Anda di halaman 1dari 7

MUH.

ASWAR/ 311 12 014


ANDY TERRY YUDHA W/ 311 11 020

BAB II

DASAR TEORI

Pengendalian proyek konstruksi adalah usaha yang sistematis untuk menentukan


standar yang sesuai dengan sasaran perencanaan, merancang sistem informasi,
membandingkan pelaksanaan dengan standar, menganalisis kemungkinan adanya
penyimpangan antara pelaksanaan dan standar, kemudian mengambil tindakan pembetulan
yang diperlukan agar sumber daya digunakan secara efektif dan efisien dalam rangka
mencapai sasaran menurut R.J. Mockler, 1972, dalam Imam Soeharto (1997).
Dengan demikian diperlukan berbagai cara untuk mengendalikan suatu proyek agar
dapat lebih efisien dalam pengelolaan proyek. Adapun cara – cara yang dapat dilakukan
dalam mengendalikan biaya, mutu dan waktu dalam suatu proyek yaitu :

1. Memaksimalkan kemampuan dari setiap personil proyek.


2. Memaksimalkan Penggunaan software seperti Microsoft Project, Auto Cad, dan
lain-lain.
3. Pemilihan peralatan yang tepat, baik dari segi jumlah dan jenis perlatan yang akan
digunakan.
4. Memilih pekerja yang memiliki keterampilan yang baik dan harus sesuai dengan
jumlah pekerja yang dibutuhkan.
5. Selalu melakukan rapat intern yang membahas progres, kendala-kendala, dan
kostumer komplain.
2.1 Pengendalian waktu, biaya dan kualitas

Manajemen Proyek konstruksi merupakan suatu kegiatan yang hanya suatu kali
terjadi dan berjangka pendek yang bermanfaat dalam proses mengolah sumber daya
proyek.dalam mencapai sasaran proyek konstruksi terdapat 3 faktor yang membuat suatu
proyek dapat berjalan yang merupakan parameter penting bagi penyelenggaraan proyek yang
sering diasosiasikan sebagai sasaran proyek.

Adapun Langkah pertama dalam membuat strategi pembangunan adalah menentukan


jadwal pelaksanaan. Tanpa jadwal pelaksanaan, manajemen proyek tidak bisa memonitoring
jalannya proyek, dengan jadwal pelaksanaan, manajemen dapat menemukan potensi masalah

6| LAPORAN PRAKTEK
KERJA LAPANGAN
MUH. ASWAR/ 311 12 014
ANDY TERRY YUDHA W/ 311 11 020

yang akan dihadapi, dan segera mencari solusi untuk mengatasinya. Jadwal pelaksanaan
dibuat dengan memperhatikan beberapa faktor yaitu :

1. Kapasitas pekerjaan
2. Tingkat kesulitan dari pembangunan
3. Tingkat kesulitan dalam memperoleh material sesuai dengan spesifikasi.
4. Kondisi lokasi proyek
5. Alur suplai material
6. Peralatan pendukung bangunan
7. SDM (Sumber Daya Manusia)
8. Biaya pembangunan
9. Aliran dana pembangunan
10. Kualitas pembangunan
11. Waktu pembangunan

Output yang didapat dari Jadwal pelaksanaan adalah jalur kritis pelaksanaan Critical Path
Method (CPM), Bobot pekerjaan dan kurva S.

2.1 Jalur kritis / Critical PathMethod (CPM)


Jalur kritis/CPM merupakan kontrol dari jadwal pelaksanaan, dengan menggunakan
CPM pengendalian terhadap waktu, biaya, dan kapasitas pekerjaan agar efisien dan efektif.
Ketiga elemen tersebut tidak dapat dipisahkan karena saling berpengaruh terhadap jalannya
proyek, untuk mengatasi ketimpangan jalannya suatu proyek diperlukan suatu analisis
terhadap proyek tersebut untuk mendapatkan solusi pemecahan masalah yang terjadi. Secara
keseluruhan performa Proyek Pembangunan Bambuden Restaurant dapat dikategorikan
sangat kritis, karena mengalami beberapa hambatan antara lain keterlambatan material tiba
dilokasi, kekurangan material, dan cuaca.

2.2 Perencanaan Site / Tata Letak Site


Perencanaan site merupakan salah satu bagian dalam membuat jadwal pelaksanaan
pekerjaan. Perencanaan site memerlukan analisis tersendiri terhadap lokasi pekerjaan.

Beberapa faktor yang perlu diperhatikan adalah :

1. Tingkat kesulitan dalam pencapaian lokasi proyek.


2. Kontur pada lokasi dan sekeliling proyek.
7| LAPORAN PRAKTEK
KERJA LAPANGAN
MUH. ASWAR/ 311 12 014
ANDY TERRY YUDHA W/ 311 11 020

3. Tingkat kesulitan dalam mensuplai material ke lokasi proyek.


4. Keadaan sekeliling lokasi proyek dilihat dari faktor sosial, ekonomi, budaya
5. Keamanan lokasi proyek.
6. Kenyamanan warga di sekitar lokasi dengan berlangsungnya kegiatan pelaksanaan
proyek.

Dalam perencanaan site akan diperoleh :

1. Positioning Direksi keet.


2. Positioning Gudang material tertutup dan terbuka
3. Positioning pos jaga
4. Positioning pos pekerja
5. Sirkulasi pengiriman barang ke lokasi proyek
6. Sirkulasi material di lokasi proyek

Sirkulasi suplai material ke lokasi proyek dan sirkulasi material di lokasi proyek harus
di rancang sedemikian rupa sehingga alur produksi menjadi efesien dan efektif serta tidak
mengganggu sirkulasi lingkungan umum di sekitar proyek.

Untuk mobilisasi dan demobilisasi material finishing menggunakan alat bantu


Alimak, dan untuk mobilisasi dan demobilisasi material besar menggunakan Tadano (seperti
pekerjaan pengecoran dan besi beton).

Produksi yang efisien dan efektif dipengaruhi pula oleh tenaga kerja yang produktif,
pengiriman material yang tepat waktu dan memenuhi spesifikasi, peralatan yang mendukung
pekerjaan. Tujuan dari produksi yang efisien akan menghasilkan hasil yang maksimal, untuk
mencapai tujuan tersebut diperlukan suatu metoda pelaksanaan yang tepat.

2.3 Administrasi Proyek

Manajemen yang baik tidak akan berjalan tanpa dukungan dari sistem administrasi
proyek yang baik pula. Lingkup administrasi proyek dapat dibagi 2 yaitu :
a. Administrasi teknis

Meliputi pelaporan pelaksanaan pekerjaan yang terdiri dari :

1. Laporan harian pelaksanaan


2. Laporan mingguan pelaksanaan
8| LAPORAN PRAKTEK
KERJA LAPANGAN
MUH. ASWAR/ 311 12 014
ANDY TERRY YUDHA W/ 311 11 020

3. Laporan bulanan pelaksanaan


4. Progress pekerjaan
5. Dokumentasi pekerjaan
6. Pendataan material dan alat yang digunakan

b. Administrasi umum

Meliputi :

1. Proses penagihan berdasarkan informasi dari administrasi teknis


2. Penanganan masalah social dengan lingkungan sekitar
3. Hubungan dengan kelembagaan dan institusi yang berkaitan dengan proyek
4. Pengendalian SDM proyek

2.4 Pengendalian Material

Setiap pengiriman material ke lokasi proyek harus mendapat persetujuan dan


pemeriksaan dari konsultan pengawas. Pengiriman material dengan menggunakan alat
transportasi horizontal harus memperhitungkan kekuatan jalan di lokasi proyek dan harus
dilaporkan kedatangan alat transportasi tersebut kepada pihak keamanan proyek untuk
mendapatkan ijin memasuki lokasi proyek.

Pengiriman material ke lokasi harus mengikuti tata tertib proyek yang dikeluarkan
bersama Konsultan pengawas dan pemilik proyek seperti :

1. Waktu pengiriman material ke lokasi proyek.


2. Kapasitas alat transportasi yang diijinkan
3. Kelayakan alat transportasi
4. Laporan kedatangan material kepada pihak keamanan proyek

Penempatan material harus disesuaikan, material alam di tempatkan pada gudang


terbuka yang dibuat sedemikian rupa sehingga tidak bercampur dengan
tanah/Lumpur/sampah, sedangkan material yang tidak bisa terkena cuaca secara langsung
ditempatkan di gudang tertutup. Penempatan material harus mengikuti perencanaan site yang
telah ditentukan untuk menjamin terjadinya produksi yang efisien and efektif.

9| LAPORAN PRAKTEK
KERJA LAPANGAN
MUH. ASWAR/ 311 12 014
ANDY TERRY YUDHA W/ 311 11 020

2.5 Pengendalian Peralatan

Pelaksanaan proyek memerlukan banyak peralatan sehingga diperlukan suatu


pengendalian sehingga penggunaan peralatan menjadi efisien. Jadwal peralatan disusun
berdasarkan jadwal pelaksanaan yang telah ditetapkan, peralatan yang akan digunakan
disiapkan 1 – 2 hari sebelum pekerjaan tersebut dilaksanakan. Peralatan dibagi menjadi 3
bagian yaitu :

1. Alat Pokok/utama
2. Alat Ukur
3. Alat Bantu

2.6 Tahapan Pelaksanaan Proyek

Selain dari persoalan pengendalian proyek, hal yang perlu diperhatikan yaitu
pelaksanaan pembangunan konstruksi gedung mencakup suatu bidang pekerjaan yang
kompleks. Banyak tahapan-tahapan yang harus dilalui dalam pelaksanaan pembangunan
konstruksi gedung. Tahapan-tahapan ini saling berkaitan satu dengan yang lainnya dalam
menciptakan suatu bangunan gedung yang aman secara efektif dan efisien. Tahapan-tahapan
tersebut antara lain sebagai berikut :

1. Standar yang Berlaku


Semua pekerjaan harus dilaksanakan dengan memenuhi persyaratan teknis dalam
persyaratan Normanisasi Indonesia (NI). Standar Indonesia Indonesia (SII) dan
Peraturan-peraturan nasional maupun peraturan setempat lainnya yang berlaku atas
jenis-jenis yang bersangkutan antara lain :
a. NI - 2 (1971) PBBI
b. NI - 3 (1970) Peraturan umum untuk bahan bangunan di Indonesia
c. NI - 8 (1974) Peraturan semen Portland Indonesia
d. NI - 5 (1961) Peraturan konstruksi kayu Indonesia
2. Merek-Merek Dagang
Pemborong boleh mengusulkan merek lainnya yang setara dalam mutu, model, bentuk
jenis setelah mendapatkan persetujuan dari perencana dan Konsultan Pengawas dan
Pemberi Tugas. Bila mana diusulkan dengan merek lain, maka yang diusulkan adalah
10 | L A P O R A N P R A K T E K
KERJA LAPANGAN
MUH. ASWAR/ 311 12 014
ANDY TERRY YUDHA W/ 311 11 020

setara atau lebih baik melalui data teknis pengujian bahan dari lembaga pengujian
bahan yang disetujui Pemberi Tugas, Konsultan Perencana dan Konsultan Pengawas.

3. Data Umum Lapangan Kerja


Titik-Titik Ukur
a. Jika terdapat perbedaan ukuran antara gambar-gambar utama dengan gambar-
gambar perincian, maka yang mengikat adalah ukuran-ukuran pada gambar
utama. Dimana sebagai ukuran pokok kurang lebih 0,00 (titik duga pokok = titik
nol) ditentukan kemudian oleh tanda-tanda tersebut dari patok-patok beton yang
permanen diatas halaman pembangunan.
b. Penetapan ukuran dan dan sudut-sudut siku dapat mempergunakan alat-alat
waterpass dan theodolit.
c. Pada pelaksanaan pengukuran, level lantai dasar bangunan sebelah kiri banggunan
adalah setinggi ±0.00 m dari permukaan jalan Metro Tanjung Bunga dan dari sisi
kanan bangunan setinggi ±0.80 dan peil lantai ±0,00 yang dijadikan pegangan
pada waktu pelaksanaan.
4. Pengukuran Lapangan dan Pematokan
5. Pekerjan Persiapan
Adapun pekerjaan persiapan yang dilaksanakan adalah :
a. Pemberitahuan
Pelaksana pekerjaan harus memberitahukan kepada Konsultan Pengawas sebelum
memulai pekerjaan persiapan guna pemeriksaan awal dan izin pelaksanaan
pekerjaan waktu pemberitahuan 2 x 24 jam sebelum memulai pekerjaan.
b. Direksi Keet
Letak pembuatan Direksi Keet berada ditempat yang strategis sehingga mudah
dalam mengawasi pekerja bangunan. Dimana Direksi Keet berukuran 4 x 8 meter
yang terdiri dari ruang kerja Pemborong Pekerjaan/Kontraktor/sub Kontraktor,
Konsultan Pengawas dan ruang rapat dengan daya tampung 20 orang.
c. Gudang dan Los Kerja
Pembuatan gudang dan los kerja berada ditempat yang tidak mengganggu
kegiatan pekerjaan konstruksi dan barang-barang yang berada didalamnya
terhindar dari kerusakan akibat dari panas matahari, hujan dan lainnya.
d. Papan Nama Proyek

11 | L A P O R A N P R A K T E K
KERJA LAPANGAN
MUH. ASWAR/ 311 12 014
ANDY TERRY YUDHA W/ 311 11 020

Papan nama proyek ditempatkan pada posisi depan lokasi pekerjaan sehingga
dapat terlihat dan terbaca dari lingkungan luar site.
e. Pagar Proyek
Pagar proyek direncanakan dipasang disisi jalan mengelilingi lokasi pembangunan
untuk melindungi kegiatan kerja dilapangan dari lingkungan luar.
f. Air Kerja dan Listrik Kerja
Pelaksana pekerjaan wajib menyediakan air kerja dan listrik kerja untuk kegiatan
pelaksanaan.
g. Mobilisasi dan Demobilisasi
Kegiatan Mobilisasi dan Demobilisasi dapat disesuaiakan dengan prosedur dan
schedul yang dibuat oleh pelaksana.
h. Pekerjaan Lapangan
i. Pekerjaan Pemborongan dan Pembersihan
j. Penggalian dan Penimbunan Kembali.

6. Syarat – Syarat Pelaksanaan

1. Semua bahan – bahan yang akan digunakan dalam pekerjaan ini sebelum dipasang
terlebih dahulu diserahkan contoh – contohnya kepada direksi pengawas untuk
mendapat persetujuan.
2. Apabila dianggap perlu direksi pengawas dapat meminta untuk mengadakan test
laboratorium yang dilakukan terhadap contoh – contoh bahan yang diajukan sebagai
dasar persetujuan.
3. Material lain yang belum terdapat dalam persyaratan diatas, tetapi diperlukan untuk
penyelesaian pekerjaan dalam bagian ini harus kualitas terbaik dari jenisnya dan harus
disetujui oleh direksi.
4. Seluruh rangka ruang menumpu pada kolom – kolom beton melalui ball joint khusus
yang diangkut ke bagian atas dari kolom sesuai dengan gambar.
5. Ukuran dari unit – unit yang dipasang sesuai dengan yang disebutkan dalam gambar.
6. Pemasangan atap dari metal sheet bergelombag menumpu diatas gording baja kanal
yang ukurannya sesuai dengan gambar.
7. Pekerjaan harus dikerjakan oleh tenaga – tenaga yang terampil / ahli dengan hasil
yang baik dan sempurna.

12 | L A P O R A N P R A K T E K
KERJA LAPANGAN

Anda mungkin juga menyukai