Anda di halaman 1dari 5

TUGAS MATA KULIAH

NTSI6065 BANGUNAN RAMAH LINGKUNGAN


Dosen Pembina : Ir. Dian Ariestandi M.T.Ars

Bangunan Ramah Lingkungan

Oleh:
Zulfa Nadhia Ariusta (170523627108)
Off – R1

PROGRAM S1 TEKNIK SIPIL


JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
JANAURI 2020
BANGUNAN RAMAH LINGKUNGAN

Bangunan ramah lingkungan adalah proses perencanaan, pembangunan, hingga perawatan


yang berprinsip pada minimalisir dampak terhadap lingkungan, efisiensi energy, serta kesehatan
penghuninya, Lahirnya konsep ini didasarkan atas keadaan lingkungan saat ini yang banyak
terkena dampak negatif atas pembangunan. Adapun manfaat-manfaat yang diberikan oleh konsep
bangunan ramah lingkungan atau bangunan hijau ini meliputi manfaat lingkungan, manfaat
ekonomi, serta manfaat sosial (Nurhenu Karuniastuti, 2015).

Tahun 2009 di Indonesia dibentuk lembaga Green Building Council Indonesia (GBCI)
sebagai lembaga non pemerintah yang mengeluarkan kriteria bangunan hijau yaitu GREENSHIP.
Masing-masing aspek/ kriteria memiliki muatan nilai tertentu dan akan diolah untuk menentukan
penilaian suatu bangunan dalam upayanya menerapkan bangunan ramah lingkungan. Sesuai dalam
GREENSHIP, terdapat 6 kriteria yang ditinjau dalam bangunan hijau diantaranya :

1. Tepat Guna Lahan


Tepat guna lahan dapat mendorong pelestarian kawasan hijau dan pembangunan
pada daerah non-hijau yang sudah ada. Kriteria ini mendorong agar bangunan ada pada
kawasan terpadu dengan memanfaatkan jaringan transportasi dan sarana prasaraan secara
maksimal. Selain itu, pemilihan lokasi harus mendukung keberlanjutan lingkungan sekitar.
2. Efisiensi Energi dan Konservasi Energi
Efisiensi energi dan konservasi energi dapat didefinisikan sebagai upaya dalam
penghematan energi untuk manfaat lingkungan dan biaya. Penghematan energi dapat
dilakukan lebih lanjut dengan pencahayaan alami dan juga ventilasi alami pada bangunan.
3. Konservasi Air
Konservasi air ditujukan untuk pengurangan penggunaan air dapat dilakukan
dengen perlengkapan hemat air, daur ulang air seperti air bekas cuci, air wudhu, dan air
hujan
4. Sumber dan Siklus Material
Sumber dan siklus material yang dimaksud dapat diwujudkan dengan penggunaan
bahan limbah, material ramah lingkungan, kayu bersertifikat, bahan pra-fabrikasi. Selain
itu pengambilan material didalam radius 1000 km dari lokasi konstruksi memenuhi syarat
untuk tambahan poin pada kriteria ini.
5. Kualitas Udara dan Kenyamanan
Kualitas udara dan kenyamanan diwujudkan atas pentingnya kenyamanan
penghuni suatu bangunan. Peningkatan kualitas udara dalam ruangan dapat dilakukan
dengan pengaturan sirkulasi udara sehingga memiliki pertukaran secara cukup dengan
udara luar. Tingginya tingkat kenyamanan penghun akan tercapai dengan adanya kriteria
pemandangan keluar gedung, kenyamanan visual kenyamanan thermal dan kelembaban,
serta tingkat kebisingan yang nyaman.
6. Manajemen Lingkungan Bangunan
Manajemen lingkungan bangunan dapat diaplikasikan dengan pemisahan dan
pengelolahan sampah secara sederhana pada bangunan. Pengolahan air limbah (grey water
dan black water) juga termasuk dalam kriteria ini agar lingkungan sekitar bangunan tidak
tercemar sekaligus juga untuk tujuan penggunaan kembali.

Bangunan ramah lingkungan juga diatur dalam Peraturan Menteri Negara Lingkungan
Hidup No. 8 Tahun 2010 tentang kriteria dan sertifikasi bangunan ramah lingkungan (Bab II pasal
4), bangunan dapat dikategorikan sebagai bangunan ramah lingkungan apabila memenuhi kriteria
antara lain:

a. Menggunakan material bangunan yang ramah lingkungan


b. Terdapat fasilitas, sarana dan prasarana untuk konservasi sumber daya air dalam
bangunan gedung
c. Terdapat fasilitas, sarana dan prasarana konservasi dan diversifikasi energi
d. Menggunakan bahan yang bukan perusak ozon dalam bangunan gedung
e. Terdapat fasilitas, sarana dan prasarana pengelolaan air limbah domestic pada
bangunan gedung
f. Terdapat fasilitas pemilah sampah
g. Memperhatikan aspek kesehatan bagi penghuni bangunan
h. Terdapat fasilitas, sarana dan prasarana pengelolaan tapak berkelanjutan
i. Terdapat fasilitas, sarana dan prasarana untuk mengantisipasi bencana

Dalam penerapan konsep Bangunan ramah lingkungan atau bangunan hijau terdapat
tantangan yang secara tidak langsung dapat menghambat perwujudan konsep ini, diantaranya dari
segi keuangan, kurangnya pengetahuan masyarakat karena masih baru, serta tantangan lainnya
yang berasal dari para pelaku konstruksi (landman, 1999). Beberapa tantangan bangunan hijau
diantaranya :

1. Kesenjangan pengetahuan pada perhitungan pengembangan bangunan hijau


2. Kurangnya pendanaan dalam membangun bangunan hijau
3. Ketidakpastian tolak ukur manfaat dalam mewujudkan bangunan hijau
4. Resiko dan ketidakpastian dalam membangun bangunan hijau
5. Kurangnya pengetahuan teknis tentang bangunan hijau
6. Ketidaktersediaan produk yang bersifat hijau di area sekitar
DAFTAR PUSTAKA

Karuniastuti, Nurhenu. 2015. Bangunan Ramah Lingkungan. Forum Teknologi Vol 05 No. 1.
Jakarta.
Anggunmulia, Rezky. 2015. Kriteria Bangunan Hijau dan Tantangannya pada Proyek Konstruksi
di Surabaya. Universitas Kristen Petra. Surabaya.
Nugroho, Agung Cahyo. 2011. Sertifikasi Arsitektur/ Bangunan Hijau: Menuju bangunan yang
Ramah Lingkungan. Jurnal Arsitektur Universitas Bandar Lampung. Bandar Lampung.
Green Building Council Indonesia. 2013. GREENSHIP untuk Bnagunan Baru Versi 1.2. Jakarta
Selatan.

Anda mungkin juga menyukai