Anda di halaman 1dari 56

Modul Penyusunan SIG Tematik Jalan Daerah

menggunakan ARCGIS 10.3

Balai Pemetaan dan Informasi Infrastruktur


Pusat Data dan Teknologi Informasi
2017
Modul Penyusunan SIG Tematik Jalan Daerah menggunakan ARCGIS 10.3 2017

DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ................................................................................................................................. i
I. PENDAHULUAN ................................................................................................................. 1
II. SEKILAS TENTANG ARCGIS............................................................................................. 3
2.1. ArcCatalog .................................................................................................................... 3
2.2. ArcMap .......................................................................................................................... 6
III. KONVERSI BERAGAM FORMAT DATA............................................................................. 8
3.1. Format Data .dwg (CAD)............................................................................................... 8
3.1.1. Cleansing Data .dwg ............................................................................................. 8
3.1.2. Konversi Data CAD Drawing ke Shapefile ...........................................................10
3.2. Format Data .kml/ .kmz dan .gpx ................................................................................11
3.2.1. Data Format .kml/ .kmz ........................................................................................11
3.2.2. Data Format .gpx .................................................................................................12
3.3. Format Data .jpg atau .pdf ...........................................................................................13
IV. PENGOLAHAN DATA FORMAT .SHP ...............................................................................22
4.1. Penyusunan .shp Menggunakan Peta Dasar RBI ......................................................22
4.1.1. Pengisian Data Atribut .........................................................................................22
4.1.2. Menggabungkan (Merge) dan Memisahkan (Split) Ruas Jalan ............................26
4.1.3. Export Data ..........................................................................................................28
4.2. Perbaikan .shp Berdasarkan Peta Dasar RBI ............................................................29
4.2.1. Konversi Sistem Koordinat ...................................................................................29
4.2.2. Perbaikan Vektor Ruas Jalan ...............................................................................31
4.2.3. Perbaikan Data Atribut .........................................................................................35
4.3. Menggabungkan (Merge) Beberapa Shapefile ...........................................................37
4.4. Digitasi Ruas Jalan di Atas Citra Satelit ....................................................................39
4.5. Penamaan File Shapefile .............................................................................................42
V. PENYUSUNAN LAYOUT PETA .........................................................................................44
5.1. Penyusunan Frame Layout Peta .................................................................................44
5.2. Penyusunan Informasi Peta ........................................................................................46
VI. PENGISIAN METADATA ...................................................................................................52

Halaman | i
I. PENDAHULUAN

Kebijakan Satu Peta, yang selanjutnya disebut KSP adalah arahan strategis dalam
terpenuhinya satu peta yang mengacu pada satu referensi geospasial, satu standar, satu
basis data, dan satu geoportal pada tingkat ketelitian peta skala 1:50.000 yang tertuang
di dalam Perpres No. 9 Tahun 2016 tentang Percepatan Kebijakan Satu Peta. Perpres
tersebut mengatur tentang berbagai peta tematik produksi Kementerian/Lembaga/Instansi
sesuai dengan tugas masing-masing serta target capaian mulai tahun 2016 sampai tahun
2018, melalui 3 proses Kompilasi, Sinkronisasi dan Integrasi. Berdasarkan arahan Bapak
Presiden, target penyelesaian Percepatan Kebijakan Satu Peta dibagi menjadi: Pulau
Kalimantan (tahun 2016); Pulau Sumatera, Pulau Sulawesi dan Bali Nusa Tenggara (tahun
2017) serta Pulau Maluku dan Papua (tahun 2018).
Percepatan Kebijakan Satu Peta memiliki target terintegrasinya 85 peta tematik,
diantaranya 11 peta tematik merupakan tugas Kementerian PUPR meliputi: Peta Jalan Tol,
Jalan Nasional dan Jalan Provinsi/Kabupaten/Kota, Peta Bendungan Eksisting dan
Rencana, Peta Air Tanah, Peta Ketersediaan Air, Peta Sabo Dam, Peta Irigasi Permukaan,
Peta Pengaman Pantai, Peta TPA, Peta SPAM, Peta IPAL/IPLT dan Peta Rusunawa.
Kebijakan satu peta diharapkan menghasilkan output peta dengan standar yang
sama. Oleh sebab itu, penyusunan peta Jalan Daerah (Provinsi/Kabupaten/Kota)
diharapkan mengikuti standar yang telah dibuat oleh Badan Informasi Geospasial dalam
peta dasarnya. Beberapa standar peta yang dapat dirangkum antara lain:
1. Format Data Geodatabase/Shapefile
Penyusunan peta Jalan Daerah diharuskan menggunakan format geodatabase atau
shapefile untuk memberikan kemudahan dalam proses sinkronisasi dan integrasi
dengan Informasi Geospasial Dasar (IGD) atau Informasi Geospasial Tematik (IGT)
yang bersumber dari Kementerian/Lembaga/Instansi lain.
2. Sistem koordinat Geographic WGS 1984
Pembuatan peta tematik Jalan Daerah diharuskan memakai sistem koordinat
Geografis WGS 1984 sesuai dengan standar di dalam peta RBI untuk
mempermudah proses penggabungan data seluruh Indonesia.
3. Sesuai dengan Peta Dasar
Peta dasar yang dimaksud ialah peta dasar Jalan yang ada di dalam Peta RBI skala

1
Modul Penyusunan SIG Tematik Jalan Daerah menggunakan ARCGIS 10.3 2017

1:50.000 atau skala 1:25.000. Vektor peta tematik Jalan Daerah diharapkan
menghasilkan data sesuai dengan peta dasar karena peta RBI sudah melalui tahap
verifikasi keakurasian dan topologi, sehingga proses integrasi dan sinkronisasi
dengan peta tematik yang lain tidak mengalami overlap.
4. Keseragaman Struktur Atribut Data
Kementerian PUPR telah menyusun Kamus Data Geospasial sebagai panduan
dalam pembuatan struktur data. Kamus Data ini dibuat berdasarkan format isian
data dalam Lampiran II, Permen PUPR no. 25/PRT/M/2014 tahun 2014.
5. Metadata yang Jelas dan Terperinci
Pembuatan metadata yang digunakan dalam KSP ialah standar metadata
ISO19115. Metadata diharapkan diisi dengan terperinci untuk memberikan
keterangan yang sesuai dengan Peta Jalan Daerah yang dihasilkan.

Pengolahan data Peta Jalan Daerah dalam kegiatan ini menggunakan perangkat
lunak ArcGIS 10.3 dengan pertimbangan kemudahan dan kelengkapan fitur dalam
pengoperasiannya. Output dari kegiatan ini untuk menghasilkan data format .shp yang
sesuai dengan standar peta tematik KSP.
Masing-masing pemerintah kabupaten/ kota atau provinsi pada umumnya sudah
memiliki data digital terkait pemetaan jalan daerah dengan berbagai macam format. Untuk
itu, dalam modul dijelaskan bagaimana cara mengkonversi beragam format data ke dalam
format .shp. serta proses memperbaiki data, melengkapi data atribut sesuai kamus data
serta menyusun/mengisi metadata sesuai standar KSP.

Halaman | 2
Modul Penyusunan SIG Tematik Jalan Daerah menggunakan ARCGIS 10.3 2017

II. SEKILAS TENTANG ARCGIS


Aplikasi ArcGIS sebenarnya terdiri dari beberapa aplikasi dasar yaitu: ArcMap, ArcCatalog,
ArcToolbox, ArcScene dan ArcGlobe.
1. ArcMap merupakan aplikasi utama yang digunakan untuk mengolah, membuat,
menampilkan, memilih, editing dan layout peta
2. ArcCatalog merupakan aplikasi yang berfungsi untuk mengatur berbagai macam data
spasial dalam ArcMap, meliputi fungsi browsing, organizing, distributing, deleting data-
data spasial
3. ArcToolbox merupakan aplikasi perangkat/tools dalam melakukan analisis-analisis
geospasial
4. ArcScene merupakan aplikasi mengolah dan menampilkan peta-peta ke dalam bentuk
3D
5. ArcGlobe merupakan aplikasi yang berfungsi untuk menampilkan peta-peta 3D ke
dalam bola dunia dan dapat dikoneksikan langsung dengan internet.

2.1. ArcCatalog

ArcCatalog adalah salah satu program dari ArcGIS yang bisa digunakan antara lain
untuk menelusuri atau mencari data (browsing), mengorganisir (organizing),
mendistribusikan (distributing) dan mendokumentasikan (documenting) suatu struktur data
dalam ArcGIS. ArcCatalog menyediakan beberapa fungsi antara lain untuk menampilkan
(preview), membuat dokumen dan mengatur data geografis serta membuat geodatabase
untuk menyimpan data spasial dan tabular.
ArcCatalog dapat digunakan untuk mengatur dan mengelola folder dan file-file data
ketika membuat project database di dalam computer dengan geodatabase serta mengimpor
feature class dan tabel. Dengan ArcCatalog Anda juga bisa membuat, menampilkan dan
merevisi metadata, mendokumentasikan dataset dan juga project yang Anda buat.
1. Klik Start  Program  ArcGIS  ArcCatalog, setelah terbuka maka akan muncul
antar muka sebagai berikut:

Halaman | 3
Modul Penyusunan SIG Tematik Jalan Daerah menggunakan ARCGIS 10.3 2017

Antar muka ArcCatalog terbagi menjadi 3 bagian utama, antara lain:


a. Catalog Tree yang menampilkan katalog penyimpanan file berbasis GIS, baik
yang tersimpan di dalam local drive, server maupun yang berbasis WebGIS.
b. Display yang menampilkan direktori konten GIS serta dapat menampilkan
Preview dari file terpilih dan Description yang dapat memperlihatkan metadata.
c. Menu bar menampilkan berbagai macam fungsi menu dan tool untuk melakukan
input, manajemen, pemrosesan dan analisa data.

2. Browsing Data dengan ArcCatalog dilakukan dengan terlebih dahulu mengkoneksikan folder
dimana data akan disimpan. Klik Connet Folder kemudian browse lokasi penyimpanan data.
Contoh D:\Latihan lalu klik OK.

3. Menggunakan ArcCatalog
 Pilihlah folder data yang ingin diakses. Contoh D:\Latihan\Data. Perhatikan beberapa
perbedaan simbol yang terdapat di dalam ArcCatalog seperti yang ditunjukkan di

Halaman | 4
Modul Penyusunan SIG Tematik Jalan Daerah menggunakan ARCGIS 10.3 2017

sebelah kanan ini.


a. Shapefile (.shp) merupakan format file vektor untuk mengolah data GIS.
Format .shp terdiri dari:
 Point shapefile merupakan jenis data vektor berupa titik, biasa digunakan
untuk menampilkan sebaran lokasi infrastruktur tertentu.
 Line shapefile merupakan jenis data vektor berupa garis, biasa digunakan
untuk menampilkan jalan, sungai, garis batas, dan lain-lain.
 Polygon shapefile merupakan jenis data vektor berupa area, biasa
digunakan untuk menampilkan penampang yang memiliki luasan.
b. Raster image adalah data berupa gambar yang memiliki pixel.

c. Geodatabase merupakan sistem folder yang ada di dalam ArcGIS untuk


memudahkan pengguna dalam penyimpanan data-data suatu project. File vektor
maupun raster yang ada di dalam suatu geodatabase dapat ditentukan
ekosistemnya sehingga mampu mengjasilkan georeferensi yang sama. Data yang
dihasilkankanpun dapat memiliki sistem proyeksi yang seragam. Di dalam
geodatabase terdapat beberapa simbol yang perlu diketahui antara lain:
 Feature dataset merupakan sub folder dari geodatabase untuk
menampung beberapa feature class.
 Feature class merupakan data vektor, sama halnya dengan shapefile terbagi
menjadi feauture class point , line dan polygon .

 Pada tab Preview, Anda da pat menampilkan


data dalam bentuk tabular maupun dalam
bentuk gambar. Jika Anda mengubah pilihan
pada Table, maka ArcCatalog akan menampilkan
data dalam bentuk tabel. Sedangkan bila Anda
mengubahnya menjadi pilihan Geography maka
data akan ditampilkan data dalam bentuk gambar.

Halaman | 5
Modul Penyusunan SIG Tematik Jalan Daerah menggunakan ARCGIS 10.3 2017

 Untuk menambahkan data shapefile (.shp) baru dalam


ArcCatalog dilakukan dengan terlebih dahulu
menentukan lokasi file yang akan dibuat, kemudian di
bagian Display pada tab Contents, klik kanan, pilih New
 Shapefile.

Tentukan nama shapefile, feature type (polygon, polyline,


atau point) dan sistem koordinat. Sistem koordinat untuk
kegiatan pelatihan ini ialah Geographic WGS 1984. Sistem
koordinat ini dapat ditemui dengan klik Edit, Pilih Geographic
Coordinate Systems  World  WGS 1984.

2.2. ArcMap

1. Buka Aplikasi ArcGIS  ArcMap


2. ArcMap  Getting Started, Pilih Blank Map, lalu klik OK
Tampilan ArcMap terdiri atas tiga bagian, yaitu:
a. Menu bar menampilkan berbagai macam fungsi menu dan tool untuk melakukan
input, manajemen, pemrosesan dan analisa data, serta pembuatan output peta.
b. Table of Content (TOC) menampilkan setiap layer peta yang dibuka di ArcMap. TOC
dapat digunakan untuk melakukan manipulasi data seperti pengaturan symbol,
label, skala, transparansi, dan lain-lain.
c. Layar Tampilan atau Display untuk menampilkan, menganalisis, input dan editing
data.

Halaman | 6
Modul Penyusunan SIG Tematik Jalan Daerah menggunakan ARCGIS 10.3 2017

3. Tools dalam ArcMap terdiri dari beberapa ikon

Icon Name Tool Fungsi


Zoom In Memperjelas tampilan dalam skala besar
Zoom Out Memperjelas tampilan dalam skala kecil
Pan Menggeser tampilan peta
Full Extend Menampilkan peta secara keseluruhan
Fixed Zoom In Merubah skala menjadi lebih besar
Fixed Zoom Out Merubah skala menjadi lebih kecil
Back Menampilkan ke zoom sebelumnya
Forward Menampilkan tampilan zooming sesudahnya

Halaman | 7
Modul Penyusunan SIG Tematik Jalan Daerah menggunakan ARCGIS 10.3 2017

III. KONVERSI BERAGAM FORMAT DATA


3.1. Format Data .dwg (CAD)

Pengolahan data untuk penyusunan sistem informasi geografis dari data AutoCad dengan
menggunakan contoh jalan kabupaten/ provinsi, dilakukan melalui tahapan-tahapan berikut
ini:

3.1.1. Cleansing Data .dwg


Untuk mengurangi pekerjaan editing data di ArcMap, sebelum kita melakukan
konversi data dari drawing (*dwg) ke shapefile (*shp), maka lakukan cleansing data di
AutoCad, dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Buka aplikasi AutoCad 2014, aktifkan toolbar Standard dan toolbar Layers dari Menu
View  Toolbars. Buka data data format .dwg (contoh: Jalan Kab Lampung
Utara.dwg), pilih tab Model

2. Bersihkan block, style text dengan menggunakan mengetikkan perintah Purge pada
command line  Klik Enter  Purge All  Purge All Item

Halaman | 8
Modul Penyusunan SIG Tematik Jalan Daerah menggunakan ARCGIS 10.3 2017

3. Klik pada Layer Properties Manager, klik kanan Select All, klik pada tanda untuk
mematikan semua layer.

4. Identifikasi satu-persatu layer dengan menghidupkan kembali masing-masing layer.


Gambar layer yang tidak memperlihatkan adanya keberadaan jalan dapat dimatikan
kembali.
5. Lakukan pengecekan terhadap layer-layer data yang tampak memiliki gambaran ruas
jalan kabupaten, apabila terdapat layer yang masih tergabung satu sama lain atau
apabila terdapat jalan daerah yang terpisah, pindahkan ke dalam satu layer jalan.
Caranya ialah pilih ruas jalan yang akan dipindahkan layernya  Klik Layer Control di
dalam toolbar Layer kemudian pilih layer yang akan dimasukkan ruas jalannya.

6. Blok seluruh vektor dari layer aktif yang sudah dipilih sebelumnya  Klik Menubar Insert
 Write Block  Tentukan nama file dan lokasi penyimpanan  OK.

Halaman | 9
Modul Penyusunan SIG Tematik Jalan Daerah menggunakan ARCGIS 10.3 2017

7. Cek hasil dengan klik Open  buka block file yang sudah dibuat. Cek apakah koordinat
yang dihasilkan sama dengan koordinat pada file dwg sebelumnya. Jika sama maka file
sudah dapat dibuka dan dikonversi menjadi shp di dalam software ArcGIS.

3.1.2. Konversi Data CAD Drawing ke Shapefile

1. Klik Add Data kemudian browse file yang sudah dihasilkan dalam proses cleansing
(contoh: jalan_kab_lampung_utara)  klik 2 kali file tersebut  Pilih Polyline  Add

2. Klik kanan layer yang muncul  Data  Export Data  browse lokasi penyimpanan
file  tentukan nama dan jenis output file ke Shapefile  Save  klik Yes untuk
menampilkan output shp yang dihasilkan.

Halaman | 10
Modul Penyusunan SIG Tematik Jalan Daerah menggunakan ARCGIS 10.3 2017

3.2. Format Data .kml/ .kmz dan .gpx

Data berbasis GIS seringkali masih bersumber dari data non .shp yang masih belum
memiliki informasi atribut yang lebih komprehensif seperti: data Global Positioning System
(GPS) berupa data .gpx, data hasil digitasi pada Google Earth atau Google Maps dengan
format .kml atau .kmz. Data format ini dapat dipakai untuk mendapatkan vektor ruas-ruas
jalan yang telah dibuat. Data ini kemudian dikonversi menjadi data berformat .shp untuk
kemudian diolah lebih lanjut di ArcGIS. Konversi dilakukan menggunakan fitur Conversion
Tool dalam ArcGIS.

3.2.1. Data Format .kml/ .kmz


Dewasa ini, aplikasi Google Earth dapat membantu untuk kebutuhan pemetaan dan
pencarian lokasi tertentu. Data hasil pemetaan di aplikasi Google Earth (.kml atau .kmz)
dapat dikonversi ke dalan data format ArcGIS (shapefile) dengan langkah-langkah sebagai
berikut:
3. Siapkan file hasil digitasi di Google Earth atau Google Maps ke dalam format file .kml
ataupun .kmz.

4. Buka ArcMap. Aktifkan ArcToolbox pada toolbar Standard  Conversion Tools


 From KML  KML To Layer

Halaman | 11
Modul Penyusunan SIG Tematik Jalan Daerah menggunakan ARCGIS 10.3 2017

5. Masukan file Jalan_kab_lahat.kmz sebagai input, tentukan


lokasi folder penyimpanan hasil output dan terakhir isikan
nama layer di kolom Output Data  Klik OK.

6. Hasil akan ditampilkan di ArcMap sebagai Feature Class

7. Untuk mengkonversi Feature Class keformat shapefile. Klik Kanan pada layer Polylines
di Table of Content  Data  Export Data. Akan muncul dialog box, klik tombol
Browse. Tentukan lokasi penyimpanan, Save As: Shapefile  Klik OK. Hasil konversi
akan ditampilkan di ArcMap.

3.2.2. Data Format .gpx


Data dari GPS lazim disimpan dalam format GPX. File GPS dapat digunakan untuk
menggambarkan waypoints, routes dan tracks. Agar file GPX dapat dibaca ArcGIS, maka

Halaman | 12
Modul Penyusunan SIG Tematik Jalan Daerah menggunakan ARCGIS 10.3 2017

file tersebut harus dikonversi terlebih dahulu ke dalam format shapefile (.shp) dengan
langkah-langkah sebagai berikut:
1. Buka Program ArcGIS  ArcMap.
2. Klik thumbnail Search pada Menu Bar kanan, ketik GPX. Pilih GPX To Features

(Conversion). GPX to Features dapat juga dipilih dari ArcTool Box pada toolbar
Standard  Conversion Tools  From GPS

3. Browse untuk mengganti input File ke GPX File dan browse untuk menyimpan Output
file dalam bentuk shapefile (.shp)  Kik OK

3.3. Format Data .jpg atau .pdf

Format data baik .jpg maupun .pdf pada dasarnya bukan merupakan data vektor yang
dapat secara langsung dikonversi menjadi data format shp. Data format ini hanya digunakan
sebagai panduan dalam pembuatan vektor shp nantinya. Proses utamanya ialah
Georeferencing, dimana data format .jpeg dan .pdf yang memiliki koordinat di dalam
gambarnya dapat tergeoreferensi sehingga dapat memudahkan dalam pengolahan
data .shp berikutnya.

Halaman | 13
Modul Penyusunan SIG Tematik Jalan Daerah menggunakan ARCGIS 10.3 2017

Georeferencing dapat dilakukan dengan catatan peta .pdf atau .jpg yang akan diproses
memiliki elemen koordinat di tepian gambar peta. Koordinat inilah yang akan dipakai
sebagai acuan georeferensi. Koordinat dapat berupa koordinat berbasis metric (UTM)
maupun bujur dan lintang (geographic). Proses untuk menetapkan koordinat dunia nyata
untuk setiap pixel pada layer. Proses georeferencing dilakukan sebagai berikut. Ada 2
metode yang dapat digunakan dalam georeferencing, yakni dengan (a) input point koordinat
sebagai titik bantu, atau (b) input koordinat manual.
a. Input Point Koordinat
1. Klik Kanan simbol Layer  Propesties  Coordinat System  Geographic
Coordinate System  World  WGS 1984  OK.
2. Add data JPG dengan cara klik kanan layer  Add Data

3. Buat table excel untuk menyimpan ke 4 koordinat yang akan dilakukan


georeferencing

4. Simpan data tersebut dengan nama koordinat.csv  Save

Halaman | 14
Modul Penyusunan SIG Tematik Jalan Daerah menggunakan ARCGIS 10.3 2017

5. Klik Kanan simbol Layer, maka akan tampil beberapa menu pilihan lalu klik
Add Data. Pilih file Koordinat.csv  Klik Add.

6. Klik Kanan pada data  Open, akan muncul data tabularnya. Pastikan data –
datanya telah sesuai dengan data yang di input menggunakan excel.

7. Tutup jendela tabel data tabular. Klik Kanan pada layer data di Table of Content >
klik Display XY Data .
8. Masukan X untuk kolom X dan Y untuk kolom Y, atur koordinat proyeksinya dengan
Klik tombol Edit  Select  Pilih Projected Coordinate System  WGS_1984.
Akan muncul sebaran koordinat titik-titik yang sudah diinput dalam display.

Halaman | 15
Modul Penyusunan SIG Tematik Jalan Daerah menggunakan ARCGIS 10.3 2017

9. Klik kanan pilih Zoom to Layer.

10. Aktifkan Toolbar Georeferencing dengan cara klik Menubar Customize  Toolbars
 lalu check Georeferencing. Pilih data raster

11. Zoom in pada peta Sipirok untuk ke 4 sisi yang diambil koordinat nya untuk

dilakukan georeferencing. Kemudian pilih simbol dalam toolbar


Georeferencing untuk memulai melakukan georeferencing dengan posisi sudut
kanan atas.

Halaman | 16
Modul Penyusunan SIG Tematik Jalan Daerah menggunakan ARCGIS 10.3 2017

12. Kemudian lakukan klik kana pada koordinat.csv  Zoom to layer pilih klik posisi
yang sama dengan koordinat geoferencing pertama yaitu sudut kanan atas.

Halaman | 17
Modul Penyusunan SIG Tematik Jalan Daerah menggunakan ARCGIS 10.3 2017

13. Lakukan langkah tersebuat diatas hingga ke empat koordinat ter geroreferencing.

Halaman | 18
Modul Penyusunan SIG Tematik Jalan Daerah menggunakan ARCGIS 10.3 2017

14. Untuk melakukan kroscek akurasi dari proses georeferensi yang sudah dilakukan,
maka dapat dimasukkan peta vektor format .shp yang sudah memiliki keakuratan

georeferensi, misalnya peta dasar RBI. Klik Add Data. Pilih file peta dasar RBI di
mana peta tersebut berada yang berformat .shp (Contoh:
SUMATERA_UTARA_Jalan_RBI.shp)  Klik Add.

b. Input Koordinat Manual


1. Klik Kanan simbol Layer  Propesties  Coordinat System  Geographic
Coordinate System  World  WGS 1984  OK.
2. Add data JPG dengan cara klik kanan layer  Add Data

Halaman | 19
Modul Penyusunan SIG Tematik Jalan Daerah menggunakan ARCGIS 10.3 2017

3. Catat terlebih dahulu koordinat-koordinat yang akan dipakai untuk georeferensi.


Sebagai contoh ialah koordinat di 4 bagian sudut peta.

4. Aktifkan Toolbar Georeferencing dengan cara klik Menubar Customize  Toolbars


 lalu check Georeferencing. Muncul toolbar seperti berikut:
5. Georeferensi dilakukan dengan klik pada toolbar lalu klik kiri di bagian koordinat
sudut peta  lalu klik kanan di lokasi yang sama  input DMS of Lon and Lat
pada image/data raster yang akan di georeferencing untuk peta dengan koordinat
bersistem koordinat geografis, sedangkan Input X dan Y untuk peta dengan
koordinat bersistem UTM. Lakukan hal tersebut di keempat sudut yang sudah dicatat
sebelumnya.

Halaman | 20
Modul Penyusunan SIG Tematik Jalan Daerah menggunakan ARCGIS 10.3 2017

6. Untuk melakukan kroscek akurasi dari proses georeferensi yang sudah dilakukan,
maka dapat dimasukkan peta vektor format .shp yang sudah memiliki keakuratan

georeferensi, misalnya peta dasar RBI. Caranya ialah dengan klik Add Data,
kemudian pilih file peta dasar RBI di mana peta tersebut berada yang berformat .shp
(Contoh: SUMATERA_UTARA_Jalan_RBI.shp)  Klik Add.

Halaman | 21
Modul Penyusunan SIG Tematik Jalan Daerah menggunakan ARCGIS 10.3 2017

IV. PENGOLAHAN DATA FORMAT .SHP


4.1. Penyusunan .shp Menggunakan Peta Dasar RBI
Penyusunan .shp menggunakan peta dasar RBI dimaksudkan bagi Pemerintah
Daerah yang belum memiliki data berbasis GIS. Hal ini berlaku pula bagi daerah yang
menghasilkan peta dengan perangkat lunak berbasis grafis seperti Corel Draw, Microsoft
Paint dan lain-lain. Peta GIS berupa .jpg yang sudah dilakukan georeferencing juga harus
menyusun data .shp menggunakan peta dasar RBI.
Pada dasarnya penyusunan .shp menggunakan peta dasar RBI cukup dengan
hanya mengisi data atribut pada vektor ruas jalan yang sudah ada dalam peta dasar.
Namun demikian, beberapa treatment untuk menghasilkan data yang baik dan sesuai
dengan output jalan daerah yang diinginkan harus dilakukan.

4.1.1. Pengisian Data Atribut

1. Klik Add Data kemudian browse feature class sesuai dengan daerah masing-
masing yang berada di dalam geodatabase Jalan.gdb. (Contoh: ASAHAN_Jalan_RBI).
Lalu klik Add.

Halaman | 22
Modul Penyusunan SIG Tematik Jalan Daerah menggunakan ARCGIS 10.3 2017

2. Untuk memudahkan dalam


pengidentifikasian ruas jalan
maka dapat ditambahkan layer

berupa citra satelit. Klik Add


Data kemudian browse dimana
file citra satelit disimpan.
Kemudian klik Add.

3. Untuk memudahkan dalam pengidentifikasian ruas jalan, maka warna ruas jalan dapat
dirubah. Caranya ialah dengan klik kanan layer ASAHAN_Jalan_RBI  Properties 
klik tab Symbology  Dalam Show pilih Categories  Dalam Value Field pilih Status
 Klik Add Values  Dalam New Value ketikkan “Jalan Kabupaten” atau “Jalan
Provinsi”  klik Add to List. Pilih value Jalan Kabupaten/ Jalan Provinsi yang baru
dibuat kemudian klik OK.

Untuk merubah warna dan ketebalan garis ruas yang belum terisi data atributnya klik
garis berwarna di samping <all other values>, sedangkan untuk merubah warna garis
dan ketebalan ruas jalan yang sudah terisi data atributnya dilakukan dengan cara yang
sama, klik garis berwarna di samping Jalan Kabupaten/ Jalan Provinsi dengan
kemudian ubah warna dan ketebalan di bagian Color dan Width.

Halaman | 23
Modul Penyusunan SIG Tematik Jalan Daerah menggunakan ARCGIS 10.3 2017

4. Untuk memulai proses pengisian data atribut maka harus masuk ke dalam mode editing.
Caranya ialah: pada layer di Table of Content klik kanan layer (contoh:
ASAHAN_Jalan_RBI)  Edit Features  Start Editing. Di dalam Display, pointer
akan berubah menjadi .

5. Dalam Table of Contents klik kanan pada layer (contoh: ASAHAN_Jalan_RBI)  Open
Attribute Table.

6. Zoom in peta jalan menuju ruas jalan yang berstatus jalan kabupaten/ provinsi,
kemudian klik ruas jalan tersebut.

Halaman | 24
Modul Penyusunan SIG Tematik Jalan Daerah menggunakan ARCGIS 10.3 2017

7. Di bagian attribute table klik Show selected records untuk menampilkan hanya ruas
yang terpilih saja.

8. Kemudian isi masing-masing kolom sesuai dengan keterangan isian yang ada di dalam
Kamus Data yang dapat ditemui di dalam “Kamus Data OMP.xlsx” atau “Kamus Data
OMP.pdf” dalam folder Kamus Data Jalan Daerah.

Halaman | 25
Modul Penyusunan SIG Tematik Jalan Daerah menggunakan ARCGIS 10.3 2017

9. Khusus untuk kolom Koord_X_Aw, Koord_Y_Aw, Koord_X_Ak, dan Koord_Y_Ak


dapat diisi dengan menggunakan fitur Calculate Geometry di dalam ArcMap. Caranya
ialah dengan klik kanan nama kolom/ field yang akan diisi di dalam attribute table 
Calculate Geometry  Di bagian Property pilih sesuai kebutuhan pengisian:
 X Coordinat of Line Start untuk mengisi Koord_X_Aw,
 Y Coordinat of Line Start untuk mengisi Koord_Y_Aw,
 X Coordinat of Line End untuk mengisi Koord_X_Ak,
 Y Coordinat of Line End untuk mengisi Koord_Y_Ak.
Lalu klik OK.

4.1.2. Menggabungkan (Merge) dan Memisahkan (Split) Ruas Jalan


a. Merge Ruas Jalan
Peta dasar di RBI pada umumnya ruas jalannya terpotong-potong di setiap
persimpangan jalan, sedangkan ruas jalan tidak selalu dibatasi oleh persimpangan. Oleh
sebab itu perlu dilakukan penggabungan beberapa ruas jalan. Fitur yang digunakan ialah
fitur Merge yang ada di dalam toolbar Editor.
1. Klik Edit Tool dalam toolbar Editor  tahan tombol Shift dalam keyboard  pilih ruas-
ruas jalan yang akan digabungkan.

Halaman | 26
Modul Penyusunan SIG Tematik Jalan Daerah menggunakan ARCGIS 10.3 2017

2. Klik Editor  klik Merge  Klik OK.

b. Split Ruas Jalan


Ruas jalan dengan status kabupaten maupun provinsi seringkali awal dan akhirnya
tidak berhenti di persimpangan, maka perlu dilakukan pemisahan ruas. Untuk digunakan
fitur Split dalam toolbar Editor. Caranya ialah dengan klik Edit Tool dalam toolbar Editor

 Pilih ruas yang akan dipisah  Klik Split dalam toolbar Editor  Klik lokasi dimana
ruas akan dipisah. Maka ruas jalan tersebut akan terpisah menjadi 2 ruas.

Halaman | 27
Modul Penyusunan SIG Tematik Jalan Daerah menggunakan ARCGIS 10.3 2017

4.1.3. Export Data


Setelah data atribut semua ruas terisi maka feature class tersebut kemudian
diexport ke dalam format .shp. Namun terlebih dahulu harus dipilih terlebih dahulu ruas
mana saja yang menjadi jalan kabupaten/ jalan provinsi menggunakan query.
1. Jika data atribut telah selesai diisi maka lakukan save edit dan stop edit untuk
mendokumentasi data yang sudah diisi sebelumnya ke dalam feature class. Caranya
ialah dengan klik Editor  Save Edits  Stop Editing.
2. Dalam attribute table klik Table Option  Select by Attribute  Pilih Field Status 
Klik =  Klik Get Unique Values  Pilih Jalan Kabupaten/ Provinsi  Klik Apply 
Close. Maka akan terpilih ruas-ruas dengan status jalan kabupaten/ provinsi yang
sudah terisi atributnya.

3. Untuk melakukan export klik kanan pada layer peta dasar (Contoh:
ASAHAN_Jalan_RBI)  Data  Export Data  Klik Browse  Tentukan lokasi
penyimpanan file  Tentukan nama file dan ganti Save as type menjadi Shapefile 

Halaman | 28
Modul Penyusunan SIG Tematik Jalan Daerah menggunakan ARCGIS 10.3 2017

Save  OK. Maka data shapefile (.shp) akan tersimpan di dalam folder yang sudah
ditetukan tadi.

4.2. Perbaikan .shp Berdasarkan Peta Dasar RBI


Pada sub bab ini akan dijelaskan bagaimana cara memperbaiki ruas jalan yang
masih belum sesuai dengan peta dasar RBI. Data atribut berlaku bagi daerah yang sudah
memiliki data .shp yang masih belum Perbaikan dilakukan baik pada vektor ruas jalan
maupun data atribut.

4.2.1. Konversi Sistem Koordinat


Sebelum dilakukan proses editing, perlu dilakukan pengecekan terlebih dahulu
terhadap sistem koordinat file shp yang sudah dimiliki. Standar pembuatan peta jalan
daerah untuk kegiatan Percepatan Kebijakan Satu Peta ialah sistem koordinat Geographic
WGS 1984. Pengecekan dilakukan dengan cara yang cukup mudah, berikut tata caranya:

1. Dalam Table of Contents klik kanan Layers  Properties  pilih tab


Coordinat System  Geographic Coordinat System  World  WGS 1984.

Halaman | 29
Modul Penyusunan SIG Tematik Jalan Daerah menggunakan ARCGIS 10.3 2017

2. Klik Add Data  Browse file .shp jalan daerah yang akan dicek sistem
koordinatnya (Contoh: Jalan_Kabupaten_Lahat.shp)  Add.
3. Klik kanan layer tersebut  Properties  klik tab Source  Cek dalam Geographic
Coordinat System, apabila isiannya adalah GCS_WGS_1984 dan tanpa ada
keterangan Projected Coordinate System artinya sistem koordinatnya sudah benar.

Jika belum sesuai dengan di atas maka sistem koordinat harus dikonversi. Caranya ialah
sebagai berikut:

1. Klik Search di dalam toolbar Standard  tuliskan “project”  pilih Project (Data
Management)

2. Masukkan input jalan kabupaten/ provinsi yang akan dikonversi (Contoh:


Jalan_Kabupaten_Lahat)  masukkan output lokasi penyimpanan file dan nama file
nya  masukkan Output Coordinate System dengan memilih Geographic
Coordinate System  World  WGS 1984  OK. Layer baru akan muncul yang
menandakan shapefile baru yang sudah dikonversi sistem koordinatnya.

Halaman | 30
Modul Penyusunan SIG Tematik Jalan Daerah menggunakan ARCGIS 10.3 2017

4.2.2. Perbaikan Vektor Ruas Jalan


Perbaikan vektor dilakukan menggunakan 2 fitur yang memiliki karakteristik berbeda.
Kedua fitur tersebut berada di dalam toolbar Editor, yaitu Edit Vertices dan Reshape
Feature Tool.
a. Edit Vertices
Edit vertices lebih cocok dipakai untuk memperbaiki vektor ruas jalan yang tingkat
kemelencengan terhadap peta dasar rendah dengan lintasan yang pendek. Pada dasarnya
edit vertices dilakukan dengan menarik titik-titik simpul yang ada di vektor ruas jalan untuk
disesuaikan dengan peta dasar.

1. Klik Add Data  Browse file .shp jalan daerah yang akan diperbaiki vektornya
(Contoh: Jalan_Kabupaten_Lahat.shp)  Add.
2. Add pula peta dasar RBI yang ada di dalam geodatabase jalan disesuaikan dengan
wilayah masing-masing. (Misal: D:\Latihan\Data_Spasial_RBI\Jalan.gdb). Ubah
warna sesuai kebutuhan.

Halaman | 31
Modul Penyusunan SIG Tematik Jalan Daerah menggunakan ARCGIS 10.3 2017

3. Masuk ke dalam mode editing dengan klik kanan pada layer (contoh:
Jalan_Kabupaten_Lahat)  Edit Features  Start Editing.
4. Klik ruas yang akan diperbaiki vektornya  dalam toolbar Editor klik Edit Vertices
 tarik titik-titik simpulnya menuju ruas jalan peta dasar. Untuk menambahkan titik
simpul klik kanan pada garis yang akan ditambah simpulnya  pilih Insert Vertex.

Jika sudah selesai melakukan edit vertices klik disembarang tempat di luar garis ruas
yang sedang diedit, maka vektor akan berubah sesuai dengan perubahan yang sudah
dilakukan.
5. Jika proses pengisian selesai dalam toolbar Editor klik Editor  Save Edits  Stop
Editing

b. Reshape Feature Tool


Reshape digunakan untuk memperbaiki ruas jalan yang melenceng jauh dan panjang.
Reshape adalah merubah ulang ruas jalan yang ada dengan mengikuti ruas jalan peta dasar
tanpa harus membuat vertex.

Halaman | 32
Modul Penyusunan SIG Tematik Jalan Daerah menggunakan ARCGIS 10.3 2017

1. Klik Add Data  Browse file .shp jalan daerah yang akan diperbaiki vektornya
(Contoh: Jalan_Kabupaten_Lahat.shp)  Add.
2. Add pula peta dasar RBI yang ada di dalam geodatabase jalan disesuaikan dengan
wilayah masing-masing. (Misal: D:\Latihan\Data_Spasial_RBI\Jalan.gdb). Ubah
warna sesuai kebutuhan.

3. Masuk ke dalam mode editing dengan klik kanan pada layer (contoh:
Jalan_Kabupaten_Lahat)  Edit Features  Start Editing.
4. Klik ruas yang akan diperbaiki vektornya  dalam toolbar Editor klik Reshape Feature

Tool  mulai lakukan perbaikan vektor dengan melakukan klik di lokasi awal garis
vektor yang akan diperbaiki kemudian lakukan digitasi mengikuti vektor ruas jalan peta
dasar RBI  untuk menyelesaikan digitasi maka sambungkan digitasi menuju vektor
ruas jalan kabupaten.

Halaman | 33
Modul Penyusunan SIG Tematik Jalan Daerah menggunakan ARCGIS 10.3 2017

Sambungkan digitasi ke vektor


jalan kabupaten
(Contoh: Jalan_Kabupaten_Lahat)

5. Untuk mempermudah proses digitasi maka dapat digunakan fitur Trace. Fitur ini
memungkinkan digitasi dilakukan dengan mengikuti rute jalan peta dasar RBI tanpa
harus membuat vertex satu persatu. Seperti sebelumnya klik vektor ruas jalan yang

akan diedit  dalam toolbar Editor klik Reshape Feature Tool  dalam toolbar

Editor klik Trace  mulai lakukan digitasi dengan klik lokasi awal garis vektor jalan
kabupaten kemudian ikuti vektor jalan peta dasar RBI  untuk menyelesaikan digitasi
maka sambungkan digitasi menuju vektor ruas jalan kabupaten.
6. Jika proses pengisian selesai dalam toolbar Editor klik Editor  Save Edits  Stop
Editing

Halaman | 34
Modul Penyusunan SIG Tematik Jalan Daerah menggunakan ARCGIS 10.3 2017

Sambungkan digitasi ke vektor


jalan kabupaten
(Contoh: Jalan_Kabupaten_Lahat)

4.2.3. Perbaikan Data Atribut


Selain vektor, data atribut juga menjadi bagian penting dalam penyusunan data GIS
berformat .shp. Karena data atribut memuat informasi dari masing-masing ruas, sehingga
dapat mempermudah proses apabila nantinya akan diolah dan dianalisis. Data atribut harus
menyesuaikan standar kamus data yang telah dibuat untuk memenuhi standarisasi kegiatan
Percepatan Kebijakan Satu Peta. Kamus data ini dapat dilihat dalam folder “Kamus Data
Jalan Daerah” yang telah kami persiapkan dalam paket data yang kami berikan. Hal yang
dilakukan pertama kali ialah dengan membuat struktur data (field) yang sudah ditentukan
dalam kamus data.
1. Dalam Table of Contents klik kanan layer jalan kabupaten (Contoh:
Jalan_Kabupaten_Lahat)  Open Attribut Table  Table Option  Add Field.

2. Lakukan pengaturan field yang akan dibuat sesuai dengan petunjuk Kamus Data 
OK.

Halaman | 35
Modul Penyusunan SIG Tematik Jalan Daerah menggunakan ARCGIS 10.3 2017

3. Lakukan penambahan field seperti di atas sampai seluruh kolom di Kamus Data
terakomodir di dalam data atribut.
4. Untuk melakukan pengisian atribut maka proses perbaikan harus masuk ke dalam
mode editing. Klik kanan layer jalan kabupaten dalam Table of Contents  Edit
Features  Start Editing  Lakukan pengisian ke dalam field yang sudah dibuat.

5. Jika field baru yang baru dibuat memiliki kesamaan dengan field jalan kabupaten/
provinsi sebelumnya, maka seluruh isiannya dapat dicopy ke dalam field baru. Caranya
ialah pertama identifikasi terlebih dahulu nama field lama, misal dalam contoh layer
Jalan_Kabupaten_Lahat ini field Nama Ruas memiliki nama field “Nama_Ruas”.

Halaman | 36
Modul Penyusunan SIG Tematik Jalan Daerah menggunakan ARCGIS 10.3 2017

6. Klik kanan dalam nama field yang baru (misal: Nm_Ruas)  Field Calculator  di
dalam pilihan Field klik 2 kali nama field yang dikehendaki (misal untuk isian “Nm_Ruas”
dipilih field “Nama_Ruas”)  klik OK. Maka field akan terisi oleh isian field sebelumnya.

4.3. Menggabungkan (Merge) Beberapa Shapefile


Seringkali beberapa kabupaten memiliki data shapefile jalan daerah yang terspisah
berdasarkan kecamatan. Sedangkan output yang dibutuhkan dalam kegiatan ini hanya satu
data shapefile jalan daerah. Untuk itu perlu dilakukan penggabungan data shapefile tersebut
menjadi satu file menggunakan fitur Merge dalam ArcMap. Di samping itu, penggabungan
ini juga berguna untuk menggabungkan data hasil tracking ruas jalan menggunakan GPS
jika terdapat ruas jalan yang belum tergambarkan di dalam peta dasar.

1. Klik Add Data  Browse beberapa file .shp jalan daerah yang akan digabungkan
 Add.

Halaman | 37
Modul Penyusunan SIG Tematik Jalan Daerah menggunakan ARCGIS 10.3 2017

2. Klik Search dalam toolbar Standard  Tuliskan “Merge”  Pilih Merge (Data
Management).

3. Masukkan file-file yang akan digabungkan dalam Input Datasets  Tentukan lokasi
penyimpanan dan nama output file  OK.

Halaman | 38
Modul Penyusunan SIG Tematik Jalan Daerah menggunakan ARCGIS 10.3 2017

4. Output file akan otomatis masuk ke dalam Table of Contents kemudian periksa vektor
dan data atribut ruas jalan yang terlah digabungkan tersebut.

4.4. Digitasi Ruas Jalan di Atas Citra Satelit


Seringkali di dalam penyusunan maupun perbaikan peta jalan daerah dijumpai
kondisi dimana ruas jalan yang ada di dalam peta dasar belum sepenuhnya mencakup
keberadaan jalan kabupaten/ provinsi. Untuk itu perlu ditambahkan ruas jalan yang belum
tergambarkan di dalam peta dasar.

Halaman | 39
Modul Penyusunan SIG Tematik Jalan Daerah menggunakan ARCGIS 10.3 2017

1. Klik Add Data  Browse file .shp jalan daerah yang akan ditambah vektornya
(Contoh: Jalan_Kabupaten_Lahat.shp)  Add.
2. Masuk ke dalam mode editing dengan klik kanan layer jalan daerah  Edit Features
 Start Editing.

3. Add Data  browse file citra satelit  klik Add.

4. Jika citra satelit terhalang oleh awan atau tidak mencakup daerah kajian maka dapat
menggunakan citra satelit berbasis online yang tersedia di dalam ArcMap. Caranya
ialah dengan klik tanda panah ke bawah di samping Add Data  Add Basemap  pilih
Imagery  Add.

Halaman | 40
Modul Penyusunan SIG Tematik Jalan Daerah menggunakan ARCGIS 10.3 2017

5. Dalam toolbar Editor klik Create Features  Klik feature jalan daerah dalam
sidebar yang ada di sebelah kanan display  pada bagian Construction Tool klik Line
 memulai digitasi berdasarkan interpretasi ruas jalan di citra satelit. Jika digitasi
selesai klik 2 kali di titik ujung ruas.

6. Isi data atribut ruas jalan yang sudah terdigitasi disesuaikan dengan petunjuk Kamus
Data.

Halaman | 41
Modul Penyusunan SIG Tematik Jalan Daerah menggunakan ARCGIS 10.3 2017

4.5. Penamaan File Shapefile


Data shapefile yang sudah dihasilkan harus diubah namanya ke dalam format yang
sudah ditentukan dalam KUGI (Katalog Unsur Geografi Indonesia). Formatnya ialah sebagai
berikut:
 Untuk jalan kabupaten: JALANKABUPATEN[NAMA KABUPATEN]_LN_[NAMA
PULAU]_50K
Contoh: JALANKABUPATENJAWATIMUR_LN_JAWA_50K
 Untuk jalan provinsi: JALANPROVINSI[NAMA PROVINSI]_LN_[NAMA
PULAU]_50K
Contoh: JALANPROVINSIPAPUABARAT_LN_PAPUA_50K
Catatan:
1. Penulisan nama file tidak boleh menggunakan spasi. Untuk nama daerah yang terdiri
dari 2 kata maka penulisannya harus digabungkan.
2. LN merupakan penanda bahwa shapefile yang dihasilkan berupa vektor Line.
3. Penulisan nama pulau juga tidak boleh menggunakan spasi dalam penulisannya.
Format penulisannya menjadi seperti berikut:
SUMATERA/ JAWA/ KALIMANTAN/ BALINUSATENGGARA/ SULAWESI/
MALUKU/ PAPUA
4. 50K bermakna data yang dihasilkan merupakan data GIS dengan skala ketelitian
1:50.000

Untuk mengubah nama file yang sudah dihasilkan melalui proses sebelumnya maka
dapat digunakan software ArcCatalog. Caranya ialah sebagai berikut:

Halaman | 42
Modul Penyusunan SIG Tematik Jalan Daerah menggunakan ARCGIS 10.3 2017

1. Buka software ArcCatalog  dalam katalog tree browse file yang akan dirubah
namanya  dalam tab Content klik kanan file  Rename.

2. Tentukan nama file  tekan Enter.

Halaman | 43
Modul Penyusunan SIG Tematik Jalan Daerah menggunakan ARCGIS 10.3 2017

V. PENYUSUNAN LAYOUT PETA


5.1. Penyusunan Frame Layout Peta
Dalam proses layout peta, hal pertama yang perlu diatur ialah setting frame layout
peta yang akan dihasilkan, seperti ukuran kertas, orientasi tampilan peta (portrait atau
landscape) serta penyusunan ruang untuk frame peta dan informasi peta yang menampilkan
judul, legenda peta dah unsur-unsur peta lain sesuai dengan kaidah kartografis.
1. Tentukan ukuran kertas dan orientasi yang akan dihasilkan untuk membuat peta
dengan klik menubar File  Page and Print Setup  Tentukan Size (contoh: A3) 
Tentukan Orientation (contoh: Landscape)  klik OK.

2. Klik menubar View  Layout View  maka akan tampil format display untuk
keperluan layout.

3. Tentukan ukuran frame baik untuk frame peta maupun frame untuk informasi peta.
Untuk membuat frame informasi peta maka harus digambarkan terlebih dahulu sebuah

Halaman | 44
Modul Penyusunan SIG Tematik Jalan Daerah menggunakan ARCGIS 10.3 2017

border berbentuk kotak atau persegi panjang sebagai ruang isian informasi peta.
Caranya klik menubar Cuztomize  Toolbar  Drawing. Jika toolbar sudah muncul
klik Rectangle  buat sebuah border berbentuk persegi panjang untuk informasi peta
di sebelah kanan peta utama dan sebuah border luar untuk frame peta dan frame
informasi. Ubah warna jika diperlukan dengan klik kanan objek  Properties  ubah
Fill Color dan Outline Color. Untuk menempatkan border luar di urutan paling
belakang klik kanan objek  Order  Send to back.

4. Tentukan skala peta yang akan ditampilkan dengan memanfaatkan Zoom In dan Zoom
Out dalam toolbar Tool atau dengan mengatur angka skala dalam isian skala dalam
toolbar Standard. Untuk menggeser display peta gunakan Hand Tool.

Halaman | 45
Modul Penyusunan SIG Tematik Jalan Daerah menggunakan ARCGIS 10.3 2017

5.2. Penyusunan Informasi Peta


Agar peta dapat dibaca dengan mudah oleh pengguna maka dibutuhkan adanya
informasi yang memuat komponen penting yang sesuai dengan kaidah kartografi. Elemen-
elemen informasi yang ditampilkan secara proporsional disesuaikan dengan ruang yang ada
di dalam layout peta. Kelengkapan komponen Informasi peta yang sesuai dengan kaidah
kartografi antara lain: koordinat peta, judul peta, orientasi, skala peta, keterangan sistem
koordinat, legenda, sumber peta, informasi pembuat peta, dan jika memungkinkan dapat
ditambahkan indeks peta yang menampilkan posisi area yang dipetakan terhadap region di
sekelilingnya. Atur posisi dari tiap elemen dengan rapi dan proporsional.
1. Menampilkan koordinat peta dilakukan dengan cara berikut: klik kanan frame peta 
Properties  pilih tab Grids  klik New Grids  muncul wizard pengaturan tampilan
koordinat  Atur sesuai kebutuhan  Finish  OK.

Halaman | 46
Modul Penyusunan SIG Tematik Jalan Daerah menggunakan ARCGIS 10.3 2017

2. Untuk menambahkan judul peta pilih menubar Insert  Text  tuliskan judul peta
(Contoh: Peta Jalan Kabupaten Aceh Selatan)  jika diperlukan ubah jenis dan
ukuran font dengan klik objek tersebut kemudian atur ukurannya di dalam toolbar Draw.

3. Elemen berikutnya ialah orientasi peta sebagai penunjuk arah mata angin. Pilih
menubar Insert  North Arrow  pilih penunjuk arah mata angin yang diinginkan
klik OK.

4. Berikutnya ialah skala peta yang dapat dibedakan menjadi skala bar (scale bar) dan
skala angka. Keduanya dapat ditampilkan sekaligus atau salah satu sesuai dengan
kebutuhan pembuatan peta.
 Untuk skala bar, klik Insert  Scale Bar  pilih salah satu penunjuk skala  OK
 ubah satuan sesuai degan kebutuhan dengan klik objek  klik kanan objek 
Properties  dalam tab Scale and Units tentukan Division Units ke dalam
satuan yang diinginkan (contoh: Kilometers)  tentukan posisi label dari
keterangan satuan dalam Label Position (contoh: below center untuk posisi label

Halaman | 47
Modul Penyusunan SIG Tematik Jalan Daerah menggunakan ARCGIS 10.3 2017

di bawah bar)  Jika diperlukan tentukan pula penulisan label keterangan satuan
tersebut (contoh: km)  OK

 Untuk skala angka klik Insert  Scale Text  pilih Absolute Scale  OK.

5. Keterangan sistem koordinat menampilkan proyeksi, elipsoid referensi serta sistem grid.
Oleh karena sistem koordinat yang digunakan dalam kegiatan ini ialah Geographic
WGS 1984 maka proyeksinya ialah Geografi, elipsoid referensi adalah WGS 1984, dan
sistem gridnya ialah Grid Geografi.

6. Legenda peta ditampilkan dengan klik menubar Insert  Legend  Tentukan item-
item yang akan ditampilkan legendanya  Lanjut ke step-step berikutnya dengan klik
Next, atur beberapa kriteria legenda yang akan dihasilkan seperti ukuran font dan jarak
antar item  Finish.

Halaman | 48
Modul Penyusunan SIG Tematik Jalan Daerah menggunakan ARCGIS 10.3 2017

7. Jika nama-nama item di dalam legenda ingin dirubah, klik kanan objek  Convert To
Graphics  klik kanan kembali objek  Ungroup  klik kanan item yang akan dirubah
namanya  Ungroup  klik kanan objek text  Properties  Ubah nama  OK.

8. Sumber peta menampilkan peta atau data yang digunakan dalam penyusunan peta
beserta instansi terkait dan juga tahun pembuatannya (contoh: Peta RBI, Badan
Informasi Geospasial, 2016). Cara menambahkan informasi ini ialah dengan klik
menubar Insert  Text  Tulis sumber peta  jika selesai tekan Enter di keyboard.
Apabila diinginkan adanya perubahan text maka klik kanan objek  Properties 
ubah text  OK.

9. Informasi pembuat peta pada dasarnya dilakukan dengan cara yang sama seperti
sumber peta. klik menubar Insert  Text  Tulis informasi pembuat peta  jika
selesai tekan Enter di keyboard. Apabila diinginkan adanya perubahan text maka klik

Halaman | 49
Modul Penyusunan SIG Tematik Jalan Daerah menggunakan ARCGIS 10.3 2017

kanan objek  Properties  ubah text  OK. Jika dibutuhkan adanya gambar terkait
logo instansi maka dapat dimasukkan dengan cara Insert  Picture  browse lokasi
file  Open  Atur ukuran serta lokasi gambar.

10. Untuk menambahkan aksen di dalam informasi peta dapat ditambahkan garis
pembatas antar elemen informasi agar peta menjadi lebih rapi. Klik Line dalam toolbar
Draw  Buat garis sesuai kebutuhan.

11. Susunlah informasi peta sesuai dengan contoh berikut.

Halaman | 50
Modul Penyusunan SIG Tematik Jalan Daerah menggunakan ARCGIS 10.3 2017

12. Peta yang sudah dilayout dapat disimpan ke dalam berbagai format,
seperti .jpg, .pdf, .bmp, dan lain-lain. Caranya ialah klik menubar File  Export Map
 tentukan nama dan pilih type file  tentukan besar dots per inch (dpi) sesuai
kebutuhan  Save.

Halaman | 51
Modul Penyusunan SIG Tematik Jalan Daerah menggunakan ARCGIS 10.3 2017

VI. PENGISIAN METADATA

Metadata adalah informasi yang mendiskripsikan data shapefile yang dihasilkan.


Deskripsi yang dimaksud berupa jenis data, identitas pembuat data, dan tanggal edit
terakhir data. Pengisian metadata telah distandarisasi secara internasional dalam berbagai
versi. Penyusunan metadata dalam kegiatan Percepatan Kebijakan Satu Peta ini
menggunakan ISO 19115.
Pengisian metadata untuk kegiatan ini diisikan dalam format data spreadsheet/ excel
(.xlsx) yang dapat ditemukan di folder Metadata Jalan Daerah dalam paket data yang
sudah kami berikan dengan nama “contoh_metadata.xlsx”. Di dalam file tersebut sudah
diberikan contoh metadata jalan nasional. Peserta diharapkan dapat mengganti isian dalam
contoh tersebut disesuaikan dengan data milik masing-masing peserta.
1. Buka file contoh_metadata.xlsx menggunakan aplikasi spreadsheet (Excel).
2. Bagian kolom yang diisi ialah bagian kolom seperti yang ditunjukkan berikut.

3. Ganti nama kolom menjadi Jalan Kabupaten atau Jalan Provinsi.

Halaman | 52
Modul Penyusunan SIG Tematik Jalan Daerah menggunakan ARCGIS 10.3 2017

4. Di dalam data tersebut juga sudah kami berikan keterangan isian di sebelah kanan
kolom isian sebagai petunjuk peserta dalam pengisian di tiap ruas kolom.

5. Jika pengisian sudah selesai, lakukakan Save data, kemudian rename file tersebut
sesuai dengan KUGI dengan ketentuan sebagai berikut:
 Untuk jalan kabupaten: METADATAISO19115_JALANKABUPATEN[NAMA
KABUPATEN]_[NAMA PULAU]_50K
Contoh:
METADATAISO19115_JALANKABUPATENKUPANG_BALINUSATENGGARA_5
0K
 Untuk jalan provinsi: METADATAISO19115_JALANPROVINSI[NAMA
PROVINSI]_[NAMA PULAU]_50K
Contoh:
METADATAISO19115_JALANPROVINSISULAWESISELATAN_SULAWESI_50K

Halaman | 53
Modul Penyusunan SIG Tematik Jalan Daerah menggunakan ARCGIS 10.3 2017

Catatan:
1. Penulisan nama file tidak boleh menggunakan spasi. Untuk nama daerah yang terdiri
dari 2 kata maka penulisannya harus digabungkan.
2. Penulisan nama pulau juga tidak boleh menggunakan spasi dalam penulisannya.
Format penulisannya menjadi seperti berikut:
SUMATERA/ JAWA/ KALIMANTAN/ BALINUSATENGGARA/ SULAWESI/
MALUKU/ PAPUA
3. 50K bermakna data yang dihasilkan merupakan data GIS dengan skala ketelitian
1:50.000

Halaman | 54

Anda mungkin juga menyukai