LAPORAN AKHIR
LAPORAN PENDUKUNG
Pekerjaan :
PERENCANAAN NORMALISASI DAN PERKUATAN TEBING SUNGAI
AOSOLE
ir mmaann
FF ,
AAr mmaann
t l ,PPaa uu aakk
Direktur
NIP : 19860123 201502 1 003
Mengetahui,
Plt. Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah
Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga
Provinsi Sulawesi Tenggara,
Tabel II-1. Luas Wilayah Menurut Kecamatan di Kabupaten Konawe Selatan Tahun 2017II-
11
Tabel II-2. Luas Wilayah Menurut jenis tanah di Kabupaten Konawe Selatan Tahun 2017 II-
13
Tabel II-3. Tinggi Wilayah di Atas Permukaan Laut Menurut Kecamatan di Konawe
Selat an 2017 ........................................................................................II-13
Tabel II-4. Jumlah Curah Hujan dan Hari Hujan Menurut Bulan di Kab. Konawe Selatan
2017 .....................................................................................................II-15
Tabel II-5. Rata-rata Tekanan Udara, Kecepatan Angin, dan Kelembaban rata -rata Menurut
Bulan di Kabupaten Konawe Selatan 2017..........................................II-15
Tabel II-6. Rata-rata Suhu dan Kelembaban Udara Menurut Bulan di Kabupaten Konawe
Selatan 2017.........................................................................................II-15
Tabel II-7. Luas Penggunaan Tanah di Kabupaten Konawe Selatan (ha) 2017................II-17
Tabel II-8. Persebaran dan Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan di Kabupaten
Konawe Selatan 2017 ..........................................................................II-18
Tabel II-9. Jumlah Penduduk dan Laju Pertumbuhan Penduduk Menurut Kecamatan di
Kabupaten Konawe Selatan 2010, 2016 dan 2017 ..............................II-19
Tabel II-10. Jumlah Penduduk dan Rasio Jenis Kelamin Menurut Kecamatan di Konawe
Selatan 2017.........................................................................................II-20
Tabel II-11. Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin di Kabupaten
Konawe Selatan tahun 2017................................................................. II-21
Tabel II-12. Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Berlaku Dasar 2010
Menurut Lapangan Usaha di Kabupaten Konawe Selatan (juta rupiah),
2014-2017 ............................................................................................II-22
Tabel II-13. Luas Wilayah Menurut Desa/Kelurahan di Kecamatan Palangga 2017 ....... II-23
Tabel II-14. Jumlah Curah Hujan, kecepatan Angin, dan Rata-Rata Suhu Udara Menurut
Bulan Tahun 2017................................................................................ II-24
Tabel II-15. Jumlah Penduduk Menurut Desa/Kelurahan di Kecamatan Palangga 2016-
2017 .....................................................................................................II-25
Tabel II-16. Persebaran Penduduk Menurut Desa/Kelurahan di Kecamatan Palangga tahun
2017 .....................................................................................................II-25
BAB II
GAMBARAN UMUM LOKASI PEKERJAAN
_--~· -----·
_ - -- -- -
-·-, ...,-,., ........ ,_, .........,.
.
--·--
............
• · /\
--·
~ ~ ~-:.:;-:!?~- .
•-::•• _ .,-.i,,,1,,
c-~ • ··-,·
---- - ....· .
,.._ ~
..... ... _
.,,... .. ...
c=i-.- -·
-•
........... .... ...
-A •. .
,::,, __ .......
__---..----·~..._ . --
· ·~.....
- -..,
-·-.....-_
.......... ........ .....
....,.. ._,._ _
Tabel II-1. Luas Wilayah Menurut Kecamatan di Kabupaten Konawe Selatan Tahun 2017
PP nn aa
KK
ec aammaa
t aann s ( LLuuaa
) kkmm22
%% ( )
TT
i nnaannggggeeaa , 335544 7744
,
77 8866
l , ,
LLaa eemmbbuuuu 220044 8800
l , ,
44 5544
, ,
AAnnddoooo oo 110033 6611
l
22 3300 r t , ,
l
BBuukkee , 118855 6611 ,
44 l1111 l t , ,
AAnnddoooo
it oo BBaa aa , 7755 4466
,
11 6677
i , ,
PPaa aannggggaa 117777 8833
erse t se
ec t s( ) PP
nn aa 22
KK aammaa aann ( )
LLuuaa
kkmm
%%
, ,l
LLaaeeyyaa 227777 9966
, ,l i r ,
66 1166
, ti , ,
KKoo oonnoo 334444 5599
77 6633r , ,
r
KKoo oonnoo tTT
r mmuu , ,
112222 8800
22 7722 , ,l
LLaaoonni , 440066 6633 , t
99 0011
, ,
MMoo aammoo 223377 8899
55 2277 t r t , ,
MMoo aammoo UU aa aa , 118899 ,0055
il
44 1199 , ,
KKoonnddaa
l , 113322 8844
,t
22 9944
, ,
WWoo aass 116600 2288
33 5555 , ,
RRaannoommeeee
l oo , 9966 5577
,
22 1144
e el t . , .
RRaannoommeeee
Sumber : Kabupaten oo Dalam
Konawe Selatan BBaa Angka
aa 2018 7766 0077
11 6699
2.2.2 Kondisi Topografi
Kabupaten Konawe Selatan mencakup jazirah daratan dan kepulauan yang memiliki
wilayah daratan seluas ± 4.514,20 km² atau 11,83 persen dari luas wilayah daratan Sulawesi
Tenggara dan wilayah perairan l aut membentang sepanjang Laut Banda seluas ± 9.368 km².
Permukaan tanah pada umumnya bergunung dan berbukit yang diapit oleh dataran rendah
yang sangat potensial untuk pengembangan di sektor pertanian. Berdasarkan garis ketinggian
menurut hasil penelitian wilayah Kabupaten Konawe Selatan dapat dibedakan atas 6
kelas selain menurut ketinggian, dilakukan juga pemetaan terhadap klasifikasi kemiringan dan
jenis tanah sebagai berikut :
Jenis tanah organosol dengan luas 212,62 Km2 atau 4,71 persen layak untuk
pemukiman, pertanian dan perkebunan
2
Jenis tanah alluvial dengan luas 216,68 Km atau 4,80 persen layak untuk
pertanian khususnya untukdaerah irigasi
Jenis tanah grumosol dengan luas 1.606,60 Km2 atau 35,59 persen layak untuk
pertanian, perkebunan dan pemukiman
Jenis tanah mediteran dengan luas 153,53 Km2 atau 3,39 persen layak untuk
pertanian karena sangat subur
Jenis tanah podzolik dengan luas 1.270,75 Km 2 atau 28,15 persen kurang subur dan
tidak layak untuk pertanian dan perkebunan 2
Jenis tanah latosol dengan luas 1.054,52 Km atau 23,36 persen layak untuk
pertanian, perkebunan dan pemukiman
Tabel II-2. Luas Wilayah Menurut jenis tanah di Kabupaten Konawe Selatan Tahun 2017
PP erse t se
nn aa
ec
KK t
aammaa aann s( ) LLuuaa kkmm22
%% ( )
r ggaannoossoo
OO l , 221122, 6622
ll i
44 7711 l , ,
AA
r uuvvl aa , 221166 6688, it r
44 8800
, , li ,
GG uummoossoo 11660066 6600
3355 5599 ,
Tabel II-3. Tinggi Wilayah di Atas Permukaan Laut Menurut Kecamatan di Konawe Selatan
2017
I t
ec t i i( )
ec t
i i bbuu
kkoo
l t ri I aa
KK aammaa aann TT
nngggg mm
l l
KK
aammaa
aann
l r t
TT nnaannggggeeaa TT nnaannggggeeaa
33l l
l
LLaa l t
eemmbbuuuu r it AA aa nnddaahh
6655
it
AAnnddoooo
i oo i AAnnddoooo oo
112277 l
BBuukkee BBuukkee
l
112233 l
l i r oo BBaa aa -t
AAnnddoooo j ti AAnneessee
8866l
r aannggggaa
PPaa PPaa aannggggaa
111144
PPaa aannggggaa SSee aa aann LLaakkaa aa
LLaapppooorraann PPeennndddaahhuulluuaann I| 1II1-11333
NNoonrmnaalllfiissaassfi ddaa nn PPeerrkkkuuuaattaann
TTeebbifnngg
SSuunnggaaiiAAoossoollee KKaabb.. KKoonnnaa wwee
SSeel/aattaaannn
Ibukota
Kecamatan Tinggi (m)
Kecamatan
Moramo Utara Lalowaru 32
Konda Konda 33
Wolasi Aoma 124
Ranomeeto Ranoomeeto 57
Ranomeeto Barat Lameuru 33
Landono Landono 137
Mowila Mowila 86
Sabulakoa Sabulakoa 48
Angata Motaha 51
Benua Horodopi 79
Basala Basala 62
Sumber : Kabupaten Konawe Selatan Dalam Angka 2018
untuk pertanian, perkebunan, periknanan tambak dan kegiatan lainnya. Terdapat 6 (enam)
jenis tanah, yaitu: Tanah Podzolik ,organosol, grumusol, Latosol, Alluvial, dan Mediteran
Merah Kuning. Adapun jenis tanah yang paling banyak dijumpai adalah jenis Grumosol
(35,39%).
angin barat yang bertiup dari Benua Asia dan Samudera Pasifik banyak mengandung uap air
sehingga terjadi musim hujan. Bulan April-Mei dan Oktober-November merupakan
masa peralihan atau yang lebih dikenal sebagai musim pancaroba. Akan tetapi akhir-akhir ini
akibat dari perubahan kondisi alam yang sering tidak menentu, keadaan musim juga sering
menyimpang dari kebiasaan.Curah hujan dipengaruhi oleh perbedaan iklim, orografi dan
perputaran arus udara sehingga menimbulkan perbedaan curah hujan setiap bulan. Curah hujan
di Kabupaten Konawe Sela tan tahun 2017 mencapai 4.600,3 mm dalam 236 Hari Hujan (HH).
Curah hujan ini meningkat dibandingkan curah hujan dalam
kurun waktu tahun 2016.
Tabel II-4. Jumlah Curah Hujan dan Hari Hujan Menurut Bulan di Kab. Konawe Selatan 2017
l
BBuu aann r CCuuj aahh
( )
HHuu aannri mmmm
j 33
HHaari HHuu aann ,
r ri
JJaannuuaa , 114477 00
1166
r t , ril
FFeebb uuaa , 227777 66
1177
i ,
MMaa ee 330022 55
i ,
1188
li ,t,
AApp 333355 66
2200t r ,t
MMee r ,11111111
r 99
2288 ,
JJuunn r , 661100 66
2288
l ,
JJuu 554422 44
Sumber : Kabupaten
2255 Konawe Selatan Dalam Angka 2018
TTe kkaannaann
r UUddaa
ece t aa KK i ppaaele
aann AAnngg
l
nn ( KK ) mmbbaabbaann
( t) r t -r t ( )
BBuu aann
ri mmbb
. . kknnoo aa aa
aa aa %%
r ri . .
JJaannuuaa 11000099 55 44 00
rt . 7777 .
ril
FFeebb uuaa . 11001100 33 . 44 00
7788
i . .
MMaa ee 11001100 33 44 00
i . 8822 .
li AApp . 11001111 22 . 33 00
t . 8844 .
t MMee
r . 11001111 88 . 33 00
8877
t r . .
JJuunn 11001122 99 33 00
r . .
8888
r . .
JJuu 11001133 11 33 00
t - t . 9922 .
Sumber : Kabupaten Konawe Selatan Dalam Angka 2018
Tabel II-6. Rata-rata Suhu dan Kelembaban Udara Menurut Bulan di Kabupaten Konawe
Selatan 2017
Kabupaten Konawe Selatan memiliki beberapa sungai yang tersebar pada 25 kecamatan.
Sungai tersebut pada umumnya memiliki potensi yang dapat dijadikan sebagai sumber
tenaga listrik, pertanian, perikanan, kebutuhan industri, kebutuhan rumah tangga dan pariwisata.
Beberapa sungai telah digunakan untuk keperluan irigasi pertanian
diperkirakan mencapai ± 9.638 km2. Karakteristik dasar perairan yang landai, terjal dan sangat
terjal dengan pesisir pantai terdiri dari paparan batuan, teluk dan muara sungai serta daerah
estuaria yang kaya dengan organisme planton. Kondisi ini sangat menjanjikan untuk
kegiatan perikanan, perhubungan dan pariwisata.
sektor Bangunan dan Pekarangan yaitu sebanyak 156,146 ha (34,59%) untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel II-7. Luas Penggunaan Tanah di Kabupaten Konawe Selatan (ha) 2017
s
LLuuaa LLaahhaann
e
PP nngggguunnaaaann LLaahhaann
HHaa %%
TTaannaahh SSaawwaahh . ,
2255 334400
55 6611 r . , l/
BBaanngguunnaann
. ,ddaann PPeekkaa aannggaann
115566 114466 3344 5599
/ . ,r
TTeeggaa kkeebbuunn 2288 441144
66 2299 t . ,
LLaaddaanngg HHuummaa
t r ti i . 1199
, t 889933
44 4411
- t r t . ,
PPaaddaanngg
r uummppuu . 77
, 881122
11 7733
, l , , t r ll . ,
LLaahhaann
l yyaanngg sseemmeenn aa aa ddaakk dd uussaahhaakkaa
. nn
.
1122 112299 22 6699
Sumber : Kabupaten Konawe Selatan Dalam Angka 2018
Kecamatan Laonti sebesar 27 jiwa/Km 2. Sementara itu jumlah rumah tangga mengalami
pertembuhan sebesar 1,35 persen dari tahun 2016.
Tabel II-8. Persebaran dan Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan di Kabupaten Konawe
Selatan 2017
erse r e t
ec t
PP bbaa aann KK
( ) ( i / )
ppaaddaa
, aann
KKi aammaa aann
22
l ,
l ,%% JJ wwaa
kkmm
TT nnaannggggeeaa , 88 0066
6699
l r t ,
LLaa
l eemmbbuuuu ,l 55 9900
8888
l t , it
AAnnddoooo oo 33 3366
,i
9999 ,
BBuukkee , 55 0000
8822l ,l
AAnnddoooo
i r oo BBaa aa , ti 22 8811
111133
,
PPaa aannggggaa 44 6644
r
7799 ,
r aannggggaa
PPaa t r SSee aa aann
, 22 3322
6644
,
BBaa oo 22 8866
l i
5577 ,
t
LLaa nneeaa , 33 3355
4499
t r t ,
LLaaeeyyaa 77 1188
7799 ,
KKooil oonnoo , 33 5511
3311
l ,
KKoo oonnoo TT mmuu 11 6633
4400
LL aappoorraann PPeennddaahLLaaoonn
huululuanan NNoorrrmmaalisliassaisi 33 5577 I| 1II1-118a
ddaann PPeerrkkuuaatatann TTeebbbiinngg
SSuunnggaai i AAoossoo/ele KKaabb.. KK oonnaawwee SSeelllaattaann
lAPORAN PENDAHUWAN
erse r e t
ec t PP ( )bbaa aann( i / KK)
ppaaddaa aann
KK taammaa aann , %% JJ wwaa
kkmm22
,
AAnnggaa aa 55 6633
l ,
5522
BBeennuuaa
t -r t 33 6688
Sumber 8811
: Kabupaten Konawe Selatan Dalam Angka 2018
Tabel II-9. Jumlah Penduduk dan Laju Pertumbuhan Penduduk Menurut Kecamatan di
Kabupaten Konawe Selatan 2010, 2016 dan 2017
Tabel II-10. Jumlah Penduduk dan Rasio Jenis Kelamin Menurut Kecamatan di Konawe Selatan
2017
e is el i si
ec t
i-l i JJ
erenn KK aamml nn e is elRRaa
i oo
KK aammaa aann
( ) LLaakk
( ) aakk
( ) PP mmppuuaann
( ) ( JJuumm
) aahh
JJ nn KK aamm nn
i 11 . 22 . 33 . 44 55
l . . .
TT nnaannggggeeaa 1122 446622 1122 005522 2244
115544l .
110033 . .
LLaa eemmbbuuuu . 99 113322
. 88 .880077 1177 993399
110044
l r too
AAnnddoooo . .
55 118899 .
55 002255 1100 221144
110033
l . . .
BBuukkee
l l t . 77 883366 . 77 338800
. 1155 221166
110066
it . . .
AAnnddoooo oo BBaa aa 44 339933 44 115522 88 554455
i
110066 . . .
PPaa aannggggaa .
77 114488 . .
66 998800 1144 112288
110022
l . . .
PPaa aannggggaa SSee aa aann 33 557766 33 448822 77
l i r . . .
005588ti 110033
. . .
BBaar oo . 44 445588 . 44 223366
. 88 669944
110055
r t r . . .
LLaa nneeaa 55 113311 55 006699 1100 220000
110011 . . .
l i
LLaaeeyyaa . .
1100 999944 . 886600
1100 2211 885544
110011 t . . .
KKoo oonnoo
t r t . 55 444466
. 55
. 222277 1100 667733
110044
. . .
.
KKooil oonnoo TT mmuu 22. 449944 . 22 447733 44 996677
110011 l . 55 449966. .
LLaaoonn 55 336633 1100 885599
110022
t . . . 330066
MMoo aammoo . 77 661133
. 77. 1144 991199
110044
l . . .
MMoo aammoo UU aa aa 44 116677 44 008833 88 225500
l
110022 . . .
Sumber : Kabupaten Konawe Selatan Dalam 1100
KKoonnddaa Angka 553322
2018 1100 331166 2200 884488
110022
Tabel II-11. Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin di Kabupaten
Konawe Selatan tahun 2017
e isnn elKK i
JJ
ec t l
KK aammaa aann i-l aamm
i nnere
JJuumm
( ) aahh ( ) ( )PP ( )
LLaakk aakk
- . mmppuuaann. .
11 22 33
- . 44 . .
-00 44 . 1177 555511 . 1177 221111.
- . 3344 776622 . .
-55 99 . 1188 000033 . 1177 118833.
3355 118866
- . . .
1100 1144 1155 550022 1155 001166
- . 3300 551188 . .
- 1199
1155 . 1144 223366 . .
1122 992222
- . 2277 115588 . .
2200
- 2244 . 1122 336688. 1111 444422
.
2233 881100
- . . .
2255 2299 1122 119933 1122 338866
- . 2244 557799
. .
- . . .
3300 3344 1122 118833 1122 337777
- . .
2244 556600 .
-
3355 3399 . .
1111 337788 1122. 557799
. 2222 995577 . .
4400
l 4444 . 1100 222200
. 99 888866
.
2200 110066
Sumber : Kabupaten Konawe Selatan Dalam Angka 2018
Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Konawe Selatan Tahun 2017 adalah 6,69 %. Dari 17
kategori, persentase terbesar terhadap kontribusi ekonomi adalah kategori pertanian,
kehutanan, dan perikanan sebesar 26,68 % serta kategori pertambangan dan penggalian
sebesar 22,33 %. Sedangkan kategori yang terendah persentasenya t erhadap kontribusi
ekonomi, yaitu jasa perusahaan yang hanya 0,01 %
LLaapppooorraann PPeenndddaaahhhuuulluuaann
NNoorrmmaalliiissaassii ddeann PPeerrkkkuuuaaatttaa nn
TTeebbiinnggg
SSuunnngggaaaiiiAAoossoolele KKaabb.. KKoonnnaawweee I| 1II1-2211
SSeel/aattaaann
lAPORAN PENll>AIHUWAN
Struktur ekonomi Kabupaten Konawe Selatan yang dicerminkan dari data PDRB
ditentukan oleh kontribusi yang diberikan lapangan usaha yang terbagi lagi dalam sub sektor-
sektor lapangan usaha. Perubahan-perubahan makro ekonomi yang terjadi, baik dari sisi
keluaran atau produksi masing-masing sektor lapangan usaha, pertumbuhan ekonomi,
stabilitas harga, dapat dijelaskan d an dapat diukur dengan menggunakan PDRB atas dasar harga
konstan.
Nilai Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Konawe Selatan menurut lapangan
usaha atas dasar harga berlaku pada tahun 2017 sebesar 10.200.298,3 juta rupiah. Sedang
atas dasar harga konstan Gross Regional Domestic Product of Sebesar
7.560.429,1 juta rupiah dengan tahun dasar 2010.
Tabel II-12. Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Berlaku Dasar 2010 Menurut
Lapangan Usaha di Kabupaten Konawe Selatan (juta rupiah), 2014-2017
TTaa
s hhuu
nn
l r LLaappaannggaann
i t UU aahhaa
. . , . . , . . , . . ,
22001144 22001155 22001166
22001177
l r i . , . , . , . ,
PPeennggee uuaa aann KKoonnssuummss RRuummaahh aannggggaa 44 009911 008877 4466 44 551188
l 5599
225511 r 55i 000000
ri t770033 4433 . 55 552233
, .
226633 0077 , . . , . . .
t
PPeennggee l t t KKoonnssuummss
uuaa aann r t . .
LLNNPPRRTT , . . 111188
, 991166 .1199. , 112255. 661166
. , 9944
113300 662277 6600 114466 220066 7755
r I t ri . , . , . , . ,
PPeennggee uuaa aann KKoonnssuummss PPeemmee nn aahh 885555 110000 1188 994488 660044 8855
r
11 002266 995544 0088 .
11 009955 338855 . , . . , . . , . . ,
I PPeemmbbeenn
r uukkaann MMooddaa ee aapp .BB uu. oo, . 22. 441144
, .
886699 3333 . , . 333399
22 665577 . , 6677
22 996699 999944 3377 33 440088 113300 2299
r esti e i l r t . . , . . . . . , . . ,
PPee uubbaahhaann nnvveenn oo 112244 221199 0066 110033 885588 0099
Sumber : Kabupaten Konawe Selatan Dalam Angka 2018
LLaapppooorraann PPeenndddaaahhhuuulluuaann
NNoorrmmaallliissaassii ddaann PPeerrkkkuuuaaatttaa nn
TTeebbiinnggg
SSuunnngggaaaiiiAAoossoolele KKaabb.. KKoonnnaawweee I| 1II1-22222
SSeellaaattaaannn
lAPORAN ffNII>AHULUAN
dengan luas paling kecil hanya 2,20 km 2 sekitar 1,2 persen luas daratan Kecamatan
Palangga
Dari luas wilayah tersebut Kecamatan Palangga memiliki sungai di antaranya sungai
Aosole yang sangat potensial untuk dijadikan sumber kebutuhan air rumah tangga dan irigasi.
Wilayah Daerah basah dengan curah hujan lebih dari 2.000 mm pertahun
umumnya berada pada Wilayah sebelah Utara Kecamatan Palangga. Rata-rata
kelembaban udara sepanjang tahun 2017 terjadi pada bulan Januari - Desember,
sedangkan tingkat kelembaban tertinggi yaitu pada bulan Juli (Tabel II-13) dengan curah hujan
tertinggi terjadi di bulan Mei-Juli, yaitu 1.111,9 mm, 610,6 mm dan 542,4 mm.
Tabel II-14. Jumlah Curah Hujan, kecepatan Angin, dan Rata-Rata Suhu Udara Menurut Bulan
Tahun 2017
RRaa aa RRaa aa TT kkaannaann UUddaa
ece t
l r ( ) aa
ele t - t e res re r
KK ppaa
i (aann
BBuu aann CCuu aahh mmmm KK mmbbaabbaann PP/sec)
uuuu r ( ) ( r)
( ) ( ) ( ) ( ) AAnngg( ) nn mm
ri , UUddaa aa %%. , r ri mmBBaa
11 22 33 44 55
,
JJaannuuaa 114477 00. ,r t 7744 , 11 000099 55
44 . ,
FFeebb
ril uuaa , 227777 66 7777
. ,i . 11 001100 33
44
, . ,i ,
MMaa ee 330022 55 7799 11 001100 33
. ,
44
li , . ,t ,
AApp 333355 66 8822 11 001111 22
33 . ,
t
MMee r , 11 111111 99 8866. ,t r 11 001111 88
33 , . ,r ,
JJuunn 661100 66 8877 . , 11 001133 11
33
r , . ,
JJuu 554422 44 8833 11 001133 11
33 l . , . ,
Sumber : Kecamatan Palangga Dalam Angka 2018
tahun sebelumnya yaitu tetap sebesar 79 jiwa/Km 2, dengan rata-rata jumlah penduduk
per rumah tangga 4 or ang. Kepadatan Penduduk di 17 desa/kelurahan cukup beragam dengan
kepadatan penduduk tertinggi te rletak di Mekar Sari dengan kepadatan sebesar 492 jiwa/Km2
TTaa
es / el r hhuu
nn
DDr aari KK uu aahhaann
22001166
r 22001177
MMeekkaa
r SSaa 11336677
11338866
l
WWaawwoouu uu 11007722
l
11008888
WWaawwoo r aahhaa 558833
559911 t
AA aakkaayyaa 666699
667799
t r
AAoossoo ee 11001188
r
11003333
i
AAnnggggoonnddaa aa 774411
l
775533
OOnneemmbbuu ee 996600
997744
t
EEeewwaa
i- i 663366
664455
ri i )
WWaa uummee eemmbbee 881144
882266 l
Sumber : Kecamatan Palangga Dalam Angka 2018
es / aael KK
DD r uu aahhaann
e PP erse r
nndduudduukk PP bbaa aann
r ri ,
MMeekkaar SSaa 11338866 ,
99 8811
r ,
WWaawwoouu uu 11008888
l 7700
77 ,
l
WWaawwoo aahhaa 559911,
44 1188 r ,
AA aakkaayyaa
t 667799 ,
44 8811
es / aael KK
DD r uu aahhaann
e PP erse r
nndduudduukk PP bbaa aann
,
EEeewwaa
t r 664455 ,r
44 5577
,
WWaa uummee eemmbbee 882266
55i 8855
WWaawwoonngggguu aa ,l
775500
55 3311 ,
KK aaeeaa 11881199 ,
1122 8888
t , i-
PPaa aannggggaa 11116655
88 2255 i ,
ri i )
KKaappuu JJaayyaa 662299 ,
l
Sumber : Kecamatan Palangga Dalam Angka 2018
horisontal / posisi horisontal (x, y) digunakan metode poligon. Dalam perhitungan poligon ada dua
unsur penting yang perlu diperhatikan yaitu jarak dan sudut jurusan yang akan
diuraikan berikut ini :
a) Perhitungan koordinat titik poligon
Prinsip dasar hitungan koordinat titik poligon B dihitung dari koordinat poligon titik A
yang telah diketahui sebagai berikut :
Xp = XA+dAP
Yp = YA+dAP
Xp , Yp = koordinat titik yang akan ditentukan
dAP = selisih absis (αXAP) definitif ( telah diberi koreksi ) YA+dAP
= selisih ordinat (αY AP) definitif ( telah diberi koreksi )
untuk menghitung azimut poligon dari titik yang diketahui digunakan rumus
sebagai berikut :
Koordinat titik kerangka dasar dihitung dengan perataan metoda Bowdith. Rumus-rumus yang
merupakan syarat geometrik poligon dituliskan sebagai berikut :
Sarat geometriks sudut
α akhir - αawal - ∑β + n. 180 =fβ
dengan :
α = sudut jurusan
°
β = sudut ukuran
n = bilangan kelipatan
fβ = salah penutup sudut
∑ =
Syarat geometriks absis
(Xakhir - Xawal) - =0
dengan :
Di ∆
= jarak vektor antara dua titik yang berurutan
Koreksi ordinat
KΔY = -
Σdi fΔY
dengan :
SL = ∆X ∆Y
KL =
..
.. •• . -· -·
..
.. .• -· 3 ?
.»
.... 4!~.... -+-..._ •
-···········;:·· ·······•······ J
It
................ ~ .......
"!; iy
A ~
.. ~
Sudut jurusan merupakan sudut yang dimulai dari arah utara kutub bumi berputar searah
jarum jam dan diakhiri pada ujung objektif titik bidik . Sudut jurusan pada titik – titik koordinat titik
lain dapat dihitung dengan menggunakan satu sudut azimuth yang
sudah diketahui dari suatu titik koordinat
~di ,j(
d
LLaappoorrraannPPeendahuluan Normalisasi dan Perkuatan /| mIII -33s6e
Tebing
I
SSuunnggaaiiAAoossole Kab. Konawe Selata n •
A
~
Gambar III-2. Pengukuran jarak pada daerah miring
− .
Untuk menghitung azimuth matahari didasarkan pada rumus-rumus sebagai berikut:
Cos α =
.
dengan :
αm = azimuth matahari
δ = deklinasi matahari dari almanak matahari m
= sudut miring ke matahari
θ = lintang pengamatan (hasil interpolasi peta topografi)
Dalam perhitungan azimuth matahari harga sudut miring (m) atau sudut Zenith (Z)
=Zu +r ± 1/2 d - p ± i
atau
md =mu - r ± 1/2 d + p ±
dengan :
Zd = sudut zenith definitif
Md = sudut miring definitif
Zu = sudut zenith hasil ukuran Mu
= sudut zenith hasil ukuran R =
koreksi refraksi
Hakhir - Hawal -
∑ ∆
± FH dan T = (8 BBMM
itungan Beda tin g gi
)mm
∆
Hitungan tinggi titik
H2 = H1 + H1-2 + KH
Dengan :
H = tinggi titik,
ΔH = beda tinggi,
Btb = benang tengah belakang,
Btm = l t ,
bbee aakkaanngg eennggaahh mmuukkaa
FH = l t ti i, Dd
ssaa aahh ppeennuu
=j r t r,
uupp bbeeddaa
T =t l r i l t t
nngggg aa aakk ddaa
KH = r i ti i.
aa
∑
= oo ee
FHaannss kkeessaa aahhaann ppeennuu uupp ssuudduu
= TA + ΔH
[ ( ) i 2 ] - t
ΔΔHH == 110000 BBaa BBbb SS nn mm ++TTAA BB
La ra a l a r alisasi a rk ata i | III
ppoo nn PPeenndd hhuu uu nn NNoo mm dd nn PPee uu nn TTeebb nngg
ai
3388 s l a . a lata
SSuunngg AAoo oo ee KK bb KKoonn wwee SSee nn
Dd =Do Cos2 m
Dd = 100 (Ba - Bb )Cos2m
dengan :
TA = titik tinggi A yang telah diketahui
T = titik tinggi B yang akan ditentukan
B
ΔH = beda tinggi antara titik A dan B Ba
= bacaan benang diafragma atas
Bb = bacaan benang diafragma bawah
Bt = bacaan benang diafragma tengah
T = tinggi alat
D = jarak optis (100(Ba-Bb))
m = sudut miring
Mengingat akan banyaknya titik - titik detail yang diukur, serta terbatasnya
kemampuan jarak yang dapat diukur dengan alat tersebut, maka akan diperlukan titik –
titik bantu yang membentuk jaringan poligon kompas sempurna. Sebagai konsekuensinya pada
jalur poligon kompas akan terjadi perbedaan arah orientasi uta ra magnetis dengan arah
orientasi utara peta sehingga sebelum dilakukan hitungan, data azimuth magnetis diberi koreksi
Boussole supaya azimuth geoografis. Hubungan matematik koreksi boussole (C) adalah :
C = αg - αm
dengan :
g = azimuth geografis
m = azimuth magnetis
dengan lokasi yang memiliki catatan curah hujan 10 tahunan atau lebih, berturut-turut.
a) Untuk stasiun yang memiliki catatan curah hujan 10 tahunan atau lebih, curah hujan
rata-rata per bulan ditentukan, serta curah hujan minimum per bulan dengan
kemungkinan kelebihan sebesar 80 %, 50 % dan 20%.
b) Selanjutnya hujan bulanan rata-rata dipergunakan sebagai dasar dalam perhitungan debit
banjir rencana menggunakan HSS Metode Nakayasu
Record). Untuk melakukan analisis frekuensi diperlukan seri data yang panjang. Apabila catatan
debit banjir tersebut tidak mencukupi, namun tersedia data curah hujan yang
cukup panjang maka debit rancangan dapat ditentukan berdasarkan pengalihragaman hujan
menjadi aliran.
Untuk menentukan besarnya debit sungai berdasarkan hujan perlu meninjau kembali
hubungan antara hujan dan aliran sungai. Besarnya aliran sungai sangat ditentukan oleh
besarnya hujan, intensitas hujan, luas daerah aliran sungai, lama waktu hujan, dan karakteristik
daerah aliran itu.
3.7.2.1.Kebutuhan Data
Data yang dibutuhkan dalam analisis hidrologi antara lain: peta topografi. Peta
daerah aliran sungai, lokasi stasiun hujan dan data hujan dan data tata guna lahan.
1. Peta Topografi
Peta topografi daerah yang ada pada Daerah Aliran Sungai (DAS) di lokasi rencana
bangunan irigasi dengan s kala 1 : 50.000 dari Peta Rupa Bumi Digital Indonesia yang
diterbitkan oleh Badan Koordinasi Survey dan Pemetaan Nasional (Bakosurtanal). Berdasarkan
peta topografi tersebut dapat diketahui peta administrasi, lokasi pekerjaan, tata guna lahan,
kondisi topografi dan batas-batas Daerah Aliran Sungai serta panjang sungai dari hulu sampai
pada lokasi rencana bangunan perkuatan tebing.
2. Stasiun Hujan
Data hujan yang diperlukan adalah data hujan yang tercatat pada stasiun hujan
terdekat yang berpengaruh terhadap aliran air pada Daerah Aliran Sungai yang
bersangkutan.Ada beberapa stasiun pencatat hujan di sekitar Daerah Aliran Sungai yang mewakili
hujan daerah.
3. Tata Guna Lahan
Berdasarkan peta topografi Bakosurtanal edisi I tahun 1999 atau landuse yang dikeluarkan
oleh kabupaten tentang tataguna lahan pada daerah aliran sungai meliputi :
Perkebunan/Hutan, Tambak, Sawah, Ladang, Rawa, Pemukiman.
menentukan besarnya curah hujan rancangan digunakan analisis frekuensi data hujan yang
mengacu pada SK SNI M-18 1989 tentang metode perhitungan debit banjir.
Untuk menentukkan distribusi yang cocok terhadap data curah hujan tersebut
digunakan distrubusi Normal, distrubusi Log Normal, distribusi Gumbel Tipe I dan distribusi
Log Pearson Tipe III.
a) Hujan Rerata DAS
Pada umumnya data hujan yang diperoleh merupakan data hujan titik. Untuk
menentukkan banjir rancangan diperlukan curah hujan rerata DAS. Untuk menghitung besaran ini
dipakai metode rata-rata Aritmatik atau bisa juga menggunakan metode
polygon Thiessen.
b) Jenis Distribusi Frekuensi
Apabila suatu data hidrologi telah tersedia untuk suatu lokasi, maka parameter statistik
dari data dapat dihitung. Setiap distribusi frekuensi memiliki sifat yang khas sehingga setiap data
hidrologi harus diuji kesesuaiannya dengan sifat statistiknya.
c) Jenis Distribusi Teoritis
Secara umum data hidrologi akan mengikuti distribusi Normal, Log Normal, Log Pearson tipe
III, Gumbel dan sebagainya. Dengan mengetahui parameter statistik (skewness, kurtosis)
dapat membantu untuk mengidentifikasi bentuk distribusi frekuensi. Penentuan parameter statistik
tersebut antara lain:
Standar Deviasi
2
(X X)
S1
n 1
Koefisien Variasi
S
Cv
Koefisien Kemencengan
n
3
nX X
i
i1
Cs n 1 (n 2) S 3
−
sample data.
Dengan subtitusi , akan diperoleh Distribusi Normal Standar dengan = 0
dan =1.
Persamaan Fungsi Kerapatan Probabilitas Normal Standar adalah:
−
√
Laporan Pendahuluan Normalisasi dan Perkuatan Tebing | III 43
Sungai Aosole Kab. Konawe Selatan
lAPOAAN PENIDAHUWAN
Normal Standar adalah:
−
∫ − ∞ √ −
d i m a n a :
t =
, standard normal deviate
- .
umum yang dikemukakan oleh Ven Te Chow (1951) sebagai ber ikut:
dimana:
XT = Variabel acak dengan periode ulang T tahun
̅
=
=∑
1̅1 1 0
2.4.5312575818700.8.10829825690.0100.03021838
, dimana 0 < P ≤ 0.5
− .
Besarnya asimetri (skewness) adalah:
dan
Kur to
61)16
sis ( C
3
k):
3 ( 15
Dengan persamaan di atas, dapat didekati dengan nilai asimetri 3 (tiga) dan selalu bertanda
positif. Atau nilai Cs kira-kira sama dengan 3 (tiga) kali nilai koefisien variasi Cv.
3) Distribusi Gumbel
Fungsi kerapatan probabilitas distribusi ini adalah :
A
P(X) e C X
C B
dimana : A = 1.281 /
B= - 0.45
Dalam penggambaran pada kertas probabilitas dapat dituliskan sebagai berikut:
σ
Xμ y y n
σn
Hubungan antara faktor frekuensi K dengan kala ulang T dapat disajikan dalam
persamaan berikut ini:
6 T(X)
K 0.5772 ln ln
n T(X) 1
Secara umum frekuensi analisis dapat disederhanakan dalam bentuk:
XT = Xrerata+ Sd. k
dengan parameter:
4
c 1
β1
c μ3c
a
2 μ2c
' nc c
P0 (X) c c1 ,
ae r
μ 3c
β1 2
μ 3
2c
μ.3c
Harga rata-rata = mode +
2.μ 2c
Standar deviasi = σ μ 2c
Asimetri = ½ β1
dimana :
2. Uji Smirnov-Kolmogorov
Uji Smirnov-Kolmogorov ini membandingkan probabilitas untuk masing-masing variat untuk
memperoreh perbedaan maksimum dari probabilitas teoritis dan probabilitas empirik (data).
Perbedaan maksimum didefinisikan sebagai :
dengan :
Px(X) =Probabilitas kumulatif (cdf ) dari data observasi
Untuk menentukan intensitas hujan berdasar data curah hujan harian digunakan rumus
Mononobe. Bentuk umum rumus Dr. Mononobe adalah:
2/3
R T 24 24
It
24 t
2. Angka Pengaliran
Angka pengaliran (C) didefinisikan sebagai perbandingan antara tinggi aliran dan tinggi
hujan untuk jangka waktu yang cukup panjang. Faktor-faktor yang mempengaruhi
besarnya aliran sungai adalah : keadaan hujan, luas dan bentuk DAS, kemiringan DAS,
kemiringan sungai, daya infiltrasi dan perkolasi tanah, kelembaban tanah, klimatologi dan
lain-lain. Menurut Dr. Mononobe, koefisien pengaliran sungai-sungai di Jepang
mempunyai harga C.
4. Hidrograf Satuan
Hidrograf satuan (unit hydrograph) didefinisikan sebagai hidrograf limpasan langsung
yang dihasilkan dari hujan netto yang terjadi merata di seluruh DAS dengan
intensitas yang tetap dalam satu satuan waktu.Bentuk hidrograf menggambarkan karakteristik
DAS yang bersangkutan.
Banyak rumus empirik untuk menentukan hidrograf satuan sintetik seperti HSS Snyder,
Nakayasu, Rasional dan sebagainya.Analisis hidrograf satuan digunakan hidrograf sintetik
satuan Nakayasu (HSS Nakayasu).
Nakayasu (1950) telah menyelidiki hidrograf satuan di Jepang dan memberikan
serangkaian persamaan untuk membentuk suatu hidrograf satuan (Van de Griend, 1979). Waktu
kelambatan (time lag) tg dihitung dengan persamaan :
tg = 0.4 + 0.058 L , untuk L < 15 km
0.7
tg = 0.21 L , untuk L > 15 km
dimana :
tg = waktu kelambatan (jam)
L = panjang sungai utama (km)
Selain itu dirumuskan pula persamaan :
t0.3 = . tg
dimana :
t0,3 = waktu saat debit sama dengan 0.3 kali debit puncak (jam)
= koefisien, nilainya antara 1.5 – 3.5
tp = tg + 0.8 tr
1 1
Qp = .A.R0
3.6 (0.3tp t 0.3 )
dimana :
tp = waktu puncak
Qp = debit puncak (m3/det)
A = luas DAS (km2)
tr = satuan lama hujan, 0.5 tg - tg
R0 = satuan kedalaman hujan (mm)
Untuk menggambar grafik hidrograf adalah sebagai berikut :
Ro
' .
=
1 mm
-
0 ,8 Tr
Tg
I
/~
Tr i
I
I
Q max
r
Tp - T0,3 - ' 1,5 T0,3 - -
dimana :
Qa = debit sebelum mencapai debit puncak pada saat t (m3/det)
t = waktu (jam)
Bagian lengkung turun
Q t - tp
untuk 1 >
-
Qp
> 0.3 Qd1 = Qp . 0.3 t 0,3
) (
Q t - tp 0,5 t 0,3
( )
untuk 0.3 > > 0.09 Qd2 = Qp . 0.3 1,5 t 0,3
Qp
Q t - tp 1,5 t 0,3
( )
untuk < 0.09 Qd3 = Qp . 0.3 2 t 0,3
Qp
Pada tabel di bawah ini, ditunjukkan Kala ulang/periode ulang banjir rancangan untuk
bangunan di sungai menurut Departeman Pekerjaan Umum dalam Srimoerni Doelchomid, 1987.
Tabel III-2. Kala Ulang Banjir Rancangan untuk Bangunan di Sungai
dimaksudkan untuk menentukan index dan struktural propertis tanah, yaitu sebagai berikut :
Besaran Index
Dimaksudkan sebagai data untuk menetapkan klasifikasi, konsistensi dan sensitivity tanah.
Data tersebut meliputi :
- Specific grafity
- Bulk density
- Moisture content
- Attberg limits
keamanan (safety factor) diperkenalkan oleh Fellenius dan kemudian dikembangkan oleh
Lambe dan Whitman (1969). Berdasarkan penelitian-penelitian yang dilakukan dan studi- studi
yang menyeluruh tentang keruntuhan lereng, maka faktor keamanan (Fs) ditinjau dari intensitas
kelongsorannya dibedakan seperti yang diperlihatkan pada Tabel III-3
(Bowles 1989).
c. Dinding penahan tipe kantilever ; dinding yang terdiri dari kombinasi dinding beton bertulang
yang berbentuk huruf T. Ketebalan dari kedua bagian ini relatif tipis dan secara penuh diberi
tulangan untuk menahan momen dan gaya lintang yang bekerja padanya.
d. Dinding counterfort ; dinding yang terdiri dari dinding beton bertulang tipis yang di bagian
dalam dinding pada jarak tertentu didukung oleh plat/dinding vertikal yang disebut counterfort
(dinding penguat). Ruangan di atas plat pondasi, di antara counterfort diisi dengan tanah
urugan.
e. Dinding penahan tembok batu yang berupa balok; terdiri dari balok-balok beton yang
disusun menjadi dinding penahan.
| III
La ppoo
ra nn PPeenndd
a l a hhuur uu
alisasi
nn NNoo
a mm
rk ata dd inn PPee uu nn TTeebb nngg
5555
ai s l a . a lata
f. Dinding penahan tanah bertulang (reinforce dearth wall); dinding yang terdiri dari dinding
yang berupa timbunan tanah yang diperkuat dengan bahan-bahan tertentu, seperti geosintetik
ataupun baja.
Dalam memilih jenis atau tipe dinding yang akan di gunakan di lapangan, hal-
hal yang harus dipertimbangkan antara lain sifat-sifat tanah pondasi, kondisi tempat/
lokasi, jenis atau macam pondasi, kondisi pelaksanaan dan nilai ekonomis. Secara umum
penggunaan dinding penahan di lapangan terdiri dari dua tipe, yaitu tipe gravitasi dan tipe
kantilever. Perbedaan utama konstruksi kedua jenis dinding penahan ini adalah adanya tulangan
pada tipe kantilever, sedangkan pada ti pe gravitasi tidak menggunakan tulangan. Dari sisi
penggunaan, tipe kantilever lebih banyak digunakan untuk lereng/tebing yang mempunyai
ketinggian lebih dari 6 meter, sedangkan tipe gravitasi digunakan untuk ketinggian kurang dari
6 meter ( Hadiyatmo 2002).
Dalam perencanaan sebuah dinding penahan tanah, perlu diambil dimensi
tertentu sehingga dinding yang direncanakan mungkin untuk dikerjakan, cukup stabil dan kuat.
Pengambilan dimensi awal dinding penahan tanah juga sangat ditentukan dengan
bentuk lereng dan tanah yang akan ditahannya. Selain itu pengambilan dimensi dari segi
keterbatasan ruang pekerjaan, kepatutan bentuk dan juga keindahan harus diperhatikan dalam
perencanaan dinding kantilever (Fitriani 2008).
Kp = tan2 (45- )
Keterangan :
Ka = Koefisien tekanan tanah aktif Kp
°
= Koefisien tekanan tanah pasif Θ =
sudut geser ( )
3. Menghitung gaya vertikal dan gaya momen terhadap kaki depan pondasi.
Pada perhitungan ini akan diperoleh berat dinding W dan jumlah gaya momen ΣMw dari
setiap bagian dinding dan tanah di atas plat pondasi yang akan dimasukkan dalam perhitungan
stabilitas dinding.
4. Menghitung stabilitas terhadap penggulingan.
Tekanan tanah lateral yang diakibatkan olehtanah urugan di belakang dinding
penahancenderung menggulingkan dinding dengan pusat rotasi pada ujung kaki depan
pondasi. Momen penggulingan ini, dilawan oleh momen akibat berat sendiri dinding
penahan dan momen akibat berat tanah di atas plat pondasi. Faktor aman terhadap
penggulingan (Fgl) didefinisikan sebagai (Bowles 1989) :
Fgl =
∑ ≥
1,5
Keterangan :
ΣMw =W
ΣMgl = ΣPah h1 + ΣPav B
ΣMw = momen yang melawan penggulingan (kN.m)
ΣMgl = momen yang mengakibatkan penggulingan (kN.m) W =
berat dinding + berat tanah diatas pondasi (kN)
B = lebar kaki dinding penahan (m) ΣPah
= jumlah gaya-gaya horizontal (kN) ΣPav =
jumlah gaya-gaya vertikal (kN)
Dalam tinjauan terhadap bahaya guling, apabila tekanan tanah pasif dapat diandalkan
keberadaannya, maka tekanan tanah pasif dapat mengurangi bahaya momen aktif (momen
guling) atau memperbesar momen pasif (momen perlawanan).
Laporan Pendahuluan Normalisasi dan Perkuatan Tebing | III 57
Sungai Aosole Kab. Konawe Selatan
5. Menghitung stabilitas terhadap penggeseran
Gaya-gaya yang mengeser dinding penahan tanah akan ditahan oleh gesekan antara tanah
dan dasar pondasi, tekanan tanah pasif bila di depan dinding penahan terdapat tanah timbunan.
Fgs =
∑ℎ ≥
1,5
Keterangan :
W = berat total dinding penahan dan tanah di atas plat pondasi (kN)
δh = sudut gesek antara tanah dan dasar pondasi, (1/3 – 2/3)φ (o)
ad = faktor adhesi
Bowles (1989) menyarankan faktor aman terhadap penggeseran dasar pondasi (Fgs)
minimum 1,5. Bila dinding penahan tanah dalam keadaan stabil, maka gaya-gaya yang
bekerja dalam keadaan seimbang (ΣF = 0 dan ΣM = 0). Perlawanan terhadap gaya dorong ini
terjadi pada bidang kontak antara dasar dinding penahan tanah dan tanah dasar pondasi. Pada
kondisi tertentu gaya geser sedemikian besarnya sehingga konstruksi tidak mampu melawan gaya
geser atau dapat dikatakan konstruksi tidak aman terhadap bahaya gaya geser, maka diusahakan
untuk memperbesar gaya lawan tersebut. Usaha itu dilakukan dengan memperbesar alas
.. 8.97 IA o.:,a
5 :,,:,,, L64 e.ee
6 7,73 1.81 !)J;~
e 8.60 2~21 0.91
10 9·,f>O 2.99 1..,!I I::?
.
10.7'6 3-29 1 ..70
,2_11 -4.02 2.23
I '5 12'..96 ,_.as 2.!90
16 13.Ga 4.82 2.114
18 1S~52' 6.04 31,7
20 17.911 7,44 .C.97
22 ::10.27 9 19 8.8t
24
25
20 .::NJ
:::S.13
•t
t2.72
·"° 8.158
9 .70
26 2'1.09 , .. ..21 l'IJ.35
28 31.61 17.61 IS. IS
30 ,37'.16 22.."6 19..73
32 44.04 28.52 '27.49
3,4 82.64 36.'SQ. 36..96
ST.7·6 ,4;2.AQ
35
·-
36 153.53 .&7.16 5 1.70
38 77.50 81.'55 73.47
40 95.!118 8t..2'7
42 I 19.87 108.75 I 8.S.61t
...
45
151 t'SIS
I 72,.29,
,a.7"'
173.29
2"'8.29
::?il.... so
-46 106...22 20-&..19 42.6.96
4'8 269.29 2S7.as 7'42.6t
so 947·.,51 415. lS 1153 .. 1!5
Sumber:bowles.1989
-
qu = cNc + DfγNq + BγNγ
Keterangan :
qu = daya dukung ultimit untuk pondasi memanjang (kN/m2)
c = kohesi tanah (kN/m2) Df
= kedalaman pondasi (m)
γ = berat volume tanah (kN/m3)
B = lebar pondasi dinding penahan tanah (m)
Nc,Nq,Nγ = faktor kapasitas dukung Terzaghi
LLaappoorrraaannn PPeenndddaaahhhuuullluuaa nn
NNoorrmmmaaallliiissaasssii ddaann PPeerrkkkuuuaaattfialnn
TTeebbiinngg
SSuunngggaaaiii AAoossoolllee KKaabb.. KKoonnaaawwee /| 1II1II1-5s99g
SSeellaaattaann
Faktor aman terhadap keruntuhan kapasitas dukung didefinisikan pada persamaan (6). Bila dihitung
berdasarkan lebar pondasi efektif, yaitu tekanan tanah pondasi ke tanah dasar terbagi secara sama
rata, maka didapatkan persamaan persamaan (7) dan (8) (Bowles 1989).
Fk = ≥3
Keterangan :
HEC - RAS meru pakan program aplikasi untuk memodelkan aliran di sungai, River A
nalysis S ystem (R AS), di bawah US Arm y Corps of Engi neers (USACE). HEC - RAS
merupakan model satu dimensi aliran permanen maupun tak permanen (steady and unste
ady on e-dimensional flow model). Penelitian ini menggunakan
+ − = 0
Persamaan Momentum
+
−gA( + ) = 0
Keterangan :
A = Luas total tampang aliran (jumlah luas tampang aliran di main channel dan overbank channel)
(m2)
t = Waktu (dtk)
| |
Sf = Kemiringan garis energi (friction slope), dihitung dengan persamaan Manning.
n = Koefisien kekasaran Manning
R = Radius hidraulik.
Cara HEC RAS memodelkan aliran dibantaran didasarkan pada metode yang
dikembangkan oleh Fread (1976) dan Smith (1978) yang memandang alir an melalui alur utama
dan melalui bantaran sebagai dua aliran yang melewati du a tampang saluran terpisah.
Penyederhanaan dilakukan dengan menganggap muka air dikedua tampang saluran pada
arah lateral (tegak lurus arah aliran) datar atau horizontal. Dengan demikian transfer
momentum diantara kedua tampang dapat diabaikan dan debit terbagi ke kedua tampang
ɸ
Keterangan :
ɸ = Kc / ( Kc + Kf )
1 ø
ø
ø/ [−ø/]
gAc + gAc =0
Pada persamaan di atas, subskrip c mengacu pada alur utama dan subskrip f
mengacu pada bantaran. Persamaan dijabarkan dengan pendekatan beda hingga implisit dan
dari owner/Pengguna Jasa. Dalam tahapan ini, dimulai pekerjaan-pekerjaan awal serta
survey pendahuluan. Adapun kegiatan yang dilakukan dalam tahapan ini adalah:
Administrasi Proyek
Studi Literatur
Mobilisasi Personil
Penyusunan Rencana Kerja
Persiapan Fasilitas di Lapangan
Survey Pendahuluan
Laporan Pendahuluan
Survey Topografi
Survey Hidrologi
Pengukuran Arus dan Penyelidikan Sedimen
Survey Penyelidikan Tanah
Dalam tahapan ini dimulai proses pembuatan konsep desain, dan setelah konsep desain
mendapatkan persetujuan dari pengguna jasa dilanjutkan ke pengembangan
desain. Adapun hal-hal yang direncanakan dalam tahapan ini antara lain:
Kompilasi dan analisa data hasil survey
Pemilihan alternatif desain
Estimasi biaya
Gambar pengembangan rencana
Draf Uraian konsep rencana dan perhitungan-perhitungan Teknis
Draft RAB & Draft rencana kerja dan syarat-syarat (RKS)
Marga Provinsi Sulawesi Tenggara maupun dengan instansi pemerintah terkait lainnya.
Dalam pelaksanaan pekerjaan ini, tim perencana akan dikoordinir oleh Team Leader
yang merupakan seorang Tenaga yang memahami dan menguasai bidang disiplin ilmu konstruksi
bangunan air dengan Jurusan Teknik Sipil yang memahami dan berpengalaman dibidangnya
serta berhubungan dengan pelaksanaan kegiatan ini.
Team Leader / Ahli Sungai dibantu oleh 1 (satu) orang Ahli Struktur Bangunan Air, 1
(satu) orang Ahli Geodesi, 1 (satu) orang Ahli Geologi, 1 (satu) orang Ahli Kuantitas dan
Biaya, dan 1 (satu) orang Ahli GIS. Selain tenaga ahli profesional yang telah disebutkan diatas,
terdapat juga 5 (lima) orang tenaga sub profesional dan 8
4.2.1 Umum
Setiap laporan diupayakan disusun dalam bahasa Indonesia kecuali istilah-istilah atau
parameter-parameter yang belum dibakukan dalam bahasa Indonesia. Dijilid dengan rapi serta
diberi sampul sesuai Petunjuk Pemberi Tugas dengan ukuran kertas A4 kecuali gambar-gambar
rencana dengan ukuran A3.
b) Laporan Pengukuran
Laporan ini merupakan hasil survai pengukuran topografi, survey bathimetri, pengamatan
pasang surut, dimana harus tercantum semua data yang didapat selama survey termasuk
hasil perhitungannya
Susunan Laporan adalah sebagai berikut :
- Daftar isi
- Peta Lokasi Proyek
- Uraian
- Lingkup pekerjaan antara lain :
1. Pemasangan BM
2. Pengukurn Poligon
3. Pengukuran water pass
4. Penguluran profil
5. Pengukuran situasi
- Foto dokumentasi asli.