min 14 x 380 GB , 7200 RPM ATA/100 Disks (5.6 TB)
b. Single Controller/Upgradable to Dual
c. Each Controller with dual channel Ultra 160 SCSI SE/LVD dan 512 MB controller cache.
CCTV
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro
II.-88

d. Hardware RAID 0,1,1+0, dan 5.


e. Web GUI Management
f. Dual Power Supply Unit (2 PSU) dan Redundant Blowers.
g. Hot Swapable Disk
h. SAN (Storage Area Network) Ready.
I. System security password protected.
j. Active status monitoring; adjustable stripe wide; automatic sector remapping.
k. Battery Back-up
l. Sustained Data Rates up to 170MB/sec per controller.
m. LAN Supported 16/32 per controller.

PEKERJAAN INSTALASI KABEL CCTV

1. UMUM

Syarat-syarat umum pekerjaan instalasi kabel CCTV ini berisi perincian yang
memperjelas/menambahkan hal-hal yang tercantum dalam Buku syarat-syarat Administratip. Dalam
hal ini Buku Syarat-syarat Administratip saling melengkapi dengan syarat-syarat umum pekerjaan
instalasi CCTV.

2. LINGKUP PEKERJAAN

Lingkup pekerjaan yang termasuk dalam pekerjaan ini sesuai dengan petunjuk dalam Gambar
Kerja, tetapi tidak terbatas pada :

- Pekerjaan instalasi kabel sistem CCTV di dalam gedung.


- Pekerjaan instalasi kabel sistem CCTV luar gedung.

3. STANDAR/RUJUKAN

- Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL-2000).


- International Electrotechnical Commission (IEC).
- Verband Deutscher Electrotechniker (VDE).

4. PROSEDUR UMUM

a. Contoh Bahan, Data Teknis dan Daftar Bahan.


- Sebelum pengadaan ke lapangan, contoh dan/atau brosur/data teknis bahan/peralatan untuk
pekerjaan instalasi kabel ESS harus diajukan dahulu kepada Enjinir untuk disetujui.
CCTV
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro
II.-89

- Kontraktor harus membuat daftar bahan/peralatan yang akan digunakan dan


menyerahkannya kepada Enjinir untuk disetujui.

b. Gambar Detail Pelaksanaan.


- Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus membuat dahulu Gambar Detail
Pelaksanaan serta diajukan kepada Enjinir untuk mendapatkan persetujuan.
- Dalam membuat Gambar Detail Pelaksanaan dan dalam pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor
harus bekerja sama dengan Kontraktor lain yang mungkin bekerja pada lokasi yang sama
agar seluruh pekerjaan dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan waktu yang ditetapkan.
- Gambar Detail Pelaksanaan harus diserahkan sebelum pengadaan bahan sehingga diperoleh
cukup waktu untuk memeriksa dan tidak ada tambahan waktu dan biaya bagi Kontraktor bila
mengabaikan hal ini.
- Gambar Detail Pelaksanaan harus lengkap dan berisi detail-detail yang diperlukan.
- Gambar Kerja hanya menunjukkan secara garis besar letak dari peralatan, instalasi, jalur
kabel, titik penomoran pada sambungan-sambungan.
- Bila ada perbedaan antara Gambar Kerja yang satu dengan lainnya, atau antara Gambar
Kerja dengan Spesifikasi Teknis, Kontraktor harus menyampaikannya kepada Enjinir untuk
pemecahannya.

c. Pengiriman dan Penyimpanan.


- Bahan yang dikirim ke lokasi haruslah dilakukan dengan baik dan hati-hati, merupakan
bahan yang sudah menjalani pengujian di pabrik dan dilengkapi dengan hasil uji serta sesuai
brosur yang ditawarkan dan telah disetujui bersama Pemberi Tugas, Konsultan Perencana
dan Konsultan Pengawas.
- Pengiriman peralatan secara keseluruhan haruslah dibungkus, dikemas atau di dalam koli
dan sangat dicegah terhadap kemungkinan bahan tersebut kena hujan.
- Penyimpanannya setelah tiba di lokasi harus ditempatkan di tempat yang telah ditentukan
oleh Pemberi Tugas dan dijaga dengan baik (terlindung) dan tetap menjadi tanggung jawab
Kontraktor.
- Semua bahan dan peralatan yang didatangkan dan akan dipasang harus dalam keadaan
baru, tidak rusak, bukan barang bekas dan tidak cacat dan harus dilengkapi dengan data
teknis yang jelas yang menyebutkan bahwa bahan-bahan tersebut sesuai dengan yang telah
disetujui.
- Semua bahan dan peralatan harus disimpan dalam kemasannya pada tempat yang aman dan
terlindung dari kerusakan.
-
CCTV
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro
II.-90

d. Ketidaksesuaian.
- Bila bahan-bahan yang didatangkan ternyata menyimpang atau tidak sesuai dengan yang
telah disetujui, maka Kontraktor wajib menggantinya dengan bahan yang sesuai dan yang
disetujui Enjinir.
- Biaya yang ditimbulkan karena hal di atas menjadi tanggung jawab Kontraktor sepenuhnya
dan tanpa tambahan waktu.

e. Uji Coba, Commissioning dan Acceptance Prosedur.


Proses pengadaan bahan, pemasangan, supervisi dirangkaikan dengan proses commissioning
dan uji coba harus dilaksanakan oleh pihak Kontraktor.
Prosedur dan pelaksanaan commissioning dan pengujian terhadap fisik peralatan, elektris,
operasional, proses, sertifikasi dan hasil penyiapan laporan pengujian disiapkan oleh
Kontraktor.
Acceptance oleh pihak Pemberi Tugas akan dilakukan setelah uji-coba secara khusus dengan
menyertakan pihak Pemberi Tugas proyek, dan Konsultan Perencana dan menyampaikan
hasil/laporan commissioning dan sertifikat/hasil uji yang telah dilaksanakan.
Uji coba acceptance ini dilaksanakan berdasarkan jadwal yang ditentukan Konsultan Pengawas
dan Pemberi Tugas.
Biaya dan peralatan uji serta kebutuhan lainnya adalah menjadi tanggungan Kontraktor.

f. Masa Pemeliharaan dan Perbaikan


Kontraktor harus menyediakan peralatan dan tenaga kerja guna melaksanakan dan menjamin
terlaksananya pemeliharaan dan perbaikan dari semua instalasi terpasang apabila terjadi
kerusakan atau pengoperasian yang tidak benar.
Masa pemeliharaan dan perbaikan ini adalah selama 6 (enam) bulan setelah Serah Terima
Pertama (setelah pelaksanaan commissioning) atau sampai dengan serah terima kedua yang
dinyatakan melalui suatu Berita Acara.
Pekerjaan yang disebutkan di bawah ini (tetapi tidak terbatas pada apa yang disebut ini) adalah
menjadi kewajiban Kontraktor untuk memenuhi kewajiban pemeliharaan dan perbaikan antara
lain sebagai berikut :

- Melakukan pemeliharaan rutin sesuai jadwal pemeliharaan dan wajib menyediakan dan
mengisi Log Book pemeliharaan, perbaikan, pelaksanaan inspeksi, status buku Log Book ini
disimpan oleh Pemberi Tugas proyek sebagai suatu User Documentation Up-Dating.
- Melakukan trouble shooting terhadap setiap gangguan atau operasi yang tidak benar dari
sistem/instalasi terpasang dan melakukan penggantian komponen-komponen yang rusak
sedemikian rupa sehingga sistem berjalan dengan baik kembali.
CCTV
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro
II.-91

- Peralatan dan tenaga kerja yang melakukan pekerjaan pemeliharaan dan perbaikan ini
pada jam kerja normal maupun di luar jam kerja normal dan disetujui oleh pihak Pemberi
Tugas adalah tanpa adanya biaya tambah dan lain-lain.
- Menerima pelaporan terhadap hal-hal di atas dari Pemberi Tugas proyek baik secara tertulis
ataupun secara lisan atau telepon atau fax dan lain-lain selama 24 jam termasuk pada hari
Sabtu maupun hari libur lainnya dan untuk itu Kontraktor harus secara langsung mengambil
tindakan tidak lebih dari 120 (seratus dua puluh) menit untuk mulai melakukan aksi/tindakan
melaksanakan tugas pemeliharaan yaitu pemeriksaan dan perbaikan tersebut.
- Pada saat mengajukan penawaran lelang, Kontraktor harus mengajukan organisasi dan
sistem serta tenaga ahli untuk menangani pemeliharaan dan perbaikan ini.
- Selesainya periode masa pemeliharaan dan perbaikan akan dinyatakan melalui suatu
prosedur Acceptance Test and Handling Over.

g. Jaminan dan Garansi


- Seluruh bahan dan instalasi yang tercakup di dalam paket ini haruslah memenuhi standard-
standard yang disebutkan di dalam dokumen ini. Kontraktor menjamin (garansi) bahwa
seluruh bahan dan instalasi adalah baru (brand new), merupakan barang kelas satu,
tropicalized, dapat dan tahan untuk beroperasi pada kondisi dan iklim di tapak proyek ini.
- Kontraktor berkewajiban untuk menjamin dan memberi garansi penuh terhadap peralatan
yang dipasang secara menyeluruh selama waktu yang tidak kurang dari 12 (dua belas)
bulan setelah saat serah terima kedua (setelah selesainya masa pemeliharaan).
- Selama masa jaminan/garansi ini Kontraktor harus melaksanakan perbaikan dan
penggantian dalam waktu yang secepatnya terhadap bahan dan instalasi yang gagal
beroperasi atau rusak pada kondisi operasi normal, tanpa adanya suatu biaya tambahan.
- Kontraktor harus menjamin bahwa seluruh bahan dan instalasi (hardware) selama minimal
kurun waktu 3 (tiga) tahun masih dapat diperoleh dengan mudah.

h. Biaya-Biaya Lain
- Penawaran Kontraktor yang telah diajukan ini diartikan bahwa itu sudah mencakup biaya
yang berkaitan dengan paket pekerjaan ini.
- Semua biaya lain yang disebutkan di bawah ini sebagai contoh dan tidak terbatas pada apa
yang disebutkan itu dinyatakan sebagai kewajiban dan menjadi tanggungan Kontraktor.
Pada Bill of Quantity, biaya-biaya tersebut mungkin saja tidak disebutkan namun dari apa
yang diartikan di atas, maka semua itu sudah termasuk lingkup paket pekerjaan
Kontraktor.
- Biaya perijinan terhadap instalasi dalam hal ini dengan instansi-instansi terkait/tertentu.
- Biaya-biaya lain yang menyangkut legalisasi dan supervisi bila akan ada keterlibatan unsur-
CCTV
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro
II.-92

unsur pengamanan negara ataupun instansi lain.


- Biaya-biaya menyangkut ijin dan klaim hak patent maupun biaya royalti dan lisensi atau
ijin penggunaan aplikasi perangkat lunak (software) bagi Pemberi Tugas untuk pemakaian
tidak terbatas.

i. Peralatan Peralatan
Guna menunjang pelaksanaan pekerjaan, menjadi kewajiban Kontraktor untuk
menyediakan seluruh peralatan baik itu peralatan umum maupun peralatan
khusus/pengujian dan lain-lain.
Disebutkan di bawah ini namun tidak terikat kepada apa yang disebut di bawah ini
merupakan peralatan yang harus disediakan oleh Kontraktor.
- Peralatan umum antara lain :
- Tangga, steger, tali
- Peralatan kerja seperti palu, obeng, martil, tang dan lain-lain
- Mesin bor (bor tangan atau di meja), mesin potong, alat gerinda, las listrik/las karbit.
- Peralatan galian
- Dan lain-lain.
- Peralatan khusus termasuk peralatan pengukuran antara lain :
- Digital multitester
- Insulation meter
- dB gain meter
- Earthing resistant meter
- Tool kit
- Dan lain-lain.

j. Persyaratan Lainnya.
- Pekerjaan sistem elektrikal harus dilaksanakan oleh Kontraktor yang terdaftar di PLN dan
memiliki surat ijin dari PLN yang masih berlaku, minimal Pas PLN kelas B, dan sesuai dengan
jenis pekerjaan yang akan dilaksanakan.
- Kontraktor diwajibkan untuk mendidik petugas-petugas dari Pemilik Proyek sehingga
memahami seluruh sistem elektrikal ini dan dapat menjalankannya dengan baik.

5. SPESIFIKASI TEKNIS BAHAN DAN PERALATAN


a. Kabel Sinyal Koaksial Video dalam Gedung
a.1. Umum
- Spesifikasi ini menjelaskan persyaratan bagi kabel video signal harus
memenuhi persyaratan dan standar NEC, IEC, STEL-K.
CCTV
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro
II.-93

- Sifat umum yang akan dilayani adalah sebagai berikut :


- Nominal Impendance : 75 Ohm ± 2%
- Nominal Capacitance : 56 PF/m
- Nominal Attenuation at 20°C at 900 MHz : 33.1 dB/100 meter.

a.2. Konstruksi
- Kabel harus terdiri atas :
- Inner conductor : Copper
- Patent : Polyethylene
- Dielectri : Foam Polyethylene
- Tape : Aluminium polyester aluminium
- Screening : Stranded copper
- Jacket : Black PVC.

(a) Kabel koaksial untuk CCTV minimal harus dari tipe U/RG-59 yang dibuat dari 22 AWG
stranded (7x30), 0.30” bare copper dan 95% bare copper braid shield foam polyethylene
insulation dengan black PVC jacket.

Tabel karakteristik kabel koaksial video:


URAIAN NO TIPE PANJA DIAMETER MATERI NOM NOM. NOMINAL
UL NG PENGHANT SHIELDIN . KAPASIT ATTENUAT
NEC/ STAND AR G IMP. ANSI ION
AR (STRANDIN
G)
C(UL) M NOM. DCR NOM. (OH pF/m MHz dB/10
CEC DCR M) 0m
UL 9259 NEC. 30.5 22 AWG BC Braid
AWM
Style (equipale CM U-152.4 (7x30) 95% 75 56.7 1 1
1354 nt) Shield
(30V CEC. 152.4 .030" Coverage 10 3
80oC)
CM U-304.8 BC 2.6 50 6.9
Ohm/m
15.0 Ohm/m 8.5 100 9.8
Ohm/km
49.2 200 14.8
CCTV
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro
II.-94

Ohm/km
400 21.6
700 29.5
900 33.1
100 36.1
0

b. Kabel Sinyal Koaksial Video di Luar Gedung

b.1. Umum
Spesifikasi ini menjelaskan persyaratan bagi kabel video signal harus memenuhi
persyaratan dan standard NEC, IEC, STEL-K.
Sifat umum yang akan dilayani adalah sebagai berikut :
- Nominal Impendance : 75 Ohm ± 2%
- Nominal Capacitance : 53 PF/m
- Nominal Attenuation at 20°C at 900 MHz : 20.04 dB/100 meter.

b.2. Konstruksi
Kabel harus terdiri atas :
- Inner conductor : Copper
- Patent : Polyethylene
- Dielectric : Foam HDPE
- Tape : Aluminium polyester aluminium
- Screening : Duofoil+Tinned copper
- Jacket : Black PVC.

(b) Kabel koaksial untuk CCTV minimal harus dari tipe U/RG-6 yang dibuat dari 18 AWG solid,
0.40” bare copper, duofoil+tinned copper braid shield gas injected foam HDPE insulation,
dengan black PVC jacket.

(c)

Tabel karakteristik kabel koaksial video:


URAIAN NO TIPE PANJA DIAMETER MATERI NO NOM. NOMINAL
UL NG PENGHAN SHIELDIN M. KAPASITAN ATTENUATIO
NEC/ STAND TAR G IMP. SI N
AR (STRANDI
NG)
CCTV
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro
II.-95

C(UL) M NOM. DCR NOM. DCR (OH pF/m MHz dB/100


CEC M) m
UL 9248 NEC. U- 18 AWG Duofoil
AWM 152.4
Style (equipale CM 152.4 (Solid) + 60% TC 75 53.1 1 1
1354 nt)
(30V CEC. U- .040" Braid 10 2.3
80oC) 304.8
CM 304.8 BC 5.6 Ohm/m 50 4.9
500.0 6.4 Ohm/m 18.4 100 6.6
Ohm/km
21.0 200 9.2
1,000.0 Ohm/km
400 13.1
700 17.4
900 20.04
100 21.3
0

c. Kabel Daya Tegangan Rendah


c.1. Umum
Spesifikasi ini menjelaskan persyaratan bagi kabel tegangan rendah.
Kabel tegangan rendah ini harus memenuhi persyaratan dan standard seperti diuraikan
sebagai berikut :
- Tegangan kerja : 600 – 1000 V
- Frekwensi pengenal : 50 Hz
- Titik netral dihubungkan langsung pada pembumian gedung.
c.3. Konstruksi
Kabel harus terdiri atas :
- Kabel daya harus dari kabel tipe heavy thermoplastic flexible yakni tipe NYYHY ukuran
3 x 1,5mm², dari Supreme, Kabelindo atau Tranka. Penghantar terbuat dari kawat
tembaga yang dipilin atau tembaga compact yang dipilih.
- Lapisan isolasi bahan PVC atau bahan polyethylene yang di-cross linkad pada setiap
penghantar fasa maupun penghantar netral lapisan ini harus dapat dengan mudah
dikupas.
- Lapisan pengendap yang tahan air disekeliling urat-urat penghantar fasa dan pengisi
CCTV
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro
II.-96

ruangan di antara kawat fasa.


- Lapisan pengendap kedua di luar lapisan pengendap di atas.
- Pelindung dari pita baja di atas lapisan pengendap kedua sesuai dengan persyaratan
SII.
- Diluar lapisan pelindung pita baja, ada lapisan plastik sebagai lapis pelindung.
- Temperatur maksimal kabel yang diijinkan sesuai persyaratan SNI adalah 70°C untuk
kabel PVC.

d. Kabel Kontrol Twisted Shielded (STP)


d.1. Umum
Spesifikasi ini menjelaskan persyaratan bagi kabel kontrol harus memenuhi persyaratan
Fire Safety Rating IEC 60332-1 dan standard TIA TSB -36, TIA / EIA – 568 - A, UL, ETL

d.2. Konstruksi
Kabel harus terdiri atas :
- Core Conductor : 1, 2, 3, 4-pairs Twisted Shielded 18 AWG

e. Kabel Sinyal Fiber Optic (FO)


e.1. Umum
Spesifikasi ini menjelaskan persyaratan bagi kabel signal Fiber Optic harus memenuhi
persyaratan NEC dan standard UL Listing.
Sifat karakteristik umum adalah sebagai berikut :
- Fiber type : Single mode 62.5 /125, 900 micron
- Operating wave length : 850 ~ 1300 nm
- Maximum attention : 3,4 ~ 1,0 dB/km
- Minimum bandwidth : 500 / 500 MHz-km

e.2. Konstruksi
Kabel harus memenuhi sebagai berikut :
- Buffer type : 900 micron
- Break of element size : Non-Break out
- Jackets : PVC, FA
- Strength members : Aramid
- Operation temp. range : -20C to +70C
- Crush resistance : 114 lb/inch
CCTV
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro
II.-97

- Impact resistance : 0.55 ft – lbs, 20 impacts


- Flexing : 100 cycles, 8.8 lbs
10 x 0. D radius
- Twist/Bend : 100 cycles, 8.8 lbs
10 x 0. D radius
f. Konduit.
- Konduit untuk kabel-kabel dalam gedung harus dari pipa uPVC tipe high impact yang
memenuhi standar BS 6099, merk produk Ega dan Clipsal, dengan diameter sesuai petunjuk
Gambar Kerja.
- Kabel yang ditanam dalam tanah, di bawah atau melintang jalan dan perkerasan harus
ditempatkan dalam konduit yang terbuat dari pipa baja lapis galvanis kelas medium standar
SNI 07-0039-1987, merk produk Matsushita dan Nippon Steel dengan diameter sesuai
Gambar Kerja.
- Konduit fleksibel harus terbuat dari pipa lentur uPVC yang memenuhi standar BS 4607,
digunakan pada tempat-tempat tertentu sesuai petunjuk dalam Gambar Kerja. Konduit
fleksibel ini harus tahan cuaca, panas, tidak mudah pecah, serta kedap air dan debu.

19.6. PELAKSANAAN PEKERJAAN.


A. Persyaratan Pemasangan.
a. Kabel-kabel instalasi terdiri dari 2 (dua) macam yaitu kabel daya dan kabel sinyal. Seluruh
kabel daya menggunakan jenis kabel jenis NYYHY 3 x 1,5mm2 yang diinstalasikan ke setiap
peralatan yang ada pada setiap lantai. Sedangkan kabel sinyal dibagi menjadi 3 (tiga) jenis
yang terdiri dari kabel sinyal video (coaxial cable) dalam ruang, luar ruang dan kabel sinyal
data Fiber Optic (FO).
b. Kabel-kabel distribusi tersebut dimasukkan di dalam pipa konduit jenis PVC high impact.

c. Setiap penyambungan ataupun pembelokkan harus dilengkapi dengan junction box. Kabel
distribusi yang melalui lantai atau yang lewat dalam tembok harus dimasukkan dalam pipa
metal sedangkan untuk kabel yang di atas langit-langit dimasukkan dalam konduit PVC
yang besarnya disesuaikan dengan kebutuhan.

d. Semua peralatan harus dibumikan (grounded) dengan baik dan benar dengan tahanan
tanah maksimal 2ohm.

B. Persyaratan Bahan-Bahan.
a. Semua bahan yang disuplai dan dipasang oleh Kontraktor harus baru dan bahan tersebut
khusus untuk pemasangan di daerah tropis, serta sebelum pemasangan harus mendapat
persetujuan tertulis dari Pemberi Tugas, Konsultan Pengawas dan Konsultan Perencana.

b. Kontraktor harus bersedia mengganti bahan yang tidak disetujui karena menyimpang dari
CCTV
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro
II.-98

spesifikasi atau hal lainnya, di mana penggantian tersebut tanpa biaya ekstra.

Komponen-komponen dari bahan, yang mungkin sering diganti, harus dipilih yang mudah
diperoleh di pasaran bebas.

C. Pemasangan Kabel.
a. Luar Bangunan.
 Kabel daya, kabel koaksial dan kontrol haruslah dilindungi dengan pipa baja lapis seng
sedemikian rupa sehingga kabel itu cukup terlindung terhadap kerusakan mekanis dan
kimiawi yang mungkin timbul pada tempat kabel tersebut dipasang. Kabel ini akan
dipergunakan untuk ESS dan saling berhubungan dengan peralatan peralatan yang
ada di ruang kontrol.
 Pada area tanpa perkerasan kabel ditanam minimal 600mm dari permukaan tanah dan
harus diletakkan di dalam pasir, di atas galian tanah yang stabil, kuat, rata dan bebas dari
batu-batuan dengan ketentuan tebal lapisan pasir tidak kurang dari 100mm. Sebagai
timbunan perlindungan, di atas urukan pasir harus dipasang beton atau batu bata
pelindung.
 Pada area di bawah perkerasan beton, kabel ditanam minimal 150mm dari finish grade.
 Kabel-kabel yang ditanam melintang jalan harus ditempatkan dalam konduit pipa baja
lapis seng/galvani atau PVC, seperti ditentukan dalam Spesifikasi Teknis ini, dengan
diameter sesuai Gambar Kerja.
Pemasangan dan jenis konduit yang dipilih sesuai petunjuk dalam Gambar Kerja.
Pekerjaan galian, urukan kembali dan pemadatan yang dibutuhkan untuk penanaman
kabel harus dilaksanakan sesuai ketentuan.
 Letak penanaman kabel harus ditandai dengan patok tanda kabel yang kuat, jelas dan
tepat di mana beradanya lokasi jalur kabel tersebut.
. Ada dua tipe perletakan konduit bawah tanah :
(1) konduit yang ditidurkan yang disebut konduit tanam langsung
(2) conduit yang ditidurkan di dalam beton yang disebut duct banks
. Cabel trench (saluran kabel) harus dibuat dengan mempertimbangkan adanya
penambahan kabel untuk masa yang akan datang dengan cara sebagai berikut :
(1) minimal 5% (space area untuk satu jalur kabel) yang diestimasikan untuk masa
mendatang atau berdasarkan jumlah kabel yang ada.
(2) Jarak untuk kabel yang akan datang hendaklah diposisikan di atas kabel yang ada
dalam saluran.
. Jarak antar konduit minimal 25mm dari sisi luar konduit yang berukuran 25mm (1 inci).
. Jarak antara kabel kontrol dengan kabel power tegangan rendah minimal 30 cm dan
jarak antara kabel kontrol dengan kabel tegangan menengah minimal 2 m.
CCTV
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro
II.-99

. Tidak diperkenankan adanya sambungan kabel di sepanjang jalur kabel.

b. Dalam Bangunan.
 Sistem pengkabelan dalam bangunan diharuskan menggunakan alat bantu seperti rak
kabel, rigid metal conduit dan konduit PVC.
. Sistem rak kabel haruslah heavy duty, ladder type, punch type trays ( untuk ukuran kecil
menggunakan rak kabel 100mm atau kurang.
. Untuk rak kabel di daerah hazard atau non hazardous dalam ruang harus ditempatkan
pada daerah yang tidak mudah kena benturan, seperti daerah lalu lalang atau daerah
yang selalu ada pemeliharaannya
. Rak kabel dan kelengkapannya lainnya harus dari bahan baja lapis seng celup panas
atau aluminium.
. Rak kabel harus mempunyai tutup yang mudah dipindah-pindahkan di area kabel yang
tidak mudah rusak apabila ada benda jatuh, tidak mudah karat dan tidak kena sinar
secara langsung.
. Rak kabel dan tangga kabel (ladder) harus menggunakan penumpu sesuai dengan
interval yang direkomandasikan oleh pabrik pembuat.
. Cara pengaturan susunan kabel
- Kabel kontrol harus diletakkan antara kabel data apabila memungkinkan.
- Kabel kontrol dan instrumen boleh ditidurkan lebih dari dua susun pada rak yang
sama. Jika diperlukan lebih dari dua susun maka jarak bersih minimal antar susun
harus 150mm.
. Jarak antara kabel kontrol dengan kabel power tegangan rendah minimal 30 cm dan
jarak antara kabel kontrol dengan kabel tegangan menengah minimal 2 m.
. Konstruksi penumpu rak harus kokoh dan dari bahan baja lapis seng.
. Apabila ada jalur kabel lebih dari tiga bisa menggunakan penumpu secara langsung
dari/ sepanjang struktur dengan menggunakan klip atau baja siku lapis seng.
. Baut, mur, cincin dan U-bolt yang digunakan dalam instalasi harus terbuat dari stainless
steel. Alat bantu untuk instalasi seperti besi siku dan kanal harus memiliki lapisan seng
celup panas serta konduit, elbow, coupling dan aksesori lainnya harus dari bahan baja
yang memiliki lapisan seng celup panas (hot dipped galvanid steel).
. Konduit harus diikat untuk mencegah getaran-getaran yang terjadi dengan cara
diikatkan ke terminal pada konduit fleksibel yang sesuai.
. Konduit harus mempunyai minimal lima ulir, ulir harus ¾ inci per kaki.
. Sistem konduit yang mempunyai elevasi harus mempunyai breathers dan drain untuk
mencegah akumulasi kondensasi air. Breathers dan drain juga harus digunakan pada
junction box.
CCTV
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro
II.-100

. Jalur konduit yang diinstalasi tidak boleh dibengkokkan lebih dari ¼ diameter konduit.
. Konduit yang digunakan minimal ¾ inci kecuali jika situasinya tidak memungkinkan.
. Apabila konduit yang diinstalasi mempunyai jarak lebih dari 61m (200feet) dan
mempunyai lekukan 90° sebanyak 3 buah, pemasangannya harus dilengkapi dengan
aksesori pemasangan atau sambungan bertipe pull fitting (fitting yang mudah dilepas).
Setiap lekukan harus berjarak 15,25m (50feet) satu sama lain dan setiap bengkokan
tidak boleh lebih dari 90°.
. Konduit dan aksesori tidak boleh dilas ke suatu bagian bangunan.
. Konduit harus diinstalasi minimal 300mm (1foot) dari pipa panas tanpa isolasi atau
permukaan yang panas.
. Konduit yang dihubungkan pada ujung peralatan harus datang dari bawah untuk
mencegah pengembunan. Pemasangan dari samping bisa diterima, tapi pemasukan
dari atas tidak diperbolehkan
. Kabel harus diinstalasi sesuai dengan apa yang direkomendasikan oleh pabrik
pembuat. Selama instalasi kabel tidak diperbolehkan ditarik hingga tegang dan
pelindungnya tertekan, dan harus diberi kelebihan (spare) selama instalasi.
. Kabel yang diinstalasi harus berjarak minimal 150mm dari permukaaan yang memiliki
temperatur 45oC sampai dengan 65oC, dan tidak boleh kurang dari 300mm dengan
permukaan yang memiliki temperatur di atas 65oC.
. Semua kabel harus dalam satu panjang (tanpa sambungan) bila memungkinkan.
. Pada intinya sirkuit yang aman tidak boleh digabungkan dengan kabel, rak, duct,
konduit atau penumpu kabel yang sama. Lebih dari satu sirkuit yang aman dapat
ditempatkan dalam rak kabel, duct, konduit atau penumpu kabel asalkan berada dalam
bungkus kabel yang terpisah.
. Sambungan dan terminal untuk kabel yang berkerja di atas 600V harus sesuai
rekomendasi dari pabrik pembuat kabel dan menggunakan salah satu metode berikut :
1. Sambungan lurus.
2. Dengan menggunakan heat shrink sleeve atau dengan terminasi.
. Semua sistem kabel harus ditandai dengan label yang dibuat dari stainless steel tipe
316 dengan huruf timbul dan diikat dengan tali pengikat dari bahan stainless steel atau
nilon. Penanda kabel harus diikatkan pada ujung setiap kabel. Semua kabel kontrol
harus mempunyai identitas yang jelas dan dari tipe permanen.
. Penomoran kabel harus diperlihatkan dalam Shop Drawings.
. Kabel kontrol harus mempunyai terminasi pada blok terminal di dalam junction box.
Untuk kabel luar instalasi terminalnya dilakukan dengan menggunakan alat crimping
yang layak pakai. Terminal tipe ring tongue atau locking fork harus digunakan untuk
terminasi tipe sekrup. Untuk tipe pin harus menggunakan terminasi tipe clamp-screw.
CCTV
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro
II.-101

. Bila kabel kontrol atau instrumen diterminasi pada peralatan yang tidak dilengkapi titik
terminal, maka blok terminal harus dipasang jika jumlah titik terminalnya lebih dari
empat dalam sebuah junction box. Bila berjumlah empat atau kurang, terminasi harus
dibuat dengan mengaplikasikan self-insulated crimp type butt splice connectors.
. Satu terminasi hanya untuk dua kabel. Untuk sambungan harus ditambahkan terminal
yang baru pada titik yang sama.
. Untuk kabel daya tidak diperbolehkan menggunakan terminal, kabel daya harus
diinstalasi tersendiri dengan menggunakan tipe crimp, koneksi ini harus dibuat kedap
air dengan menggunakan electrical rubber tape dan plastic vinyl untuk mencegah
uap/lembab masuk ke dalam konektor.
. Bila suatu alat tidak mempunyai sepatu kabel atau terminal, kabel daya harus
diterminasi dengan menggunakan terminal tipe compression ring tounge. Terminal
harus dipasang dengan tipe roda gigi searah atau hydraulic crimping.
 Pembengkokan dan pengukuran harus seragam dan simetris tanpa memipihkan atau
merusak permukaan konduit. Pembengkokan harus dibuat dengan alat dan perlengkapan
standar yang dibuat khusus untuk maksud tersebut. Jari-jari pembengkokan konduit
minimal 15 (lima belas) kali diameter konduit.
 Sistem konduit harus diadakan dan dipasang sesuai ketentuan Gambar Kerja. Sistem ini
harus menghubungkan semua kotak keluaran seperti ditunjukkan dalam Gambar kerja.
Konduit harus memenuhi ketentuan dalam Spesifikasi Teknis ini.
 Jalur konduit harus terpasang sesuai ketentuan dalam Gambar Kerja. Konduit harus
vertikal, horisontal atau sejajar dengan garis struktur.
Semua konduit horisontal harus diarahkan ke arah konduit vertikal untuk dihubungkan.
 Semua konduit yang dipasang di bawah lantai harus terdiri dari pipa PVC sepeti
ditunjukkan dalam Gambar Kerja. Tipe pipa PVC harus memenuhi ketentuan dalam
Spesifikasi Teknis ini.
Konduit yang dipasang di bawah lantai harus memiliki penutup minimal 50mm.
. Penyambungan konduit tidak boleh menggunakan nonmetalic conduit. Sambungan
konduit haruslah menggunakan seal yang lunak.
 Penyambungan kabel harus diusahakan se-minimal mungkin.
Semua sambungan harus dibuat dengan junction box atau kotak terminal yang disetujui.
 Hubungan kabel pada terminal busbar panel harus menggunakan sepatu kabel.

D. Pemasangan Kabel CCTV


a. Luar Bangunan dan Gudang
Kabel dari tiap kamera langsung menuju Ruang Kontrol (DVR), dari kamera menuju ke
bangunan menggunakan saluran kabel dan pipa konduit dari bahan baja lapis seng
CCTV
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro
II.-102

(galvanized steel) diameter 20mm kemudian di dalam bangunan menggunakan rak kabel
dan pipa konduit High Impact PVC diameter 20mm.
Kabel untuk instalasi kamera outdoor dan Gudang menggunakan:
· Kamera Fix :
- Video dari kamera ke DVR menggunakan RG 6
- Power dari kamera ke DVR menggunakan NYYHY 3 x 1,5mm²

· Kamera PTZ/Speed Dome :


- Video dari kamera ke DVR menggunakan RG 6
- Power dari kamera ke DVR menggunakan NYYHY 3 x 1,5mm2
- Kontrol dari kamera ke DVR menggunakan STP 18 AWG

b. Dalam Bangunan
Kabel dari tiap kamera langsung menuju Ruang Kontrol (DVR).
Kabel untuk instalasi kamera lantai satu adalah:
· Kamera Fix :
- Video dari kamera ke DVR menggunakan RG 59
- Power dari kamera ke DVR menggunakan NYYHY 3 x 1,5mm2
· Kamera PTZ/ Speed Dome :
- Video dari kamera ke DVR menggunakan RG 59
- Power dari kamera ke DVR menggunakan NYYHY 3 x 1,5mm2
- Kontrol dari kamera ke DVR menggunakan STP 18 AWG

E. Pengujian dan Commissioning/Testing.


 Kontraktor harus melakukan semua pengujian dan pengukuran yang dianggap perlu oleh
Pengawas Lapangan untuk memastikan bahwa seluruh instalasi dapat berfungsi dengan baik
dan memenuhi semua persyaratan.
 Peralatan, fasilitas pengujian, pengawasan pengujian dan pemeliharaan peralatan agar tetap
dalam kondisi baik, harus diadakan oleh Kontraktor.
 Catatan pengujian harus dibuat oleh Kontraktor dan diserahkan secara resmi kepada
Pengawas Lapangan sebelum serah terima pekerjaan.
 Pengujian dan uji pengoperasian akan ditentukan oleh Enjinir.
 Pengujian harus dilengkapi dengan panel, fuse holder, switch, fuse dan overcurrent device
pada tempatnya.
 Semua arus harus diuji dan dioperasikan untuk menunjukkan hal-hal berikut :
- Kesinambungan arus dan operasi yang dikehendaki.
- Bebas dari pembumian.
CCTV
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro
II.-103

- Bebas dari arus hubung singkat.


· Seluruh peralatan harus lulus uji fungsional.
· Dalam masa pemeliharaan pekerjaan sistem elektrikal ini, Kontraktor wajib mengatasi segala
kerusakan dan kekurangan.
· Kontraktor bertanggung-jawab mengganti setiap peralatan/perlengkapan yang rusak sampai
pada saat pemeriksaan terakhir dan penyerahan kepada Enjinir.
- Kontraktor harus menyerahkan kepada Pengawas Lapangan semua buku asli
petunjuk/manual pemeliharaan dan cara pengoperasiannya dalam bahasa Inggris dan
Indonesia, yang selanjutnya akan diteruskan kepada Pemilik Proyek.
MATV
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro
II.-105

INSTALASI MASTER ANTENA TELEVISION (MATV)

Peserta tender hendaknya melakukan pemilihan type/model tiap bagian dalam


sistem ini, sedemikian rupasehingga kuat signal yang dapat diterima di pesawat
Televisi penerima tidak kurang dari 65 dB dan tidak lebih dari80 dB.
.1. Peserta tender wajib menyampaikan hasil seleksi type/model sesuai produk yang
diajukan disertai semuaperhitungan atas level penerimaan, penguatan dan peredaman yang
mungkin terjadi pada setiap komponen darisistem.
.2. Peserta yang tidak menyerahkan hasil seleksi dan perhitungan yang dimaksud
dalam butir 1 dan 2 diatas, akandinilai secara tidak langsung mengundurkan diri
dari pelelangan danakan dinyatakan gugur.
.3. Batasan pemilihan peralatan yang akan dilakukan pemborong, diberikan sebagai
berikut :
a. Jenis peralatan harus sesuai dengan penempatannya.
b. Active Combiner dengan output 115–120 dB.
c. Booster yang dipilih harus tipe channelized sehingga panguatan signal dapat
dilakukan terpisah antara signalVHF dan signal UHF.
Peralatan utama harus ditempatkan pada rak peralatan yang dimensinya sama
seperti peralatan Tata Suara.14. VCD player yang digunakan adalah sistem
dengan versi terakhir dengan spesifikasi PAL. Alat ini harusmempunyai Audio
Output tidak kurang dari 200 mVrms.5.00.0 SPESIFIKASI TEKNIS
INSTALASI PENGKABELAN1. Kabel yang dipergunakan sebagai penghantar
utama yaitu kabel coaxial berinti dari bahan tembaga dengan luaspenampang
inti tidak kurang dari yang ditunjukkan dalam gambar perencanaan.2. Khusus
untuk kabel video, pemborong harus mempergunakan kabel tipe Coaxial khusus untuk
kebutuhantersebut dan diameter intinya harus dipilih sedemikian rupa sehingga
redaman (losses) yang terjadi masih beradadidalam kemampuan kerja
peralatan.3. Surge ArrestorPower Surge Arrestor untuk incoming power AC
harus ditanahkan (grounding) dan memiliki tahanan tanah max. 1ohm. Kabel
grounding menggunakan jenis bar copper dengan ukuran minimum 6
mm².Kabel dari antenna luar ke peralatan head-end amplifier harus dilengkapi
dengan Coaxial Arrester.a. AC Power Surge Arrestor Surge Reduction Filter
- Tidak mudah terbakar
- Tidak merambatkan api
MATV
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro
II.-106

- Dapat memadamkan api dengan sendirinya

Tidak mengeluarkan gas beracun bila terbakar5. Pemborong wajib memeprgunakan


alat bantu pemipaan yang sesuai dengan kegunaannya dan disetujui olehDireksi/MK.6.
Peralatan bantu untuk pipa pelindung diatur sebagai berikut :
a. Pada setiap jarak 6 meter harus diberikan sambungan tipe expantion
coupling.
b. Tipe klam pipa harus sesuai untuk pemakaian jenis sambungan yang
dimaksud, dimana pipa tidak berhubunganlangsung dengan tempat
kedudukannya.
c. Lem yang dipergunakan harus sesuai degnan ketentuan dari pabrik
pembuat pipa dan bersifat tahan api.
Pada setiap 4 belokan arah jalur kabel, harus diberikan kotak percabangan.7.
Dalam pemasangan kabel ke peralatan utama, pemborong wajib memper-
gunakan pelindung yang bersifatflexibel dilengkapi dengan semua
peralatan.6.00.0 SPESIFIKASI TEKNIS PELAKSANAAN PEKERJAAN1. Setiap
bahan dan peralatan hendaknya dipasang sesuai dengan gambar rencana dan
atau gambar revisi sertaharus disetujui oleh Direksi/MK.2. Lokasi yang tepat
dari semua bahan dan peralatan akan ditentukan kemudian di lapangan oleh
Direksi/MK.3. Pemborong wajib mempergunakan rak kabel untuk semua kabel
yang ditempatkan didalam pipa pelindung kabelataupun tidak, bila dipasangkan
secara mendatar dan atau tegak dengan jalur kabel lebih dari empat jalur .4.
Pemborong wajib mempergunakan setiap peralatan bantu pipa pelindung kabel
sesuai dengan fungsinya dengantidak mengadakan perubahan.5. Pipa pelindung
kabel hendaknya ditempatkan dibagian bawah plat lantai diatas lantai yang
bersangkutan dandiklem pada setiap jarak yang tidak lebih dari 100 cm.
Pemborong wajib memberikan klem di setiap belokan arahdi kotak percabangan
dan di tempat lain yang akan ditentukan oleh Pengawas.
4. Pemotongan pipa pada pipa pelindung kabel harus dilakukan dengan memakai alat
potong khusus pipa, dimanapada bagian bekas dilakukan pemotongan harus
dibersihkan dengan mempergunakan reamer.
5. Bagian persambungan harus dibersihkan terlebih dahulu dengan cairan
pembersih yang dianjurkan pabrik pipasebelum diadakan penyambungan.
MATV
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro
II.-107

6. Dalam hal pemasangan pipa, penempatan yang diperkenankan adalah yang sejajar dengan
dinding bangunanbaik untuk pemasangan yang mendatar maupun yang tegak
terhadap bidang mendatar. Sudut belokan yang diperkenankan adalah tegak lurus
atau 459. Dalam hal pemasangan pipa yang tidak dapat dilaksanakan secara
sekaligus, maka bagian ujung pipa harusditutup sementara sesuai petunjuk
MK/Direksi Pengawas.
7. Kotak percabangan dari pipa pelindung kabel apabila diperlukan harus ditempatkan
pada plat lantai diataslantai yang bersangkutan. Kotak percabangan harus
dipasang dengan mempergunakan Fisher 5 sebanyak 2 buah ke plat lantai yang
bersangkutan.
8. Pemborong tidak diperkenankan mengadakan penyambungan kabel penghantar,
kecuali pada terminalperalatan.
9.. Dalam pemasangan kabel penghantar yang ditanam, maka ketentuan penanaman
kabel yang berlaku harusditaati.
10 Setiap bagian dalam pekerjaan yang terbuat dari bahan baja yang tidak terlindung
harus diberikan lapisan antikarat dengan zinchromate buatan ICI sebanyak 2
lapis.
11.Apabila terdapat pemasangan pipa pelindung kabel yang tidak dipasang pada
tembok sejumlah 6 jalur ataulebih Pemborong wajib memberikan penutup
seperti yang diminta oleh Direksi/Pengawas.
12. Hal-hal lain mengenai pemasangan bahan dan peralatan akan ditentukan oleh
Direksi/MK selama periodepelaksanaan pekerjaan.7.00.0 SPESIFIKASI TEKNIS
PENGUJIAN PEKERJAAN1. Pemborong wajib melaksanakan pengujian baik untuk setiap
bagian dari sistem maupun untuk sistem secarakeseluruhan sesuai dengan permintaan
Direksi/ Pengawas. Pemborong wajib memberitahukan rencana pengujian
kepada Pengawas. Pengujian yang tidak dihadiri olehDireksi/MK dan wakil dari
Pemberi Tugas dinilai tidak syah dan harus diulang.3. Pengujian hasil
pelaksanaan terutama ditunjukan untuk memeriksa hal-hal sebagai berikut :
a. Pengukuran level sinyal video pada tiap outlet.
b. Program TV & Video secara keseluruhan.
c. Dan lainnya yang akan ditentukan oleh Direksi/MK.4. Apabila ditemukan
adanya ketidakberesan dalam pemasangan, maka Direksi/MK berhak untuk
menolak adanyapenyerahan pekerjaan kepada Pemberi Tugas.5. Penyerahan
pekerjaan kepada Pemberi Tugas hanya dapat dilaksanakan setelah hasil
MATV
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro
II.-108

pengujian dinyatakandapat diterima baik oleh Direksi/MK maupun oleh


Pemberi Tugas, dimana semua kewajiban Pemborong telahdiselesaikan
secara keseluruhan.8.00.0 P R O D U K
d. Active Combiner, Booster, Directional Coupler Splitter dan
perlengkapannya yang dipergunakan produksi Fuba,Hills, Ikusi, Fagor,
Televes.
e. Laser Disc player dan VCD player yang dipergunakan yaitu produksi Sony
atau Toshiba.
f. Kabel coaxial adalah produksi dari Sinar Edwindo, Yuri ex import atau
Belden ex import.Note :
1. Didalam pengadaan barang, semua produk harus berasal dari agen
tunggal yang telah ditunjuk oleh Prinsipalmasing-masing.
2. Didalam pengajuan persetujuan material kepada MK/Direksi, Kontraktor
yang telah ditunjuk harus melampirkancopy surat keagenan tunggal dari
Prinsipal produk masing-masing.3. Surat pengajuan penawaran harus
dilengkapi lampiran diagram sistem dimana masing-masing blok
diisitype/model yang dipilih sesuai produk yang diajukan, dengan
mengacu kepada diagram sistem dari perencana.
DATA LAN
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro

II.-109
PEKERJAAN INSTALASI JARINGAN KOMPUTER

1. PENJELASAN UMUM.
Syarat-syarat umum instalasi jaringan ini berisi perincian yang memperjelas/menambahkan hal-hal
yang tercantum dalam Buku syarat-syarat Administratip. Dalam hal ini Buku Syarat-syarat
Administratif saling melengkapi dengan syarat-syarat umum pekerjaan instalasi jaringan.

SUB PELAKSANA PEKERJAAN

a. Apabila diperlukan tenaga-tenaga ahli khusus, atau tenaga-tenaga pelaksana yang ada tidak
mampu melaksanakan pemasangan, penyetelan, pengujian dan lain-lain maka Pelaksana
Pekerjaan dapat menyerahkan sebagian instalasinya kepada Sub Pelaksana Pekerjaan lain
yang mempunyai tenaga ahli yang bersertifikat / SKA dan setelah mendapatkan persetujuan
Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas/ Konsultan Perencana.

b. Pelaksana Pekerjaan wajib bertanggung jawab penuh atas segala lingkup pekerjaannya, baik
yang dilaksanakannya sendiri maupun yang telah di sub-kontrakkan.

c. Pemberi Tugas/Konsultan Perencana/Konsultan Pengawas tidak dapat dituntut bilamana ada


gugatan dari sub Pelaksana Pekerjaan karena ketidak lancaran pembayaran yang harus
diberikan oleh Pelaksana Pekerjaan.

2. Lingkup Pekerjaan
a. Lingkup pekerjaan terdiri dari ;
b. Pengadaan dan instalasi kabel jaringan yang meliputi kabel Backbone (Unshielded Twisted
Pair Cat-6A) dan kabel Horizontal (Unshielded Twisted Pair Cat-6)
c. Pengadaan dan instalasi aksesoris UTP (patch panel, faceplate, modular outlet, patch cord,
dll
d. Labeling di patch panel, outlet, patch cord.
e. Pengadaan perangkat aktif yang meliputi core switch dan edge switch
f. Pekerjaan Mekanikal meliputi pemasangan instalasi dan kelengkapannya sampai berfungsi
sesuai persyaratannya.
g. Pekerjaan Elektrikal meliputi pemasangan instalasi dan kelengkapannya sampai berfungsi
sesuai persyaratannya.

3. SPESIFIKASI TEKNIS

3.1 Spesifikasi Kabel Backbone UTP Cat-6A


Memenuhi standar – standar berikut:
a. ANSI/TIA Category 6A
b. ANSI/TIA-568-C.2
DATA LAN
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro

II.-110
c. ISO/IEC 11801 Class EA
d. Bergaransi 20 tahun dari principal
e. Produksi Systimax

3.2 Spesifikasi Kabel Horizontal UTP Cat-6


Memenuhi standar – standar berikut:
a. ANSI/TIA Category 6
b. ANSI/TIA-568-C.2
c. CENELEC EN 50288-6-1
d. ISO/IEC 11801 Class E
e. Bergaransi 20 tahun dari principal
f. Produksi Systimax

3.3 Spesifikasi Patch Panel Kabel Backbone UTP Cat-6A


a. Minimum terdapat 24 port dalam 1 panel
b. Memiliki wire management yang terintegrasi dengan patch panel
c. Harus dapat ditempatkan pada rak ukuran 19” standar
d. Harus dilengkapi dengan modular outlet Cat-6A dari produksi yang sama
e. Memenuhi standar IEC 60603-7 compliant plug, ANSI/TIA Category 6A
f. Bergaransi 20 tahun dari principal
g. Produksi Systimax

3.4 Spesifikasi Patch Panel Kabel Horizontal UTP Cat-6


a. Minimum terdapat 24 port dalam 1 panel
a. Memiliki wire management yang terintegrasi dengan patch panel
b. Harus dapat ditempatkan pada rak ukuran 19” standar
c. Mendukung teknologi iPatch® Ready
d. Harus dilengkapi dengan modular outlet Cat-6 dari produksi yang sama
e. Memenuhi standar IEC 60603-7 compliant plug, ANSI/TIA Category 6
f. Bergaransi 20 tahun dari principal
g. Produksi Systimax

3.5 Spesifikasi Patch Cord UTP Cat-6A


Memenuhi standar – standar berikut:
a. ANSI/TIA Category 6A
b. Wiring T568B
c. Bergaransi 20 tahun dari principal
d. Produksi Systimax
DATA LAN
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro

II.-111
3.6 Spesifikasi Patch Cord UTP Cat-6
Memenuhi standar – standar berikut:
a. ANSI/TIA Category 6A
b. Wiring T568B
c. Bergaransi 20 tahun dari principal
d. Produksi Systimax

3.7 Spesifikasi Modular Outlet UTP Cat-6A


Memenuhi standar – standar berikut:
a. ANSI/TIA Category 6A
b. Wiring T568A, T568B
c. IEC 60603-7 compliant plug
d. Bergaransi 20 tahun dari principal
e. Produksi Systimax

3.8 Spesifikasi Modular Outlet UTP Cat-6


Memenuhi standar – standar berikut:
a. ANSI/TIA Category 6
b. Wiring T568A, T568B
c. IEC 60603-7 compliant plug
d. Bergaransi 20 tahun dari principal
e. Produksi Systimax

3.9 Spesifikasi Core Switch


Memenuhi standar – standar berikut:
a. Berbentuk modular chassis switch
b. Mendukung maksimal 48 10-GbE port atau 144 autosensing 10/100/1000 port atau 144
mini-GBIC atau kombinasinya
c. Memiliki throughput sampai dengan 282.1 million pps
d. Memiliki routing/switching capacity 379.2 Gbps
e. Memiliki ukuran routing table 10000 entries
f. Memiliki ukuran MAC Adress table 64000 entries
g. Mendukung koneksi 10/100/1000 dan 10GbE
h. Mendukung fitur layer 2 sampai dengan layer 3 (Dynamic Routing)
i. Memiliki redundant hot swap power supply dan hot swap module
j. Memiliki fitur RMON, XRMON, sFlow, dan Virus Throttling
k. Mendukung software HP PCM+ dan HP PCM untuk software monitoring jaringan
l. Memiliki sertifikat teknologi ramah lingkungan dari Miercom
DATA LAN
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro

II.-112
m. Masuk dalam kuadran “leader” pada Gartner Quadrant
n. Bergaransi seumur hidup
o. Produksi HP Networking

3.10 Spesifikasi Edge Switch


Memenuhi standar – standar berikut:
a. Berbentuk modular chassis switch
b. Mendukung maksimal 96 auto-sensing 10/100 port atau 96 auto-sensing 10/100/1000 port
atau 16 mini-GBIC atau 4 10-GbE port atau kombinasinya
c. Memiliki throughput sampai dengan 24 million pps
d. Memiliki switch fabric speed 38.4 Gbps
e. Mendukung koneksi 10/100/1000 dan 10GbE
f. Mendukung fitur layer 2 dan Static IP Routing
g. Memiliki redundant hot swap power supply dan hot swap module
h. Memiliki fitur RMON, XRMON, dan sFlow
i. Mendukung software HP PCM+ dan HP PCM untuk software monitoring jaringan
j. Memiliki sertifikat teknologi ramah lingkungan dari Miercom
k. Masuk dalam kuadran “leader” pada Gartner Quadrant
l. Bergaransi seumur hidup
m. Produksi HP Networking

4. SISTEM PERANGKAT JARINGAN


4.1. Prosedur Umum
a. Contoh Bahan, Data Teknis dan Daftar Bahan
- Sebelum pengadaan ke lapangan, contoh dan/atau brosur/data teknis bahan/peralatan
untuk pekerjaan instalasi kabel UTP harus diajukan dahulu kepada Enjinir untuk
disetujui.
- Kontraktor harus membuat daftar bahan/peralatan yang akan digunakan dan
menyerahkannya kepada Enjinir untuk disetujui.
- Kontraktor harus menyerahkan sertifikat enjinir dan sertifikat kepartneran dari principal
kabel dan perangkat aktif
b. Gambar Detail Pelaksanaan
- Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus membuat dahulu Gambar Detail
Pelaksanaan serta diajukan kepada Enjinir untuk mendapatkan persetujuan.
- Gambar Detail Pelaksanaan harus diserahkan sebelum pengadaan bahan sehingga
diperoleh cukup waktu untuk memeriksa dan tidak ada tambahan waktu dan biaya bagi
Kontraktor bila mengabaikan hal ini.
DATA LAN
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro

II.-113
- Gambar Detail Pelaksanaan harus lengkap dan berisi detail-detail yang diperlukan.
- Gambar Kerja hanya menunjukkan secara garis besar letak dari peralatan, instalasi, jalur
kabel, titik penomoran pada sambungan-sambungan.
- Bila ada perbedaan antara Gambar Kerja yang satu dengan lainnya, atau antara Gambar
Kerja dengan Spesifikasi Teknis, Kontraktor harus menyampaikannya kepada Enjinir untuk
pemecahannya.
c. Pengiriman dan Penyimpanan
- Bahan yang dikirim ke lokasi haruslah dilakukan dengan baik dan hati-hati, merupakan
bahan yang sudah menjalani pengujian di pabrik dan dilengkapi dengan hasil uji serta
sesuai brosur yang ditawarkan dan telah disetujui bersama Pemberi Tugas, Konsultan
Perencana dan Konsultan Pengawas.
- Penyimpanannya setelah tiba di lokasi harus ditempatkan di tempat yang telah ditentukan
oleh Pemberi Tugas dan dijaga dengan baik (terlindung) dan tetap menjadi tanggung
jawab Kontraktor.
- Semua bahan dan peralatan yang didatangkan dan akan dipasang harus dalam keadaan
baru, tidak rusak, bukan barang bekas dan tidak cacat dan harus dilengkapi dengan data
teknis yang jelas yang menyebutkan bahwa bahan-bahan tersebut sesuai dengan yang
telah disetujui.
- Semua bahan dan peralatan harus disimpan dalam kemasannya pada tempat yang aman
dan terlindung dari kerusakan.
d. Ketidaksesuaian
- Bila bahan-bahan yang didatangkan ternyata menyimpang atau tidak sesuai dengan yang
telah disetujui, maka Kontraktor wajib menggantinya dengan bahan yang sesuai dan yang
disetujui Enjinir.
- Biaya yang ditimbulkan karena hal di atas menjadi tanggung jawab Kontraktor
sepenuhnya dan tanpa tambahan waktu.

4.2. Kabel Jaringan


a. Kabel jaringan yang harus dipasang meliputi ; kabel backbone UTP Cat-6A dan kabel
horizontal UTP Cat-6
b. Pelaksana pekerjaan harus melaksanakan terminasi dan labeling seluruh kabel pada setiap
ujung kabel dan patch panel.
Pelaksana pekerjaan harus memperhatikan jalur kabel yang sudah ada pada route
tersebut, dan tidak boleh mengganggu kabel yang sudah ada terlebih dulu disekitar route
baru. Semua kabel jaringan harus berfungsi untuk menghubungkan semua terminal-terminal
dengan data center.pemasangan dan terminasi kabel jaringan harus dilengkapi labeling.
c. Memperlihatkan jumlah tarikan yang digunakan untuk keseluruhan disain.
DATA LAN
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro

II.-114
d. Pelaksana pekerjaan harus menyediakan dan memasang semua patch cord UTP yang
dihubungkan dari face plate atau rack untuk setiap PC yang ditempatkan di lokasi yang
telah ditentukan.

4.3. Perangkat Aktif


a. Perangkat aktif yang harus dipasang meliputi Core Switch dan Edge switch
b. Pelaksana pekerjaan harus memasang semua perangkat aktif dalam rak server dan
menghubungkannya langsung dengan patch panel menggunakan patch cord.
c. Pelaksana pekerjaan harus memastikan bahwa semua titik telah terhubung dengan
perangkat aktif

5. TESTING
5.1. Kabel Test
a. Kabel test harus dilaksanakan dilapangan untuk membuktikan pemasangan jaringan
tersebut baik.
b. Kabel test dilaksanakan sebelum dilaksanakan pemasangan atau terminasi pada switch.
c. Kontraktor harus melakukan semua pengujian dan pengukuran yang dianggap perlu oleh
Pengawas Lapangan untuk memastikan bahwa seluruh instalasi dapat berfungsi dengan
baik dan memenuhi semua persyaratan.
d. Peralatan, fasilitas pengujian, pengawasan pengujian dan pemeliharaan peralatan agar
tetap dalam kondisi baik, harus diadakan oleh Kontraktor.
e. Catatan pengujian harus dibuat oleh Kontraktor dan diserahkan secara resmi kepada
Pengawas Lapangan sebelum serah terima pekerjaan.
f. Pengujian dan uji pengoperasian akan ditentukan oleh Enjinir.
g. Semua instalasi harus diuji dan dioperasikan untuk menunjukkan hal-hal berikut :
- Kesinambungan arus dan operasi yang dikehendaki.
- Bebas dari pembumian.
- Bebas dari arus hubung singkat.
h. Seluruh peralatan harus lulus uji fungsional.
i. Kontraktor bertanggung-jawab mengganti setiap peralatan/perlengkapan yang rusak sampai
pada saat pemeriksaan terakhir dan penyerahan.

5.2. Test Perangkat Aktif


a. Pengetesan perangkat aktif harus dilaksanakan di lapangan untuk membuktikan
pemasangan perangkat aktif telah dilaksanakan dengan benar
b. Kontraktor harus melakukan semua pengujian dan pengukuran yang dianggap perlu oleh
Pengawas Lapangan untuk memastikan bahwa seluruh instalasi dapat berfungsi dengan
baik dan memenuhi semua persyaratan.
DATA LAN
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro

II.-115
c. Peralatan, fasilitas pengujian, pengawasan pengujian dan pemeliharaan peralatan agar
tetap dalam kondisi baik, harus diadakan oleh Kontraktor.
d. Catatan pengujian harus dibuat oleh Kontraktor dan diserahkan secara resmi kepada
Pengawas Lapangan sebelum serah terima pekerjaan.
e. Pengujian dan uji pengoperasian akan ditentukan oleh Enjinir.
f. Semua instalasi harus diuji dan dioperasikan untuk menunjukkan bahwa bisa berfungsi
dengan benar dan lancar
g. Seluruh peralatan harus lulus uji fungsional.
h. Kontraktor bertanggung-jawab mengganti setiap peralatan/perlengkapan yang rusak sampai
pada saat pemeriksaan terakhir dan penyerahan.
Sistim Kelistrikan
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro

II.-116

PEKERJAAN SISTEM KELISTRIKAN

UMUM
1. PENJELASAN
Bagian I menjelaskan secara spesifik/khusus menyangkut disiplin/sub-pekerjaan
Sistem Kelistrikan, dan ini merupakan bagian dari RKS Pekerjaan Elektrikal
Perencanaan Gedung.
Butir 1 ini menjelaskan hal umum tentang sub-pekerjaan Sistem Kelistrikan paket
pekerjaan Elektrikal.
Hal-hal yang disebutkan pada Bagian I dari dokumen RKS paket pekerjaan
Elektrikal ini merupakan bagian yang harus diikuti oleh setiap disiplin/sub-
pekerjaan sebagai bagian dari paket pekerjaan Elektrikal.
2. LINGKUP SECARA UMUM
Secara umum paket pekerjaan elektrikal ini meliputi pengadaan pemasangan, uji
coba, testing dan pemeliharaan peralatan serta instalasi listrik .Lingkup itu menjadi
kewajiban Kontraktor agar sistem harus dapat beroperasi secara baik dan
sempurna sesuai gambar dan spesifikasi teknis.
3. STANDARD DAN PERSYARATAN
Referensi dan standard material serta pengerjaannya yang berkaitan dengan
pekerjaan ini harus mengikuti beberapa ketentuan namun tidak terbatas kepada apa
yang tertulis dibawah ini, antara lain :
- SNI 04-0255-2000, disebut juga sebagai Persyaratan Umum Instalasi Listrik
2000 (PUIL'2000).
- Peraturan-peraturan yang dikeluarkan oleh pihak PLN (SPLN) yang
menyangkut di dalam lingkup pekerjaan ini.
- Peraturan mengenai keselamatan kerja (Depnaker).
- Ketentuan-ketentuan/aturan-aturan yang dikeluarkan oleh pihak Pemberi tugas.
Sistim Kelistrikan
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro

II.-117

- Ketentuan-ketentuan lain yang berlaku di dalam negara Republik Indonesia


seperti ketentuan Perda Kota Batam dan Propinsi yang terkait dengan
pekerjaan ini.
- Standar internasional/negara-negara lain yang terkait sejauh tidak berten-
tangan dengan spesifikasi teknis dan aturan-aturan yang ada
4. DAFTAR MATERIAL DAN JAMINAN
Pada waktu penawaran Pelaksana Pekerjaan wajib menyertakan (melampirkan)
informasi dan brosur mengenai seluruh material yang ditawarkan.
Informasi dan brosur ini harus mencakup dan menjelaskan mengenai isian dan
spesifikasi teknis material yang ditawarkan serta Pelaksana Pekerjaan wajib
memberi tanda pada brosur, tipe atau jenis material tersebut. Apabila ada
material-material atau fasilitas-fasilitas dengan kategori "Standard" serta
"Optional", agar hal ini diberi tanda dan ditegaskan, begitupula terhadap hal-hal
tertentu lainnya yang dianggap penting untuk dipertegas.
Hal ini agar jelas dan memudahkan di dalam mengevaluasi kelengkapan material
dan sistem yang ditawarkan.
Apabila Pelaksana Pekerjaan tidak menyertakan brosur dengan lengkap, hal ini
akan merugikan Pelaksana Pekerjaan di dalam proses evaluasi.
Pada waktu mengajukan penawaran, Pelaksana Pekerjaan harus menyertakan/
melampirkan "Daftar Material" dari semua bahan yang akan dipasang pada proyek
ini nantinya, dan yang sesuai dengan spesifikasi teknis.
Bila dinyatakan sebagai pemenang untuk pekerjaan ini, maka Pelaksana Pekerjaan
harus memberikan Surat Pernyataan dari Agen/Distributor atau principal dari merk
mesin yang ditawarkannya dengan menyatakan bahwa barang yang ditawarkan
adalah 100% baru, dari model mutakhir pembuatan tahun 2007/2008 dan bersedia
menjamin pelayanan purna-jual.
Dalam daftar material ini harus disebut pabrik, merk dan type lengkap disertai
brosur/catalog.
Apabila pada waktu memasukkan penawaran tidak menyertakan / mengajukan
brosur/catalog atau tidak lengkap, maka hal ini mempengaruhi penilaian, dan tidak
lepas dari kewajiban untuk menyesuaikan dengan spesifikasi teknis, dan untuk itu
Sistim Kelistrikan
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro

II.-118

Pemberi Tugas dapat menentukan sendiri material yang memenuhi spesifikasi


teknis atas resiko Pelaksana Pekerjaan.
Merk dan type dari pada material yang diajukan dalam daftar material tersebut,
harus sudah diperiksa dan diyakini benar oleh Pelaksana Pekerjaan bahwa dalam
kurun waktu pelaksanaan proyek, material tersebut dapat diperoleh.
Tidak ada alasan dikemudian hari bahwa material tidak dapat diperoleh di
pasaran/agen.
Untuk hal ini Pemberi Tugas akan menentukan merk/ type lain sesuai dengan
spesifikasi sama serta resiko biaya ditanggung oleh Pelaksana Pekerjaan.
5. NAMA PABRIK/MERK YANG DITENTUKAN
Apabila dalam spesifikasi teknis ini disebutkan nama pabrik/merk dari suatu jenis
bahan/komponen, (Daftar Material) tertentu maka Pelaksana Pekerjaan wajib
menawarkan dan memasang sesuai dengan yang ditentukan.
Jadi tidak ada alasan bagi Pelaksana Pekerjaan pada waktu pemasangan
menyatakan barang tersebut sudah tidak terdapat lagi dipasaran ataupun sukar
didapatkan.
Hal ini berlaku pula kepada peralatan atau material yang tidak disebutkan secara
spesifik baik terhadap merk atau type pada dokumen ini namun oleh Pelaksana
Pekerjaan telah disebutkan atau dimasukkan di dalam penawarannya.
Untuk barang-barang yang harus diimport, segera setelah ditunjuk sebagai
pemenang, Pelaksana Pekerjaan harus sesegera mungkin memesan melalui
agennya di Indonesia.
Untuk itu 1 (satu) minggu setelah penunjukkan pemenang, Pelaksana Pekerjaan
harus memberikan foto copy dari pemesanan material yang diimport pada
keagenan ataupun importir lainnya, yang menyatakan bahwa material-material
tersebut telah dipesan (order import) sesuai prosedur dari pihak Pemberi Tugas.
Supplier harus menunjukkan tanda keagenan peralatan dan bertanggung jawab
secara teknis terhadap material yang diajukannya.
Keterlibatan pihak agen manufacturer sampai kepada supervisi dan
commissioning/trial run atas tanggungan Pelaksana Pekerjaan dan sudah
diperhitungkan dengan seksama serta termasuk dalam pengajuan penawarannya.
Sistim Kelistrikan
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro

II.-119

Approval/acceptance oleh Pemberi Tugas akan diberikan apabila ada


commissioning dari pihak agen manufacturer.
6. TYPE TEST DAN PENGUJIAN
Untuk semua material dan system yang diajukan dan dipasang harus sudah
memperoleh pengesahan dari instansi lain yang berwewenang.
Sertifikat, Type test atau pengujian tertentu terhadap suatu jenis material atau
sistem harus dilampirkan pada waktu mengajukan penawaran.
Pelaksana Pekerjaan bertanggung jawab penuh terhadap hal-hal yang menyangkut
pengujian dan pengesahan PLN terhadap material dan instalasi yang dipasang.
Beban biaya untuk type test atau pengujian tertentu terhadap Generating set serta
semua biaya pengetesan terhadap instalasi sistem kelistrikan adalah menjadi
tanggungan Pelaksana Pekerjaan.
Khusus untuk D-G Set material dan sistem yang diajukan dan dipasang
haruslah sudah memperoleh pengesahan dari suatu badan/standard International
atau pabrikan.
Sertifikasi, Type test atau pengujian tertentu, terhadap suatu jenis material atau
sistem harus dilampirkan pada waktu mengajukan penawaran material atau
sebelum pemasangan peralatan.
Termasuk menjadi tanggung jawab Pelaksana Pekerjaan adalah pengujian
terhadap seluruh instalasi Sistem D-G Set mengikuti prosedur yang ditentukan
oleh pihak Pemberi Tugas maupun mengikuti prosedur yang direkomendasi pabrik
atau dari badan/standard International tertentu.
Menyangkut kepada pengujian dan uji-coba terhadap Sistem D-G Set akan
diuraikan secara rinci pada butir lanjut.
7. UJI COBA DAN ACCEPTANCE PROCEDURE
Proses pengadaan material, pemasangan, supervisi dirangkaikan dengan proses
commissioning dan uji-coba harus dilaksanakan oleh pihak Pelaksana Pekerjaan.
Prosedur dan pelaksanaan Commissioning dan pengujian terhadap fisik peralatan,
elektris, operasional, proses, sertifikasi dan hasil penyiapan laporan test harus
disiapkan oleh Pelaksana Pekerjaan.
Sistim Kelistrikan
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro

II.-120

"Acceptance" oleh pihak Pemberi Tugas akan dilakukan setelah uji-coba secara
khusus dengan menyertakan pihak Pemberi Tugas dan menyampaikan
hasil/laporan commissioning dan sertifikat/hasil test yang telah dilaksanakan.
Uji coba Acceptance ini dilaksanakan sebelum serah terima tahap I atau mengikuti
jadwal yang ditentukan Pemberi tugas.
Biaya dan peralatan uji serta kebutuhan lainnya adalah menjadi tanggungan
Pelaksana Pekerjaan.
8. KONFLIK PELAKSANAAN
Apabila terjadi konflik teknis pengerjaan daripada masing-masing instalasi
ataupun dengan instalasi lain yang tidak digambarkan pada gambar
pelelangan/tender ini dan kesemuanya baru muncul pada waktu pelaksanaan maka
kewajiban Pelaksana Pekerjaan untuk mencari jalan ke luar yang disarankan oleh
Pemberi Tugas/Konsultan Perencana / Konsultan Pengawas.
Konsekwensi biaya terhadap hal ini adalah menjadi tanggungan Pelaksana
Pekerjaan.
Untuk hal inilah maka sebelum penjelasan Tender maka terhadap semua gambar,
spesifikasi teknis dengan segala kaitan serta konsekwensinya harus dipelajari
dengan teliti dan semua ketidak-jelasan atau kesalahan dan konflik harus
ditanyakan pada waktu penjelasan.
9. PAS INSTALATIR
Pekerjaan ini harus dilaksanakan oleh Pelaksana Pekerjaan/kontraktor yang
mempunyai kemampuan dan ketrampilan kerja yang baik. Mengikuti lingkup
pekerjaan ini sesuai dengan Undang Undang No.18 Tahun 1999 (UU-Jasa
Konstruksi), maka Pelaksana Pekerjaan pelaksana dalam hal ini Penanggung-
Jawab Tekniknya, harus mempunyai Sertifikat Untuk Pemasangan Instalasi Listrik
yang dikeluarkan oleh Asosiasi Profesi Terkait seperti APEI/Asosiasi Profesionalis
Elektrikal Indonesia, atau HAEI/Himpunan Ahli Elektro Indonesia, atau PII yang
telah diakreditasi dan diregistrasi oleh LPJK/ Lembaga Pengembangan Jasa
Konstruksi di tingkat nasional atau tingkat Propinsi/Daerah.
Apabila belum maka Penanggung Jawab Teknik Instalasi Listrik ini masih dapat
menggunakan pas instalatir sesuai ketentuan yang berlaku sebagai berikut :
Sistim Kelistrikan
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro

II.-121

▪ Untuk pekerjaan listrik : Instalatir resmi dan terdaftar di PLN Wilayah Jawa
Timur, dan memegang Pas Instalatir kelas D atau nasional yang masih berlaku
untuk tahun takwim yang sedang berjalan (tahun 2007) atau surat sejenis
sesuai undang-undang jasa konstruksi yang masih berlaku.
10 PENYELESAIAN PEKERJAAN
a. SELURUH INSTALASI TERPASANG TELAH DI TEST
Seluruh instalasi terpasang telah di test, dihadapkan Pemilik dengan hasil baik,
sesuai dengan Dokumen Kontrak.
b. SURAT PERNYATAAN
Telah mendapat surat pernyataan dari Pemilik atau pihak yang berwenang
bahwa instalasi yang terpasang berjalan atau beroperasi baik.
c. PENYERAHAN PEKERJAAN
Penyerahan pekerjaan harus dinyatakan secara tertulis oleh Kontraktor dengan
menyebutkan tanggal penyerahan.
Pemberi Tugas dan pihak berwenang lainnya bersama-sama Kontraktor
mengadakan pemeriksaan dan Evaluasi. Jika pekerjaan tersebut telah
memenuhi segala persyaratan, maka pemberi tugas akan menerima hasil
pekerjaan pertama yang akan dinyatakan secara tertulis dalam Berita Acara.
Jika ternyata dalam pemeriksaan tersebut terdapat kekurangan-kekurangan,
maka diberi catatan-catatan mengenai kekurangannya untuk segera diperbaiki
sampai pekerjaan dapat diterima.
11. KONDISI LAPANGAN
Sekalipun telah disebutkan pada bagian lain di atas, tentang peninjauan lapangan
dan lain-lain, maka untuk paket pekerjaan ini ditekankan beberapa hal sebagai
berikut :
- Kondisi lapangan dalam keadaan operasi/kegiatan yang tidak boleh terganggu
kontinuitasnya. Untuk itu maka seluruh aktifitas Pelaksana Pekerjaan tidak
boleh mengganggu kegiatan aktifitas.
- Lingkup ini akan bekerja di tempat atau bagian-bagian yang sedang
beroperasi/bertegangan.
- Perhatikan masalah keselamatan dan keamanan dalam bekerja.
Sistim Kelistrikan
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro

II.-122

- Untuk bekerja di dalam pekerjaan atau peralatan yang sedang beroperasi dan
bertegangan maka semua ini menjadi tanggung jawab Pelaksana Pekerjaan.
Untuk itu terlebih dahulu harus meminta ijin Pemberi Tugas, terutama untuk
menentukan kapan suatu sistem/peralatan dapat diberhentikan beroperasi
sementara berikut perijinan dari pihak user.
12. GAMBAR-GAMBAR
Selain apa yang telah disebutkan pada Bagian I tentang gambar-gambar, maka
secara khusus Pelaksana Pekerjaan/calon Pelaksana Pekerjaan pelaksana harus
pula memeriksa dan mencocokkan dengan fisik dan dimensi bangunan power
house.
02. URAIAN PEKERJAAN
02.1. INFORMASI SISTEM
a. Sumber Daya Listrik
Sumber daya listrik utama Tegangan Menengah dari Gardu PLN. Catu daya
adalah Tegangan Menengah 20 kV, 3 Phase, 50 Hz, sebagai sumber daya
cadangan adalah dari Generator Set ( bila ada ) tegangan 400/231 Volt, 800
KVA, 3 phasa 50 Hz; yang ditempatkan pada Bangunan Penunjang.
b. Distribusi Listrik
Distribusi listrik dilakukan secara radial :
- Penyulang masuk 20 kV dari PLN diturunkan menjadi tegangan kerja 380
Volt melalui 1 (Satu) unit transformator yang selanjutnya didistribusi
melalui Main Distribution Panel pelanggan, dari sini selanjutnya di
distribusikanke panel SDP maupun panel-panel yang ada di setiap lantai
sesuai dengan gambar one line diagram listrik.
c. Sistem Proteksi
Sistem proteksi yang direncanakan menggunakan sistem proteksi bertingkat
pada panel MDP, SDP, LP dan PP.
Peralatan proteksi yang direncanakan mempunyai karakteristik proteksi:
- Terhadap gangguan hubung singkat
- Terhadap beban lebih
Sistim Kelistrikan
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro

II.-123

- Terhadap tegangan minimum (under voltage).


Untuk proteksi terhadap tegangan sentuh, maka semua frame/material dari
peralatan listrik dihubungkan kepada suatu sistem pengetanahan
pengamanan/grounding sistem.
2.2. LINGKUP PEKERJAAN
Lingkup pekerjaan dari paket ini mencakup kepada pengadaan, pemasangan dan
testing commissioning, namun tidak terbatas pada apa yang tertulis secara umum
di bawah ini :
a. Pengurusan sambungan listrik ke PLN dan persetujuan untuk gardu PLN.
b. Panel TR : MDP, SDP, LP, PP.
c. Kabel TR 380 V : NyfgbY atau NYY
d. Kabel TR: NYFGbY, NYY dan Kabel Tahan Api (FRC)
e. Instalasi penerangan dan stop kontak
f. Fixture penerangan dan stop kontak
g. Fire stop material pada ruang shaft elektrikal
h. Sistem pembumian (grounding) peralatan
i. Sistem penangkal petir/penyalur petir.

3. PEKERJAAN PANEL TEGANGAN RENDAH


3.1. LINGKUP PEKERJAAN
Pengadaan dan pemasangan serta uji coba panel-panel listrik Tegangan Rendah
lengkap dengan seluruh peralatannya, sehingga berfungsi dengan baik, panel
LVMDP mencakup panel genset .

- Panel-panel Tegangan Rendah yang dimaksud adalah : Panel Low Voltage


Main Distribution Panel, LVMDP

- Sub Distribution Panel

- Panel Daya : PP dan LP-PP


Sistim Kelistrikan
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro

II.-124

3.2. KONSTRUKSI PANEL


3.2.1. Umum
Panel dari jenis pasangan dalam free-standing ataupun pasangan dinding, dan lain-
lain. Dibentuk/diperkuat oleh rangka besi yang dilapisi dengan bahan anti karat
(galvanized steel frame) dan ditutupi oleh tutup dari bahan plat besi tebal 2 mm
dengan dilapisi cat dasar dan cat akhir (“Epoxy Resin Paint”) cat powder coating;
a. Panel terdiri atas susunan/arrangements dengan ukuran seperti pada gambar.
Ketinggian peralatan yang perlu dijangkau orang terletak paling tinggi 180 cm
dari lantai dan ketinggian maksimum dari panel 220 cm;
b. Baik rel/busbar maupun susunan kubikel harus dimungkinkan untuk suatu
extension atau penambahan/penyambungan dikemudian hari dan dicat dengan
warna yang disyaratkan dalam PUIL 2000;
c. Rel/busbar adalah dari bahan tembaga. Rel fasa, netral dan pembumian tidak
boleh dicat secara menyeluruh, namun cukup pada bagian ujungnya saja yang
diberi warna mengikuti aturan pada PUIL 2000; Bagian tembaga bertegangan
harus dilindungi oleh suatu bahan isolasi yang tahan terhadap panas.
d. Ukuran rel harus mengikuti ketentuan menyangkut Kuat Hantar Arus, dengan
ikut memperhitungkan faktor temperatur dan jumlah busbar;
e. Bagian depan dari setiap panel harus digambarkan diagram satu garis dari
sistem dan untuk setiap penyulang (keluaran atau masukan) harus disebutkan
tujuannya atau asalnya (Mimic Diagram).
Pada bagian dalam panel harus dilampirkan gambar yang lebih detil dari sistem
pada tersebut.
f. Setiap kabel yang masuk atau keluar panel harus melaluai kabel gland
sehingga tidak dimungkinkan adanya benda yang bisa masuk panel jika tidak
dikehendaki.
3.2.2. Panel MDP / SDP LH
MDP adalah merupakan panel listrik utama untuk melayani seluruh kebutuhan
daya listrik bangunan, dimana suplai daya listriknya adalah dari suplai PLN
melalui transformator dan suplai dari sistem D-G Set.
Sistim Kelistrikan
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro

II.-125

Konfigurasi panel seperti pada gambar.


a. Untuk semua kubikel :
- Seluruh penyulang baik yang masuk maupun keluaran, melalui bagian atas
dari panel;
- Semua kubikel harus dilengkapi pintu di bagian depan panel dan plat
bukaan dibagian belakang kubikel. Untuk kubikel paling pinggir
dilengkapi juga dengan plat bukaan samping;
- Semua peralatan ukur tegangan, suplai tegangannya harus melalui proteksi
HRC fuse;
- Semua kubikel harus dilengkapi dengan lubang/kisi untuk ventilasi. Kisi-
kisi ini harus dilengkapi dengan penutup sedemikian rupa sehingga serang
atau tikus tidak dapat masuk;
- Semua peralatan seperti CB, dan lain-lain, berada dibalik pintu, kecuali
untuk bagian yang harus dioperasikan seperti handle/tuas, tombol,
adjuster/pengatur, dan lain-lain;
- Dibalik pintu dimana peralatn dipasangkan, harus dilengkapi dengan pelat
penutup sedemikian rupa sehingga tidak ada bagian yang bertegangan yang
dapat terpegang pada saat pintu dibuka;
- Pada kubikel bagian atasnya harus dilengkapi dengan fan penghisap udara
dimana daya listrik suplainya diambilkan langsung dari rel melalui HRC
fuse dan saklar on-off serta indikasi fan beroperasi (lampu).
- Spesifikasi teknis dan beberapa ketentuan terhadap peralatan, namun tidak
terbatas kepada yang disebutkan sebagai berikut :
3.2.3. Panel Sub/ SDP / PP / LP
Panel SDP merupakan panel distribusi dengan MCCB sebagai alat proteksi dan
dilengkapi dengan amper meter dan volt meter sesuai ratingnya. Rating MCCB
sesuai dengan gambar.
Minimal Breaking Capacity MCCB adalah sesuai gambar .
Panel Daya PP
Sistim Kelistrikan
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro

II.-126

Panel daya merupakan panel daya stop kontak atau panel kontrol motor. Proteksi
penyulang masuk memakai MCCB, sesuai rating pada gambar. Proteksi motor
menggunakan Thermal Magnetic Motor Circuit Breaker yang sesuai dengan
kapasitas motor yang terpasang.
Bila tidak disebutkan lain, maka semua beban motor 3 kW keatas menggunakan
starter. Star-Delta lengkap dengan tombol dan lampu indikator.
Minimal breaking capacity 6 kA atau sesuai dengan gambar
Panel Lampu Penerangan LP
Panel Penerangan merupakan panel untuk instalasi penerangan. Proteksi
penyulang masuk memakai MCCB/MCNB, sesuai rating pada gambar.
Minimal breaking capacity 6 kA atau sesuai dengan gambar.
04. PEKERJAAN KABEL
4.1. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan kabel distribusi meliputi pengadaan, pemasangan kabel distribusi
termasuk glad, terminasi, braket/suport dan accessories, galian dan pengurugan
kabel tanah, seperti pada gambar sehingga berfungsi dengan baik ; tidak terbatas
dengan yang disebutkan dibawah ini antara lain:
a. Kabel TR, NYY dari trafo Outdoor PLN ke MDP Gedung/ Pelanggan
b. Kabel Branch Cable TR, NYY dari LVMDP di Bangunan Penunjang ke panel
di Bangunan Utama.
c. Bush duct, NYY dari LVMDP ke panel, PP – A, PP – AC, PP – PAF dan
LP/PP – Penunjang.
d. Bush duct Kabel TR NYY dari SDP ke panel penerangan LP, panel daya PP di
setiap Gedung/Lantai.
e. Kabel tahan api FRC untuk PP - FH (Hydrant), PP – Sprinkler
f. Bush duct ke panel outdoor AC Bush duct Pruduksi Shan Cable ,Triangle ,
Kyodo.
g. Kabel NYM untuk instalasi penerangan dan stop kontak.
h. Dan lain-lain.
Sistim Kelistrikan
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro

II.-127

4.2. PEKERJAAN KABEL TEGANGAN RENDAH


4.2.1. Umum
Spesifikasi ini menjelaskan persyaratan bagi kabel Tegangan Rendah. Kabel
Tegangan Rendah ini harus memenuhi persyaratan dan standard seperti yang
diuraikan pada butir di atas.
Sifat umum listrik dari sistem yang akan dilayani adalah :
- Tegangan kerja : 400 V
- Tegangan nominal : 600/1000 V
- Tegangan uji tipe : 3000 V
- Tegangan uji pada test rutin (15 menit) : 2500 V
- Frekuensi pengenal : 50 Hz
Kabel pada instalasi daya dan penerangan bertegangan rendah meliputi kabel tegangan
rendah, kabel kontrol, accessories, peralatan-peralatan dan barang-barang lain
yang diperlukan untuk melengkapi dan menyempurnakan pemasangan serta
operasi dari semua sistem dan peralatan.
a. Syarat Kabel Instalasi Tegangan Rendah (sampai 600 V)
Kabel tegangan rendah yang digunakan harus memenuhi persyaratan PUIL,
IEC, VDE, SPLN dan LMK untuk pengganguan sebagai kabel instalasi dan
peralatan (mesin), kecuali untuk peralatan khusus seperti disyaratkan atau
dianjurkan oleh pabrik pembuatnya.
Ukuran kabel daya / instalasi terkecil yang diizinkan adalah 2,5 mm2
kecuali untuk pemakaian kontrol pada sistem remote control yang kurang
dari 30 meter panjangnya bisa menggunakan kabel dengan ukuran 1,5
mm2.
Kecuali disyaratkan lain, kabel tanah harus jenis NYFGbY dan kabel
instalasi di dalam bangunan dari jenis NYY, NYM dan NYMHY (untuk
kebel kontrol).
Semua kabel instalasi di dalam bangunan harus berada didalam konduit
atau dipasang di atas cable tray / cable rack dan diklem / diikat dengan
pengikat kabel (cable tie) sesuai dengan kebutuhannya.
Sistim Kelistrikan
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro

II.-128

Semua konduit, kabel-kabel dan sambungan elektrikal untuk instalasi di


dalam bangunan harus diadakan secara lengkap.
Faktor pengisian konduit oleh kabel-kabel maksimum adalah 40 %. Kabel
merek SUPREME, Kabelindo, Kabelmetal & Voksel.
b. Kabel Tanah Tegangan Rendah
Kabel tegangan rendah yang digunakan harus memenuhi persyaratan PUIL,
IEC, VDE, SPLN, dan LMK untuk penggunaan sebagai kabel instalasi
yang ditanah langsung di dalam tanah.
Semua kabel dengan luas penympung 16 mm2 keatas harus berurat banyak
dan dipilin (stranded)
Ukuran kabel daya / instalasi terkecil adalah 2,5 mm2, kecuali untuk
pemakaian kontrol pada sistem yang perakaian kontrol pada sistem remote
yang kurang dari 30 meter panjangnya (bisa-menggunakan kabel dengan
ukuran 1,5 mm2).
Cara penanaman kabel secara langsung didalam tanah (direct burial) harus
sesuai dengan gambar rencana, termasuk cara persilangan dengan pipa air
dan kabel telekomunikasi dan kebel teyangan menengah 2U kV. Apabila
diperlukan penyambungan kabel dalam tanah, harus dilakukan dengan alat
penyambung khusus (jointing kit) tegangan rencah jenis epoxy resin-cold
pour system.
Penyambungan kabel di dalam tanah harus dilakukan oleh tenaga yang
benar-benar ahli dengan cara dan metode penyambungan mengikuti
anjuran.
Pabrik pembuat jointing kit yang digunakan sehingga diperoleh hasil
penyambungan yang andal, tahan terhadap lembab, mempunyai sifat isolasi
yang tinggi dan mempunyai kekuatan mekanis yang tinggi. .
c. Instalasi Kabel Penerangan dan Stop Kontak.
Kabel-kabel listrik untuk penerangan dan stop kontak untuk extension dan
daya harus diadakan dan dipasang lengkap, mulai dari sambungan panel
daya ke sakiar dan titik cahaya serta stop kontak, sebagaimana ditunjukkan
di dalam gambar.
Sistim Kelistrikan
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro

II.-129

Kabel yang digunakan sebagai kabel instalasi penerangan dan stop kontak
harus dari jenis NYM dan diletakkan di dalam PVC high-impact heavy
gauge.
Luas penampang kabel NYM yang digunakan minimum 2,5 mm2, kecuali
tercatat lain.
d. Splice/ Pencabangan
Tidak diperkenankan adanya pencabangan (splice) ataupun sambungan-
sambungan di dalam pipa konduit.
Sambungan atau pencabangan harus dilakukan didalam kotak-kotak cabang
atau kotak sambung yang mudah dicapai serta kotak saklar dan stop
kontak.
Sambungan pada kabel harus di buat secara mekanis dan harus kuat secara
elaktris dengan solderless connector jenis tekan, jenis compression atau
soldered. Dalam membuat pencabangan atau sambungan, koncktor harus
dihubungkan pada konduktor-konduktor dengan balk sedemikian rupa,
sehingga semua konduktor tersambung dan tidak ada konduktor telanjang
yang kelihatan dan tidak bisa lepas oleh getaran.
e. Kabel Kontrol
Di tempat-tempat yang ditunjuk pada garnbar atau disyaratkan, kabel
kontrol motor, starter dan peralatan-peralatan lain harus terbuat dari
tembaga jenis standed annealed copper yang fleksibel.
Isolasi harus dari PVC, tanah lembab dan ozon dengan rating tegangan
sampai 600 V.
Ukuran konduktor harus sesuai dengan yang diperlukan (minimum 2,5
sqmm untuk panjang lebih dari 30 m) untuk mendapatkan operasi yang
mernuaskan dari peralatan yang di kontrol, dengan pertimbangan-
pertimbangan mengenai panjang circuit dan sebagainya. Bahan Isolasi
Semua bahan isolasi untuk splin, conection dan lain-lain seperti karet,
PVC, vernished carnbric, asbes, gelas, tape sintetis, splice case,
composition dan lain-lain harus dari tipe yang disetujui untuk penggunaan,
lokasi, tegangan kerja dan lain-lain yang tertentu dan harus dipasang
Sistim Kelistrikan
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro

II.-130

dengan cara yang disetujui, menurut anjuran perwakilan pemerintah atau


pabrik pembuatnya.
f. Pemasangan Kabel
f.1. Pemasangan di Permukaan
f.1.1. Kabel Instalasi Daya dan Penerangan di dalam Bangunan
Semua kabel harus dipasang didalam konduit PVC high -
impact heavy gauge, dipasang di permukaan plat beton langit-
langit dengan klem pendukung yang sesuai. Pendukung-
pendukung tersebut harus di cat dengan cat anti karat.
Semua kabel harus dipasang lurus / sejajar 2 dengan rapi dan
teratur. Pembelokan kabel harus dilaklikan dcnqan jari-jari
lengkungan tidak boleh kurang dari syarat-syarat pabrik
(minimum 15 kali ø kabel)

f.1.2. Kabel Daya Penghubung Antar Panel


Kabel-kabel daya diletakkan diatas cable trey, di klem pada
cable tray dengan cable ties (pita plastik pengikat kabel).
Pemasangan cable tray harus mengikuti jalur yang
direncanakan secara rapi dan digantung atau disangga secara
kokoh dengan penggantung / penyangga besi yang di klem ke
plat beton.
Untuk keperluan pemasangan kabel, Kontraktor harus
menyediakan sendiri peralatan penunjang seperti tray, klem,
besi penunjang, penggantung dan peralatan lainnya, baik
untuk kabel yang dipasang horisontal maupun vertikal.
Peralatan penunjang tersebut hares sudah dipernitungkan pada
biaya pemasangan kabel tersebut.
f.1.3. Kabel daya dari Panel Daya Motor ke Motor-motor Pompa.
Jenis Kabel yang digunakan adalah NYY yang ditempatkan di
dalam konduit metal tahan karat (galvanized / white metal
conduit) yang diletakkan diatas pelat lantai.
Sistim Kelistrikan
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro

II.-131

Setiap pipa konduit berisi hanya satu jalur kabel menuju


motor dengan faktor pengisian 40 %. Dari pipa konduit yang
dipasang horizontal menuju motor, kabel ditarik ke terminal
motor flexible metal konduit yang juga tahan karat.
Ukuran konduit fleksible ini harus sesuai dengan ukuran pipa
konduit dan disambung dengan cara sedemikian rupa,
sehingga benar-benar kedap air. Demikian juga
penyambungan pipa fleksibel terhadap box terminal motor.
Dalam hal ini Kontraktor diwajibkan untuk menyerahkan
contoh konduit fleksibel serta cara penyambungannya terlebih
dahulu kepada Konsultan Manajemen Konstruksi untuk
disetujui.
f.2. Pemasangan di Permukaan
Kabel instalasi penerangan dan stop kontak yang dipasang didalam
dinding harus diletakkan didalam konduit PVC hign impact heavy
gauge dengan ukuran minimum 3/a". Penarikan kabel menuju titik
saklar atau stop kontak harus dilakukan setelah pipa selesai ditanam.
f.3. Pemasangan Menembus Dinding
Setiap penembusan kabel pada dinding harus melalui sparing kabel
yang terbuat dari pipa PVC dengan ukuran yang cukup terhadap
penampang kabel.
g. Penggunaan Warna Kabel
Penggunaan warna kabel NYY, NYM dan NYFGby untuk tegangan netral
dan non harus mengikuti peraturan yang disebutkan oleh 2000, yaitu :
g.1. Sistem Tegangan 220 V, 1 fasa
hitam : Fasa
biru : Netral
kuning/hijau : Pentanahan
g.2. Sistem Tegangan 220/380 V, 3 fasa
merah : fasa R
kuning : fasa S
hitam : fasa T
Sistim Kelistrikan
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro

II.-132

biru : netral (N)


kuning/hijau : pentanahan (G)
h. Pendukung Kabel
Setiap kotak tarik (pull box) termusuk kotak-kotak yang ada diatas daya
dan panel daya motor, harus diberi cukup banyak klem dan peralatan
pendukung Iain-lainnya .

Kabel dipasang dengan cara yang rapi dan teratur yang memungkinkan
pengenalan, sehingga tidak ada kabel yang membentang tanpa pendukung.
i. Konduit Tertanam
Pull box yang dihubungkan pada konduit tertanam / tersembunyi harus juga
dipasang secara tertanam dan penutupnya rata terhadap dinding atau langit-
langit.
4.2.2. Konstruksi
Kabel harus terdiri atas :
- Empat penghantar yang terbuat dari kawat tembaga pilin atau tembaga
"compacted" yang dipilin.
- Lapisan isolasi bahan PVC atau bahan polietilen yang di-cross linked pada
setiap penghantar fasa maupun penghantar netral. Lapisan ini harus dapat
dengan mudah dikupas.
- Lapisan pengedap yang tahan air di keliling urat-urat penghantar fasa dan
pengisi ruangan di antara kawat fasa.
- Lapisan pengedap kedua di luar lapisan pengedap di atas.
4.3.2 SPESIFIKASI KABEL TAHAN API
(Fire Resistance Cable)
- Konstruksi pembuatan fire resistance cable harus sesuai dengan IEC PUB 331,
1970.
- Konduktor harus terbuat dari tembaga pilin (stranded) yang terdiri dari
beberapa inti.
- Konduktor dilapis berturut-turut dengan lapisan tahan api terbuat dari mika
(fire proof mica tape wound), isolasi polyethylene dan lapisan PVC.
Sistim Kelistrikan
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro

II.-133

- Ketebalan lapisan fire proof mica tape minimum 0,5 mm².


- Kabel harus dapat menahan interferensi induksi listrik.
- Untuk pengenalan jumlah urat, kabel harus diberi warna yang jumlahnya
sesuai dengan jumlah uratnya.
- Kabel harus mampu menahan api/panas 750°C untuk selama 3 jam.
- Tegangan nominal kabel adalah 600 Watt.
5. RAK KABEL
- Rak kabel terbuat dari plat baja tahan karat dengan ketebalan 2 mm.
- Pembuatan dengan mesin dan bagian ujungnya harus halus sehingga tidak
merusak kabel pada saat pemasangan.
- Setiap komponen dilas bersama dengan CO2 welding (MIG) dengan proses
yang menjamin kekuatannya.
- Proses anti karat dilakukan dengan terlebih dahulu pembersihan dengan
pencucian secara kimiawi (Caustic and Acid Bath) sehingga bebas dari minyak
dan debu dan dipowder Coating pada temperatur tertentu.
- Rak kabel terdiri dari tipe :
▪ Kabel Ladder
▪ Kabel Tray
- Termasuk kelengkapan dari system kabel rak ini adalah a.l: sambungan, siku,
cross, sambungan 45 atau sudut tertentu lainnya baik vertikal atau datar,
gantungan, dudukan, dan lain-lain
Sistim Kelistrikan
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro

II.-134

PEKERJAAN INSTALASI PENERANGAN


1. JENIS LAMPU MENGGUNAKAN TYPE LED
Tipe lampu
▪ Flourescent
▪ HPI
▪ Halogen
▪ Pijar
▪ LED
2. B AL L A S T

• Electronic Ballast
Ballast Electronic yang kompatibel dengan spesifik lampu, serta tahan
lama dalam pengoperasian.:
o Supresi gelombang Radio yang baik.
o Effisiensi tinggi, tenaga terbuang rendah(<10% daya lampu);
pemanasan sendiri yang rendah(<300 C).
o Rating tegangan 220-240 V
o Variasi tegangan +/-10% Un
o Frequensi 50 Hz
o Power Factor >0,9
o Harmonisasi rendah IEC 55-2.Total faktor harmonis <20%
o Tahan terhadap temperatur, mampu s/d 500 C
Dipasang sesuai dengan peruntukan menurut petunjuk pabrik pembuat baik
Jenis maupun Kapasitas Lampu .
Tipe HF PERFORMER electronic Ballast ECG 136TLD untuk 1x36W
atau ECG 236TLD untuk 2x36W produk Osram, Siteco, Traxon
(recommended).
3. LAMP HOLDER DAN STARTER HOLDER (SOCKETS)
Lamp holder dan starterholder dari material white plastic, unobtrusive dan
touchproof.
Sistim Kelistrikan
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro

II.-135

Lamp holder dan starterholder anti vibration contact.


Rating lock lamp holder type, dengan atau tanpa starter socket yang disesuaikan
dengan rumahan yang digunakan.
Untuk lamp TL 2 x 36 Watt/2 x 18 Watt memakai twin lamp holder (merupakan 2
lamp holder menjadi satu unit).
4. STARTER DAN KAPASITOR
Starter
Starter untuk lamp fluorescent mempunyai reliability. Terbuat dari high quality
white polycarbonate.
Rating starter disesuaikan dengan rating lampu TL.
Kapasitor
Kapasitor untuk memperbaiki power factor dari lampu sehingga mencapai pf.0,95
untuk lampu TL : 4,5 mikro farad.

ARMATURE LAMPU
a. Tipe 1
- Fixture type: Lampu RM 2X 36W
- Materials : Aluminium heatsink , Optics : Reflector (PE) with diffuser cover
(PC)
- Lamp : Jenis LED
- Class : II
- IP : 20 / 44 (downward)
- Compliance with IEC60598-2-2, EN61000-3-2, EN55015
b. Tipe 2
- Fixture type: Lampu RM 2 X 36W Emergency
- Materials : Aluminium heatsink , Optics : Reflector (PE) with diffuser cover
(PC)
- Lamp : Jenis LED
- Class : II
Sistim Kelistrikan
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro

II.-136

- IP : 20 / 44 (downward)
- Compliance with IEC60598-2-2, EN61000-3-2, EN55015
c. Tipe 3
- Fixture type: DOWNLIGHT DL 6W
- Materials : Polycarbonate, 850°C glow wire test
- Lamp : JENIS LED 6W
- Base : ….
- Class : II
- IP : 20
- Compliance with IEC 60598
d. Tipe 4
- Fixture type: GREAT T5 BATTEN 10 W
- Materials : Polycarbonate, 850°C glow wire test
- Lamp : JENIS LED 10W
- Base : …..
- Class : II
- IP : 20
- Compliance with IEC 60598
e. Tipe 5
- Fixture type: TKI 1 X 36 W / Emergency
- Materials : SPCC (0.5mm Thickness)
Housing: high quality steel, painted with standard white RAL
9003
Reflector: Anodized Aluminium – Matt Finished / Double
Parabolic
- Optics : High purity pre-anodized aluminium sheet in matt and semi-
specular finish
- Lamp : JENIS T5 HE 1X36W
Sistim Kelistrikan
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro

II.-137

- Base : G5
- Class : I and F mark (Ignition/Fire Protection)
- IP : 20
- Compliance with IEC 60598 and China GB Standar
f. Tipe 11
- Fixture type: Exit/Emergency Lighting
- Tipe : Maintained
- Battery : Sealed rechargeable Ni-Cad batteries
- Lamp : JENIS LED
- Class : II
- IP : 42
- Compliance with IEC 598-2-22
g. Tipe 12
- Fixture type: Obstruction Light / P petir
- Materials : Cast aluminium alloy, aviation yellow finish, symmetric, aviation
red glass lens.
- Lamp : LED
- Base : B22
- Class :I
- IP : 43/44
- Compliance with FAA Specifications L-830/L-831, AC 150/5345-47A
STOP KONTAK
Single, 1 phase
- 2P + E
- Modular Type (C Cosmo )
- Tegangan : 250 Volt
- Rating : 16 A
- Produk :
Sistim Kelistrikan
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro

II.-138

- Warna : sesuai approval untuk stop kontak biasa


Ruang khusus dan operator menggunakan jenis international
socket
Double, 1 phase
- 2P + E
- Modular Type (C Cosmo)
- Tegangan : 250 Volt
- Rating : 16 A
- Produk :
- Warna : sesuai aproval untuk stop kontak biasa
Ruang khusus dan operator menggunakan jenis international
socket
Triple, 1 phase
- 2P + E
- Modular Type (C Cosmo)
- Tegangan : 250 Volt
- Rating : 16 A
- Produk :
- Warna : sesuai approval untuk stop kontak biasa
Ruang khusus dan operator menggunakan jenis international socket
1. SAKELAR TUNGGAL / GANDA
Rocker Mekanisme, Modular, Rating 10 A, 220 Volt, AC.
- Type : Push-push, flush, segi empat, standard
- Plates : Steel
- Produk :
Sakelar digunakan pada ruang yang jarang digunakan/dinyalakan bila perlu.
2. GRID SWITCH
Elektrik Mekanisme, Modular, Grid System
Sistim Kelistrikan
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro

II.-139

- Group : sesuai gambar


- Plates : Stainless Steel
3. INSTALASI
a. Instalasi kabel dalam pipa PVC 3/4" diklem pada beton secara kukuh dan tahan
terhadap getaran atau diletakan pada rak kabel.
b. Pipa PVC adalah dengan sambungan yang baik antara pipa maupun ke box
terminal.
c. Kotak (box) terminal, pencabangan/penyambungan dibuat dari bahan yang
sama dengan konduit, yang dilengkapi dengan baut/mur serta tahan terhadap
getaran.
d. Klem untuk konduit dipasang setiap jarak 150 cm, jumlah kabel dalam konduit
sesuai dengan regulasi PUIL 2000, untuk instalasi daya conduit warna putih
dan untuk instalasi tata suara warna hitam.
e. Pencabangan di dalam kotak (box) harus kuat secara mekanins dan kokoh.
f. Disiapkan/disediakan sparing Instalasi pipa PVC untuk cadangan dan untuk
Security System.

PEKERJAAN SISTEM PEMBUMIAN


1. LINGKUP PEKERJAAN
a. Pengadaan dan pemasangan sistem pentanahan body (tegangan sentuh)
terhadap seluruh peralatan listrik yang terbuat dari metal.
b. Penyambungan pentanahan netral dari terminal transformator ke elektroda
pentanahan.
2. ELEKTRODA PENTANAHAN
Elektroda pentanahan adalah dari "Cooper Metal Clad" diameter 3/4" ditanamkan
sampai kedalaman 6 meter. Bila elektroda pentanahan dikehendaki
penyambungan, maka penyambungan dilakukan dengan sistem ulir, yaitu dengan
memakai bahan bronze kuningan dengan ukuran yang sesuai, di mana ujung/ulir-
ulirnya dilapisi terdahulu dengan timah (ditinned), dibuat sedemikian rupa
Sistim Kelistrikan
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro

II.-140

sehingga menjadi suatu kesatuan tanpa adanya rongga-rongga udara yang


memudahkan oxidasi pada sambungan.
Tahanan pentanahan maksimum : 1 (dua) ohm.
3. KAWAT KONDUKTOR
- Untuk pentanahan body (tegangan sentuh) dalam ruangan digunakan BC 50
mm² yang diklem setiap jarak 50 cm secara kokoh dan rapih.
- Untuk pentanahan netral dari terminal ke elektroda digunakan BC dengan
penampang 50 mm².
- Untuk luar bangunan ditanam BC dengan ukuran 70 mm² pada kedalaman 80
cm menghubungkan titik-titik elektroda pentanahan dan masuk dalam
bangunan.
4. PEKERJAAN DAN ALAT BANTU
Setiap penyambungan/pencabangan dari pada BC harus menggunakan "Cadwel
Connection".
Dapat juga menggunakan klem penyambung sistem jepit dengan gigi banyak
dengan memperhatikan hal-hal :
a. Bahan klem harus bahan yang telah digalvanized atau di-"treatment" tertentu
sehingga tidak akan berproses apabila kontak dengan jenis metal yang lain.
b. BC pada titik/tempat penyambungan harus di-"tinned".
c. Disarankan agar tempat penyambungan setelah selesai disambung, dibungkus
dengan bahan tertentu, misalnya sejenis epoxy dan lain sebagainya.
Bila ada terminasi yang menggunakan terminal jenis sepatu kabel maka harus
memperhatikan hal-hal :
a. Sepatu kabel harus digunakan yang mempunyai 2 (dua) lubang.
b. Harus dari bahan anti karat dan telah ditreatment agar tidak akan berproses bila
kontak dengan jenis metal lainnya.
Seluruh bahan termasuk sambungan-sambungan sebelum dipesan agar diberikan
contoh untuk persetujuan oleh Perencana dan MK.
Sistim Kelistrikan
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro

II.-141

PEKERJAAN INSTALASI PENANGKAL PETIR


1. LINGKUP PEKERJAAN
Yang dicakup dalam lingkup pekerjaan instalasi penangkal petir ini meliputi:
a. Pengadaan/penyediaan dan pemasangan protector head (terminal) dari instalasi
penangkal petir.
b. Pengadaan/penyediaan dan pemasangan konduktor.
c. Pengadaan/penyediaan dan pemasangan sistem pentanahan.
2. KETENTUAN-KETENTUAN TEKNIS
a. Seluruh pekerjaan ini mengacu pada Peraturan Umum Instalasi Penangkal Petir
(PUIPP).
b. Protector Head (Air Terminal)
Sistem penangkal petir yang digunakan adalah elektrostatic dengan pr System
3000 .
Protector Head harus non radio active dan mempunyai radius protection
minimum 100 meter Protector Head terbuat dari bahan tembaga murni dan
lapisan stainless steel.
c. Konduktor
Konduktor untuk instalasi penangkal petir adalahdari tipe triaxial cable
berukuran minimal 50 mm² sesuai dengan rekomendasi pabrik pembuat dan
harus dapat menjamin untuk menyalurkan kilat dari protector head ke tanah.
Konduktor ini harus telah lulus pengujian dari Lembaga Masalah Kelistrikan
(LMK).
d. Pentanahan
Dalam sistem pentanahan digunakan electroda pentanahan yang terbuat dari
batang tembaga dengan diameter ¾” inch massif (atau sesuai gambar rencana).
Pada ujung bawah batang ini harus dibuat runcing.
Panjang batang tembaga sebagai elektroda pentanahan minimal 6 meter.
Maximum tahanan pentanahan yang diijinkan untuk proyek ini 1 ohm.
Konduktor vertikal dan elektroda pentanahan harus dilengkapi terminal
pengukuran pada bak kontrol.
Sistim Kelistrikan
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro

II.-142

e. Lightning Stroke Counter


Minimum arus operasi 1500 amper pada 0,02 microsecond impulse dan harus
mempunyai power sendiri. Rangkaian harus dari solid State dengan Electro
Mechanical Counter dan dapat menghitung sampai 9999
3. PEMASANGAN
Sebelum melaksanakan pekerjaan Pemborong wajib membuat gambar kerja/shop
drawing dan gambar detail dibuat rangkap 5 (lima) untuk disetujui Pengelola
Proyek. Pekerjaan baru dapat dimulai bila shop drawing telah disetujui.
1) Air terminal disangga/dipasang dengan pipa galvanized dia 2,5", tinggi tiang
penyangga 6 mt Type Hexagonal dan dilandasi dengan pelat baja ukuran 40
x 40 x 1 cm.
2) Tiang penyangga harus dipegang oleh dua potong pipa yang dilas dengan
pelat landasan dengan dua baut baja yanga digalvanized. Disamping itu tiang
juga harus diberi kawat sling guna tambahan pendukung dan juga untuk
memudahkan perubahan tiang pada saat yang diperlukan.
3) Obstruction lamp 60 watt 220 Volt lengkap dengan sensor Timer switch
,dipasang dibawah air terminal dengan pendukung yang diklem ketiang
penyangga air terminal. Instalansi pengkabelannya disesuaikan dengan
spesifikasi instalasi listrik luar gedung.
4) Kabel triaxial 50 mm2, atau kabel jenis lain yang direkomended oleh pabrik
Pembuat yang disambungkan ke air terminal dipasang didalam pipa tiang
pendukung. Untuk menghubungkan instalasi air terminal dengan elektroda
pentanahan digunakan kabel triaxial, jarak pendukung/klem kabel triaxial
yang horizontal dibuat pada setiap jarak 0,5 meter, sedangkan untuk kabel
coaxial yang vertikal diklem setiap jarak 0,8 meter.
5) Sepanjang 2 meter di atas permukaan tanah, kabel triaxial 50 mm2 harus
dilindungi dengan pipa galvanis.
6) Tahanan pentanahan dibuat seminimal mungkin (maksimal 2 ohm),
Pemborong harus menambah 2 titik pentanahan atau memperdalam elektroda
untuk mendapat tahanan yang diinginkan.
7) Pada bak kontrol harus dibuat lubang drain dan test klem.
Sistim Kelistrikan
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro

II.-143

8) Elektroda pentanahan terbuat dari bahan tembaga masif yang berupa


batangan atau plat. Penanaman elektroda harus diberi earth enhancement
compound.
9) Klem konduktor terbuat dari bahan yang dicat dengan bahan anti karat.
Tinggi klem konduktor ini 15 cm.
10) Pemborong wajib mebuat gambar instalasi terpasang/as built drawing, dibuat
rangkap 5 (lima) dan lain-lainnya sesuai dengan spesifikasi umum dan
diserahkan kepada Pengelola Proyek.
11) Jarak titik pentanahan/grounding penangkal petir dengan pentanahan lainya
(sistem, bangunan, peralatan lain-lain) minimum 3 meter.
Semua pelaksanaan pemasangan komponen-kompenon dan penyambungan kabel
harus sesuai dengan rekomendasi pabrik.
4. PENGUJIAN
a. Pengujjian/pengetesan digunakan untuk mengetahui baik tidaknya sistem
pentanahan agar dapat dipakai sebagai jaminan.
Pengujian dilakukan dengan metode Peraturan Umum Instalasi Penangkal Petir
(PUIPP) yang dikeluarkan oleh Direktorat Penyelidikan Masalah Bangunan.
b. Pengetesan dilakukan dengan cara :
- Grounding resistent test tahanan pentanahananya diukur melalui metode
standard.
- Continuity test.
SPESIFIKASI TEKNIS KHUSUS PEMASANGAN
1. SYARAT-SYARAT UMUM
Pekerjaan yang tercakup pada bab ini meliputi penyediaan semua peralatan untuk
pemasangan, pengujian, Pengawasan (supervision), material, penyediaan tenaga
ahli dan pekerja sesuai bidang keperluannya dan melaksanakan semua pekerjaan
yang diperlukan untuk menyelesaikan lingkup pekerjaan secara lengkap.
1.1. Pemeriksaan, Pematokan dan Pengukuran
Sebelum memulai pekerjaan, Pelaksana Pekerjaan diwajibkan untuk mempelajari
semua gambar-gambar, peraturan-peraturan dan syarat-syarat teknis yang
Sistim Kelistrikan
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro

II.-144

diberikan kepadanya dan memeriksa semua ukuran-ukuran letak dan ketinggian-


ketinggian.
Bilamana Pelaksana Pekerjaan menemukan kesalahan-kesalahan, perbedaan
ataupun hal-hal lain yang memerlukan penjelasan lanjut, maka Pelaksana
Pekerjaan harus melaporkan hal-hal tersebut kepada Pemberi Tugas/ Konsultan
Pengawas dalam bentuk tertulis.
Pelaksana Pekerjaan baru diperbolehkan memulai pekerjaan setelah menerima
penjelasan-penjelasan, pembetulan-pembetulan serta persetujuan tertulis dari
Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas dan Perencana.
Penyesuaian-penyesuaian oleh Pelaksana Pekerjaan tanpa prosedur di atas akan
merupakan tanggung jawabnya sendiri, sepenuhnya.
Pelaksana Pekerjaan wajib menyediakan tenaga, waktu, peralatan yang cukup
untuk pekerjaan pematokan dan pengukuran-pengukuran.
Pelaksana Pekerjaan tidak dibenarkan memulai pekerjaan selanjutnya, sebelum
patok-patok serta pengukurannya diperiksa oleh Pemberi Tugas/Konsultan
Pengawas dan Perencana.
Pelaksana Pekerjaan harus memelihara semua titik-titik datum, titik referensi dan
patok-patok yang dipasang serta disetujui selama pelaksanaan pekerjaan ini.
1.2. Perkakas dan Peralatan
Pelaksana Pekerjaan harus menyediakan semua perkakas dan peralatan yang
diperlukan olehnya untuk melaksanakan semua pekerjaan yang ditentukan,
termasuk semua gardu, saluran penyulang dan perlengkapan penyambungan,
perlengkapan pengangkutan dan angkat mengangkat peralatan.
Perincian mengenai buatan, tipe dan jumlah banyaknya semua perkakas dan
peralatan yang harus disediakan oleh Pelaksana Pekerjaan harus dimasukkan
dalam daftar-daftar yang menyertai dokumen ini.
Semua perkakas dan peralatan yang disediakan oleh Pelaksana Pekerjaan harus
tetap berada di tapak kerja sampai semua pekerjaan selesai, kecuali apabila telah
diterima izin sebelumnya dari Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas.
Sistim Kelistrikan
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro

II.-145

1.3. Keamanan Karyawan dan Pekerja


Keamanan yang semaksimal mungkin serta konsisten dengan kelaziman
pembangunan yang baik harus diselenggarakan bagi karyawan yang terlibat
langsung sesuai Kontrak ini, atau bagi orang-orang yang dalam kegiatan sehari-
harinya merasa perlu menggunakan pekerjaan-pekerjaan sementara yang dibangun
oleh Pelaksana Pekerjaan atau harus sering melalui daerah kerja itu.
Pelaksana Pekerjaan harus menjamin bahwa segala pekerjaan diawasi oleh
petugas-petugas, Konsultan Konsultan Pengawas dan mandor yang berwenang
pada setiap saat sehingga pekerjaan dapat berlangsung dengan lancar dan aman.
1.4. Pengangkutan ke Tapak Kerja
Pelaksana Pekerjaan harus memikul semua biaya sehubungan dengan
pengangkutan semua instalasi, bahan-bahan dan barang-barang ke tapak kerja,
yang diperlukan termasuk sewa gudang, pengerjaan/ handling dan biaya-biaya lain
yang dapat timbul.
Pelaksana Pekerjaan harus mentaati peraturan-peraturan mengenai pembatasan
beban barang-barang pada jalan dan jembatan yang harus dilalui pengangkutan
barang-barang tersebut.
Pelaksanaan dan penyimpanan setiap peralatan instalasi di tapak kerja merupakan
tanggungan Pelaksana Pekerjaan dan tidak dapat dipertanggung jawabkan kepada
Pemberi Tugas.
Pelaksana Pekerjaan harus mengatur perlindungan yang memuaskan bagi Pemberi
Tugas dari semua material terhadap korosi dan kerusakan mekanik selama
penyimpanan dan pembangunan di tapak kerja.
1.5. Pemeliharaan
Pelaksana Pekerjaan harus memberi jaminan/garansi, sejauh mengenai teknik
pembangunan yang dipergunakannya, selama masa Pelaksanaan yang sesuai
dengan syarat-syarat Kontrak.
1.6. Pendidikan / Latihan Kepada Staf Lokal
Selama pelaksanaan Kontrak, Pelaksana Pekerjaan dapat menggunakan sejumlah
tenaga latihan dalam pekerjaan yang berhubungan dengan yang sedang
dilaksanakan. Para tenaga latihan tersebut ditetapkan oleh Pemberi Tugas.
Sistim Kelistrikan
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro

II.-146

Pelaksana Pekerjaan akan memberi pekerjaan-pekerjaan khusus sesuai pengarahan


dari Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas kepada para tenaga latihan.
1.7. Pekerjaan Yang diSub-Kontrakkan
Secepat mungkin setelah penanda-tanganan Kontrak Pelaksana Pekerjaan harus
memperoleh persetujuan Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas atas Sub Pelaksana
Pekerjaan - Sub Pelaksana Pekerjaan yang diusulkan untuk pelaksanaan Kontrak.
Keterlambatan dari pihak Pelaksana Pekerjaan dalam memperoleh persetujuan
tersebut tidak dapat diterima sebagai alasan yang sah untuk menuntut
perpanjangan waktu Kontrak.
1.8. Buku Petunjuk Operasi dan Pemeliharaan
Apabila pekerjaan telah diselesaikan, Pelaksana Pekerjaan harus menyerahkan
pekerjaan tersebut untuk mendapatkan persetujuan Pemberi Tugas/Konsultan
Pengawas, konsep dari buku petunjuk operasi/ pemeliharaan dan daftar suku
cadang untuk instalasi utama serta semua perlengkapan bantu yang diserahkan
menurut Kontrak harus dilengkapi.
Buku yang diserahkan harus dalam bentuk edisi lux dan dijilid dengan rapi dan
bagus.
Data-data yang diberikan harus mencantu Konsultan Pengawasan diagram
pengawatan (wiring), diagram bagan dengan penjelasan seperlunya, gambar detail
dari instalasi, jadwal rutin pengoperasiannya dan penghentian, pelumasan,
pemeliharaan dan toleransi yang diijinkan.
Petunjuk pemeliharaan harus mencantu Konsultan Pengawasan ringkasan dari
pengujian berkala yang direkomendasikan oleh pabrik pembuat dan buku
pemeliharaan yang disetujui dan disediakan untuk peralatan yang dimaksud.
Daftar suku cadang peralatan harus cukup terperinci untuk memungkinkan
Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas menemukan nomor referensi pabrik pembuat
untuk setiap suku cadang dari peralatan bantu/utama yang diserahkan menurut
Kontrak, dan harus berisi gambar pengaturan dan gambar terperinci seperlunya.
Brosur standard dari pabrik pembuat dapat pula dimasukkan asal secara khusus
menunjukkan perlengkapan yang diserahkan.
Sistim Kelistrikan
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro

II.-147

Gambar dan diagram yang merupakan gambar yang berlaku dan disetujui sesuai
ukuran gambar yang diminta oleh Pemberi Tugas/ Konsultan Pengawas dijilid
menjadi satu.
Apabila naskah terlampau tebal maka buku pegangan itu harus dibagi dalam
bagian-bagian dan diterbitkan dalam bentuk ber jilid-jilid.
Jika disetujui, empat copy dari naskah lengkap beserta diagram dan gambar-
gambar seperti yang dibuat dalam bentuk konsep final harus diserahkan kepada
Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas pada waktu serah terima instalasi.
Telepon
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro

II.-148

PEKERJAAN INSTALASI TELEPON

14.1. PENDAHULUAN

Syarat-syarat Teknis Pekerjaan Telepon yang diuraikan disini adalah persyaratan yang
harus dilaksanakan oleh Pemborong dalam hal pengerjaan instalasi maupun pengadaan
material dan peralatan, dalam hal ini Syarat-syarat Umum Teknis Pekerjaan Elektrikal
adalah bagian dari Syarat-syarat Teknis ini.

14.2. UMUM

Persyaratan Umum dan Persyaratan Khusus, termasuk Instruksi kepada peserta


pelelangan, merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari isi uraian pekerjaan dan
persyaratan pelaksanaan ini.
Spesifikasi Teknis ini menjelaskan tentang Uraian dan Syarat-syarat dalam hal penyediaan
dan pemasangan semua peralatan serta bekerjanya Instalasi System Telepon, baik yang
terpasang di bangunan dan di luar bangunan, seperti yang tertera pada gambar-gambar
atau pada bagian lain dari Spesifikasi Teknis ini.
Spesifikasi ini menjelaskan keperluan-keperluan dan persyaratan-persyaratan mengenai
pelelangan pengadaan Sentral Telepon PABX .

14.3. GAMBAR - GAMBAR

3.1. Pemborong wajib memeriksa design terhadap kemungkinan kesalahan/ ketidak


cocokan baik dari segi besaran-besaran listriknya maupun pemasangan dan lain-lain.
Hal-hal di atas harus diajukan dalam bentuk tertulis atau gambar pada waktu
penjelasan Tender atau Aanwijzing.
3.2. Sebelum pekerjaan seluruhnya selesai ataupun secara bertahap, Pemborong wajib
menyerahkan kepada Pemilik Proyek, Perencana, MK 5 (Lima) set gambar yang
disebut "As Built Drawing" yaitu gambar dari semua Material dan Instalasi Telepon.
3.3. Untuk Instalasi System Telepon ini, Kontraktor harus menyiapkan gambar-gambar
instalasi yang diperlukan untuk diperiksa dan disahkan oleh yang berwenang.

14.4. DAFTAR MATERIAL

4.1. Pada waktu mengajukan penawaran, Pemborong harus menyertakan/ melampirkan


"Daftar Material" yang lebih terperinci dari semua bahan yang akan dipasang pada
proyek ini nantinya, dan yang sesuai dengan dipersyaratkan dalam spesifikasi.
4.2. Dalam daftar material ini harus disebut pabrik, merk, manufacturer, type, lengkap
dengan brosur/katalog atau keterangan lain, di mana disebutkan hal-hal : Spesifikasi
Teknis, Power, Tegangan kerja, Frekwensi, Dimensi fisik dan lain-lain.
Telepon
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro

II.-149

14.5. NAMA PABRIK / MERK YANG DITENTUKAN


5.1. Apabila pada spesifikasi teknis ini disebutkan nama pabrik/merk dari satu jenis bahan
maka Pemborong wajib menawarkan dan memasang sesuai dengan yang ditentukan.
5.2. Apabila pada saat pemasangan bahan/merk tersebut tidak/sukar diperoleh, maka
Pemilik Proyek, Perencana/MK akan menunjuk merk lain tapi dengan Spesifikasi yang
sama.

14.6. CONTOH BAHAN


6.1. Untuk bahan yang disebutkan di bawah ini, Kontraktor wajib memperhatikan dan atau
meneliti contoh bahannya sebelum pemasangan untuk disetujui Perencana/MK.
6.2. Apabila dianggap perlu oleh Pemilik Proyek, Perencana/MK dan hal itu memungkinkan,
maka Kontraktor wajib memperlihatkan contoh kepada Pemilik Proyek, Perencana/MK.
Apabila contoh-contoh tersebut ditolak oleh Perencana/MK, maka Kontraktor harus
mengganti dan memperlihatkan yang sesuai dengan Spesifikasi Teknis untuk disetujui.
6.3. Kwalitas Teknis/listrik, merk/pabrik, karakteristik kerja, besar fisik dan kwalitas estetika
dari contoh material/bahan maupun instalasi yang telah disetujui adalah mengikat.
6.4. Biaya pengadaan contoh material adalah menjadi tanggungan dan biaya Kontraktor,
contoh bahan harus diserahkan kepada Pemilik Proyek, Perencana/MK tidak lebih dari
14 (empat belas) hari kalender setelah ditunjuk.
6.5. Contoh-contoh bahan yang harus diserahkan adalah : Pesawat Telepon, Kabel, Cable
Terminal Box (CTB), Junction box, Jalur Kabel (Race-way), Conduit, Terminal, Outlet,
dll yang diminta.

14.7. KLAUSAL YANG DISEBUTKAN KEMBALI


7.1. Apabila dalam Dokumen Tender ini ada klausal-klausal yang disebutkan kembali pada
Item/ayat lain, maka ini bukan berarti menghilangkan item tersebut tetapi dengan
pengertian lebih menegaskan masalahnya.
7.2. Kalau terjadi hal yang saling bertentangan antar gambar atau terhadap Spesifikasi,
maka yang diambil sebagai patokan adalah yang mempunyai Bobot Teknis dan atau
yang mempunyai Bobot Biaya yang paling tinggi.

14.8. PEMILIK PROYEK, PERENCANA/MK dibebaskan dari segala Claim atau tuntutan terhadap
Hak-hak khusus seperti Patent dan lain-lain untuk pengadaan bahan dan cara pemasangan.

14.9 KOORDINASI
9.1. Pada waktu pengadaan material dan pemasangan, Kontraktor Instalasi Telepon wajib
mengadakan koordinasi dengan bagian-bagian pekerjaan/Kontraktor lain atas petunjuk
Perencana/MK. Apabila ada item pekerjaan oleh Kontraktor lain, maka Kontraktor wajib
Telepon
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro

II.-150

menyiapkan dan atau menyerahkan bahan-bahan tersebut dan penjelasan untuk


pemasangan.
9.2. Selama pemasangan oleh Kontraktor lain, maka menjadi kewajiban Kontraktor Telepon
untuk hadir dan memberi petunjuk bersama Perencana/MK, sehingga hasilnya akan
sesuai dengan kebutuhan Instalasi.

14.10. P E R I Z I N A N
10.1. Untuk pekerjaan Instalasi Telepon, Kontraktor harus memiliki Surat
Penunjukan/Distributor PABX, Pas/Izin Instalasi dari PT Telekomunikasi Indonesia
setempat, dan masih berlaku untuk tahun takwin berjalan.
10.2. Foto copy dari seluruh surat/referensi diatas harus dilampirkan pada waktu
pengajuan penawaran.

14.11. INSTRUKSI PEMAKAIAN, OPERASI PERALATAN DAN CARA-CARA PEMELIHARAAN


PERALATAN
11.1. Kontraktor wajib menyerahkan kepada Pemilik Proyek, 14 (empat belas) hari
sebelum Serah Terima, sebanyak 5 (lima) Set Instalasi / manual untuk menjalankan,
menggunakan/mengoperasikan dan pemeliharaan (maintenance) semua peralatan.
11.2. Juga termasuk dalam Penawaran Kontraktor yaitu harus mendidik orang-orang yang
ditunjuk oleh Pemilik Proyek untuk menjadi Operator, menjalankan atau memelihara
peralatan Telepon.
11.3. Seluruh Biaya dikarenakan adanya kegiatan diatas merupakan tanggung jawab
Kontraktor dan sudah diperhitungkan dalam Penawarannya.

14.12. FACTORY TEST


Pemborong tidak wajib menyelenggarakan factory test tetapi khusus untuk peralatan utama
(PABX) harus diberikan sertifikat dari pabrik pembuatannya.

14.13. KONTRAK SERVICE DAN SUKU CADANG (SPARE PART)

Pemborong harus menjamin suku cadang peralatan utama yang dipasang selama
minimum 1 (satu) tahun dan Pemborong juga harus mengajukan penawaran kontrak
service selama 1 (satu) tahun berikut perincian biaya dan spare part pada saat serah terima
kedua.

14.14. LINGKUP PEKERJAAN

Lingkup Pekerjaan Sistem Telepon antara lain diuraikan sebagai berikut:


a. Pengadaan dan Pemasangan sistem instalasi telepon PBX yang mampu bekerja dalam
Telepon
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro

II.-151

3 mode (analog, digital, IP) pada saat yang bersamaan


b. Pengadaan Software dan Programming.
c. Pengadaan dan pemasangan Main Distribution Frame (MDF), Operator Console,
Pesawat Telepon Analog, Pesawat Telepon Digital, Pesawat Telepon IP
d. Pengadaan dan pemasangan UPS
e. Melakukan pengurusan ijin penyambungan Satuan Saluran Telepon dan Ijin
penggunaan perangkat PABX kepada Instansi terkait (PT Telekomunikasi Indonesia),
hingga mendapatkan Ijin Instalasi serta Sertifikasi.
f. Menyelenggarakan Pemeliharaan (Maintenance) untuk peralatan Telepon PABX dan
serta menyediakan spare parts selama 12 (dua belas) bulan, terhitung sejak Serah
Terima Pertama.
g. Melakukan Start-up, testing and commissioning, trial run terhadap seluruh sistem dan
instalasi telepon sehingga sistem dapat berfungsi dengan baik.
h. Mengadakan training kepada operator pemilik proyek yang diawali dengan instalasi/re-
instalasi, administrasi and maintenance hingga pemakaian pesawat telepon sampai
mahir dan menguasai seluruh dari sistem serta tata cara pengoperasiannya.
i. Memberikan Jaminan Peralatan Utama dan Instalasi Telepon selama 1 (satu) tahun
terhitung sejak Serah Terima Pertama ditanda tangani oleh Pemilik, juga menyerahkan
Dokumen User Manual, Operating and Service Manual, As Build Drawing (gambar
sesuai dengan system terpasang).

14.15. PERSYARATAN INSTALASI SISTEM TELEPON PABX

a. Sistem yang ditawarkan memiliki suatu disain yang mampu bekerja dalam 3 mode
(Analog, Digital, IP) pada saat yang bersamaan.
b. PBX harus bisa diletakkan dalam rak ukuran 19” standar
c. Peserta tender harus menjelaskan ukuran rak yang diperlukan untuk peralatan yang
ditawarkan.
d. Seluruh sambungan antar unit-unit yang berbeda dalam PABX dilakukan melalui kabel
plug-in yang dibuat di pabrik. Hal ini dimaksudkan untuk mencegah perlunya kita
mencapai/menyentuh bagian belakang dari kabinet yang bersangkutan.
e. Peserta tender hendaklah memperinci jenis-jenis memory & memory back-up yang
digunakan dalam sistim tersebut.
f. Hubungan antar PABX, saluran induk dan saluran cabang akan berlangsung melalui
kotak pembagi utama (MDF). MDF tersebut merupakan suatu unit terpisah yang
dihubungkan ke sentral/exchange dengan kabel-kabel yang menggunakan plug yang
berganda.
Telepon
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro

II.-152

g. Persyaratan Instalasi Sistem Telepon yang harus dipenuhi Kontraktor sehingga Sistem
dan Instalasi dapat terlaksana dan bekerja baik maka yang harus dapat dijabarkan
Kontraktor Sistem Telepon secara Optimal pada pekerjaan ini, adalah :
• Untuk menjamin Pengkondisian Udara dan Life Time dari Peralatan, setiap kabinet
harus dilengkapi dengan Exhaust Fan (menghisap udara panas) dari dalam Casing
PABX. Fan harus dilengkapi peralatan control (sensor) agar apabila Suhu Udara
meningkat, maka Fan akan berputar lebih cepat secara otomatis atau sesuai dengan
ketentuan dari pabrik pembuatnya.
• Setiap kabinet harus memiliki sumber daya listrik (power supply) sendiri dan terpisah
dari satu dengan lainnya. Power Supply pada setiap kabinet dapat berupa DC Power
Supply ataupun AC Power Supply dan dapat disesuaikan dengan kebutuhan dimana
kabinet tersebut akan diletakkan.
• Sistem yang diharapkan adalah sistem yang dapat dihubungkan dengan Sentral
Telepon Otomat (PT.Telekomunikasi Indonesia) secara terpadu, menggunakan
fasilitas Analog maupun Digital semaksimal mungkin fasilitas dapat dimanfaatkan
seperti DID dan ISDN-PRI.
• Untuk memperbaharui/up-grade system diharuskan tidak mengganti dan atau
menambah hard-ware yang telah terpasang, kecuali untuk memperbesar kapasitas.
• Sistem harus dapat memberikan pelayanan Operator Automatis dan dapat memberi
tuntunan kepada Pemanggil dari luar (External Call), pada saat menerima Incoming
Call. Operator Automatis harus dapat memberikan informasi pada Perusahaan apa
penelepon telah terhubungkan, kemudian diminta menekan angka-angka pada dial-
pad untuk mendapatkan hubungan dengan personal/extention yang ada. Apabila
ada Incoming Call dan penerima tidak melakukan sesuatu atau menekan angka yang
tidak difahami, maka sistem akan menghubungkan Incoming Call dengan Operator
atau Night Operator. Program ini harus dapat dilakukan berdasarkan kondisi-kondisi
tertentu, antara lain :
- Operator sedang melayani panggilan terdahulu atau
- Jam-jam yang dikehendaki.
j. Operator Automatis (Auto Attendant) yang ditawarkan harus dapat menangani Incoming
Call pada saat yang bersamaan dan dapat direkam pemberitahuan (Announcement)
yang berisi pemberitahuan kepada pemanggil status dari suatu extention. Sebagai
contoh :
- Incoming Call External :
Maaf extension yang anda hubungi sedang bicara, silahkan menghubungi beberapa
saat lagi atau tekan 0 untuk mendapatkan bantuan, atau
Maaf extension yang anda hubungi tidak menjawab, silahkan menghubungi
beberapa menit lagi atau tekan 0 untuk mendapatkan bantuan.
Telepon
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro

II.-153

- Internal :
Maaf extension yang anda hubungi sedang bicara, silahkan hubungi beberapa saat
lagi atau tekan (* 5) untuk Automatic Call Back, atau
Maaf extension yang anda hubungi tidak menjawab, silahkan menghubungi
beberapa menit lagi atau tekan (* 5) untuk Automatic Call Back, pesawat anda akan
berdering setelah pesawat anda selesai bicara atau dipakai kembali.
Atau dengan kata lain pada saat telepon dihubungi dan tidak diangkat kemudian di-
Automatic Call Back sistem akan memberitahukan kepada pemanggil setelah
pesawat tersebut dipakai dan atau diletakkan kembali.
Dan lain-lain Announcement yang diperlukan sesuai yang dikehendaki Pemilik.
Sistem Operator Automatis tersebut bukan berupa Black Box yang dipasang dengan
mengorbankan Extension dan memakan tempat tetapi berupa Card Universal yang dapat
ditempatkan pada Slot manapun yang kosong dalam kabinet PABX.
k. System komputer yang akan digunakan untuk dapat menjabarkan komunikasi Voice dan
Data disyaratkan minimal harus mempunyai karakteristik PC Billing System lengkap
dengan Softwarenya

14.16. MASA JAMINAN


a. Seluruh pekerjaan Instalasi dan peralatannya harus dijamin oleh Kontraktor akan bekerja
dengan baik dan sempurna. Seluruh peralatan yang masuk dalam Lingkup Pekerjaan
System Telepon, Kontraktor harus bersedia memberikan masa pemeliharaan cuma-
cuma selama 1 (satu) tahun, setelah penyerahan pekerjaan tersebut (Serah Terima
Pertama), terutama untuk peralatan utama seperti PABX (Letter of Guaranty dari
pabrik/Agen/Distributor).
b. Setelah masa pemeliharaan cuma-cuma ini berakhir, Kontraktor dapat saja mengajukan
usulan untuk mengadakan kontrak pemeliharaan kepada Pemilik proyek, kecuali
apabila ditentukan lain oleh Pemilik.

14.17. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN


a. Kontraktor harus meyakinkan Pemilik Proyek, bahwa pekerjaan yang merupakan
Lingkup Pekerjaannya dilaksanakan oleh Tenaga-tenaga yang berpengalaman dan
mengikuti syarat-syarat yang dikeluarkan oleh PT. Telekomunikasi Indonesia.
b. Kontraktor harus menyerahkan surat dukungan dari principal/distributor PBX mengenai
keaslian barang
c. Pemborong harus menjamin bahwa Pemasangan Peralatan Utama dan Instalasi akan
disahkan oleh PT. Telekomunikasi Indonesia, sehingga penyambungan saluran dari
Instansi terkait sampai di bangunan tidak menemui kesulitan baik prosedure teknis
maupun non-teknis.
Telepon
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro

II.-154

d. Selama pemasangan Peralatan Utama dan Instalasi Kontraktor harus menempatkan


seorang ahli yang mengawasi pelaksanaan tersebut.
e. Kontraktor harus mengganti kembali material-material yang rusak, sehingga syarat-
syarat fisik maupun teknis tetap dapat dipenuhi.
f. Kontraktor harus membersihkan kembali sisa-sisa/ bekas-bekas pekerjaan yang berupa
potongan- potongan kayu, kabel, metal, bekas bobokan baik pada tembok/beton
maupun pada dinding atau lantai, serta memperbaiki finishing seperti keadaan semula.
g. Kontraktor harus mengadakan Testing, Start-Up di mana segala keperluan untuk ini
adalah menjadi tanggung jawab dan biaya Kontraktor.

14.18. MANUAL, SPARE-PART, INSTRUKSI DAN TOOLS


Sekurang-kurangnya 14 (empat belas) hari kerja sebelum proyek diserahkan kepada
Pemilik, Kontraktor wajib menyerahkan Manual Instruction, Keterangan Spare-part,
Instruksi-instruksi dan Tools set serta Insertion tools yang dianggap perlu terhadap seluruh
peralatan yang dipasangkan pada proyek ini.

14.19. BUILT-IN INSERT


Kontraktor harus menyediakan semua "Insert" serta peralatan-peralatan tambahan lain yang
dibutuhkan yang harus dipendam dalam beton maupun cara pemasangan yang lain.

14.20. F I N I S H I N G
Seluruh material yang akan dipasangkan harus sudah dalam keadaan difinish dengan baik
sesuai yang dipersyaratkan, finishing setelah terpasang adalah mencakup segala perbaikan
pada material tersebut maupun pekerjaan lain sebagai akibat pemasangan instalasi
termasuk didalamnya : Perbaikan, Pengecatan kembali, Pembersihan dan lainnya.

14.21. P A B X
a. Kapasitas PABX 20 SS dapat diexpandable hingga 40 SS atau CO Lines, dengan
automatic failure device ports, Analog Extention Card ports, Digital Extention Card ports.
Unit saluran pesawat cabang yang dapat dikembangkan sampai 384 extension, atau
pada awal pelaksanaan ini dimungkinkan 10 Satuan Saluran (SS) penghubung dari
jaringan PT. Telekomunikasi Indonesia yang pengaturan penggunaannya sesuai
Lingkup Pekerjaan serta Sistem dan Instalasi Telepon pada Item di atas.

b. Spesifikasi PABX
• PABX (Fully Digital ISDN and IP Ready) :
- Kapasitas ekstension analog sesuai dengan kebutuhan.
- Kapasitas ekstension digital/IP sesuai dengan kebutuhan.
Telepon
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro

II.-155

- Kapasitas port ekstension total dalam 1 unit PABX maksimum 384 dan dapat
dikembangkan hingga 32 site dengan kapasitas maksimum 1000 Ext.
- Built in Ethernet Port.
- Fitur Automatic Attendant.
- Fitur Intteligent Call Routing.
- Fitur Call Recording.
- Support Protokol H.323 dan SIP
- Support max 128 Conference dengan 64 party per conference
- Support PABX Resiliency.
- Operator Console Supervisor.
- Modul VOIP
- Converter ADC dan DAC menggunakan VCM codec.
- Telepon set sesuai dengan kebutuhan, sebagai berikut ;
• Analog (untuk pegawai)
• Digital (untuk PBI)
• PABX yang akan dipasang serta perlengkapannya harus mendapat atau dilengkapi
dengan sertifikat dari PT. Telekomunikasi Indonesia.
• PABX harus mampu bekerja dengan baik di daerah tropis dengan Suhu/Temperatur
disekelilingnya 41°Celcius, bagian switching haruslah dari type yang dapat bekerja
cepat dan tidak menimbulkan bunyi yang mengganggu serta harus minimum
maintenance dan mempunyai fasilitas untuk Office system facility.
• Harus dimungkinkan untuk melakukan :
- Direct Access, yakni Extention yang dapat melakukan hubungan keluar tanpa
bantuan Operator (telepon langsung keluar).
- Indirect Access, yakni Extention yang memerlukan bantuan Operator untuk
hubungan keluar.
- No Access, yakni extention yang sama sekali tertutup untuk mengadukan
hubungan keluar (jadi hanya bersifat Intern/Intercom).
- Toll Access, yakni Extention yang dapat langsung menyelenggarakan hubungan
Interlokal Automatis tanpa bantuan Operator.
- "Call Forwarding" dan fasilitas "follow-me", yakni jika ada telepon memanggil
dengan jangka waktu tertentu tidak diangkat, maka secara Automatic akan
memanggil telepon yang lainnya yang berdekatan dengan telepon tadi. Atau
pemanggilan akan pindah ke telepon lainnya yang telah ditentukan sebelumnya.
- Secure “Meet me” Conferencing yang memungkinkan user untuk melakukan
panggilan call conference untuk user – user yang hendak diundang secara secure
password.
- Dapat memindahkan nomor ekstension ke port lain berdasarkan dari password
Telepon
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro

II.-156

(berlaku untuk analog, digital, IP).


- Penambahan port jika menggunakan analog ekstension tidak menggunakan card
tapi menggunakan expansion box.
- Penambahan port CO trunk dan port ext menggunakan expansion box.
- Integrasi dengan Mobile Extension.
• Penyelenggaran pembagian di atas harus dilakukan dengan mudah dan sederhana
dan dapat sewaktu-waktu dirubah bilamana diperlukan.
- Perlengkapan Switching yang Fully Electronic dibuat dalam bentuk modular untuk
penyederhanaan Sistem Expansi atau Sistem Lokasi kesalahan.
- Dapat dimungkinkan diselenggarakan Charge Recording baik di tiap rangkaian
(untuk masa mendatang) Extention maupun dirangkaian Operator. Unit-unit Call-
Meter ditempatkan di ruang Central (dalam ruang Operator).
• Peralatan Utama PABX minimal harus dilengkapi Sistem Memory untuk nomor-nomor
atau penomoran yang dapat di-Dial keluar.
• PABX harus mendukung mobile extension dengan OS yang support adalah Apple
IOS, Android, Symbian dan Windows Phone.
• Perangkat PABX harus mampu terintegrasi dengan perangkat Video Conferencing
dari Cisco Tandberg, Lifesize, Polycom dan RAD Vision.
• PABX harus memiliki fasilitas :
- Power User
- Mobile Worker
- Teleworker
- Office worker
- Recepcionist
- Customer Service Agent
- Customer Service Supervisor

c. KEYBOARD DENGAN FUNGSI-FUNGSI SEBAGAI BERIKUT :

1) Switching untuk On/Off.


2) Memungkinkan untuk memprogram pesawat cabang dari PABX untuk common and
individual night service.
3) Call acceptance dan extending, automatic dan manual.
4) Call holding dengan monitoring function.
5) Call Parking.
6) Call signalling, accoustic, continous atau single tone burst.
7) Call splitting.
8) Forced release.
9) Individual trunk line selection dengan instruction on busy lines.
Telepon
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro

II.-157

10) Automatic call back-busy trunk.


11) Instruction dengan warn tone.
12) Manual initiation of ring signal to extension.
13) Serial calls.

d. ELECTRICAL NETWORK :

Over voltage yang disebabkan oleh hubungan langsung dari saluran cabang ke sumber
tegangan 250 V, 50 Hz, tidak akan "menghancurkan" lebih dari yang bersangkutan dan
juga tidak akan menimbulkan api.
e. Seluruh instalasi pengkabelan telepon harus menggunakan conduit high impact heavy
gauge lengkap dengan klem Tdus dan accessories lainnya.

f. Feature harus dilengkapi

1) Call Waiting

2) Caller List

3) Call protection/”silent call”

4) Call pick up

5) Call divesion from extension

6) Interrupt

7) Announcements

8) Call Charge capture

9) Multi Conferencing

10) Switching

11) Hold music and external music sources

12) Parking

13) Project codes

14) Call number suppression

15) Call back

16) Intercom and door opener functions

17) Call forwarding

18) Redial (extended)


Telepon
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro

II.-158

14.22. PESAWAT PELAYANAN/OPERATOR CONSOLE


a. Pesawat pelayanan yang terpasang untuk melayani pada waktu jam kerja minimal
adalah 2 (dua) Unit, semua telepon dipanggil untuk masuk ataupun keluar melalui
Operator di ruang Operator, sedangkan untuk Jam-jam di luar jam kantor, Telepon/Nada
panggil akan masuk melalui Operator yang dilayani di ruang Monitoring atau ruang jaga
(Softphone).
b. Pesawat pelayanan mempunyai fasilitas yang memungkinkan untuk mengadakan
Extention, kemampuan standard bagi Operator Set seperti Transfer of Trunk Call,
Holding of Trunk Call dan sebagainya.

14.23. PESAWAT TELEPON


Pesawat Telepon adalah dari type Meja ataupun Dinding.
Fasilitas Pesawat Telepon minimal harus memiliki fasilitas, antara lain :
TELEPON ANALOG
Bisa terpasang diunit perangkat PABX dengan segala merk handset analog yang tersedia
dipasaran.

TELEPON DIGITAL
Pesawat Digital minimal harus memiliki tampilan 3 X 24 character LCD dengan minimal
kemampuan dapat menyediakan 8 features button untuk memenuhi fungsinya.
1. Nada panggilan dari luar dapat dialihkan ketelepon lain dengan menunjuk/memprogram
pesawat calon penerima terlebih dahulu.
2. Setiap telepon dari luar harus melalui Sekretaris (Chief Secretary).
3. Bila diperlukan Kepala Bagian dapat menginterupsi pembicaraan, apabila saluran
sedang digunakan oleh sekretaris.
4. Dapat menunda pembicaraan dari luar, tanpa memutuskan sambungan apabila
Sekretaris mengadakan hubungan dengan Kepala Bagian.
5. Kepala Bagian dapat menginterupsi/memutuskan pembicaraan apabila saluran sedang
dipergunakan oleh Sekretaris.
6. Nada panggilan telepon dari luar dapat dialihkan ke telepon lainnya, setelah diadakan
pengalihan panggilan dari pesawat telepon yang satu dengan pesawat telepon lainnya
(dengan cara memakai fasilitas "follow-me").

TELEPON IP
Pesawat IP minimal harus memiliki tampilan 3 X 24 character LCD dengan minimal
kemampuan dapat menyediakan 8 features button untuk memenuhi fungsinya.
1. Nada panggilan dari luar dapat dialihkan ketelepon lain dengan
menunjuk/memprogram pesawat calon penerima terlebih dahulu.
Telepon
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro

II.-159

2. Setiap telepon dari luar harus melalui Sekretaris (Chief Secretary).


3. Bila diperlukan Kepala Bagian dapat menginterupsi pembicaraan, apabila saluran
sedang digunakan oleh sekretaris.
4. Dapat menunda pembicaraan dari luar, tanpa memutuskan sambungan apabila
Sekretaris mengadakan hubungan dengan Kepala Bagian.
5. Kepala Bagian dapat menginterupsi/memutuskan pembicaraan apabila saluran sedang
dipergunakan oleh Sekretaris.
6. Nada panggilan telepon dari luar dapat dialihkan ke telepon lainnya, setelah diadakan
pengalihan panggilan dari pesawat telepon yang satu dengan pesawat telepon lainnya
(dengan cara memakai fasilitas "follow-me").
7. Terdapat minimal 1 port RJ-45.
8. Hubungan antara kabel Pesawat Telepon dengan kabel Instalasi harus dengan Outlet
dan tidak diperbolehkan dengan terminal strip. Outlet telepon dipasang secara "flush-
mounted" pada dinding, atau sesuai yang ditentukan oleh pengawas Perencana/MK.

14.24. P E M A S A N G A N
a. Kabel yang keluar dari MDF (Main Distribution Frame) ke CTB (Cable Terminal Box)
sampai ke Pesawat Telepon dengan jumlah pair seperti tertera pada gambar, dari kabel
berisolasi PVC dengan pita pelindung statis (Harus sesuai dengan ketentuan VDE 0815
atau Persyaratan dari PT. Telekomunikasi Indonesia K.9-1-011). Sedangkan untuk kabel
di luar bangunan menggunakan kabel tanah. Seluruh instalasi kabel Telepon dalam
conduit PVC (High Impact conduit) dan setiap pencabangan harus dilakukan dalam
Junction Box dari bahan yang sama.
b. Untuk instalasi dalam bangunan tidak diperkenankan kabel telepon dalam uPVC High
Impact diletakkan bersama-sama kabel Listrik dalam jalur kabel/race-way.
c. Selain itu terdapat juga Instalasi Telepon di dalam conduit yang menempel di dinding
maupun tertanam di dalam beton lengkap dengan terminal maupun Junction Box.
d. Setiap konduit hanya digunakan untuk satu kabel menuju outlet telepon.
e. Conduit, Junction box, MDF dan CTB selain yang ditanam pada dinding atau pilar/kolom
beton maka terdapat conduit untuk Telepon di atas langit-langit, dan juga kabel Telepon
dalam feeder duct yang berdekatan dengan kabel listrik.
f. Pipa konduit Telepon dari MDF sampai CTB, dan dari CTB sampai Outlet Telepon
adalah dari bahan uPVC high impact. Conduit telepon di atas ceiling / langit-langit dari
MDF ke CTB, atau dari CTB ke tiap Outlet Telepon penyambungannya harus dilakukan
secara rapih dan kuat, termasuk bagian ujung dari konduit ini harus ditanahkan (pada
CTB).
g. Kabel telepon dari rak server ke outlet menggunakan kabel UTP
Telepon
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro

II.-160

14.25. PENTANAHAN / GROUNDING


a. Kontraktor harus membuat gambar detail/gambar kerja untuk sistem pentanahan
(grounding) pada CTB, MDF dan untuk PABX.
b. Pembuatan grounding harus mencapai nilai tahanan <2 ohm, dengan menggunakan
penghantar kabel tembaga BC minimal diameter 35 mm Ground rod ,cable clam dan
cable glan terbuat dari tembaga.
c. Penghubung conduit yang berada di atas ceiling dengan conduit vertical (pada
pilar/kolom/dinding) atau dengan conduit yang arah 90 derajat dengan lainnya harus
dilakukan melalui Junction Box.
d. Conduit untuk telepon dari CTB ke pesawat dan lain- lain terpasang di dinding atau
tertanam di tiang beton, Kontraktor harus meneliti dengan sempurna pada gambar.
e. Pada pemasangan dilapangan, Kontraktor harus dapat menyesuaikan letak conduit
tersebut dengan gambar instalasi, serta dilengkapi dengan Junction Box dan
accessories lain sekalipun pada gambar tidak dinyatakan dengan jelas, termasuk semua
belokan dan cabangan harus melalui dan menggunakan Junction Box.
f. Segala persyaratan dan cara pemasangan Outlet Telepon dan penginstalasiannya
menjadi tanggung jawab Kontraktor Instalasi Telepon.
b. Outlet-outlet yang dipasang harus sudah lengkap dengan kabel sampai ke CTB.
c. Semua conduit yang terpasang pada ceiling atau di tempat lain secara expose harus
dilapisi dengan cat dasar dan cat akhir yang warnanya akan ditentukan kemudian oleh
perencana.
d. Kotak-kotak CTB atau MDF harus terbuat dari bahan plat besi dengan ketebalan
minimum 1,5 mm difinished dengan cat dasar dan cat akhir, warna yang ditentukan
kemudian.
e. Semua CTB dan MDF harus dilengkapi dengan kunci "Master Key Type".

14.26. PERSYARATAN BAHAN / MATERIAL


14.26.1. Semua material yang disupply dan dipasang oleh Kontraktor harus baru dan
material tersebut khusus untuk pemasangan di daerah tropis, serta sebelum
pemasangan harus mendapat persetujuan tertulis dari MK/ Perencana.
14.26.2. Kontraktor harus bersedia mengganti material yang tidak disetujui karena
menyimpang dari Spesifikasi Teknis ini atau hal lainnya, di mana penggantian
tersebut tanpa biaya extra.
14.26.3. Komponen-komponen dari material, yang mungkin sering diganti, harus dipilih
yang mudah diperoleh di pasaran bebas.
Sound System
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro
II.-161

TATA SUARA
1. PENJELASAN UMUM.
a. Umum.
- Pengadaan dan pemasangan peralatan utama .
- Pengetesan semua sistem yang terpasang.
Seluruh peralatan sistem Tata Suara harus diadakan, dipasang, di "matched", di "balanced",
ditest dan diperbaiki selama masa pemeliharaan oleh Pemborong.
- Pemberian garansi atas hasil pelaksanaan pekerjaan.

b. Peralatan dan Perlengkapan Tata Suara.


Pengadaan perlengkapan tata suara pada proyek ini berupa pengadaan beberapa sistem &
peralatan utama dan penunjang yang bila dipasang dapat menghasilkan sistem tata suara.

c. Peralatan dan Perlengkapan .


Pengadaan peralatan utama yang perlu diimport harus mendapat rekomendasi/izin dari
perwakilan yang berada di Indonesia agar mendapatkan keaslian perlengkapan itu serta
mendapatkan garansi setelah purna jual.
Dalam penawarannya, pemborong diminta melampirkan Katalog, brosur dan lain sebagainya
yang secara jelas menunjukkan Type, spesifikasi lengkap serta cara pemasangan dari setiap
bahan/peralatan yang ditawarkan.
1. System Tata Suara terbagi dalam:
a. Radio tuner AM/FM
b. Mixer Amplifier
c. Power supply untuk V 3000
d. Power Amplifier 720 Watt
e. Cabinet Rack
f. Speker selector
g. Cassete Disc Player
h. Compact Dist Player
i. Program Selector Modul
j. Auxillary input
k. Mic input . Wire less
l. Paging mic
m. Emergency Call
n. MDS Box
Sound System
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro
II.-162

2. CARA PELAKSANAAN.
a. Peralatan Utama :
Semua peralatan utama dari sistem tata suara hendaknya dipasang dalam rack equipment
yang ditempatkan sesuai gambar rencana secara rapi, sehingga peralatan bisa berfungsi
dengan baik.
b. Peralatan penunjang :
Untuk Sound system dipasang tertanam dalam dinding. Pemborong wajib melakukan cek
dan ricek terhadap spesifikasi dan kompatibilitas antar produk sehingga semua sistem berjalan
sempurna.
c. Instalasi Kabel :
Semua kabel yang ditarik harus dimasukkan kedalam pipa PVC dan dipasang sejajar serta harus
dihindari/ dijaga jaraknya terhadap instalasi dari arus kuat (misalnya berjarak 30 cm)
Pipa-pipa PVC yang ditarik harus diklem serta diberi penguat / pendukung yang kuat dan
ditarik secara rapih.
Semua kabel yang akan dipasang harus disambung sesuai dengan warna atau namanya
masing-masing dan harus diadakan pengetesan mutu kabel sebelum pemasangan.
Semua penyambungan kabel harus dilakukan dalam kontak-kontak penyambung yang dibuat
khusus untuk keperluan itu.

d. Instalasi Distribution Box.


Semua Distribution Box harus dibuat dari BJLS 80 dicat anti karat dan diakhiri dengan cat yang
rata, warna abu-abu, Distribution Box harus mempunyai ukuran seperti disyaratkan yang
besarnya menurut kebutuhan sehingga jumlah dan ukuran kabel yang pakai tidak terlalu sesak
yang dilengkapi dengan kunci. Tinggi pemasangan dari lantai 1,5 meter dan dipasang di shaft
seperti pada gambar.
Pemborong harus menyediakan semua peralatan tambahan yang harus dipasang di dalam
beton/tembok atau pekerjaan pemasangan lainnya ditempat-tempat yang perlu.

3. PENGETESAN SEMUA SYSTEM YANG TERPASANG.


a. Pada waktu diselesaikannya pemasangan dari seluruh perlengkapan instalasi tata suara
System harus dalam kondisi bebas cacat dan baik.
Bagian-bagian yang rusak harus diganti oleh pemborong atas biaya pemborong.
b. Mengadakan perbaikan lain terhadap kerusakan-kerusakan yang diakibatkan kecerobohan para
pekerja.
c. Pengetesan dan pemeriksaan instalasi tata suara yang terpasang
d. Setelah terpasangnya sistem dengan baik dengan wiring yang telah sesuai, maka pemeriksaan
dan pengetesan harus dilakukan apakah sistem telah bekerja dengan baik.
Sound System
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro
II.-163

4. GAMBAR-GAMBAR.
Gambar-gambar instalasi Sound System menunjukan secara khusus teknis pekerjaan instalasi
sound system dimana didalamnya dinyatakan besar-besarannya serta spesifikasi tertentu lainnya
yang wajib dipenuhi.
Untuk pekerjaan dan pemasangan, sedikit banyak harus disesuaikan dengan kondisi lapangan.
Sedang gambar-gambar arsitektur struktur dan lainnya haruslah menjadi referensi koordinasi
dalam pekerjaan secara keseluruhan.
Kontraktor harus membuat gambar kerja (shop drawing) yang menunjukkan tata letak
pemasangan yang lengkap, dimensi-dimensi dari peralatan, detail-detail dan sebagainya.
Gambar-gambar kerja, katalog, brosur dan type peralatan yang akan dipasang harus diserahkan
kepada Direksi/ Manajemen Konstruksi 14 hari sebelum pemasangan.

5. KOORDINASI PEKERJAAN.
Untuk melancarkan pekerjaan maka pemborong harus mengkoordinasikan/menyesuaikan
pelaksanaan pekerjaan dengan pihak Pengawas sebelum pengerjaan dimulai, gangguan dan
konflik terhadap pekerjaan lain haruslah dihindari.
Dalam waktu tidak lebih dari 14 hari setelah pemborong menerima pemberitahuan melakukan
pekerjaan (kecuali apabila ditunjuk lain oleh Direksi) pemborong diharuskan menyerahkan daftar
dari material-material yang akan digunakan. Daftar ini harus dibuat dalam rangkap 4 (empat) dan
didalamnya tercantum nama dan alamat manufacture, katalog dan keterangan-keterangan lain
yang dianggap perlu oleh Direksi/ Manajemen Konstruksi.Persetujuan oleh Direksi akan diberikan
atas dasar data di atas.

6. PENGERJAAN ATAS BAHAN.


Bahan yang digunakan adalah sesuai dengan spesifikasi teknis dan harus dalam keadaan
baru.Pekerjaan haruslah dilakukan oleh orang - orang yang ahli/ mendapat latihan khusus.

7. PERALATAN PENGGANTI.
Bahan-bahan, perlengkapan, peralatan, accessories dan lain-lain yang disebut dan dipersyaratkan
dalam spesifikasi ini, maka pemborong wajib menyediakan sesuai dengan peralatan/merk tersebut
di atas.
Penggantian dapat dilakukan dengan persetujuan Direksi/ Manajemen Konstruksi.

8. PENGUJIAN.
Pemborong harus melakukan semua pengetesan seperti yang dipersyaratkan di sini, dan
mendemonstrasikan cara kerja dari segenap sistem, yang disaksikan oleh pengawas. Semua
Sound System
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro
II.-164

tenaga, bahan dan perlengkapan yang perlu untuk percobaan tersebut merupakan tanggung jawab
pemborong. Peralatan bahan dan pengerjaan yang tidak baik harus diganti dan diperbaiki oleh
pemborong untuk dicoba dan di demonstrasikan kembali.

9. PENYERAHAN PERALATAN.
Jika semua peralatan - peralatan yang sesuai dengan spesifikasi ini sudah dikirim dan dipasang
dan telah memenuhi ketentuan-ketentuan pengetesan dengan baik.
Kontraktor harus melaksanakan pengujian secara keseluruhan dari peralatan - peralatan yang
terpasang.
Jika sudah dites dan ternyata memenuhi fungsi - fungsinya sesuai dengan ketentuan - ketentuan
dari kontrak, maka seluruh unit lengkap dengan peralatannya dapat diserahkan kepada Direksi/
Manajemen Konstruksi
Untuk pengetesan instalasi sound system akan dites selama 2 (dua) hari secara terus menerus atau
non stop, sedangkan semua biaya yang timbul menjadi tanggungan Kontraktor.

10. GARANSI.
Semua pekerjaan bahan dan perlengkapan harus digaransikan selama minimum 1 tahun.
Semua perlengkapan, bahan dan pengerjaan yang tidak baik harus secepatnya di ganti atau
diperbaiki oleh Pemborong tanpa biaya tambahan dengan material merk / type yang sama.
Struktur, Arsitek & MEP
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro

PENUTUP

a. Apabila dalam rencana kerja dan syarat-syarat (RKS) ini untuk uraian bahan-bahan,
pekerjaan-pekerjaan, yang tidak disebut perkataan atau kalimat " diselenggarakan oleh
pemborong " maka hal ini harus dianggap seperti disebutkan.
b. Guna mendapatkan hasil pekerjaan yang baik, maka bagian-bagian yang nyata termasuk
didalam pekerjaan ini, tetapi tidak dimasukkan atau disebut kata demi kata dalam RKS
ini, haruslah diselenggarakan oleh pemborong dan diterima sebagai " hal " yang
disebutkan dan segala biaya yang timbul menjadi tanggung jawab Kontraktor.
c. Kontraktor harus memasukkan segala resiko kekeliruan perhitungan kubikasi dan lain-
lain sebagainya sehubungan dengan keadaan setempat yang memungkinkan tidak sesuai
dengan dugaan Kontraktor. Dan segala kerusakan jalan masuk akibat dari lewatnya
kendaraan-kendaraan dan lain-lain sehubungan dengan pelaksanaan pekerjaan ini
menjadi tanggung jawab Kontraktor.
d. Hal-hal yang tidak tercantum dalam peraturan ini akan ditentukan lebih lanjut oleh
pihak Direksi/ Pemberi Tugas, bila perlu diadakan perbaikan dalam RKS ini.

Mengetahui, Menyetujui Surabaya,


PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN Dibuat Oleh
PERENCANAAN PEMBANGUNAN Konsultan Perencana
GEDUNG KANTOR BPN PT. DIRA BINA NUSA
BOJONEGORO

NIP ....................................................... ATIK RAGIL SAPUTRY, ST.


Direktur
Struktur, Arsitek & MEP
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro

DAFTAR SPESIFIKASI TEKNIS


PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR BPN BOJONEGORO

NO JENIS SPESIFIKASI TEKNIK KELENGKAPAN YANG


MATERIAL DILAMPIRKAN
1 Alat Pancang dan • Ex.Tjakrindo Mas/ Beton • Dukungan alat pancang
Tiang pancang Elemindo Perkasa (lihat daftar peralatan
• Alat pancang hidrolis kapasitas minimum)
240 ton • Surat dukungan tiang
• tiang pancang precast prestressed pancang precast
 ukuran 40x40 cm prestressed
• mutu beton tiang pancang K-500  ukuran 40x40 cm
• modul tiang pancang : 6 m, 7 m Hasil uji lab mutu
• cross section area : 160.000 mm2 beton tiang pancang K-
• unit weight : 384 kg/m 500 (berupa hasil
• number of pc bar :  7 mm x12 scan/pemindaian)
• spiral wire :  6 mm •

3 Beton cast in situ 1 m3 mix design berdasarkan SNI Tidak ada


K-100 7394-2008
slump : 12 ± 2 cm semen : 247 kg
w/c : 0,87 pasir beton : 869 kg
kerikil (max 30 mm) : 999 kg
air : 215 ltr

4 Beton cast in situ 1 m3 mix design berdasarkan SNI Tidak ada


K-175 7394-2008
slump : 12 ± 2 cm semen : 326 kg
w/c : 0,66 pasir beton : 760 kg
kerikil (max 30 mm) : 1029 kg
air : 215 ltr

5 Beton ready mix 1 m3 mix design berdasarkan SNI Akan dilakukan Trial Mix
K-300 7394-2008 pada saat pelaksanaan
slump : 12 ± 2 cm semen : 413 kg pekerjaan
w/c : 0,52 pasir beton : 681 kg
kerikil (max 30 mm) : 1021 kg
• air : 215 ltr
6 Baja tulangan ex. Bhirawa steel / Hanil jaya steel / Tidak ada
beton Master steel
sesuai SNI 2052-2014
baja tulangan polos
kuat luluh minimum : 24 kg/mm2
kuat tarik minimum : 39 kg/mm2
regangan minimum : 24 %
sudut lengkung : 180 

baja tulangan sirip (deform)


kuat luluh minimum : 40 kg/mm2
kuat tarik minimum : 57 kg/mm2
2
Struktur, Arsitek & MEP
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro

regangan minimum : 18 %
sudut lengkung : 180

baja tulangan wiremesh


kuat luluh minimum : 50 kg/mm2
kuat tarik minimum : 63 kg/mm2
regangan minimum : 14 %
sudut lengkung : 90

8 Waterstop PVC ex. sika/fosroc/consol Melampirkan brosur
lebar : 200 mm ex. sika pvc produk
waterstop
water absorption, ASTM D570 :
0,15% max
tear resistence, ASTM D624 : 300
lb/in
ultimate elongation, ASTM D638 :
350% min
tensile strength, ASTM D638 : 2000
psi min
low temperature brittleness, ASTM
D746 : -37 C
stiffness in flexure, ASTM D747 :
700 psi min
specific gravity, ASTM D792 : 1,38
max
Hardness shore, ASTM D2240 : 79
±3
acccelerated extraction : 1600 psi
min, 300 % min
effect of alkali, CRD-C 572 : 0,25 %
- 0,1 %

9 Integral • ex. sika/fosroc/consol Melampirkan brosur


waterproofing • chemical base : aqueous solution produk
of modified polycarboxilate
copolymers
• density : 1 ± 1,05 kg/L

10 Waterproofing • ex. masterguard/sika/consol Melampirkan brosur


system • liquid membrane system produk
serat fiber
11 Steel deck • ex. smartdeck lysaght /APLUS/ Melampirkan brosur
Union froordeck produk dan surat dukungan
• Thickness BMT : 0,7 mm ; TCT :
0,75 mm
• coating mass : 275 g/m2
• yield strength : 550 mpa
• standart equivalent : ASTM
653&792 / JIS/ BS EN

3
Struktur, Arsitek & MEP
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro

13 Bata ringan • ex. falcon/bricon/blescon Melampirkan brosur


• jenis AAC ( Autoclaved Aerated produk
Concrete)
• ukuran : 60 cm x 20 cm
• tebal : 10 cm
• isi : 83 buah /m3
• berat jenis kering : 525 kg/m3
• berat jenis normal : 600 kg/m3
• kuat tekan : 40 kg/cm2
• daya hantar panas : 0,14 W/m.K

14 Mortar perekat • ex. drymix/adamix/fastcon Melampirkan brosur


• bentuk material : bubuk produk
• ketebalan aplikasi : 2 - 3 mm
• compressive strength : 15-20 mpa
• pull of strength : > 0,4 N/mm2
• dry density : 1,5 gr/cc
• wet density : 1,9 gr/cc

15 Mortar plesteran • ex. drymix/adamix/ fastcon Melampirkan brosur


• bentuk material : bubuk produk
• ketebalan aplikasi : 8 - 20 mm
• compressive strength : 7-10 mpa
• pull of strength : > 0,3 N/mm2
• dry density : 1,7 gr/cc
• wet density : 1,9 gr/cc

16 Mortar acian • ex. drymix/adamix/ fastcon Melampirkan brosur


• bentuk material : bubuk produk
• ketebalan aplikasi : 2 - 3 mm
• compressive strength : 8-12 mpa
• pull of strength : > 0,3 N/mm2
• dry density : 1,2 gr/cc
• wet density : 1,9 gr/cc

17 Plester beton • ex. drymix/adamix/ fastcon Melampirkan brosur


• bentuk material : bubuk produk
• ketebalan aplikasi : 2 - 3 mm
• compressive strength :7-10 mpa
• pull of strength : > 0,5 N/mm2
• dry density : 1,2 gr/cc
• wet density : 1,7 gr/cc

18 Granite tile • ex. niro granit/granito/monalisa Melampirkan brosur


• homogenous tile produk dan surat dukungan
• nano polished finishing
• length and width : ± 0,25 % max
• thickness : ± 2,5 % max
4
Struktur, Arsitek & MEP
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro

• side straighness : ± 0,25 % max


• rectangularity : ± 0,3 % max
• flatness center, edge curvature : ±
0,25 % max
• water absorption : <= 0,25 %
• modulus of rupture : > 35 N/mm2
• deep abration : < 160 mm3
• surface abration : min PEI 3

19 Kusen • ex. Alexindo/alumindo/YKK Melampirkan brosur


aluminimum • standart aluminium alloy : 6063 produk
• -6
density : 2,71x10 kg/mm3
• melting range : 600 - 650 C
• spesific heat up to 100 C : 879 K
kg/C
• thermal conductivity at 25 C :
23x10-6 / C
• electric resistivity : 0,033 m
• modulus elasticity : 69 x 103 mpa

20 Sanitair • ex. TOTO/KOHLER/GROHE Melampirkan brosur


produk
21 Pengecatan • ex. Nippon Paint/Jotun Melampirkan brosur
produk
22 Plafond • gypsum ex. Melampirkan brosur
Aplus/jayaboard/knauff, tebal 9 produk
mm
• gypsum water resistance ex.
Aplus/jayaboard/knauff, tebal 9
mm
• Kalsiboard ex. Kalsi/NusaBoard

23 Pintu Besi • Ex. Spectrum/Atlantic/Bostinco Melampirkan brosur


• Fire Rating 3 hours, produk
Temperature rise 30 min-450 ℉
Core material : Mineral wool 80
kg/m³
24 Pintu Shaft Ex. Spectrum/atlantic/bostinco Melampirkan brosur
produk
25 Pintu Biasa • Ex.Duma/ hana door/Milan Melampirkan brosur
Ecowood produk
26 Cubicle Toilet • Ex. Spectra/Bescube/Mecube
• High pressure Laminate
Bahan phenolic resin atau
plywood dengan dilapisi
melamine resin
27 Rangka Plafon Ex. Aplus System/Jaya BMS
System
28 Rangka Partisi • Ex. Aplus System/Jaya BMS

5
Struktur, Arsitek & MEP
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro

System
• U runner -U type 76 (25x74)mm
• Tebal bahan 0,35 -0,7 mm

• Metal Stud -MS Type 76 (34 x


74 mm)
• Tebal bahan 0,4-1,0 mm
29 Epoxy • Ex.Consol/flowcrete/silical
• Form: Liquid
• Colour: Clear (colorless)
• Density (20°)
Part A~ 1,16 kg/L
Part B~ 1.00 kg/L
• Packaging
Part A = 20 kg
Part B = 10 kg
• Storage & shelf life
12 months in unopened, original
containers whwn stored in cool
below 30°
• Comp Strenght ±70 N/mm²
• Bond Stenght >1,5 N/mm²
(failure on concrete)
• Shore D Hardness : 80
Potlife (30°) Approx, 20 minutes
30 Kaca Ex.Asahimas/Mulia/Tiens

31 Railing Tangga Ex. Krakatau Steel/Spindo/Bakrie

KELENGKAPAN
NO JENIS MATERIAL SPESIFIKASI TEKNIK YANG
DILAMPIRKAN
MEKANIKAL
1 Pipa PVC AW • Ex.Rucika,Vinilon,Maspion
2 Pipa PVC D • Ex.Rucika,Vinilon,Maspion
3 Fitting PVC • Ex.Rucika,Vinilon,Maspion
4 Pompa Transfer • Ex.Grundfos,Ebara,Torisima, CNP
5 Pompa Booster • Ex.Grundfos,Ebara,Torisima, CNP
6 Pipa PPR PN 10,PN 20 • Ex.Rucika kelen green,Westpex,SD
7 Pemanas Air Elektrik • Ex.Daalderop

8 Sewage treatmen plan • Ex.Toya Fiberglass, Green Leaf


9 Rooftank • Ex.Grand,Jaya,Penguin
10 Exhaust Fan • 100cfm
6
Struktur, Arsitek & MEP
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro

• Ex.Vanco,KDK,Maspion
11 Grille Exhaust Fan/Louvre • Lokal
• Convensional
12 Air Conditioning
• Ex.LG,Mitsubhisi, York
13 Insulation Refrigrant • Ex.Supralon,Termaflex,Aeroflex
14 Pipa Refrigrant • Ex.Denji,Kembla
15 Valve Valve • Ex.Kitazawa,Toyo,Fivalco
• powder 5kg
16 Fire Extinguser
• Ex.Protector,Agni,
17 Kabel Instalasi Aruskuat • Ex.Supreme,KMI,Kabelindo, Eterna
18 Kabel Feeder • Ex.Supreme,KMI,Kabelindo, Eterna
19 Pipa Conduit • Ex.Clipsal,Ega,Legrand, Winlon, Elmech
20 Kabel Tray
• Duta listrik, Samudra Cipta Engineering
21 Panel Maker Lisrik • Ex Samudra Cipta Engineering
22 Armature Lampu • Ex.VIP, Philips, TAV
• Ex.Scheneider,ABB, Moller,
23 MCCB,MCB dll
Chint
24 Saklar,Stop Kontak • Ex.Scheneider,Legrand, Panasonic, Philips
Penangkal Petir
25 •Ex.Viking,Kurn,LPI
Elektrostatis
Kabel Instalasi
26 • Ex.Belden,Supreme,Systimac
Elektronika

• Powder Coating
29 Terminal Box
• Lokal
30 PABX • Ex.Panasonic,Siemens,Alcatel
31 Telepon • Ex.Panasonic,Siemens
32 Oulet Telepon • Ex.Clipsal,Panasonic,Legrand
33 MCFA • Ex.Protector,Nohmi, Hooseki
34 ROR,Smoke detector • Ex.Protector,Nohmi, Hosseki
35 CCTV • Ex.Dlink,Bosch,Hiksvision
36 DVR • Ex.Dlink,Bosch,Hiksvision
37 MATV outlet • Ex.Clipsal,Panasonic,Legrand
38 Sound System • Ex.TOA,Bosch
39 UPS 2 kVA • Ex.Legrand,Vektor, ICA
40 DVD,MP3 • Ex.Pioner,Panasonic
41 TV LED • Ex.Samsung,Panasonic, LG
42 Outlet Data LAN • Ex.Clipsal,Panasonic,Legrand
43 Acsses Point Wifi • Ex.Tplink,Dlink

7
Struktur, Arsitek & MEP
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro

PRODUK INSTALASI PLAMBING

No. URAIAN MERK

1. Pompa Transfer dan Pompa GRUNDFOS,EBARA,TORISIMA,


Boster (paket) CNP
2. Sewage Tratment plant TOYA Fiber,VPP Fibertech,
3. Pipa Galvainized GIP Bakrie, Rise,Spindo

4. Fitting class 10 K FKK,Benka,HE/TG,Bohemi


5. Pipa PVC Rucika,Vinilon,Maspion
Klass AW 10 kg/cm
6. Fitting Pipa PVC Maspion,Rucika, Langgeng

7. Gate Valve Class 20 K Kitazawa, Fivalco, Onda, weflo


Class 10 K Fivalcol, Weflo

8. Roof Drain Antasan

9. . “P” Trap Rucika, Austindo


Struktur, Arsitek & MEP
RKS / Pembangunan Gedung Kantor BPN Bojonegoro

Anda mungkin juga menyukai