Anda di halaman 1dari 72

EMBUNG

Defenisi embung berdasarkan buku Pedoman Teknis Konservasi Air Melalui

Pembangunan Embung yang diterbitkan oleh Direktorat Pengelolaan Air Irigasi,

Kementerian Pertanian (2011) adalah bangunan konservasi air berbentuk cekungan

disungai atau aliran air berupa urugan tanah, urugan batu, beton dan/atau pasangan

batu yang dapat menahan dan menampung air untuk berbagai keperluan.

Menurut (Rustam, 2010) embung adalah bangunan artifisial yang berfungsi

untuk menampung dan menyimpan air dengan kapasitas volume kecil tertentu, lebih

kecil dari kapasitas waduk/bendungan. Embung biasanya dibangun dengan

membendung sungai kecil atau dapat dibangun di luar sungai. Kolam embung akan

menyimpan air dimusim hujan dan kemudian air dimanfaatkan oleh suatu desa

hanya selama musim kemarau untuk memenuhi kebutuhan dengan urutan prioritas,

penduduk, ternak, dan kebun atau sawah. Jumlah kebutuhan tersebut akan

menentukan tinggi tubuh embung dan kapasitas tampungan embung.

Embung adalah sebutan lain untuk bendungan kecil. Bendungan kecil adalah

bendungan yang tidak memenuhi syarat-syarat sebagai bendungan besar. Menurut

ICOLD definisi bendungan besar adalah :

. Bendungan yang tingginya lebih dari 15 m, diukur dari bagian terbawah

pondasi sampai ke puncak bendungan. 2. Bendungan yang tingginya antara 10-15 m

dapat pula disebut bendungan besar apabila memenuhi salah satu atau lebih kriteria

sebagai berikut : − Panjang puncak bendungan tidak kurang dari 500 m − Kapasitas

waduk yang terbentuk tidak kurang dari 1 juta m3 − Debit banjir maksimal yang

diperhitungkan tidak kurang dari 2000m3 /detik − Bendungan menghadapi

kesulitan-kesulitan khusus pada pondasinya − Bendungan didesain tidak seperti


biasanya (Soedibyo, 1993) Syarat-syarat diatas tidak mutlak mengikat, karena pada

pelaksanaannya di lapangan ada bendungan-bendungan y

Menurut (Soedibyo, 2003), tipe embung dapat dikelompokkan menjadi empat

yaitu:

1. Tipe embung berdasarkan tujuan pembangunannya

Ada dua tipe embung dengan tujuan tunggal dan embung


serbaguna:

a. Embung dengan tujuan tunggal (single purpose dams)

Embung yang dibangun untuk memenuhi satu tujuan saja, misalnya

untuk kebutuhan air baku atau irigasi (pengairan) atau perikanan atau

tujuan lainnya tetapi hanya satu tujuan saja.

b. Embung serbaguna (multipurpose dams)

Embung yang dibangun untuk memenuhi beberapa tujuan misalnya :

irigasi (pengairan), air minum dan PLTA, pariwisata dan lain-lain.

2. Tipe embung berdasarkan penggunaannya

Ada 3 tipe embung yang berbeda berdasarkan penggunaannya


yaitu:

a. Embung penampung air (storage dams)

Embung yang digunakan untuk menyimpan air pada masa surplus dan

dipergunakan pada masa kekurangan.

b. Embung pembelok (diversion dams)

Embung yang digunakan untuk meninggikan muka air, biasanya untuk

keperluan mengalirkan air kedalam sistem aliran menuju ke tempat

yang memerlukan.

c. Embung penahan (detention dams)


Embung yang digunakan untuk memperlambat dan mengusahakan

seoptimal mungkin efek aliran banjir yang mendadak. Air

ditampung

secara berkala atau sementara, dialirkan melalui pelepasan (outlet). Air

ditahan selama mungkin dan dibiarkan meresap kedaerah sekitarnya.

3. Tipe embung berdasarkan letaknya terhadap aliran air

Ada dua tipe embung berdasarkan letaknya terhadap aliran air yaitu embung

pada aliran (on stream) dan embung diluar aliran air (off stream).

a. Embung pada aliran air (on stream)

Embung yang dibangun untuk menampung air, misalnya pada bangunan

pelimpah (spillway)

b. Embung diluar aliran air (off stream)

Embung yang umumnya tidak dilengkapi spillway, karena biasanya air

dibendung terlebih dahulu di on stream-nya baru disuplesi ke tampungan

Kedua tipe ini biasanya dibangun berbatasan dan dibuat dari beton,

pasangan batu atau pasangan bata.

4. Tipe embung berdasarkan material pembentuknya

Ada dua tipe embung berdasarkan material pembentuknya yaitu embung

urugan dan embung beton.

a. Embung urugan (fill dams, embankment dams)

Embung urugan adalah embung yang dibangun dari hasil penggalian bahan

(material) tanpa tambahan bahan lain yang bersifat campuran secara kimia,

jadi betul betul bahan pembentuk embung asli. Ditinjau dari penempatan

serta susunan bahan yang membentuk tubuh embung untuk dapat memenuhi
fungsinya dengan baik, maka embung urugan dapat digolongkan dalam 3

type utama, yaitu :

− Homogen, suatu embung urugan digolongkan dalam tipe homogen,

apabila bahan yang membentuk tubuh bendungan tersebut terdiri dari tanah

yang hampir sejenis dan gradasinya (susunan ukuran butirannya) hampir

seragam.

− Zonal, embung urugan digolongkan dalam tipe zonal apabila timbunannya

yang membentuk tubuh embung terdiri dari batuan dengan gradasi yang

berbeda-beda dalam urutan-urutan pelapisan tertentu. Pada type ini sebagai

penyangga terutama dibebankan pada timbunan yang lulus air (zona lulus

air) sedang penahan rembesan dibebankan kepada timbunan yang kedap air

(zona kedap air).

− Bersekat, apabila di lereng udik tubuh embung dilapisi dengan sekat tidak

lulus air (dengan kekedapan yang tinggi) seperti lembaran baja tahan karat,

beton aspal, lembaran beton bertulang, hamparan plastik, susunan beton blok

dan lain-lain.

2. Embung beton (concrete dam) Embung beton adalah embung yang dibuat

dari konstruksi beton baik dengan tulangan maupun tidak. Kemiringan

permukaan hulu dan hilir tidak sama pada umumnya bagian hilir lebih landai

dan bagian hulu mendekati vertikal dan bentuknya lebih ramping. Embung

ini masih dibagi lagi menjadi : embung beton berdasar berat sendiri stabilitas

tergantung pada massanya, embung beton dengan penyangga (buttress dam)

permukaan hulu menerus dan dihilirnya pada jarak tertentu ditahan, embung

beton berbentuk lengkung dan embung beton kombinasi (Soedibyo, 1993)


Komponen embung secara umum dapat dibagi menjadi beberapa bagian

yaitu:

1. Waduk (Reservoir) merupakan tampungan air dihulu tubuh embung.

2. Lereng hulu (upstream slope) bagian sisi tubuh bendungan yang bertemu

dengan waduk, sedangkan lereng hilir (donwstream slope) adalah lereng

yang berseberangan dengan tampungan air , tubuh bendung berfungsi

menutup lembah atau cekungan (depresi , alur) sehingga air dapat

tertahan di udiknya.

3. Spillway utama (principal spillway) merupakan bagian yang berfungsi

melewatkan air kedalam pipa intake. Spillway tambahan

4. Spillway tambahan (emergency spillway) merupakan spillway tambahan

ketika air terlalu banyak untuk dilewatkan pada spillway utama.

5. Mercu/ puncak (crest) puncak dari lereng hulu dan lereng hilir

6. Drainase kaki (toe drain) berfungsi untuk mengumpulkan rembesan dari

tubuh embung

7. Bidang kontak pondasi (abutment contact) merupakan bagian lembah

pada tubuh embung yang berfungsi menahan tubuh embung

8. Bangunan pengeluaran (outlet works) atau Alat Sadap


berfungsi mengeluarkan air kolam bila diperlukan
9. Jaringan irigasi atau distribusi dapat berupa rangkaian saluran terbuka atau pipa

yang berfungsi membawa air dari kolam embung ke daerah irigasi atau ke bak

penampung air harian yang terletak dekat pemukiman (bila hal ini

memungkinkan) secara gravitasi dan bertekanan dengan cara pemberian air

tidak kontinyu.

Tipe Tubuh Embung


Tubuh Embung Urugan Tanah

Tubuh Embung urugan tanah dapat dibangun hampir pada segala jenis tanah

fondasi dan pada topografi yang kurang baik. Embung urugan tanah secara garis

besar dapat dikelompokkan menjadi 2 tipe yaitu:

Tipe Urugan Tanah Homogen

Tipe Urugan Tanah Berzona ( dengan inti tegak atau inti miring)

Konstruksi zona pada tubuh/badan embung dimaksudkan untuk meningkatkan

keamanan bendungan dalam rangka memperkuat tubuh embung, serta pengendalian

rembesan dan retakan.

Tubuh Embung Urugan Batu

Tubuh Embung tipe urugan batu sebagian besar material urugannya berupa batu.

Fungsi dari urugan batu ini sebagai pendukung utama stabilitas dari tubuh embung.

Lapisan kedap air pada tubuh embung dapat berupa membran kedap air yang

dipasang di lereng hulu tubuh embung, atau didalam tubuh embung berupa inti

kedap air. Lapisan kedap air dapat berupa tanah, aspal, membran, atau beton.

Embung urugan batu dengan zona kedap air harus dilengkapi dengan filter dan

atau transisi untuk mencegah perpindahan material dari zona berbutir halus ke zona

berbutir lebih kasar. Lapisan kedap air pada tubuh embung urugan batu mempunyai

ketebalan di bagian dasar nya paling tidak setengah dari tinggi bendungan,

kemiringan lereng hulu dapat dibuat 1V : 3 H dan 1V ; 2 H untuk lereng hilir.

yang dapat berakibat erosi yang menyebabkan kerusakan atau keruntuhan tubuh
embung.
Gambar II.1-Tubuh Embung tipe urugan tanah (a) dan urugan batu (b dan c)

Permasalahan embung pada umumnya adalah degradasi fungsional, ditandai

dengan berkurangnya kapasitas air tertampung, sedimentasi, rembesan, tumbuhnya

tanaman liar pada tubuh bendung/tanggul, erosi, dan beberapa masalah lainnya.

Kerusakan-kerusakan ini harus mendapat perhatian serius sebab jika tidak

ditangani lama-kelamaan akan menyebabkan kegagalan struktur embung dan tidak

terpenuhinya sistem irigasi yang optimal dan menurunkan nilai efisien sistem dari

embung.

Menurut (Alexander, 2009), tujuan dari dibangunnya embung adalah:

- Konservasi sumber daya air dan konservasi lingkungan

- Menaikkan tinggi muka air tanah

- Persediaan air baku untuk daerah sekitar

- Mendukung potensi wisata

- Menigkatkan perekonomian masyarakat sekitar sehingga

menambah pendapatan asli daerah


WADUK

Waduk adalah kolam besar tempat penyimpanan air persediaan untuk berbagai
kebutuhan. Waduk dapat terjadi secara alami maupun dibuat manusia. Waduk buatan
dibangun dengan cara membuat bendungan yang lalu dialiri air sampai waduk tersebut
penuh.

Waduk atau reservoir (etimologi: bahasa Prancis réservoir, "wadah") adalah


danau alam atau danau buatan, kolam penyimpan atau pembendungan sungai
yang bertujuan untuk menyimpan air. Waduk dapat dibangun di lembah sungai
pada saat pembangunan sebuah bendungan atau penggalian tanah atau teknik
konstruksi konvensional seperti pembuatan tembok atau menuang beton. Istilah
'reservoir' dapat juga digunakan untuk menjelaskan penyimpanan air di dalam
tanah seperti sumber air di bawah sumur minyak atau sumur air. 

Waduk menurut pengertian umum adalah tempat pada permukaan tanah yang
digunakan untuk menampung air saat terjadi kelebihan air / musim penghujan
sehingga air itu dapat dimanfaatkan pada musim kering. Sumber air waduk
terutama berasal dari aliran permukaan dtambah dengan air hujan langsung.

Menurut Jangkara (2000), waduk adalah wilayah yang digenangi badan airsepanjang tahun
serta dibentuk atau dibangun atas rekayasa manusia. Waduk dibangun dengan cara
membendung aliran sungai sehingga air sungai tertahansementara dan menggenangi bagian
daerah aliran sungai atau water shed yang rendah. Waduk dapat dibangun di dataran rendah
maupun dataran tinggi. Beberapa waduk dapat dibangun disepanjang aliran sungai. Waduk
yang dibangun di dataran tinggi atau hulu sungai akan memiliki bentuk menjari, relatif
sempit danbertebing curam serta dalam. Waduk yang dibangun di dataran rendah atau
hilirsungai berbentuk bulat, relatif luas dan dangkal. Danau/waduk mempunyai fungsi
penting baik secara ekologis, ekonomis,estetika, wisata alam maupun religi dan tradisi.

Komponen Waduk

Waduk memiliki beberapa komponen yaitu (Yogi Oktopianto, 2011) :


1. Bendungan (DAM)
Bendungan (DAM) adalah konstruksi yang dibangun untuk menahan laju
air menjadi waduk. Seringkali bendungan juga digunakan untuk
mengalirkan air ke sebuah Pembangkit Listrik Tenaga Air. Kebanyakan
Dam juga memiliki bagian yang disebut pintu air untuk membuang air
yang tidak diperlukan secara bertahap atau berkelanjutan. DAM berfungsi
untuk menahan atau membelokkan arah aliran air.
2. Pelimpah (Spillway)
Bangunan air yang bernama spillway ini mempunyai kegunaan untuk
mengendalikan tinggi air pada waktu saat terjadinya banjir, dimana
pengendalian spillway ini yakni dengan mengatur kedudukan pintunya.
Pada saat terjadi hujan dengan curah yang tinggi, maka kemungkinan
permukaan air untuk itu guna menghindari meluapnya air yang tinggi
tersebut maka dapat diatasi dengan membuka pintu spillway agar
kedudukan air pada waduk dalam keadaan stabil. Selain itu spillway juga
berfungsi mengurangi banyak sedimen yang masuk ke dalam waduk
dengan cara yang sama yakni mengatur buka dan tutupnya pintu air
spillway. Konstruksi bangunan pelimpah terbuat dari beton, urugan batu,
urugan tanah atau gabungan dari ketiganya.

3. Tailrace Outlate (Pintu Keluar Saluran Akhir)


Suatu konstruksi khusus tempat keluarnya air dari spillway atau air
buangan rumah pembangkit. Konstruksinya dari beton.

4. Pembangkit listrik (Power House)


Power house hanya terdapat pada bendungan pembangkit listrik, atau
dapat disebut sebagai rumah pembangkit merupakan konstruksi tehnik
khusus yang berfungsi sebagai tempat merubah energi air menjadi energi
listrik yang melalui turbin. Konstruksi umumnya dari beton.

Manfaat Waduk
Waduk dimanfaatkan antara lain sebagai berikut (A Setyantiningtyas, 2010) :

1. Irigasi
Pada saat musim penghujan, hujan yang turun di daerah tangkapan air
sebagian besar akan mengalir ke sungai. Kelebihan air yang terjadi dapat
di tampung waduk sebagai persediaan sehingga pada saat musim kemara u
tiba air tersebut dapat digunakan untuk berbagai keperluan antara lain
irigasi lahan pertanian.

2. PLTA
Dalam menjalankan fungsinya sebagai PLTA, waduk dikelola untuk
mendapatkan kapasitas listrik yang dibutuhkan. Pembangkit Listrik
Tenaga Air (PLTA) adalah suatu system pembangkit listrik yang biasanya
terintegrasi dalam bendungan dengan memanfaatkan energi mekanis
aliran air untuk memutar turbin yang kemudian akan diubah menjadi
tenaga listrik oleh generator.

3. Penyediaan air baku


Air baku adalah air bersih yang dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan
air minum dan air rumah tangga. Waduk selain sebagai sumber pengairan
persawahan juga dimanfaatkan sebagai sumber penyediaan air baku untuk
bahan baku air minum dan air rumah tangga. Air yang dipakai harus
memenuhi persyaratan sesuai kegunaannya.

4. Perikanan
Untuk mengganti mata pencaharian para penduduk desa yang desanya
ditenggelamkan untuk pembuatan waduk yang dulu bermata pencaharian
sebagai petani, sekarang beralih ke perikanan. Dengan memanfaatkan
waduk ini para penduduk dapat membuat rumah apung yang digunakan
untuk perikanan air tawar.

5. Pariwisata

Air bisa dilepaskan dari waduk untuk menciptakan atau meperkuat air bersih
untuk olahraga kayak ataupun olahraga air lainnya. Di sungai yang dipenuhi
salmon seperti di Inggris, air secara khusus dilepaskan untuk mendorong
aktivitas migrasi ikan dan menghasilkan variasi ikan bagi para pemancing.
Waduk Kupferbach untuk kepentingan rekreasi di Aachen,Jerman.

 Kontrol sumber daya air

Waduk bisa digunakan dengan berbagai cara untuk mengontrol aliran air melalui
saluran ke hilir.

1. Suplai air ke hilir - Air bisa dilepaskan dari waduk yang lebih tinggi sehingga bisa
disaring menjadi air minum di daerah yang lebih rendah, kadang bahkan ratusan mil
lebih rendah dari waduk tersebut.
2. Kontrol banjir - juga dikenal sebagai atenuasi atau penyeimbangan waduk, waduk
sebagai pengendali banjir mengumpulkan air saat terjadi curah hujan tinggi, dan
perlahan melepaskannya selama beberapa minggu atau bulan. Beberapa dari
waduk seperti ini dibangun melintang tehadap aliran sungai dengan aliran air
dikontrol melalui orrifice plate. Saat aliran sungai melewati kapasitas orrific plate di
belakang waduk, air akan berkumpul di dalam waduk. Namun saat aliran air
berkurang, air di dalam waduk akan dilepaskan secara perlahan sampai waduk
tersebut kembali kosong. Dalam beberapa kasus waduk hanya berfungsi beberapa
kali dalam satu dekade dan lahan di dalam waduk akan difungsikan sebagai tempat
rekreasi dan berkumpulnya komunitas. Generasi baru dari bendungan penyeimbang
dikembangkan untuk mengatasi konsekuensi perubahan iklim, yang disebut Flood
Detention Reservoir (waduk penahan banjir). Karena waduk seperti ini bisa menjadi
kering dalam waktu yang sangat lama, maka bagian intinya yang terbuat dari tanay
liat terpengaruh dan mengurangi kekuatan strukturnya. Karena itu kini mulai
dikembangkan penggunaan material daur ulang untuk menggantikan tanah liat.
3. Kanal-kanal - Di tempat-tempat yang tidak memungkinkan aliran air alami dialirkan
ke kanal, waduk dibangun untuk menjamin ketersediaan air ke sungai. Contohnya
saat kanal dibangun memanjat melintasi barisan perbukitan untuk sarana
transportasi lock.

Beberapa waduk dibangun hanya untuk melayani satu atau dua macam kegunaan,namun ada
juga waduk yang memiliki banyak kegunaan sehingga disebut waduk serbaguna.

1. Manfaat ekologis
 Menampung air, mencegah banjir dan menanggulangi kekeringan
 Mengatur iklim mikro
 Habitat berbagi jenis tumbuhan dan hewan
2. Manfaat ekonomis
 Mengahsilkan berbagai jenis budidaya hewan maupun tumbuhan
 Menampung air irigasi
 Penghasil energi
 Sarana transportasi, hiburan, rekreasi dan sport
3. Manfaat sosial budaya waduk
 Dimanfaatkan untuk pengairan warga

Klasifikasi Waduk

Berdasarkan fungsinya, waduk diklasifikasikan menjadi dua jenis yaitu :

1. Waduk eka guna (single purpose)


Waduk eka guna adalah waduk yang dioperasikan untuk memenuhi satu kebutuhan saja,
misalnya untuk kebutuhan air irigasi, air baku atau PLTA. Pengoperasian waduk eka guna
lebih mudah dibandingkan dengan waduk multi guna dikarenakan tidak adanya konflik
kepentingan di dalam. Pada waduk eka guna pengoperasian yang dilakukan hanya
mempertimbangkan pemenuhan satu kebutuhan.

2. Waduk multi guna (multi purpose)


Waduk multi guna adalah waduk yang berfungsi untuk memenuhi berbagai kebutuhan,
misalnya waduk untuk memenuhi kebutuhan air, irigasi, air baku dan PLTA. Kombinasi dari
berbagai kebutuhan ini dimaksudkan untuk dapat mengoptimalkan fungsi waduk dan
meningkatkan kelayakan pembangunan suatu waduk.

Jenis Waduk

 Waduk lembah

Bendungan juga dibangun di lembah dengan memanfaatkan topografinya dan


mendapatkan air untuk waduk. Bagian pinggir lembah dimanfaatkan sebagai
tembok dan bendungannya terletak di bagian yang paling sempit, yang biasanya
memberikan kekuatan lebih besar dengan biaya yang lebih rendah. Di banyak
tempat, pembangunan waduk lembah melibatkan pemindahan penduduk dan
artifak bersejarah, seperti misalnya pemindahan kuil Abu Simbel saat pembangunan
Bendungan Aswan.

Pembangunan waduk lembah juga melibatkan pemecahan sungai saat prosesnya,


biasanya dengan membangun terowongan atau saluran khusus. Di wilayah berbukit,
bendungan biasanya dibangun dengan memperluas danau yang sudah ada. Bila
topografi lokasinya kurang cocok untuk waduk besar, beberapa waduk kecil
biasanya dibangun dan dibikin rantai seperti lembah Sungai Taff ketika tiga waduk,
Waduk Llwyn-on, Waduk Cantref, dan Waduk Beacons.

 Waduk sisi sungai

Waduk sisi sungai dibangun dengan memompa air dari sungai. Waduk seperti ini
biasanya dibangun melalui eskavasi dan konstruksi pada bagian tanggul yang
biasanya mencakup lebih dari 6 km. Air yang disimpan di waduk seperti ini biasanya
diendapkan selama beberapa bulan agar kontaminanan dan tingkat kekeruhannya
berkurang secara alami.

 Waduk pelayanan

Waduk pelayanan adalah waduk yang dibangun dekat dengan titik distribusi,
dengan air yang sudah disterilkan dan dibersihkan. Waduk pelayanan biasanya
dibangun berbentuk menara air yang dibangun di atas pilar beton di wilayah datar.
Beberapa lainnya dibangun di bawah tanah, terutama untuk waduk pelayanan di
negara-negara yang dipenuhi bukit atau pegunungan.

BENDUNGAN

Bendungan atau dam adalah konstruksi yang dibangun untuk menahan


laju air menjadi waduk, danau, atau tempat rekreasi. Seringkali bendungan juga
digunakan untuk mengalirkan air ke sebuah Pembangkit Listrik Tenaga Air.
Kebanyakan dam juga memiliki bagian yang disebut pintu air untuk membuang
air yang tidak diinginkan secara bertahap atau berkelanjutan (Wikipedia).
Bendungan memiliki beberapa manfaat penting antara lain irigasi, penyediaan air
bersih, sebagai PLTA, pengendali banjir, perikanan, pariwisata dan olahraga air.
Dalam pembangunan bendungan tentu bertujuan untuk memberikan manfaat dan
kesejahteraan bagi masyarakat. Pembangunan ditujukan untuk mencapai kondisi
yang lebih baik dari sebelumnya.

Bendungan merupakan bangunan air yang dibangun secara melintang


sungai, sedemikian rupa agar permukaan air sungai di sekitarnya naik sampai
ketinggian tertentu, sehingga air sungai tadi dapat dialirkan melalui pintu sadap ke
saluran-saluran pembagi kemudian hingga ke lahan-lahan pertanian
(Kartasapoetra, 1991:37). Suatu bendungan dapat dipandang dari beberapa segi
yang masing-masing menghasilkan tipe bendungan yang berbeda-beda. Dalam hal
ini pembagian dari tipe bendungan dapat dilihat dari tujuh keadaan, yaitu:
berdasarkan ukurannya, tujuan pembangunannya, penggunaannya, jalannya air,
konstruksi, fungsinya dan menurut ICOLD (The International Commission on
Large Dams).

Bendungan mempunyai bermacam-macam jenis, antara lain (Sarono .W,


Eko and Asmoro, Widhi; 2007):

Bendungan berdasarkan ukuran 


Berdasarkan ukuranya, terdapat dua jenis bendungan, yaitu:

1. Bendungan besar (Large Dams). Bendungan yang tingginya lebih dari 10 m, diukur
dari bagian bawah pondasi sampai puncak bendungan. 
2. Bendungan kecil (Small Dams). Semua bendungan yang tidak memiliki syarat
sebagai bendungan besar (Large Dams).

1. Tipe bendungan berdasarkan pembangunannya:


a. Bendungan dengan tujuan tunggal (single purpose dam) adalah
bendungan yang dibangun untuk memenuhi satu tujuan saja, misalnya

untuk pembangkit tenaga listrik, irigasi, pengendali banjir, atau tujuan


lainnya tetapi hanya untuk satu tujuan saja.
b. Bendungan serbaguna (multipurpose dam) adalah bendungan yang
dibangun untuk memenuhi beberapa tujuan, misalnya: Pembangkit
Listrik Tenaga Air (PLTA) dan irigasi, pengendali banjir dan PLTA,
air minum dan irigasi, dan lain sebagainya.
2. Tipe bendungan berdasarkan penggunaannya:
a. Bendungan penampung air (storage dam) adalah bendungan yang
digunakan untuk menyimpan air pada masa surplus dan dipergunakan
pada masa kekurangan, termasuk dalam bendungan penampung adalah
tujuan rekreasi, perikanan, pengendali banjir, dan lain-lain.
b. Bendungan pembelok (diversion dam) adalah bendungan yang
digunakan untuk meniggikan muka air, biasanya untuk keperluan
mengalirkan air ke dalam sistem aliran menuju ke tempat yang
memerlukan.
c. Bendungan penahan (detention dam) adalah bendungan yang
digunakan untuk memperlambat dan mengusahakan seminimal
mungkin efek aliran banjir yang mendadak. Air ditampung secara
berkala/sementara, dialirkan melalui pelepasan (outlet). Air ditahan
selama mungkin dan dibiarkan meresap di daerah sekitarnya.
3. Tipe bendungan berdasarkan jalannya air:
a. Bendungan untuk dilewati air (overflow dam) adalah bendungan yang
dibangun untuk dilimpasi air pada bangunan pelimpah (spillway).
b. Bendungan untuk menahan air (non overflow dam) adalah bendungan
yang sama sekali tidak boleh dilimpasi air.
4. Tipe bendungan berdasarkan material pembentuknya:
a. Bendungan urugan (rock fill dam, embankment dam) adalah
bendungan yang dibangun dari hasil penggalian bahan (material) tanpa
tambahan bahan lain yang bersifat campuran secara kimiawi, jadi
betul-betul bahan pembentuk bangunan asli. Bendungan ini masih
dibagi lagi menjadi dua yaitu bendungan urugan serba sama
(homogeneous dam) adalah bendungan apabila bahan yang membentuk
tubuh bendungan tersebut terdiri dari tanah yang hampir sejenis dan
mempunyai gradasi (susunan ukuran butiran) hampir seragam. Kedua
adalah bendungan zonal, adalah bendungan apabila timbunan yang
membentuk tubuh bendungan terdiri dari batuan dengan gradasi
(susunan ukuran butiran) yang berbeda-beda dalam urut-urutan
pelapisan tertentu.
b. Bendungan beton (concrete dam) adalah bendungan yang dibuat dari
konstruksi beton baik dengan tulangan maupun tidak. Kemiringan
permukaan hulu dan hilir tidak sama pada umumnya bagian hilir lebih
landai dan bagian hulu mendekati vertikal dan bentuknya ramping.
Bendungan ini dibagi lagi menjadi dua yaitu bendungan beton
berdasarkan berat sendiri stabilitas tergantung pada massanya,
bendungan beton dengan penyangga (butterss dam) dimana permukaan
hulu menerus dan hilirnya pada jarak tertentu ditahan, bendungan
berbentuk lengkung serta bendungan beton kominasi.
Jenis Bendungan Berdasarkan Fungsi

 Bendungan pengelak pendahuluan (Primary Cofferdam, Dike )


 Bendungan pengelak (Cofferdam)
 Bendungan utama (Main Dams)
 Bendungan sisi (High Level Dams)
 Bendungan ditempat rendah (Saddle Dams)
 Tanggul (Dyke, Levee)
 Bendungan limbah industry (Industrial Waste Dams)
 Bendungan pertambangan (Mine Tailing Dam, Tailing Dams)

Fungsi Bendungan

 1) Bendungan untuk persediaan air dan irigasi, menampung air dalam waduk. Air ini
kemudian dialirkan ke kota – kota atau pertanian dengan menggunakan pipa atau saluran
besar.
2) Bendungan Hydropower, menggunakan air untuk menggerakkan turbin untuk
membangkitkan listrik. Setelah melewati turbin air kemudian dilepaskan kembali ke
sungai yang terletak di bawah bendungan.
3) Bendungan pengendali banjir, menampung air selama hujan deras untuk mengurangi
banjir pada hilir sungai.
4) Bendungan Navigasi, menampung air dan melepaskannya saat air dalam sungai sedang
rendah. Bendungan ini biasanya digunakan untuk memindahkan kapal – kapal yang
sedang berlayar yang melewati bendungan.
5) Bendungan pembagi aliran air, membagi air ke saluran – saluran lain.
6) Bendungan untuk rekreasi, bendungan dibuat sebagai tempat rekreasi untuk menikmati
keindahan alam.

Sebuah bendungan berbeda dari bangunan-bangunan teknik sipil lainnya.


1) Bendungan adalah suatu massa material bangunan dalam jumlah besar di atas sebuah
tempat yang luasnya terbatas, sehingga karenanya akan terjadi tekanan beban yang sangat
besar terhadap bawah tanah.
2) Dampak destruktif dari air dalam reservoir terhadap pondasi dan tehadap bendungan
itu sendiri, sehingga bisa timbul kebocoran, erosi, dan bahkan ambruknya struktur
bersangkutan.
3) Sebuah bendungan selalu dibangun di sebuah lembah.
 Sebuah bendungan yang dibuat dari beton menurut beberapa persyaratan mengenai massa
tanah, karena massa tanah akan memikul hampir semua tegangan – geser yang timbul,
dan tidak boleh menunjukkan penurunan diferensial yang berarti, karena struktur
bangunan yang kokoh itu bisa ambruk

KESIMPULAN PERBEDAAN WADUK, BENDUNGAN DAN EMBUNG

METODE PELAKSANAAN BENDUNGAN

Macam-macam Bendungan

Berdasarkan fungsinya:

a. Bendungan pengelak pendahuluan (primary cofferdam, dike)


Adalah bendungan yang pertama-tama dibangun di sungai pada waktu debit air
rendah agar lokasi rencana bendungan pengelak menjadi kering yang
memungkinkan pembangunannya secara teknis.

b. Bendungan pengelak (cofferdam)


Adalah bendungan yang dibangun sesudah selesainya bendungan pengelak
pendahuluan sehingga lokasi rencana bendungan utama menjadi kering yang
memungkinkan pembangunannya secara teknis.

c. Bendungan utama (main dam)


Adalah bendungan yang dibangun untuk memenuhi satu atau lebih tujuan
tertentu.

d. Bendungan sisi ( high level dam )


Adalah bendungan yang terletak di sebelah sisi kiri dan sisi kanan bendungan
utama yang tinggi puncaknya juga sama. Ini dipakai untuk membuat proyek
seoptimal-optimalnya, artinya dengan menambah tinggi pada bendungan utama
diperoleh hasil yang sebesar-besarnya biarpun harus menaikkan sebelah sisi kiri
dan atau sisi kanan.
e. Bendungan di tempat rendah (saddle dam)
Adalah bendungan yang terletak di tepi waduk yang jauh dari bendungan utama
yang dibangun untuk mencegah keluarnya air dari waduk sehingga air waduk
tidak mengalir ke daerah sekitarnya.

f. Tanggul ( dyke, levee)


Adalah bendungan yang terletak di sebelah sisi kiri dan atau kanan bendungan utama
dan di tempat yang jauh dari bendungan utama yang tinngi maksimalnya hanya 5
m dengan panjang puncaknya maksimal 5 kali tingginya.

g. Bendungan limbah industri (industrial waste dam)


Adalah bendungan yang terdiri atas timbunan secara bertahap untuk menahan
limbah yang berasal dari industri.

h. Bendungan pertambangan (mine tailing dam, tailing dam)


Adalah bendungan yang terdiri atas timbunan secara bertahap untuk menahan
hasil galian pertambangan dan bahan pembuatnya pun berasal dari hasil galian
pertambangan juga.

2.4 Metode Pelaksanaan Pengerjaan Bendungan

Sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai kami akan melakukan pekerjaan pendahuluan yang
meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut :

a. Mobilisasi Personil, Peralatan dan Bahan ke lokasi pekerjaan Peningkatan Bendung meliputi :

Mobilisasi Personil
      - General Superintendent
      - Quality/Quantity Engineer
     - Pelaksana Lapangan
      - Pelaksana K3
      - Pelaksana Administrasi/Logistik

Struktur Organisasi
Pekerjaan Peningkatan Bendung

Uraian Tugas Struktur Personil Penyedia Jasa


1. Direktur

 Menandatangani kontrak dan addendumnya dengan pengguna jasa/pemilik proyek


 Mempelajari dan memahami kontrak kerja yang akan dilaksanakan.
 Memimpin dan mengarahkan semua kegiatan pelaksanaan sesuai rencana pelaksanaan.
 Memantau dan mengarahkan proses pelaksanaan pekerjaan guna mendapatkan hasil yang
sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan.
 Melakukan monitoring dan pemeliharaan serta melakukan perbaikan bila terjadi.
 Bertanggung jawab atas semua pelaksanaan baik kualitas maupun kuantitas.

2. General Superintendent
 Memimpin dan mengkoordinasikan pelaksanaan proyek agar dapat berjalan sesuai
dengan rencana, baik menyangkut Biaya, Mutu, Waktu dan Administrasi serta membantu
kelancaran proses penagihan.
 Bertanggung jawab kepada : Divisi Operasional
 Membawahi Site Manajer/Quality/Quantity Engineer
 Terlaksananya kegiatan pelaksanaan proyek, termasuk fasilitas pendukung sesuai rencana
yang ditetapkan.
 Terselenggaranya Pengadministrasian kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan
penanganan proyek sampai dengan proses penagihan.
 Tersedianya rencana kebutuhan biaya proyek secara periodik.
 Terlaksananya pengendalian biaya, mutu dan waktu proyek. 
 Terlaksananya kegiatan pelaksanaan proyek.
 Memimpin dan mengarahkan kegaiatan pelaksanaan proyek.
 Menyelenggarakan rapat-rapat mingguan proyek guna menjabarkan rencana pelaksanaan
dan monitoringnya.
 Aktif dalam rapat yang diadakan oleh Konsultan/Direksi, Pemberi pekerjaan dan
mengusulkan hal-hal yang memperlancar pekerjaan.
 Mengadakan hubungan dan pendekatan-pendekatan secara positif terhadap masyarakat
sekeliling proyek dan penguasa setempat maupun Konsultan/Direksi agar mendukung
kelancaran pekerjaan.
 Terselenggaranya pengadministrasian kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan
penanganan proyek sampai dengan proses penagihan.
 Mempersiapkan dan memproses berita acara tepat pada waktunya sesuai kemajuan
proyek.
 Tersedianya metode kerja, bahan, peralatan dan tenaga kerja yang menjadi tanggung
jawabnya sesuai jadwal pelaksanaan yang telah ditetapkan.
 Membuat Schedule bahan, peralatan sumber daya manusia dan lain-lain.
 Mengkoordinasikan dan memonitor persediaan bahan, peralatan dan tenaga sesuai
rencana.
 Memimpin dan mengarahkan kegiatan-kegiatan pelaksanaan pengadaan dan
pendistribusian bahan dan alat.
 Melakukan pengecekan kegiatan pengusulan dan pemakaian bahan, alat dan tenaga.
 Tersedianya rencana kebutuhan biaya proyek secara periodik.
 Memimpin dan mengarahkan kegiatan penyusunan Cashflow proyek secara rutin dan
pendistribusian biaya.
 Melakukan pengecekan kegiatan penggunaan keuangan proyek.
 Terlaksananya pengendalian biaya, mutu dan waktu proyek.
 Mencatat semua hasil pekerjaan yang telah dilakukan/dilaksanakan.
 Membandingkan realisasi pekerjaan dengan rencana yang ditetapkan.
 Melakukan dan mengarahkan tindakan perbaikan atas pekerjaan bila terjadi
penyimpangan.
 Memantau dan mengarahkan proses kegiatan pekerjaan proyek guna mendapatkan hasil
yang telah ditetapkan.
 Memimpin rapat koordinasi kegiatan proyek termasuk dengan para subkontraktor.
 Membuat rencana anggaran proyek (RAP) dan kegiatan perencanaan (Action Plan)
review Doc. Spesifikasi Teknik, metode pelaksanaan dan menghitung kembali.
 Menangani tugas :
 Membuat rencana tindak lanjut/Corrective Action terhadap penyimpangan yang terjadi.
 Membina bagian administrasi, engineering dan pelaksanaan guna peningkatan kinerjanya
dalam mendukung visi perusahaan.

3. Pelaksana Lapangan

 Mengkoordinasikan semua pekerjaan dengan pengawas pekerjaan (direksi pekerjaan)


guna kesuksesan pelaksanaan pekerjaan.Membuat rencana pelaksanaan pekerjaan, jadwal
waktu pekerjaan, sehingga pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan waktu yang ditentukan.
 Merencanakan pengadaan jumlah peralatan, material, bahan dan tenaga kerja serta
pengaturannya di lapangan. 
 Melakukan evaluasi pekerjaan dan membuat perhitungan MC 0% dan MC 100% bersama
koordinator pelaksanaan (direksi pekerjaan) dan pengawas lapangan dan memonitoring
pekerjaan selama masa pemeliharaan.
 Mengarahkan dan memantau proses kegiatan guna menghasilkan pekerjaan yang
diharapkan.
 Bertanggung jawab pada seluruh hasil pekerjaan agar terselenggaranya pengendalian
mutu, waktu, biaya dan kuantitas pekerjaan sesuai dengan kontrak.
 Bertanggung jawab seluruh masalah administrasi kegiatan yang berkaitan dengan
pelaksanaan pekerjaan sampai proses penagihan (keuangan).
 Melakukan diskusi dengan koordinator pelaksanaan (direksi pekerjaan) untuk evaluasi
kemajuan pekerjaan.
 Membuat laporan harian, mingguan dan bulanan.
 Melakukan koordinasi dengan seluruh team/personil pelaksana pekerjaan.
 Mengawasi pelaksanaan pekerjaan dan memberi instruksi kepada mandor mengenai
kualitas dan kuantitas pekerjaan.
 Menjaga dan mengamankan serta merencanakan tempat penyimpanan peralatan, bahan
dan material sesuai kebutuhan dalam menunjang terlaksananya pekerjaan.
 Menghitung kemajuan pekerjaan, hasil opname setiap hari bersama pengawas lapangan.
 Membuat laporan harian dan mingguan bersama pengawas lapangan.
 Memantau proses pelaksanaan pekerjaan guna mendapatkan hasil pekerjaan sesuai
kontrak dan syarat teknis dengan prosedur pelaksanaan yang ditentukan.
 Membuat atau menghitung volume pekerjaan yang terpasang, MC 0%, MC 100% dan
gambar pelaksanaan bersama pengawas lapangan.
 Melakukan pengambilan gambar pelaksanaan (dokumentasi) untuk setiap kegiatan yang
dilaksanakan.

4. Pelaksana K3

 Membuat rencana kesehatan dan keselamatan kerja yang dibebankan kepada seluruh
jajaran yang terlibat di dalam proyek.
 Berkoordinasi dengan Kepala Proyek untuk menyediakan peralatan keselamatan kerja.
 Melakukan pengawasan dan pemeriksaan terkait penggunaan peralatan keselamatan kerja
di lapangan.
 Melakukan kegiatan pemeriksaan kesehatan terhadap pekerja dan seluruh jajaran yang
terlibat di dalam proyek.
 Mempersiapkan rencana anggaran lapangan kepada project manager. 
 Mempersiapkan pembayaran tagihan-tagihan dari pekerjaan, peralatan, bahan dan lainnya
yang ada hubungannya dengan pekerjaan. 
 Membuat laporan keuangan kepada direktur. 
 Mempersiapkan pembayaran mingguan kepada pekerja sesuai laporan opname di
lapangan. 
 Membuat surat menyurat, administrasi kontrak, perijinan dan lain sebagainya. 
 Mempersiapkan administrasi penarikan termijn kepada pengguna jasa.

b. Mobilisasi Peralatan, peralatan yang akan kami gunakan dalam proyek pekerjaan Peningkatan
Bendung antara lain:

- Excavator Long ARm


   - Excavator Standard
   - Dump Truck
   - Bulldozer

Serta alat bantu dan alat lain yang dilakukan perubahan saat pelaksanaan sesuai dengan arahan
pemilik pekerjaan.

1) Pengadaan Bahan

   - Batu Kali
  - Kawat Bronjong
   - Geotextile
   - Kayu Bowplank
   - Tiang Pancang Pipa Galv. 2"
   - Dan lain-lain sesuai kebutuhan proyek

Selanjutnya dilakukan pekerjaan pengukuran menggunakan alat ukur waterpass dan


theodolite, kami melakukan pengukuran (setelah mendapatkan titik referensi) untuk membuat MC-
0% selanjutnya diperoleh data ukur, setelah data ukur disetujui direksi pekerjaan kemudian
dilakukan penggambaran construction drawing atau gambar kerja.

Setelah gambar construction drawing disetujui direksi / pengawas, kemudian kami


melakukan perhitungan volume untuk mendapatkan Addendum MC-0%. Setelah Adendum MC-0%
disetujui direksi pekerjaan / pemilik proyek, kami segera melaksanakan pekerjaan fisik dilapangan.

Selama pekerjaan Pekerjaan  Peningkatan Bendung, berjalan dilaksanakan pekerjaan


Administrasi dan Dokumentasi. Pekerjaan ini antara lain meliputi pembuatan request pekerjaan,
laporan harian, laporan mingguan, laporan bulanan, chek list, lembar kerja, daftar simak dan
kelengkapan administrasi lainnya yang diminta pihak pemilik proyek. Laporan – laporan tersebut
disusun rapi / dibundel serta dibuat rangkap sesuai kebutuhan di proyek.
Rangkaian pekerjaan yang akan dilaksanakan untuk menyelesaikan Pekerjaan  Peningkatan
Bendung,  adalah sebagai berikut  : 

A. JENIS PEKERJAAN SESUAI YANG TERTUANG DALAM BILL OF QUANTITY

I. PEKERJAAN PERSIAPAN 

1. Kosrekan Tanah/Stripping dan Pembersihan


Dalam pelaksanaan pekerjaan ini adalah membersihkan dan stripping/kosrekan
areal pekerjaan sesuai dengan volume yang ada dengan cara membersihkan tanaman
semak belukar yang ada disekitar lokasi dan pengupasan tanah lapisan atas agar dalam
pelaksanaan pekerjaan nantinya tidak ada kendala.Pekerjaan ini meliputi pekerjaan
pengecekan dan pembersihan tempat lokasi Pekerjaan dari material dan kotoran atau
sampah di proyek. Segera Setelah akan dimulainya pelaksanaan pekerjaan maka dilakukan
pengecekan hasil pekerjaan bersama dengan pihak penyelenggara pekerjaan, dan dilakukan
pembersihan pekerjaan dilapangan. Pekerjaan pembersihan lokasi mengikuti alur
pelaksanaan item-item pekerjaan mengingat pekerjaan yang dilaksanakan ini pada area
yang masih aktif digunakan untuk menjalani kegiatan sehari-hari, jadi pra dan pasca
pekerjaan harus dalam keadaan bersih dan rapih serta tidak menimbulkan efek yang dapat
mengganggu. Pekerjaan ini dimaksudkan untuk membersihkan lokasi dari segala sesuatu
yang dapat menghambat pekerjaan nantinya. Pekerjaan perintisan dan pembersihan
(clearing dan grubbing) mencakup penebangan semak-semak dan pohon, pembongkaran
akar-akar pohon, mengisi lubang-lubangnya dengan tanah yang dipadatkan kemudian
membakar atau membuang ke luar areal pekerjaan.

Kosrekan
Pekerjaan Kosrekan ini dilakukan untuk merapikan tanah yang sudah dilakukan
pekerjaan perintisan. Pekerjaan ini dilaksanakan pada semua bidang areal pekerjaan
dimana akan dilakukan. Setelah lahan bersih maka areal yang akan dikerjakan tersebut
dikupas dengan mengunakan buldoser, besaran kupasan dengan tebal ± 20 cm atau sesuai
spesifikasi teknik dan gambar dengan persetujuan direksi pekerjaan. Hasil kupasan dibuang
dikanan kiri lokasi yang tidak mengganggu pekerjaan atau dibuang keluar lokasi pekerjaan
di tempat yang telah disetujui oleh direksi pekerjaan. Pelaksanaan pekerjaan Kosrekan
tanah/Stripping dan pembersihan ini akan dilakukan pada minggu pertama (1) pada bulan
ke 1 dengan pelaksanaan volume pekerjaan adalah 1000 m2 dengan kapasitas prosuksi alat
per jam adalah : 144, 13 M2 dan  kapasitas penggusuran perhari adalah 1,008,9 M2 dengan
kebutuhan alat 1 Unit Bulldozer.

2. Pek. Pengukuran & Pasangan Bouplank

Perusahaan kami akan melaksanakan Pengukuran dan pemasangan patok bouplank


untuk penampang penyesuaian gambar desain pelaksanaan yang berpedoman pada titik
tetap yang ditentukan oleh direksi sebagai dasar mutual check awal. Kami akan memasang
patok tetap, pada tempat yang tidak mudah berubah kedudukannya, serta patok – patok
pembantu yang diberi nama dengan ukuran sesuai petunjuk direksi lapangan. Pemasangan
patok/ bouplank tersebut harus disetujui oleh direksi / pengawas lapangan.

Di dalam pelaksanaan pekerjaan pengukuran dan pemasangan Bouplank ini, kami


pihak kontraktor akan selalu berkoordinasi dengan pihak direksi pekerjaan mengenai titik –
titik refernsi dan kemudian di dapat titik – titik as bangunan serta awal dan ujung bangunan
nantinya.

Tahap Pemasangan Patok bouplank dari kayu 5/7, untuk diketam halus atau lurus
pada sisi atasnya dan dipasang Waterpass (timbang air) dengan sudut-sudutnya yang siku.
Pekerjaan ini dilakukan adalah untuk menentukan dimana lokasi pembangunan yang akan
dilaksanakan nantinya dan juga dalam pekerjaan ini akan ditentukan ketinggian lantai yang
akan dilaksanakan.Pemasangan Bouplank ini dilakukan bersama-sama dengan Pemilik
Proyek, Pelaksana Proyek, Konsultan Supervisi (jika ada), Direksi Pengawas dan Instansi Lain
yang terkait. Pelaksanaan pekerjaan pemasangan Bouplank ini akan dilaksanakan pada
minggu ke 3 dengan volume 100 m3.

II.    PEKERJAAN DEWATERING


 
1.    Pengoperasian perjam pompa air diesel ao kw dengan suction head maks 3m
Kami selaku kontraktor pelaksana akan melaksanakan pekerjaan dewatering /
pemompaan dengan pompa sesuai dengan spesifikasi yang dipersyaratkan atau sesuai
dengan petunjuk dan arahan direksi pekerjaan.
Pelaksanaan pengoperasian pompa ini dilakukan untuk melakukan pengeringan dengan
pompa air yang dijaga oleh penjaga pompa yang akan dilaksanakan selama 120 HK, yang
akan kami sediakan untuk stand by pompa tersebut dimulai dari minggu ke 3 hingga minggu
ke 20.

III.    PEKERJAAN TANAH


A.    Galian Tanah dengan Alat Berat (Mekanis)
1.    1 m3 Galian Tanah di Situ/Waduk
Untuk pekerjaan galian tanah di situ/waduk digunakan dengan alat berat excavator
jenis long arm yangdi laksanakan pada pekerjaan galian untuk pengerukan endapan dengan
metode kerja sebagai berikut  :

Galian tanah di situ/waduk  adalah pekerjaan galian dengan material hasil galian
berupa tanah endapan pada umumnya, yang dengan mudah dapat dilaksanakan dengan
mengunakan alat berat berupa Excavator jenis Long Arm.Seluruh galian dikerjakan sesuai
dengan garis-garis dan bidang bidang yang ditunjukkan dalam gambar atau sesuai dengan
yang ditunjukkan dalam gambar kerja atau sesuai dengan yang diarahkan / ditunjukkan oleh
Direksi. Galian tanah dimaksudkan untuk daerah yang bahan hasil galiannya terdiri dari
tanah lumpur, pasir dan atau kerikil.

Kemiringan yang rusak atau berubah, karena kesalahan pelaksanaan harus


diperbaiki. Apabila pada saat pelaksanaan penggalian terdapat batu-batu besar dengan
diameter lebih besar dari 1.00 m yang tidak dapat disingkirkan dengan alat excavator, maka
pembayaran volume ini akan termasuk kedalam pembayaran item Galian Batu atas
sepengetahuan Direksi pekerjaan.

Penggalian dilaksanakan secara sistematik agar tidak menggangu pekerjaan lain


ataupun pekerjaan saat penggalian itu sendiri, pelaksana pekerjaan harus selalu ada di
lapangan untuk mengarahkan operator excavator dalam bekerja.

Hasil galian yang tidak memenuhi syarat dibuang dengan persetujuan Direksi
pekerjaan pada lokasi yang telah ditentukan. Pelaksanaan Pekerjaan Galian Tanah di
Situ/Waduk ini akan dilaksanakan sesuai dengan jadwal waktu pelaksanaan pekerjaan
adalah 120, 32 Hari Kerja atau 18 Minggu yang akan dilaksanakan dari minngke 3 setelah
pelaksanaan persiapan selesai dilaksanakan dengan voume = 44.587, 15 M3 sesuai yang
tercantum dalam Bill of Quantity.

Dalam pelaksanaan pekerjaan galian tanah di situ/waduk ini akan mengutamakan


keselamatan dan kesehatan kerja dengan menggunakan cara standard, dengan
menggunakan peralatan safety untuk para pekerja sesuai peraturan keselamatan yang
berlaku, atau sesuai dengan petunjuk dan arahan Direksi Pekerjaan.

B.    Pekerjaan Pembuangan / Pengangkutan

1.    DT Angkut Material atau Hasil Galian Sejauh 1 Km


Material tanah hasil galian dari situ/waduk yang telah di gali kemudian di angkut
menggunakan alat jenis Dump Truck untuk dibuang ke lokasi pembuangan yang telah
ditentukan oleh pemilik pekerjaan dengan menggunakan wxcavator standard untuk memuat
tanah hasil galian tersebut kedalam Dump truck. Pelaksanaan Pekerjaan
pembuangan/pengangkutan ini akan dilaksanakan sesuai dengan jangka waktu pelaksanaan
pekerjaan adalah 111, 13 Hari Kerja atau 16 Minggu yang akan dilaksanakan dari mingke 6
hingga minggu ke 21 dengan voume = 26.752, 50 M3 sesuai yang tercantum dalam Bill of
Quantity.
Dalam pelaksanaan pekerjaan pembuangan/pengangkutan ini akan mengutamakan
keselamatan dan kesehatan kerja dengan menggunakan cara standard, dengan
menggunakan peralatan safety untuk para pekerja sesuai peraturan keselamatan yang
berlaku, atau sesuai dengan petunjuk dan arahan Direksi Pekerjaan.
1. Tanah dihampar, diratakan dan dirapikan
Pelaksanaan pekerjaan penghamparan tanah meliputi penghamparan tanah yang
diratakan dan dirapikan.Pelaksanaan pekerjaan ini akan kami gunakan alat berat jenis
Excavator untuk melakukan perapihan, dan jika dimungkinkan untuk penghamparan
akan dibantu dengan menggunakan alat berat jenis Bulldoser. Pelaksanaan
penghamparan dan perapihan tanah ini akan dilakukan sesuai dengan gambar rencana
atau sesuai dengan petunjuk serta arahan dari Direksi pekerjaan untuk membentuk tanah
menjadi terartur dan baik. Pelaksanaan Pekerjaan penghamparan tanah dan perapihan ini
akan dilaksanakan sesuai dengan jangka waktu pelaksanaan pekerjaan adalah 87,76 Hari
Kerja atau 13 Minggu yang akan dilaksanakan dari mingke 10 hingga minggu ke 22
dengan voume = 26.752, 50 M3 sesuai yang tercantum dalam Bill of Quantity.

Dalam pelaksanaan pekerjaan penghamparan tanah dan perapihan ini akan


mengutamakan keselamatan dan kesehatan kerja dengan menggunakan cara standard,
dengan menggunakan peralatan safety untuk para pekerja sesuai peraturan keselamatan
yang berlaku, atau sesuai dengan petunjuk dan arahan Direksi Pekerjaan.

IV.    PEKERJAAN PASANGAN BRONJONG

1.    Pas. Bronjong Pabrikasi (tenaga kerja untuk 1 M3)

Bronjong terdiri dari anyaman kawat yang membentuk anyaman dengan jenis bronjong
pabrikasi yaitu panjang (P) = 2 M dan Lebar (L) = 1 M serta tinggi (T) 0,5 M  sesuai dengan gambar.
Keranjang bronjong harus mempunyai rangka yang diikat erat dengan anyaman pada pinggir
keranjang. Bahan baku bronjong berupa kawat Digalvanis berdasarkan SNI 03-6145-1999 Kawat
Bronjong dan Batu yang akan digunakan untuk mengisi bronjong harus kokoh, bentuk anyaman
bersagonal dengan lilitan ganda dan harus simetri. Lilitan harus erat dan tidak terjadi kerenggangan
hubungan antara kawat sisi dan kawat anyaman dililit minimum 4 kali sehingga bronjong kawat
mampu menahan beban dari segala jurusan.

Sebelum membuat bronjong, terlebih dahulu harus membuat contoh bronjong dilapangan
untuk diperiksa oleh Direksi dan mendapatkan persetujuan. Semua pekerjaan selanjutnya harus
sesuai dengan contoh elevasi yang tercantum dalam gambar rencana atau sesuai dengan petunjuk
Direksi.Sebelum dipasang pada tempatnya, bronjong harus direntangkan supaya mencapai ukuran
yang sebenarnya dan semua pinggirnya harus diikat dengan kawat sesuai dengan petunjuk Direksi.
Tiap jajaran bronjong harus diikat dengan kawat terhadap jajaran sebelahnya pada pinggir bagian
atas dan bawah dan pada sudutnya.

Bila dibutuhkan bentuk yang khusus, maka bronjong harus dipotong dengan rapi dan ujung
potongannya harus diikat erat-erat dengan kawat bersama-sama dengan bagian mana saja yang
memungkinkan dari ujung bronjong yang bersambungan dengannya. Pada bagian dalam dari
lengkungan yang tidak nampak dari penglihatan, maka lubang anyaman akan mengkerut dan harus
diikat erat–erat supaya menghasilkan bentuk yang dikehendaki. Sambungan diantara Bronjong harus
seragam berselang-seling dengan bagian yang teratur yang disetujui oleh Direksi.
Permukaan tanah tempat bronjong yang akan dibangun harus diratakan sebelum keranjang
bronjong dipasang.

Tiap bronjong harus diisi dengan batu dengan tangan secara cermat menggunakan tenaga
manusia, sehingga penempatannya memperkecil volume rongga diantara batu dalam keranjang
yang telah terisi penuh. Bronjong harus diisi sampai 25 mm melebihi sisi bagian atas sehingga
tutupnya dapat merenggang erat diatas batu sebelum ikatan kawatnya mengendor, jajaran bronjong
yang berdampingan harus diisi sampingnya tidak menonjol. Haruslah dijaga agar supaya bronjong
tidak berubah bentuknya selama diisi.

Begitu seterusnya lapis demi lapis sesuai dengan ketentuan dan spesifikasi teknis yang telah
ditentukan. Pelaksanaan Pekerjaan Bronjong kawat pabrikasi ini akan dilaksanakan sesuai dengan
jadwal waktu pelaksanaan pekerjaan adalah sekitar 80 Hari kalender atau 12 Minggu yang akan
dilaksanakan mulai pada minggu ke 11 hingga minggu ke 22 setelah pelaksanaan galian serta elevasi
telah disetujui dan dilaksanakan dengan voume = 2.400,00, 03 M3 sesuai yang tercantum dalam Bill
of Quantity.

Dalam pelaksanaan Pekerjaan Bronjong kawat pabrikasi ini akan mengutamakan


keselamatan dan kesehatan kerja dengan menggunakan cara standard, dengan menggunakan
peralatan safety untuk para pekerja sesuai peraturan keselamatan yang berlaku, atau sesuai dengan
petunjuk dan arahan Direksi Pekerjaan.

2.    Pas. Geotekstile Tipe B Tebal Sedang

Sebelum pelaksanaan pemasangan geotextile kami terlebih dahulu mengajukan request


kepada direksi pekerjaan. Pekerjaan  Geotextile  dipasang  di belakang  pasangan  bronjong  agar
material  backfill  yang berupa pasir berbatu tidak lolos keluar melalui celah batu bronjong.
Pelaksanaan Lapisan Geotekstile ini akan dilaksanakan sesuai dengan jadwal waktu pelaksanaan
pekerjaan adalah sekitar 7,11 Hari kalender atau 2 Minggu yang akan dilaksanakan mulai pada
minggu ke 11 dan minggu ke 12 sebelum pas. Bronjong disusun dan terikat dan telah disetujui.
Volume geotekstile dilaksanakan dengan voume = 200 M2 sesuai yang tercantum dalam Bill of
Quantity. Dalam pelaksanaan Pas. Lapisan Geotekstile
 ini akan mengutamakan keselamatan dan kesehatan kerja dengan menggunakan cara standard,
dengan menggunakan peralatan safety untuk para pekerja sesuai peraturan keselamatan yang
berlaku, atau sesuai dengan petunjuk dan arahan Direksi Pekerjaan.

3.    Pipa Galv. 2” Medium A P = 2 M

Pemasangan tiang pancang ini dimaksudkan sebagai pondasi sekaligus untuk memperkuat
posisi bronjong, terutama posisi bronjong bagian depan. Dalam pelaksanaan pekerjaan tiang
pancang dapat dilaksanakan dengan ketentuan dan spesifikasi sebagai berikut :

 Pipa yang dipakai menggunakan pipa dari bahan Galvanis dan berdiameter 2 inch.
 Pipa yang akan dipakai, dipotong-potong sampai mencapai ukuran sesuai syarat-
syarat dalam spesifikasi teknis dan persetujuan direksi pekerjaan.
 Pemasangan tiang pancang dilaksanakan setelah setelah kawat bronjong lapisan
pertama diletakkan dan sebelum batu pengisi bronjong dipasang.
 Pemacangan tiang pancang tersebut harus mencapai kedalaman yang disyaratkan oleh
Direksi Pekerjaan/Konsultan Pengawas dan harus muncul 1 meter diatas dasar sungai
atau mencapai ketinggian yang sama dengan 2 lapisan dasar pasangan bronjong.
 Jarak dan jumlah tiang pancang setiap 1 anyaman kawat bronjong adalah sesuai
dengan gambar bestek. Harus diperlihatkan kepada direksi dan mendapatkan
persetujuannya mengenai pemancangan tersebut, untuk melanjutkan pemasangan
lapisan kedua dari pada pasangan bronjong tersebut.
 Pekerjaan Tiang pancang Pipa galvanis 2” dengan volume 120 ujung dilaksanakan
dengan jangka waktu pelaksanaan selama ± 16,67 Hari atau 3 minggu dan
dilaksanakan pada minggu ke 11, 12 dan 13.

V.    PEKERJAAN PINTU

1.    Pembuatan Pintu Besi Plat Baja T. 10 mm Rangkap, Rangka Baja Besi U

Sebelum pelaksanaan pekerjaan pembuatan pintu besi kami selaku kontraktor pelaksana
terlebih dahulu mengajukan request kepada Direksi pekerjaan untuk mendapat persetujuan serta
arahan. Pelaksanaan pekerjaan pembuatan pintu besi plat baja t. 10 mm mencakup pengadaan dan
pemasangan, dimana material pintu baja ini akan kami buat di bengkel yang kami tunjuk dan telah
mendapat persetujuan dari Direksi pekerjaan. Pekerjaan Pintu mencakup pengadaan dan
pemasangan.
Adapun masing-masing kebutuhan pintu untuk pembangunan bendung antara lain :

 Bahan untuk Pintu akan dipasang setelah terlebih dahulu dibuat dibengkel/pabrik
tempat pembuatan pintu yang disetujui oleh pihak Direksi.
 Dimensi dari pintu air yang diperlukan ditunjukkan pada gambar.
 Untuk pintu GAMBAR-GAMBAR” atau sesuai dengan petunjuk dan arahan direksi.
 Pintu plat baja yang direncanakan, diproduksi dan dilaksanakan pemasangannya,
hanya oleh suatu pabrik yang sudah disetujui dan namanya tercantum dalam daftar
yang telah disetujui oleh pemilik proyek/ Direksi, pembuatan pintu-pintu.
 Pembuatan dan pengadaan pintu akan dilaksanakan atas dasar Sub-Kontrak oleh
Penyedia jasa Utama, yang akan bertanggung jawab atas pemesanan dan
administrasinya.
 Penyedia jasa dalam penawarannya akan menyertakan Sub-Kontrak yang akan
membuat pintu berikut spesifikasi teknis dan material sesuai dengan penawarannya.

Dalam lampiran analisa harga pintu akan dibedakan antara :

 harga pengadaan dan pembuatan pintu,harga pengepakan dan pengangkutan dari pabrik
sampai ke lokasi dan harga pemasangan.
Penyedia jasa akan memilih Pabrik yang mempunyai peralatan dan kemampuan serta
bersedia membantu Direksi dalam hal pengujian dan pemeriksaan terhadap
bahan/material yang digunakan dan terhadap hasil akhir pekerjaan. Sebelum pembuatan
pintu dimulai, maka Penyedia jasa akan menyiapkan Gambar Pabrikan (shop drawing)
dan diperiksakan kepada direksi pekerjaan guna mendapatkan persetujuan. Pekerjaan
pintu ini akan dipesan oleh penyedia jasa 15 (lima belas) s/d 30 hari sebelum
pemasangan atau sesuai dengan petunjuk dan arahan Direksi Pekerjaan.
Pengukuran  pekerjaan   Pemasangan Pintu   diukur  menurut  Pintu  yang  terangkai  
atau terpasang sesuai dengan konstruksi bangunan yang dibuat berdasarkan gambar
rencana.Pada pelaksanaan pekerjaan pintu plat baja rangkap ini akan kami laksanakan
pada minggu ke 17 hingga minggu ke 20 atau sama dengan 4 minggu.

VI.    PEKERJAAN LAIN-LAIN

1.    Papan Nama Pekerjaan Multipleks 18 mm Frame Besi Siku Tiang Kayu 8/12

Pembuatan papan Nama pekerjaan dibuat pada lokasi bangunan untuk memberikan ciri atau
tanda pada bangunan tersebut. Penyedia jasa terlebih dahulu akan mengajukan desain dan
spesifikasi teknis pekerjaan ini kepada Direksi untuk mendapat persetujuan. Pemasangan papan
nama proyek dilokasi kerja, dan untuk pemasanganya berupa jumlah, ukuran dan tulisan pada papan
nama proyek di buat sesuai dengan ketentuan yang di tetapkan dan akan di lakukan sebelum
kegiatan pekerjaan di mulai. Papan Nama Proyek akan dibuat dan dipasang pada awal pelaksanaan
kegiatan. Papan Nama Proyek ini dibuat dari multipleks 18 mm dengan dengan frame siku dan kayu
tiang (8/12) dengan tinggi sesuai dengan gambar dan dicat dasar warna yang sesuai dan huruf cetak
berwarna hitam yang berisi informasi mengenai cakupan kegiatan yang akan dilaksanakan, antara
lain :

 Nama Kegiatan
 Pekerjaan yang harus dilaksanakan
 Biaya pekerjaan/ nilai kontrak
 Sumber dana
 Jangka waktu
 Nama penyedia jasa
 Papan nama proyek dipasang pada lokasi yang mudah dilihat oleh masyarakat,serta tidak
mengganggu lalu lintas
 Pengukuran   pekerjaan   Pemasangan Papan Nama diukur   menurut   gambar rencana atau
sesuai dengan petunjuk dan arahan Direksi Pelaksanaan pekerjaan papan nama pekerjaan
kami laksanakan pada minggu ke 1

1. Mobilisasi dan Demobilisasi


Sebelum dimulainya pelaksanaan pekerjaan, pada tahap awal pelaksanaan
adalah memobilisasi tenaga kerja, bahan dan  peralatan yang disesuaikan dengan
kebutuhan di lapangan.Tahapan yang akan dilaksanakan dalam periode mobilisasi ini
adalah : Mobilisasi personil lapangan yang memenuhi jaminan kualifikasi (sertifikasi)
menurut cakupan pekerjaannya. Mobilisasi/pemasangan peralatan sesuai dengan daftar
peralatan  yang tercantum dalam penawaran. Penyediaan dan pemeliharaan base camp
kontraktor, jika perlu termasuk kantor lapangan, tempat tinggal,
Mobilisasi/Demobilisasi alat pekerjaan ini dilakukan melalui jalur darat dengan
menggunakan alat jenis mobil Trailler yang kapasitasnya disesuaikan dengan jumlah dan
jenis alat diangkut kelokasi pekerjaan. Semua alat-alat berat yang digunakan dalam
pelaksanaan pekerjaan harus sudah berada dilokasi pekerjaan. Untuk metode
pelaksanaan pekerjaan mobilisasi/Demobilisasi alat dilaksanakan secara bertahap
tergantung jenis dan jumlah alat yang rencana digunakan dilapangan. Ukuran
pembayaran Mobilisasi/Demobilisasi dibuat berdasarkan harga satuan Lump Sump  
(Ls)  yang  telah  ditetapkan  dalam  Bill  Off  Quantity  (BOQ).  Harga  satuan tersebut
telah termasuk seluruh biaya pekerja, bahan-bahan dan peralatan yang dipergunakan.
Pelaksanaan mobilisasi dilaksanakan ± 4 minggu dimana pengiriman yang dilakukan
mulai pada minggu ke 1 ke 2 dan ke 3 sedangkan untuk Demobilisasi akan dilaksanakan
pada minggu ke 23 setelah peralatan tidak lagi dibutuhkan dan telah mendapat
persetujuan dari pemilik pekerjaan.

3.    Fasilitas

Kontraktor akan menyediakan fasilitas berupa kantor lapangan (Direksi keet),


kantor, barak bengkel, gudang dan lain-lain, ruang lab dan klinik yang layak untuk
dipakai, ketentuan dan perlengkapan sebagai berikut :

a.    Ruang Direksi keet dilengkapi dengan meja Biro + kursi, kursi tamu dan lemari
arsip
b.    papan tulis White Board ukuran sesuai kebutuhan
c.    luas dinding yang cukup sebagai panel gambar –gambar teknis, laporan cuaca, time
Schedule.
d.    Buku Direksi, Buku Tamu, Kalkulator dan alat tulis menulis yang diperlukan

Ketentuan dan kebutuhan lainnya yang akan dipenuhi kontraktor sesuai petunjuk
Direksi :

a.    Barak karyawan (jika dibutuhkan)


Kontraktor akan menyediakan barak karyawan yang layak tinggal
b.    Gudang untuk menyimpan bahan – bahan / material dan peralatan
c.    fasilitas Air bersih
d.    Fasilitas Penerangan (listrik)
e.    Fasilitas PPPK (Pertolongan pertama pada Kecelakaan)
f.    Fasilitas Keamanan
g.    Fasilitas transportasi untuk keperluan pengawasan
h.    Instrumen Komunikasi (handy Talky)
i.    segala biaya yang berhubungan dengan biaya diatas menjadi tanggung jawab
Kontraktor, dan sudah termasuk dalam Daftar Kuantitas dan Harga. Untuk pembayar
satuan mata pembayar ini adalah dengan cara Lump Sump.

4.    Kebutuhan Lain-lain

Pada pelaksanaan pekerjaan kebutuhan lain ini mencakup perkuatan jalan yang
dilalui, perkuatan jembatan yang dilalui pengaturan alur lalu lintas, transportasi
peralatan serta biaya yang mencakup kesehatan dan keselamatan kerja dilapangan. Jalan
masuk/akses menuju lokasi Pekerjaan Pembangunan Bendung dapat ditempuh melalui
jalan darat dari Ibukota dan selanjutnya ke lokasi pekerjaan tersebut dapat ditempuh
melalui  jalan    kabupaten  dan jalan  lokal  yang  berdekatan  dengan  lokasi pekerjaan.
Penyedia akan mengikuti dan mematuhi peraturan dan ketentuan hukum yang
berhubungan dengan angkutan umum di jalan raya dan bertanggung jawab terhadap
kerusakan akibat pengunaan jalan tersebut. Penyedia akan membangun jalan sementara
sebagai jalan kerja ke seluruh wilayah kerja yang akan dipergunakan selama jangka
waktu pelaksanaan pekerjaan.
Penyedia juga berkewajiban melengkapi jalan kerja tersebut dengan bangunan
pelengkap/penunjang yang diperlukan misalnya jembatan sementara atau lama untuk
melintasi sungai atau fasilitas lainnya dan jalur lainnya serta memperbaiki atau
memperkuat fasilitas yang ada   dengan balok-balok kayu sehingga fasilitas tersebut
dapat berfungsi sebagai jalan kerja ke seluruh wilayah kerja/proyek.

Semua pekerjaan Penyedia dalam hubungannya dengan penggunaan jembatan dan


jalan masuk diatur sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu lalu lintas jalan dan harus
mendapat persetujuan Dinas terkait lainnya.
Penyedia juga akan menggunakan tanah yang sudah dibebaskan oleh pemilik pekerjaan
untuk keperluan jalan masuk ke daerah kerja pekerjaan, bila Penyedia membutuhkan
tambahan jalan masuk demi kelancaran pekerjaan.
Dalam hal  tersebut  di  atas  Penyedia  akan  membuat  permohonan  tertulis 
kepada  pemilik pekerjaan untuk penggunaan jalan masuk dan bertanggung jawab atas
pemeliharaan jalan masuk atau pun bangunan yang digunakan oleh Penyedia selama
pelaksanaan pekerjaan.

5.    Foto Dokumentasi menggunkan Camera Digital

Setiap item pelaksanaan pekerjaan akan kami dokumentasikan mulai dari  awal 0 %


yaitu sebelum mulai pekerjaan, selanjutnya didokumentasikan dan di gambar 50 %
pekerjaan yang telah dilaksanakan, dan dokumentasi pekerjaan tahap 100 % sebelum
penyerahan pertama.

Dokumentasi yang dimaksud termasuk foto-      foto dan video.


Foto dokumentasi harus menunjukkan semua aktifitas konstruksi sebelum, selama dan
sesudah selesainya pelaksanaan (0%, 50%,100% dari progress pekerjaan). Foto-foto diatas
harus menggambarkan kondisi lapangan pada lokasi yang sama secara terus-menerus dan
diserahkan Penyedia kepada PPK Pemilik pekerjaan / Direksi. Disamping  foto-foto  tersebut 
masih  diperlukan  foto  detail  pada  bagian  pekerjaan  yang dipandang  penting  misalnya: 
bagian  konstruksi  yang  akan  terbenam  timbunan  tanah (embedded-material), Bronjong,
lapisan geotextile dll.

6.    Copy atau pengadaan Buku/Laporan (Copy/Jilid)

Copy dan pengadaan buku untuk pelaporan adalah hal yang wajib kami lakukan
guna memberikan data-data dan informasi serta perekaman pelaksanaan pekerjaan yang
akan diserahkan nanti kepada pemilik pekerjaan yang meliputi copy pengadaan buku
meliputi: progress pekerjaan, jumlah staf, pekerja, peralatan dan bahan serta informasi
perihal cuaca dilapangan.
Seluruh biaya yang diperlukan oleh Penyedia untuk kegiatan tersebut di atas sudah
diperhitungkan dalam biaya lumpsum termasuk pengadaan kamera digital, cetak foto, dan
DVD untuk electronic file, yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga.

Adapun Laporan yang akan kami siapkan antara lain :

1.    Laporan Bulanan

Laporan Bulanan Merupakan Rekap dari Laporan Mingguan yang berisi antara lain:

 Presentase Kemajuan Pekerjaan sesuai dengan hasil pemeriksaan bersama


(Opname).
 Program Kerja dan Rencana kegiatan dalam waktu 2 (dua) Bulan kedepan
disertai rencana tanggal permulaan dan penyelesaian.
 Daftar Personil dan jumlah Tenaga Kerja.
Daftar Peralatan yang dioperasikan.
 Volume bahan yang terpakai dan sisa bahan (stock) yang ada dilapangan.
 Progress per item pekerjaan untuk tiap-tiap bangunan atau bagian konstruksi.
 Progress Pembayaran dan rencana tagihan bulan berikutnya.
 Hasil pengujian lapangan dan Laboratorium
Permasalahan yang dijumpai dilapangan dan risalah rapat pelaksanaan.

1. Laporan Harian dan Mingguan


Laporan harian adalah Progress pekerjaan perhari yang diserahkan kepada
Direksi dan Konsultan yang mencakup progress volume tiap-tiap item pekerjaan untuk
tiap-tiap bangunan disertai catatan volume bahan yang terpakai, perlatan yang digunakan
dan jumlah tenaga kerjanya. Laporan Harian dibuat 3 (tiga) rangkap yang ditandatangani
atau di paraf oleh masing –masing : Dibuat oleh Kontraktor, diperiksa oleh Konsultan
dan disetujui oleh Direksi.
Laporan Harian selanjutnya direkap menjadi Laporan Mingguan yang akan
diserahkan pada Direksi dan pada saat rapat Mingguan.
Pengukuran   pekerjaan   Administrasi dan Foto dibuat berdasarkan harga satuan Lump
Sum  (Ls)  yang  telah  ditetapkan  dalam  Bill  Off  Quantity  (BOQ).  Harga  satuan
tersebut telah termasuk seluruh biaya pekerja, bahan-bahan dan peralatan yang
dipergunakan. Pelaksanaan pekerjaan ini dilaksanakan secara rutin pada tiap hari kerja
dalam pelaksanaan pek. Peningkatan bending ini dari mulai hingga selesai.

7.    As Built Drawing

Gambar As Built Drawing adalah gambar purna laksana yang disiapkan


berdasarkan gambar kontrak dan syarat-syarat dalam spesifikasi yang diminta dan
menunjukkan dengan cukup rinci meliputi:

- hasil setiap bagian pekerjaan termasuk ukuran/dimensinya;


- hasil topografi  dan  elevasi  muka  tanah  hasil  pengukuran  (opname)  lapangan 
yang dilakukan sesuai dengan ketentuan atau atas perintah Direksi Pekerjaan;
- semua hasil perhitungan yang diperlukan;
- hasil wujud dan sifat bahan yang akan digunakan;
- rincian hasil pelaksanaan termasuk penempatan/pemasangan komponen   bangunan.

Semua gambar As Built Drawing yang disiapkan oleh Penyedia harus disetujui dan ditanda tangani
oleh Pemilik Pekerjaan.Gambar  pekerjaan  penunjang/sementara  akan  disediakan  Penyedia 
untuk  menunjukkan lokasi bangunan penunjang/bangunan sementara yang memperlihatkan secara
rinci bagian- bagian dari bangunan penunjang/bangunan sementara meliputi: kantor, fasilitas
perumahan, gudang, jalan akses, dan lain-lain yang akan dibangun oleh Penyedia di lokasi pekerjaan.
Pekerjaan penunjang/pekerjaan sementara untuk diperiksa dan mendapatkan persetujuan Direksi.
Gambar  purna  bangun (As Built Drawing)  harus  secara  teliti  menggambarkan  pekerjaan  yang
telah  selesai dilaksanakan  dilapangan  termasuk  adanya  perubahan  desain,  modifikasi,  variasi 
dan instruksi lengkap dengan rincian konstruksi dan dimensinya.

TAHAPAN PELAKSANAAN PEKERJAAN Guna memberikan gambaran secara mendetail tentang


metode pelaksanaan pekerjaan Peningkatan Bendung  maka kami memberikan urutan serta tahapan
dalam pelaksanaan pekerjaan sebagai berikut :

1. Papan Nama Pekerjaan


2.   Mobilisasi dan Demobilisasi
3.   Kebutuhan Lain-lain
4.   Foto Dokumentasi
5.   Kosrekan Tanah/Stripping dan Pembersihan
6.   Fasilitas
7.   Pelaporan copy jilid
8.   Pasangan Bouplank
9.   Galian Tanah di situ/waduk (A)
10. Pemompaan
11. DT Angkut material atau hasil galian sejauh 1 Km
12. Tanah dihampar, diratakan dan dirapihkan
13. Lapisan Geotekstile
14. Pasangan Bronjong Pabrikasi
15. Tiang Pancang Pipa Galv. 2 “ P = 2 M
16. Pembuatan Pintu plat Baja t. 10 mm
17. As Built Drawing dan
18. Demobilisasi

Setelah seluruh pekerjaan fisik selesai,  dilakukan perbaikan jalan akses ke lokasi pekerjaan
yang rusak akibat kendaraan alat berat yang melewati jalan tersebut, kemudian dilanjutkan dengan
pembongkaran Direksi keet, bongkar bouplank, dan pembuangan sisa pekerjaan agar lokasi
pekerjaan bersih dari kotoran. Kemudian dilakukan Demobilisasi alat-alat, tenaga kerja serta bahan –
bahan dan alat – alat berat yang ada dilokasi pekerjaan. Mengadakan pengukuran akhir dalam
rangka pembuatan as-built drawing dan MC 100%.

Dalam rangka Serah Terima Pertama,  diperlukan kelengkapan :


1.    Foto visual 0 % s/d 100 %
2.    Kontrak Awal dan Addendum Kontrak
3.    Rencana Mutu Kontrak
4.    Laporan harian, mingguan dan bulanan
5.    Berita Acara pembayaran fisik
6.    MC 100 %
7.    Shop Drawing
8.    As Built Drawing
9.    Dan lain-lain yang berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan
Selanjutnya bersama direksi pekerjaan bersama-sama secara berkala melakukan
pengecekan dilapangan pada saat waktu masa pemeliharaan, dan apa bila di temui
kerusakan segera diperbaiki.

METODA PELAKSANAAN

NAMA : Pembangunan Embung Serbaguna Sibuntuon Kec. Pollung Kab.


PEKERJASA Humbang Hasundutan
N SATUAN : SNVT Pembangunan Bendungan Balai Wilayah Sungai Sumatera
PEKERJAAN II
KEGIATAN : Danau, Situ Dan Embung
TAHUN : 2018
ANGGARAN
S Aanwizjing dan setelah Surat Perintah Mulai Kerja serta Surat
e Penyerahan Lapangan diterima dari pemilik maka pekerjaan dilapangan
t segera dimulai untuk mencapai waktu yang telah direncanakan serta
e kualitas dan kuantitas yang sesuai dengan spesifikasi dan aturan yang
l telah ditentukan,
a
1 MOBILISASI
h 2 Pekerjaan pembersihan dan striping
3 pekerjaan kisdam dan dewatering
4 Bongkaran pasangan lama
m 5 Pekerjaan Galian Tanah Untuk Jalan
e 6 Lantai Kerja Beton K.125
7 Pembesian Dengan Besi Polos
m 8 Pek. Bekisting
p 9 Beton K225
10 Pasangan Batu dengan Mortar Jenis PC-PP Tipe S
e 11 Plesteran
l 12 Timbunan Tanah Kembali
13 Waterstop
a 14 Bar Screen Intake (Trash Rack)
j 15 Pek. Pemasangan Pintu Air

a
1, MOBILISASI
r
Pekerjaan Ini adalah Mobilisasi Alat Berat, Pekerjaan mobilisasi
i
dilakukan pada tahap awal yaitu mengadakan peralatan yang
akan dipakai dalam melaksanakan pekerjaan serta tenaga kerja
D
yang dibutuhkan sesuai dengan spesifikasi pekerjaan.
o
k Secara umum diuraikan, mobiliasasi personil akan dilakukukan
u oleh kontraktor sebelum pekerjaan dimulai sampai masa
m persiapan selesai, hal ini dimaksudkan untuk memudahkan
e pelaksana dalam menyusun planning kerja setelah terlebih
n dahulu mengenal lapangan dan melakukan identifikasi terhadap
kemungkinan permasalahan yang timbul nantinya selama waktu
l definitive pelaksanaan pekerjaan dimulai.
e untuk meminimalisir kecelakaan kerja yang terjadi maka
l pelaksana akan membuat rambu-rambu lalu lintas dan
a menginstruksikan kpada pekerja untuk memakai alat pelindung
n diri.
g
, 2, Pekerjaan pembersihan dan striping
pada minggu pertama akan dibuat pembersihan lapangan.
m pembersihan meliputi permukaan tanah, semua tumbuh-
e tumbuhan, semua pepohonan, semak-semak dan bahan yang
n mengganggu lainnya. Semua bahan yang menggangu tersebut
g akan disingkirkan dari lapangan atau ditumpukkan pada suatu
i tempat dan dibakar atau dialihkan ketempat lain sesuai petunjuk
k pengawas dan direksi di lapangan.pada pekerjaan ini maka bisa
u saja terjadi kecelakaan kerja seperti digigit ular berbisa dan kaki
t terluka terkena alat seperti babat, maka untuk pengendalian resiko
i kerja yang dilakukakn oleh RK3k yaitu, menjaga jarak aman
d 3, pekerjaan kisdam dan dewatering
e Pekerjaan dewatering atau pekerjaan pengeringan merupakan
n pekerjaan persiapan saat melakukan pengecoran pekerjaan yang
g mempunyai elevasi dibawah permukaan air dan dilakukan
a secara terus menerus hingga konstruksi pasangan maupun
n Pembendungan air dilakukan dengan mengisi pasir kedalam karung
a goni, kemudian diikat menggunakan tali raflia. Kemudian karung
l goni yang berisikan pasir ditumbukkan dan disusun pada lokasi
a air yang akan dibendung
t
d 4, Bongkaran pasangan lama
a setelah membersihkan tempat yang akan di bangun, maka pada saat
n akan berlangsungnya pembangunan, selanjutnya pekerjaan
m membongkar pasangan lama dimana pembongkaran pasangan
e lama berupa bangunan yang sudah tidak bisa digunakan atau
n berfungsi sebagai mana fungsinya. pekerjaan ini dilakukan
g secara manual menggunakan tenaga manusia menggunakan
g peralatan sederhana seperti godam, linggis dan pahat beton
u setelah di bongkar hasil hari bongkahan di tumpukkan disisi
n lokasi selanjutnya akan di bawa keluar lokasi pekerjaan. pada
a pekerjaan ini maka bisa saja terjadi kecelakaan kerja seperti
k tertimpa bongkaran atau serpihan bongkaran maka untuk
a pengendalian resiku kerja yang dilakukan oleh RK3K yaitu
n menggunakan alat pelindung diri (APD).
a , Pekerjaan Galian Tanah Untuk Jalan
l sedangngkan galian tanah secara mekanis adalaha pekerjaan
a galian dengan material hasil galian berupa tanah pada umumnya,
t yang dengan mudah dapat dilakukan dengan Excavator. Seluruh
p galian dikerjakan sesuai dengan yang ditunjukkan dalam gambar
e kerja atau sesuai dengan yang diarahkan oleh Direksi. Galian tanah
li biasa dimaksudkan untuk daerah yang bahan hasil galiannya terdiri
n dari tanah, setelah itu tanah hasil galian di masukkan kedalam
d dumptruck, setelah dimasukkan kedalam dump truk, maka
u selanjutnya tanah hasil galian di buang ke lokasi galian. pada
n pekerjaan ini bisa saja terjadi kecelakaan kerja seperti tertimbun
g hasil galian dan terjepit alat berat, maka untuk pengendalian
d resiko kerja yang dilakukan oleh RK3K yaitu menjaga jarak
ir aman dengan alat.
i
( 6, Lantai Kerja Beton K.125
A untuk pekerjaan ini metode pelaksanaan sama seperti pekerjaan
P beton cor K.1025 untuk mutu beton pada pekerjaan ini harus
D disesuaikan dengan SNI 2847-1992 dan SNI 2847-2013, dimana
). mutu beton yang digunakan pada pekerjaan ini adalah mutu
beton K.125 atau . pekerjaan beton dilaksankan setelah
pekerjaan pembesian telah selesai dilaksanakan, untuk bahan
m uk pengadukan dialkukan dengan conrete mixer (molen) dan
a dilakukan oleh tukang yang berpengalaman. Semua beton cor
t yang telah selesai dikerjakan akan dilakukan perawatan dan
e perlindungan dengan cara menyiram atau membuat beton tetap
ri basah selama 14 hari secara terus menerus. Perawatan akan
a mulai dilakukan setelah beton cukup keras guna mencegah
l kerusakan beton. Permukaan beton yang diekpose akan
y dilakukan perapihan yang akan dilakukan oleh tenaga terampil.
a
Untuk menghindari dari keracunan zat kimia dalam pekerjaan
n
ini, pelaksana akan menginstruksikan kepada pekerja agar
g
mengenakan pakaian kerja standart dan penggunaan alat-alat
d
keselamatan kerja (helmet, sepatu/sarung tangan safety),
i
memberikan sosialisasi kerja, dan membuat pengadaan alat
g
pelindung diri.
u
n 7, Pembesian Dengan Besi Polos
a Setelah pekerjaan bekisting maka selanjutnya pekerjaan
k pembesian, pada pekerjaan ini besi/tulangan yang akan dipasang
a bebas dari kotoran, minyak dan lapisan lain yang dapat
n mengurangi mutu. Pembentukan dilakukan sesuai dengan
y gambar rencana, dengan penempatan seperti yang ditentukan
a dalam gambar dengan menggunakan ikatan kawat besi pada
it persilangan dan diganjal dengan kepingan beton sesuai dengan
u keperluan. Bentuk dan ukuran besi yang akan digunakan sesuai
s dengan yang ditentukan dalam gambar rencana.
e Tulangan akan ditempatkan secara tepat dan dijamin terhadap
m penggesekan dengan menggunakan ikatan kawat ikat yang
e cocok pada persilangan dan akan diganjal dengan kepingan
n beton atau logam sesuai dengan keperluan konstruksi.
, Jarak pemasanagan besi beton harus dapat dilalui oleh material
a beton. Besi beton yang tidak memenuhi syarat harus segera pada
saat pelaksanaan aka nterindentifikasi kecelakaan kerja seperti
ir
tertusuk atau tertimpa besi maka dalam pekerjaan ini,
p pelaksana akan menginstruksikan kepada pekerja agar
a mengenakan pakaian kerja standart dan penggunaan alat-alat
si keselamatan kerja (helmet, sepatu/sarung tangan safety).
r memberikan sosialisasi kerja, dan membuat pengaan alat
k pelindung diri.
e
ri 8, Pek. Bekisting
k Tata cara pelaksanaannya :
a. Bekisting dilaksanakan sebelum pengecoran saluran.
il b. material yang digunakan multiplek, paku kayu dan kayu kaso 2/7
, c. pekerjaan ini dilakukan oleh tukang dan dibantu oleh para pekerja.

u d, direksi akan memberikan gambar kepada kepala tukang


n untuk membuat dan marangkai mal bekisting sesuai dengan
t ukuran beton yang akan dicor
e. perangkaian mal bekisting dilakukan pada lokasi proyek.
f at pelindung diri
p g. pada saat pelaksanaan aka nterindentifikasi kecelakaan kerja
a seperti kaki terjepit atau tertimpa kayu, maka pelaksana
d akan menginstruksikan kepada pekerja agar mengenakan
a
pakaian kerja standart dan penggunaan aalat pelindung diri,
s
a maka dari itu pelaksana harus memberikan sosialisasi
a instruksi kerja dan membuat pengadaan alat pelindung diri.
t
p 9, Beton K225
e
setelah pekerjaan pembesian maka selanjutnya pekerjaan beton
l
a cor K.225. untuk mutu beton pada pekerjaan ini harus
k disesuaikan dengan SNI 2847-1992 dan SNI 2847-2013, dimana
s mutu beton yang digunakan pada pekerjaan ini adalah mutu
a beton K-225 atau setara f’c 200 MPa. pekerjaan beton
n dilaksankan setelah pekerjaan pembesian telah selesai
a dilaksanakan, untuk bahan material yang digunakan yaitu
a
semen, air pasir kerikil, untuk pengadukan dialkukan dengan
n
p conrete mixer (molen) dan dilakukan oleh tukang yang
a berpengalaman. Semua beton cor yang telah selesai dikerjakan
r akan dilakukan perawatan dan perlindungan dengan cara
a menyiram atau membuat beton tetap basah selama 14 hari secara
p terus menerus. Perawatan akan mulai dilakukan setelah beton
e cukup keras guna mencegah kerusakan beton. Permukaan beton
k
yang diekpose akan dilakukan perapihan yang akan dilakukan
e
rj oleh tenaga terampil.
a Untuk menghindari dari keracunan zat kimia dalam pekerjaan
d
ini, pelaksana akan menginstruksikan kepada pekerja agar
i
w mengenakan pakaian kerja standart dan penggunaan alat-alat
a keselamatan kerja (helmet, sepatu/sarung tangan safety),
ji memberikan sosialisasi kerja, dan membuat pengadaan alat
b pelindung diri.
k
10, Pasangan Batu
a
n dengan Mortar Jenis
m PC-PP Tipe S Tata
e cara pelaksanaannya
n :
g
Untuk pekerjaan ini menggunakan Material seperti : pasir,
g
u semen, batu belah dan air disediakan di lokasi pekerjaan. Batu
n belah dibersihkan terlebih dahulu sebelum dipasang, pasir
a dibersihkan dari semua kotoran, air yang dipakai adalah air dari
k sumber air tanah.
a Pekerja menyiapkan batu belah dekat dengan tempat pemasangan.
n
a Pekerja membuat spesi dengan perbandingan 1 semen dibanding 4 pasir.
l Pengadukan dilakukan menggunakan alat (molen)
ngan perbandingan tersebut di atas dan diaduk sampai pasir dan
a semen bercampur. Setelah dirasa sudah campur baru diberi air
si bersih secukupnya kemudiaan diaduk hingga homogen atau
r adonan menjadi mortar yang akan digunakan sebagai pengikat
d untuk pasangan batu kali.
i Spesi dibawa ke tempat pasangan dimana tukang dan pembantu tukang
m sudah siap ditempat pemasangan.
a Pemasangan lapis batu pertama, diawali dengan
s menghamparkan adukan setebal 3 - 5 cm, kemudian menyusun
u batu diatas hamparan dengan jarak 2 - 3 cm (tidak
k bersinggungan) pukul atau ketok-ketok batu tersebut agar terikat
k kuat dengan adukan. Isi rongga diantara batu-batu dengan
a adukan sampai penuh/mampat dengan menggunakan sendok
n adukan.
k
e Untuk bangunan dengan pasangan batu yang tingginya lebih dari 1
d meter, maka tinggi pengerjaan pasangan batu maksimum 1 meter.
a Penghentian pelaksanaan tidak boleh dibuat rata melainkan
l dibuat bertangga agar sambungan pasangan lama dan pasangan
a berikut diatasnya bisa terjadi satu ikatan yang kuat.
m Pekerjaan pasangan selesai, pekerja membersihkan lokasi dari spesi sisa
pasangan yang jatuh.
b Pelaksana selalu mengawasi pekerjaan yang sedang berlangsung, sehingga
a pekerjaan dapat berjalan dengan cepat dan efisien.
k
saat pelaksanaan pasangana batu kali akan teridentifikasi
m
kecelakan kerja ,Untuk menghindari dari tertimpa Batu, maka
o
pelaksana akan menginstruksikan kepada pekerja agar
l
mengenakan pakaian kerja standart dan penggunaan alat-alat
e
keselamatan kerja (helmet, sepatu/sarung tangan safety). dan
n
memberikan sosialisasi instruksi kerja.
k
e
m 11, Plesteran
Tata cara pelaksanaannya :
u a. Dilaksanakan setelah pemasangan pasangan batu kali.
d b. Material yang dipakai adalah : pasir, semen, dan air. Pasir dibersihkan dari semua kotoran, air yang
dipakai adalah air dari sumber air tanah.
i c. Pekerja menyiapkan spesi dengan perbandingan 1 semen : 3 pasir, spesi diaduk dengan manual oleh para pekerja

a
d, Pasir dimasukkan ke dalam bak molen terlebih dahulu
n
kemudian semen dengan perbandingan 1 :2 kemudian diberi
s
air secukupnya dan diaduk menggunakan alat oleh pekerja
e
menggunakan peralatan tukang seperti cangkul, sekop dan
m
lain- lain hingga sampai pasir dan semen bercampur rata.
e e. Spesi dibawa ke tempat pasang plesteran dimana tukang dan pembantu tukang sudah siap ditempat.
n f. Sebelum plesteran dipasang terlebih dahulu semua permukaan yang akan diplester dibersihkan. Apabila
bidang yang akan diplester terlalu kering maka terlebih dahulu permukaan dibasahi menggunakan air
d bersih untuk mendapatkan ikatan yang kuat antara spesi baru.
e g. Pekerjaan Plesteran dikerjakan 1 lapis sampai jumlah ketebalan 1,5 cm dan dihaluskan dengan air semen.
h. Untuk menghindari retak-retak rambut pada permukaan plesteran yang sudah selesai karena sust
pe rjaan dan dirapikan sehingga terlihat bagus.
ng
er j. Semua spesi yang jatuh atau tidak menempel dibersihkan dan dibuang.
as k. pada pekerjaan ini akan teridentifikasi kecelakan kerja ,Untuk menghindari dari tertimpa ember kerja
an dalam pekerjaan ini, pelaksana akan menginstruksikan kepada pekerja agar mengenakan pakaian kerja
, standart dan penggunaan alat-alat keselamatan kerja (helmet, sepatu/sarung tangan safety).dan
m memberikan sosialisasi instruksi kerja dan membuat pengadan alat pelindung diri.
ak
a
pe 12, Timbunan Tanah Kembali
rm
uk
Setelah pekerjaan pasangan batu selesai maka selanjutnya
aa dikerjakan pekerjaan penimbunan tanah hasil galian dan
n
pl diratakan menggunakan peralatan tukang seperti cangkul, sekop
est
er
dll. Tanah yang digunakan adalah tanah bekas galian setempat.
an
ya
ng
Tanah yang digunakan adalah tanah hasil galian. Tanah tersebut bebas
su dari kotoran dan rerumputan.
da
h
pada pekerjaan ini bisa saja terjadi kecelakaan kerja seperti
sel terkena cangkuldan sekop, maka untuk pengendalian resiko
es
ai kerja yang dilakukan oleh RK3K, yaitu menjaga jarak aman
ha
ru dengan alat dan menggunakan alat pelindung diri (APD),
s
di
ba
sa
hi Waterstop
de
ng
Untuk pekerjaan ini dilakukan pada saat sebelum pengecoran untuk
an saluran, Pada keadaan ini, kami akan mengeringkan atau membebaskan
air
selareal pekerjaan yang akan dipakai sebagai kedudukan Konstruksi dari
a
m genangan air atau pengaruh air, karena bisa menyebabkan turunnya
a
7
kwalitas pekerjaan akibat pengaruh air tersebut. Kami akan bertanggung
ha jawab terhadap pekerjaan pengeringan dilokasi pekerjaan guna
ri
be menjamin mutu, kemudahan dan kelancaran pelaksanaan pekerjaan
rtu
rut
dengan membuat bangunan sementara yang berupa tanggul, bangunan /
- saluran pengelak, bangunan pengamanan, penyediaan pompa air, dan
tur
ut.lainnya untuk memindahkan aliran air sehingga tidak menggenangi
i. Pl
lokasi pekerjaan dan membongkar / membersihkannya bila pekerjaan
est
er
telah selesai dikerjakan.
an
di
be
nt
Bar Screen Intake (Trash Rack)
ukumumnya dibentuk dari jeruji (bar screen) dengan jarak antar jeruji
se
susebesar 1 cm atau lebih. Berguna untuk melindungi saluran, perpipaan
ai
gadan peralatan lainnya dari kerusakan atau tersumbat oleh sampah, untuk
m
bapembuatan bar screen ini terbuat dari material besi yang di bentuk
r
keseperti jeruji dengan cara pengelasan. untuk pemasangan Bar screen ini
rja
dipasang Pada saluran Yang akan di aliri air, untuk memhambat sampah
ata
u
sesupaya tidak masuk kedalam saluran bersama air. maka untuk
su
aipengendalian resiko pada pekerjaan ini yaitu dengan cara pemasangan
pe
tuyang sesuai dengan prosedur dan menggunakan alat pelindung diri
nj
uk(APD)
Di
re
ksi
pe
ke
METODE KONSTRUKSI
Proyek Pembangunan Waduk Rajui
di Kabupaten Pidie Provinsi Nangroe Aceh Darussalam

15, Pek. Pemasangan Pintu Air


Selanjutnya pengadaan pintu air sadap dikerjakan setelah pekerjaan
beton cor selesai dikerjakan, Bahan yang digunakan besi plat untuk daun
dan besi plat untuk bingkai menggunakan besi siku serta stang drat
bergigi, Perakitannya dikerjakan pada panglong/ bengkel las serta
memberikan gambar pintu pada tukang las, untuk pekerjaan dan
perakitannya harus sesuai dengan gambar bestek, setelah perakitan selesai
baru dibawa ketempat pemasangan/ lokasi kerja,

Untuk menghindari dari tertimpa atau terjepit pintu dalam pekerjaan ini,
pelaksana akan menginstruksikan kepada pekerja agar mengenakan
pakaian kerja standart dan penggunaan alat-alat keselamatan kerja,
memberikan sosialisasi kerja, dan membuat pengadaan alat pelindung
diri. untuk pekerjaan ini di targetkan selama 1 minggu.
MASI ADA SATU CONTH LAGI YG EMBUNG

METODE PELAKSANAAN WADUK

METODE KONSTRUKSI
PEMBANGUNAN WADUK RAJUI
DI KABUPATEN PIDIE
PROPINSI NANGROE ACEH DARUSSALAM

I. UMUM

I.I PENDAHULUAN
1). Gambaran Umum Proyek
Proyek Waduk Rajui terletak di Desa Mesjid Tanjong, kecamatan Padang Tiji Kabupaten

halaman 33
METODE KONSTRUKSI
Proyek Pembangunan Waduk Rajui
di Kabupaten Pidie Provinsi Nangroe Aceh Darussalam

Pidie, yang berjarak ±15 km ke arah utara dari Sigli ibukota kabupaten Pidie.
 Proyek ini merupakan salah satu tipe bangunan utama yang diterapkan pada
daerah yang mempunyai sumber air yang relatif kecil. Bangunan ini diharapkan
dapat menampung kelebihan air di musim hujan, sehingga waduk ini dapat
digunakan di musim kering.
 Pembangunan waduk Rajui direncanakan akan mengairi sawah seluas 1000 ha
dengan pola tanam padi padi padi palawija.
 Proyek ini mencakup pembangunan bendungan utama, bangunan pelimpah,
bangunan sadap, pintu-pintu, terowongan pengelakan serta menambah dan
melengkapi bangunan fasilitas lainnya.
 Tinggi Bendungan Utama ±41,20m dengan jenis konstruksi Timbbunan Tanah
Inti dan urugan random.
 Panjang Terowongan 257 meter, diameter 2,00 meter.

2). Lingkup Pekerjaan


Lingkup Pekerjaan Utama Proyek Waduk Rajui antara lain :
1. Pekerjaan Persiapan dan Penunjang
2. Pekerjaan Pelimpah (Spillway)
3. Pekerjaan Bendungan Utama

I.II MANAJEMEN PROYEK


1). Struktur Organisasi
2). Koordinasi
3). Prosedur Penyiapan Gambar Kerja
4). Sub Kontraktor
5). Program Pelaksanaan, Jadwal dan Monitoring Kemajuan Pekerjaan.
6). Pengamanan (Security)
7). Program K3LM (Keselamatan, Kesehatan Kerja, Lingkungan Dan Mutu)
Dampak Lingkungan

halaman 34
METODE KONSTRUKSI
Proyek Pembangunan Waduk Rajui
di Kabupaten Pidie Provinsi Nangroe Aceh Darussalam

I.III QUALITY CONTROL


I.IV METODE PENCAPAIAN PROYEK
1). Tenaga Kerja
2). Metode Pengendalian Proyek
3). Pengadaan dan Pemilihan Alat

Pengadaan dan pemilihan peralatan yang tepat baik dari segi jenis, jumlah maupun
kapasitasnya serta akan disesuaikan kembali dengan kebutuhan lapangan dan volume
pekerjaan yang akan dilaksanakan untuk menjamin tercapainya sasaran pelaksanaan
pekerjaan, yakni tepat biaya, tepat mutu dan tepat waktu. Untuk pekerjaan
Pembangunan Waduk Rajui, peralatan yang akan dipergunakan sebagai berikut:

N Jumla Merk dan Ukuran/ Daya


Jenis Peralatan Ket
o h Alat tipe Kapasitas (Kw)

Air Compressor 250 250/365


1 CFM 1 Airman CFM 60 HP

ARC Welding 230


2 Generator 2 Yanmar 230 ampere ampere

Batching Plant 20
3 M3/Jam 1 Pataud 20 M3/Jam  

4 Bar Cuting Machine 1 Makita dia 13"-32" 3 HP

5 Bar Bending Machine 1 Makita dia 13"-32" 3 HP

6 Bulldozer 2 Komatsu 15 Ton  

7 Bulldozer 1 Komatsu 21 Ton  

8 Concret Pump Truck 1 IHI 30 M3/jam  

9 Concret Vibrator 5 Mikasa 45 mm  

Crane Truck
10 Hydraulic 1 Tadano 20 Ton  

11 Diesel Generator 1 Honda 30 KVA 30 KVA

halaman 35
METODE KONSTRUKSI
Proyek Pembangunan Waduk Rajui
di Kabupaten Pidie Provinsi Nangroe Aceh Darussalam

Bauer BG
12 Drilling Machine 6 14    

Bauer BG
13 Drilling Pump 6 14    

14 Dump Truck 30 Mitsubishi 10 Ton  

15 Excavator / Backhoe 4 Hitachi 0.80 M3  

16 Excavator / Backhoe 8 Komatsu 1,20 M3  

17 Grout Mixer 2 Strobot 2 x 200 Ltr  

Grout Machine/
18 Diesel 2 Strobot 12 Pk  

19 Grouting Pump 2 Strobot    

20 GPS 1      

21 Hand Tamper 2 Mikasa 80 Kg  

22 Jack Hammer 2 Toku 25 Kg  

23 Rock Breaker 3 Krupp 5 ton  

24 Sheepfoot Roller 2 Caterpilar 20 Ton  

25 Theodolite 2 Sokkia    

26 Total Station 1 Top Con    

27 Truck Flat Bed 1 Mitsubishi 4 Ton  

28 Truck Mixer 4 Nissan 8 Ton  

29 Vibrator Roller 2 Sakai 10 Ton  

30 Water Pump 8 Alcon Diameter 3" 5.5 HP

31 Water Tank Truck 4 Mitsubishi 5000 liter  

32 Wheel Loader 2 Hitachi 1,5 m3  

33 Water Pass 2 Top Con    

34 Pompa Air 2 Ebara Diameter 6"  

35 Vibrating Screen 1 Shan Bao 3,5 Deck  

36 Sand Pump 1 Toyo Diameter 6" 15 KW

37 Genset 1 Mercy 65 KVA  

halaman 36
METODE KONSTRUKSI
Proyek Pembangunan Waduk Rajui
di Kabupaten Pidie Provinsi Nangroe Aceh Darussalam

Voest
38 Road Header 1 Alpine   100 KW

38 Crawler Crane 1 Kato 30 Ton

4). Pengadaan dan Pengangkutan Material Utama

halaman 37
METODE KONSTRUKSI
Proyek Pembangunan Waduk Rajui
di Kabupaten Pidie Provinsi Nangroe Aceh Darussalam

Gambar 1. Denah bendungan utama dan bangunan pelengkap

halaman 38
METODE KONSTRUKSI
Proyek Pembangunan Waduk Rajui
di Kabupaten Pidie Provinsi Nangroe Aceh Darussalam

II. METODE PELAKSANAAN

1. Saluran Bangunan Pelimpah (Spillway) dan peredam energi

Gambar 2 . Flow Chart Pekerjaan Spillway

halaman 39
METODE KONSTRUKSI
Proyek Pembangunan Waduk Rajui
di Kabupaten Pidie Provinsi Nangroe Aceh Darussalam

Gambar 3 . Layout Spillway

Pekerjaan pembangunan bangunan pelimpah (spillway) adalah sebagai berikut :


 Pekerjaan Tanah
Yang dimaksud pekerjaan tanah adalah sebagai berikut :
- Galian Tanah Diangkut (0,5 Km s/d 1 Km)
Sebelum pekerjaan dilaksanakan, daerah kerja dibersihkan lebih dahulu dari pepohonan,
semak belukar, sisa-sisa bangunan, sampah, akar-akar pohon, dan semua material
dibuang sesuai dengan tempat yang disepakati oleh Direksi, peralatan yang diperlukan
adalah bulldozer, chain saw, dump truck dan peralatan bantu lainya. Dan apabila
memungkinkan adanya pembakaran, harus diusahakan sedemikian rupa dengan resiko
akibat pembakaran seminimal mungkin.

L oadi ng M aterial D ozing dengan Bul ldo zer


Bunagan di an gkut dengan
dengan Ex cavator
Dump Truck

halaman 40
METODE KONSTRUKSI
Proyek Pembangunan Waduk Rajui
di Kabupaten Pidie Provinsi Nangroe Aceh Darussalam

Gambar 4 . Pembersihan lahan

Apabila diperlukan, sebelum pelaksanaan galian perlu dilakukan pengupasan / stipping


lapisan humus (top soil).

Setelah pelaksanaan pembersihan, pembongkaran dan pengupasan selesai , maka


dilanjutkan dengan pekerjaan galian. Adapun pelaksanaannya adalah sebagai berikut:

Setelah dilakukan pembersihan (land clearing) dan pematokan batas galian, dilakukan
penggalian dengan excavator. Tanah hasil galian akan dikelompokkan menjadi dua
macam yakni tanah yang memenuhi persyaratan sebagai material timbunan dan
material yang tidak memenuhi syarat sebagai material timbunan. Tanah yang dapat
digunakan sebagai material timbunan ditempatkan didekat bagian yang akan ditimbun
(stock pile), diangkut dengan dump truk atau manual dengan gerobak dorong bila
volumenya tidak terlalu besar. Sedang yang tidak dapat digunakan sebagai timbunan
dibuang ke tempat pembuangan (spoil bank) yang disetujui Direksi. Pada lokasi
pembuangan tanah hasil galian diratakan lapis demi lapis secara rapi sehingga tidak
mengakibatkan dampak negatif pada lingkungan disekitarnya.

halaman 41
METODE KONSTRUKSI
Proyek Pembangunan Waduk Rajui
di Kabupaten Pidie Provinsi Nangroe Aceh Darussalam

Gambar 5 . Pekerjaan Galian

- Timbunan Tanah Selektif Dari Hasil Galian Dipadatkan


Setiap tanah urugan akan dibersihkan terlebih dahulu dari akar-akar tumbuhan, kotoran
sampah lainnya. Tanah urugan berasal dari dari jenis tanah butir (tnah ladang atau
berpasir dan berupa bongkaran-bongkaran tanah.

 Setelah pekerjaan struktur selesai maka timbunan kembali (backfilling) dari hasil
galian sesuai dengan batas timbunan yang ditentukan dalam gambar kerja.
 Pemadatan akan dilaksanakan dengan vibro roller atau stamper tergantung pada
luasan area yang akan dibackfilling.
 Pelaksanaan dilakukan secara bertahap lapis demi lapis setebal ± 20 cm.

 Pekerjaan Beton
- Beton Kb.-0 (1:3:5) ( Lantai Kerja spillway)
Untuk menjaga permukaan galian dan kebersihan pelaksanaan struktur Beton Spillway,
dibuatlah lantai kerja. Lantai kerja ini dilaksanakan dengan beton mutu Kb-0. Lantai
kerja dilakukan sesegera mungkin setelah galian selesai dikerjakan. Pelaksanaan
sesegera mungkin untuk menjaga mutu lapisan batuan , sebagai dasar pondasi.
Penurunan mutu disebabkan oleh pelapukan akibat terbukanya lapisan batuan.

Pelaksanaan lantai kerja dilaksanakan dengan ketebalan 10cm, dibuat alur yang lebih
rendah, guna mengalirkan alir permukaan.

- Pekerjaan Pembesian (Ulir)

halaman 42
METODE KONSTRUKSI
Proyek Pembangunan Waduk Rajui
di Kabupaten Pidie Provinsi Nangroe Aceh Darussalam

Besi yang dipergunakan di proyek ini adalah besi deform (ulir), sesuai spesifiksi teknis.

Jauh sebelum pelaksanaan beton, pekerjaan pembesian harus sudah dilakukan


fabrikasi. Fabrikasi material besi berdasarkan bestat pembesian yang mengacu pada
gambar desain. Semua bestat akan dimintakan persetujuan pengerjaannya kepada
direksi.

Besi–besi yang telah di potong bengkok, di tempatkan sesuai bentuk dan diameternya,
untuk memudahkan penelusurannya saat penyetelan di lapangan. Penempatan besi–
besi tersebut akan dilindungi dengan terpal dari panas dan hujan, serta diberi alas.

Saat penyetelan, agar didapat rangkaian yang kokoh dan tegak, maka dibuat semacam
pendukung sementara dari balok kayu.

Penyetelan pembesian dilaksanakan segmen berselang satu segmen secara urut dari
tengah menuju inlet atau outlet.

Setiap persilangan diikat kawat beton, guna menjaga kestabilan rangkaian dan menjaga
jarak antar besi secara tepat.

- Beton Cyclop 1 : 3 : 5 (Mercu)


Pekerjaan Beton Cyclope terdapat pada bangunan mercu saluran pelimpah (spillway).
Tingkat kesulitan pelaksanaan pekerjaan tidak terlalu signifikan permasalahannya, yang
sangat penting diperhatikan adalah dewatering, karena tingkat rembes airnya sangat
tinggi. Sebelum pekerjaan pengecoran dimulai harus mempersiapkan pompa benar-
benar kondisi sehat Komposisi campuran Beton Cyclope adalah 60 % batu mangga yang
diaduk dengan Kerikil dan pasir atau kekuatan beton cyclope dikategorikan antara
komposisi beton dengan pasangan batu kali. Pelaksanaan beton cyclope dilakukan
berhubung batu kali besar atau batu kelapa sulit didapat.

Bahan yang dipergunakan :

 Kerikil

halaman 43
METODE KONSTRUKSI
Proyek Pembangunan Waduk Rajui
di Kabupaten Pidie Provinsi Nangroe Aceh Darussalam

 Batu Mangga (d = ±15 cm)


 Pasir
 Semen
 Air
Peralatan yang diperlukan :

 Concrete Mixer / Truck Mixer


 Kereta Sorong
 Peralatan Tukang Batu
Pelaksanaan :

 Membuat lokasi penumpukan material berdasarkan jenis masing-masing untuk


memudahkan pencampuran atau pengadukan komposisi Beton Cycloop
 Membuat Takaran material berdasarkan ukuran atau dimensi sehinga saat
pencampuran mudah dilaksanakan
 Aduk campuran air, pasir dan semen
 Masukkan campuran kerikil sesuai dengan takaran yang telah ditentukan
 Berikutnya masukkan batu mangga sesuai dengan takaran yang telah ditentukan
 Campuran telah selesai diaduk dengan Truck Mixer lalu tuang ke lokasi yang
akan dicor atau pasang.

- Pekerjaan Beton K225 ( expose ) dan Beton K-350 (lapisan mercu)


Pemasangan bekisting dinding bagian luar dan bagian sekat segmen, juga pembesian
lantai hingga stek dinding, tahapan selanjutnya adalah pengecoran lantai.

Sebelum pelaksanaan pengecoran, diadakan joint inspection untuk memastikan bahwa


pendukung pendukung pekerjaan beton seperti bekisting, besi, decking, kebersihan,
kelengkapan sumberdaya manusia, alat dan bahan telah memenuhi.

halaman 44
METODE KONSTRUKSI
Proyek Pembangunan Waduk Rajui
di Kabupaten Pidie Provinsi Nangroe Aceh Darussalam

Material beton cair didapat dari alat pengaduk yang ada di lapangan, dan di angkut oleh
agitator truck. Sebelum beton dituang terlebih dulu dilakukan tes slump beton, sehingga
memenuhi persyaratan.

Beton dituang dengan hantaran talang yang dibuat agar tidak terjadi segregasi atau
pemisahan agregat halus dan kasar. Penuangan beton dilakukan urut mulai dari
upstream menuju down stream, dan dipadatkan dengan concrete vibrator.

Beton diratakan hingga batas yang ditunjukkan untuk permukaan lantai spillway. Saat
beton mulai mengental, permukaan beton dihaluskan dengan alat roskam / kasut
hingga didapat permukaan yang padat dan rata.

Setelah pengecoran lantai selesai dan kering, maka dilanjutkan dengan penyetelan besi
dinding dan bekisting dinding bagian dalam.

Setelah selesai dilanjutkan dengan pengecoran dinding, hingga beton kering dan
bekisting dapat dilepas.

Semua tahapan pengerjaan beton, apabila beton telah terjadi pengikatan akhir, maka
dilakukan proses curing agar tidak terjAdhi penyusutan akibat hidrasi. Proses curing
dilaksanakan dengan pembasahan permukaan beton selama minimal 2 x 24 jam.

halaman 45
METODE KONSTRUKSI
Proyek Pembangunan Waduk Rajui
di Kabupaten Pidie Provinsi Nangroe Aceh Darussalam

Gambar 6 . Mercu Spillway

 Pekerjaan Saluran Pembuang


Item pekerjaan saluran pembuang adalah sebagai berikut :

- Galian Tanah Diangkut (0,5 Km s/d 1 Km)


(telah dijelaskan item pekerjaan Galian Tanah Diangkut (0,5 km s/d 1 km) pada pekerjaan
Tanah)
- Timbunan Tanah Selektif Dari Hasil Galian Dipadatkan
(telah dijelaskan item pekerjaan timbunan tanah selektif dari hasil galian dipadatkan pada
pekerjaan Tanah)
- Gebalan rumput
Pekerjaan gebalan rumput bertujuan untuk melindungi rawan rusak lereng/tebing oleh
gelombang atau arus air (erosi) gebalan rumput dikerjakan sesuai dengan gambar
rencana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.
Lempengan rumput dipergunakan untuk pelindung tebing pada kondisi baik padat dan
berakar kuat serta panjang potongan lempengan gebalan rumput tidak kurang dari 10
cm.
Pelaksanaan pekerjaan gebalan rumput terdiri dari persiapan, pemotongan, pengangkutan
dan menata lempengan gebalan rumput pada tempatnya, serta memelihara lereng /
tebing sedemikian rupa agar rumput dapat tumbuh normal dan serentak.
Semua bidang yang akan ditutupi dengan gebalan rumput dihaluskan, diratakan sehingga
permukaan yang seragam dan diolah (digemburkan dengan kedalaman 3 cm).
Lempengan gebalan rumput diletkkan berjajar satu sama lain, kemudian dipadatkan
secukupnya dan diperkuat dengan tusuk bambu dengan maksud agar tidak mudah rusak
jika kena hujan, gebalan rumput disusun zigzag.
Pemeliharaan dilakukan pada areal gebalan rumput sampai rumput tumbuh normal dan
serentak.

2. Pekerjaan Bendungan Utama

halaman 46
METODE KONSTRUKSI
Proyek Pembangunan Waduk Rajui
di Kabupaten Pidie Provinsi Nangroe Aceh Darussalam

Data teknis saluran bendungan utama adalah sebagai berikut :


 Type bendungan : urugan random dengan inti tegak
 Tinggi bendungan (H) : +41.20 m
 Elevasi dasar waduk : +33.20 m
 Elevasi tampungan mati (LWL) : +33.00 m
 Elevasi tampungan efektif (NWL) : +57.50 m
 Elevasi Debit Banjir (HWL) : +58.99 m
 Elevasi Puncak (crest) waduk : +61.20 m
 Lebar Puncak (crest) waduk : +10.00 m
 Kemiringan lereng hulu : 1 : 3,25
 Kemiringan lereng hilir : 1 : 2,50

A S BE NDUNGAN
5.0 0
EL. 61 .20
GEBALAN RUMPUT
0 .60
0 .30 2.5
3 4 1 .2 5 2. 50
1 3. 00

3.25 7.5 0 EL. 50.00


1 1 : 0.2 1 : 0.2
2.5
3. 00
2 3 1 1 3 2 1
EL. 40.00
2.5
VA RIASI 1 EL. 34.00
VARIASI
1:1 VARIASI 5
VARIAS I VARIASI 3 PE RMUKAAN TANA H ASLI
V ARIASI
DRAINA SE AIR HUJA N
VARIASI
5.0 0

TYPIKAL POTONGA N MELINTANG BENDUNGA


S, A N

Gambar 7 . Typical Potongan Melintang Bendungan

 Tubuh Bendungan, L = 257.45 m


- Galian Tanah Diangkut (0,5 Km s/d 1 Km)
(telah dijelaskan item pekerjaan Galian Tanah Diangkut (0,5 km s/d 1 km) pada

halaman 47
METODE KONSTRUKSI
Proyek Pembangunan Waduk Rajui
di Kabupaten Pidie Provinsi Nangroe Aceh Darussalam

pekerjaan Tanah)
Untuk memudahkan pelaksanaan dan pengawasan pekerjaan galian maka dibuatkan
patok-patok sebagai batas awal, batas akhir, kemiringan galian dan elevasi
rencana
Profil galian dibuat sedemikian hingga aman dari aktifitas kerja, namun tetap dapat
dipantau dengan mudah. Profil dibuat dari kayu dan papan yang lurus dan
dipasang kokoh.

Flow Chart Pekerjaan Galian Tanah :

START Excavation

Loading
Pengukuran

Hauling
Join Survey

Pemasangan Dumping

Belu
Tidak Ya Cek batas m
Setu galian
- ju
Pekerjaan Timbunan Cuku
END p
Umum

Proyek Waduk Rajui merupakan Proyek Bendungan type urugan batu random
dengan zona inti tegak ditengahnya, Tubuh bendungan Titab terbagi dalam bagian
(zone) yang masing-masing mempunyai material dengan spesifikasi tertentu.
Masing-masing material tersebut memiliki kemampuan yang berbeda-beda untuk

halaman 48
METODE KONSTRUKSI
Proyek Pembangunan Waduk Rajui
di Kabupaten Pidie Provinsi Nangroe Aceh Darussalam

dialiri air rembesan. Bagian-bagian atau zona Bendungan Titab tersebut antara
lain:

- Zona I : Inti Kedap Air


- Zona II : Timbunan Random
- Zona III : Filter Halus
- Zona IV : Batuan Rip Rap
- Zona V : Rock toe (Timbunan Batu)

Timbunan Badan Bendungan

Material pembentuk bendungan merupakan bahan batu atau tanah yang digali dari
daerah di sekitar tempat kedudukan bendungan dengan komposisi menurut
kebutuhan dari masing-masing zone pada bendungan.

- Zona 1 (Inti kedap air)


Material zona I ini berisi bahan yang kedap air, yang berfungsi menahan
rembesan air pada bendungan, dengan persyaratan utama:

 Ukuran butir maksimum 4 cm


 Prosentase berat butiran yang lolos saringan No.200 (0,074 mm) lebih dari
30% dan saringan no.4 minus, lebih daripada 65%.
 Kadar air material rata-rata berkisar antara kadar air optimum dan minus (-
2)% dari kadar air optimum dan berat isi kering tak boleh kurang dari 95%
berat isi kering maksimal.
 Tidak mengandung akar-akar tanaman, tonggak – tonggak kayu , humus
dan kotoran lainnya

Material ini di dapat dari borrow area, pengangkutan menggunakan dump


truck, dengan excavator sebagai alat loading.

halaman 49
METODE KONSTRUKSI
Proyek Pembangunan Waduk Rajui
di Kabupaten Pidie Provinsi Nangroe Aceh Darussalam

MAIN DAM
BORROW AREA Dump Truck Special compact
(Zone 1)

Excavator Bulldozer
Wheel Loader Water tank
Sheepfoot Roller Tamping
rammer
Excavator
Pompa isap ø 6”
Pompa ø 4”

Pemadatan dilakukan dengan 2 cara, yaitu :

a. Pemadatan Biasa
Bila masing-masing lapisan material pada kondisi dengan kadar air
dengan kadar air seperti yang di

perlukan, maka harus dipadatkan untuk mencapai berat isi kering


maksimal 95% dengan tamping roller.

Pemadatan dilakukan 8 kali atau sesuai dengan saran Direksi. Jumlah


dilewati roller harus ditentukan berdasarkan tes pemadatan.

b. Timbunan material zona inti kedap air (zona 1)


Material yang dipilih sampai dengan tebal 30cm diatas permukaan fondasi
bendungan (termasuk kedua abutment) dan disekitar bangunan-
bangunan pelimpah harus material yang lebih halus dan lebih plastis
daripada material di Borrow Area.

Pada timbunan awal fondasi batuan dan pertemuan dengan permukaan


beton, material harus dihampar horizontal yang tebalnya melebihi 6 cm
bila dipadatkan. Material harus mempunyai tingkat kadar air sampai plus
2% dari kadar air optimal dam harus lebih basah daripada yang

halaman 50
METODE KONSTRUKSI
Proyek Pembangunan Waduk Rajui
di Kabupaten Pidie Provinsi Nangroe Aceh Darussalam

dispesifikasikan bagi material zona 1 yang lain yang harus diletakkan pada
timbunan bendungan. Pemadatan harus dilakukan dengan “tamper”
mekanis (dengan tangan) atau alat lain yang disetujui Direksi sehingga
semua permukaan pondasi yang tidak rata dan bias cukup padat terhadap
bangunan-bangunan beton.

Bila material diletakkan terhadap permukaan pondasi yang miring,


material harus ditumpuk miring dan panjangnya tidak boleh lebih dari 2
meter dari dasar pondasi, dengan kemiringan vertikal 1, horizontal 6 atau
lebih curam, agar pemadatan material terhadap permukaan bisa
langsung. Bila ada permukaan pondasi yang tidak rata, pemadatan
material zona kedap air dengan tamper mekanis atau disesuaikan dengan
Spesifikasi

Pekerjaan timbunan zona 1 ini akan dilaksanakan dalam waktu 28 minggu,


dengan analisa seperti berikut ini :

Volume : 295.990 m3

Peralatan Yang Dipakai : Excavator,D. Truck,Buldozer, (1 Exc.= 2


DT= 2Bz)

Jumlah Peralatan : 3 unit

Produktifitas : 74,174 m3/jam

: 519,22 m3/hari

Waktu Yang Dibutuhkan : (Volume / (Jumlah Alat x Produktifitas


Perhari))

: 191 hari = 28 minggu

halaman 51
METODE KONSTRUKSI
Proyek Pembangunan Waduk Rajui
di Kabupaten Pidie Provinsi Nangroe Aceh Darussalam

- Zona 3 (Timbunan Filter/ Pasir)


Pada Proyek Waduk Rajui Zona Filter terdiri dari 2 macam yaitu filter halus
dan filter transisi (kasar), filter halus terdiri dari gabungan gravel dan pasir
bersih (sirtu). Material ini diambil dari deposit quarry, akan tetapi apabila
terdapat lokasi lain yang memenuhi dan dapat digunakan maka dengan
persetujuan direksi akan menggunakan dari lokasi tersebut. Sebelum dibawa
ke lokasi bendungan material ini harus melalui proses penyaringan atau
pengayakan dan proses pencucian, agar tidak terkontaminasi material kasar
diatas diameter yang ditentukan serta material bersih dari kotoran dan
Lumpur dan tanpa kohesi. Diameter terbesar material tidak boleh lebih dari 80
mm dan harus mengandung pecahan yang lolos saringan minus nomor 200
yang jumlahnya kuranag dari 5% dan plus nomor 4 (4,76 mm) kurang dari
35%. Material zona 2C harus bersih tanpa kohesi dan terdiri dari andesit
dengan ukuran partikel maksimum 15 cm dan mengandung pecahan minus
nomor 4 (4,76 mm) sebanyak kurang dari 30%.

Penghamparan dilakukan per layer dengan tebal tidak boleh melebihi 30 cm.
Alat yang digunakan untuk penghamparan material menggunakan Buldozer
sedangkan pemadatannya menggunakan Vibratory Roller.

halaman 52
METODE KONSTRUKSI
Proyek Pembangunan Waduk Rajui
di Kabupaten Pidie Provinsi Nangroe Aceh Darussalam

DT SCREEN PLANT DT STOCK PILE


QUARRY (vibrating screen) &
WASHER
Excavator
Excavator Wheel Loader
Sand Washer
Wheel Loader

DT
MAIN DAM
Bulldozer
Water Tank
Vibro Roller

Pekerjaan timbunan zona 3 ini akan dilaksanakan dalam waktu 12 minggu,


dengan analisa seperti berikut ini :

Volume : 34.812,67 m3

Peralatan Yang Dipakai : Buldozer, V. Roller (Material diterima dilokasi


kerja 1Bz = 1VR)

Jumlah Peralatan : 2 unit

Produktifitas : 31,48 m3/jam

: 220,36 m3/hari

Waktu Yang Dibutuhkan : (Volume / (Jumlah Alat x Produktifitas


Perhari))

: 79 hari = 12 minggu

- Zone 2 (Random Tanah) dari Borrow area dan Hasil Galian


Zona 2 (random tanah) diperoleh dari quarry tanah atau dari hasil galian yang
memebuhi syarat untuk menjadi material random tanah, material dari quarry

halaman 53
METODE KONSTRUKSI
Proyek Pembangunan Waduk Rajui
di Kabupaten Pidie Provinsi Nangroe Aceh Darussalam

tersebut di kumpulkan di stock pile. Kemudian batu pada stock pile tersebut
diangkut ke dump truck menggunakan excavator, untuk diangkut menuju
lokasi bendungan.

STOCK PILE
EXCAVATION
MATERIAL DT
Excavator
MAIN DAM
Bulldozer

BORROW DT
Bulldozer
Vibro Roller

Excavator

Pekerjaan timbunan zona 2 dari Borrow area ini akan dilaksanakan dalam
waktu 31 minggu, dengan analisa seperti berikut ini :

Volume : 32.7866,20 m3

Peralatan Yang Dipakai : Excavator,D. Truck,Buldozer, V. Roller

(1 Exc.= 2 DT= 2Bz = 2VR)

Jumlah Peralatan : 3 unit

Produktifitas : 74,17 m3/jam

: 519,22 m3/hari

halaman 54
METODE KONSTRUKSI
Proyek Pembangunan Waduk Rajui
di Kabupaten Pidie Provinsi Nangroe Aceh Darussalam

Waktu Yang Dibutuhkan : (Volume / (Jumlah Alat x Produktifitas


Perhari))

: 211 hari = 31 minggu

Pekerjaan timbunan zona 2 dari hasil galian akan dilaksanakan dalam waktu
10 minggu, dengan analisa seperti berikut ini :

Volume : 103423,25 m3

Peralatan Yang Dipakai : Excavator,Buldozer,V. Roller

(1 Exc. = 2 Bdz = 2 DT)

Jumlah Peralatan : 3 unit

Produktifitas : 74,17 m3/jam

: 519,22 m3/hari

Waktu Yang Dibutuhkan : (Volume / (Jumlah Alat x Produktifitas


Perhari))

: 67 hari = 10 minggu

- Zona 5 (Zona Timbunan batu).


Material zona random batu segar akan diletakkan pada fondasi bendungan
yang sudah siap. Ukuran dan gradasi material zona random batu segar harus
diperiksa oleh direksi sebelum pelaksanaan pemadatan dilakukan. Material ini
melalui proses yang tidak jauh berdeda dengan filter halus yaitu mellalui
proses screening dan pencucian menggunakan pompa bertekanan

Proses penghamparanya tidak boleh melebihi 30 cm per layer.

halaman 55
METODE KONSTRUKSI
Proyek Pembangunan Waduk Rajui
di Kabupaten Pidie Provinsi Nangroe Aceh Darussalam

STOCK PILE
QUARRY DT DT MAIN DAM

Excavator Bulldozer
Excavator Vibro Roller
Wheel Loader

Pekerjaan timbunan zona 5 dari hasil galian akan dilaksanakan dalam waktu 3
minggu, dengan analisa seperti berikut ini :

Volume : 3.227,41 m3

Peralatan Yang Dipakai : Buldozer, V. Roller

(Material diterima dilokasi kerja 1Bz = 1VR)

Jumlah Peralatan : 1 unit

Produktifitas : 31,48 m3/jam

: 220,36 m3/hari

Waktu Yang Dibutuhkan : (Volume / (Jumlah Alat x Produktifitas


Perhari))

: 15 hari = 3 minggu

- Zone 4 ( Rip rap )


Material rip rap berasal dari quarry atau site lain yang disetujui oleh Direksi.
Gradasi material Zone 4 terdiri dari material yang bergradasi bagus dengan
ukuran partikel lebih dari 30 cm dan kurang dari 100 cm. Pondasi di bawah
Zone 4 dipadatkan dan direkatkan dengan lapisan 1 mengunakan peralatan
bucket excavator. Pendistribusian material Zone 6 tidak berbeda dengan
pedistribusian untuk Zona 4.

halaman 56
METODE KONSTRUKSI
Proyek Pembangunan Waduk Rajui
di Kabupaten Pidie Provinsi Nangroe Aceh Darussalam

QUARRY &
EXCAVATION DT STOCK PILE DT MAIN DAM
MATERIAL

Excavator Excavator Excavator


Air compressor Bulldozer Bulldozer

Pekerjaan timbunan zona 4 dari hasil galian akan dilaksanakan dalam waktu 3
minggu, dengan analisa seperti berikut ini :

Volume : 16.944,52 m3

Produktifitas : 180,28 m3 / Group Alat + Pekerja / hari

Jumlah Group : 1 group

Waktu Yang Dibutuhkan : (Volume / (Jumlah Alat x Produktifitas


Perhari))

: 94 hari = 14 minggu

 Drainase Air Hujan Pada kaki Bendungan


Pekerjaan drainase air hujan pada kaki bendungan (down stream). Item pekerjaannya
adalah sebagai berikut :

- Galian Tanah Diangkut (0,5 Km s/d 1 Km)


(telah dijelaskan item pekerjaan Galian Tanah Diangkut (0,5 km s/d 1 km) pada pekerjaan
Tanah)
- Timbunan Tanah Selektif Dari Hasil Galian Dipadatkan
(telah dijelaskan item pekerjaan timbunan tanah selektif dari hasil galian dipadatkan pada
pekerjaan Tanah)

halaman 57
METODE KONSTRUKSI
Proyek Pembangunan Waduk Rajui
di Kabupaten Pidie Provinsi Nangroe Aceh Darussalam

- Pekerjaan Pasangan Batu Kali 1 : 4


Bahan yang dipergunakan:
o Batu
o Semen
o Pasir
o Air
Peralatan yang diperlukan:

o Concrete Mixer
o Ember
o Bucket
o Talang Kayu
o Peralatan Tukang
Pelaksanaan:

o Material yang dibutuhkan telah tersedia


o Material batu yang digunakan berasal dari sungai atau gunung.
o Pada pasangan batu kali disusun secara rapi dan rapat sedemikian rupa.
Pekerjaan pasangan batu kali menggunakan campuran Pc : Psr = 1 : 4 (1
bagian semen berbanding 4 bagian pasir)
o Buatkan Bowplank untuk pedoman pelaksanaan
o Komposisi campuran telah dipersiapkan
o Peralatan cor telah stand by berdasarkan pengecekan peralatan
o Kondisi Agregat kasar dan halus telah bersih
o Untuk memperlancar pelaksanaan pekerjaan ini, maka sebelum pelaksanaan
pekerjaan ini semua material (semen, pasir, batu kali, air) dilansir/ ditempatkan
sedekat mungkin dengan lokasi pelaksanaan pekerjaan.

halaman 58
METODE KONSTRUKSI
Proyek Pembangunan Waduk Rajui
di Kabupaten Pidie Provinsi Nangroe Aceh Darussalam

- Pekerjaan Plesteran 1 : 3
Pelaksanaan:

o Pekerjaan plesteran dan siaran, menggunakan campuran 1 Pc : 3 Psr untuk


pekerjaan plesteran. Bidang plesteran harus padat merata, dikerjakan lapis demi
lapis hingga memenuhi ukuran sesuai dengan gambar kerja/ gambar rencana
atau minimal 1,5 cm.
o Bidang pasangan batu yang akan diplester dan disiar harus bersih dari kotoran
tanah, lumpur, dan residu, sisa campuarn dan kotoran lainnya yang dapat
mengurangi daya lekat plesteran/ siaran.
o Untuk pekerjaan perbaikan siaran/ plesteran, siaran/ plesteran yang telah rusak
harus dikupas terlebih dahulu hingga permukaan bidangnya kasar dan bersih,
kemudian disiram mortar (air semen) agar pekerjaan siaran/ plesteran yang baru
dapat melekat kuat menjadi satu kesatuan dengan pasangan/ plesteran/ siaran
yang lama.
o Untuk memperlancar pelaksanaan pekerjaan ini, maka sebelum pelaksanaan
pekerjaan ini semua material (semen, pasir, batukali, air) dilansir/ ditempatkan
sedekat mungkin dengan lokasi pelaksanaan pekerjaan ini.

 Perkerasan Puncak Bendungan, L = 257.45 m


Item pekerjaannya adalah sebagai berikut :

- Pekerjaan Paving Block


Bahan yang dipergunakan:

o Paving block
o Pasir
Bahan yang dipergunakan:

o Peralatan tukang batu

halaman 59
METODE KONSTRUKSI
Proyek Pembangunan Waduk Rajui
di Kabupaten Pidie Provinsi Nangroe Aceh Darussalam

o Sekop untuk meratakan pasir


Pelaksanaan:

o Tanah yang dipadatkan harus sesuai dengan elevasi yang diinginkan.


o Di atas tanah yang sudah dipadatkan dihampar pasir yang dipadakan dan
diratakan.
o Dilakukan pemasangan paving block satu persatu, pada sisi paving block dengan
sisi yang lain diberi space 1 cm.
o Pada space yang kosong tersebut diisi dengan pasir.

3. Pekerjaan Instrumentasi
Pekerjaan instrumentasi pada bendungan berupa peralatan – peralatan yang digunakan untuk
memonitor kondisi bendungan, sehingga bisa dideteksi kemungkinan – kemungkinan yang
terjadi seperti tingkat rembesan air, penurunan timbunan dan sebagainya.
Pekerjaan instrumentasi pada pembangunan Waduk Rajui ini terdiri dari :
- Vibrating Wire Piezometer
- Open Stanpipe Piezometer
- Inclinometer dan Settlement
- Alat ukur Rembesan
- Alat ukur Deformasi Eksternal
Semua peralatan instrumentasi ini kecuali alat ukur deformasi eksternal dikerjakan bersamaan
dengan pekerjaan timbunan tubuh bendungan. Pemasangan instrumentasi dilaksanakan
secara bertahap, mengikuti progres pelaksanaan pekerjaan timbunan tubuh bendungan.
Berikut gambar lokasi pemasangan peralatan instrumentasi.

halaman 60
METODE KONSTRUKSI
Proyek Pembangunan Waduk Rajui
di Kabupaten Pidie Provinsi Nangroe Aceh Darussalam

halaman 61
METODE KONSTRUKSI
Proyek Pembangunan Waduk Rajui
di Kabupaten Pidie Provinsi Nangroe Aceh Darussalam

Gambar 8 . Lokasi titik-titik pemasangan instrumentasi (tampak


samping)

Gambar 9 . Lokasi titik-titik pemasangan instrumentasi (melintang)

Gambar 10 . Contoh instrumentasi pengukur rembesan air

Gambar 11 . Contoh instrumentasi Inclinomet

Gambar 12 . Contoh instrumentasi Vibrating Wire Piezometer

halaman 62
METODE KONSTRUKSI
Proyek Pembangunan Waduk Rajui
di Kabupaten Pidie Provinsi Nangroe Aceh Darussalam

III. PENUTUP

Demikian metode pelaksanaan pekerjaan ini untuk dipergunakan sebagai pedoman


pelaksanaan dilapangan proyek Pembangunan Waduk Rajui, namun metoda ini juga masih
akan disesuaikan lagi dilapangan bila ada perkembangan-perkembangan metoda yang lebih
efektif dan perkembangan teknilogi maupun informasi.

Diperiksa oleh : Banda Aceh, Januari 2011


Konsultan Supervisi Waskita – Kumudo Intan KSO
PT. Global Parasindo Jaya

Ir. MARYONO. B YULIANTO


Team Leader Kepala Proyek

Disetujui Oleh :

Pejabat Pembuat Komitmen

halaman 63
METODE KONSTRUKSI
Proyek Pembangunan Waduk Rajui
di Kabupaten Pidie Provinsi Nangroe Aceh Darussalam

Ir. MURADI

NIP :

METODA KONSTRUKSI
PEKERJAAN PEMBANGUNAN WADUK RAJUI
DI KABUPATEN PIDIE

halaman 64
METODE KONSTRUKSI
Proyek Pembangunan Waduk Rajui
di Kabupaten Pidie Provinsi Nangroe Aceh Darussalam

KONTRAKTOR PELAKSANA

PT. WASKITA – KUMUDO INTAN (KSO)

halaman 65

Anda mungkin juga menyukai