Anda di halaman 1dari 16

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/BADAN PERTANAHAN NASIONAL

DIREKTORAT JENDERAL INFRASTRUKTUR KEAGRARIAAN

SATKER/SKPD : Direktorat Pengukuran dan Pemetaan Dasar


NAMA PPK : Kegiatan Pengukuran dan Pemetaan Dasar.

NAMAPEKERJAAN : Pembuatan Peta Batas Kawasan “Hutan Bantul”,


Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

TAHUN ANGGARAN 2018

1
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ............................................................................................................................................2


I. LATAR BELAKANG ....................................................................................................................3
II. TUJUAN KEGIATAN ..................................................................................................................3
III. PENERIMA MANFAAT ..............................................................................................................3
IV. RUANG LINGKUP .......................................................................................................................4
V. VOLUME DAN LOKASI PEKERJAAN...................................................................................5
VI. SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN .....................................................................................5
1. Pelaksanaan Kegiatan ......................................................................................................5
VII. SPESIFIKASI TEKNIS PERALATAN DAN SUMBER DAYA MANUSIA (SDM).............7
Peralatan Teknis ........................................................................................................................7
Kebutuhan SDM Pelaksana Pekerjaan ...............................................................................8
VII. PELAKSANAAN PEKERJAAN ...............................................................................................10
1. Ketentuan Pelaksana Pekerjaan .................................................................................10
2. Kontrol Kualitas................................................................................................................10
3. Monitoring dan Evaluasi................................................................................................10
VIII. LAPORAN PELAKSANAAN PEKERJAAN...........................................................................12
1. Laporan Pendahuluan ....................................................................................................12
2. Laporan Bulanan .............................................................................................................12
3. Laporan Akhir ...................................................................................................................12
IX. PRODUK YANG DIHASILKAN ............................................................................................13
1. Data Pengamatan GNSS RTK.......................................................................................13
2. Peta Digital .........................................................................................................................13
3. Pelaporan ............................................................................................................................13
X. WAKTU PELAKSANAAN .........................................................................................................14
XI. ANGGARAN PEMBIAYAAN ....................................................................................................14
XII. MASA PEMELIHARAAN .........................................................................................................14
LAMPIRAN ............................................................................................................................................15

2
I. LATAR BELAKANG

Wilayah NKRI dengan 34 wilayah administrasi Provinsi serta 516 wilayah administrasi
kabupaten/kota luas memiliki daratan sekitar 191 juta hektar. Dari luas tersebut, kurang lebih
126 juta hektar merupakan kawasan hutan yang merupakan kewenangan pengelolaan
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, sedangkan sisanya merupakan lahan
budidaya(areal penggunaan lain, APL)yang menjadi kewenangan pengelolaan Kementerian
Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (Kementerian ATR/BPN)1.
Salah satu sasaran Pembangunan bidang pertanahan dalam Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2015-2019 adalah “meningkatnya kepastian hukum
hak atas tanah”. Dalam upaya meningkatkan kepastian hukum, telah teridentifikasi bahwa
permasalahan mendasar adalah sistem pendaftaran tanah yang dianut saat ini berupa sistem
publikasi negatif yang berarti negara tidak menjamin kebenaran informasi yang ada dalam
sertipikat. Dibutuhkan upaya untuk memulai membangun sistem pendaftaran tanah publikasi
positif yang dikenal sebagai pendaftran tanah stelsel positif, yang berarti negara menjamin
kebenaran informasi yang tercantum dalam sertipikat tanah yang diterbitkan, dengan demikian
ketika terjadi gugatan maka pihak yang dirugikan akan memperoleh ganti kerugian dari negara.
Salah satu agenda dalam upaya membangun sistem pendaftaran tanah publikasi positif
dilakukan melalui “Percepatan penetapan batas kawasan hutan pada skala kadastral”.
Dalam rangka menjembatani integrasi peta batas kawasan hutan (skala kecil) yang telah
ditetapkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanandengan peta pendaftaran (skala
besar) yang ada di kantor pertanahan Kabupaten/Kota maka perlu dilakukan pengukuran
perapatan batas bersama ( joint survey ) oleh Kementerian Agraria dan Tata Ruang/ Badan
Pertanahan Nasional dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dengan disupervisi
oleh Badan Informasi Geospasial (BIG) dan dalam koordinasi Kementerian Perencanaan
Pembangunan Nasional (PPN)/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS), dengan
mengambil lokasi di Kawasan “Hutan Bantul” seluas 1.023,36 Hektaryangterletak di Kabupaten
Bantul Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta berdasarkan SK.3111/Menhut-VII/KUH/2014yang
dilaksanakan pada tahun anggaran 2018.

II. TUJUAN KEGIATAN


Tujuan kegiatan ini adalah melakukan Pembuatan Peta Batas Kawasan “Hutan Bantul” di
Kabupaten Bantul Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

III. PENERIMA MANFAAT


Penerima manfaat dari hasil kegiatan adalah:
1. Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional, dalam rangka
pengelolaan sistem administrasi pertanahan nasional yang seamless, skala besar dan
bersifat menyeluruh, yang nantinya akan meminimalkan penerbitan sertipikat di kawasan
hutan;
2. Kementerian lingkungan Hidup dan kehutanan dalam rangka inventarisasi dan pengelolaan
kawasan hutan yang lebih optimal;
3. Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota dalam rangkakemudahan dan kejelasan identifikasi
kawasan hutan dan non hutan untuk perencanaan, penggunaan dan pemanfaatan ruang;
4. Badan usaha dan masyarakat umum di sekitar perbatasan kawasan hutan dalam rangka
mendapatkan kepastian batas kawasan hutan dan non hutan serta kepastian hukum dalam
kepemilikan hak atas tanah.

1
Kemendagri. (2018). Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan (Permendagri No.137-2017), diunduh dari
Kemendagri.go.id: http://www.kemendagri.go.id/pages/data-wilayah
3
IV. RUANG LINGKUP
Metode yang digunakan untuk melaksakan pekerjaan pengukuran batas kawasan hutan adalah
dengan cara kontraktual.Ruang lingkup/batasan pekerjaan ini terdiri dari:

Tabel 1. Ruang lingkup dan output kegiatan


Pembuatan Peta Batas Kawasan “Hutan Bantul”

No Lingkup Pekerjaan Ouput

1. Persiapan Data, Personil dan Peralatan


a. Deskripsi wilayah kerja (topografi, aksesibilitas, dan
hal yang lain yang dianggap relevan dalam menunjang
Persiapan data dan
A pelaksanaan pekerjaan misalnya data/tabel tentang
Rencana Kerja
wilayah administrasi dan sebagainya)
b. Peta Kerja
Persiapan Personil dan Laporan Pendahuluan
B
Peralatan
2. Pelaksanaan Pekerjaan Pemetaan
C Perencanaan Staking out Dokumen rencana penentuan staking out
Pembuatan Tugu
D Foto Tugu Perapatan Batas
Perapatan Batas
a. Dokumen koordinat hasil Staking out
b. Detil situasi
E Staking out
c. Pengolahan data
d. Peta batas kawasan digital
Pemasangan Tugu
F Foto Tugu Perapatan Batas terpasang
Perapatan Batas
G Pelaporan Laporan Akhir

Diagram berikut menunjukkan flowchart kegiatan Pembuatan Peta Batas Kawasan “Hutan
Bantul”.

Gambar 1. Flowchart pelaksanaan kegiatan lapangan oleh pihak ketiga

4
V. VOLUME DAN LOKASI PEKERJAAN
Volume pekerjaan dalam 1 (satu) paket pekerjaanPembuatan Peta Batas Kawasan “Hutan
Bantul” seluas 1.023,36Hektar, terletak di Kabupaten Bantul Provinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta berdasarkan SK.3111/Menhut-VII/KUH/2014(peta terlampir) sesuai dengan surat
dari Direktur Jenderal Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan Kementerian Lingkungan
Hidup dan Kehutanan Nomor: S.249/SETDIT/PROEV/HMS.3/2/2018Tanggal 14 Februari 2018
Perihal Data Penetapan di 22 (Dua puluh dua) Lokasi Kawasan Hutan di Pulau Jawa, Bali, dan
Nusa Tenggara.

VI. SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN


Pekerjaan pembuatan Peta Batas Kawasan “Hutan Bantul” seluas 1.023,36Hektarterletak di
Kabupaten Bantul Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta berdasarkan SK.3111/Menhut-
VII/KUH/2014adalah sebagai berikut:

1. Pelaksanaan Kegiatan

A. Persiapan
a. Menyiapkan personil dan peralatan yang akan digunakan dalam setiap tahapan
pekerjaan, untuk memastikan bahwa personil pelaksana telah memiliki kesamaan
persepsi mengenai tata cara pelaksanaan tahapan pekerjaan dan peralatan yang
digunakan telah sesuai dengan spesifikasi yg ditetapkan;
b. Menyiapkan dokumenkontrol kualitas internal terhadap semua hasil kegiatan pada
masing-masing tahapan pekerjaan sesuai dengan petunjuk pelaksanaan yang
diberikan oleh Pemberi Kerja. Dokumen Kontrol Kualitas internal merupakan salah
satu kelengkapan yang diperlukan untuk proses kontrol kualitas oleh Tim Pengawas
Teknis Dirjen Infrastruktur Keagrariaan;
c. Membuat laporan pendahuluan;

B. Perencanaan Staking Out


Dalam rangka perencanaan staking out, persiapan yang dilaksanakan meliputi:
a. Menyiapkan Peta kerja;
b. Membuat rencana staking outbatas kawasan;
c. Membuat rencana pengikatan terhadap titik ikat bantu;
d. Pencetakan peta rencana staking outbatas kawasan dan titik ikat bantu;
e. Pemeriksaan kesiapan alat yang akan digunakan yaitu GNSS RTK.

C. Pembuatan tugu perapatan batas


a. Pembuatan tugu perapatan batas menggunakan pipa PVC ukuran diameter 10 cm
dengan panjang 1,5 meter yang diisi dengan beton;
b. Tugu perapatan batas diberi identitas sesuai dengan nomor urut dan nama lokasi
menggunakan cutting stiker dengan bahan reflective sheet yaitu bahan yang dapat
memantulkan cahaya;
c. Dokumentasi tugu perapatan batas dilakukan dengan memfoto masing-masing tugu
perapatan batas.
5
D. Staking Out
a. Staking out dilakukan untuk mendapatkan posisi tugu perapatan batas yang telah
direncanakan;
b. Proses staking out titik perapatan batas diikatkan ke titik ikat bantu;
c. Titik perapatan batas dapat difungsikan sebagai titik ikat bantu;
d. Pelaksanaan koleksi data GNSS titik ikat bantu terikat kepada Jaring Kontrol
Geodesi Nasional (JKGN);
e. Proses staking outdan pengukuran detil situasi sekitar batas kawasan dilakukan
menggunakan GNSS RTK;

E. Pemasangan Tugu Perapatan Batas


a. Tugu perapatan batas ditanam sedalam 100 cm, sisa 50 cm nampak di atas
permukaan tanah;
b. Dokumentasi pemasangan tugu perapatan batas dilakukan dengan memfoto tugu
perapatan batas dari dua sisi, dari arah kawasan hutan dan dari arah sebaliknya.

F. Pengolahan Data
a. Koordinat yang dihasilkanberupa Koordinat Geografis, UTM dan TM3O, yang terikat
dalam SRGI2013 dan DGN95;
b. Raw data hasil pengukuran disimpan dalam media penyimpanan data digital
flashdisk;
c. Ketelitian titik ikat yang dihasilkan maksimal 5cm atau lebih baik,
d. Ketelitian titik perapatan batas yang dihasilkan ≤ 50cm
e. Peta situasi batas kawasan hutan dibuat dalam format shapefile (*.shp) dan
disimpan dalam media penyimpanan data digital flashdisk;.

G. Pelaporan
Mekanisme dan prosedur pelaporan terdapat pada Bab VIII.

6
VII. SPESIFIKASI TEKNIS PERALATAN DAN SUMBER DAYA MANUSIA (SDM)
Peralatan Teknis
Kebutuhan jenis peralatan yang dipersyaratkan dalam pekerjaan ini dapat dilihat pada tabel 2
berikut.
Tabel 2. Spesifikasi Teknis Peralatan
No Jenis Peralatan Spesifikasi khusus

A Koleksi Data GNSS RTK Titik Ikat dan Staking OutBatas Kawasan Hutan
GNSS RTK  Dual Frequency (L1 dan L2)
 Signal tracking minimal GPS dan Glonass
 Tipe receiver Geodetic
 Alat memiliki ketelitian horizontal maksimal 8 mm + 1
ppm rms dan vertikal 15 mm + 1 ppm rms
Perangkat Lunak pengolah  Memiliki kemampuan mengolah data GNSS RTK
GNSS RTK hingga menghasilkan koordinat dengan akurasi
horizontal maksimal 8 cm dan vertikal 15 cm
B Pengukuran Detil Situasi
GNSS RTK  Dual Frequency (L1 dan L2)
 Signal tracking minimal GPS dan Glonass
 Tipe receiver Geodetic
 Alat memiliki ketelitian horizontal maksimal 8 mm + 1
ppm rms dan vertikal 15 mm + 1 ppm rms
Perangkat Lunak pengolah  Memiliki kemampuan mengolah data GNSS RTK
GNSS RTK hingga menghasilkan koordinat dengan akurasi
horizontal maksimal 8 cm dan vertikal 15 cm

Sanggup menyediakan peralatan sebagaimana tersebut di atas yang dinyatakan dengan:


1. Untuk perangkat milik sendiri: bukti kepemilikan yang sah
2. Untuk perangkat sewa: surat dukungan dari penyedia perangkat

Software-software sebagaimana disebutkan dalam Tabel 2 di atas berupa software yang


memiliki lisensi berbayar katagori/jenis lisensi perusahaan (corporate license) yang dibuktikan
dengan sertifikat lisensi, kecuali software untuk digitasi.

Tabel 3. Jumlah Peralatan yang Dibutuhkan

No. Rincian peralatan Jumlah


1 Komputer Desktop 5 unit

2 Printer A-3 1 unit

3 Printer A-4 1 unit

4 Kamera Digital 1 unit

5 GNSS RTK 5 unit

Pelaksana kegiatan yang bersifat kontraktual ini adalah perusahaan/badan hukum penyedia
jasa konsultan di bidang survei dan pemetaan, tenaga pelaksana pekerjaan harus memiliki
spesifikasi sebagai berikut:

7
Tabel 4. Kebutuhan SDM Pelaksana Pekerjaan
No. Tenaga Teknis Pendidikan Pengalaman Jml Tugas
A.1 Team Leader S2 Geodesi/ 5 Tahun di 1 - Melakukan koordinasi dengan
Geografi bidang koordinator kegiatan
dengan manajemen/ - Bertanggung jawab terhadap seluruh
Sertipikat survei tahapan pekerjaan dan hasil akhir
GIS/ pengukuran dan yang diserahkan
Terestris pemetaan
Level 6 atau
SKB

A.2 Koordinator S1 Geodesi 3 Tahun di 1 - Bertanggung jawab dalam melakukan


Staking Out dengan bidang survei koordinasi terhadap tim kerja dan
Sertipikat pengukuran dan hasil pekerjaan staking out
GIS/ pemetaan mengunakan GNSS RTK
Terestris - Bertanggung jawab dalam melakukan
Level 5 atau kontrol kualitas data hasil staking out
SKB mengunakan GNSS RTK

A.3 Koordinator S1 Geodesi/ 3 Tahun di 1 - Bertanggung jawab dalam melakukan


Pengolah Data Geografi bidang survei pengolahan data hasil pekerjaan
dengan pengukuran dan staking out dalam Koordinat
Sertipikat pemetaan Geografis, UTM dan TM3, yang terikat
GIS/ dalam SRGI 2013 dan DGN95;
Terestris - Bertanggung jawab dalam
Level 5 atau penyimpanan hasil pengolahan Raw
SKB data pengukuran;
- Bertanggung jawab dalam pengerjaan
Peta Situasi Batas Kawasan Hutan
dalam bentuk digital dalam format
shapefile (*.shp);
- Bertanggung jawab dalam melakukan
kontrol kualitas data hasil
pengolahan dalam data Koordinat
yang telah ditentukan, raw data, dan
pengerjaan Peta Situasi Batas
Kawasan dalam format shapefile
(*.shp).
A.4 Surveyor SMA/SMK/ 1 Tahun di 5 Melakukan pekerjaan:
D3 bidang survei - Melakukan pengukuran staking out
pengukuran dan dengan menggunakan GNSS RTK
pemetaan - Download data GNSS RTK
- Menentukan koordinat base
A.5 Operator SMA/SMK/ 1 Tahun di 5 - Menyiapkan peta kerja
D3 bidang survei - Membuat jadwal rencana kegiatan
pengukuran dan lapangan sampai pelaporan
pemetaan - Pengolahan Hasil StakingOut dan
Pemetaan Situasi
- Pembuatan Peta Situasi Situasi
Batas Kawasan secara digital
8
A.6 Administrasi SMA/ SMK/ - 1 Membuat Laporan Pelaksanaan
D3 Pekerjaan:
- Pendahuluan
- Bulanan
- Akhir
- Mengelola administasi proyek
A.7 Tenaga Lokal - - 10 Membantu dan mendampingi surveyor
dalam upaya memperlancar dan
mempercepat proses pengambilan dan
pengumpulan data lapangan

9
VII. PELAKSANAAN PEKERJAAN
1. Ketentuan Pelaksana Pekerjaan
A. Penyedia Jasa wajib memiliki pengalaman minimal 5 (lima) kali melaksanakan
pekerjaandi bidang survei pengukuran dan pemetaan.
B. Dalam rangka memudahkan pelaksanaan kendali mutu dan pengawasan kegiatan,
penyedia wajib menetapkan/menunjuk Team Leader, Koordinator Staking Out, dan
Koordinator Pengolah Data.
C. Penyedia Jasa menyertakan jadwal penugasan personil dengan ketentuan sebagai
berikut:

 Tidak diperbolehkan menggunakan personil yang sama dalam tahapan pekerjaan


berbeda yang dilaksanakan dalam waktu yang bersamaan.

 Personil yang sama dapat digunakan pada lebih dari satu tahapan pekerjaan yang
berbeda dengan syarat tidak dilaksanakan pada waktu bersamaan (paralel),
sepanjang personil yang bersangkutan memiliki kompetensi yang dibutuhkan
untuk tahapan tersebut.

2. Kontrol Kualitas
Kontrol kualitas dilaksanakan secara internal oleh Penyedia Jasa maupun oleh Tim
Pengawas Teknis Dirjen Infrastruktur Keagrariaan. Kontrol kualitas dimaksudkan untuk
menjamin kualitas hasil pekerjaan pada setiap tahapan pekerjaan. Kontrol kualitas
dilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut:
A. Penyedia Jasa wajib melakukan kontrol kualitas secara internal terhadap hasil
pelaksanaan pada setiap tahapan pekerjaan yang dilakukan oleh operator sesuai
dengan petunjuk teknis Kontrol Kualitasyang ditetapkan. Kontrol Kualitasinternal
dilakukan oleh Team Leader. Team Leader bertanggung-jawab terhadap kualitas data
yang dilakukan oleh operator dan berhak untuk memerintahkan operator untuk
mengulangi atau memperbaiki kesalahan apabila data belum memenuhi kualitas yang
ditetapkan.
B. Proses kontrol kualitas dilaksanakan secara bertahap.
C. Pelaksana pekerjaan harus berperan aktif dalam menjalankan proses Kontrol Kualitas
internal disetiap tahapan pekerjaan sebelum diserahkan kepada Tim Pengawas Teknis
dan Panitia Penerima Hasil Pekerjaan diakhir pekerjaan. Setiap tahapan pekerjaan
dilakukan Kontrol Kualitas dimulai dari sebelum akuisisi data sampai dengan
pengecekan akhir hasil pemrosesan data. Hasil dari Kontrol Kualitas ini untuk
memutuskan apakah pelaksana perlu mengulang pekerjaan di suatu tahapan untuk
memperbaiki kualitas data.
D. Penyedia Jasa harus menyimpan seluruh dokumen Kontrol Kualitasuntuk diserahkan
kepada Pemberi Kerja setelah selesainya seluruh pelaksanaan pekerjaan.
E. Hasil Kontrol Kualitasyang dilakukan oleh Tim Pengawas Teknis Dirjen Infrastruktur
Keagrariaan dituangkan dalam dokumen Kontrol Kualitasberikut catatan untuk
perbaikan apabila ada.

3. Monitoring dan Evaluasi


Monitoring dan evaluasi dimaksudkan untuk menjamin kelancaran dan kesesuaian
terhadap jadwal dan kualitas dalam pelaksanaan pekerjaan. Monitoring dan evaluasi

10
dilaksanakan secara internal oleh tim pelaksana dari Penyedia Jasa maupun oleh Tim
Pengawas Teknis Dirjen Infrastruktur Keagrariaan.
Penyedia Jasa wajib melaksanakan monitoring dan evaluasi secara internal dan berkala
selama pelaksanaan pekerjaan. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi dilakukan dengan
ketentuan sebagai berikut:
A. Koordinator teknis melaksanakan monitoring dan evaluasi internal terhadap
pelaksanaan pekerjaan sekurang-kurangnya selama satu kali setiap minggu.
B. Team Leadermelaksanakan monitoring dan evaluasi internal terhadap pelaksanaan
pekerjaan sekurang-kurangnya selama satu kali setiap bulan.
C. Apabila diperlukan, kegiatan monitoring dan evaluasi internal dapat mengundang Tim
Pengawas Teknis Dirjen Infrastruktur Keagrariaan.
D. Tim Pengawas Teknis Dirjen Infrastruktur Keagrariaan akan melaksanakan monitoring
dan evaluasi terhadap pelaksanaan pekerjaan sekurang-kurangnya selama satu kali
dalam satu bulan.
E. Kegiatan monitoring dan evaluasi baik yang dilaksanakan secara internal oleh Penyedia
Jasa maupun oleh Tim Pengawas Teknis Dirjen Infrastruktur Keagrariaan harus dicatat
dalam notulensi yang ditandatangani oleh pihak terkait.
F. Notulensi kegiatan monitoring dan evaluasi harus didokumentasikan dengan baik. Tim
Pengawas Teknis Dirjen Infrastruktur Keagrariaan sewaktu-waktu dapat meminta
seluruh notulensi untuk dilakukan pemeriksaan.
G. Tim Pengawas Teknis Dirjen Infrastruktur Keagrariaan dapat memberikan teguran
apabila Penyedia Jasa lalai dalam melaksanakan monitoring dan evaluasi terkait
pelaksanaan pekerjaan.

Monitoring dan evaluasi mencakup beberapa hal, antara lain:


a. Kemajuan pelaksanaan pekerjaan yang telah dicapai;
b. Kendala yang timbul dalam pelaksanaan pekerjaan;
c. Solusi bagi setiap kendala yang timbul;
d. Rencana pelaksanaan pada periode selanjutnya;
e. Strategi percepatan pencapaian target apabila terjadi keterlambatan dari jadwal
pelaksanaan yang ditetapkan.

11
VIII. LAPORAN PELAKSANAAN PEKERJAAN
Laporan yang dibuat adalah laporan pendahuluan, laporan bulanan, dan laporan akhir,
yang dilengkapi dengan kurva S dibuat rangkap 3 (tiga). Satu rangkap laporan
(pendahuluan, bulanan, akhir) wajib dimasukkan dalam box penyerahan barang/hasil.

1. Laporan Pendahuluan
Secara garis besar isi dari laporan pendahuluan sekurang-kurangnya menguraikan
mengenai:
A. Persiapan pelaksanaan Pekerjaan yang mencantumkan deskripsi wilayah kerja
(topografi, aksesibilitas, dan hal yang lain yang dianggap relevan dalam menunjang
pelaksanaan pekerjaan misalnya data/tabel tentang wilayah administrasi mengenai
jumlah, nama, dan sebagainya) dan perencanaan personil;
B. Identitas pekerjaan dan organisasi pelaksana;
C. Metode, Peralatan dan Prosedur Pelaksanaan;
D. Jadwal detil pelaksanaan;
E. Kurva-S rencana kemajuan pekerjaan;
F. Perencanaan Staking Out;
G. Peralatan survei GNSS RTK;
H. Deskripsi metode, prosedur dan perangkat (lunak/keras) yang akan digunakan untuk
pelaksaan survei Pendahuluan, dan pengolahan data GNSS RTK.
2. Laporan Bulanan
Penyedia harus membuat laporan bulanan mengenai kemajuan pelaksanaan pekerjaan
paling lambat hari ke lima pada setiap bulannya. Laporan tersebut dimulai sejak tanggal
penandatanganan kontrak. Untuk keadaan-keadaan tertentu, Pengawas Teknis berhak
untuk meminta laporan kemajuan diluar waktu yang telah ditetapkan diatas.
3. Laporan Akhir
Pada akhir pekerjaan perusahaan harus membuat laporan akhir yang memuat secara
lengkap setiap tahapan kegiatan yang dilakukan dalam pelaksanaan Pembuatan Peta Batas
Kawasan “Hutan Bantul”,terdiri dari:
A. Laporan pelaksanaandibuat 2 (dua) rangkap, yang menguraikan:

a. Organisasi pelaksana;
b. Metode, peralatan dan prosedur pelaksanaan;
Pada prosedur pelaksaan tiap tahap kegiatan, wajib diuraikan langkah-langkah
pengerjaan yang dilengkapi dengan foto-foto dokumentasi.

c. Mekanisme kontrol kualitas yang dilaksanakan dengan melampirkan:

 Hasil analisis terhadap hasil pengolahan data survei GNSS RTK yang dihasilkan
baik segi kualitas raw data ataupun ketelitian data yang dihasilkan.
 Buku kendali, yang berisi konsultasi pelaksana dengan pengawas teknik (saran,
rekomendasi).
 Hasil supervisi internal.

B. Laporan Administrasi dibuat 2 (dua) rangkap, yang berisi absensi kehadiran pelaksana
kegiatan, pertanggungjawaban setiap item kegiatan disertai bukti-bukti pengeluaran.
12
IX. PRODUK YANG DIHASILKAN
1. Data Pengamatan GNSS RTK
Rincian hasil pengamatan yang diserahkan dalam folder GNSSRTK:
A. Data digital dalam subfolder_DATA TITIK IKAT BANTU:

 data format RINEX (Receiver Independent Exchange) untuk keseluruhan hasil


perekaman receiver setiap Titik Ikat Bantu,

 Koordinat X, Y, Z dan ketelitiannya dalam sistem koordinat UTM, TM3, dan sistem
koordinat geografi (Lintang dan Bujur) dalam format microsoft excel (*.xls)

 File report pengolahan dalam format digital (*.pdf)


B. Data digital dalam subfolder_DATA TUGU PERAPATAN BATAS:
 data format RINEX (Receiver Independent Exchange) untuk keseluruhan hasil
perekaman receiver setiap Tugu Perapatan BatasHasil Staking Out,

 Koordinat X, Y, Z dan ketelitiannya dalam sistem koordinat UTM, TM3, dan sistem
koordinat geografi (Lintang dan Bujur) dalam format microsoft excel (*.xls)

 File report pengolahan dalam format digital (*.pdf)


C. Dokumentasi pembuatanTugu Perapatan Batas disimpan dalam
subfolder_PEMBUATAN TUGU PERAPATAN BATAS;
D. Dokumentasi pemasangan Tugu Perapatan Batas Hasil Staking Outdan Titik Ikat,
disimpan dalam subfolder_PEMASANGAN TUGU PERAPATAN BATAS;

2. Peta Digital
Peta digital hasil pekerjaan yang diserahkan harus disimpan dan disusun berurutan dalam
folder PETA DIGITAL, kemudian dicetak dalam bentuk hardcopy seperti dijelaskan di bawah
ini sebagai berikut:

 Sistem koordinat Geografis, UTM dan TM3 dalam sistem SRGI2013 dan DGN95
denganformat shapefile (*.shp) dan AutoCad (*.dwg),

 Layout 1:5.000 kartografis disesuaikan dengan template dari pemberi kerja dalam
format digital (*.pdf)

3. Pelaporan
A. Laporan lengkap digital (*.pdf), disimpan dalam folder LAPORAN, kemudian laporan
dicetak dalam bentuk hardcopy;
B. Peta Kerja yang dibawa saat ke lapangan berupa hardcopy;
C. Seluruh hasil digital pekerjaan disimpan dalam bentuk flashdisk untuk diserahkan
kepada Direktorat Pengukuran dan Pemetaan Dasar sebanyak 3 (tiga) set yang diberi
label sebagai berikut:
a. Nama paket dan identitas pelaksana;
b. Manajemen penyimpanan file didalam flashdisk terdiri dari :
 Folder GNSSRTK;
 Folder PETADIGITAL;
 Folder LAPORAN;

13
X. WAKTU PELAKSANAAN
Waktu yang dialokasikan untuk pelaksanaan pekerjaan ini adalah 88 hari, dengan jadwal
terlampir.

BATAS KAWASAN HUTAN BANTUL 2018


Tahapan Jumlah Hari 1 2 3 Keterangan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88

PERSIAPAN 12

PEMBUATAN TUGU 7

STACKING OUT 36

PENGOLAHAN DATA 12

PEMASANGAN TUGU 9

LAPORAN 12

XI. ANGGARAN PEMBIAYAAN


Pekerjaan ini akan dibiayai dengan DIPA Direktorat Jenderal Infrastruktur Keagrariaan,
Kementerian Agraria dan Tata Ruang/BPN Tahun Anggaran 2018 yang disahkan oleh
Menteri Keuangan, sebesar Rp 843.222.000,-

XII. MASA PEMELIHARAAN


Masa pemeliharaan adalah 90 hari kalender dihitung sejak tanggal penyelesaian pekerjaan.

Jakarta, Juli 2018

Pejabat Pembuat Komitmen Direktur Pengukuran dan Pemetaan Dasar,


Kegiatan Pengukuran dan Pemetaan Dasar,

Hary Susetyo, ST Ir. R Agus Wahyudi K, M. Eng.Sc


NIP. 19770904 200212 1 003 NIP. 19640810 199103 1 001

14
LAMPIRAN
Lampiran 1. Ilustrasi Tugu Perapatan Batas

Lampiran 2. Ilustrasi Cutting Stiker

15
16

Anda mungkin juga menyukai