Anda di halaman 1dari 48

4.1.

2 DESAIN TEBAL PERKERASAN JALAN RAYA


METODE ANALISA KOMPONEN (SNI- 1732-1989-F)

Perhitungan tebal perkerasan dengan


data lalu lintas ( seharusnya di hitung dengan melakukan pengamatan dan perhitungan jumlah
kendaraan yang melintas)
DATA LAIN HARUS BENAR DIHITUNG DAN DI TES
No Jenis Kendaraan Jumlah Kendaraan
1 Mobil penumpang( 1+1) 1,500.00
2 Bus 8 ton (3+5) 75.00
3 Truk 2 as 10 ton (4+6) 100.00
4 Truk 3 as 13 ton (5+8) 85.00
5 Truk 2 as 20ton (6+7,7) 30.00
6 Pertumbuhan lalu lintas setelah jalan dibuka untuk
0.08
umum
7 Klasifikasi Jalan kolektor
8 Pertumbuhan lalu lintas selama pelaksanaan 0.04
9 Jumlah Jalur 1

Lebar perkerasan jalan 12 m


CBR tanah dasar n (hasil pengujian) 10 %
Umur rencana jalan 10 thn
curah hujan 900 mm/thn

Material perkerasan yang ada adalah sebagai berikut :


Untuk lebar jalan 12 m
Laston MS340
Batu pecah / base coarse A CBR 100%
Sirtu/ base coarse B CBR 50%

PROSES DESAIN
Perkembangan lalu lintas

2015 2025
0.04 0.08

82
1 LHR pada awal umur rencana jalan (LHR 2015)
LHR awal  LHR pada awal tahun pelaksanaan x (1  i) n
dimana : i  angka p ertumbuhan lalu lintas selama masa pelaksanaan (%)
n  waktu pelaksanaan (tahun)

mobil penumpang 2 ton( 1+1) = .12000 x (1+0.04)^0 1,500.00


bus 8 ton (3+5) = .600 x (1+0.04)^0 75.00
Truk 2 as 10 ton (4+6) = .100 x (1+0.04)^0 100.00
Truk 3 as 13 ton (5+8) = .80x (1+0.04)^0 85.00
Truk 2 as 20ton (6+7,7) = .40 x (1+0.04)^0 30.00

2 LHR pada awal umur rencana jalan (LHR 2020)


LHR awal  LHR pada awal tahun pelaksanaan x (1  i) n
dimana : i  angka pertumbuhan lalu lintas selama masa pelaksanaan (%)
n  waktu pelaksanaan (tahun)
mobil penumpang 2 ton( 1+1) = .12000x (1+0.08)^10 3,238.39
bus 8 ton (3+5) = .600 x (1+0.08)^10 161.92
Truk 2 as 10 ton (4+6) = .100x (1+0.08)^10 215.89
Truk 3 as 13 ton (5+8) = .80x (1+0.08)^10 183.51
Truk 2 as 20ton (6+7,7) = .40 x (1+0.08)^10 64.77
Daftar I

Tabel 4.1.2.1, Jumlah Jalur Berdasarkan Lebar Perkerasan

Tabel 4.1.2.2, Koefisien Ditribusi Kendaraan (C)

83
Tabel 4.1.2.2, Koefisien Ditribusi Kendaraan (C)

84
3 Lintas Ekivalen Permulaan (LEP)
n
LEP   LHRj x CjxEj
i 1

dimana : E  angka ekivalen masing - masing kendaraan


C  koefisien distribusi kendaraan
j  jenis kendaraan yang melintasi jalan
ctt : LHR yang dipergunak an adalah LHR awal pelaksanaa n

untuk lebar 12 m jumlah jalur= 1 Daftar I


Koefisien distribusi kendaraan (C] Daftar II
mbl penumpang ringan 1
truk berat 1

angka ekivalen beban sumbu [E) tabel 7.7

mobil penumpang 2 ton( 1+1) 0.0004


bus 8 ton (3+5) 0.1593
Truk 2 as 10 ton (4+6) 0.35
Truk 3 as 13 ton (5+8) 1.064
Truk 2 as 20ton (6+7,7) 1.0373

mobil penumpang 2 ton( 1+1) = 0.60


bus 8 ton (3+5) = 11.95
Truk 2 as 10 ton (4+6) = 35.00
Truk 3 as 13 ton (5+8) = 90.44
Truk 2 as 20ton (6+7,7) = 31.12
LEP 169.11
4 Lintas Ekivalen Akhir (LEA)
n
LEA   LHRj (1  i) UR
x CjxEj
j1

dimana : E  angka ekivalen masing - masing kendaraan


C  koefisien distribusi kendaraan
j  jenis kendaraan yang melintasi jalan
UR  Umur Rencana,
catatan : LHR yang dipergunak an adalah LHR akhir

85
untuk lebar 12 m jumlah jalur = 1 Daftar I
Koefisien distribusi kendaraan (C] Daftar II

mbl penumpang ringan 1


truk berat 1
angka ekivalen beban sumbu [E) tabel 7.7
mobil penumpang 2 ton( 1+1) 0.0004
bus 8 ton (3+5) 0.1593
Truk 2 as 10 ton (4+6) 0.35
Truk 3 as 13 ton (5+8) 1.064
Truk 2 as 20ton (6+7+7) 1.0373

mobil penumpang 2 ton( 1+1) = 1.30


bus 8 ton (3+5) = 25.79
Truk 2 as 10 ton (4+6) = 75.56
Truk 3 as 13 ton (5+8) = 195.25
Truk 2 as 20ton (6+7,7) = 67.18
LEA 365.09

5 Lintas Ekivalen Tengah (LET)

LET = (LEP+LEA)/2
267.0973750257

6 Lintas Ekivalen Rencana (LER)

LER = LET x FP FP faktor penyesuain


267.0973750257 .Umur rencana/10

7 Indeks Tebal Perkerasan

CBR sub Grade 10% DDT: 6.00


gambar 3.2, atau 3.3

86
87
grafik 4.1.2.1, korelasi ddt dengan cbr

88
Indeks Permukaan Akhir (IP) 2.00
daftar V
Faktor Regional (FR) 1.50
tabel 7.8

Indeks Permulaan awal (Ipo) 4.00


Daftar VI

Grafik 4.1.2.2, penarikan garis untuk ITP


ITP 6.65
dari nomogram 3, karna Ipt 2.0, Ipo .
4

ITP a1 x D1 +a2 x D2 +a3 x D3

penentuan nilai a (koefisien kekuatan relatif)


a1 0.30 daftar VII
a2 0.14
a3 0.12

89
90
Tabel 4.1.2.3, Koefisien kekuatan relatif

Tabel 4.1.2.4, Batas-batas minimum tebal lapis perkerasan

91
92
Tabel 4.1.2.5, Batas-batas minimum
tebal lapis perkerasan

penentuan nilai D (koefisien kekuatan relatif)


mempergunakan tebal minimum daftar VIII

D1 5 CM
D2 20 CM
D3 ? CM

ITP = a1 x D1 +a2 x D2 +a3 x D3


5.5= 0.30X5+0.14X20+0.12XD3

D3 = 20 CM
D3 = 20.00 CM

Gambar 4.1.2.1, Tebal Perkerasan


Catatan
tanda warna berarti nilainya harus di isi (atau ditentukan melalui
grafik/ tabel)

93
Tabel 4.1.2.6, Angka Ekivalen (E)

94
Tabel 4.1.2.7, Indeks Permukaan Akhir Rencana

Tabel 4.1.2.8, Faktor Regional

95
96
Tabel 4.1.2.9, Indeks Permukaan awal

97
98
99
100
101
102
103
104
105
106
107
108
109
110
111
112
113
114
115
116
117

Anda mungkin juga menyukai