Salah satu faktor yang mendukung dalam pelaksanaan proyek secara langsung
adalah tersediannya material yang akan digunakan.
Pengiriman material yang tidak sesuai dengan kebutuhan dan waktu yang
direncanakan, akan membuat produktivitas pekerja menurun karena banyaknya
jam menganggur sehingga menghambat laju pekerjaan.
Keterlambatan dalam pengiriman material ini akan menganggu jadwal yang telah
disusun sebelumnya.
Dampak Keterlambatan Pengiriman Material
1 3
Kontraktor Owner
Berakibat naiknya Kehilangan
overhead penghasilan dari
bangunan
2
Konsultan
Mengalami kerugian
waktu
Faktor-Faktor Resiko Material
Konstruksi
2. Keterbatasan Gudang Penyimpanan Material
Persediaan barang (Inventory) mempunyai efek yang langsung terhadap keuntungan proyek
konstruksi karena jika material datang terlambat maka kontraktor tidak dapat melaksanakan
pekerjaan yang telah dijadwalkan pada hari itu. Akibatnya proyek dapat terlambat dari
jadwal yang telah ditentukan. Dalam aspek pengadaan yang perlu diperhatikan pengendalian
material. Dalam hal ini terjadi kelebihan material (over stock material) atau kekurangan
material (under stock material), yang disebabkan oleh terbatasnya sumber daya yang ada,
antara lain: kapasitas tempat penyimpanan atau gudang yang dimiliki dan ketersediaan
material yang dibutuhkan.
Penumpukan material pada proyek konstruksi mengakibatkan beberapa kerugian. Bila dalam proyek
konstruksi terjadi penumpukan material maka akan terjadi borosnya pemakaian gudang.
Penumpukan material dapat memperbesar kerugian karena kerusakan akibat turunnya kualitas
material. Selain terjadi penumpukan material, kekurangan material dapat mengakibatkan proyek
konstruksi mengalami resiko keterlambatan pada kegiatan pekerjaan, sehingga proyek konstruksi
tidak selesai sesuai dengan time schedule. Berdasarkan hal diatas, maka perlu dilakukan suatu
manajemen persediaan bahan material yang baik, sehingga diharapkan kebijaksanaan persediaan
material dapat digunakan untuk menetapkan dan menjamin tersedianya bahan baku dengan waktu
yang tepat dan kualitas yang baik, sehingga bahan baku dapat selalu terpenuhi dengan biaya
persediaan minimal.
“Oleh karena itu, dari itu untuk menghindari kerusakan tempat penyimpanan
material maka menggunakan gudang penyimpanan material seefektif
mungkin agar gudang penyimpan material tidak mengalami kerusakan.
Disamping itu dapat dilakukan penjadwalan dengan tepat terkait pengadaan
material agar material sesuai dengan kapasitas gudang penyimpanan material
sehingga proyek tidak mengalami penambahan biaya yang menyebabkan
kerugian proyek”.
3. Pemborosan Material (Waste Material)
Material dalam
kontruksi dapat digolongkan menjadi dua bagian besar, yaitu:
04 05 06
Meningkatkan kualitas Menggunakan peralatan Meningkatkan
penyimpanan material kontruksi yang lebih perencanaan dan
efisien pengawasan dalam
pekerjaan
07 08
Meningkatkan koordinasi Praktik manajemen
kontruksi yang baik.
Tindakan Pencegahan Material Waste
09 10 11
Meminimalisir terjadinya Pemberian informasi dan Pembelian material sesuai
perubahan desain detail gambar yang jelas dengan kebutuhan
12 13
Memberikan pelatihan Spesifikasi material yang
kepada personil kontruksi baik dan akurat
terhadap material
04
Material Yang Tidak Sesuai Dengan
Spesifikasi Teknis
Perkiraan pembelian material seharusnya seakurat mungkin sesuai
dengan waktu pelaksanaan pekerjaan pelaksanaan pekerjaan,
khususnya pengadaan, seharusnya dijaga seminimal mungkin.
02
01 Mendatangkan material
dari vendor lain dengan
03
Memasang material spesifikasi yang sama Mengganti material
apa adanya sesuai dengan catatan bahwa yang sesuai
persetujuan owner supplier termasuk
dalam DRM (Daftar
Rekanan Mampu).
5. Kerusakan Material Konstruksi
Dalam tindakan pelaksanaan, konstruksi membutuhkan sumber daya,
antara lain sumber daya tenaga kerja, material, alat dan uang. Sumber
daya tersebut perlu dikelola penggunaannya agar mencapai efisiensi yang
sesuai dengan rencana yang tinggi dalam rangka mencapai rencana yang
telah dibuat. Tujuan dari pengelolaan sumber daya adalah dalam rangka
membatasi/ mengendalikan biaya proyek, yang pada intinya adalah
pengendalian produktivitas dari sumber daya, serta pengendalian dari
sumber daya uang
Faktor yang menyebabkan kerusakan material konstruksi
1. 2.
Transport and delivery (transportasi Penyimpanan
dan pengiriman)
Kerusakan material yang terjadi bisa
Kerusakan material bisa terjadi \ pada dikarena peletakan/penyimpanan
saat melakukan pemindahan material material pada tempat yang tidak sesuai
di dalam lokasi pekerjaan, termasuk atau tertutup terpal terutama untuk
pembongkaran dan peletakan pada material pasir dan batu pecah. atau pada
tempat penyimpanan seperti tempat dalam kondisi tergenang air
mengangkut besi tidak menggunakan terutama untuk material semen, akan
armada yang sesuai pada saat menyebabkan semen rusak dan tidak
dipindahkan. bisa terpakai
Faktor yang menyebabkan kerusakan material konstruksi
3. 4.
Kesalahan pemotongan Pengaruh dari cuaca
Pengaruh dari cuaca menjadi faktor yang
Kerusakan material bisa dominan dan berpengaruh dalam konstruksi.
dihasilkan karena Hujan yang sangat deras dengan diiringi
pemotongan bahan tidak badai akan mengacaukan material konstruksi
sesuai rencana/gambar yang ada di site, seperti patahnya bekisting,
seperti, tiang pancang, mix beton akan menjadi encer, dan tulangan
besi beton, batu bata , baja menjadi berkarat. Cuaca juga dapat
menjadi penyebab adanya delay aktivitas
keramik, dsb
konstruksi. Pekerjaan pengecoran dan
penggalian tidak dapat dilakukan dibawah
hujan lebat dan badai
Usaha usaha untuk meminimalisir terjadinya
kerusakan material adalah dengan melakukan
majemen yang baik terhadap material baik dari
transportasi, tempat penyimpanan yang bagus serta
3 Besarnya pembelian untuk mendapatkan bahan baku dengan harga pembelian yang paling murah.
4 Estimasi tentang fluktuasi bahan baku yang bersangkutan diwaktu yang akan datang.
Spesifikasi Material
Material konstruksi juga memiliki spesifikasi yang bermacam-macam. Misalnya besi
tulangan memiliki beberapa ukuran diantaranya diameter 10
mm, 16 mm, dan 32 mm. Keramik memiliki lebih banyak spesifikasi mulai
dari yang ukuran kecil hingga besar serta pilihan motif yang beraneka warna.
Dalam pelaksanaan proyek, spesifikasi material yang digunakan dapat
mempengaruhi waktu tunggu karena jika material tersebut sulit dicari maka
menyebabkan waktu tunggu pengadaan menjadi relatif lebih lama.
8. Kenaikan Harga Material
(Barrie & Paulson, Jr., 1995)
Fluktuasi harga material dapat dipengaruhi salah satunya oleh kondisi ekonomi negara.
Kenaikan harga material yang tinggi akan membuat pihak kontraktor menunda pengadaan
material. Penundaan bertujuan untuk melakukanpenyesuaian harga, sehingga dapat
dihindari kerugian akibat selisih harga yang besar.
Penyebab terjadinya peningkatan biaya material menurut Hamzah
(1994) antara lain:
a. Inflasi
b. Perubahan dalam situasi pembelian mulai dari estimasi yang telah
disiapkan, bulk material, diskon, kekurangan dan perubahan
jumlah permintaan dengan jumlah material yang ada.
Dalam proses pembelian material, sering kali terjadi
kegagalan atau penyimpangan yang mengakibatkan
terjadinya kenaikan biaya pembelian material. Biaya
pembelian suatu material terdiri dari biaya transportasi
dan pengangkutan (Stukhart, 1995), dimana tinggi
rendahnya harga material tergantung dari penawaran,
kuantitas, waktu pengiriman material serta keinginan
akan waktu pengiriman yang relatif pendek (PMBOK,
2002). Menurut Ahuja (1976) penyebab utama
terjadinya kenaikan/penyimpangan biaya pembelian
material antara lain:
1. Kurang akuratnya perkiraan jumlah pengiriman,
2. Tidak ekonomisnya rencana jumlah pemesanan,
3. Rendahnya waktu pengiriman,
4. Meningkatnya biaya transportasi,
5. Kesalahan dalam pemilihan material,
6. Rendahnya kemampuan pembelian,
8. kesalahan ekspedisi,
9. rendahnya kebijaksanaan dalam pembelian
Dampak dari peningkatan biaya material, diantaranya adalah :
3. Semakin besarnya biaya proyek dan bisa menyebabkan kerugian bagi pihak
kontraktor.
—9 —
Keterlambatan Pengadaan Barang