i
LAPORAN PENYUSUNAN GCP PETADASAR RDTR KOTA METRO TAHUN ANGGARAN 2021
Daftar Tabel
ii
LAPORAN PENYUSUNAN GCP PETADASAR RDTR KOTA METRO
Daftar Gambar
iii
LAPORAN PENYUSUNAN GCP PETADASAR RDTR KOTA METRO
BAB I
PENDAHULUAN
Sumber data Peta RTRW Kota adalah Peta RBI skala 1 : 25.000, sedangkan
sumber data Peta RDTR Kota memiliki ketelitian skala 1 : 5.000. Peta RBI
tersebut perlu dimutakhirkan jika dibuat dengan menggunakan sumber data yang
sudah tidak relevan dengan kondisi saat ini. Proses pemutakhiran sumber peta
yaitu RDTR memiliki spesifikasi dimana citra satelit yang dapat digunakan
sebagai berikut :
1
LAPORAN PENYUSUNAN GCP PETADASAR RDTR KOTA METRO
Tutupan Awan dimana tutupan awan ≤ 10% dan tidak menutupi
objek-objek penting.
Dengan Usia Peta RBI yang relative lama meyebabkan perlunya pemutakhiran
unsur peta dasar dengan menggunakan sumber data berupa citra satelit dengan
resolusi citra sesuai spesifikasi peta dasar yang akan dimutakhirkan.
1. Melakukan desain persebaran titik control tanah dan titik uji akurasi
2. Melakukan pemilihan objek titik control tanah dan titik uji akurasi
3. Melakukan proses koreksi geometri
4. Melakukan uji akurasi.
Dari point-point diatas dimana indetifikasi titik control tanah (GCP) dan Titik Uji
Akurasi tahapan menentukan distribusi titik kontrol dan titik uji yang tersebar
merata dengan komposisi yang optimal sesuai dengan area pekerjaan. Secara garis
besar untuk mendapatkan point-point titik control tanah harus dilakukan survey
dengan menggunakan alat yaitu GPS Geodetik yang akan dilakukan oleh
surveyor. Sesuai dengan keterangan diatas jumlah titik control tanah mengikuti
dengan jumlah area wilayah dan setelah itu akan dilakukan uji akurasi serta orto.
Ketika sudah mendapatkan sumber data peta yang akurat selanjutnya akan
dilakukan pembuatan peta dasar yang memuat dari data administratif, data
transportasi, data pengairan,data kontur, dan data toponim serat peta penggunaan
lahan eksisting.
2
LAPORAN PENYUSUNAN GCP PETADASAR RDTR KOTA METRO
ini tidak bisa diaplikasikan untuk citrasatelit resolusi tinggi seperti Spot 7 dengan
resolusi 1,5 meter. Karena objek yang ditampilkan oleh citra satelit Spot 7 lebih
detail dari objek yang ditampilkan oleh peta rupabumi. Di sampingitu, kesalahan
posisi dari suatu titik dalam peta topografi tersebut dapat lebih dari 1 mm
disebabkan oleh ketidaktepatan posisititik, pergeseran posisi, generalisasi
kartografi, dan lain-lain.
Masalah ini dapat diatasi dengan melakukan pengukuran GPS. Secara umum
penentuan koordinat terdiri dari dua yaitu penentuan posisi absolut dan penentuan
posisi relatif. Penentuan posisi absolut atau yang lebih dikenal dengan single point
positioning adalah pengukuran koordinat absolut satu titik dalam suatu sistem
koordinat seperti WGS 1984. Penentuan posisi relatif atau yang lebih dikenal
dengan differential positioning, membutuhkan penggunaan dua receiver, satu
sebagai referensi dan yang lain adalah posisi yang akan ditentukan koordinatnya.
Karena teknik penentuan posisi relatif menggunakan dua receiver yang melakukan
pengukuran secara simultan, maka bias (seperti bias orbitsatelit, ionosfer,dan
troposfer) bisa dikurangi dengan melakukan metode pengurangan data hasil
pengamatan antara kedua titik pengukuran. Oleh sebab itu, penentuan posisi
relatif biasanya digunakan untuk penetuan posisi yang membutuhkan akurasi
tinggi. Sehingga metode penentuan posisi relatif bisa diaplikasikan sebagai
sumber data GCP.
3
LAPORAN PENYUSUNAN GCP PETADASAR RDTR KOTA METRO
1.2 Maksud
Maksud dari Pembuatan pembuatan GCP dan Peta Dasar RDTR Kota Metro
adalah mendapatkan sumber data peta yang yang sudah dimutakhirkan serta
adanya Peta Dasar sebagai arahan untuk melakukan deliniasi wilayah RDTR.
1.3 Tujuan
Tujuannya adalah melalukan pembuatan GCP dan Peta Dasar RDTR Kota Metro
1.4 Sasaran
Sasaran dari kegiatan ini antara lain:
1. Melakukan uji geometris
2. Uji Akurasi sumber data
3. Peta dasar RDTR Kota Metro
1.5 Ruang Lingkup
Pembuatan peta dasar
a. Pembelian Citra Satelit Resolusi Tinggi (CSRT) dan data DEM (Digital
Elevation Model);
b. Melakukan konsultasi ke Badan Informasi Geospasial (BIG) bersama Tim
Teknis Dinas Pekerjaan umum dan Tata Ruang Kota Metro untuk
assistensi CSRT sesuai dengan standart BIG dan menetapkan titik GCP
dan ICP pada kawasan perencanaan dengan berita acara hasil konsultasi
yang dilampirkan print out peta sebaran titik GCP dan ICP;
c. Melakukan survey GCP, ICP dan Toponimi, sebanyak 2 (dua) kali;
d. Melakukan proses Orthorektifikasi dan uji akurasi;
e. Melakukan digitasi unsur peta dasarskala 1:5000.
f. Melakukan konsultasi ke BIG untuk assistensi hasil orthorektifikasi dan
hasil digitasi unsur peta dasar skala 1:5000 sampai mendapatkan
persetujuan BIG dengan bukti berita acara
4
LAPORAN PENYUSUNAN GCP PETADASAR RDTR KOTA METRO
BAB II
LANDASAN TEORI
Citra Satelit SPOT 7 dengan resolusi spasial mencapai 1.5 meter dalam posisi
nadir, termasuk dalam kategori citra dengan resolusi spasial sangat tinggi. Dengan
tampilan yang cukup detail disertai cakupan rekaman yang luas (mencapai lebar
60 km), Citra Satelit SPOT 7 tersedia selalu update untuk seluruh wilayah
Indonesia dan dunia dan memberikan manfaat yang besar di berbagai bidang.
5
LAPORAN PENYUSUNAN GCP PETADASAR RDTR KOTA METRO
Kesalahan internal disebabkan oleh geometrik sensor dan bersifat sistematik
sedangkan kesalahan eksternal disebabkanoleh bentuk dan karakter obyek data
tersebut. Distorsi yang bersifat sistematik dapat dimodelkan sedangkan yang
bersifat tidak sistematik tidak dapat dimodelkan Distorsi geometrik yang bersifat
sistematik disebabkan oleh banyak faktor dan harus dikoreksi sebelum citra
digunakan. Distorsi geometrik yang bersifat sistematik biasanya telah dikoreksi
oleh pengelola satelit,karena hanya pemilik satelit yang mengetahui parameter-
parameter koreksinya (Yuwono, et al, 2008).
Tingkat ketelitian hasil rektifikasi diukur dengan besar kesalahan menengah rata-
rata atau Root Mean Square Error(RMSE). Semakin kecil nilai RMSE maka
semakin teliti hasil rektifikasi. Persamaan (2) untuk menghitung nilai RMSE
menurut Jensen, (1996):
6
LAPORAN PENYUSUNAN GCP PETADASAR RDTR KOTA METRO
2.3 Penentuan Posisi GPS
Pengukuran GPS metode PPP menggunakan satu receiver GPS di lokasi GCP,
Sedangkan koreksi hasil pengukuran GPS bersumber daripost-mission satellite
clock dan informasi yang disediakan oleh beberapa data analyst centers sebagai
produk yang dikeluarkan oleh Badan Informasi Geospasial (BIG). BIG dalam
fasilitasnya yaitu INACORS telah memberikan layanan gratis menyediakan
koreksi satellite clockdan informasi orbit yang tepat lewat internet.
Metode pengukuran GPS metode PPP cocok untuk user yang bukan GPS spesialis
dan tentu saja sangat cocok untuk user citra satelit resolusi tinggi, dengan alasan
sebagai berikut;
a. Tidak memerlukan dua (2) receiver GPS.
b. Koreksi informasi orbit dan jam satelit untuk data hasil pengamatan
tersedia diinternet secara online.
c. Akurasi penentuan posisi absolute bisa mencapai 20 centimeter untuk data
single frekuensi. Bandingkan dengan datapengamatan GPS konvensional
metode penentuan posisi absolut, hanya sampai 10 meter.
7
LAPORAN PENYUSUNAN GCP PETADASAR RDTR KOTA METRO
Eropa, dan Compass atau Beidou milik Cina. India dan Jepang telah
mengembangkan kemampuan GNSS regional dengan meluncurkan sejumlah
satelit ke antariksa untuk menambah kemampuan yang sudah disediakan oleh
sistem global dalam menyediakan tambahan cakupan regional [UNOOSA, 2011]
GNSS yang paling dikenal saat ini adalah GPS (Global Positioning System).
Sistem ini didesain untuk memberikan posisi dan kecepatan tiga dimensi serta
informasi mengenai waktu, secara kontinyu di seluruh dunia tanpa bergantung
waktu dan cuaca, kepada banyak orang secara simultan. Pada saat ini, sistem GPS
sudah sangat banyak digunakan orang di seluruh dunia dalam berbagai bidang
aplikasi.
Posisi yang diberikan oleh GPS adalah posisi tiga dimensi (X, Y, Z ataupun φ, λ,
h) yang dinyatakan dalam WGS-84. Dengan GPS, titik yang ditentukan posisinya
dapat diam (static positioning) ataupun bergerak (kinematic positioning). Posisi
8
LAPORAN PENYUSUNAN GCP PETADASAR RDTR KOTA METRO
titik dapat ditentukan denggan menggunakan satu receiver GPS terhadap pusat
bumi dengan menggunakan metode penentuan posisi absolut, ataupun terhadap
titik lainnya yang telah diketahui koordinatnya (stasiun referensi) dengan
menggunakan metode diferensial (relatif) yang menggunakan minimal dua
receiver GPS. GPS dapat pula memberikan posisi secara instan (real time)
ataupun sesudah pengamatan setelah data pengamatannya diproses secara lebih
ekstensif (post procesing) yang biasanya dilakukan untuk mendapatkan ketelitian
yang lebih baik. Secara umum dikenal beberapa metode dan sistem penentuan
posisi dengan GPS.
Disamping itu, GPS dapat memberikan posisi secara instan (real-time) ataupun
sesudah pengamatan setelah data pengamatannya diproses secara lebih ekstensif
(post-processing) yang biasanya dilakukan untuk mendapatkan ketelitian lebih
baik. [Abidin, 2007]
9
LAPORAN PENYUSUNAN GCP PETADASAR RDTR KOTA METRO
BAB III
TAHAPAN PEKERJAN
MULAI
PERENCANAAN GCP
PENGUKURAN GCP
PENGOLAHAN DATA
KOREKSI
GEOMETRIK
UJI AKURASI
HASIL CITRA
TERKOREKSI
10
LAPORAN PENYUSUNAN GCP PETADASAR RDTR KOTA METRO
3.2 Perancanaan GCP
Perencanaan GCP dilakukan sebelum tahapan pengukuran GCP dengan
memperhatikan atura-aturan yang ada di dokumen peresetujuan RDTR maupun
peta dasar skala 1:5.000. adapun syarat yang harus dipenuhi dalan penentuan
ataupun perencanaan GCP yaitu:
1. Ukuran obyek lebih kecil dari 1 piksel.
2. Bentuk obyek harus jelas dan tegas.
3. Warna obyek harus kontras dengan warna disekeitarnya.
4. Obyek harus dapad diidentifkasi secara jelas dan akurat pada citra.
5. Obyek merupakan obyek permanen yang tidak mengalami perubahan.
Dan jarak antar GCP sesuai aturan BIG yaitu 2-3 kilometer di topografi yang
relatif datar, dan Kota Metro merupakan daerah yang relatif datar. Adapun
hasilnya dapat dilihat di bawah ini
11
LAPORAN PENYUSUNAN GCP PETADASAR RDTR KOTA METRO
3.3 Pengukuran GCP
Seiring berkembangnya teknologi metode pengukuran GCP menggunakan GPS
Geodetik dual frekuensi pun berkembang, salah satunya menggunakan metode
absolute PPP dengan memanfaatkan data dan koreksi dari stasiun BIG yaitu
INACORS.
12
LAPORAN PENYUSUNAN GCP PETADASAR RDTR KOTA METRO
memberikan data RINEX yang nantinya dapat diolah secara post processing di
software pengolah data GNSS atau mengolah secara realtiime dengan
mengunggahnya ke website INACORS.
Dalam tahap ini pengolahan data GNSS diunggah langsung ke website inacors,
yang dapat dilihat di bawah ini:
Data yang digunakan untuk koreksi geometrik selain data hasil pengamatan GNSS
yaitu data Citra satelit SPOT 7 perekaman 2018 yang didapatkan melalui
Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN). Dalam koreksi
geometrik menggunakan 9 titik GCP, dan preview dalam koreksi geometrik
sebagai berikut:
13
LAPORAN PENYUSUNAN GCP PETADASAR RDTR KOTA METRO
Gambar 6.Tahapan Koreksi Geomtetrik
14
LAPORAN PENYUSUNAN GCP PETADASAR RDTR KOTA METRO
BAB IV
HASIL DAN
PEMBAHASAN
No X Y Z Deskripsi
1 535996.6281 9438270.887 64.3716 GCP
2 537787.8606 9438644.631 62.203 GCP
3 531820.9343 9437107.059 71.289 GCP
4 533897.2234 9436885.61 66.1265 ICP
5 535858.064 9436620.758 65.254 GCP
6 532406.2306 9434806.906 67.1368 ICP
7 534098.575 9434449.392 73.8299 GCP
8 536071.8543 9434632.133 67.2456 ICP
9 531625.1136 9432911.729 67.9612 GCP
10 533668.0299 9432596.584 63.7302 ICP
11 535310.3549 9432315.485 66.3345 GCP
12 530833.8646 9431132.325 66.15 GCP
13 533272.7477 9429898.399 67.4678 ICP
14 535419.4254 9430044.167 64.709 GCP
15
LAPORAN PENYUSUNAN GCP PETADASAR RDTR KOTA METRO
Gambar 8 Hasil Koreksi Geometrik
16
LAPORAN PENYUSUNAN GCP PETADASAR RDTR KOTA METRO
4.4 Hasil Citra SPOT 7 Terkoreksi
Dalam proses yang sudah dilakukan dan dijelaskan diatas, maka ditahap akhir
yaitu hasil dari proses tersebut ada Citra Satelit SPOT 7 Terkoreksi dengan hasil
uji akurasinya sebesar 1.375 meter masuk kategori 1 pada skala peta 1:5.000.
Secara visual dapat diliha gambar berikut:
17
LAPORAN PENYUSUNAN GCP PETADASAR RDTR KOTA METRO
LAMPIRAN
18
LAPORAN PENYUSUNAN GCP PETADASAR RDTR KOTA METRO
NAMA TITIK
Bidang Pemetaan Tata Ruang - Pusat Pemetaan Tata Ruang dan Atlas
BADAN INFORMASI GEOSPASIAL
Jl. Raya Jakarta-Bogor KM. 46, Cibinong 16911, GCP 01
Telp/Fax :(021)8796060/8764613
19
LAPORAN PENYUSUNAN GCP PETADASAR RDTR KOTA METRO
NAMA TITIK
Bidang Pemetaan Tata Ruang - Pusat Pemetaan Tata Ruang dan Atlas
BADAN INFORMASI GEOSPASIAL
Jl. Raya Jakarta-Bogor KM. 46, Cibinong 16911, GCP 02
Telp/Fax :(021)8796060/8764613
20
LAPORAN PENYUSUNAN GCP PETADASAR RDTR KOTA METRO
NAMA TITIK
Bidang Pemetaan Tata Ruang - Pusat Pemetaan Tata Ruang dan Atlas
BADAN INFORMASI GEOSPASIAL
Jl. Raya Jakarta-Bogor KM. 46, Cibinong 16911, GCP 03
Telp/Fax :(021)8796060/8764613
21
LAPORAN PENYUSUNAN GCP PETADASAR RDTR KOTA METRO
NAMA TITIK
Bidang Pemetaan Tata Ruang - Pusat Pemetaan Tata Ruang dan Atlas
BADAN INFORMASI GEOSPASIAL
Jl. Raya Jakarta-Bogor KM. 46, Cibinong 16911, GCP 04
Telp/Fax :(021)8796060/8764613
22
LAPORAN PENYUSUNAN GCP PETADASAR RDTR KOTA METRO
NAMA TITIK
Bidang Pemetaan Tata Ruang - Pusat Pemetaan Tata Ruang dan Atlas
BADAN INFORMASI GEOSPASIAL
Jl. Raya Jakarta-Bogor KM. 46, Cibinong 16911, GCP 05
Telp/Fax :(021)8796060/8764613
Kenampakan Menonjol : -
23
LAPORAN PENYUSUNAN GCP PETADASAR RDTR KOTA METRO
NAMA TITIK
Bidang Pemetaan Tata Ruang - Pusat Pemetaan Tata Ruang dan Atlas
BADAN INFORMASI GEOSPASIAL
Jl. Raya Jakarta-Bogor KM. 46, Cibinong 16911, GCP 06
Telp/Fax :(021)8796060/8764613
24
LAPORAN PENYUSUNAN GCP PETADASAR RDTR KOTA METRO
NAMA TITIK
Bidang Pemetaan Tata Ruang - Pusat Pemetaan Tata Ruang dan Atlas
BADAN INFORMASI GEOSPASIAL
Jl. Raya Jakarta-Bogor KM. 46, Cibinong 16911, GCP 07
Telp/Fax :(021)8796060/8764613
25
LAPORAN PENYUSUNAN GCP PETADASAR RDTR KOTA METRO
NAMA TITIK
Bidang Pemetaan Tata Ruang - Pusat Pemetaan Tata Ruang dan Atlas
BADAN INFORMASI GEOSPASIAL
Jl. Raya Jakarta-Bogor KM. 46, Cibinong 16911, GCP 08
Telp/Fax :(021)8796060/8764613
26
LAPORAN PENYUSUNAN GCP PETADASAR RDTR KOTA METRO
NAMA TITIK
Bidang Pemetaan Tata Ruang - Pusat Pemetaan Tata Ruang dan Atlas
BADAN INFORMASI GEOSPASIAL
Jl. Raya Jakarta-Bogor KM. 46, Cibinong 16911, GCP 09
Telp/Fax :(021)8796060/8764613
Kenampakan Menonjol : -
27
LAPORAN PENYUSUNAN GCP PETADASAR RDTR KOTA METRO
NAMA TITIK
Bidang Pemetaan Tata Ruang - Pusat Pemetaan Tata Ruang dan Atlas
BADAN INFORMASI GEOSPASIAL
Jl. Raya Jakarta-Bogor KM. 46, Cibinong 16911, GCP 10
Telp/Fax :(021)8796060/8764613
28
LAPORAN PENYUSUNAN GCP PETADASAR RDTR KOTA METRO
NAMA TITIK
Bidang Pemetaan Tata Ruang - Pusat Pemetaan Tata Ruang dan Atlas
BADAN INFORMASI GEOSPASIAL
Jl. Raya Jakarta-Bogor KM. 46, Cibinong 16911, GCP 11
Telp/Fax :(021)8796060/8764613
Kenampakan Menonjol : -
29
LAPORAN PENYUSUNAN GCP PETADASAR RDTR KOTA METRO
NAMA TITIK
Bidang Pemetaan Tata Ruang - Pusat Pemetaan Tata Ruang dan Atlas
BADAN INFORMASI GEOSPASIAL
Jl. Raya Jakarta-Bogor KM. 46, Cibinong 16911, GCP 12
Telp/Fax :(021)8796060/8764613
Kenampakan Menonjol : -
30
LAPORAN PENYUSUNAN GCP PETADASAR RDTR KOTA METRO
NAMA TITIK
Bidang Pemetaan Tata Ruang - Pusat Pemetaan Tata Ruang dan Atlas
BADAN INFORMASI GEOSPASIAL
Jl. Raya Jakarta-Bogor KM. 46, Cibinong 16911, GCP 13
Telp/Fax :(021)8796060/8764613
31
LAPORAN PENYUSUNAN GCP PETADASAR RDTR KOTA METRO
NAMA TITIK
Bidang Pemetaan Tata Ruang - Pusat Pemetaan Tata Ruang dan Atlas
BADAN INFORMASI GEOSPASIAL
Jl. Raya Jakarta-Bogor KM. 46, Cibinong 16911, GCP 14
Telp/Fax :(021)8796060/8764613
32
LAPORAN PENYUSUNAN GCP PETADASAR RDTR KOTA METRO
NAMA TITIK
Bidang Pemetaan Tata Ruang - Pusat Pemetaan Tata Ruang dan Atlas
BADAN INFORMASI GEOSPASIAL
Jl. Raya Jakarta-Bogor KM. 46, Cibinong 16911, GCP 15
Telp/Fax :(021)8796060/8764613
33
LAPORAN PENYUSUNAN GCP PETADASAR RDTR KOTA METRO