A. PENDAHULUAN ........................................................................................................................... 2
3-1
MODUL 1 PENGOLAHAN CITRA
A. PENDAHULUAN
Infrastruktur spasial berupa peta dasar merupakan syarat penting bagi pelaksanaan pelayanan
pertanahan bagi masyarakat. Beberapa manfaat peta dasar antara lain:
Sampai saat ini ketersediaan peta dasar di kantor pertanahan di Indonesia masih sangat
terbatas. Pelaksana kegiatan di kantor pertanahan senantiasa kesulitan menuntaskan tertib
administrasi data bidang tanah akibat tidak tersedianya peta dasar sehingga data bidang tanah
tidak terintegrasi satu sama lain. Hal ini mengakibatkan berbagai permasalahan yang tidak
hanya berdampak pada buruknya pelayanan pertanahan namun dapat menimbulkan
konflik/pertentangan yang berkaitan dengan tanah.
Kondisi seperti tersebut di atas kerap kali memaksa penggiat pertanahan di kantor pelayanan
untuk berkreasi secara otodidak dalam mencari sumber data peta dasar. Perolehan citra dari
instansi lain, pemanfaatan peta RBI, serta pemanfaatan peta foto format analog yang
bersistem lokal merupakan suatu upaya alternatif yang dilakukan pelaksana pelayanan guna
mendapatkan peta dasar.
Tanpa adanya panduan dari BPN Pusat tentunya pemanfaatan sumber data alternatif tersebut
dapat menimbulkan dampak permasalahan yang lebih kompleks. Akibatnya pelaksana
kegiatan akan bersikap pasrah dan mengabaikan arti pentingnya pemetaan bidang tanah bagi
keberlangsungan pelayanan pertanahan secara keseluruhan. Apabila hal ini terjadi, maka
impian untuk mendapatkan data lengkap bidang tanah secara nasional tidak akan terwujud.
Data bidang tanah hanya memiliki arti bagi pihak internal BPN namun selamanya tidak akan
memberikan dampak positif bagi perkembangan pembangunan karena tidak dapat
dimanfaatkan secara maksimal oleh instansi pemerintah lainnya.
Untuk menghindari dampak seperti tersebut di atas, maka pelaksanaa kegiatan di daerah perlu
mendapatkan panduan dan bimbingan terkait dengan:
3-2
Direktorat Pemetaan Dasar memiliki kewajiban untuk memberikan bimbingan dan panduan
pemetaan berkaitan dengan hal tersebut di atas. Untuk itu, penulisan modul-modul teknis
yang berkaitan dengan kegiatan pemetaan dasar ini diharapkan dapat bermanfaat bagi
pelaksana kegiatan di daerah dalam rangka penyiapan data spasial pertanahan.
Secara umum citra atau image merupakan salah satu format data spasial. Citra merupakan
data spasial yang menyajikan data suatu fenomena geografi yang disimpan dalam satu
rangkaian unit yang disebut pixel (picture element). Data citra dapat berupa:
Data citra harus melalui berbagai tahapan pengolahan sebelum dimanfaatkan sebagai peta.
Tahapan pengolahan yang dilalui sangat bervariasi bergantung pada jenis data citra yang
hendak digunakan. Tahapan tersebut di atas terdiri dari koreksi radiometris, koreksi
geometris, dan pembuatan mosaik digital.
Secara garis besar, alur kerja pengolahan citra digital dapat dilihat pada diagram berikut
(Diagram 1)
Data Citra
Koreksi
Radiometrik
Koreksi
Radiometrik
Mosaik
Digital
3-3
Pengolahan data citra spasial senantiasa terkait dengan suatu sistem pengolahan data yang
terdiri dari piranti keras (hardware) dan piranti lunak (software). Piranti keras yang
digunakan pada umumnya berupa unit komputer dengan spesifikasi yang khusus untuk
pengolahan data grafis.
Sedangkan piranti lunak yang dibutuhkan adalah perangkat lunak yang spesifik ditujukan
untuk pengolahan data citra digital (image processing software), antara lain PCI Geomatics,
Erdas Imagine/Leica Photogrammetric Suite, ENVI.
Modul 1 ini akan membahas mengenai pengenalan software pengolahan citra (a), pengenalan
data-data citra yang digunakan (b), pengolahan data citra satelit untuk pembuatan peta dasar
(c), Pemanfataan hasil scanning peta analog untuk peta dasar (d).
Materi pembelajaran modul ini menggunakan latihan/simulasi, untuk itu perlu diperhatikan
hal tersebut di bawah ini
Dalam modul 1 ini, perangkat lunak yang akan dibahas secara lebih lanjut adalah perangkat
lunak PCI Geomatics yang dikembangkan oleh suatu perusahaan di Kanada. Gambar 1
memeperlihatkan tampilan awal dari PCI Geomatics. Beberapa tool dalam PCI Geomatics,
antara lain:
1. Focus
Digunakan sebagai viewer, untuk membuka berbagai macam format data citra
(Gambar 2).
3-4
(Gambar 2. Tampilan Geomatica Focus)
2. Orthoengine
Merupakan tools yang digunakan untuk keperluan koreksi geometric dan mosaicking
citra satelit. Pada intinya orthoengine adalah tools pengolah data citra (gambar 3).
- Aerial photogrammetry
- Optical satelite modeling
- Radar satelite modeling
- Polynomial
- Thin plate spline
- Mosaic only
3. Modeler
3-5
Digunakan untuk menyederhanakan proses dengan cara membuat alur kerja, dengan
tujuan efisiensi dan automaticsasi dari alur proses pengolahan citra satellite dengan
menggunakan script pemrograman. Sehingga akan terasa lebih sederhana dan mudah.
4. Easi
Adalah tools pemrosesan data dengan menggunakan script dengan basic DOS, fungsi
dari tool ini hampir sama dengan tool visual modeler. Hanya saja perintah/ command
untuk menjalankan prosesnya dilakukan dengan menuliskan secara langsung script
perintahnya melalui DOS.
5. Fly
Adalah sebuah tool yang dapat menampilkan secara visual bentuk perspective dari
data ketinggina. Konsepnya adalah dengan data citra satellite yang telah di-drape
melalui data elevasi, sehingga user atau pengguna dapat mengontrol bentuk citra
satellite secara 3D.
6. Georaster
Merupakan salah satu keunggulan PCI Geomatic dalam mengolah database citra
satelit. Dengan Georaster pengguna dengan mudah untuk menyimpan dan mengambil
data hasil pengolahan didalam format database oracle 10g.
Tesselation adalah sekelompok partisi ruang atau sel yang membentuk suatu studi
area secara menyeluruh. Setiap sel mengandung nilai yang berasosiasi terhadap suatu
karakter yang spesifik atau tema tertentu. Beberap bentuk yang umum digunakan
dalam Tesselation dapat dilihat pada gambar 3 di bawah. Pada Tesselation, setiap sel
memiliki bentuk dan ukuran yang sama.
3-6
Gambar 4. Tiga bentuk Tesselation yang paling umum dijumpai: Kotak,
Hexagonal, dan Segitiga
Sel dengan bentuk kotak merupakan model Tesselation yang paling umum
digunakan, terutama karena proses georeferencing lebih mudah dilakukan. Model
Tesselation dengan bentuk ini dikenal secara luas dalam informasi geografis sebagai
raster atau peta raster.
Posisi suatu sel raster telah ditetapkan dalam suatu konvensi. Posisi tersebut dapat
berupa titik sentroid (titik tengah) atau dapat pula berada di pojok kiri bawah. Nilai
dari posisi lainnya dapat dikomputasi melalui suatu fungsi interpolasi.
Kelebihan dari model tesselation adalah cepatnya komputasi dalam analisa suatu
fenomena geografis. Hal ini dimungkinkan karena kita mengetahui bagaimana
kecenderungan seperangkat sel dalam mempartisi ruang. Akan tetapi karena ukuran
suatu sel ditetapkan terlebih dahulu maka batas dari sel bersifat artifisial dan tetap
sehingga batas dari sel belum tentu bersinggungan dengan batas dari fenomena yang
kita amati, faktor inilah yang menjadi kelemahan dari tesselation.
Raster atau peta raster adalah contoh umum dari tesselation. Citra atau image
(satelit atau foto udara) adalah contoh lain dari tesselation namun tidak dapat
dikategorikan sebagai raster. Mengapa?
Pada raster, setiap sel memiliki nilai yang disesuaikan dengan suatu tema,
contohnya peta raster tutupan lahan. Pada kasus ini, sel dengan warna hijau (nilai 0
255 0) ditetapkan untuk mewakili tutupan lahan jenis hutan, warna merah (255 0 0)
untuk mewakili jalan, dsb. Sedangkan pada citra, nilai suatu sel mewakiliki nilai
pantulan sinar matahari dari suatu benda.
2. Jenis Citra
Pada paragraf sebelumnya telah dijelaskan mengenai pengertian data citra/raster.
Selanjutnya akan dibahas mengenai beberapa jenis citra yang umumnya digunakan
dalam pengolahan data citra digital.
Citra satelit
Gambaran mengenai obyek permukaan bumi diperoleh dari pantulan sinar
matahari dari suatu obyek di bumi yang kemudian diterima oleh sensor pada
wahana satelit. Oleh karena sensor memanfaatkan sumber cahaya matahari maka
3-7
citra ini umumnya disebut citra satelit optis. Beberapa jenis data citra satelit
dengan spesifikasi dan kesesuaian skala peta dijelaskan pada tabel di bawah.
3-8
D. PENGOLAHAN DATA CITRA SATELIT UNTUK PEMBUATAN PETA DASAR
Data penginderaan jauh yang diperoleh dari wahana satelit merupakan data yang
umumnya digunakan untuk menghasilkan peta dasar. Data citra satelit memiliki
spesifikasi khusus yang dapat dimanfaatkan dalam proses pengolahan citra digital. Pada
perangkat lunak PCI Geomatics, proses pengolahan citra satelit untuk menghasilkan peta
dasar dapat dilihat pada diagram di bawah
Membuat Project
Import Image
Generate
Model
Diagram 2. Alur Kerja Pengolahan Data Citra Satelit Dengan PCI Geomatics
3-9
1. Membuat Project (CREATE PROJECT)
Di Box Name, isi dengan Nama Files, contohnya seperti dibawah ini :
Filename :
C:\OJT\PengolahanCitra \QUICKBIRD\TATUI
PAPUA\PROJECT\TATUI_QB.prj
C:\OJT\PengolahanCitra \QUICKBIRD\UBER
BANDUNG\PROJECT\UBER_QB.prj
Name :
IMPORT CITRA QUICKBIRD
Description :
LATIHAN PCI
Match Modeling Method :
Optical Satellite Modeling
3 - 10
Option :
Toutins Models (High Res)
Untuk Options, satellite orbital ada 3 metode pilihan sensor yang bisa
digunakan, antara lain :
- Toutin’s Model (Low Res), digunakan untuk citra satelit optic yang
beresolusi rendah atau Radar Satellite Sensor, Landsat, Radarsar, Spot.
- Toutin’s Model (High Res), digunakan untuk citra satelit optic yang
beresolusi tinggi seperti Quickbird, Ikonos, Word View 2, Geo Eye,
Komposat, Formosat, Spot 5, Alos.
Di Box Set Projection, klik Earth Model untuk memilih system proyeksi
yang akan digunakan misalnya UTM, pilih Datum yang akan digunakan
3 - 11
misalnya WGS 1984 : D000 – WGS 1984 (Global Definition)
Klik Accept
Klik Accept.
Gambar 7.
3 - 12
Pilihkan bidang datar permukaan bumi di proyeksi UTM tersebut di Box
UTM Rows, jika data citra lokasinya berada di bagian utara garis equator
Klik Southerm Hemisphere dan jika data citra lokasinya berada di bagian
utara garis equator Klik Northerm Hemispehere, karena data sample citra
yang digunakan untuk training PCI_2011 berada didaerah bagian selatan
equator, maka kita klik southerm hemisphere.
Gambar 8
Klik Accept.
Selanjutnya akan muncul menu Set Projection, Klik box Set GCP
Projection based on Ouput Projection.
Di Box Name, isi dengan Nama Files, contohnya seperti dibawah ini :
Filename :
C:\OJT\PengolahanCitra \GEOEYES\PROJECT\PADANG_GY.prj
Name :
IMPORT CITRA GEOEYES
Description :
LATIHAN PCI
Match Modeling Method :
3 - 14
Optical Satellite Modeling
Option :
Toutins Models (High Res)
Match Modelling Method, klik Optical satellite Modeling dan pilih
Rational Functions (Compute From GCP)
Untuk project Rational Functions ada 2 metode pilihan sensor yang bisa
digunakan, antara lain :
Di Box Set Projection, klik Earth Model untuk memilih system proyeksi
yang akan digunakan misalnya UTM, pilih Datum yang akan digunakan
misalnya WGS 1984 : D000 – WGS 1984 (Global Definition).
3 - 15
Klik Accept
Klik Accept.
3 - 16
Pilihkan bidang datar permukaan bumi di proyeksi UTM tersebut di Box
UTM Rows, jika data citra lokasinya berada di bagian utara garis equator
Klik Southerm Hemisphere dan jika data citra lokasinya berada di bagian
utara garis equator Klik Northerm Hemispehere, karena data sample citra
yang digunakan untuk training PCI_2011 berada didaerah bagian selatan
equator, maka kita klik southerm hemisphere.
Klik Accept.
Selanjutnya akan muncul menu Set Projection, Klik box Set GCP
Projection based on Ouput Projection.
3 - 17
Klik OK.
C:\OJT\PengolahanCitra\QUICKBIRD\TATUI
PAPUA\PROJECT\TATUI_QB.prj
Pada Box Request Channel, klik semua channel 123 (1: Red, 2 : Green, 3 :
Blue)
Selanjutnya Klik Select CD Image Filename, untuk path file data sample
berada di:
3 - 18
C:\ OJT \ PengolahanCitra \QUICKBIRD\TATUI PAPUA\RAW
DATA\052501215030_01_P002_PSH F\ 08MAY18013758-S2AS-
052501215030_01_P002.tif
Klik box READ, akan muncul panel dos yang berfungsi sebagai informasi
proses raw data sedang di lakukan.
3 - 19
Gambar 17 : Proses Import File Image dan Tampilan Data
C:\OJT\PengolahanCitra\QUICKBIRD\UBERBANDUNG\PROJECT\U
BER_QB.prj
Pilih Data Input , selanjutnya Klik menu Read PCIDSK Data
3 - 20
Setelah muncul menu Open Image, pilih New Image dan open file data di
C:\OJT\PengolahanCitra \QUICKBIRD\UBER BANDUNG\RAW
DATA\C1_01.PIX DAN C1_03.PIX
Klik Yes untuk membuat Build Overview.
Untuk melihat hasil import data, klik box Quick Open/Quick Open &
close/ Open.
OrthoEngine dapat melakukan koleksi GCP dengan beberapa jenis data control,
diantaranya :
Text Files, data tersebut berformat *.txt, colum format ID,X,Y,Z biasanya
data tersebut hasil pengukuran GPS.
Image yang sudah bergeorefence (Geocoding Image)
Vektor Files, data harus berformat GIS File default support data DXF dan
Shafe Files.
Peta Topography, data peta bisa hasil scanning yang sudah di georefence atau
vector.
Chips Database, apabila mempunyai data berformat geodatabase di Oracle 9g
atau 10g bisa langsung di import ke menu GCP Collection.
Model
Minimum GCP Rekomendasi
Matematis
Satellite Orbital :
3 - 23
Scene
Rational Functions :
3 - 24
bervariasi.
Polynomial :
Untuk lebih jelasnya tahapan koleksi GCP sebagai berikut (sample Data
Geoyes 0.5 M ) :
Buka menu OrthoEngine, dan pilih File Menu lalu klik New.
Buka file project C:\OJT\PengolahanCitra
\GEOEYES\PROJECT\PADANG_GY.prj
Pada Box Processing Step, Pilih Data Input
Setelah muncul menu Open Image, pilih New Image dan open file data di
3 - 25
C:\OJT\PengolahanCitra \GEOEYES\RAW DATA\ 0LBRT-20102011.tif
dan 0RBRT-20102011.tif
Klik Yes untuk membuat Build Overview.
Jika Project berisi beberapa image yang overlap, maka harus dilakukan
koreksi posisi antar image, yaitu dengan cara mengkoleksi GCP dan Tie
Point di dalam image yang overlap.
- Outliers
3 - 29
Residual Errors Are All Zero, jika nilai residual kosong, biasanya ini
disebabkan kurang memenuhi syarat jumlah titik gcp (minimum gcp).
Sebaiknya di lakukan penambahan GCP.
- Klik Point.
- Di tampilan View klik lokasi titik yang baru, dan klik Use Point
Untuk default channel input dan output akan otomatis sama, Radiometric Terrain
Corection defaulnya 32 bit real channel. Dem format Image 32 Bit Real dan
bergeorefensi, tahapan proses orthorectifikasi sebagai berikut :
Gambar 29 :3Menu
- 31 Ortho Generation
Klik Schedule Ortho Generation
Di Box Image, Avaiable Image pilih image yang akan diproses (Image To
Process)
Pada menu Ortho Image Production, select image yang akan di Box Avaiable
Image dan Alihkan dnegan tanda panah ke Box Image to process.
Di Box Orthoimage, cari folder penyimpan dan buat nama files, folder default
output ortho image akan sama folder file project, dengan tanda khusus yaitu
huruf “o”, misalnya data asli : 0LBRT-20102011.tif maka output nya akan
otomatis dibere nama file : o0LBRT-20102011.pix/tif.
Klik Recompute, untuk koordinat Upper Left/Lower Right dan Upper
Left/Lower Right.
Di box DEM, pilih data DEM C:\OJT\PengolahanCitra
\GEOEYES\PROJECT\GCP\ DEM_TOPO.tif, Elevation Unit pilih meter
Klik Generate.
3 - 32
Untuk Melihat hasil Ortho Buka Menu Focus Open Image o0LBRT-
20102011.pix dan o0RBRT-20102011.pix
Klik box Define Mosaic Area, untuk membuat batas area gabungan image.
Dalam menu Define Mosaic Area, klik Define New Mosaic Area, drag area
yang akan di buat dengan menggunakan mouse.
Klik box Create Mosaic Files, simpan dan beri nama file hasil mosaic. Format
*.tif san *.pix.
Misalnya : C:\OJT\PengolahanCitra
\GEOEYES\PROJECT\GCP\Mosaic Geoyes.tif
Pada menu Automatic Mosaicking, pilih image yang akan terlebih dahulu
diproses di box Starting Image.
Pada Box Color Balance, isi dengan pilihan metode yang di inginkan.
- Overlap Area
3 - 34
- Entire Image
Pada box Cutline, ada beberapa metode untuk membuat secara otomatis
cutline, yaitu :
- Min Diference
- Min Relative Diference
- Edge Features
- Entire Image
Gambar 34 :
3 - 35
Jika dalam Preview Image Mosaic sudah cukup, Klik Generate Mosaic.
BPN2011\GEOEYES\PROJECT\GCP\Mosaic Geoyes.tif
Pada menu reprojection, klik Browse Source File (image yang di tranformasi)
dan Destination File nya (output hasil transformasi).
Pada box sistem koordinat pilih Other, dan Klik Tranverse Mercator.
Klik Accept.
pilih Datum yang akan digunakan misalnya WGS 1984 : D000 – WGS 1984
(Global Definition).
Klik Accept.
3 - 36
Gambar 37 : Sistem Koordinat TM
Isi box True Origin (Central Meridian), contoh 100o 30’ 00” untuk zone 47.1 ,
Scale Factor : 0.9999, False Easting : 200000 dan False Northing : 1500000.
Klik Accept.
3 - 37
Pada box Selected Layer, pilih Select All dan Add ke Box Destination Layer,
pilih select all.
Klik Reproject.
3 - 39
Gambar 41: Proses Membuka Citra
Pilih Finish
selanjutnya klik tool untuk melakukan proses pansharp
Selanjutnya Pilih Algoritma Librarian pada menu Tools, lalu pilih
Pansharp.
3 - 41
Pilih Input untuk memasukan kanal citra multispektral (dengan kombinasi
seluruh band)
Lalu masukkan reference image pada InputRef sesuai dengan jenis citra
satelit multispectral (dengan kombinasi band 1,2, 4 untuk citra SPOT5)
dan kemudian masukkan kanal citra pankromatik pada InputPan
3 - 42
Hasil dapat ditampilkan dan langsung disave atau hanya ditampilkan
sesuai pilihan pada Output Ports
Untuk menjalankan program klik Run
3 - 43
Gambar 43: Hasil Pansharp
Selain itu, kandungan informasi yang terdapat pada peta-peta tersebut dapat dikatakan
telah “kadaluarsa” yang disebabkan adanya pembangunan fisik yang merubah kondisi
suatu wilayah yang tidak diimbangi dengan proses updating peta dasar. Namun demikian,
dalam situasi dimana tidak terdapat sumber data terbaru dalam bentuk citra satelit, foto
udara, dan sumber lainnya maka keberadaan peta-peta tersebut dapat dimanfaatkan.
Untuk memaksimalkan pemanfaatan peta-peta tersebut, maka perlu dilakukan konversi
dari media analog (kertas) menjadi peta berformat digital.
3 - 44
Proses konversi peta analog menjadi peta digital dilakukan dengan proses scanning peta
analog untuk menghasilkan data digital raster. Data raster yang dihasilkan merupakan
data yang memiliki sistem koordinat computer, oleh sebab itu perlu dilakukan kegiatan
mereferensikan data raster ke sistem koordinat yang dikehendaki. Untuk melakukan
proses referensi digunakan proses rektifikasi citra. Data raster yang telah direferensikan
selanjutnya diubah ke format vector melalui proses digitasi (modul 2)
Adapun tahapan rektifikasi peta analaog yang di-scan diilustrasikan pada diagram di
bawah.
Scanning Peta
Setup Projection
Input Image
Collect GCPs
Generate
Rectify
Pada bab ini, akan dibahas secara lebih lanjut proses rektifikasi untuk menetapkan sistem
koordinat bagi peta analog yang telah di-scan. Untuk keperluan latihan maka digunakan
data latihan yang disimpan dalam folder Contoh Peta Garis
3 - 45
Dalam data untuk latihan (folder Contoh Peta Garis), terdapat beberapa contoh
hasil scanning peta garis analog yang disimpan dalam bentuk data raster format
TIFF.
2. Membuat project
a. Membuat Project Dengan Model Matematis Polynomial
Model Matematika (Match Model) polynomial merupakan model matematika
sederhana yang cocok untuk melakukan rektifikasi berdasarkan titik kontrol
dua dimensi. Penggunaan model polynomial dikarenakan data raster yang
akan direktifikasi merupakan peta yang telah dikoreksi secara geometris.
Di Box Name, isi dengan Nama Files, contohnya seperti dibawah ini :
Filename :
C:\OJT\PengolahanCitra \Contoh Peta Garis\Project\konversi.prj
3 - 46
Name :
Rektifikasi peta
Description :
LATIHAN PCI
Match Modeling Method :
Optical Satellite Modeling
Option :
Toutins Models (High Res)
Jika sudah lengkap semua isian project, klik accept
Di Box Set Projection, klik Earth Model untuk memilih system proyeksi
yang akan digunakan (Others), pilih Generic Projection yang akan
digunakan (Transverse Mercator).
Klik Accept
3 - 47
Gambar 45 : Input Sistem Koordinat TM
Klik Accept.
Pilih Datum WGS84 (Global Definition) pada Earth Model dan klik accept
3 - 48
Isi baris Output Pixel Spacing dengan nilai 0.3
Pilih Set GCP Projection based on Output Projection dan klik accept
3. Input Image
Pilih GCP Collection pada Processing Step dan klik Open a new or existing
image
3 - 49
Pilih data yang akan direktifikasi (dapat dilakukan untuk beberapa data dengan
cara memblok pilihan dengan mouse) dan klik open
Klik close
4. Collect GPS
Pengumpulan titik control untuk rektifikasi dapat dilakukan dengan berbagai cara.
Pada umumnya pengumpulan titik kontrol dilakukan dengan cara manual atau dapat
menggunakan data vektor yang sudah ada. Untuk latihan ini, pengumpulan titik
kontrol dilakukan dengan cara manual. Titik kontrol yang digunakan adalah 4 titik
pojok muka peta yang nilai koordinatnya dapat dilihat secara visual pada data raster.
Tahapan pengumpulan titik kontrol adalah sebagai berikut:
3 - 50
Pilih file raster (48.1-24.172-04-1.tif) yang akan dikoreksi dan klik open, akan
tampil jendela viewer untuk citra yang dibuka
Zoom pada pojok kiri bawah tampilan peta sebelah kiri Viewer sehingga
koordinat titik pojok terlihat jelas,
3 - 51
Geser tanda cross warna merah ke titik pojok muka peta dan klik Use Point
Masukkan nilai koordinat pada baris easting northing pada panel GCP
Collection dan klik Accept (lihat gambar di bawah)
3 - 52
Gambar 47 : Input Koordinat
Zoom tampilan viewer ke pojok kanan bawah muka peta dan klik Use Point
Masukkan nilai koordinat pojok kanan bawah pada baris easting northing
panel GCP Collection, kemudian klick Accept (lihat gambar bawah)
Masukkan nilai koordinat pojok kiri atas pada baris easting northing panel
GCP Collection, kemudian klick Accept (lihat gambar bawah)
Zoom tampilan viewer ke pojok kanan atas muka peta dan klik Use Point
Masukkan nilai koordinat pojok kiri atas pada baris easting northing panel
GCP Collection, kemudian klick Accept (lihat gambar bawah)
3 - 54
Lakukan langkah di atas untuk keseluruhan citra yang di input
3 - 55
Selanjutnya kita lakukan resampling untuk membuat citra baru dengan sistem
koordinat yang dituju. Untuk itu pilih Geometric Correction dan pilih
Schedule Geometric Correction
Pilih citra yang akan dikoreksi dan beri nama file citra yang baru
3 - 56
Gambar 49 . Hasil setelah rektifikasi
3 - 57