DINAS
PEKERJAAN
UMUM
SUMBER
DAYA
AIR
DAN
PENATAAN
RUANG
JALAN
Madukoro
Blok
AA-BB
Semarang
KODE
POS
50144
LAPORAN
RINGKAS
JASA
KONSULTANSI
REVIEW
ZONASI
SUNGAI
GUNG
DI
WILAYAH
SUNGAI
PEMALI
COMAL
TAHUN
ANGGARAN
2022
LAPORAN RINGKAS
JASA KONSULTANSI REVIEW ZONASI SUNGAI GUNG
DI WILAYAH SUNGAI PEMALI COMAL
LEMBAR PENGESAHAN
Yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa :
“LAPORAN RINGKAS”
Disahkan sebagai salah satu produk kegiatan dari :
Nama Kegiatan : Jasa Konsultansi Review Zonasi Sungai Gung di Wilayah
Sungai Pemali Comal, Kabupaten Tegal dan Kota Tegal
Nama Pengguna Jasa : Dinas Pekerjaan Umum, Sumber Daya Air dan Penataan
Ruang Provinsi Jawa Tengah
Alamat Pengguna jasa : Jalan Madukoro Blok AA – BB, Kota Semarang
Nomor Kontrak : 614/1907/2022 tanggal 21 Maret 2022
Waktu Pelaksanaan : 21 Maret – 18 Juli 2022, 120 (Seratus Dua Puluh)
hari kalender
Laporan Ringkas ini telah sesuai dengan Kerangka Acuan Kerja dan disetujui oleh
Pemilik Pekerjaan.
Semarang, Juli 2022
Diperiksa,
Oleh Tim Teknis Pekerjaan
Anggota Anggota
Sekretaris Anggota
Hendra Agustian, ST
NIP. 19830801 200903 1 002
KATA PENGANTAR
“LAPORAN RINGKAS”
Dokumen ini berisi tentang kondisi eksisting wilayah studi yang meliputi gambaran
umum wilayah, Survey dan Investigasi, Analisis Hidrologi dan Hidrolika, Zonasi Sungai
Gung beserta Kesimpulan agar dapat diperoleh mutu dan kuantitas pekerjaan yang
diharapkan.
Kami berharap produk kegiatan pekerjaan Jasa Konsultansi Review Zonasi Sungai
Gung di Wilayah Sungai Pemali Comal terkait dengan Dokumen Laporan
RINGKAS yang telah kami susun ini dapat bermanfaat dan dapat digunakan demi
kepentingan bersama.
Demikian Laporan Ringkas ini kami buat, kepada pihak-pihak yang telah memberikan
kontribusi terhadap penyusunan dokumen ini kami ucapkan terima kasih.
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
Tabel 4.13 Rekapitulasi Debit Banjir Rancangan DAS Gung Metode Nakayasu IV-17
Tabel 4.14 Rekapitulasi Debit Banjir DAS Gung Metode Snyder ..................... IV-19
Tabel 4.15 Data Debit Maximum Harian Bendung Pesayangan ....................... IV-21
Tabel 4.16 Perhitungan Statistik Data Debit .................................................. IV-21
Tabel 4.17 Debit Banjir Rancangan Bendung Pesayangan ............................... IV-22
Tabel 4.18 Rekapitulasi Debit Banjir Rancangan ............................................ IV-28
Tabel 4.19 Perhitungan Laju Erosi DAS Gung ................................................ IV-30
Tabel 4.20 Perhiutngan SDR ........................................................................ IV-32
Tabel 4.21 Potensi Sedimentasi di DAS Gung ................................................ IV-33
Tabel 4.22 Hasil Sedimentasi Lapangan ........................................................ IV-33
Tabel 4.23 Perhitungan Sedimen Layang Dilapangan .................................... IV-35
Tabel 4.24 Kelas Tingkat Bahaya Erosi ......................................................... IV-36
Tabel 5.1 Klasifikasi tingkat kerusakan lingkungan beserta simbolnya .......... V-3
Tabel 5.2 Kerusakan Sungai Akibat Penambangan di Sempadan Sungai ....... V-4
Tabel 5.3 Kerusakan Sungai Akibat Penambangan di Badan Sungai ............. V-10
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Peta Lokasi Kajian Terhadap Wilayah Administrasi Kab. Tegal . I-4
Gambar 3.1 Peta Lokasi Pemasangan Patok BM dan GCP .......................... III-3
Gambar 3.2 Peta Lokasi Tambang Berizin .................................................. III-6
Gambar 3.3 Peta Lokasi Pemasangan Penambangan Aktif di Sungai Gung
Kab. Tegal ........................................................................... III-8
Gambar 3.4 Peta Lokasi Sarana dan Prasarana Sungai .............................. III-11
Gambar 3.5 Pengumpulan Informasi di Pemerintah Desa .......................... III-12
Gambar 3.6 Kegiatan Wawancara pada Penambang maupun Warga Sekitar
Lokasi Penambangan ........................................................... III-13
Gambar 3.7 Kegiatan Perrtemuan Konsultasi antara Masyarakat dengan
Pemangku Wilayah Setempat ............................................... III-15
Gambar 3.8 Kondisi Geomorfologi dan Batuan Endapan Gunung Slamet
yang Ada di Sungai Gung ..................................................... III-16
Gambar 3.9 Peta Geologi Sungai Gung pada Wilayah Penyelidikan ............ III-17
Gambar 3.10 Endapan Gunung Slamet di Desa Danawarih Kecamatan
Balapulang .......................................................................... III-18
Gambar 3.11 Batuan Pasir Andesit di Formasi Halang yang ada di Desa
Lebaksiu Lor, Kecamatan Lebaksiu ........................................ III-19
Gambar 3.12 Batuan Pasir Gampingan Formasi Rambatan di Desa
Kajen, Kecamatan Lebaksiu .................................................. III-20
Gambar 4.1 Peta Lokasi Stasiun Hujan DAS Gung ..................................... IV-1
Gambar 4.2 Peta Poligon Thiesson DAS Gung ........................................... IV-5
Gambar 4.3 Peta DAS Gung Pada Outlet Bendung Pesayangan ................... IV-12
Gambar 4.4 Hidrograf Banjir HSS SCS DAS Gung ...................................... IV-15
Gambar 4.5 Hidrograf Satuan Sintetik Nakayasu DAS Gung ........................ IV-16
Gambar 4.6 Hidrograf Banjir DAS Gung Metode Nakayasu ......................... IV-18
Gambar 4.7 Hidrograf Satuan Sintetis Sneyder ......................................... IV-19
Gambar 4.8 Hidrograf Banjir DAS Gung Metode Sneyder ........................... IV-20
Gambar 4.9 Situasi Bendung Pesayangan ................................................. IV-23
Gambar 4.10 Long Section Bendung Pesayangan ........................................ IV-24
Gambar 4.11 Peta Potensi Erosi DAS Gung ................................................. IV-31
Gambar 4.12 Peta Pengambilan Sampel Sedimen DAS Gung ....................... IV-34
Gambar 4.13 Peta Sebaran Tingkat Bahaya Erosi ........................................ IV-37
Gambar 4.14 Peniruan Geometri Sungai Dengan DEM Pada Ras Mapper ...... IV-39
Gambar 4.15 Tampilan Peta Genangan Banjir (Q2th) Sungai Gung ............... IV-41
Gambar 4.16 Pola Distribusi Kecepatan ...................................................... IV-42
Gambar 4.17 Peta Overlay Distribusi Kecepatan Aliran dengan
Rencana Batas Semapdan Sungai 50 m .................................. IV-43
Gambar 4.18 Pola Aliran ............................................................................. IV-44
Gambar 4.19 Pola Aliran ............................................................................. IV-45
Gambar 4.20 Peta Overlay Batas Genangan Banjir (Q 50TH) dengan
Rencana Batas Sempadan Sungai 50 m .................................. IV-46
DAS Gung merupakan bagian dari Satuan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai di
Wilayah Sungai Pemali Comal. Luas wilayah DAS Gung seluas 186,78 km2 terletak di
Provinsi Jawa Tengah bagian utara yang melintasi 4 (empat) Kabupaten dan 1 (satu)
Kota, yaitu mulai dari yang terluas adalah Kabupaten Tegal sebesar 97,64 % (182,37
km2), kabupaten Banyuman 0,13 % (0,25 km2), Kabupaten Pemalang 0,82 % (1,54
km2), Kabupaten Brebes 0,17 % (0,31 km2), dan Kota Tegal 1,24 % (2,31km2). DAS
Gung berada pada posisi koordinat antara 109° 9’ 44” - 109° 12’ 50” Bujur Timur dan
antara 6° 50’ 35’’ - 7° 14’ 36’’ Lintang Selatan dengan sungai utama DAS Gung adalah
Sungai Gung dengan panjang sungai ± 54 Km.
1.2.1 Maksud
Maksud dilaksanakannya pekerjaan ini adalah meninjau ulang atau review zonasi
pengambilan komoditas tambang di Sungai Gung Wilayah Sungai Pemali Comal.
1.2.2 Tujuan
Tujuan dilaksanakannya pekerjaan ini adalah sebagai berikut:
1. Mengkaji kondisi kerusakan sungai akibat pengambilan komoditas tambang di
Sungai Gung.
1.3 SASARAN
Lokasi kegiatan Studi Zonasi Sungai Gung dimulai dari Hulu sungai sampai
dengan Hilir Sungai Gung dengan total panjang ± 54 Km. Namun fokus kegiatan
pengukuran (Survei Pemetaan menggunakan UAV) dilaksanakan hanya di area-area
yang mengalami degradasi akibat penambangan material non logam, dengan rincian
±12 Km di Sungai Gung. Lokasi kegiatan yang diukur merupakan lokasi utama yang
mengalami degradasi akibat penambangan yang dilakukan. Berikut adalah lokasi
kegiatan Review Zonasi Sungai Gung di Kabupaten Tegal dan Kota Tegal.
Studi zonasi ini dilaksanakan di Daerah Aliran Sungai (DAS) yaitu DAS Gung
dengan panjang ±54 Km, luas 186,78 km2. Secara administrasi DAS Gung berada di 4
(empat) Kabupaten dan 1 (satu) Kota, yaitu mulai dari yang terluas adalah Kabupaten
Tegal sebesar 97,64 % (182,37 km2), kabupaten Banyuman 0,13 % (0,25 km2),
Kabupaten Pemalang 0,82 % (1,54 km2), Kabupaten Brebes 0,17 % (0,31 km2), dan
Kota Tegal 1,24 % (2,31km2) (Tabel 2.1). Peta administrasi DAS Gung disajikan
pada Gambar 2.1. Secara geografis letak DAS Gung berada pada posisi koordinat
antara 109° 9’ 44” - 109° 12’ 50” Bujur Timur dan antara 6° 50’ 35’’ - 7° 14’ 36’’
Lintang Selatan.
Tabel 2.1 Wilayah Administrasi DAS Gung
Kecamatan Kabupaten/Kota LUAS (km2)
Talang Tegal 14,26
Kedung Banteng Tegal 0,02
Jatinegara Tegal 9,72
Balapulang Tegal 26,93
Bojong Tegal 49,38
Baturaden Banyumas 0,25
Lebaksiu Tegal 9,38
Bumijawa Tegal 36,16
Adiwerna Tegal 1,89
Pangkah Tegal 17,30
Slawi Tegal 2,49
Kramat Tegal 10,22
Tegal Timur Kota Tegal 2,31
Dukuhturi Tegal 1,58
Tarub Tegal 3,04
Pulosari Pemalang 1,54
Sirampog Brebes 0,31
TOTAL 186,78
Sumber : Data Statistik, 2022
7. Kecamatan Lebaksiu
8. Kecamatan Slawi
9. Kecamatan Pangkah
10. Kecamatan Jatinegara
Sehingga dengan mengacu pada peraturan tersebut, lokasi studi ini termasuk
kedalam kawasan yang diperuntukkan untuk kegiatan pertambangan batuan dan
mineral non logam, dengan potensi bahan galian terbesar adalah pasir dan batu. Untuk
lebih detail lokasi tersebut dapat dilihat pada Gambar 2.7.
1. Desa Pendawa, Kecamatan Lebaksiu
2. Desa Pener, Kecamatan Pangkah
3. Desa Dukuhlo, Kecamatan Lebaksiu
4. Desa Kajen, Kecamatan Talang
5. Desa Lebaksiu Kidul, Kecamatan Lebaksiu
6. Desa Danawarih, Kecamatan Balapulang
7. Desa Pagerwangi, Kecamatan Balapulang
8. Desa Kajen, Kecamatan Lebaksiu
9. Desa Sangkanjaya, Kecamatan Balapulang
Gambar 2.7 Peta Alur Sungai Gung di Wilayah Kajian (12 km)
Sumber : Hasil Analisa Konsultan, 2022
Secara morfologis pangsa (segmen) alur sungai dibagi menjadi tiga bagian pangsa, yaitu
hulu (upstream), tengah (middle stream), dan hilir (downstream). Secara umum, penjelasan
tentang masing-masing segmen, yaitu:
1. Bagian hulu (upstream).
Bagian hulu sungai membentuk alur relatif lurus dengan bentuk penampang peralihan V
ke bentuk U, lebar sungai antara 20-40 m. Kemiringan lereng (Slide Slope) cukup terjal
namun stabilitasnya cukup baik. Kemiringan sungai mencapai 45º - 75º sehingga
kecepatan aliran relatif besar.
NO KERUSAKAN DOKUMENTASI
NO KERUSAKAN DOKUMENTASI
NO KERUSAKAN DOKUMENTASI
NO KERUSAKAN DOKUMENTASI
NO KERUSAKAN DOKUMENTASI
Pemasangan patok dipasang ditempat yang stabil, aman dari gangguan dan
mudah dicari. Setiap patok akan difoto, dibuat deskripsinya, diberi nomor dan kode.
Penentuan koordinat (X, Y dan Z) pada patok Bench Mark (BM) dan patok Ground
Control Point (GCP) dilakukan dengan menggunakan pengukuran polygon dan levelling.
Tata cara pengukuran, peralatan dan ketelitian pengukuran sesuai dengan ketentuan
yang berlaku. Titik ikat referensi menggunakan BM Danawarih yang ada di Bendung
Danawarih.
1. Bentuk ukuran dan konstruksi Control Point dari pipa paralon berukuran diameter
2 inchi. Terlihat di atas permukaan tanah 20 cm, dan tertanam 40 cm.
2. Bench Mark dipasang pada lokasi yang aman dan dekat lokasi yang akan dibangun
konstruksi patok BM. Patok beton tersebut harus ditanam ke dalam tanah
sepanjang kurang lebih 30 cm dipermukaan tanah dan tertanam 70 cm.
3. Pemasangan BM & CP direncanakan kerapatannya dan mendapat persetujuan
Direksi, sehingga memenuhi persyaratan :
a. Pada setiap jarak patok CP jaraknya kurang lebih 500 m setiap patoknya.
b. Pada setiap jarak patok BM jaraknya kurang lebih 1.000 m setiap patoknya
c. Pemasangan patok BM dan CP dilakukan selang seling di setiap pinggir dan
palung sungai.
4. Patok beton BM diberi nama dan nomor pada prasasti patok sesuai dengan urutan
pemasangan patok.
5. Patok GCP diberi nama dan Nomor urut sesuai dengan pemasangan pato.
6. Patok BM dan GCP ditempatkan pada daerah yang lebih aman dan mudah
pencariannya.
7. Pemotretan atau pendokumentasian patok beton BM dan GCP.
Gambar 3.3 Peta Lokasi Penambangan Aktif di Sungai Gung Kab. Tegal
Sumber: Hasil Analisa Konsultan, 2022
Tabel 3.7 Jumlah Lokasi Sarana dan Prasarana Sungai di Sungai Gung
No. Sarana dan Prasarana Jumlah
1. Jembatan 3
2. Bendung 1
3. Groundsill 1
4. Pipa Pembuangan Air 1
5. Bronjong Kawat 1
6. Cek Dam 1
Sumber: Hasil Analisa Konsultan, 2022
Berbagai macam aktivitas yang dilakukan di Sungai Gung sebagai salah satu
lokasi mata pencaharian warga sekitar Kecamatan Balapulang, Kecamatan Lebaksiu,
dan Kecamatan Pangkah. Salah satu kegiatan yang sampai saat ini dilaksanakan adalah
kegiatan penambangan atau pengambilan material sungai berupa pasir dan batu.
Penambangan dilakukan oleh masyarakat sekitar secara tradisional dimusim kemarau
maupun dilakukan oleh pengusaha dengan menggunakan alat berat (back hoe). Salah
satu dampak dari pengambilan komoditas tambang di Sungai Gung adalah kerusakan
lingkungan di beberapa titik Sungai Gung.
Berikut ini adalah poin-poin penting yang didapatkan dari hasil dengar pendapat
dengan para pemangku wilayah beserta dengan perwakilan penambang yang ada di
wilayah perencanaan melalui angket/kuisioner yang diisi oleh responden di lapangan,
dengan kesimpulan yang dapat dijabarkan sebagai berikut :
terdapat pada variasi litologi tersebut. Berdasarkan hal tersebut, maka satuan litologi
daerah pemetaan dapat dikelompokkan sebagai berikut:
1. Endapan Lahar Gunung Slamet
2. Batu Pasir Andesit Formasi Halang
3. Batu Pasir Gampingan Formasi Rambatan
penyebaran batu andasit formasi haling banya tersebar di daerah hulu wilayah
perencanaan dengan dimensi batuan sekitar 50 – 100 cm.
Gambar 3.11 Batuan Pasir Andesit di Formasi Halang yang ada di Desa
Lebaksiu Lor, Kecamatan Lebaksiu
Sumber: Dokumentasi Konsultan, 2022
Gambar 3.13 Peta Overlay Geologi Regional dan Kerusakan Sarpras di Wilayah Administrasi yang dilalui
Sungai Gung
Sumber: Dokumentasi Konsultan, 2022
Curah
Data Hujan DAS Gung (mm)
Tanggal Rerata Hujan
Tahun
Kejadian Danawarih Procot Kemaron Cawitali Lebaksiu Dukuhringin Pesayangan (mm) Max
23.68% 2.93% 49.06% 6.06% 11.07% 4.42% 2.78% (mm)
17-Feb-14 80 5 11 76 115 24 0 42.88
19-Dec-14 5 3 3 4 15 56 68 9.01
26-May-14 50 17 0 46 56 40 79 25.29
20-Jan-15 93 64 20 141 79 86 50 56.19
11-Jan-15 28 93 7 13 18 21 26 17.22
03-Mar-15 65 81 69 83 91 68 18 70.22
2015 20-Jan-15 93 64 20 141 79 86 50 56.19 71.31
03-Mar-15 65 81 69 83 91 68 57 71.31
20-Jan-15 93 64 20 141 79 86 50 56.19
25-Jan-15 25 12 20 6 19 39 102 23.11
28-Jan-16 121 27 0 36 0 19 5 32.60
05-Dec-16 4 98 7 48 10 69 75 16.41
17-Sep-16 75 69 97 97 60 20 83 83.08
2016 23-Feb-16 41 50 52 153 49 48 35 54.48 83.08
15-Dec-16 105 57 11 131 87 95 10 53.97
15-Dec-16 105 57 11 131 87 95 10 53.97
17-Sep-16 75 69 97 97 23 20 83 78.99
08-Mar-17 123 60 32 52 118 110 53 69.13
28-Dec-17 39 132 15 39 42 35 69 30.94
19-Dec-17 70 54 139 105 57 41 17 101.31
2017 08-Nov-17 48 10 5 156 35 14 5 28.20 101.31
08-Mar-17 123 60 32 52 98 110 53 66.91
14-Feb-17 58 98 9 48 76 149 69 40.84
26-Feb-17 0 54 8 42 0 14 106 11.62
26-Jun-18 120 6 0 125 39 85 2 44.29
2018 12-Feb-18 86 183 103 51 97 78 112 96.65 98.46
07-Feb-18 47 22 157 41 35 28 74 98.46
Curah
Data Hujan DAS Gung (mm)
Tanggal Rerata Hujan
Tahun
Kejadian Danawarih Procot Kemaron Cawitali Lebaksiu Dukuhringin Pesayangan (mm) Max
23.68% 2.93% 49.06% 6.06% 11.07% 4.42% 2.78% (mm)
26-Jun-18 120 6 16 125 39 85 2 52.14
21-Feb-18 102 23 10 19 109 89 29 47.68
25-Feb-18 97 15 21 90 102 112 10 55.68
10-Feb-18 43 131 0 49 37 31 122 25.85
07-Feb-19 129 29 81 35 60 38 31 82.44
18-Jan-19 42 98 46 41 52 6 65 45.70
07-Feb-19 129 29 81 35 60 38 31 82.44
2019 10-Feb-19 34 0 8 114 27 7 0 22.18 82.44
03-Jan-19 73 33 10 47 91 15 114 39.91
02-Feb-19 31 87 5 10 25 70 76 20.92
03-Jan-19 73 33 10 47 91 15 114 39.91
25-Jan-20 123 29 108 154 140 125 183 118.40
26-Jan-20 120 174 33 60 157 135 0 76.68
07-Feb-20 6 73 153 71 50 35 78 92.18
2020 25-Jan-20 123 29 108 154 140 125 183 118.40 118.40
26-Jan-20 120 174 33 60 157 135 0 76.68
26-Jan-20 120 174 33 60 157 135 0 76.68
25-Jan-20 123 29 108 154 140 125 183 118.40
Sumber : Analisis dan perhitungan konsultan, 2022
Kala Ulang
Waktu (jam)
2 5 10 25 50 100
Kala Ulang
Waktu (jam)
2 5 10 25 50 100
Koefisien Pengaliran 0.700 0.700 0.700 0.700 0.700 0.700
Hujan Netto 59.903 73.773 81.298 89.413 94.660 99.355
Sumber : Analisis dan Perhitungan Konsultan, 2022
Longest Centroidal
Longest Centroidal Drainage
Area Flowpath Flowpath Basin
No Sub DAS Flowpath Flowpath Density
(km2) Length Length Slope
Slope Slope (Km/Km2)
(Km) (Km)
1 Subbasin-1 23.27 9.500 0.028 4.413 0.018 0.150 0.172
2 Subbasin-2 35.75 17.079 0.106 8.617 0.045 0.233 0.298
3 Subbasin-3 8.18 7.949 0.261 3.938 0.198 0.423 0.057
4 Subbasin-4 9.54 8.348 0.241 3.556 0.201 0.400 0.055
5 Subbasin-5 36.63 18.443 0.088 8.735 0.052 0.253 0.441
6 Subbasin-6 0.55 1.612 0.118 0.484 0.041 0.308 1.924
7 Subbasin-7 31.31 26.621 0.019 15.000 0.003 0.118 0.826
Total 145.22 89.55
Sumber : Analisis dan Perhitungan Konsultan, 2022
No Sub DAS CN
1 Subbasin-1 75
2 Subbasin-2 70
3 Subbasin-3 68
4 Subbasin-4 68
5 Subbasin-5 70
6 Subbasin-6 75
7 Subbasin-7 78
300
200
100
0
0 5 10 15 20
Waktu (jam)
10 1.75 1.85
11 1.45 1.54
3.00
12 1.21 1.28
13 1.00 1.07
14 0.84 0.89 2.00
15 0.69 0.74
16 0.58 0.61
17 0.48 0.51 1.00
18 0.40 0.42
19 0.33 0.35
0.00
20 0.28 0.29 0 5 10 15 20
21 0.23 0.24
Waktu (jam)
22 0.19 0.20
23 0.16 0.17
24 0.13 0.14
25 0.11 0.12
Tabel 4.13 Rekapitulasi Debit Banjir Rencana DAS Gung Metode Nakayasu
400 100
300
200
100
0
0.00 5.00 10.00 15.00 20.00
Waktu (jam)
t x Qt 7.0
(Jam) (t/tp) (m^3/dt/mm)
0 0 0
6.0
1 0.20 0.233
2 0.41 2.418
5.0
3 0.61 4.584
4 0.81 5.680
DEBIT ( m3/dt/mm )
4.0
5 1.02 5.938
6 1.22 5.702 3.0
7 1.42 5.216
8 1.63 4.629 2.0
9 1.83 4.025
10 2.03 3.451 1.0
11 2.24 2.929
12 2.44 2.466 0.0
13 2.64 2.064 0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28
17 3.45 0.975
18 3.66 0.803
19 3.86 0.661
20 4.06 0.542
21 4.27 0.445
22 4.47 0.364
23 4.67 0.298
24 4.88 0.244
50
300
200
100
0
0 5 10 15 20
Waktu (jam)
1 :
Bs= 8.00m
B=58.00m bs=3.00m
EL4 = 16.05m Pier ts=1.00m tb=0.00m EL4 = 16.05m
Bw= 50.00m
EL1 = 11.60m
Pembilas
EL2 = 9.93m EL3 = 10.10m
1. (2) Lebar
Desain efektif bendung
Debit
Be =banjir
(1) Desain debit B1 + 0.8 B2 - 2 (nb Kp + Ka) H1
(a) Desain debit banjir untuk desain hidrolis bendung dan kolam olak
dimana, Be : lebar efektif mercu (m)
Periode ulang 100 tahun
B1 : lebar bersih pelimpah bendung B1 = 50.00 m (= Bw - nb tb)
B2 : banjir
(b) Desain debit lebar untuk
bersih pembilas
elevasi B2 tanggul
atas tanggul penutup, = 6.00 m dan
banjir (= pondasi/dinding
Bs - ns ts) penahan
Periode ulang 100 tahun
nb : jumlah pilar jembatan nb = 0 buah
(c) Desain debit banjir untuk timbunan sungai di bagian hilir bendung
Kp : koefisien kontraksi pilar Kp = 0.01 untuk pilar berujung bulat
Periode ulang 5 tahun (5 - 25 tahun)
Ka : koefisien kontraksi pangkal bendungKa = 0.1 untuk pangkal tembok bulat
(d) Desain debit banjir untuk saluran pengelak selama konstruksi dengan tembok hulu 90o
H1 ulang
Periode : head energi di depan bendung
2 tahun(m)
Dari kriteria desain di atas maka diasumsikan bahwa tanggul Bendung Pesayang
1 :
didesain dengan Q100 th ditambah dengan jagaag (w) 1,00 m. sehingga elevasi profil
Bs= 8.00m
muka air banjir Q100 th di atas mercu adalah elevasi tanggul – jagaan.
B=58.00m bs=3.00m
EL4 = 16.05m Pier ts=1.00m tb=0.00m EL4 = 16.05m
Ma Banjir Q100 th = 16.068 – 1 = 15.068 m atau tinggi muka air banjir dari mercu
Bw= 50.00m
EL = 11.60m
bendung
1
Pembilas
adalah 15.068 m – 11.644 = 3.424 m.
EL2 = 9.93m
Dengan tinggi muka air 3.424 m di atas mercu selanjunya EL3 = 10.10m
dicari debit banjir rancangan
Q100th dengan persamaan hidrolis bendung sebagai berikut:
(2) Lebar efektif bendung
WLu = hd + EL1
hd ~ H1
Lebar bendung B1 (m) 50.00 50.00 50.00 50.00 50.00 50.00 50.00
Lebar pembilas B2 (m) 6.00 6.00 6.00 6.00 6.00 6.00 6.00
Kesimpulan : Dari hasil perhitungan di atas maka tinggi muka sebesar 3.42 m
(+15.04 m) dari atas mercu setara dengan Q100th = 570 m3/dt.
Kehilangan Tanah (MPUKT). Model ini dianggap merupakan metode yang paling
populer dan banyak digunakan untuk memprediksi besarnya erosi.
Dengan menggunakan persamaan MUSLE dapat diprediksi laju rata-rata erosi
dari suatu bidang tanah tertentu, pada suatu kecuraman lereng dan dengan pola hujan
tertentu, untuk setiap macam pertanaman dan tindakan pengelolaan (tindakan
konservasi tanah) yang sedang atau yang mungkin dapat dilakukan. Persamaan yang
dipergunakan mengelompokkan berbagai parameter fisik (dan pengelolaan) yang
mempengaruhi laju erosi ke dalam enam parameter utama, dengan persamaan sebagai
berikut:
A = Rw x K x L x S x C x P
dimana :
A = Banyaknya tanah tererosi per satuan luas per satuan waktu, satuan
ton/ha/tahun.
Rw = Faktor erosivitas limpasan permukaan
K = Faktor erodibilitas tanah, satuan ton/KJ.
LS = Faktor panjang dan kemiringan lereng
C = Faktor tanaman penutup lahan dan manajemen tanaman
P = Faktor tindakan konservasi praktis
dimana:
SDR = nisbah pelepasan sedimen, nilainya 0 < SDR < 1
A = luas DAS (ha)
S = kemiringan lereng rataan permukaan DAS (%)
n = koefisien kekasaran Manning
Dengan persamaan di atas didapatkan SDR pada masing-masing Sub DAS Gung
adalah sebagai berikut:
Tabel 4.20 Perhiutngan SDR
Area
Subbasin Slope SDR
(Ha)
S7 3130.18 0.12 0.208
S1 2334.60 0.15 0.226
S6 37.69 0.31 0.476
S2 3584.03 0.24 0.233
S5 3663.29 0.26 0.237
S3 818.18 0.43 0.324
S4 953.88 0.41 0.314
Sumber: Hasil Analisis Konsultan, 2022
2. Potensi Laju Sedimentasi
Perhitungan laju sedimentasi Das Pemali dapat dihitung dengan persamaan
sebagai berikut (DPU Dirjen Pengairan, 1999 : 79):
Qsedimentasi = SDR x A
dengan :
Dari hasil perhitungan debit Suspended Load selama satu tahun diperoleh hasil
sebesar 144341 ton/thn. Dari hasil tersebut maka dapat dihitung besarnya debit Bed
Load (Qb) (30 % dari Qs) dan total loadnya yaitu :
Debit Bed Load (Qb) = 30% x Q suspended load (untuk angka koreksi bed
load digunakan 30%)
= 30 % x 144.341
= 43302.37 ton/tahun.
Debit Total Load (Qb) = Q suspended load + Q Bed Load
= 144341.22 + 43302.37
= 187,643.58 ton/tahun.
N N
Q data Q sim
VE = i 1
N
i 1
Q data
i 1
Gambar 4.14 Peniruan Geometri Sungai Dengan DEM Pada Ras Mapper
Sumber: Hasil Analisis Konsultan, 2022
Gambar 4.17 Peta Overlay Distribusi Kecepatan Aliran dengan Rencana Batas Semapdan Sungai 50 m
Sumber: Hasil Analisis Konsultan, 2022
Gambar 4.20 Peta Overlay Batas Genangan Banjir (Q 50TH) dengan Rencana Batas Sempadan Sungai 50 m
Sumber: Hasil Analisis Konsultan, 2022
Gambar 5.2 Peta Kerusakan Sungai Akibat Pengambilan Komoditas Tambang di Sungai Gung
Sumber: Hasil Analisis Konsultan, 2022
Gambar 5.3 Peta Kerusakan Sungai Akibat Pengambilan Komoditas Tambang di Sungai Gung (Lembar 1)
Sumber: Hasil Analisis Konsultan, 2022
Gambar 5.4 Peta Kerusakan Sungai Akibat Pengambilan Komoditas Tambang di Sungai Gung (Lembar 2)
Sumber: Hasil Analisis Konsultan, 2022
Gambar 5.5 Peta Kerusakan Sungai Akibat Pengambilan Komoditas Tambang di Sungai Gung (Lembar 3)
Sumber: Hasil Analisis Konsultan, 2022
Gambar 5.6 Peta Kerusakan Sungai Akibat Pengambilan Komoditas Tambang di Sungai Gung (Lembar 4)
Sumber: Hasil Analisis Konsultan, 2022
menggunakan aplikasi Drone Deploy. Total mission flight survey UAV yang telah dibuat
yaitu 28 misi atau 28 kali terbang.
Data peta UAV digunakan untuk menganalisis perubahan morfologi sungai yang
terjadi akibat aktivitas penambangan material non logam di Sungai Gung. Analisis
perubahan morfologi dilaksanakan dengan membandingkan peta citra lokasi
penambangan pada tahun 2015 (citra google earth) dan tahun 2022 (citra UAV).
Berikut ini adalah hasil pemetaan yang memperlihatkan hasil overlay antara
digitasi palung sungai yang dilaksanakan pada survey pada tahun 2022 dengan citra
satelit Sungai Gung pada tahun 2015 untuk dapat mengetahui garis perubahan alur
morfologi Sungai Gung sehingga dapat teridentifikasi titik-titik atau lokasi di tepi
ataupun badan sungai yang mengalami perubahan akibat bencana alam maupun
kegiatan manusia yang mengakibatkan adanya perubahan alur sungai.
Gambar 5.7 Peta Indeks Overlay Palung 2015 dan Palung 2022
Sumber: Hasil Analisis Konsultan, 2022
a. Pasal 1 ayat 1 menjelaskan bahwa Sungai adalah alur atau wadah air alami
dan/atau buatan berupa jaringan pengaliran air beserta air di dalamnya, mulai
dari hulu sampai muara, dengan dibatasi kanan dan kiri oleh garis sempadan.
b. Pasal 1 ayat 6 menjelaskan bahwa Daerah aliran sungai adalah suatu wilayah
daratan yang merupakan satukesatuan dengan sungai dan anak-anak
sungainya, yang berfungsi menampung, menyimpan, dan mengalirkan air
yang berasal dari curah hujan ke laut secara alami, yang batas di darat
merupakan pemisah topografis dan batas di laut sampai dengan daerah
perairan yang masih terpengaruh aktivitas daratan.
c. Pasal 1 ayat 7 menjelaskan bahwa Wilayah sungai adalah kesatuan wilayah
pengelolaan sumber daya air dalam satu atau lebih daerah aliran sungai
dan/atau pulau-pulau kecil yang luasnya kurang dari atau sama dengan 2.000
(dua ribu) Km2.
d. Pasal 1 ayat 9 menjelaskan bahwa Bantaran sungai adalah ruang antara tepi
palung sungai dan kaki tanggul sebelah dalam yang terletak di kiri dan/atau
kanan palung sungai.
e. Pasal 1 ayat 10 menjelaskan bahwa Garis sempadan sungai adalah garis
maya di kiri dan kanan palung sungai yang ditetapkan sebagai batas
perlindungan sungai
f. Pasal 2 menjelaskan bahwa Lingkup pengaturan yang tercantum pada
Peraturan Menteri ini terdiri dari:
1) penetapan garis sempadan sungai, garis sempadan danau, termasuk
mataair;
2) pemanfaatan daerah sempadan; dan
3) pengawasan pemanfaatan daerah sempadan.
2. Maksud dan tujuan penentuan dan penetapan sempadan sungai dalam Peraturan
Menteri PUPR ini:
a. Pasal 3 ayat 1 menjelaskan bahwa Penetapan garis sempadan sungai
dimaksudkan sebagai upaya agar kegiatan perlindungan, penggunaan, dan
pengendalian atas sumber daya yang ada pada sungai dan danau dapat
dilaksanakan sesuai dengan tujuannya.
6.2.1 Topografi
Ketinggian rata – rata pada suatu DAS merupakan faktor penting yang
berpengaruh terhadap temperatur dan pola hujan khususnya pada daerah bergunung.
Untuk mengetahui besarnya potensi bahan galian yang terdapat pada DAS Gung, maka
dibutuhkan data ketinggian kontur.
Dalam Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2011 tentang Sungai pasal 5, sungai
terdiri atas :
a. Palung sungai
b. Sempadan sungai
Apabila jarak garis sempadan tidak memenuhi kriteria di atas, maka wilayah
sungai tersebut termasuk ke dalam zona A (tidak diizinkan melakukan penambangan)
tidak mungkin, mengingat pada Sungai Gung alurnya sudah mengalami kerusakan dan
terdapat beberapa bangunan air yang mengalami kerusakan.
Bila penambangan dilakukan terus menerus dikhawatirkan akan terjadi aliran air
yang deras sehingga dapat merusak alur sungai dan bangunan – bangunan di DAS
tersebut. Dilihat dari segi sedimentasinya, kriteria penambangan dapat dijabarkan
sebagai berikut :
a. Kriteria suplai sedimen
- Sangat ringan (< 10 ton/ha/tahun)
- Ringan (11 – 50 ton/ha/tahun)
- Sedang (51 – 150 ton/ha/tahun)
- Tinggi (151 – 250 ton/ha/tahun)
- Sangat tinggi (> 250 ton/ha/tahun)
Apabila suplai sedimen ≤ volume galian non logam yang ditambang, maka
daerah tersebut termasuk zona A (tidak boleh ditambang).
b. Kedalaman galian
- < 20 cm
- 20 – 50 cm
- > 50 cm
Semakin dalam galian, kerusakan yang diakibatkan akan semakin besar.
Apabila penambang sudah menggali dengan kedalaman mencapai > 50 cm,
maka zona tersebut dikategorikan sebagai zona A karena berpotensi terjadi
erosi yang besar.
Metode overlay digunakan untuk menganalisis ruang sungai yang belum atau
yang sudah memenuhi masing-masing kriteria zonasi yang telah ditetapkan. Sehingga
dapat diketahui Zonasi sepanjang Sungai Gung secara spasial. Sedangkan Metode
Profile Matching merupakan sebuah mekanisme pengambilan keputusan dengan
mengasumsikan bahwa terdapat tingkat variabel prediktor yang ideal, dalam hal ini
zona yang masih ada potensi penambangan wajib memenuhi empat kriteria, yaitu
kondisi topografi, kondisi alur sungai, sedimentasi, dan jarak bangunan sungai. Apabila
dari satu lokasi tidak memenuhi empat kriteria tersebut, maka dapat disimpulkan
bahwa lokasi tersebut termasuk zona tidak boleh ditambang.
Gambar 6.7 Peta Zonasi Sungai Gung Wilayah Sungai Pemali Comal
Sumber: Hasil Analisis Konsultan, 2022
Gambar 6.8 Peta Zonasi Sungai Gung Wilayah Sungai Pemali Comal (Lembar 1)
Sumber: Hasil Analisis Konsultan, 2022
Gambar 6.9 Peta Zonasi Sungai Gung Wilayah Sungai Pemali Comal (Lembar 2)
Sumber: Hasil Analisis Konsultan, 2022
Gambar 6.10 Peta Zonasi Sungai Gung Wilayah Sungai Pemali Comal (Lembar 3)
Sumber: Hasil Analisis Konsultan, 2022
Gambar 6.11 Peta Zonasi Sungai Gung Wilayah Sungai Pemali Comal (Lembar 3)
Sumber: Hasil Analisis Konsultan, 2022
DAFTAR PUSTAKA
Asdak, C. 1995. Hidrologi Dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Gajah Mada University Press.
Yogyakarta.
Asdak, C. 2002. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Gadjah Mada University Press.
Yogyakarta.
Arsyad, S. 2000. Konservasi Tanah dan Air. UPT Produksi Media Informasi. IPB Press. Bogor.
Arsyad, S. 2010. Konservasi Tanah dan Air. Edisi Kedua, IPB Press. Bogor.
BIG, 2014. Preliminary Study of National Elevation Dataset. Pusat Pemetaan Rupabumi dan
Toponim, Deputi Bidang Informasi Geospasial Dasar BIG.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), 2019, Data Hujan Maksimum, Jumlah
Curah Hujan, Jumlah Hari Hujan, dan Hujan Ekstrim Tahun 2004-2018 di Pos Hujan
DAS Kupang dan DAS Sambong: BMKG Stasiun Klimatologi Semarang.
Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (BPDAS) Brantas Provinsi Jawa Timur, 2010. Rencana
Pengelolaan DAS Brantas Terpadu Provinsi Jawa Timur. Surabaya: BPDAS Brantas.
Dinas PU Pengairan., 1999. Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) (Modul Pelatihan), Fakultas
Tekhnologi Pertanian UGM, Yogyakarta.
Foster, G.R., and L.D. Meyer. 1977. Soil erosion and sedimentation by water-An overview. Proc.
National Symposium on Soil Erosion and Sedimentation by Water. ASAE Publication 4-
77, Amer. Sot. of Agr. Eng., St. Joseph, Mich. p. I-13.
Ginting, A.N, dan MA Ilyas. 1997. Pendugaan Erosi pada Sub DAS Siulak di Kabupaten Kerinci
dengan Menggunakan Model ANSWERS. Makalah Lokakarya Penetapan Model Erosi
Tanah. Puslitbang Hutan dan Konservasi Alam, Bogor, 7 Maret 1997.
Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2012 Tentang Penetapan Wilayah
Sungai.
Keputusan Direktur Jenderal Pengairan Nomor 176 Tahun 1987 tentang Petunjuk Pelaksanaan
Ketentuan Pengamanan Sungai dalam Hubungan dengan Penambangan Bahan Galian
Golongan C.
Nordin, Z., Akib, W.A.A.W.M., Amin, Z.M., & Yahya, M (2009). Investigation on VRS-RTK
Accuracy and Integrity for Survey Application.International Symposium and Exhibition.
Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah No. 16 Tahun 2019 tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2009 – 2029.
Peraturan Daerah Kota Tegal No. 01 Tahun 2021 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota
Tegal Tahun 2012 – 2032.
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia Nomor 28
Tahun 2015 tentang Penetapan Garis Sempadan Sungai dan Garis Sempadan Danau.
Purnama, S. L, S. Trijuni, F. Hanafi, T. Aulia, dan R. Razali. 2012. Analisis Neraca Air di DAS
Kupang dan Sengkareng. Percetakan Pohon Cahaya. Yogyakarta.
Snavely, 2008. Scene Reconstruction and Visualization from Internet Photo Collections.
Unpublished PhD thesis, University of Washington, USA.
Soewarno. 1991. Pengukuran dan Pengelolan Data Aliran Sungai (Hidrometri). Bandung. Hal
644-655.
Strand, R dan Pemberton, E. 1982. Reservoir Sedimentation Technical Guideline for Bureau of
Reclamation. Division of Planning Technical Service Engineering and Resercher Center.
Denver, Colorado.
Sutrisno, Agung Dwi. 2016. Analisis Kerusakan Lingkungan Fisik Akibat Penambangan Pasir dan
Batu Di Kabupaten Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta. Promine Journal, June 2016,
Vol. 4 (1), page 28 – 33.
Utomo, H. W. 1994. Erosi dan Konservasi Tanah. Penerbit IKIP Malang. Malang.
Williams, J. R., and Berndt, H. D., 1972. Sediment Yield Computed With Universal Soil Loss
Equation.
Wischmeier, W. H., and Smith L. D., 1978. Predicting Rainfall-Erosion Losses: A Guide To
Conservation Planning. USDA Agriculture Handbook.