Anda di halaman 1dari 37

Manajemen Risiko

Dosen Pengampu : Dr. Anita Rauzana, ST., MT


Kelompok 1:
1. Ayu Mahara 1904101010001
2. Anissa Fani Nabila 1904101010003
3. Desy Ramadhani 1904101010004
4. Khairi Musfia 1904101010011
5. Sita Riski 1904101010015
6. Chika Cahya Madani 1904101010017
7. M. Haiqal Rizqan 1904101010035
8. Nabila Fairuz 1904101010036
9. Yumna Amirah Afra 1904101010041
Material Risk Factor
(Faktor Resiko Material)
Definisi Manajemen Risiko

Manajemen risiko merupakan proses


sistematis untuk merencanakan,
mengidentifikasi, menganalisis, dan merespon
risiko proyek.
Tujuannya adalah untuk meningkatkan
peluang dan dampak peristiwa positif, serta
mengurangi peluang atau dampak peristiwa
yang merugikan proyek
3 Hal Penting dalam Manajemen Resiko

Identifikasi, analisis, Pengalokasian Memastikan bahwa


penilaian resiko serta tanggung jawab biaya penanganan resiko
pengendaliannya relatif rendah
Faktor-Faktor Resiko Material
Konstruksi
1. Keterlambatan Pengiriman Material

Salah satu faktor yang mendukung dalam pelaksanaan proyek secara langsung
adalah tersediannya material yang akan digunakan.
Pengiriman material yang tidak sesuai dengan kebutuhan dan waktu yang
direncanakan, akan membuat produktivitas pekerja menurun karena banyaknya
jam menganggur sehingga menghambat laju pekerjaan.

Keterlambatan dalam pengiriman material ini akan menganggu jadwal yang telah
disusun sebelumnya.
Dampak Keterlambatan Pengiriman Material

1 3
Kontraktor Owner
Berakibat naiknya Kehilangan
overhead penghasilan dari
bangunan

2
Konsultan
Mengalami kerugian
waktu
Faktor-Faktor Resiko Material
Konstruksi
2. Keterbatasan Gudang Penyimpanan Material

Persediaan barang (Inventory) mempunyai efek yang langsung terhadap keuntungan proyek
konstruksi karena jika material datang terlambat maka kontraktor tidak dapat melaksanakan
pekerjaan yang telah dijadwalkan pada hari itu. Akibatnya proyek dapat terlambat dari
jadwal yang telah ditentukan. Dalam aspek pengadaan yang perlu diperhatikan pengendalian
material. Dalam hal ini terjadi kelebihan material (over stock material) atau kekurangan
material (under stock material), yang disebabkan oleh terbatasnya sumber daya yang ada,
antara lain: kapasitas tempat penyimpanan atau gudang yang dimiliki dan ketersediaan
material yang dibutuhkan.
Penumpukan material pada proyek konstruksi mengakibatkan beberapa kerugian. Bila dalam proyek
konstruksi terjadi penumpukan material maka akan terjadi borosnya pemakaian gudang.
Penumpukan material dapat memperbesar kerugian karena kerusakan akibat turunnya kualitas
material. Selain terjadi penumpukan material, kekurangan material dapat mengakibatkan proyek
konstruksi mengalami resiko keterlambatan pada kegiatan pekerjaan, sehingga proyek konstruksi
tidak selesai sesuai dengan time schedule. Berdasarkan hal diatas, maka perlu dilakukan suatu
manajemen persediaan bahan material yang baik, sehingga diharapkan kebijaksanaan persediaan
material dapat digunakan untuk menetapkan dan menjamin tersedianya bahan baku dengan waktu
yang tepat dan kualitas yang baik, sehingga bahan baku dapat selalu terpenuhi dengan biaya
persediaan minimal.
“Oleh karena itu, dari itu untuk menghindari kerusakan tempat penyimpanan
material maka menggunakan gudang penyimpanan material seefektif
mungkin agar gudang penyimpan material tidak mengalami kerusakan.
Disamping itu dapat dilakukan penjadwalan dengan tepat terkait pengadaan
material agar material sesuai dengan kapasitas gudang penyimpanan material
sehingga proyek tidak mengalami penambahan biaya yang menyebabkan
kerugian proyek”.
3. Pemborosan Material (Waste Material)

Material dalam
kontruksi dapat digolongkan menjadi dua bagian besar, yaitu:

Consumable Material Non-Consumable Material


01 Merupakan material yang 02 Merupakan material
pada akhirnya akan menjadi
bagian dari struktur fisik penunjang dalam proses
bangunan
kontruksi
Waste material merupakan
bagian dari material yang
tidak terpakai dalam
pelaksanaan proyek
konstruksi dan tidak
menjadi bagian dari
bangunan.
Faktor Penyebab Waste Material
1. Desain
2. Penanganan
3. Pekerja
4. Manajemen konstruksi
5. Pengelolaan sisa material
6. Kondisi lokasi
7. Pengadaan / pembelian
8. Faktor eksternal : cuaca , kecelakaan, pencurian , dan lain lain
Tindakan Pencegahan Material Waste
01 02 03
Dokumen kontrak harus Sikap pekerja yang lebih Pengecekan secara berkala
direncanakan dan berhati-hati dalam kuantitas dan volume
dimonitoring dengan baik penanganan material material secara tepat

04 05 06
Meningkatkan kualitas Menggunakan peralatan Meningkatkan
penyimpanan material kontruksi yang lebih perencanaan dan
efisien pengawasan dalam
pekerjaan
07 08
Meningkatkan koordinasi Praktik manajemen
kontruksi yang baik.
Tindakan Pencegahan Material Waste

09 10 11
Meminimalisir terjadinya Pemberian informasi dan Pembelian material sesuai
perubahan desain detail gambar yang jelas dengan kebutuhan

12 13
Memberikan pelatihan Spesifikasi material yang
kepada personil kontruksi baik dan akurat
terhadap material
04
Material Yang Tidak Sesuai Dengan
Spesifikasi Teknis
Perkiraan pembelian material seharusnya seakurat mungkin sesuai
dengan waktu pelaksanaan pekerjaan pelaksanaan pekerjaan,
khususnya pengadaan, seharusnya dijaga seminimal mungkin.

Dampak yang dapat terjadi jika material tidak sesuai spesifikasi:


reject dari owner. Sehingga:
• penundaan waktu pelaksanaan pekerjaan
• keterlambatan waktu penyelesaian pekerjaan
Tindakan Preventif yang dapat dilakukan untuk menghindari terjadinya
resiko:

Melakukan perencanaan Dilakukan Inspeksi setiap


01 material schedule secara
rinci sesuai dengan
03 material yang datang jika
tidak memenuhi maka
scope/lingkup pekerjaan dikembalikan

Dalam klausul kontrak


02 Dilakukan Peninjauan
sebelum barang dikirim 04 harus dicantum secara jelas
mengenai kuantitas
material
Tindakan Korektif yang dapat dilakukan jika resiko tersebut terjadi:

02
01 Mendatangkan material
dari vendor lain dengan
03
Memasang material spesifikasi yang sama Mengganti material
apa adanya sesuai dengan catatan bahwa yang sesuai
persetujuan owner supplier termasuk
dalam DRM (Daftar
Rekanan Mampu).
5. Kerusakan Material Konstruksi
Dalam tindakan pelaksanaan, konstruksi membutuhkan sumber daya,
antara lain sumber daya tenaga kerja, material, alat dan uang. Sumber
daya tersebut perlu dikelola penggunaannya agar mencapai efisiensi yang
sesuai dengan rencana yang tinggi dalam rangka mencapai rencana yang
telah dibuat. Tujuan dari pengelolaan sumber daya adalah dalam rangka
membatasi/ mengendalikan biaya proyek, yang pada intinya adalah
pengendalian produktivitas dari sumber daya, serta pengendalian dari
sumber daya uang
Faktor yang menyebabkan kerusakan material konstruksi

1. 2.
Transport and delivery (transportasi Penyimpanan
dan pengiriman)
Kerusakan material yang terjadi bisa
Kerusakan material bisa terjadi \ pada dikarena peletakan/penyimpanan
saat melakukan pemindahan material material pada tempat yang tidak sesuai
di dalam lokasi pekerjaan, termasuk atau tertutup terpal terutama untuk
pembongkaran dan peletakan pada material pasir dan batu pecah. atau pada
tempat penyimpanan seperti tempat dalam kondisi tergenang air
mengangkut besi tidak menggunakan terutama untuk material semen, akan
armada yang sesuai pada saat menyebabkan semen rusak dan tidak
dipindahkan. bisa terpakai
Faktor yang menyebabkan kerusakan material konstruksi

3. 4.
Kesalahan pemotongan Pengaruh dari cuaca
Pengaruh dari cuaca menjadi faktor yang
Kerusakan material bisa dominan dan berpengaruh dalam konstruksi.
dihasilkan karena Hujan yang sangat deras dengan diiringi
pemotongan bahan tidak badai akan mengacaukan material konstruksi
sesuai rencana/gambar yang ada di site, seperti patahnya bekisting,
seperti, tiang pancang, mix beton akan menjadi encer, dan tulangan
besi beton, batu bata , baja menjadi berkarat. Cuaca juga dapat
menjadi penyebab adanya delay aktivitas
keramik, dsb
konstruksi. Pekerjaan pengecoran dan
penggalian tidak dapat dilakukan dibawah
hujan lebat dan badai
Usaha usaha untuk meminimalisir terjadinya
kerusakan material adalah dengan melakukan
majemen yang baik terhadap material baik dari
transportasi, tempat penyimpanan yang bagus serta

Solusi upaya yang dapat dilakukan untuk meminimalisir

dan kerusakna material dalam sebuah konstruksi

penaganannya melibatkan baik dari konsep desain maupun


teknologi serta pemilihan material. Dengan
penaganan material yang baik dapat meminimalisir
kerusakan material, serta biaya dan waktu pada saat
pembangunan konstruksi.
06 Ketidakpastian Persediaan Material
Inventory adalah suatu teknik untuk memanajemen material, yang
berkaitan dengan persediaan. Dalam dataran teknis, inventory adalah
suatu teknik yang berkaitan dengan penetapan terhadap besarnya
persediaan bahan yang harus diadakan untuk menjamin kelancaran
dalam kegiatan operasi produksi serta menetapkan jadwal pengadaan
dan jumlah kebutuhan yang harus dipesan merupakan pertanyaan dasar
yang harus terjawab dalam pengendalian .
Yang termasuk dalam inventory adalah Menghadapi ketiga unsur ketidakpastian
1. Bahan baku atau bahan mentah atau raw tersebut, pihak perusahaan harus melakukan
materials. manajemen persediaan proaktif, dalam arti
2. Barang dalam proses atau barang setengah mampu untuk mengantisipasi keadaan maupun
jadi atau work in process. menghadapi tantangan dalam manajemen
3. BarangJadi atau finished good. perusahaan. Tantangan tersebut berkaitan erat
dengan tujuan diadakannya persediaan, yaitu:
Perusahaan atau organisasi memerlukan
1. Untuk memberikan layanan yang terbaik
persediaan dikarenakan 3 alasan berikut: kepada pelanggan.
1. Adanya unsur ketidakpastian permintaan 2. Untuk memperlancar proses produksi.
(permintaan yang mendadak). 3. Untuk mengantisipasi kemungkinan
2. Adanya unsur ketidakpastian dari pasokan terjadinya kekurangan persediaan (stock out).
supplier. 4. Untuk menghadapi fluktuasi harga.
3. Adanya unsur ketidakpastian tenggang
waktu pemesanan
Pencapaian tujuan tersebut, menimbulkan konsekuensi bagi perusahaan, yaitu harus menanggung biaya maupun
resiko yang berkaitan dengan keputusan persediaan. Oleh karena itu, sasaran akhir dari manajemen persediaan
adalah menghasilkan keputusan tingkat persediaan, yang menyeimbangkan tujuan diadakannya persediaan dengan
biaya yang dikeluarkan. Dengan kata lain,sasaran akhir manajemen persediaan adalah untuk meminimumkan total
biaya dalam perubahan tingkat persediaan.
Adapun besar kecilnya persediaan bahan baku yang dimiliki oleh perusahaan ditentukan berbagai faktor, yaitu :
1 Volume pemesanan yang dibutuhkan untuk melindungi perusahaan terhadap gangguan kehabisan persediaan yang akan dapat
menghambat atau menggangu jalannya proses produksi.

2 Volume produksi yang direncanakan tergantung volume sales yang direncanakan.

3 Besarnya pembelian untuk mendapatkan bahan baku dengan harga pembelian yang paling murah.

4 Estimasi tentang fluktuasi bahan baku yang bersangkutan diwaktu yang akan datang.

5 Peraturan-peraturan pemerintah yang menyangkut persediaan material.

6 Harga pembelian bahan baku.

7 Biaya penyimpanan dan resiko penyimpanan di gudang.

8 Tingkat kecepatan material menjadi rusak atau turun kualitasnya.


7. Perubahan Pada Spesifikasi Peralatan Dan Material.
Perubahan pada spesifikasi peralatan dan material. Dalam pelaksanaan proyek perubahan spesifikasi
untuk item pekerjaan maupun desain sangat berpengaruh untuk pelaksanaan sehingga adanya perubahan
spesifikasi dapat terjadi adanya penambahan biaya yang tidak terduga dari kontraktor. Menurut
Mulholland dan Christian (1999,hal 14-15) Risiko -risiko yang mengakibatkan keterlambatan pada
proyek konstruksi pada tahap procuremebt salah satunya adalah adanya perubahan spesifikasi yang
mempengaruhi pembuatan material yang tejadi pada tahap expediting dan pembelian. Hal ini dikuatkan
pakar karena dalam pelaksanaanya dengan adanya overlap aktivitas maka bagian procurement harus
sudah mulai berjalan sebelum pekerjaan desain pada bagian engineering selesai, hal itulah yang
menyebabkan adanya perubahan spesifikasi. Sehingga karena adanya perubahan tersebut maka cost tidak
mencukupi atau tidak sesuai margin.
Dampak dari perubahan spesifikasi ini maka perubahan spesifikasi peralatan harus
dikomunikasikan pada vendor untuk mendapat revisi penawaran dimana ada penambahan biaya
untukpenyesuaian sehingga mengakibatkan kenaikan biaya yang tidak sesuai anggaran .
Kenaikan biaya tersebut dapat meningktakan biaya yang digunakan diproyek.

Spesifikasi Material
Material konstruksi juga memiliki spesifikasi yang bermacam-macam. Misalnya besi
tulangan memiliki beberapa ukuran diantaranya diameter 10
mm, 16 mm, dan 32 mm. Keramik memiliki lebih banyak spesifikasi mulai
dari yang ukuran kecil hingga besar serta pilihan motif yang beraneka warna.
Dalam pelaksanaan proyek, spesifikasi material yang digunakan dapat
mempengaruhi waktu tunggu karena jika material tersebut sulit dicari maka
menyebabkan waktu tunggu pengadaan menjadi relatif lebih lama.
8. Kenaikan Harga Material
(Barrie & Paulson, Jr., 1995)
Fluktuasi harga material dapat dipengaruhi salah satunya oleh kondisi ekonomi negara.
Kenaikan harga material yang tinggi akan membuat pihak kontraktor menunda pengadaan
material. Penundaan bertujuan untuk melakukanpenyesuaian harga, sehingga dapat
dihindari kerugian akibat selisih harga yang besar.
Penyebab terjadinya peningkatan biaya material menurut Hamzah
(1994) antara lain:
a. Inflasi
b. Perubahan dalam situasi pembelian mulai dari estimasi yang telah
disiapkan, bulk material, diskon, kekurangan dan perubahan
jumlah permintaan dengan jumlah material yang ada.
Dalam proses pembelian material, sering kali terjadi
kegagalan atau penyimpangan yang mengakibatkan
terjadinya kenaikan biaya pembelian material. Biaya
pembelian suatu material terdiri dari biaya transportasi
dan pengangkutan (Stukhart, 1995), dimana tinggi
rendahnya harga material tergantung dari penawaran,
kuantitas, waktu pengiriman material serta keinginan
akan waktu pengiriman yang relatif pendek (PMBOK,
2002). Menurut Ahuja (1976) penyebab utama
terjadinya kenaikan/penyimpangan biaya pembelian
material antara lain:
1. Kurang akuratnya perkiraan jumlah pengiriman,
2. Tidak ekonomisnya rencana jumlah pemesanan,
3. Rendahnya waktu pengiriman,
4. Meningkatnya biaya transportasi,
5. Kesalahan dalam pemilihan material,
6. Rendahnya kemampuan pembelian,
8. kesalahan ekspedisi,
9. rendahnya kebijaksanaan dalam pembelian
Dampak dari peningkatan biaya material, diantaranya adalah :

1. Terlambatnya penyelesaian proyek karena adanya kekurangan material akibat


inventory control yang kurang baik terhadap persediaan material;

2. Meningkatnya biaya karena mengikuti kondisi perekonomian akibat dari


perubahan kondisi perekonomian;

3. Semakin besarnya biaya proyek dan bisa menyebabkan kerugian bagi pihak
kontraktor.
—9 —
Keterlambatan Pengadaan Barang

Permasalahan pengadaan material


• Dampak yang ditimbulkan : start pekerjaan terlambat
• Tindakan preventif yang dapat dilakukan untuk menghindari
terjadinya resiko ini adalah : Membuat Purchase Order (PO)
material – material yang sulit ke beberapa supplier
• Tindakan Korektif :
Mengajukan surat ke owner mengenai kejelasan spesifikasi
material.
Memperpendek durasi pekerjaan
Penyebab material tidak tersedia : Dari aspek teknis kontraktor, yaitu:
• Kurangnya koordinasi dan komunikasi antara
Dari aspek aktivitas : devisi-devisi yang terkait dengan proses pengadaan
• Aktivitas yang dimajukan waktu pelaksanaannya material
• Aktivitas yang terlalu cepat selesai • Material mengalami kerusakan atau hilang
• Kualitas staf pengadaan material yang kurang baik
Dari aspek engineer : • Jumlah staf yang kurang sehingga control penyalur
Penundaan pesetujuan terhadap gambar kurang diperhatikan
kerja/contoh material yang terlalu lama
Dari aspek nonteknis :
Dari aspek penyalur : • Terjadi kecelakaan saat pengiriman material
• Material dikembalikan karena kualitasnya tidak • Terjadi pemogokan buruh atau angkutan
memenuhi spesifikasi yang telah ditentukan • Masalah cuaca
• Terjadi penundaan pada pengiriman • Terjadi bencana alam
• Terjadi hambatan pada proses pabrikasi • Pengadaan material diatur oleh pemilik proyek
• Ada unsur kesengajaan dari penyalur untuk
menahan material
10. Kesulitan Mencari Material
Setiap daerah memiliki tingkat kesulitan tersendiri dalam
memenuhi ketersedian material konstruksi. Hal ini dapat
disebabkan oleh :
1. Kondisi geografis yang berbeda
2. Harga material yang cukup mahal di daerah tersebut
3. Kurangnya pengetahuan akan SDM dan SDA setempat

Guna mengatasi faktor risiko tersebut, maka dapat ditempuh


cara-car berikut :
1. Mencari alternatif lain sebagai pengganti material yang
tentunya aman dan teruji berpedoman SNI.
2. Memasok material dari daerah dengan harga lebih rendah
namun tetap mempertimbangkan aspek biaya pengangkutan
dan waktu
Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan mengenai faktor
risiko material. Dapat teridentifikasi kurang lebih
ada beberapa faktor risiko yang sangat berpengaruh
terhadap proyek konstruksi.
Oleh karena itu, harus dilakukan respon resiko
(penanganan) berupa tindakan korektif dan tindakan
preventif yang tepat untuk setiap faktor risiko yang
terjadi.
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai