Jdan Sisingamaqada I'lonnr 2 Jakarta Selatan 12014 Kdk Pos 1403 Tdepon: 722&101, 7393939 emd: sutd@*bpn.go.id
Suyus f,
NIP. 196706 T]VA I,IAT
Tembusan:
1. Menteri Agrari^ dan Tata Ruang/ Kepala Badan Pertanahan Nasional, di
Jakarta;
2. Wakil Menteri Agrada dan Tata Ruang/wakif Kepata Badan Pertanahan
Nasional, di Jakarta.
Kementeria n
ATR/B PN
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Allah SwT karena berkat rahmat dan perkenan-Nya
penyusunan Tata Cara Kerja Digitalisasi Dokumen dan Validasi Data Pertanahan ini
dapat diselesaikan dengan baik. Tata Cara Kerja ini disusun dalnm rangka
memberikan panduan pelaksanaan kegiatan Digitalisasi Dokumen dan Validasi Data
Pertanal.an yang berisi standar minimal dan kriteria telmis dalam pelaksanaan
kegiatan Digitalisasi Dokumen dan Validasi Data Pertanahan yang harus dipenuhi.
Akhirnya, dengan adanya Tata Cara Kerja ini diharapkan pelaksanaan kegiatan
Digitalisasi Dokumen dan Validasi Data Pertanahan dapat dilaksanakan sesuai
dengan target yang telah ditetapkan serta menghasilkan data dan informasi yang
terstandar, komprehensif, dan terintegrasi yang dapat berkontribusi terhadap
pelaksanaan tugas dan fungsi Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan
Pertanahan Nasional dalern rangka menyukseskan program-progra-m pemerintah,
baik yang berskala sektoral, regional maupun nasional.
Jakarta, 2023
Plt. Sekretaris J
Suyus indayana
NIP. 19670617199303100r
I
DAFTAR ISI
ii
DAFTAR LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR 1 STRUKTUR ORGANISASI PENYELENGGARA ........................…………………8
GAMBAR 2 ROADMAP TRANSFORMASI PELAYANAN PERTANAHAN…………. ............ 11
GAMBAR 3 DIAGRAM ALUR DIGITALISASI DOKUMEN PERTANAHAN……….. ............ 18
GAMBAR 4 CONTOH STEMPEL SCANNING/ALIH MEDIA........................................... 23
GAMBAR 5 CONTOH STEMPEL ELEKTRONIK ............................................................ 28
GAMBAR 6 CONTOH STEMPEL PADA DOKUMEN PERTANAHAN……….. ................... 29
GAMBAR 7 TAMPILAN UTAMA APLIKASI MANAJEMEN DOKUMEN ………… .............. 31
GAMBAR 8 PROSES PEMILIHAN MENU WARKAH DI302 ………………… .................... 32
GAMBAR 9 TAMPILAN MENU WARKAH DI302 ………………………………………………...32
GAMBAR 10 PROSES TAMBAH WARKAH DI302 BARU ………………………………………33
GAMBAR 11 PROSES PEMILIHAN FILE YANG AKAN DIUNGGAH …………….. ............ 33
GAMBAR 12 TAMPILAN FILE WARKAH PENGUKURAN …………………… .................... 34
GAMBAR 13 TAMPILAN DOKUMEN BERHASIL DIUNGGAH ……………....................... 34
GAMBAR 14 DIAGRAM ALUR DIGITALISASI DOKUMEN PERTANAHAN. .................... 41
GAMBAR 15 KUALITAS DATA PADA APLIKASI KKP .................................................... 43
GAMBAR 16 TAMPILAN HASIL VALIDASI DATA TEKSTUAL BUKU TANAH DI APLIKASI
KKP ............................................................................................................................. 46
GAMBAR 17 TAMPILAN MENU DARI BUKU TANAH DI APLIKASI KKP ........................ 46
iii
GAMBAR 18 NOTIFIKASI BUKA VALIDASI BUKU TANAH ........................................... 47
GAMBAR 19 MENU KONTER DESA/KELURAHAN ...................................................... 47
GAMBAR 20 PROSES PEMBUKUAN BUKU TANAH…………………………………………… 48
GAMBAR 21 PROSES PEMBUATAN BUKU TANAH BARU…………………………………… 48
GAMBAR 22 MENU SURAT UKUR………………………………………………………………… 49
GAMBAR 23 HASIL VALIDASI SURAT UKUR…………………………………………………… 49
GAMBAR 24 NOTIFIKASI PROSES BUKA VALIDASI SURAT UKUR………………………..50
GAMBAR 25 CONTOH STEMPEL VALIDASI/ENTRI DATA…………………………………...50
GAMBAR 26 ALUR KERJA KONTROL KUALITAS VALIDASI………………………………… 53
DAFTAR TABEL
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. UMUM
Kemajuan teknologi komunikasi dan
informasi yang pesat serta potensi
pemanfaatannya yang luas, membuka
peluang bagi pengaksesan,
pengelolaan dan pendayagunaan
informasi dalam volume yang besar
secara cepat dan akurat. Kementerian
Agraria dan Tata Ruang/Badan
Pertanahan Nasional (ATR/BPN)
menyadari bahwa untuk
meningkatkan kualitas layanan publik
secara efektif, efisien, transparan dan
akuntabel. Perkembangan teknologi
komunikasi dan informasi di
pemerintahan dapat mengakomodasi “Digitalisasi layanan pertanahan adalah
program strategis dari Kementerian
aspirasi masyarakat untuk
ATR/BPN dan terus saya jadikan prioritas.
memperoleh informasi tentang apa Dan kemudian, saat ini juga kita akan
saja program-program yang sedang meningkatkan kemampuannya dengan
teknologi yang terkini seperti blockchain, itu
dilaksanakan dan berinteraksi dengan
untuk implementasi sertipikat elektronik”
masyarakat sesuai dengan amanat
Hadi Tjahjanto
Undang-Undang Nomor 11 Tahun
2008 tentang Informasi dan Transaksi
Elektronik dan Undang-Undang Nomor
14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan
Informasi Publik.
Meningkatkan nilai kapasitas sistem teknologi informasi yang sudah ada tidak selalu
mengubah atau menggantikan sistem informasi yang sudah ada, akan tetapi hanya
menambahkan layanan pada sistem-sistem tersebut sehingga data dan informasi
dapat di representasikan dengan lebih baik dalam upaya membangun dan melihat
peluang bisnis di masa depan. Layanan elektronik menjadi jawaban atas hal tersebut
1
diatas. Dalam menuju layanan elektronik maka langkah pasti harus dilakukan, salah
satunya adalah melakukan alih media terhadap dokumen yang kita miliki menjadi
data digital yang data valid. Digitalisasi, validasi data, tekstual maupun spasial,
merupakan kegiatan yang saling terkait dan berlangsung secara berkelanjutan.
Dalam proses alih media dokumen pertanahan dan dalam rangka memberikan
jaminan kepastian hukum atas pelayanan elektronik yang diberikan, kesamaan yang
identik antara isi dokumen fisik/analog dan database pertanahan menjadi sebuah
kewajiban (digital twin). Oleh karena itu kegiatan digitalisasi dokumen wajib
ditindaklanjuti langsung dengan kegiatan validasi tekstual dan validasi spasialnya.
Selain itu, validitas data pertanahan merupakan kondisi yang harus tetap
dipertahankan secara berkelanjutan dalam proses pelayanan publik, hal ini memiliki
arti bahwa setiap perubahan dalam dokumen analog wajib diikuti dengan
perbaikan/updating database, dan demikian pula sebaliknya.
2
9. Peraturan Pemerintah Nomor 88 Tahun 1999 tentang Tata Cara Pengalihan
Dokumen Perusahaan ke dalam Mikrofilm dan Media Lainnya dan Legalisasi
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 195, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3913);
10. Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang
Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5286);
11. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2020 tentang Kementerian Agraria dan Tata
Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 83);
12. Peraturan Presiden Nomor 48 Tahun 2020 tentang Badan Pertanahan Nasional
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 84);
13. Keputusan Presiden Nomor 34 tahun 2003 tentang Kebijakan Nasional di Bidang
Pertanahan;
14. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 105 Tahun 2004 tentang
Pengelolaan Arsip Statis;
15. Keputusan Presiden Nomor 64/P Tahun 2022 tentang Pemberhentian dan
Pengangkatan Menteri Negara Kabinet Indonesia Maju Periode Tahun 2019-2024;
16. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional
Nomor 17 Tahun 2020 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Wilayah Badan
Pertanahan Nasional dan Kantor Pertanahan;
17. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional
Nomor 16 Tahun 2020 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Agraria
dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional;
18. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional
Nomor 5 Tahun 2020 tentang Pelayanan Hak Tanggungan Terintegrasi Secara
Elektronik;
19. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional
Nomor 7 Tahun 2019 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri
Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 3 Tahun 1997 tentang
Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang
Pendaftaran Tanah;
20. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional
Nomor 3 Tahun 2019 tentang Penerapan Tanda Tangan Elektronik;
21. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional
Nomor 9 Tahun 2018 tentang Pedoman Tata Naskah Dinas di Lingkungan
3
Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 686);
22. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional
Nomor 10 Tahun 2018 tentang Klasifikasi Arsip di Lingkungan Kementerian
Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2018 Nomor 687);
23. Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia Nomor 6 Tahun
2013 tentang Pelayanan Informasi Publik di Lingkungan Badan Pertanahan
Nasional Republik Indonesia;
24. Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 1 Tahun 2010 tentang
Standar Pelayanan dan Pengaturan Pertanahan;
25. Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik
Indonesia Nomor 3 Tahun 1997 tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan
Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah;
26. Peraturan Kepala ANRI Nomor 20 Tahun 2011 tentang Pedoman Autentikasi Arsip
Digital;
27. Peraturan Kepala ANRI Nomor 14 Tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan
Kebijakan Umum Pengelolaan Arsip Elektronik;
28. Peraturan Kepala ANRI Nomor 18 tahun 2012 tentang Pedoman Pembuatan dan
Pengumuman Daftar Pencarian Arsip (DPA) (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2012 Nomor 237);
29. Peraturan Kepala ANRI Nomor 9 Tahun 2018 Tentang Pedoman Pemeliharaan
Arsip Dinamis (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 818);
30. Keputusan Kepala Arsip Nasional RI Nomor 3 Tahun 2000 tentang Standar
Minimal Gedung dan Ruang Penyimpanan Arsip Inaktif;
31. Keputusan Kepala Arsip Nasional RI Nomor 12 Tahun 2000 tentang Standar
Penyimpanan Fisik Arsip.
Tujuan disusunnya Tata Cara Kerja ini adalah agar terdapat standarisasi dan
keseragaman pemahaman dalam melaksanakan kegiatan Digitalisasi Dokumen dan
Validasi Data Pertanahan.
4
1.4. RUANG LINGKUP
Tata Cara Kerja Digitalisasi Dokumen dan Validasi Data Pertanahan ini meliputi:
1. Kegiatan Digitalisasi Dokumen Pertanahan; dan
2. Kegiatan Validasi Data Pertanahan.
1.5. DEFINISI
1. Buku Tanah adalah dokumen dalam bentuk daftar yang memuat data yuridis dan
data fisik suatu objek pendaftaran tanah yang sudah ada haknya;
2. Data fisik adalah keterangan mengenai letak, batas dan luas bidang tanah dan
satuan rumah susun yang didaftar, termasuk mengenai adanya bangunan atau
bagian bangunan di atasnya;
3. Data yuridis adalah keterangan mengenai status hukum atau status penguasaan
bidang tanah dan satuan rumah susun yang di daftar, pemegang hak atau pihak
yang menguasai, dan hak pihak lain serta beban–beban lain yang membebaninya;
4. Digitalisasi adalah proses mengubah dokumen arsip warkah pendaftaran, buku
tanah dan surat ukur dari format analog menjadi format digital;
5. Gambar Ukur adalah tempat mencantumkan gambar suatu bidang tanah atau
lebih dan situasi sekitarnya serta data hasil pengukuran bidang;
6. Pendaftaran Tanah adalah rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh Pemerintah
secara terus menerus, berkesinambungan dan teratur, meliputi pengumpulan,
pengolahan, pembukuan, dan penyajian serta pemeliharaan data fisik dan data
yuridis, dalam bentuk peta dan daftar, mengenai bidang-bidang tanah dan satuan-
satuan rumah susun, termasuk pemberian tanda bukti haknya bagi bidang-
bidang yang sudah ada haknya dan hak milik atas satuan rumah susun serta hak-
hak tertentu yang membebaninya;
7. Surat Ukur adalah dokumen yang memuat data fisik suatu bidang tanah dalam
bentuk peta dan uraian;
8. Validasi adalah suatu proses pengujian kebenaran atas data elektronik yang
tersimpan dalam sistem informasi pertanahan sesuai dengan data fisik dan data
yuridis pada sertipikat tanah/Buku Tanah dan Surat Ukur;
9. Warkah adalah sekumpulan dokumen atau berkas yang digunakan sebagai dasar
pendaftaran suatu bidang tanah.
5
1.6. PENERIMA MANFAAT
INTERNAL EKSTERNAL
Dokumen/arsip warkah, Buku Tanah, dan Surat Ukur merupakan aset vital yang
menjamin kepastian hukum dari hasil pendaftaran tanah. Dengan demikian maka
Kantor Pertanahan memiliki tanggung jawab dalam melakukan pengelolaan
dokumen/arsip warkah, Buku Tanah, dan Surat Ukur sehingga terjaga
keberlangsungannya.
Selain itu, data pertanahan yang tersimpan dalam pangkalan data Kementerian
ATR/BPN merupakan hasil pencatatan yang dilakukan oleh Kantor Pertanahan.
Proses pencatatan data pertanahan tersebut diawali dengan kegiatan digitalisasi
dokumen pertanahan. Selanjutnya isi dari dokumen pertanahan dilakukan
pencatatan/entri ke dalam pangkalan data Kementerian ATR/BPN menggunakan
aplikasi Komputerisasi Kantor Pertanahan (KKP). Seluruh data pertanahan yang telah
atau akan dilakukan pencatatan wajib dilakukan validasi kebenaran dan
kelengkapannya secara berkelanjutan. Oleh sebab itu, Kantor Pertanahan memiliki
tanggung jawab terhadap kebenaran dan kelengkapan data tersebut.
Terkait dengan hal tersebut di atas, maka perlu adanya keterlibatan komponen-
komponen yang ada di Kantor Wilayah dan Kantor Pertanahan dalam
penyelenggaraan kegiatan Digitalisasi Dokumen dan Validasi Data Pertanahan.
Adapun peranan dari setiap komponen Kantor Pertanahan dapat dijelaskan sebagai
berikut:
6
2. Kepala Sub Bagian Tata Usaha bertanggung jawab dalam kesuksesan
penyelenggaraan, ketersediaan alokasi anggaran, ketersediaan fasilitas kantor
dan sarana prasarana (tempat/ruang kerja serta kelengkapannya, jaringan
listrik), mekanisme pelaksanaan dan keamanan atas dokumen;
3. Kepala Seksi Survei Pemetaan serta Kepala Seksi Penetapan Hak dan Pendaftaran
Tanah, dalam hal ini bertanggung jawab dalam:
7
pelaksana/operator adalah Penyedia Jasa, maka petugas pelaksana tersebut
wajib mendaftar pada Aplikasi Mitra ATR/BPN untuk mendapatkan profil
tersebut;
7. Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Kantor Wilayah/Kantor Pertanahan
bertanggung jawab dalam:
Tim Penyelenggara
Kepala Kantor
Pertanahan
8
Tugas dan keanggotaan dari setiap tim dapat dijelaskan pada Tabel 1 berikut:
Tabel 1 Tugas dan Keanggotaan Tim Penyelenggara
Tugas Keanggotaan
9
Agar pelaksanaan kegiatan swakelola dapat berjalan secara optimal maka perlu
dibentuk Tim Penyelenggara Swakelola yang terdiri dari Tim Persiapan, Tim
Pelaksana, dan Tim Pengawas yang ditunjuk dan ditetapkan oleh PPK dengan
Surat Keputusan (LAMPIRAN A).
Apabila terdapat keterbatasan sumber daya pada Kantor Pertanahan, maka dapat
diambil beberapa langkah antisipasi sebagai berikut:
● Kantor Pertanahan dapat merekrut narasumber/instruktur/tenaga ahli
untuk terlibat dalam Tim Persiapan/Tim Pelaksana/Tim Pengawas dengan
tetap memperhatikan ketersediaan anggaran serta mengacu kepada
ketentuan Pengadaan Barang Jasa Pemerintah;
● Kantor Pertanahan dapat merencanakan penambahan peralatan/perangkat
melalui mekanisme sewa atau pengadaan pembelian dengan tetap
memperhatikan ketersediaan anggaran serta mengacu kepada ketentuan
Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah;
Penyedia Jasa yang melaksanakan kegiatan adalah penyedia jasa yang telah
ditetapkan oleh Pejabat Pengadaan/Unit Pengadaan Barang dan telah melakukan
kontrak kerja dengan PPK. Dalam struktur penyelenggaraan kegiatan, Penyedia
Jasa tersebut berkedudukan sebagai Tim Pelaksana Kegiatan. Oleh sebab itu,
Kantor Wilayah/Kantor Pertanahan tetap berkewajiban untuk tetap membentuk
Tim Persiapan dan Tim Pengawas sebagaimana dijelaskan pada Tabel 1.
10
BAB II
DIGITALISASI DOKUMEN PERTANAHAN
Dalam rangka mencapai visi kelembagaan maka Kementerian ATR/BPN telah bersiap
dengan menentukan roadmap Transformasi Pelayanan Pertanahan (Gambar 2).
11
Berdasarkan roadmap transformasi pelayanan pertanahan tersebut, digitalisasi
dokumen menjadi salah satu prasyarat dalam mewujudkan transformasi layanan.
Digitalisasi dokumen pertanahan yang dimaksud adalah mengalihmediakan
dokumen fisik/kertas menjadi bentuk digital melalui proses scanning/pemindaian.
Dokumen pertanahan yang dimaksud adalah arsip/dokumen pertanahan yang masih
aktif/berlaku seperti: Buku Tanah, Surat Ukur, Gambar Ukur/Gambar Denah, dan
Warkah.
Fungsi dan peranan dokumen/arsip sangat diperlukan oleh Kementerian Agraria dan
Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional dalam menjalankan fungsi kegiatannya
sebagai berikut:
1. Aset Negara
Dari semua aset negara yang ada, arsip pertanahan adalah salah satu aset yang
berharga. Data-data tanah yang dihasilkan dari kegiatan administrasi
Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional merupakan
warisan nasional dari generasi ke generasi yang perlu dipelihara dan dilestarikan.
Seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan kesatuan tanah
air dari keseluruhan Bangsa Indonesia. Tanah merupakan perekat Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
2. Alat Bukti Hukum (The ability to produce evidence of action)
Arsip sebagai bukti atau legalitas. Arsip pertanahan yang dimiliki Kantor
Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional, Kantor
Wilayah BPN Provinsi dan Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota memiliki fungsi
sebagai legalitas atau bukti-bukti kepemilikan tanah. Hal tersebut sangat penting
untuk kenyamanan dalam setiap pelaksanaan kegiatan, untuk memberikan
kepastian hukum baik bagi pemerintah maupun kepada masyarakat.
3. Sumber Pengambilan Keputusan (Current and future policy formation and
management decision making)
Manajemen Kantor Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan
Nasional, Kantor Wilayah BPN Provinsi dan Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota
dalam kegiatan tentunya memerlukan berbagai data atau informasi yang akan
digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan untuk
saat ini maupun masa yang akan datang. Data dan informasi tersebut dapat
ditemukan dalam arsip yang disimpan dalam berbagai media baik media
elektronik maupun non elektronik.
12
Arsip yang disimpan merupakan sumber ingatan atau memori, serta merupakan bank
data yang dapat berfungsi sebagai rujukan pencarian informasi apabila diperlukan.
Dalam hal pemeliharaan arsip, terdapat beberapa faktor yang harus dipenuhi yaitu
antara lain:
1. Arsip Vital
Arsip vital merupakan arsip yang keberadaannya menjadi persyaratan dasar bagi
kelangsungan operasional bagi pencipta arsip. Contoh Buku Tanah, Surat Ukur,
Warkah (yang terdiri dari: Berkas Permohonan, Peta Bidang Tanah, Gambar Ukur,
Surat Keputusan Pemberian Hak, dll). Warkah yang disimpan oleh Kantor
Pertanahan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Sertipikat Tanah yang
13
diterbitkan oleh Kementerian ATR/BPN, di dalam warkah tersebut berisi berbagai
surat/berkas yang dipersyaratkan, terutama sekali adalah riwayat beserta bukti
penguasaan atau kepemilikan tanah. Jumlah lembar Warkah dapat bervariasi
tergantung dari jenis pelayanannya. Warkah dapat berisi, antara lain sebagai
berikut:
● Fotocopy identitas pemohon (KTP);
● Bukti perolehan tanah (Surat Penguasaan Tanah dari Pejabat yang berwenang,
Keterangan Waris, Letter C, Girik, Akta Verbonding/Belanda, Akta PPAT, dan
lainnya);
● Surat pendukung lainnya yang dipersyaratkan, seperti Surat Permohonan,
Surat Pernyataan, Berita Acara, dan lainnya;
● Dokumen pertanahan mengenai bidang tanah yang dibuat dalam proses
sertipikat (Peta Pendaftaran, Daftar Tanah, Surat Ukur, Buku Tanah, SK
Pemberian Hak Atas Tanah);
● Lampiran lain yang diperlukan (Fotocopy SPPT-PBB, bukti setor pajak, IMB).
2. Arsip Aktif
Arsip aktif adalah arsip yang frekuensi penggunaannya tinggi dan/atau terus
menerus. Contoh arsip aktif adalah dokumen yang dihasilkan dari kegiatan
penunjang kegiatan pokok pertanahan yang berupa dokumen perencanaan,
keuangan, kepegawaian, surat-menyurat, dan lainnya;
3. Arsip Inaktif
Arsip yang ada merupakan aset negara yang tidak ternilai harganya karena arsip
pertanahan yang saat ini dikelola merupakan arsip vital dan arsip terjaga. Tidak dapat
dibayangkan berapa nilai aset dokumen kepemilikan atas tanah yang ada diseluruh
Indonesia apabila tidak dikelola dengan baik dan diamankan untuk kepentingan
bangsa dan negara khususnya bagi seluruh rakyat Indonesia. Arsip berguna bagi
pimpinan dalam pengambilan keputusan, pelaporan, analisis dalam penentuan
langkah kebijakan. Disamping itu arsip juga dapat dijadikan alat
pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan sebagai alat bukti hukum. Arsip dapat
dijadikan sebagai Alat Bukti Hukum (The ability to produce evidence of action) apabila
sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Dalam rangkaian proses digitalisasi, arsip
hasil alih media yang dihasilkan harus memenuhi standar:
14
1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1997 tentang Dokumen Perusahaan;
2. Peraturan Pemerintah Nomor 88 Tahun 1999 tentang Tata Cara Pengalihan
Dokumen Perusahaan ke dalam Mikrofilm atau Media lainnya Legalisasi; dan
3. ISO 23081-1: 2006, Information and Documentation Records Management Process.
Pada pelaksanaan kegiatan PTSL dengan target yang setiap tahun semakin meningkat
yaitu 9 juta bidang tanah pada tahun 2019 dan 10 juta bidang tanah di tahun 2020,
maka akan menghasilkan dokumen warkah dalam jumlah yang besar. Apabila
diasumsikan jumlah lembar tiap warkah adalah rata-rata 40 lembar maka akan ada
penambahan jumlah arsip sebanyak 40 juta lembar dalam bentuk kertas. Adanya
penambahan jumlah yang cukup signifikan tersebut tentunya menuntut pengelolaan
yang cermat untuk menghindari beberapa kendala yang sering timbul, seperti:
2.2. SASARAN
15
4. Berkurangnya tingkat risiko yang berhubungan dengan pengelolaan arsip fisik;
2.3. MANFAAT
3. Standar Keluaran
17
dokumen.
c. Semua lembar dokumen dilakukan alih media termasuk halaman album
warkah. Lembar kosong termasuk halaman belakang tidak dilakukan alih
media.
d. Dokumen yang telah dialihmediakan dan telah dibubuhi stempel elektronik.
e. Dokumen yang telah dialih media terunggah ke dalam database KKP.
f. Dokumen yang telah dialihmediakan tersusun dalam berkas seperti semula
dan ditempatkan kembali sesuai dengan sistem penataan dan penempatan
dokumen fisik pertanahan.
18
dan Warkah Pendaftaran (DI208) yang akan di scan;
- Melakukan penyusunan mekanisme kerja digitalisasi dokumen
pertanahan;
- Menentukan tempat/ruangan yang memadai untuk pelaksanaan
digitalisasi;
- Memastikan ketersediaan internet dan listrik selama kegiatan
berlangsung.
19
dokumen, nomor bundel dokumen, tahun, asal lokasi rak, jumlah dokumen,
tanggal pinjam, tanggal kembali, keterangan serta nama dan paraf para
petugas yang dilalui oleh dokumen tersebut. Proses pendataan dan penataan
dilakukan terhadap dokumen yuridis dan dokumen fisik bidang tanah, yaitu
Buku Tanah dan Surat Ukur, atau warkah lainnya yang diperlukan.
20
● Surat Ukur, dilakukan pemilahan dengan kriteria;
- Surat Ukur yang masih aktif yang belum dilakukan scanning dan
diutamakan yang sudah dientri dalam KKP;
- Surat Ukur Hak Guna Bangunan dan Hak Guna Usaha yang jangka
waktu hak-nya sudah berakhir dan belum dilakukan alih media;
- Surat Ukur Hak Guna Bangunan dan Hak Guna Usaha yang jangka
waktu hak-nya berakhir karena adanya pemecahan bidang dan
peningkatan hak tidak perlu dialihmediakan.
- Untuk surat ukur dengan kriteria di atas namun belum ada dalam
sistem KKP maka Tim Persiapan harus berkoordinasi dengan seksi
terkait agar dilakukan entri surat ukur ke dalam sistem terlebih
dahulu.
Berita Acara dibuat dalam rangkap 3 (tiga) dan dilampiri dengan Daftar Arsip
yang dialihmediakan ke dalam mikrofilm atau media lainnya dengan
ketentuan:
21
● Rangkap pertama untuk Kepala Kantor Pertanahan selaku pembina
kearsipan;
● Rangkap kedua untuk unit pengolah;
● Rangkap ketiga untuk unit kearsipan.
e. Pemindahan Dokumen
Dokumen dipindahkan Tim Pelaksana dari rak penyimpanan ke ruang atau
lokasi pemindaian. Alat angkut yang digunakan bisa berupa lori (trolley) atau
baki dengan kondisi yang memungkinkan dokumen tidak tercecer dalam
perjalanan. Penyediaan alat angkut ini diperlukan guna tercapainya efisiensi
kerja dan pengamanan terhadap fisik dokumen. Tetapi jika lokasinya
berdekatan misalnya masih dalam satu ruangan gedung, maka pemindahan
arsip cukup dilakukan tanpa alat.
f. Pemindaian (Scanning)
Pemindaian adalah proses perekaman, digitalisasi, atau alih media dari
dokumen fisik menjadi data atau file digital yang berbentuk .pdf. Kegiatan
pemindaian untuk dokumen pada umumnya menggunakan perangkat keras
berupa pemindai berkecepatan tinggi (High Speed Scanner) dengan jenis ADF
(Automatic Document Feeder). Tetapi dalam keadaan tertentu tidak menutup
kemungkinan menggunakan scanner jenis Flatbed atau jenis lain apabila
Pada umumnya media kertas pada dokumen yang sudah berusia lebih dari
25 tahun akan mengalami penurunan tingkat kelenturannya sehingga bila
22
dipindai menggunakan scanner jenis ADF, akan merusak fisik dokumen
tersebut. Untuk menghindari resiko ini, maka langkah pemindaian harus
ditempuh dengan menggunakan scanner jenis Flatbed jenis lain, meski butuh
waktu pemrosesan yang agak lambat. Ketentuan pada proses scanning ini
adalah:
● Buku Tanah dan Surat Ukur di scan dalam format A3 atau dilembarkan
● Warkah (DI208) dalam format A4.
Telah Dialihmediakan
12/KNT-WARKAH.XI/PPK-PDIP/VII/2020
23
diurutkan berdasarkan tipe dokumen, contoh seperti pada tabel sebagai
berikut:
Tabel 3 Sistem Penamaan File
24
Penyimpanan file disimpan dalam folder per tahun
Contoh :
2018
● Penyimpanan file dalam folder per tipe warkah pertanahan, dan per tahun;
● Apabila terdapat nomor warkah ganda maka menggunakan ketentuan
penamaan sebagai berikut:
1 W_00100_2000.pdf Normal
2 W_00101A_2000.pdf
Apabila ada Nomor DI 208/302 Double
W_00101B_2000.pdf
25
h. Kontrol Kualitas (Quality Control) dan Validasi Hasil Pemindaian Melakukan
kontrol kualitas/Quality Control (QC) untuk memperbaiki image jika ada
image yang tidak layak untuk ditampilkan seperti image miring, image tidak
terbaca karena hasil scan yang tidak bagus dan melakukan pengecekan
metadata/index, file name dan metadata hasil bookmark yang sudah dibuat
sampai hasil tersebut disetujui oleh Kementerian ATR/BPN. Pekerjaan quality
control atau kontrol kualitas untuk pengendalian mutu hasil baik dari
pemindaian ataupun indexing, merupakan pekerjaan validasi dan verifikasi
atas kelayakan data dan hasil pemindaian, dan merupakan tahap pekerjaan
yang akan menentukan apakah file yang dihasilkan itu dapat dipakai atau
tidak. Kontrol kualitas terhadap hasil scan dan indexing ditentukan dari:
Jika jumlah atau isi file sudah benar dan hasilnya indeks sudah sesuai
dengan standar yang diharapkan, maka proses alih media/digitalisasi
dokumen dapat dilanjutkan ke fase berikutnya. Tetapi jika hasilnya dinilai
masih belum memadai, maka langkah yang harus dilakukan adalah:
26
setting khusus agar image yang dihasilkan benar-benar memenuhi
standar dokumentasi digital.
Selain tugas seperti di atas, langkah validasi dan verifikasi dari quality control
juga melakukan pemeriksaan terhadap autentikasi pada setiap hasil
pemindaian sebagai tanda keaslian atau autentikasi dari dokumen
bersangkutan. Jika sudah dianggap sesuai, maka pekerjaan proses
digitalisasi dapat dilanjutkan ke langkah berikutnya.
i. Autentikasi
Prosedur autentifikasi hanya dilakukan apabila Tim Pelaksana berasal dari
Penyedia Jasa. Kegiatan autentikasi adalah kegiatan yang bertujuan untuk
memberikan autentikasi pada hasil digitalisasi (file .pdf), yang dilakukan oleh
petugas QC setelah melakukan kontrol kualitas terhadap file hasil scan
dimana autentikasi ini dapat berupa:
27
yang tersedia yang apabila stempel elektronik itu discan akan
menampilkan informasi nama perusahaan dan tanggal pelaksanaan
kegiatan;
● Menggunakan stempel elektronik berbentuk QR dimana terdapat gambar
atau logo Lembaga/Perusahaan ditengah-tengah stempel dengan rasio
minimum mencapai 70% dari keseluruhan kode;
● Stempel Elektronik berbentuk persegi dengan ukuran 1,5 x 1,5 cm;
● Stempel Elektronik dapat memberikan informasi validitas dari suatu
dokumen;
● Stempel Elektronik dapat memenuhi prinsip integrity dan non repudiation;
● Menggunakan token yang secure untuk proses pembubuhan seperti:
Biometric Authentication dan Disposable Uniquely Random Code;
● Stempel Elektronik dapat memuat informasi waktu pembubuhan pada
dokumen (timestamp).
28
j. Stempel pada Dokumen Pertanahan Analog
Setelah dilakukan legalisasi pada file hasil alih media (softcopy) maka langkah
selanjutnya adalah memberikan stempel “Dokumen ini Telah Dialihmediakan
dan Divalidasi” pada semua dokumen analog pertanahan khususnya Buku
Tanah dan Surat Ukur (tempatnya di catatan terakhir). Stempel tersebut
menyatakan bahwa dokumen hasil alih media sudah dinyatakan sesuai
dengan aslinya/fisiknya/digital twin (lihat langkah i. Autentikasi diatas)
12/KNT-WARKAH.XI/PPK-PDIP/VII/2020
Tim Pelaksana harus menata kembali dokumen seperti kondisi semula dan
disusun dengan mengacu kepada sistem penataan sebagaimana ketentuan
yang ada (referensi dari Biro Umum). Selanjutnya dokumen dikembalikan
29
dengan diikat dan disimpan terpisah dari dokumen yang belum
dialihmediakan. Untuk mempermudah pencarian di kemudian hari, dokumen
Buku Tanah, Surat Ukur dan Warkah lainya yang telah dialihmediakan,
disimpan dalam satu sampul untuk setiap bidangnya. Dokumen Buku Tanah,
Surat Ukur dan Warkah lainya yang telah dialihmediakan, disimpan secara
terpisah dari dokumen yang belum discan.
Warkah BT SU Total
Volume Realisasi 100.000 81.000 74.000
Pembayaran (Rp) 1.295.000.000 224.775.000 205.350.000 1.725.125.000
Apabila ketersediaan Dokumen Warkah 208, Buku Tanah dan Surat Ukur
belum memenuhi terhadap target volume pekerjaan maka kekurangan
tersebut dapat dialihkan ke dalam dokumen Warkah 302 (Warkah
Pengukuran) dan atau Gambar Ukur dengan perbandingan bobot sebagai
berikut :
30
Catatan :
31
2. Kemudian pilih menu Warkah DI302
32
4. Kemudian isi Nomor dan Tahun yang akan disimpan dan pilih Bundel Warkah
Pengukuran lalu Cari File
33
6. Kemudian klik tombol Unggah
34
BAB III
VALIDASI DATA PERTANAHAN
Sejak dimulainya pendaftaran tanah di Indonesia hingga saat ini, bentuk dan format
Buku Tanah maupun Surat Ukur sudah mengalami beberapa kali perubahan.
Perubahan tersebut mengakibatkan elemen data yang tercantum dalam sertipikat
juga mengalami perubahan penambahan atau pengurangan. Sebagai contoh, sebelum
tahun 1970 sertipikat belum memiliki Surat Ukur. Selanjutnya, dalam satu Buku
Tanah dapat mengandung dua atau lebih data sertipikat. Sebagai contoh dalam kasus
peningkatan hak, dalam prakteknya dilakukan pencoretan nomor pada fisik Buku
Tanah yang sama sehingga data sebelum dan sesudah peningkatan menjadi satu.
Sementara dalam sistem elektronik, setiap nomor Buku Tanah merupakan entitas
tunggal sehingga perlu dilakukan ekstraksi data dari Buku Tanah analognya ke
masing masing nomor Buku Tanah yang relevan.
Pemeliharaan data juga sering kali menimbulkan inkonsistensi data. Sebagai contoh
apabila suatu bidang tanah mengalami pemisahan, maka luas aktual akan tercantum
pada catatan pemisahan atau seringkali diberikan catatan perubahan luasnya pada
Surat Ukur. Entri luas pada Surat Ukur harus mengikuti luas aktualnya, bukan luas
ketika pertama kali diterbitkan. Contoh lainnya adalah catatan adanya hak diatas hak
yang tidak dituliskan pada kolom penunjuk. Untuk menstandarkan nilai elemen data
yang dimasukkan kedalam database, perlu dibuatkan juknis agar informasi yang
dihasilkan dalam layanan elektronik sesuai dengan informasi aktual Buku Tanah.
Data elektronik tersebut tidak harus sama persis dengan Buku Tanah analognya,
namun informasi yang harus dikeluarkan harus bersesuaian dengan kronologis
perubahan elemen datanya.
35
pendaftaran tanah baik sebagai output sebuah sistem maupun sebagai arsip
pertanahan yang harus dikelola. Buku Tanah dan Surat Ukur merupakan keluaran
dari sistem administrasi pertanahan yang disebut sistem Komputerisasi Kegiatan
Pertanahan (KKP). Basis data pertanahan merupakan basis data yang terpusat dalam
Data Center Pertanahan sehingga dapat diakses, dikelola dan disajikan secara
nasional dengan berbagai format penyajian dalam bentuk spasial maupun laporan
dan tabulasi.
36
tanah, satuan rumah susun dan hak-hak lain. Hal ini telah dikaji secara detail oleh
Bank Dunia dalam Ease of Doing Business (EODB). Hasil kajian EoDB tahun 2020
Indonesia menempati ranking 73 secara keseluruhan, tetapi untuk kemudahan dalam
hal Registering Property (pendaftaran properti) Indonesia menduduki posisi rangking
106. Hal ini tentunya menjadi refleksi bagi Kementerian ATR/BPN dalam mengambil
langkah–langkah perbaikan peringkat EoDB, yang salah satunya adalah dengan
menerapkan layanan berbasis elektronik yang didukung dengan tingkat validitas data
yang tinggi. Berbagai kebutuhan akan data dan informasi pertanahan di atas
menunjukkan bahwa Kementerian ATR/BPN memiliki tugas dan peran penting untuk
meningkatkan ekonomi skala nasional maupun internasional, untuk itu kegiatan
Validasi Buku Tanah dan Surat Ukur menjadi kegiatan dasar dan mutlak untuk
dilakukan. Data pertanahan yang akuntabel, akurat dan terpercaya menjadi modal
utama dalam memberikan kemudahan dan kelancaran dalam proses penyajian
informasi pertanahan, dimana informasi pertanahan yang dihasilkan dapat
digunakan sebagai sumber pengambilan keputusan di berbagai bidang seperti halnya
pada kegiatan pendaftaran tanah/registering property. Validitas data dan informasi
pertanahan menjadi modal dasar dalam membangun Sistem Informasi Pertanahan
yang akan berpengaruh terhadap pengambilan keputusan strategis di tingkat
manajerial dalam hal pertanahan.
Kegiatan validasi data pertanahan ini diawali dengan memvalidasi eksisting data
elektronik pertanahan atau database pertanahan khususnya basis data Buku Tanah
dan Surat Ukur. Data elektronik pertanahan, selanjutnya disebut data pertanahan,
secara umum bisa dikelompokan menjadi 2 (dua) kategori yaitu: data pertanahan
tekstual selanjutnya disebut data tekstual yang mendeskripsikan dan
menginformasikan tentang kondisi-kondisi bidang tanah yang ada di sertipikat
tanah/Buku Tanah dan kedua adalah data pertanahan spasial selanjutnya disebut
data spasial yang mendeskripsikan posisi, bentuk dan geometri bidang tanah beserta
atribut yang melekat yang tersimpan dalam basis data spasial yang salah satu
tertuang dalam Surat Ukur.
3.3. SASARAN
Maksud dan tujuan dari kegiatan Validasi Data Pertanahan ini adalah, untuk:
1. Terciptanya kondisi data pertanahan yang valid dan akurat sehingga dapat
digunakan untuk peningkatan kualitas dan kuantitas pelayanan pertanahan;
37
2. Diperolehnya data pertanahan tekstual valid serta sesuai dengan Sertipikat/Buku
Tanah dan Surat Ukur, sehingga informasi elektronik pertanahan dapat disajikan
dengan akurat dan akuntabel;
3. Terwujudnya sistem informasi eksekutif berbasis data pertanahan yang valid;
4. Terselenggaranya analisis data guna mendukung pengambilan keputusan
strategis dibidang pertanahan;
5. Terhindar dari duplikasi dan anomali data sebagai akibat dari kesalahan proses
pencatatan dalam sistem aplikasi.
3.4. MANFAAT
Manfaat dari pelaksanaan kegiatan Validasi Buku Tanah dan Surat Ukur ini diantaranya
sebagai berikut:
1. Peralatan
Pemanfaatan perangkat keras yang digunakan dalam kegiatan ini harus
memperhatikan dengan kondisi sebagai berikut:
a. Memenuhi standar teknis untuk pelaksanaan kegiatan ini;
b. Memenuhi aspek interkonektivitas dan kompatibilitas dengan sistem yang
digunakan.
Perangkat Keras untuk melaksanakan pekerjaan ini terdiri dari:
a. Printer
b. PC/Notebook/Laptop
38
c. Dan perlengkapan lain yang dibutuhkan.
2. Sumber Daya Manusia
Apabila pelaksanaan validasi dilakukan oleh Penyedia Jasa, maka spesifikasi
teknis terkait anggota Tim Pelaksana harus sesuai dengan Tabel 2 berikut.
Tenaga QC Minimal D3 X
3. Standar Keluaran
Adapun ketentuan teknis dari keluaran hasil validasi data pertanahan adalah
sebagai berikut:
b. Buku Tanah yang divalidasi adalah Buku Tanah yang masih aktif dan
statusnya belum valid;
39
c. Surat Ukur yang divalidasi adalah Surat Ukur yang masih aktif dan statusnya
belum valid;
d. Validasi data tekstual ini dilakukan untuk semua atribut/field yang ada di
Surat Ukur dan Buku Tanah termasuk semua Catatan Peralihannya;
e. Setiap data dari hasil entri/digitasi di cetak dalam daftar dari menu yang
tersedia di Aplikasi KKP;
f. Validasi dilakukan secara elektronik pada Aplikasi KKP dan log hasil validasi
dapat dicetak sebagai data pendukung/evidence yang selanjutnya diketahui
oleh penanggung jawab validasi/pejabat struktural di Kantor Pertanahan;
g. Jika terdapat informasi pada fisik Buku Tanah/Surat Ukur yang meragukan
atau tidak layak, wajib dikoordinasikan/ditanyakan ke pejabat yang berwenang
di Kantor Pertanahan, untuk ditindaklanjuti sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
h. Jika melakukan koreksi terhadap data pada fisik Buku Tanah dan Surat Ukur,
maka wajib membubuhkan coret pada data yg diganti dan paraf pada data yang
dicoret (dengan pena) dan dilakukan oleh pejabat yang berwenang sesuai
dengan peraturan perundang-undangan.
i. Memastikan data bidang tanah tersebut sudah link antara Buku Tanah
dan/atau Surat Ukur;
j. Untuk data pertanahan yang terdapat catatan blokir, catatan sengketa, catatan
bidang tanah overlap dengan bidang lain, atau pada dokumen fisiknya terdapat
catatan dengan pensil yang tidak dapat diklarifikasi oleh pejabat yang
berwenang tetap dilakukan validasi dan selanjutnya dilakukan blokir internal
dan melaporkannya kepada Kantor Pertanahan untuk ditindaklanjuti;
k. Buku Tanah yang statusnya sudah tervalidasi tidak dapat dilakukan validasi
ulang.
l. Apabila Buku Tanah yang statusnya sudah tervalidasi hendak divalidasi ulang
maka diperlukan persetujuan dari Kepala Kantor Pertanahan disertai dengan
justifikasi perlunya validasi ulang serta dilampirkan bukti sebelum dan
sesudah dilakukan validasi ulang.
40
3.6. PROSEDUR DAN TAHAPAN PELAKSANAAN
1. Alur
2. Persiapan
Sebelum melakukan validasi data pertanahan, Tim Persiapan perlu melakukan
persiapan dan penelitian dengan mempertimbangkan berbagai aspek terkait rekam
data dalam sistem KKP serta dokumen arsip terkait. Untuk kelancaran pelaksanaan
kegiatan, beberapa hal yang harus dipersiapkan:
41
2) Memastikan listrik selalu ada/nyala untuk kelancaran pekerjaan;
1 Hak Milik
X X
2 Hak Guna
Bangunan X 1)
3 Hak Guna
Usaha X 1)
4 Hak
Pengelolaan X X
5 Hak Pakai
X X
6 Tanah Wakaf
X X
Keterangan 1) BT/SU HGB dan HGU yang jangka waktu hak-nya berakhir bukan
karena pemecahan bidang dan peningkatan hak.
h. Membuatkan user login ke Aplikasi KKP sebagai petugas validator dan entri
data dengan durasi;
i. Menunjuk pegawai yang bertanggung jawab terhadap arsip untuk mengawasi
dan menandatangani BA Peminjaman dan Pengembalian dokumen.
3. Inventarisasi dan Analisis Data
Kegiatan inventarisasi Buku Tanah dan Surat Ukur sangat penting untuk
dilakukan, untuk memastikan kondisi fisik, kelengkapan dan jumlahnya dapat
memenuhi target/volume pekerjaan, meliputi:
a. Melakukan inventarisasi dokumen analog Buku Tanah dan Surat Ukur serta
memastikan kelengkapan datanya sesuai dengan target volume pekerjaan yang
dituangkan dalam Berita Acara Hasil Inventarisasi.
b. Melakukan analisis Buku Tanah dan Surat Ukur digital yang ada di dalam
basis data Kantor Pertanahan lokasi pekerjaan yang meliputi:
● Buku Tanah
- Menghitung dokumen analog semua Buku Tanah setiap bundel per desa
per jenis hak dan memastikan kelengkapan datanya;
- Memastikan apakah semua dokumen analog Buku Tanah telah terentri
dan tervalidasi di Komputerisasi Kegiatan Pertanahan (KKP);
42
- Melakukan analisis kondisi kualitas data pertanahan baik data tekstual
dan spasial melalui Aplikasi KKP seperti Gambar 1, untuk menjadi dasar
perencanaan kegiatan validasi data tekstual Buku Tanah (berapa jumlah
Buku Tanah yang belum terentri dan tervalidasi);
- Mendapatkan data dokumen Buku Tanah yang ada di KKP tetapi tidak
ada dokumen fisiknya untuk direkap dan dibuatkan Berita Acara untuk
penghapusan dokumen tersebut di KKP;
- Data elektronik yang ada di KKP baik yang status valid juga harus
dianalisis kembali, dan tidak menutup kemungkinan untuk divalidasi
ulang;
- Jika terdapat duplikasi data baik di data elektronik dan/atau di
dokumen analog Buku Tanah, hendaknya dikoordinasikan dengan
pejabat yang berwenang di Kantor Pertanahan agar dapat ditindaklanjuti
sesuai ketentuan dan peraturan perundang- undangan;
- Jika terdapat dokumen analog Buku Tanah tetapi tidak ada di data
elektronik di KKP, maka dilakukan entri data Buku Tanah sesuai dengan
panduan entri data;
- Jika terdapat Buku Tanah dengan wilayah yang sudah tidak sesuai
(akibat pemekaran wilayah), agar diinventarisir, dan dibuatkan Berita
Acara pemindahan wilayahnya hal ini dilakukan baik di fisik Buku
Tanahnya dan di data elektronik di KKP sesuai dengan ketentuan dan
peraturan perundang-undangan;
43
- Hasil analisa dituangkan dalam Berita Acara Pengumpulan, Verifikasi
dan Analisa Data.
● Surat Ukur
4. Validasi Data
Ketentuan dalam tahapan validasi data tekstual Buku Tanah dan Surat Ukur harus
memperhatikan sebagai berikut:
a. Validasi Tekstual Buku Tanah
Proses ini dilakukan untuk perekaman semua informasi yang terdapat pada
data Buku Tanah, baik data pendaftaran pertama kali maupun data pada
catatan pendaftarannya. Adapun fields/attribute dalam database KKP yang
sering kali kosong dan diperlukan validasi diantaranya adalah:
44
3) Luas (tertulis) yang angkanya ekstrim (tidak wajar)/ Luas tidak sesuai;
4) Catatan peralihan/pendaftaran yang tidak lengkap/tidak sesuai/kosong,
Catatan Pendaftaran Pertama harus sesuai dengan yang tertera di dalam
fisik Buku Tanah yang meliputi Nomor D.I (Daftar Isian) beserta tanggalnya,
Asal Hak dan Alas Hak, Penunjuk, Tanggal Pembukuan dan Tanggal
Penerbitan Sertipikat beserta penandatangannya;
5) Tanggal pembukuan dan tanggal penerbitan: tidak sesuai/Kosong;
6) Nama penanda tangan tidak sesuai/kosong;
7) Narasi pada petunjuk tidak sesuai/kosong;
8) Tanggal Terbit dan tanggal berakhir hak untuk yang berjangka waktu;
9) Tipe Pemilik dan Nama Pemilik Pertama pada sertipikat;
10) Dokumen pengukuran harus terisi baik Nomor, Tahun, Tipe
(GS/SU/SUS/PLL), Luas, dan NIB (Nomor Induk Bidang) jika ada, sehingga
link terhadap Buku Tanah bisa dilakukan, dan jika didalam fisik Buku
Tanah tidak tertulis maka dilakukan pencatatan (sebagai keterangan) dan
segera dilakukan koordinasi untuk memperoleh data yang sesuai dengan
petugas Arsip atau pegawai kantah terkait mengenai hal tersebut.
11) Catatan pendaftaran harus sesuai dengan yang tertera di dalam fisik Buku
Tanah baik catatan perubahan dan nomor D.I (Daftar Isian) beserta tanggal
penanda tangan serta penandatangannya sehingga urutan untuk catatan
pendaftaran bisa secara otomatis diurutkan berdasarkan tanggal
penandatanganannya.
Validasi Buku Tanah dilakukan oleh profil Validator Buku Tanah dengan
langkah-langkah sebagai berikut:
1) Login ke dalam Aplikasi KKP, (jika pelaksana pihak ke-3 maka harus
dibuatkan user dengan profil Validator Buku Tanah oleh Admin Kantah
setempat);
2) Pilih menu Dokumen Hak dengan klik menu Dokumen -> Buku Tanah (Hak
Milik, Hak Guna Bangunan, Hak Guna Usaha, Hak Pengelolaan, Hak Pakai);
3) Pilih Provinsi -> Kabupaten -> Kecamatan -> Desa;
4) Masukkan Nomor Hak 5 digit terakhir -> klik Dokumen Hak-nya;
5) Cek dokumen digital dengan fisik Buku Tanah;
6) Klik pada Validasi apabila sudah sesuai dengan data yang tertera pada
fisik/scan Buku Tanah;
45
7) Buku Tanah sudah tervalidasi.
Apabila sudah dilakukan validasi tetapi masih terdapat atribut yang akan
diperbaiki/edit maka langkahnya adalah sebagai berikut:
46
Gambar 18 Notifikasi Buka Validasi Buku Tanah
Kemungkinan kondisi data yang akan ditemukan dalam proses validasi data
pada Aplikasi KKP, sebagai berikut:
1) Data hasil scan/fisik Buku Tanah tidak ditemukan dalam basis data, jika
hasil scan tidak terdapat di dalam basis data maka harus dilakukan proses
entri data baru yang sama dan sesuai dengan hasil scan/fisik Buku Tanah;
2) Data pada basis data berbeda dengan hasil scan/fisik, maka harus
dilakukan updating data pada basis data yang disesuaikan dengan hasil
scan/fisik sehingga data pada basis data sama dengan dokumen fisik.
Entri Buku Tanah dilakukan jika pada saat validasi Buku Tanah di database
KKP tidak ditemukan Buku Tanah dimaksud. Kondisi ini dimungkinkan karena
Buku Tanah yang lama dan diterbitkan sebelum adanya Aplikasi KKP. Berikut
adalah langkah-langkah entri Buku Tanah:
47
5. Masukan angka sejumlah Buku Tanah yang akan dientri;
6. Klik Proses;
2. Pilih menu ;
3. Pilih Nama Kegiatan Propinsi Kabupaten Kecamatan Desa;
4. Input Nomor Hak 5 digit terakhir input tanggal penerbitan;
5. Klik OK dan Buku Tanah telah terbuat.
Validasi Surat Ukur dilakukan oleh profil Validator Surat Ukur dengan
melakukan pengecekan dengan fisik Surat Ukur telah diterima sudah sesuai
dan valid dengan dokumen digital Surat Ukur yang akan divalidasi dengan
langkah-langkah sebagai berikut:
48
1) Cari Dokumen Surat Ukur dengan klik menu Dokumen Surat Ukur;
2) Pilih Provinsi Kabupaten Kecamatan Desa Tipe SU;
3) Input nomor Surat Ukur 5 digit;
4) Input Tahun Surat Ukur klik Cari pilih Surat Ukur;
5) Cek dokumen digital dengan fisik Surat Ukur;
6) Pilih menu Validasi apabila memang sudah sesuai dan dokumen digital
Surat Ukur sudah tervalidasi;
Apabila fisik dan digital dokumen Surat Ukur terdapat perubahan data dan
akan diperbaiki, maka langkahnya adalah sebagai berikut:
49
2) Akan ada warning bahwa persetujuan buka validasi oleh Kepala
Infrastruktur Pertanahan;
e. Kontrol Kualitas
Kontrol Kualitas dilakukan dengan menggunakan metode Four Eyes Principle.
Prinsip dari metode ini adalah bahwa sebuah data dinyatakan valid apabila ada
50
dua pihak yang menyatakan data telah valid, yaitu pihak pelaksana kegiatan
validasi dan pihak pengawas yang dalam hal ini adalah Tim Pengawas.
51
- Catatan peralihan/pendaftaran yang tidak lengkap/tidak
sesuai/kosong. Catatan Pendaftaran Pertama harus sesuai dengan
yang tertera di dalam fisik Buku Tanah yang meliputi Nomor D.I (Daftar
Isian) beserta tanggalnya, Asal Hak dan Alas Hak, Penunjuk, Tanggal
Pembukuan dan Tanggal Penerbitan Sertipikat beserta
penandatangannya.
- Tanggal pembukuan dan tanggal penerbitan: tidak sesuai/kosong
52
Tim Pelaksana Tim Pengawas PPK/Kantor Pertanahan
Permohonan
Melakukan Persetujuan Hasil
Kontrol Kualitas
verifikasi BT Kegiatan Validasi
Kegiatan Validasi
dan SU Hasil Diterima
dengan
Validasi
Melampirkan
Laporan Detail
Hasil Validasi
Ditolak
ML
Output
Form Ceklist
hasil Verifikasi BT
dan SU
Laporan
Pelaksanaan
Kontrol Kualitas
f. Penyimpanan Dokumen
53
3.7. PEMELIHARAAN BASIS DATA PERTANAHAN
54
3. Alas Hak : terdiri dari informasi dokumen yang menjadi dasar kepemilikan atau
penggunaan atas bidang tanah. Alas hak diisi tipe atau jenis alas hak, nomor,
tanggal dan pembuat. apabila tipe tidak ada maka diisi dengan tanda - (kurang).
Apabila nomor tidak ada maka diisi dengan tanda - (kurang). Apabila tanggal tidak
ada maka diisi dengan 01-01-1900. Apabila pembuat tidak ada maka diisi dengan
- (kurang).
4. Desa : diisi dengan nama desa atau kelurahan letak bidang tanah.
5. Kecamatan : diisi dengan nama kecamatan letak bidang tanah.
6. Kabupaten/Kota : diisi dengan nama kabupaten/kota letak bidang tanah.
7. Provinsi : diisi dengan nama provinsi letak bidang tanah.
8. Nomor Surat Keputusan Pemberian Hak : diisi dengan nomor dan tanggal
keputusan, serta uang pemasukan yang dibayar, jika hak berasal dari pemberian
hak atas tanah negara atau hak pengelolaan
9. Penunjuk : diisi dengan informasi penunjuk nomor daftar isian atau catatan
pembatasan-pembatasan seperti kurang lengkapnya atau ada sengketa maupun
pembatasan-pembatasan yang bersangkutan dengan haknya, penggunaan tanah.
Dapat berupa rujukan atau dasar penguasaan atau alas hak dari bidang tanah.
10. Nomor Surat Ukur : diisi dengan nomor Surat Ukur (5 digit) dan tahun
pembuatannya.
11. Tanggal Surat Ukur : diisi dengan tanggal Surat Ukur tersebut dikeluarkan.
12. Luas : diisi dengan angka dan huruf dalam satuan meter persegi (m2).
13. Nomor Identifikasi Bidang : diisi dengan nomor identifikasi bidang tanah,
sebanyak 13 digit yaitu : dimulai dengan 2 digit kode provinsi, 2 digit kode
kabupaten, 2 digit kode kecamatan, 2 digit kode desa dan 5 digit terakhir adalah
nomor bidang tanah. Masing masing kode wilayah dipisahkan dengan tanda titik.
14. Pemilik : diisi dengan nama pemegang bidang tanah beserta hak yang dimilikinya,
data yang dimasukkan minimal nama, tanggal lahir, tempat lahir, untuk
perseorangan. Nama badan hukum/yayasan/atau identitas pemilik non
perorangan lainnya beserta nomor akta pendirian, tempat kedudukan. Apabila
nomor akta pemberian tidak ada, maka ditulis dengan tanda - (kurang). Apabila
tanggal pendirian tidak ada, maka ditulis dengan 01-01-1900. Apabila tempat
kedudukan tidak ada maka diisi dengan tanda - (kurang). Untuk Pemerintah,
instansi pemerintah diisi nama instansi.
15. Porsi Kepemilikan : diisi apabila jumlah pemegang haknya lebih dari satu. Jika
tidak dicantumkan porsi kepemilikan, maka masing-masing subjek yang ada
dalam sertipikat memiliki porsi yang sama.
55
16. ASN yang menandatangani pembukuan hak : Penandatangan Buku Tanah oleh
nama pejabat Kantor Pertanahan yang berwenang.
17. Jabatan yang menandatangani pembukuan hak : diisi jabatan Kepala Kantor
Pertanahan dalam hal pendaftaran tanah secara sporadik dan oleh Ketua Panitia
Ajudikasi dalam hal pendaftaran tanah secara sistematik.
18. Tanggal Pembukuan : diisi tanggal pembukuan dalam Daftar Penyelesaian
Pekerjaan Pendaftaran Tanah dan harus sama dengan tanggal penandatanganan
buku tanah. Dalam hal ketidaklengkapan pengisian tanggal pembukuan buku
tanah, maka dituliskan 01-01-1900.
19. Tanggal Penerbitan : diisi tanggal penandatanganan sertipikat oleh pejabat yang
berwenang dan harus sama dengan tanggal pembukuan biaya atau uang
pemasukan ke kas negara. Dalam hal ketidaklengkapan pengisian tanggal
pembukuan buku tanah, maka dituliskan 01-01-1900.
20. ASN yang menandatangani penerbitan sertipika t: diisi nama Penandatangan
penerbitan sertipikat oleh pejabat Kantor Pertanahan yang berwenang
21. Jabatan yang menandatangani penerbitan sertipikat : diisi nama jabatan pejabat
Kantor Pertanahan yang berwenang dalam menandatangani penerbitan sertipikat.
22. Daftar isian : diisi dengan nomor dan tahun daftar isian, pencatatan daftar isian
ini dilakukan setelah penandatangan sertipikat oleh pejabat yang berwenang.
23. Kode blanko : diisi dengan nomor seri blanko sertipikat yang digunakan.
24. Berlaku sejak : untuk hak yang berjangka waktu sebagaimana peraturan yang
berlaku, tanggal sejak hak diisi sesuai dengan isi Surat Keputusan
Pemberian/perpanjangan/pembaruan haknya. Untuk hak berjangka waktu yang
tidak ditulis tanggal berlaku pemberian haknya, maka dituliskan angka default
01-01-1900.
25. Berlaku sampai : untuk hak yang berjangka waktu sebagaimana peraturan yang
berlaku, tanggal berakhir hak diisi sesuai dengan isi Surat Keputusan
Pemberian/perpanjangan/pembaruan haknya. untuk hak berjangka waktu yang
tidak ditulis jangka waktu pemberian haknya, maka dituliskan angka default 01-
01-999.
56
BAB IV
PENUTUP
Tata Cara Kerja Digitalisasi Dokumen dan Validasi Data Pertanahan ini disusun
untuk menjadi pedoman dalam pelaksanaan kegiatan Digitalisasi Dokumen dan
Validasi Data Pertanahan. Ketentuan mengenai kegiatan Digitalisasi Dokumen dan
Validasi Data Pertanahan yang sebelumnya menjadi tidak berlaku. Apabila
diperlukan, dokumen Tata Cara Kerja ini akan diperbarui sesuai dengan kebutuhan
dan perkembangan teknologi.
Tata Cara Kerja yang baik, tidak akan banyak memberikan manfaat bila tidak
didukung dengan implementasi dan pelaksanaan yang baik pula. Untuk itu,
komitmen dan konsistensi harus selalu terjaga agar kita mendapatkan manfaat
seperti yang diharapkan.
Selamat Bekerja.
57
LAMPIRAN A CONTOH SURAT KEPUTUSAN PEMBENTUKAN TIM SWAKELOLA
KOP SURAT
Menimbang:
1. Bahwa untuk mengadakan pekerjaan …………… yang dilaksanakan secara Swakelola,
perlu dibentuk Tim Swakelola;
2. Bahwa para Pejabat/Petugas dibawah ini dipandang mampu dan memenuhi syarat untuk
melaksanakan tugas sebagai Tim Swakelola;
3. Bahwa untuk maksud tersebut maka perlu dikeluarkan Surat Pembentukan/ Penugasan;
Mengingat:
1. Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 54 Tahun 2010 Tentang Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah;
2. Keputusan ……………………………………………………………………………;
3. …………………………………………………………………………….……….. dst.
MEMUTUSKAN
Menetapkan:
Kesatu: Membentuk Tim Swakelola yang terdiri dari Tim Perencana, Tim Pelaksana, dan Tim
Pengawas Kegiatan Swakelola di ……………., Pekerjaan ……………….., dengan susunan
sebagai berikut :
Tim Perencana :
1. Sdr. ……………………………….. sebagai Ketua Tim;
2. Sdr. ……………………………….. sebagai Sekretaris Tim;
3. Sdr. ……………………………….. sebagai Anggota Tim;
4. ……………………………………………………………… dst
Tim Pelaksana *:
(Untuk Swakelola Tipe 2: Instansi Pemerintah Lain Tim Pelaksana ditetapkan oleh Instansi
Pelaksana Swakelola)
1. Sdr. ……………………………….. sebagai Ketua Tim;
2. Sdr. ……………………………….. sebagai Sekretaris Tim;
3. Sdr. ……………………………….. sebagai Anggota Tim;
4. ……………………………………………………………… dst
Tim Pengawas
1. Sdr. ……………………………….. sebagai Ketua Tim;
2. Sdr. ……………………………….. sebagai Sekretaris Tim;
3. Sdr. ……………………………….. sebagai Anggota Tim;
4. ……………………………………………………………… dst
58
Kedua : Tim Perencana Kegiatan Swakelola mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai
berikut:
1. …………………………… ( Ketua Tim)
2. …………………………… ( Sekretaris Tim)
3. …………………………… ( Anggota Tim)
Tim Pelaksana Kegiatan Swakelola mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:
(Untuk Swakelola Tipe 2: Instansi Pemerintah Lain Tim Pelaksana ditetapkan oleh Instansi
Pelaksana Swakelola)
1. …………………………… ( Ketua Tim)
2. …………………………… ( Sekretaris Tim)
3. …………………………… ( Anggota Tim)
Tim Pengawas Kegiatan Swakelola mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut
1. …………………………… ( Ketua Tim)
2. …………………………… ( Sekretaris Tim)
3. …………………………… ( Anggota Tim)
Ketiga: Kepada tim perencana, tim pelaksana, dan tim pengawas diberikan honorarium sesuai
kedudukannya dalam tim dan berdasarkan penugasan yang bersangkutan sebagaimana
ditetapkan melalui Surat Perintah Tugas (SPT) dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku;
Keempat: Apabila dipandang perlu tim perencana, tim pelaksana, dan tim pengawas dapat
merekrut tenaga narasumber/instruktur/tenaga ahli dari instansi atau kelompok masyarakat
yang dianggap memiliki kompetensi di bidangnya sesuai kegiatan swakelola yang akan
diselenggarakan.
Kelima: Masa tugas tim perencana, tim pelaksana, dan tim pengawas kegiatan swakelola
selama ... (…...) bulan dan atau dinyatakan berakhir setelah pelaksanaan kegiatan swakelola
dimaksud selesai, dengan terlebih dahulu menyampaikan laporan akhir;
Keenam: Segala biaya sebagai akibat dilaksanakannya keputusan ini dibebankan pada
Anggaran Kegiatan .................... Satuan Kerja .........K/L/D/I.................... Tahun Anggaran
.........
Ketujuh: Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan bahwa apabila
dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam penetapan ini akan diadakan perbaikan.
Demikian agar penugasan ini dilaksanakan dengan sebaik-baiknya dan dengan penuh
tanggung jawab.
………..
..................................
……………………….. NIP.
59
LAMPIRAN B FORM 1 HASIL INVENTARISASI
1
2
3
4
5
6
7
8
60
LAMPIRAN C FORM 2 KARTU KENDALI DOKUMEN/ARSIP
61
LAMPIRAN D FORM 3 REKAP PROGRES PEKERJAAN
Hasil Pekerjaan
….
62
LAMPIRAN E FORM 3a DETAIL PROGRESS PEKERJAAN
JUMLAH SU/GS YANG SUDAH ADA DLM JUMLAH SU/GS YANG BELUM
BUNDEL JUMLAH SU/GS YANG ADA PADA JUMLAH SU/GS YANG SUDAH DIGITALISASI
DATABASE DIGITALISASI
BUNDEL
63
LAMPIRAN F FORM 4 DAFTAR PENCARIAN DOKUMEN
DAFTAR DOKUMEN
Unit Pengolah:
Jenis
Nomor Kode Jumlah Tingkat Nomor
No Berkas Klasifikasi Arsip/ Tahun Berkas Perkembangan Rak Boks Keterangan
Uraian
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
(9) Nomor Boks : Menuliskan nomor yang menunjukkan lokasi pada boks berapa
jenis arsip disimpan.
(10) Keterangan : Menuliskan kelainan dan kekhususan yang ada, seperti:
kertas rapuh, berkas tidak lengkap, lampiran tidak ada, dan
sebagainya.
64
LAMPIRAN G FORM 5 BERITA ACARA SERAH TERIMA/PEMINDAHAN
DOKUMEN PERTANAHAN
BERITA ACARA
NOMOR : ...........................
Pada hari ini .................... tanggal ............... bulan .............. tahun .........dilaksanakan
pemindahan arsip untuk pelaksanaan digitalisasi dengan media ………….. dari (Unit
Pengolah).............. ke .................. yang melibatkan:
1. Nama : ...........................................................
NIP : ...........................................................
Jabatan : ...........................................................
Dalam hal ini bertindak atas nama pimpinan Unit Pengolah ......................... yang selanjutnya
disebut PIHAK PERTAMA.
2. Nama : ...........................................................
NIK : ...........................................................
Jabatan : ...........................................................
Dalam hal ini bertindak atas nama....................yang selanjutnya disebut PIHAK KEDUA.
Menyatakan telah melaksanakan serah terima pemindahan arsip seperti tercantum pada
Daftar Arsip terlampir.
....................(tempat), .......................................
ttd ttd
65
LAMPIRAN H FORM 6 DAFTAR DOKUMEN YANG DIPINDAHKAN
Unit Pengolah:
Peminjaman Pengembalian
Jenis Berkas Berkas
Nomor Kode Jumlah Tingkat Rak/No.
No Arsip/ Tahun Boks Media Ket.
Berkas Klasifikasi Uraian Berkas Perkembangan
Tgl Paraf Tgl Paraf
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14)
ttd ttd
66
LAMPIRAN I DAFTAR CEKLIST SAMPEL BUKU TANAH DAN SURAT UKUR
NOMOR
JENIS TIDAK
NO BUKU KECAMATAN DESA SESUAI
HAK SESUAI
TANAH
1 56371 MILIK LIMO LIMO
2 56473 MILIK LIMO LIMO
3 56575 MILIK LIMO LIMO
4 56677 MILIK LIMO LIMO X
5 56779 MILIK LIMO LIMO X
dst.
PT. …… PENGAWAS
67
LAMPIRAN J BERITA ACARA PENELITIAN VALIDASI BUKU TANAH DAN
SURAT UKUR
Pada hari ini ………………., tanggal …………………… (…) bulan …………………… tahun
……………………. yang bertanda tangan di bawah ini:
Menerangkan bahwa:
1. Konten buku tanah pada Aplikasi KKP telah sesuai dengan Buku Tanah analog dengan
jumlah buku tanah valid sebanyak (….) buku tanah atau ………% dari …….. (jumlah)
buku tanah di Kabupaten/Kota …….;
2. Konten surat ukur pada Aplikasi KKP telah sesuai dengan Surat Ukur analog dengan
jumlah surat ukur valid sebanyak (….) surat ukur atau ………% dari …….. (jumlah) surat
ukur di Kabupaten/Kota …….;
3. Bertanggung jawab sepenuhnya terhadap hasil kegiatan validasi buku tanah dan surat
ukur dan apabila terdapat kekeliruan akan diperbaiki sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
Demikian berita acara ini dibuat dengan sebenarnya untuk digunakan sebagaimana mestinya.
Dibuat di ……………………………
Kepala Seksi
Survei Pemetaan
Nama
NIP
68