Anda di halaman 1dari 100

MANAJEMEN

PROYEK
LINGKUNGAN
KONSTRUKSI

ASOSIASI AHLI KESELAMATAN


DAN KESEHATAN KERJA
KONSTRUKSI INDONESIA
Ir. Nasirman Chan.
ME (EU), PEng. ASEAN Eng. CSE
Tempat/Tgl Lahir : Pariaman/1 Januari 1966
Keluarga : 1 Istri dan 3 Anak
Hobby : Music, Nature, Philatelist, Travelling
Alamat : Jl. Seranti No. 5 Air Tawar Timur, Padang, 25132
Perjalanan Luar Negri : Malaysia, Singapura, Philipina dan Thailand
Pengalaman Kerja : Direktur Utama PT. Arsy Cita Kamato ( Contractor )
Direktur Utama PT. Limpapeh Tour & Travel
Organisasi : - Ketua PII Cabang Padang 2015 – 2018
- Sekretaris PDK Kosgoro Sumbar 2013 – 2018
- Ketua A2K4I Sumbar 2013 - 2017
- Sekretaris ASSMI Sumbar 2015 – 2019
Email : sikucur@yahoo.com
HP : +62 81388602389

ASOSIASI AHLI KESELAMATAN


DAN KESEHATAN KERJA
KONSTRUKSI INDONESIA
Sertifikat Pelatihan
1. Penataran P4 Pola 144 Jam Tingkat Nasional XXXII, Jakarta 1995
2. Penataran Kewaspadaan Nasional XVI, Jakarta 1996
3. Internasional Corse Integrated Housing Project, Malaysia 2006
4. Internasional Coference On Urban Studies, Manila 2016
5. TOT SMK3 Konstruksi, Lombok 2016
6. Pertemuan Ilmiah Tahun Riset Kebencanaan III IAB, ITB 2016
7. Insinyur Profesional Madya
8. Sertifikasi Keahlian :
a. Ahli Madya Teknik Bangunan Gedung
b. Ahli Madya Teknik Jembatan
c. Ahli Madya Manajemen Konstruksi
d. Ahli Madya Manajemen Proyek
e. Ahli Madya Manajemen Mutu
f. Ahli Madya K3 Konstruksi

ASOSIASI AHLI KESELAMATAN


DAN KESEHATAN KERJA
KONSTRUKSI INDONESIA
 Mampu mengidentifikasi potensi bahaya
pencemaran lingkungan di tempat kegiatan
konstruksi;
 Mampu merencanakan mitigasi / upaya
pengelolaan, pemantauan & pengendalian
lingkungan untuk meminimalisir dampak
pencemaran lingkungan di tempat kegiatan
konstruksi
Tujuan Manajemen Lingkungan
TUJUAN MANAJEMEN LINGKUNGAN KONSTRUKSI
MITIGASI DAMPAK (IMPACTS MITIGATION)

mitigasi adalah . . .
Penerapan tindakan yang direncanakan

 untuk mengurangi dampak yang tidak


diinginkan dari rencana konstruksi
terhadap lingkungan konstruksi tsb

Mitigasi adalah bagian kunci dari proses


! perancangan & perencanaan konstruksi, sebagai
inti penting untuk mencapai rancangan
konstruksi yang ramah lingkungan 6
Bagaimana tindakan mitigasi dapat
mengurangi dampak yang merugikan?
Jenis Tindakan Bagaimana Pengaruhnya Contoh
Sepenuhnya atau sebagian  Mencegah kontaminasi
mencegah dampak / sumur, dengan
mengurangi risiko dengan:: penempatan sumur pada
Tindakan  Merubah cara atau teknik jarak minimal dari KM/WC
Pencegahan &  Mengoperasikan sistem
Pengendalian  Merubah lokasinya
pengolahan air limbah
 Melakukan praktek operasi sebelum dibuang ke
tertentu drainasi kota

Menanam pohon di lokasi


Mengimbangi dampak dalam baru sebagai kompensasi
Tindakan atas penebangan pohon di
satu area dengan perbaikan
Kompensasi lokasi pembangunan
di tempat lain
konstruksi.
Tindakan Memperbaiki atau memulih- Re-Grade dan menanam
Perbaikan kan lingkungan setelah kembali lubang pinjam
(Remediasi) dilakukan kerusakan (borrow pit) setelah
konstruksi selesai
7
PENDEKATAN PENGENDALIAN DAMPAK

Penyesuaian Penyesuaian
Dampak (-) Dampak (-)
Terencanaka mendadak/
n darurat

Alternatif Pengurangan/ Pikul:


Perubahan pelunakan: Bahaya
Bahaya/ Kerugian
kerugian

Perubahan Perubahan Ringankan Batas sebaran:


Lokasi Proses dg ganti Bahaya
rugi Kerugian
Perubahan Tanggulang
Manfaat i Efek buruk
hingga Tanggun Tentukan
batas g lokasi
toleransi Bersama perlindungan
Contoh Mitigasi :
Mengoperasikan praktek
pencegahan & pengendalian
dampak:

Pada Pek Irigasi:


Dampak potensial:

salinisasi tanah
Tindakan mitigasi:

Meniadakan water-logging
dengan menggunakan
sistem pengelolaan air
pertanian yang diperbaiki,
termasuk penempat an
struktur drainase
GREEN BUILDING =
HIGH PERFORMANCE BUILDINGS
 Apakah Green Building?
Penciptaan dan pemeliharaan lingkungan yang
terbangun dengan sehat, yang menggunakan
sumber daya yang hemat susuai dengan
prinsip- prinsip ekologi .
 Disebut juga sebagai Bangunan Kinerja Tinggi
(High Performance buildings)
 Terkadang disebut Konstruksi berkelanjutan
(Sustainable Construction)
 Para arsitek merujuk pada proses
perancangan ekologis (Ecological Design or
Ecologically Sustainable Design.)
 Memenuhi kriteria LEED (Leadership in
Energy and Environmental Design)
Sustainable development :
Pembangunan berkelanjutan yang memenuhi
kebutuhan sekarang tanpa mengkompromikan
kemampuan generasi yang akan datang
untuk memenuhi keburtuhan mereka sendiri
Sustainable construction :
 Prinsip-prinsip sustainable development
diterapkan pada semua siklus konstruksi : dari
sejak tahap konsep, kajian kelayakan,
penyelidikan, rancangan, pengadaan,
pelaksanaan, operasi, renovasi, sampai
kepemusnahan konstruksi bangunan & infrastruktur,
tanpa membawa masalah limbah material
 Sebuah proses holistic yang bertujuan
memulihkan, mempertahankan harmoni antara alami
dan dibangun sementara menciptakan lingkungan
pemukiman yang menegaskan martabat manusia dan
mendorong ekuitas ekonomi
PRINSIP-PRINSIP GREEN
CONSTRUCTION Meminimalkan jumlah
CONSERVE penggunaan sumberdaya
Memaksimalkan penggunaan
REUSE kembali sumberdaya
RECYCLE Menggunakan sumberdaya
terbarukan/ dpt didaur-ulang

NATURE Melindungi lingkungan alam

Menciptakan lingkungan
SAFETY-HEALTH ma-
nusia yang selamat & sehat
ECONOMICS Menerapkan Life Cycle Cost
Analysis
QUALITY Menciptakan lingkungan
APA YANG KITA PERLUKAN UNTUK
MENDUKUNG KONSTRUKSI
BERKELANJUTAN?
Pertimbangan Lingkungan dimasukkan
Sustainable
ke dalam semua Construction
aspek konstruksi
Proses pengambilan keputusan
mendukung tindakan untuk mengurangi
dampak lingkungan, ekstraksi sumber
daya, penggunaan energi, air, bahan, &
tanah, lebih suka sumber daya
terbarukan daripada yang tidak
echnical terbarukan.
EconomicSocial
Institutional
Proses konstruksi berusaha untuk
ronmental
memelihara dan memulihkan
T keanekaragaman ekologi.
Mod 6 Ses 1
Envi
Landasan Hukum Lingkungan
1. UU No. 4/1982, Ketentuan-2 Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup
2. UU No. 23/1997, Pengelolaan Lingkungan Hidup.
3. PP No. 19/1994, Pengelolaan Limbah Bahan Beracun & Berbahaya
4. PP No. 18/1999, Pengelolaan Limbah Berbahaya dan Beracun (B3)
5. PP No. 20/1990, Pengendalian Pencemaran Air
6. PP No. 51/1993, Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
7. PP No. 27/1999, Analisis Dampak Lingkungan
8. PP No. 19/1999, Pengendalian Pencemaran dan
9. Perusakan Laut
10. PP No. 41/1999, Pengendalian Pencemaran Udara
11. PP No. 74/2001, Pengelolaan Bahan Berbahaya dan
12. Beracun
13. PP No. 63/2000, Keselamatan dan Kesehatan terhadap Pemanfaat-an Radiasi Pengion.
14. Keppres No. 2/2002, Pelestarian Lingkungan dan Pembangunan Berkelanjutan Staatblad
15. 1949 No 337, Ordonansi Bahan Berbahaya
16. Permenaker No.PER 03/MEN/1985, K3 Pemakaian Asbes
Permeneg. LH No.11/2006, Jenis rencana usaha &/ kegiatan yang wajib dilengkapi dengan AMDAL Kep.
17. Meneg. LH No: 86/2002, Pedoman Pelaksanaan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup & Upaya
18. Pemantauan Lingkungan Hidup
19. SK Meneg. LH, No.Kep-11/MENLH/3/1994: Proyek Konstruksi yang Wajib Melakukan AMDAL SK
20. Meneg. LH 127/2002, PROPER
21. SK Meneg. LH 122/2004,Baku Mutu Limbah Cair (Pupuk)
22. SE Menaker No 01/1978,Nilai Ambang Batas Kebisingan & Iklim Kerja
23. SE Menaker No 02/1978, Nilai Ambang Batas Bahan Kimia
24. SE Menaker No 01/1979, Penyediaan Ruangan untuk Makan dan Kantin bagi Tenaga Kerja
SE Menaker No SE-01/MEN/1997, Nilai Ambang Batas faktor Kimia Udara di Lingkungan Kerja
Keputusan Kepala Bapedal No. 205/1996, Pedoman Teknis Pengen-dalian Pencemaran Udara
SK Meneg LH, No. Kep-11 / MENLH / 3 / 1994:
Proyek-proyek Konstruksi yang Wajib Melakukan AMDAL:

1. Pemb. Bendungan > 15 m, atau luas genangan > = 100 Ha


2. Pemb. Irigasi, luas yang diairi > = 2000 Ha
3. Pemb. Rawa Pasang Surut / Lebak luas > 5.000 Ha
4. Pengamanan Pantai, di kota besar >= 500.000 penduduk
5. Perbaikan sungai di kota besar > = 500.000 penduduk
6. Kanal Banjir di kota besar panjang > = 5 km, lebar >= 20 m
7. Kanalisasi selain no.6 panjang > 25 km atau lebar > 25 km
8. Pemb Jalan tol dan jalan layang
9. Pemb jalan raya panjang > 25 km
10. Pemb & peningkatan jalan di luar daerah milik, berfungsi arteri / kolektor
panjang > 5 km atau luas >= 5 ha
11. Pengolahan sampah dengan incinerator> = 800 ton / ha
12. Pemb & peningkatan jalan di luar daerah milik, berfungsi arteri / kolektor
panjang > 5 km atau luas >= 5 ha
13. Pengolahan sampah dengan incinerator> = 800 ton / ha
Proyek Konstruksi yang Wajib
Melakukan AMDAL (lanjutan)
14. Pembuangan sampah sistim control landfill & sanitary landfill > = 800 ton/ha
15. Pembuangan sampah sistim open dumping >= 80 ton/ha
16. Pemb. sistim drainage dg saluran di kota panjang> 5 km
17. Pemb. IPAL untuk permukiman luas > = 5 ha
18. Pembangunan sewerage pelayanan > 2.500 ha
19. Pengambilan air danau, sungai, mata air /sumber air lain, debit > 2 m3/det
20. Pembangunan perumahan & permukiman luas >= 200 ha
21. Peremajaan kota luas > = 5 ha
22. Gedung bertingkat / apartemen tinggi > = 60 m

Selain tsb, kegiatan proyek berikut ini, wajib


dilengkapi AMDAL yaitu :

23. Lokasi berbatasan langsung dengan kawasan lindung


24. Dapat mengubah fungsi dan/atau peruntukan suatu kawasan lindung.
25. Berada dalam kawasan lindung menurut perundang-undangan yang berlaku.
UNTUK PROYEK BEBAS AMDAL,
harus membuat:
Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL)
dan
Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL)

UKL & UPL adalah upaya yang dilakukan dalam


pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup oleh
penanggung-jawab usaha dan atau kegiatan yang tidak
wajib melakukan AMDAL.
(Kepmeneg. LH No. 86/2002, ttg Pedoman Pelaksanaan
UKL& UPL)
UP DATE PERATURAN PERUNDANGAN
LINGKUNGAN HIDUP s/d 2012
UNDANG - UNDANG:
 Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan & Pengelolaan Lingkungan Hidup.
PERATURAN PEMERINTAH :
 PP 27 Tahun 2012 Izin Likungan
PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP :
 PerMenLH 05 / 2012 Jenis Usaha Wajib Amdal
 PerMenLH 16 / 2012 Pedoman Penyus Amdal
 PerMenLH 17 / 2012 Ped. Keterlibatan Masyar.
 PerMenLH 11 / 2008 Persyaratan Kompetensi
 PerMenLH 24 / 2009 Panduan Penilaian Amdal
PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN
HIDUP YANG BARU & MASIH DIBERLAKUKAN :
 PerMen LH Nomor 05 Tahun 2012 Tentang Jenis Usaha dan atau
Kegiatan yang Wajib Dilengkapi dengan Analisis Mengenai
Dampak Lingkungan Hidup (Pengganti PerMenLH nomor 06
Tahun 2006).
 PerMen LH Nomor 16 Tahun 2012 Tentang Pedoman
Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup (Format penyusunan
KA
ANDAL, ANDAL, RKL - RPL, UKL - UPLdan SPPL)
 PerMen LH Nomor 17 Tahun 2012 Tentang Pedoman
Keterlibatan Masyarakat dalam proses AMDAL dan Izin
Lingkungan (Tata cara pengikursertaan masyarakat dalam
penyusunan AMDAL) (termasuk lampiran)
 PerMen LH nomor 11 TAHUN 2008 Tentang Persyaratan
Kompetensi dalam Penyusunan Doumen AMDAL dan persyaratan
Lembaga Pelatihan Kompetensi Penyusun Dokumen AMDAL
 PerMen LH 24 Tahun 2009 Tentang Panduan Penilaian Dokumen
AMDAL (Juga Menyatakan Tidak Berlakunya KepMen LH Nomor
STANDAR NASIONAL INDONESIA (SNI) :
 SNI 19-14001-1997 : Sistem Manajemen Lingkungan –
Spesifikasi dengan Panduan Penggunaan
 SNI 19-14004-1997 : Sistem Manajemen Lingkungan-
Pedoman Umum Prinsip- Sistem dan Teknik Pendukung
 SNI 19-14010-1997 : Pedoman Audit Lingkungan -
Prinsip Umum
 SNI 19-14011-1997 : Pedoman untuk Pengauditan
Lingkungan-Pengauditan Sistem Manjemen Lingkungan
 SNI 19-14012-1997 : Pedoman Audit untuk Lingkungan-
Kriteria Kualifikasi untuk Auditor Lingkungan
SISTEM MANJEMEN
LINGKUNGAN
SIKLUS KEGIATAN
MANAJEMEN LINGKUNGAN (ISO-14000)

4. KEBIJAKAN LINGKUNGAN

1.
2.
ASPEK LINGKUNGAN
PERSYARATAN PERUNDANG-
PLAN
UNDANGAN & PERSYARATAN
LAINNYA
ACTION 3. TUJUAN & SASARAN
4. PROGRAM
MANAJEMEN DO
LINGKUNGAN
4.6 Pengkajian Manajemen
CHECK 1.
2.
Struktur & Tanggung Jawab
Pelatihan, Kepedulian dan Kompetisi
1. Pemantauan & Pengukuran
3. Komunikasi
2. Ketidak sesuaian, Tindakan 4. Dokumentasi SML
koreksi dan Pencegahan
5. Pengendalian Dokumen
3. Rekaman SML 6. Pengendalian Operational
4. Audit SML 7. Kesiapan dan Tanggap darurat
Dokumen AMDAL
K.A. ANDAL

ANDA
L

RK RP
L L
PENGERTIAN AMDAL
Analisis mengenai dampak lingkungan hidup (AMDAL)
adalah kajian mengenai dampak besar dan penting
suatu usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan
pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses
pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan
usaha dan/atau kegiatan; ( PP 27/1999, Pasal 1 ayat 1)
• merupakan bagian kegiatan studi kelayakan rencana
usaha dan/ atau kegiatan. (PP 27/199, Pasal 2 ayat
1)
• merupakan syarat untuk mendapatkan izin melakukan
usaha dan/atau kegiatan ( PP 27/1999 Pasal 7 ayat 1)
PENGERTIAN ANDAL
Analisis dampak lingkungan hidup (ANDAL) adalah
telaahan secara cermat dan mendalam tentang dampak
besar dan penting suatu rencana usaha dan/atau
kegiatan; (PP 27/1999, Pasal 1 ayat 4)
Fungsi RKL-RPL
merupakan
PEDOMAN PENGELOLAAN L.H
Dampak + / - , yang harus dikelola & dipantau

Pada Tahap:
Pra Konstruksi – Konstruksi – Operasi – Pasca Operasi
Untuk komponen
sosial –
kesehatan
abiotik ekonomi-
masyarakat
biotik budaya
PENGELOLAAN LINGKUNGAN

adalah
Upaya terpadu untuk melestarikan fungsi
lingkungan hidup yang meliputi :
kebijaksanaan penataan, pemanfaatan,
pengembangan, peme-liharaan, pemulihan,
pengawasan, dan pengendalian
lingkungan hidup
Rencana Pengelolaan Lingkungan
(RKL)

Adalah
DOKUMEN YANG BERISI UPAYA
PENANGANAN DAMPAK BESAR DAN
PENTING TERHADAP LINGKUNGAN
HIDUP YANG DITIMBULKAN AKIBAT
DARI RENCANA USAHA DAN / ATAU
KEGIATAN. (Pasal 1 Butir 5)
A. RUANG LINGKUP
RKL
 Pernyataan melaksanakan RKL & RPL
 Maksud & tujuan pengelolaan lingkungan
 Kebijakan pemrakarsa rencana usaha/
kegiatan dalam pengelolaan lingkungan
 Jenis dampak penting yang harus
dikelola sesuai dengan hasil ANDAL
 Katagori pengelolaan lingkungan
B. PENDEKATAN
RKL
Pendekatan TEKNOLOGI.
 Penanggulangan limbah (mengolah limbah / cara lain)
 Mengembangkan konsep terasering
 Mereklamasi bekas galian tambang

Pendekatan SOSIAL-EKONOMI.
 Melibatkan masyarakat
 Memprioritaskan tenaga lokal
 Bantuan fasilitas umum
 Keringanan pajak
 Menjalin interaksi sosial yang baik
 Kompensasi yang saling menguntungkan

Pendekatan INSTITUSI.
 Kerjasama dengan instansi Terkait
 Pengawasan melibatkan institusi
 dll
C. KEDALAMAN
RKL
a. Disain dasar
b. Kriteria disain
c. Syarat teknis pelaksanaan konstruksi
d. Syarat teknis pelaksanaan operasi dan
pemeliharaan
e. Syarat lain yang diperlukan untuk
mencapai sasaran pengelolaan dampak
D. RENCANA PELAKSANAAN
RKL
Komponen/parameter terkena dampak besar & penting
 Sumber dampak
 Tolok Ukur dampak
 Tujuan dan sasaran
 Metode dan teknik pengelolaan lingkungan
 Lokasi pengelolaan lingkungan
 Periode/jadwal pelaksanaan
 Pembiayaan & sumber biaya
 Keberadaan & komitmen instansi yang terlibat dalam:
pelaksanaan RKL, pengawasan pelaksanaan RKL dan
pelaporan
SISTEMATIKA ISI RKL
I. PENDAHULUAN
(maksud & tujuan, pernyataan kebijakan,
kegunaan)

II. PENDEKATAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN


(Pendekatan teknologi, sosial ekonomi, institusi)

III. RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

IV. PUSTAKA

LAMPIRAN
Tabel: Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL)
Rencana Pengelolaan Lingk Instansi
Komp. Jenis Tolok Lokasi Perio
N Sum- ukur Tuju- Pence Pena Pe de
Lingku
o ber dam- an nggulan ngem penge Penge Pelak Pengaw Pela-
ngan gahan gan bang-
dam- pak dam- as
Terkena an
pak pak lolaan lolaan sana poran

Dampak

TAHAP PRAKONSTRUKSI

1.
2.

TAHAP KONSTRUKSI

1.
2.
3.

TAHAP OPERASI

1.
2.
3.

TAHAP PASCA OPERASI

1.
2.
3.
Rencana Pemantauan Lingkungan
(RPL)

 Rencana Pemantauan Lingkungan hidup (RPL)


adalah Dokumen upaya pemantauan komponen
lingkungan hidup yang terkena dampak besar
dan penting akibat dari rencana usaha dan/atau
kegiatan (PP. No. 27 tahun 1999 Pasal 1 Buir 6
KepMen No. 45 / 2005)
 Pemantauan Lingkungan adalah upaya
pengukuran, pengamatan dan
pengumpulan informasi pada komponen
lingkungan, secara periodik (berulang ), pada
lokasi tertentu.
PEMANTAUAN
LINGKUNGAN
 Implikasinya berupa kegiatan pemeriksaan
dan/atau pengamatan yang dilakukan
secara
• sistematis,
• berulang dan periodik
• terencana
 Tujuan Pemantauan Lingkungan :
• Pembuktian apakah prediksi yang
dilakukan
pada ANDAL telah sesuai
• Pembuktian apakah pengelolaan dampak
besar dan penting telah berhasil guna seperti
yang diharapkan
• Sebagai dasar untuk pengembangan di
Manfaat RPL
Alat penguji efektivitas kegiatan pengelolaan
lingkungan.
Masukan penyempurnaan kegiatan pengelolaan
lingkungan.
Isyarat dini adanya gejala pencemaran dan kerusakan
lingkungan, dapat dicegah dari awal.
Sarana uji hipotesis dampak penting yang dinyatakan
dalam dokumen ANDAL
Masyarakat bisa menjadi informan yang baik tentang
dampak akibat usaha/kegiatan, maka pemantauan
terhadap kehidupan masyarakat sangat penting.
Komponen yang dipantau lihat uraian tentang dampak
penting (aspek sosial, fisika-kimia dan biologi),
holistik.
PRINSIP–PRINSIP PEMANTAUAN

a. Tidak seluruh komponen lingkungan di pantau


b. Sebagai alat penguji efektifitas kegiatan
pengelolaan lingkungan
c. Dapat dilakukan pada sumber penyebab dampak
d. Harus layak secara ekonomi
e. Rancangan manjemen pengumpulan data dan
informasi
 Lokasi pemantauan
 Frekwensi pemantauan & jangka waktu
 Metode pengumpulan data dan informasi
 Metode analisis data
f. Kelembagaan pemantauan lingkungan
ISI RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN
1. Dampak yang dipantau
2. Sumber dampak
3. Parameter Lingkungan yang dipantau
4. Tujuan rencana pemantauan lingkungan
5. Metode Pemantauan Lingkungan
 Pengumpulan data ( metode – alat –
analisis )
 Lokasi
 Frekwensi
6. Institusi pemantauan
 Pelaksana
 Pengawas
 Pelaporan
SISTIMATIKA DOKUMEN RPL
(PERMEN LH No. 08/2006)

I. Pendahuluan (Latar Belakang, Tujuan, Kegunaan


Pemantauan Lingkungan)
II. Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup
III. Pustaka
IV. Lampiran
a) Peta RPL
b) Matriks RPL
c) dan lain - lain
KEDALAMAN
RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN
1. Komponen/parameter yang dipantau hanyalah yang
mengalami perubahan mendasar/dampak Besar & Penting
pada ANDAL, RKL, & RPL sebagi mata rantai dlm AMDAL
2. Aspek yang dipantau harus memperhatikan dampak B&P
yang dinyakatakan dalam dokumen ANDAL sehingga dapat
dinilai efektifitas pengelolaan lingkungan yang dilakukan.
3. Harus layak secara ekonomikarena dilakukan di sepanjang
usia kegiatan yang bersankutan
4. Dapat dilakukan pada sumber penyebab dampak atau
komp. lingk. terkena dampak.
5. Rancngan pengumpulan dan analsis data, dan RPL harus
berpedoman pada prinsip – prinsip dasar pemantauan
6. Dokumen RPL perlu memuat ttg kelembagaan pemantau
lingk (instansi terkait).
CONTOH MEKANISME PEMANTAUAN LINGKUNGAN

MENGAJUKAN PERMOHONAN MERENCANAKAN & MENGAJUKAN PENAGANAN


PEMRAKARSA KEPADA LABORATORIUM UTK MELAKSANAKAN PERMOHONAN FASILITAS DAMPAK

USAHA/ KEGIATAN MELAKUKAN PEMANTAUAN SARAN/ REKOMENDASI UTK MENDATANGKAN


YANG DISAMPAIKAN PERALATAN PENANGANAN
LABORATORIUM DAMPAK

LABORATORIUM MELAKUKAN PENGAMBILAN MENYAMPAIKAN HASIL

YANG SAMPEL DALAM RANGKA PEMANTAUAN


PEMANTAUAN BERIKUT
DITUNJUK
SARAN/REKOMENDASI

BAPEKOINDA MELAPORKAN HASIL PEMANTAUAN MEMPROSES PERMOHONAN


KEPADA GUBERNUR SESUAI PERATURAN YANG ADA

INSTANSI PEMBINA MELAKUKAN PEMBINAAN TERHADAP


PEMRAKARSA KEGIATAN, ANTARA LAIN
(DINAS)
PENYEMPURNAAN PROSES PENGHEMATAN
SUMBER DAYA, PELAKSANA RKL & RPL dll

MELAKUKAN KOORDINASI WASDAL


BAPEDALDA
PENCEMARAN LH & MELAPORKAN
UPAYA TERSEBUT KEPADA GUBERNUR

MELAKUKAN TINDAKAN ADMINISTRATIF


GUBERNUR BERDASARKAN MASUKAN DARI INSTANSI
PEMBANTUNYA APABILA DIPERLUKAN
RKL RPL
Sumber Dampak Sumber Dampak
Dampak yang dikelola Dampak yang dipantau
Tolok Ukur Dampak Parameter yg. dipantau
Tujuan Pengelolaan Tujuan Pemantauan
Metode Pengelolaan Metode Pemantauan
Pendekatan (Tek.-Sos.Ek.-Inst) Pengumpulan & Analisis Data
Lokasi Pengelolaan Lokasi Pemantauan
Periode Pengelolaan Jangka Waktu
Pembiayaan Pembiayaan Pemantauan
Pengelolaan Institusi Pemanatuan
Institusi Pengelolaan Pelaksana
Pelaksana Pengawas
Pengawas Pelaporan
PENDEKATAN PEMANTAUAN L.H
Dilakukan dengan cara
1. memanfaatkan laporan
PASIF tertulis dari pemrakarsa

Dilakukan dengan cara


2.AKTIF pengamatan langsung di
lokasi kegiatan
INSTITUSI PEMANTAUAN
METODE PEMANTAUAN
LINGKUNGAN
LINGKUNGAN
JENIS DAMPAK

PARAMETER LINGKUNGAN YANG DIPANTAU


TOLOK UKUR DAMPAK

LOKASI
TAHAP
PRA KONSTRUKSI
A.GEOFISIK-KIMIA
B.BIOTIS
C.SOSEKBUDKESMAS

TAHAP KONSTRUKSI
A. GEOFISIK-KIMIA
Matriks UKL & UPL
Contoh Tahap Konstruksi Proyek Terminal Induk
Dampak yang Diperkirakan Upaya Pengelolaan Upaya Pemantauan

Jenis Besaran Pengelolaan Lembaga Lokasi Frekwensi Tolok Ukur


Dampak Dampak Dampak
Persepsi Relatif besar - - - - -
masyarakat
Kesempatan •Kesempatan •Rekruitmen •Dinas Lokasi Setiap 3 •Jumlah
kerja dan berusaha tenaga kerja Perhubungan proyek bulan tenaga kerja
berusaha masyarakat dan prioritas •Dinas yang diserap
pengumpul tenaga Nakertrans •Perbanding
material relatif setempat an tenaga
besar •Adaptasi lokal dan
pekerja dari pendatang
luar dan
berinteraksi
dengan
masyarakat
setempat
PENCEMARA
N
LINGKUNGA
N PROYEK
KONSTRUKSI
JENIS
Emisi kendaraan & pabrik
PENCEMARAN: Kebakaran hutan, letusan gunung
api, erosi tanah kering & SDA
1. PENCEMARAN UDARA lain
Bongkaran bangunan konstruksi
 Sedimentasi hasil erosi tanah
 Pembuangan limbah sembarangan
2. PENCEMARAN AIR  Polusi tanah ke dalam pasokan air
 Pembusukan bahan organik di
pasokan air
Lalu lintas, bandara, rel kereta api,
3. PENCEMARAN SUARA peralatan pabrik dan konstruksi,
pembongkaran bangunan dan konser

 Limbah dan tumpahan B3


4. PENCEMARAN TANAH  Praktek pertanian buruk (pestisida)
 Perusakan hutan, pertambangan dll
 Pembuangan sampah rumah tangga

5. PENCEMARAN RADIO AKTIF  Instalasi nuklir bocor


 Pembuangan limbah nuklir
 Operasi tambang uranium
JENIS
PENCEMARAN: Pembangkit listrik, Persebaran
pddk, polusi partikel
6. PENCEMARAN PANAS penggun-dulan hutan, hilangnya
penyebab
suhu moderat pasokan air

Kota besar, Billboards & adpertensi,


7. PENCEMARAN CAHAYA Even olahraga dan konser malam
hari,

Kawat listrik, area konstruksi, bill-


board & adpertensi, area atau objek
8. PENCEMARAN VISUAL yang diabaikan seperti area kosong
dan bangunan tercemar yg terlantar

9. PENCEMARAN PERORANGAN
Merokok berlebihan, konsumsi
narkoba & minuman keras,
kekerasan fisik & emosional, kondisi
kemiskinan hidup, dan kebiasaan
buruk, serta sikap pribadi agresiv
PEMANFAATAN SUMBERDAYA ALAM & PENCEMARAN LINGKUNGAN

Sumberdaya Alam

P emb an g ki t enerji Produksi barang Konsumsi barang

L i m b a h : G a s , ca i r, Limbah: sampah,
Limbah: gas, panas,
dan lainnya padatan d a n lain g a s, a s a p , dll

Daur ulang limbah

Pembuangan ke
Pembuangan ke P e n im b u n a n
sungai & perairan
atmosfer bebas di lahan

Faktor-faktor lingkungan ya n g
saling berinteraksi
PENCEMARAN

Kerusakan/kerugian RESEPTOR
KERUGIAN PRIMER DAN SEKUNDER AKIBAT PENCEMARAN

RESEPTOR
POLUTAN

KERUGIAN PRIMER:
Langsung pada reseptor

Kerugian tidak langsung Kerugian tidak langsung


pada trofi yang lebih tinggi
pada reseptor yang terkait

KERUGIAN SEKUNDER:
Langsung kepada reseptor
EMISI YANG DILEPASKAN OLEH BEKERJANYA MESIN

L I M B A H M E S I N :
N 2 , H C , C O 2 , C O , H 2 O , N O , H 2

C O + H 2 O --------------------------> C O 2 + H 2
C O + N O ----------------------------> 1 / 2 N 2 +
C O 2
H 2 + N O -------------------------------> 1/2 N 2 +
H 2 O R e d u k s i N O
katalitik
5 H 2 + 2 N O <------------------------> 2 N H 3 + 2 H 2 O
4 N H 3 + 6 N O <----------------------> 5 N 2 + 6 H 2 O
2 N H 3 <------------------------------> 3 H 2 + N 2

C O + 1/2 O 2 <------------------------------> C O 2
H C + O 2 <----------------------------------> C O 2 +
H 2 O
2 H 2 + O 2 <----------------------------------> 2 H 2 O O k s i d a s i H C d a n
C O s e c a r a
R e a k s i y a n g tidak di in ginka n:
katalitik
4 N H 3 + 5 O 2 <----------------------->
4 N O + 6 H 2 O
2 N H 3 + 2 O 2 <----------------------->
N 2 O + 3 H 2 O

E M I S I Y A N G D I L E P A S K A N :
C O 2 , N 2 O , N O , N 2 , H 2 O
DAMPAK PENCEMARAN
UDARA
• Efek rumah kaca (greenhouse effect)
• Penipisan lapisan ozon (ozone depletion)
• Pengasaman/hujan asam (acidification)
• Pembentukan kabut asap (smog
formation)
• Eurotrifikasi*) (eutrophication)
• Kesehatan manusia (human health)
• Kesehatan lingkungan (ecosystem health)
*) Peningkatan jumlah pasokan bahan organik ke dalam ekosistem
BERBAGAI JENIS PENCEMARAN
PENCEMARAN KIMIA GAS BUANG

PENCEMARAN BIOLOGIS PENCEMARAN KIMIA GAS

PAPARAN B3 SANGAT
PENCEMARAN SUARA BERBAHAYA BAGI
GENSET KESEHATAN
PEKERJA
Jenis Limbah proyek
1. Limbah cair : Air Kotor KM/WC, Air Semen, Air
genangan, BBM, Pelumas/gemuk, Oli, Cat dst

2. Limbah padat : Debu, puing beton, bata, kayu,


keramik, asbes, kertas, plastik, tanah, potongan
logam dlsb.

3. Limbah Kimia : Sisa cat, silika, thinner,


campuran kimia beton, bahan pembersih ( HCl ),
dlsb.

4. Limbah Gas : Asap mesin, BBG, uap zat pelarut


cat, gas etylene, H2SO4, methane dsb
KEBISINGAN & KEHILANGAN PENDENGARAN
(TULI)
TINGKAT KEBISINGAN PERALATAN KONSTRUKSI
Decibels (dBA)
Road Equipment Noise Level
Measurements
Jackhammering
102 dBA (7.5-hour sample)

Source: OSHA case files


Road Equipment Noise Level
Measurements
Breaking pavement
112 dBA (7-hour sample)

Source: OSHA case files


Road Equipment Noise Level
Measurements
Lateral drilling (2 examples)

97 dBA (6.5-hour sample)

104 dBA (7-hour sample)

Source: OSHA case files


Bahaya Panas
Bahaya Silika
KEGIATAN
PRAKTIS
PENGELOLAAN
LINGKUNGAN
PROYEK
KONSTRUKSI
PRINSIP
MANAJEMEN
LINGKUNGAN:
 MENGGUNAKAN SEDIKIT
ENERGI
 MENGGUNAKAN SEDIKIT AIR

 MENIMBULKAN SEDIKIT
LIMBAH
PROGRAM YANG HARUS
 DILAKUKAN
Gunakan kembali aset bangunan yang ada
(Re-use existing building assets).
 Perancangan dengan sumberdaya
minimal
(Design for minimum)
 Ditujukan untuk konstruksi yang ramping
(Aim for Lean Construction)
 Minimalkan energi utk pelaksanaan konstruksi
(Minimise energy in construction)
 Minimalkan energi dlm penggunaan bangunan
(Minimise energy in use)
 Jangan melakukan pencemaran (Do not
pollute)
 Minimalkan penggunaan sumberdaya air
Rencana Pengelolaan Lingkungan Konstruksi
Umum  Kebijakan Pengelolaan Lingkungan  Peraturan internal perusahaan
 Struktur Organisasi  Komite Lingkungan
 Tugas & Tanggung-jawab  Monitoring kinerja
 Pelatihan Lingkungan  Promosi kesadaran lingkungan
Tindakan  Sumber-sumber Polusi  Pengukuran pengurangan emisi
Pengurangan  Para penerima yang sensitiv  Monitoring
 Standar / Persyaratan  Rencana Tanggap Darurat
Pengelolaan  Pengukuran & pengurangan limbah  Sistem pemilihan jenis limbah
Limbah  Sasaran limbah  Aliran dan pembuangan limbah
Rekaman  Inventaris lisensi, ijin-ijin dll  Invent. keluhan, inspeksi eksternal
 Laporan Inspeksi mingguan  Rekaman ringkasan ketidak sesuaian

Sasaran UKL, misalnya:


Pemborosan material maksimal = 1 % Volume
Limbah Material maksimal = 1 %
Contoh UKL Konstruksi :

 Penggunaan material ramah lingkungan


secara maksimal (CONVERSE, REUSE,
RECYCLE, REDUCE, RECOVERY
 Pengurangan polusi gas, debu, radiasi dsb
 Pengendalian material B3
 Penerapan prinsip 5 R (Ringkas, Rapi,
Resik, Rajin, Rawat),
 Sortifikasi material & pengelolaan limbah,
 Pengurangan air limbah & pengendalian
limbah B3
Contoh UPL Konstruksi :
 Pengukuran Emisi, Debu,
Limbah, Kebisingan dsb
 Patroli Lingkungan
 Rapat Lingkungan
 Inspeksi Lingkungan.
 Audit Lingkungan
TINDAKAN STANDAR PENGENDALIAN
LINGKUNGAN KERJA PROYEK

Fasilitas pembersihan roda kendaraan ke luar dari


proyek
Vacuum cleaner untuk pekerjaan berdebu
Menutup bahan berdebu
Pengendalian debu
untuk jalan akses
yang tidak dilapis
aspal
Menutup muatan truk
Pelarangan Penggunaa Alat berasap
– Tindakan khusus :

Penggunaan BBM rendah


belerang
Pengurangan Pencemaran Suara
(Kebisingan)
– Tindakan standar :

Penyaring Suara

Penggunaan Alat tak Bersuara


Pukulan (Non-percussive)
Pengurangan Polusi
TINDAKAN STANDAR : Air Buangan

Pengolahan Air Limbah


(Wastewater treatment)
Pengelolaan Limbah
– Tindakan standar :
Konstruksi

REUSE
!

Penyortiran material konstruksi dan material bongkaran


Pemulihan Sisa Material
(pemanfaatan & penghematan)
Matriks UKL & UPL
Contoh Tahap Konstruksi Proyek Terminal Induk
Dampak yang Diperkirakan Upaya Pengelolaan Upaya Pemantauan

Jenis Besaran Pengelolaan


Dampak Dampak Dampak Lembaga Lokasi Frekwensi Tolok Ukur

Polusi udara - Relatif kecil Menggunaka Dinas Jalan yang Setiap bulan •Kadar debu,
dan n jalan yang Perhubungan digunakan sekali gas-gas di
kebisingan tidak padat dari lokasi udara dan
lalulintasnya material ke derajat kebi-
lokasi pem- singan sesuai
bangunan dg Kepmen
KLH ttg Baku
Mutu LH
•Gangguan
kesehatan
pekerja dan
penduduk
sekitar
Matriks UKL & UPL
Contoh Tahap Konstruksi Proyek Terminal Induk
Dampak yang Diperkirakan Upaya Pengelolaan Upaya Pemantauan
Jenis Besaran Pengelolaan Lembaga Lokasi Frekwensi Tolok Ukur
Dampak Dampak Dampak
Peningkatan Relatif kecil Penggunaan Dinas Lokasi Setiap bulan - Ketaatan
kadar debu masker tiap Perhubungan Proyek menggunaka
dan gas di pekerja / Bapedalda n masker
udara - Menyiram -
hasil Kedisiplinan
bongkaran pekerja
dan dibuang
keluar lokasi

Peningkatan - Relatif kecil - Memasang


kebisingan alat peredam
suara
Penurunan - Relatif kecil Penggalian Pengrusakan
Kualitas Air dilakukan struktur tanah
sesuai
dengan
gambar
DISUKAI

REUSE

RECYCLING /

COMPOSTING
ENERGY RECOVERY

TIDAK
DISUKAI LANDFILL
HIRARKI PENANGANAN LIMBAH
1. Reduce (Pembatasan): mengupayakan agar limbah yang
dihasilkan sesedikit mungkin
2. Reuse (Guna-ulang): bila limbah akhirnya terbentuk,
maka
upayakan memanfaatkan limbah tersebut secara
langsung
3. Recycle (daur-ulang): residu atau limbah yang tersisa atau
tidak dapat dimanfaatkan secara langsung, kemudian diproses
atau diolah untuk dapat dimanfaatkan, baik sebagai bahan baku
maupun sebagai sumber enersi
4. Treatment (olah): residu yangdihasilkan atau yang tidak dapat
dimanfaatkan kemudian diolah, agarmemudahkan penanganan
berikutnya, atau agar dapat secara aman dilepas ke lingkungan.
5. Dispose (singkir): residu/limbah yang tidak dapat diolah perlu
dilepas ke lingkungan secara aman, yaitu melalui rekayasa
yang baik dan aman seperti menyingkirkan pada sebuah lahan-
urug (landfill) yang dirancang dan disiapkan secara baik.
6. Remediasi: media lingkungan (air & tanah) yang sudah
tercemar akibat limbah yang tidak terkelola secara baik, perlu
direhabilitasi atau diperbaiki melalui upaya rekayasa yang
sesuai, seperti bioremediasi dan sebagainya.
DILARANG MEMBAKAR LIMBAH SECARA TERBUKA
Gambar Konsep Sound Material-Cycle Society
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai