Anda di halaman 1dari 25

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan Negara kepulauan dan masih kategori Negara
berkembang maka untuk menuju Negara maju maka diperlukan pembangunan
infrastruksur dari berbagai bidang seperti Jembatan, Jalan , Dermaga dan lainnya
sesuai dengan program pemerintah sekarang ini. Membangunan infrastruktur ini harus
dilakukan secara terencana dan tepat waktu . Manajemen pelaksanaan proyek harus
terukur dan tepat sasaran.
Manajemen pelaksanaan sangat penting dalam pelaksanaan proyek konstruksi
sebab banyak terjadi di daerah – daerah bahkan di kota padang sendiri pekerjaan yang
sering mengalami keterlambatan yang mengakibatkan kerugian dikontraktor sendiri
sebab kalau pekerjaan terlambat akan di denda, bahkan berdasarkan hasil tinjauan
kelapangan pekerjaan sampai diputus kontrak sehingga jaminan pelaksanaan diklaim
maka yang rugi adalah pelaksana atau kontraktor sendiri.
Pemahaman konstruksi dapat dibagi dalam dua kelompok, yaitu teknologi
konstruksi dan manajemen konstruksi. Kedua hal tersebut saling berkaitan dan
bersinergi untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam pengelolaan proyek.
Setiap pelaksanaan proyek konstruksi akan bersifat dinamis, hal tersebut ditunjukkan
dengan perilaku perubahan dari kebutuhan jenis dan jumlah sumber daya yang
diperlukan. Karakteristik dari setiap proyek konstruksi juga tidak selalu sama, oleh
karena hal inilah diperlukan sebuah manajemen yang dapat mengakomodasi
kebutuhan sumber daya dan penyesuaian – penyesuaian pelaksanaan pekerjaan secara
berkesinambungan untuk menyelesaikan pekerjaan yang sedang berjalan (Ervianto).
Pada pelaksanaan proyek konstruksi berbagai hal yang mengakibatkan
terjadinya keterlambatan atau bertambahnya waktu pelaksanaan pekerjaan dari
rencana semula dapat terjadi. Faktor Keterlambatan ini terjadi karena tidak
terpenuhinya kebutuhan material, peralatan, dan tenaga yang dibutuhkan, kondisi
eksisting lokasi, perubahan desain, dan pengaruh keterlibatan owner dalam proses
pelaksanaan pekerjaan (Ariany, 2010). Untuk mengatasi keterlambatan proyek
konstruksi ini dapat dilakukan dengan melakukan percepatan pelaksaaan pekerjaan
seperti menambah tenaga kerja, menambah jam kerja, menambah peralatan, dan lain
sebagainya dengan tetap mempertimbangkan biaya dan mutu pelaksanaan pekerjaan.

100
Proyek Pembangunan Fisik Bangunan Puskesmas Magek Kabupaten Agam ini
dipilih sebagai objek penelitian skripsi karena pada proyek ini timbul permasalahan
keterlambatan pekerjaan di minggu ke 20 pada bobot rencana 63,64% sedangkan
realisasi baru mencapai 54,2% yang mengalami keterlambatan 9.44% dengan waktu
pelaksanaan 210 (dua ratus sepuluh) hari kalender sehingga waktu tersisa untuk
menyelesaikan pekerjaan hanya 70 hari kalender . Pembangunan Fisik Bangunan
Puskesmas Magek di Kecamatan Kamang Magek Kabupaten Agam dilaksanakan oleh
PT. ANALISA SILA KARYA berdasarkan surat perjanjian kerja nomor : 1299/SDK-
SARKES/IV/2018 tanggal 09 April 2018 dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Agam
selaku Pengguna Jasa (Owner).
Untuk mengatasi keterlambatan yang terjadi maka diperlukan upaya
percepatan pelaksanaan pekerjaan dengan cara Analisa Manajemen Pelaksanaan
pada Proyek Pembangunan Fisik Bangunan Puskesmas Magek Kabupaten
Agam dengan cara menghitung jumlah kebutuhan tenaga, bahan dan peralatan dari
sisa pekerjaan serta mengatur time schedulle pendatangan bahan, alat dan tenaga
dengan berpedoman waktu yang tersedia yaitu 70 hari kalender.

I.2 Rumusan Masalah


Permasalahan pada Proyek Pembangunan Fisik Bangunan Puskesmas Magek
dipilih menjadi obyek penelitian dikarenakan terjadi keterlambatan pada minggu ke 20
sebesar 9,44% maka untuk mengatasi masalah ini yang perlu diperhitungkan yaitu
bagaimana mengendalikan tenaga kerja, material untuk mengatasi keterlambatan
sehingga tepat waktu pelaksanaanya. Dalam perhitungan tenaga dan material saya
akan menghitung dengan cara mempedomani analisa SNI pekerjaan bangunan gedung
sebab dalam analisa tersebut sudah tersedia indek kebutuhan tenaga dan bahan
keseluruhan item pekerjaan kemudian dikalikan dengan volume pekerjaan.

I.3 Maksud Dan Tujuan


Maksud melakukan penelitian adalah bagaimana mengelola dan mengatur
sumber daya , bahan serta peralatan. Sarana untuk mengelola dan mengatur sumber
daya tersebut adalah dengan menggunakan struktur organisasi. Dalam mengatur bahan
dikelola sebelum pekerjaan dimulai dengan mendatangkan lebih awal minimal satu
hari sebelum pekerjaan tersebut dimulai.

100
Tujuan melakukan penelitian adalah untuk mengetahui jumlah tenaga kerja dan
meterial yang dibutuhkan terhadap sisa pekerjaan yang mengalami keterlambatan
9,44% dalam waktu pelaksanaan pekerjaan yang tersisa 70 hari kalender dengan cara
melakukan perhitungan analisa teknis kebutuhan tenaga, material, durasi waktu dari
pekerjaan yang tersisa dan membuat jadwal pendatangan tenaga, bahan serta perlatan
sehingga pekerjaan dapat terselesaikan dengan tepat waktu.

I.4 Batasan Masalah


Batasan masalah pada penelitian ini yaitu :
a. Pekerjaan mengalami keterlambatan sebesar 9,44% dari bobot rencana 63,64% sedang
realisasi 54,20% pada minggu ke 20.
b. Sisa waktu pelaksanaan tinggal 70 hari kalender untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai
dengan kontrak kerja
c. Menghitung kebutuhan tenaga kerja dan material yang dibutuhkan sesuai dengan
kontrak.
d. Membuat analisa kebutuhan tenaga kerja berpedoman pada analisa SNI dalam kontrak
e. Mebuat analisa kebutahan material berpedoman pada analisa SNI dalam kontrak
1.5 Sistematika Penulisan Laporan
Adapun sistematika penulisan laporan ini adalah sebagai berikut :
BAB I Pendahuluan
Bab ini membahas latar belakang, rumusan masalah, maksud dan
tujuan,batasan masalah serta sistematika penulisan laporan.
BAB II Tinjauan Pustaka
Bab ini membahas tentang dasar – dasar teori terhadap ilmu manajemen
proyek .
BAB III Metode Penelitian
Bab ini membahas tentang bahan dan alat yang digunakan serta prosedur
dari penelitian.
BAB IV Analisis Dan Pembahasan
Bab ini membahas tentang hasil dari penelitian dimana kami akan
menguraikan kebutuhan tenaga dan bahan terhadap pekerjaan terlambat.
BAB V Kesimpulan Dan Saran

100
Bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran terhadap hasil dari
penelitian agar dapat menjadi pertimbangan dikemudian hari menjadi
lebih baik lagi.
Daftar pustaka
Lampiran

100
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Manajemen Proyek


Proyek konstruksi adalah rangkaian kegiatan yang hanya satu kali
dilaksanakan dan memiliki jangka waktu pelaksanaan yang terbatas. Pada rangkaian
kegiatan tersebut, terdapat suatu proses pengolahan sumber daya proyek menjadi
sebuah produk atau hasil akhir dengan kriteria dan mutu yang telah ditentukan.
Keterlibatan berbagai pihak dalam sebuah proyek konstruksi akan menimbulkan
potensi terjadinya konflik (Ervianto,2002). Menurut Iman Soeharto ciri-ciri dari
sebuah proyek antara lain :
- Bertujuan menghasilkan sebuah hasil akhir atau produk dengan lingkup tertentu.
- Untuk mewujudkan proses yang menghasilkan tersebut dibutuhkan jumlah biaya,
jadwal, serta kriteria mutu.
- Pelaksanaan proyek bersifat sementara atau lamanya waktu pelaksanaan proyek
telah ditentukan.
- Bersifat tidak rutin, tidak berulang-ulang. Item pekerjaan yang dilaksanakan
berubah sepanjang pelaksanaan proyek berlangsung.
Proyek harus diselesaikan dengan biaya yang tidak melebihi anggaran,
dikerjakan sesuai dengan jangka waktu pelaksanaan yang telah ditentukan, dan hasil
dari kegiatan proyek harus memenuhi spesifikasi dan kriteria yang telah
dipersyaratkan (Soeharto, 1999). Ketiga batasan tersebut disebut dengan tiga kendala
(triple constraint) sebagaimana ditunjukan pada gambar 2.1 berikut ini.

Biaya

Anggaran

Jadwal Mutu

Waktu Kinerja

Gambar 2.1 Tiga kendala (triple constraint) proyek.


Sebelum pelaksanaan kegiatan proyek konstruksi dilaksanakan, dilakukan
pembuatan rencana kerja dengan jangka waktu yang telah ditentukan. Pertimbangan-
pertimbangan yang diperlukan dalam menyusun rencana kerja antara lain adalah

100
kondisi eksisting proyek, kemampuan tenaga kerja, peralatan yang dibutuhkan, dan
pengadaan material konstruksi. Hal mendasar dari kegiatan perencanaan adalah
pencarian informasi dan data, selanjutnya dikembangkan menjadi berbagai alternatif
yang mungkin untuk dilaksanakan, sedangkan penjadwalan adalah kegiatan untuk
menentukan waktu yang dibutuhkan dan urutan kegiatan, serta menentukan waktu
proyek dapat diselesaikan.
Dalam usaha untuk peningkatan kualitas perencanaan proyek dikenal berbagai
teknik dan metode perencanaan dalam penyusunan jadwal antara lain dengan
menghitung analisa teknis terhadap item pekerjaan dan disingkronisasi dengan time
schedule, dan time schedule pendatangan bahan, tenaga dan perlatan. Meskipun
demikian, teknik dan metode tersebut berfungsi sebagai alat, oleh karena itu
penggunaannya tetap harus memperhatikan hal-hal berikut ini :
- Ketepatan pemilihan teknik dan metode yang digunakan
- Penguasaan metoda oleh si perencana
- Pemahaman aplikasi oleh pihak yang akan menerapkan dilapangan.
2.2 Pengendalian
Menurut Ervianto (2002) pengendalian adalah proses penetapan apa yang
telah dicapai, evaluasi kinerja, dan langkah perbaikan bila diperlukan. Tujuan dan
ruang lingkup pengendalian pelaksana konstruksi ialah untuk menjamin
keseimbangan ekonomi di dalam penggunaan kelima (M) yang menjadi perhatian
manajemen ( Men, Money, Machines, Materials & Methods) dengan batasan-batasan
yang diberikan didalam petunjuk-petunjuk pelaksanaan tersebut (Soekoto, 1995).
Pengendalian adalah kegiatan bimbingan, dorongan, pemberian instruksi, dan
mengadakan koordinasi antar berbagai kegiatan oleh atasan kepada bawahan dengan
maksud agar pelaksanaan tugas dapat berjalan dengan lancar (Djojowirono, 2002).

2.3 Landasan Teori


Rencana Anggaran Biaya
Menurut Ervianto (2002) kegiatan estimasi adalah salah satu proses utama
dalam proyek konstruksi untuk menjawab pertanyaan “Berapa besar dana yang harus
disediakan untuk sebuah bangunan?”. Penyiapan dana dalam proyek konstruksi
dibutuhkan dalam jumlah yang besar. Kegiatan estimasi merupakan dasar untuk
membuat system pembiayaan dan jadwal pelaksanaan konstruksi, untuk meramalkan

100
kejadian pada proses pelaksanaan serta memberi nilai pada masing-masing kejadian
tersebut.
Dalam melakukan kegiatan estimasi, seorang estimator harus memahami
proses konstruksi secara menyeluruh, termasuk jenis dan kebutuhan alat karena
factor tersebut dapat mempengaruhi biaya konstruksi.
2.4 Penjadwalan
Menurut Widiasanti & Lenggogeni (2013) penjadwalan proyek konstruksi
merupakan alat untuk menentukan waktu yang dibutuhkan oleh suatu kegiatan dalam
menyelesaikannya. Disamping itu penjadwalan juga sebagai alat untuk menentukan
kapan mulai dan selesainya kegiatan-kegiatan tersebut.
Perencanaan penjadwalan pada suatu proyek konstruksi, secara umum terdiri
dari perencanaan waktu, tenaga kerja, peralatan, material, dan keuangan. Ketepatan
penjadwalan dalam pelaksanaan proyek sangat berpengaruh pada terhindarnya
banyak kerugian, misalnya pembengkakan biaya konstruksi, keterlambatan
penyerahan proyek, dan perselesihan atau klaim.
2.5 Pengendalian Biaya
Menurut Soeharto (2001) pengendalian biaya merupakan langkah akhir dari
proses pengelolaan biaya proyek, yaitu mengusahakan agar penggunaan dan
pengeluaran biaya sesuai dengan perencanaan, berupa anggaran yang telah
ditetapkan. Dengan demikian aspek dan objek pengendalian biaya akan identic
dengan perencanaan biaya, sehingga berbagai jenis kegiatan dikantor pusat dan
lapangan harus selalu dipantau dan dikendalikan agar hasil implementasinya sesuai
dengan anggaran yang telah ditentukan.
Kemudian ada juga komponen biaya proyek yang perlu dipertimbangkan
sebelum proyek selesai dan siap dioperasikan, yaitu modal tetap (fixed capital).
Model tetap adalah bagian dari biaya proyek yang dipakai untuk membangun
instalasi atau menghasilkan produk proyek yang diinginkan. Modal tetap dibagi
menjadi biaya langsung (direct cost) dan biaya tidak langsung (indirect cost).
1. Biaya langsung
Biaya langsung adalah biaya segala sesuatu yang akan menjadi komponen
permanen hasil akhir proyek. Biaya langsung terdiri dari :
a. Penyiapan lahan (Site preparation)
b. Pengadaan peralatan utama

100
c. Biaya merakit dan memasang peralatan utama
d. Alat-alat listrik dan instrument
e. Pembangunan gedung perkantoran, pusat pengendalian operasi, gudang, dan
bangunan civil lainnya.
f. Pembebasan tanah
2. Biaya tidak langsung
Biaya tidak langsung adalah pengeluaran untuk manajemen, supervisor, dan
pembayaran material serta jasa untuk pengadaan bagian proyek yang tidak akan
menjadi instalasi atau produk permanen, tetap diperlakukan dalam proses
pembangunan proyek. Biaya tidak langsung meliputi anatara lain :
a. Gaji tetap dan tunjangan.
b. Kendaraan dan peralatan konstruksi
c. Pembangunan fasilitas sementara
d. Pengeluaran umum
e. Laba kontinjensi
f. Overhead
g. Pajak, pungutan/sumbangan, biaya perijinan, dan asuransi
2.6 Pengendalian waktu/jadwal
Menurut Soeharto (2001) perencanaan proyek keseluruhan secara garis besar
dilaksanakan pada taraf permulaan proyek dan selalu ditinjau ulang ketika
perkembangannya tidak sesuai dengan dengan rencana. Penjadwalan adalah
pengaturan perincian yang dibutuhkan untuk melaksanakan rencana itu. Dimulai dari
taraf desain, dikembangkan pada waktu pemberian kontrak, kemudian dipakai
sebagai dasar pengendalian pada saat pembelian subkontrak diadakan atau sampai
konstruksi.
Perencanaan dan penjadwalan bagian dari penyusunan biaya integral. Jadwal
itu menunjukan persentase pekerjaan ditempat kerja, pekerjaan untuk diselesaikan,
dan urutan pekerjaan itu sendiri. Laporan- laporan status biaya dan jadwal dibuat
secara terpadu dan dibawah supervise manajer yang sama, misalnya manajer control.
2.7 Teknik Evaluasi dan Review Proyek
Teknik Evaluasi dan Review Proyek adalah sebuah model ilmu Management
untuk perencanaan dan pengendalian sebuah proyek (Siswanto, 2007). Teknik
Evaluasi dan Review Proyek merupakan metode yang bertujuan untuk mengurangi

100
adanya penundaan, maupun gangguan produksi, serta mengkoordinasikan berbagai
bagian suatu pekerjaan secara menyeluruh dan mempercepat selesainya proyek.
Teknik ini memungkinkan dihasilkannya suatu pekerjaan yang terkendali dan
teratur, karena jadwal dan anggaran dari suatu pekerjaan telah ditentukan terlebih
dahulu sebelum dilaksanakan.
2.8 Perhitungan kebutuhan bahan dan tenaga
Cara menghitung volume material , tenaga dan durasi pekerjaan sabagai contoh
yaitu pasangan bata menurut ilmu Teknik Sipil Pasangan batu bata biasa digunakan
sebagai dinding rumah maupun gedung, baik berfungsi sebagai penyekat ruangan
maupun aksesoris bangunan. Sebelum melaksanakan pekerjaan pasangan batu bata
sebaiknya dihitung terlebih dahului kebutuhan volume material batu yang diperlukan,
sehingga tidak terjadi kelebihan maupun kekurangan bata pada saat proses
pelaksanaan pasangan dinding bata.

Setelah sebelumnya menghitung volume material pondasi, sekarang kita akan


mencoba menhitung volume material pasangan dinding bata, misalkan sebuah
pekerjaan dinding bata sepanjang 20 m setinggi 3 m, berapa volume pasangan bata,
semen, pasir dan jumlah tenaga yang dibutuhkan.
Langkah pertama adalah menghitung luasan pasangan dinding bata :
Volume = 20m x 3m = 60m2
Berikutnya mencari data analisa SNI untuk 1m2 pasangan dinding bata adalah
Pasangan batu bata dengan 1Pc : 4Ps per m2 tebal 1½ bata :

Bahan :
80,000 Buah Batu Bata x 60 m2 : 4.800 Bh
0,4000 Sak semen x 60 m2 : 24 zak
0,0510 M3 Pasir pasang x 60 m2 : 3.06 M3
Tenaga :
0,0480 Mandor
0,0160 Kepala tukang batu
0,1600 Tukang batu
0,4800 Pekerja

100
Selanjutnya berdasarkan analisa diatas dapat dihitung volume material seluas 60 m2
Kebutuhan material untuk 60m2 pasangan bata adalah :
0,0480 x 60m2 = 2.88 hari mandor
0,0160 x 60m2 = 0,96 hari kepala tukang
0,1600A x 60 m2 = 9,6 hari Tukang batu
0,4800 x 60m2 = 28.8 hari Pekerja
Untuk jumlah tenaga dapat dihitung dengan cara
Misalkan kita menginginkan pekerjaan tersebut selesai dalam 5 hari maka jumlah
tenaga untuk pasangan batu bata seluas 60m2 adalah:
2.88 hari : 5 = 0,576 dibulatkan 1 mandor
0.96 hari : 5 = 0,192 dibulatkan 1 kepala tukang batu
9,6 hari : 5 = 1.92 dibulatkan 2 tukang batu
28.8 hari : 5 = 5.76 dibulatkan 6 pekerja
2.9 Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan (Time Scedulle) dari sisa pekerjaan
Time Scedulle adalah renacana alokasi waktu untuk menyelesaikan masing-
masing item pekerjaan proyek yang mana secara keseluruhan adalah rentang waktu
yang ditetapkan untuk melaksanakan pekerjaan
Time Schedule pada proyek konstruksi dapat dibuat dalam bentuk :
 Kurva S
 Bar Chart
 Network Planning
 Scedule Harian, Scedule Mingguan, Bulanan, Tahunan atau Waktu tertentu
Pada penelitian ini time schedule yang diambil adalah Kurva S
Tujuan atau manfaat pembuatan time schedule pada sebuah proyek konstruksi antara
lain :
 Pedoman waktu untuk pengadaan sumber daya manusia yang dibutuhkan
 Pedoman waktu untuk pendatangan material yang sesuai dengan item pekerjaan
yang akan dilaksanakan
 Pedoman waktu untuk pengadaan alat-alat kerja
 Time Schedule juga berfungsi sebagai alat untuk mengendalikan waktu
pelaksanaan proyek
 Sebagai tolak ukur pencapaian target waktu pelaksanaan pekerjaan

100
 Time Schedule sebagai acuan untuk memulai dan mengakiri sebuah kontrak kerja
proyek konstruksi
 Sebagai pedoman pencapaian progress pekerjaan setiap waktu tertentu
 Sebagai pedoman untuk penentuan batas waktu denda atas keterlambatan proyek
atau bonus atas percepatan proyek.
 Sebagai pedoman untuk mengukur nilai suatu investasi.
Untuk dapat menyusun time schedule atau jadwal pelaksanaan proyek yang baik
dibutuhkan :
 Gambar kerja proyek
 Rencana Anggaran Biaya pelaksanaan proyek
 Bill of Quantity (BQ) atau daftar volume pekerjaan
 Data lokasi proyek berada
 Data sumberdaya meliputi material, peralatan yang tersedia disekitar lokasi
pekerjaan proyek berlangsung
 Data sumber daya material, peralatan dan tenaga yang harus didatangkan ke lokasi
proyek.
 Data kebutuhan tenaga kerja dan ketersedian tenaga kerja yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan pekerjaan.
 Data cuaca atau musim dilokasi pekerjaan proyek
 Data jenis transportasi yang dapat digunakan disekitar lokasi proyek
 Metode kerja yang digunakan untuk melaksanakan masing-masing item pekerjaan
 Data kapasitas produksi meliputi peralatan, tenaga kerja, sub kontraktor, material
 Data keuangan proyek meliputi cara pembayaran pekerjaan, tenggang waktu
pembayaran progress.
2.10 Jadwal pendatangan material, tenaga dan peralatan dari sisa pekerjaan
Model penjadwalan ini merupakan uraian dari penjadwalan sebelumnya dimana
dalam penjadwalan ini hanya berfokus pada sumber daya yang akan dijadwalkan
selama proses konstruksi baik distribusi jadwal tenaga kerja, material dan
peralatan proyek. Fungsi dari model penjadwalan ini yaitu dapat memberikan
informasi target alokasi sumber daya berdasarkan jumlah yang akan
direncanakan/digunakan pada periode pelaksanaan proyek, sehingga dapat
mencegah terjadinya keterlambatan waktu alokasi sumber daya proyek di lapangan
yang tentunya mempengaruhi waktu pelaksanaan proyek secara keseluruhan.

100
2.11 Penelitian Sejenis Yang Pernah Dilakukan
1. Perencanaan dan Pengendalian Proyek dengan Metode PERT- Metoda Jalur
Kritis : Studi Kasus Fly Over Ahmad Yani, Karawang Anggara Hayan, 2005.
2. Analisis Percepatan Pelaksanaan dengan menambah jam kerja Optimum pada
Proyek Konstruksi (Studi Kasus :Proyek Pembangunan Super Villa, Peti Tenget –
Bandung) Ariany Federika, 2010.
3. Optimalisasi Pelaksanaan Proyek Dengan Metode Pert Dan CPM (Studi Kasus
Twin Tower Building Pasca Sarjana Undip), Eka Dannyanti, 2010.
4. Pengendalian Waktu dan Biaya Pekerjaan Konstruksi sebagai dampak Perubahan
Desain, Yunita A M, 2013.
5. Optimasi Penjadwalan Proyek menggunakan CPM dan Algoritma Genetika pada
Studi Kasus Proyek Pembangunan Laboratorium Ekonomi UBHARA Surabaya,
Ahmad Yulianto, 2013.

100
BAB III
METODOLOGI

3.1 Lokasi Penelitian


Lokasi penelitian yaitu Proyek Pembangunan Fisik Bangunan Puskesmas
Magek di Kecamatan Kamang Magek Kabupaten Agam dilaksanakan oleh
PT. Analisa Sila Karya berdasarkan surat perjanjian kerja nomor : 1299/SDK-
SARKES/IV/2018 tanggal 09 April 2018 dengan Dinas Kesehatan
Kabupaten Agam selaku Pengguna Jasa (Owner).

3.2 Jenis Data

Data yang digunakan didalam penelitian ini antara lain adalah :


a. Data Primer
Data yang diperoleh langsung dari dokumen surat perjanjian
kerjaantara PT. Analisa Sila Karya dengan Dinas Kesehatan Kabupaten
Agam, melakukan pengamatan langsung ke lapangan dengan cara
mewawancara langsung dengan kontraktor yang mengerti dan terlibat
langsung mulai dari penjadwalan, pelaksanaan, pengontrolan , hingga
meng-update kembali jadwal pelaksanaan pekerjaan. serta dokumen
tambahan lainnya yang berkaitan dengan proyek Pembangunan Fisik
Bangunan Puskesmas Magek di Kecamatan Kamang Magek, Kabupaten
Agam dilaksanakan oleh PT. Analisa Sila Karya berdasarkan surat
perjanjian kerja nomor : 1299/SDK-SARKES/IV/2018 tanggal 09 April
2018 dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Agam selaku Pengguna Jasa
(Owner).
b. Data Sekunder
Data yang didapat dari sumber data lainnya berupa buku-buku, jurnal
penelitian yang sejenis dan literatur lainnya yang berhubungan dengan
masalah yang dikaji.

100
3.3 Metoda Pengumpulan Data
Data yang telah diperoleh diurai dan disusun berdasarkan urutan
ketergantungan pelaksanaan pekerjaan, selanjutnya data – data tersebut
dianalisis dengan menghitung jumlah kebutuhan tenaga dan material terhadap
sisa pekerjaan dan membuat jadwal pelaksanaan , jadwal pendatangan bahan,
tenaga dan peralatan terhadap sisa pekerjaan. Dari Hasil dari analisis tersebut
dapat diambil kesimpulan dan saran pada pelaksanaan proyek Pembangunan
Fisik Bangunan Puskesmas Magek di Kecamatan Kamang Magek Kabupaten
Agam, ditunjukan pada gambar diagram alur berikut ini :

100
Mulai

Pengumpulan Data Studi Literatur

Membuat perhitungan jumlah


kebutuhan tenaga dan bahan dengan
jadwal waktu pelaksanaan, jadwal
pendatangan bahan dan tenaga

dan tenaga

Melakukan Analisis Percepatan


Waktu dengan metoda menghitung
jumlah kebutuhan bahan, tenaga
serta membuat jadwal pendatangan
sesuai dengan Time Schedulle

Tidak Ok

Cek

Ok

Kesimpulan dan Saran

Selesai

Bagan Alur :

100
100
3.4 Metoda Analisa Data
Mengalisis data yang digunakan dalam penelitian ini antara lain
menghitung analisa teknis jumlah kebutuhan bahan, tenaga dan alat dengan
durasi waktu setiap item pekerjaan sesuai dengan Time Schedulle dan
pengaturan pendatangan bahan, peralatan serta tenaga.

100
BAB IV
ANALISA DAN PEMBAHASAN
4.1 Data Proyek
Proyek Pembangunan Fisik Bangunan Puskesmas Magek
berlokasi di Kecamatan Kamang Magek Kabupaten Agam` waktu
pelaksanaan pekerjaan selama 210 hari kalender dikerjakan oleh PT.
ANALISA SILA KARYA dengan kontrak nomor:
1299/SDK-SARKES/IV/2018 tanggal 09 April 2018 dengan Dinas
Kesehatan Kabupaten Agam selaku Pengguna Jasa (Owner).
Tabel 4.1
Pekerjaan Sisa dan mengalami keterlambatan

No URAIAN PEKERJAAN Jumlah Harga


A PEKERJAAN STRUKTUR
I PEKERJAAN BETON BERTULANG 163,067,245.57
SUB TOTAL
II PEKERJAAN KAP DAN RANGKA ATAP BAJA RINGAN 115,561,189.54
B PEKERJAAN ARSITEKTUR
I PEKERJAAN DINDING 110,845,889.28
II PEKERJAAN LOTENG 72,346,219.05
III PEKERJAAN LANTAI 64,212,358.10
IV PEKERJAAN PINTU DAN JENDELA 85,630,000.00
V PEKERJAAN CAT 39,725,605.37
C PEKERJAAN LISTRIK DAN PLUMBING
I PEKERJAAN LISTRIK 22,345,600.00
II PEKERJAAN PLUMBING 7,351,988.50
SUB TOTAL
JUMLAH TOTAL 681,086,095.41
Sumber : Kontraktor (2019)

100
4.2 Pengendalian Sumber Daya
Sumber daya proyek terdiri dari tenaga kerja, material dan
peralatan. Masing- masing sumber daya mempunyai keterkaitan didalam
pelaksanaan pekerjaan. Sumber daya pada proyek Pembangunan Fisik
Bangunan Puskesmas Magek di Kecamatan Kamang Magek Kabupaten
Agam yang akan dihitung untuk memenuhi waktu sisa pekerjaan adalah
sebagai berikut :

4.2.1 Pengendalian Material


Pengendalian material dilakukan untuk mengontrol suplay dan
penggunaan material dilapangan. Sebelum melaksanakan pekerjaan
terlebih dahulu dilakukan perhitungan kebutuhan volume material yang
diperlukan, sehingga tidak terjadi kelebihan maupun kekurangan material
pada saat proses pelaksanaan pekerjaan.

Pada penyelesaian pekerjaan yang mengalami keterlambatan dimulai dari


pekerjaan struktur yaitu pekerjaan beton bertulang sampai pekerjaan
finishing diperlukan material yang volumenya ditampilkan pada tabel
berikut ini.

Menghitung kebutuhan material berpedoman kepada SNI tahun 2018 dan


perhitungan bahan contoh sebagai berikut :
Sekarang kita akan mencoba menghitung volume material pasangan
dinding bata, misalkan sebuah pekerjaan dinding bata sepanjang 20 m
setinggi 3 m, berapa volume pasangan bata, semen, pasir dan jumlah
tenaga yang dibutuhkan.
Langkah pertama adalah menghitung luasan pasangan dinding bata :
Volume = 20m x 3m = 60m2
Contoh cara menghitung 1m2 pasangan dinding bata sesuai analisa SNI
2018 adalah sebagai berikut :
Pasangan batu bata dengan 1Pc : 4Ps per m2 tebal 1½ bata :

100
Bahan :
80,000 Buah Batu Bata
0,4000 Sak semen
0,0510 M3 Pasir pasang
Selanjutnya berdasarkan analisa diatas dapat dihitung volume material
seluas 60 m2 Kebutuhan material untuk 60m2 pasangan bata adalah :
80,000 x 60 m2 : 4800,00 Bh Batu Bata
0,4000 x 60 m2 : 24,00 Zak semen
0,0510 x 60 m2 : 3,06 M3 Pasir pasang

Lampiran Tabel perhitungan kebutuhan bahan


I PEKERJAAN BETON BERTULANG
1 Pek. Kolom Konstruksi 25/25 (K2)

Tabel 4.1 Bahan yang digunakan Untuk mengerjakan kolom 25/25

Bahan Jumah Satuan


Semen Portland 834.750 kg
Pasir beton 1,570.500 kg
Kerikil (Maks 30mm) 2,355.750 kg
Air 483.750 Liter
Kayu kelas III 1.440 m3
Paku 5 cm – 12 cm 14.400 kg
Minyak bekisting 7.200 Liter
Balok kayu kelas II 0.540 m3
Tripleks tebal 9mm 12.600 Lbr
Dolken kayu Dia 8- 10cm – 4 m 72.000 Batang
Besi beton(polos/ulir) 375.188 kg
Kawat beton 5.360 kg

100
4.2.2 Pengendalian Tenaga
Jumlah tenaga yang dibutuhkan disesuaikan dengan prediksi waktu (hari)
dalam pelaksanaan pekerjaan. Perhitungan jumlah tenaga kerja dapat
dilihat pada tabel berikut ini:
Lampiran Tabel 4.2.2 perhitungan kebutuhan Tenaga

I PEKERJAAN BETON BERTULANG


1 Pek. Kolom Konstruksi 25/25 (K2)
Untuk mengerjakan kolom 25/25 dibutuhkan tenaga :

Tenaga Jumah Satuan


Pekerja 3.713 OH
Tukang batu 0.619 OH
Kepala tukang 0.063 OH
Mandor 0.187 OH
Pekerja 23.760 OH
Tukang kayu 11.880 OH
Kepala tukang 1.188 OH
Mandor 1.188 OH
Pekerja 2.501 OH
Tukang besi 2.501 OH
Kepala tukang 0.250 OH
Mandor 0.143 OH

2 Pek. Kolom Konstruksi 20/35 (K3)


Untuk mengerjakan kolom 20/35 (K3) dibutuhkan tenaga :

Tenaga Jumah Satuan


Pekerja 0.875 OH
Tukang batu 0.146 OH
Kepala tukang 0.015 OH
Mandor 0.044 OH

Pekerja 5.497 OH
Tukang kayu 2.748 OH
Kepala tukang 0.275 OH
Mandor 0.275 OH

Pekerja 7.259 OH
Tukang besi 7.259 OH
Kepala tukang 0.726 OH
Mandor 0.415 OH

100
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian terhadap Permasalahan pada Proyek


Pembangunan Fisik Bangunan Puskesmas Magek dipilih menjadi obyek
penelitian dikarenakan terjadi keterlambatan pada minggu ke 20 bobot
rencana 63,64% sedangkan realisasi baru mencapai 54,2% dan mengalami
keterlambatan 9.44%, sisa waktu pelaksanaan pekerjaan yang tinggal 70
hari kalender maka untuk mengatasi masalah tersebut telah dilakukan
perhitungan jumlah tenaga kerja, bahan dan peralatan terhadap sisa
pekerjaan. Dengan catatan semua bahan, tenaga dan peralatan
didatangkan minimal satu hari sebelum pekerjaan dimulai. Jumlah tenaga
ditambah menjadi 200% dan diadakan penambahan jam kerja menjadi 12
jam kerja perhari sehingga tercapai pekerjaan sampai seratus persen.
Jumlah bahan terlampir adalah sebagai berikut :
JUMLAH MATERIAL
NO JENIS MATERIAL KETERANGAN
VOLUME SATUAN

A BAHAN
1 Profil C.75.75 1,389.71 M' 231.62 Btg
2 Reng / Topspan 1,625.19 M' 270.86 Btg
3 Baut / Skrew 14/20 2,702.21 Pcs
4 Baut / Skrew 16/16 2,702.21 Pcs
5 Dynabolt 77.21 Pcs
6 Genteng metal 625.37 buah
7 Paku Genteng Metal 3,860.30 bh
8 Listplank Kalsiplank 76.43 M1
9 Paku 141.82 Kg
10 Nok Genteng 59.54 Bh
11 Kilgot 6.49 M1
12 Paku Atap 0.24 Kg
13 Bata merah 26,481.00 buah
14 Semen Portland 21,206.39 Kg 424.13 zak
15 Pasir pasang 46.03 m3

100
16 hollow 40.40 278.25 M1
17 hollow 40.20 1,001.69 M1
18 Keramik 40 x 40 Polish 255.20 M2
19 Keramik 40 x 40 Unpolish 22.05 M2
20 Semen warna 471.36 Kg
21 Alkali 135.03 Kg
22 Cat Interior 180.53 Kg
23 Cat Exterior 170.55 Kg
24 Cat menie 15.29 Kg
25 Plamuur 11.46 Kg
26 Cat dasar 12.99 Kg
27 Pipa PVC 4” 6.00 M 1.50 Btg
28 Pipa PVC 3” 44.40 M 11.10 Btg
29 Pipa PVC 3/4” 14.40 M 3.60 Btg
30 Pipa PVC 1” 50.40 M 12.60 Btg
31 Kran air 6.00 Buah
32 Sealtape 0.15 Buah
33 Floor drain 9.00 Unit
34 Closet jongkok 3.00 Unit
35 Pasir beton 19,104.26 Kg
36 Kerikil (Maks 30mm) 28,656.39 Kg
37 Air 5,884.55 Ltr
38 Kayu kelas III 13.61 m3
39 Minyak bekisting 68.03 Liter
40 Balok kayu kelas II 5.49 m3
41 Tripleks tebal 9mm 119.05 Lbr
42 Dolken kayu Dia 8- 10cm – 4 m 1,018.96 Batang
43 Besi beton(polos/ulir) 4,840.01 Kg
44 Kawat beton 54.84 Kg

100
Jumlah tenaga yang dibutuhkan adalah sebagai berikut :

JUMLAH TENAGA
NO URAIAN TENAGA KETERANGAN
VOLUME SATUAN

1 Site Manager 1.00 Org


2 Pelaksana Sipil 1.00 Org
3 Pelaksana Elektrical 1.00 Org
4 Juru Hitung Kuantitas 1.00 Org
5 Logistik 1.00 Org
6 Administrasi Keuangan 1.00 Org
7 Aplikator Baja Ringan 6.00 Org
8 Kepala Tukang 4.00 Org
9 Tukang kayu 8.00 Org
10 Tukang Batu 12.00 Org
11 Tukang besi 10.00 Org
12 Tukang Cat 6.00 Org
13 Pekerja 20.00 Org
14 Mandor 1.00 Org
15 Tukang Listrik 4.00 Org
Jumlah 77.00 Org

5.2 Saran

1. Berdasarkan kesimpulan diatas maka saran yang mungkin dilakukan


untuk mencegah terjadinya keterlambatan pengerjaan pada proyek
Pembangunan Fisik Bangunan Puskesmas Magek adalah dari awal
pekerjaan harus memperhatikan time scedulle dan mencegah terjadi
minus bobot pekerjaan, dan kalau sudah mulai mengalami minus maka
harus dipercepat pekerjan dan evaluasi terhadap tenaga kerja dan bahan,
sebab keterlambatan terjadi pada umumnya tenaga yang kurang dan
material yang sering terlambat datang.
2. Diera sekarang dituntut agar kontraktor bekerja professional sesuai
dengan waktu yang disediakan dan kontrak kerja, sebab kalau pekerjaan
terlambat dan kontrak sudah habis, pekerjaan belum mencapai 100%
maka kontraktor akan didenda 1/1000 dari nilai kontrak sehingga akan
menimbulan kerugian terhadap kontraktor sendiri.

100
DAFTAR PUSTAKA

Dumadi. A.T, Sunajo.S, Sahid.M.N, (2014), Simposium Nasional RAPI


XIII-2014. FT. UMS, Surakarta

Ervianto, W.I, (2005), Manajemen Proyek Konstruksi edisi revisi, Andi


Offset, Yogyakarta.

Federika, Ariany, (2010), Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol 14, Universitas
Udayana, Bali

Lumbanbatu, J.K, Syahrizal, (2011), Jurnal, Universitas Sumatera Utara,


Sumatera Utara.

Soeharto Imam, (1995), Manajemen Proyek : Dari Konseptual sampai


Operasional, Erlangga, Jakarta

Madcoms (2008), Panduan Lengkap Microsoft Project Professional


2007, Penerbit Andi, Yogyakarta.

Susilo, Yayuk Sundari (2013), Analisis Pelaksanaan Proyek Dengan


Metode Cpm Dan Pert (Studi Kasus Proyek Pelaksanaan Main Stadium
University Of Riau (Multiyears), http:// repository.unri.ac.id, Riau.

100

Anda mungkin juga menyukai